• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM TINJAUAN TEORI DEVITO PADA BIMBINGAN PERWALIAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM TINJAUAN TEORI DEVITO PADA BIMBINGAN PERWALIAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM TINJAUAN TEORI

DEVITO PADA BIMBINGAN PERWALIAN MAHASISWA

ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN

KOMUNIKASI

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh :

FAISAL FIRMANSYAH

NIM. B06212008

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Faisal Firmansyah, B06212008, 2016. Komunikasi Antarpribadi Dalam Bimbingan Perwalian Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Komunikasi Antarpribadi, Bimbingan Perwalian

Penelitian ini bertujuan Agar dapat memahami bagaimana komunikasi antarpribadi mahasiswa ilmu komunikasi dalam bimbingan perwalian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dengan teknik analisis deskriptif. Data penelitian yang terkumpul dideskriptifkan secara mendetail kemudian dikorelasikan dengan teori-teori pola komunikasi dan juga teori komunikasi antarpribadi selanjutnya diinterpretasikan dalam kesimpulan.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

9. Kriteria Kualitas Penelitian ... 27

I. Sistematika Penulisan ... 28

BAB II KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN BIMBINGAN PERWALIAN MAHASISWA A. Komunikasi Antarpribadi ... 30

1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi ... 30

2. Komponen-komponen dalam Komunikasi Antarpribadi ... 37

3. Tipe Komunikasi Antarpribadi ... 40

4. Tujuan Komunikasi Antarpribadi ... 44

5. Model Komunikasi Antarpribadi ... 48

6. Keefektifan Komunikasi Antarpribadi ... 49

B. Bimbingan Perwalian Mahasiswa ... 52

1. Pengertian Bimbingan ... 53

(8)

3. Dosen Wali ... 56

C. Teori Komunikasi Antarpribadi ... 58

BAB III KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DITINJAU DARI TEORI DEVITO A. Profil Data ... 60

1. Sejarah Singkat UIN Sunan Ampel Surabaya ... 60

2. Visi, Misi dan Tagline ... 63

3. Lokasi Strategis ... 63

4. Profil Program Studi Ilmu Komunikasi ... 64

5. Visi dan Misi Program Studi Ilmu Komunikasi ... 64

B. Proses Bimbingan Perwalian ... 65

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN A. Analisis Data ... 76

B. Konfirmasi dengan Teori ... 78

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perguruan tinggi adalah sebuah wadah yang terdiri dari beberapa macam

elemen yang salah satu unsur utamanya adalah terjadinya komunikasi atau

interaksi antara mahasiswa dengan dosen.

Komunikasi adalah suatu interaksi, proses simbolik yang menghendaki

orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama

melalui pertukaran informasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain,

serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu. Komunikasi adalah proses

yang melibatkan seseorang untuk memakai tanda-tanda alamiah yang universal

atau simbol-simbol dari hasil konvensi manusia. Simbol-simbol itu dalam bentuk

verbal maupun nonverbal yang secara sadar atau tidak sadar digunakan demi

tujuan menerangkan makna tertentu terhadap orang lain, juga dapat

mempengaruhi orang lain untuk berubah.1 Komunikasi bisa diartikan proses

penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu,

mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (verbal) ataupun tidak

langsung (nonverbal) melalui media.

Komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan

terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Hampir

setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain dan kebutuhan ini

      

1

(10)

 

terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk

mempersatukan manusia yang tanpa komunikasi maka akan terisolasi.2

Masalah-masalah sosial selalu ada kaitanya dengan psikologi

komunikasi.Dimana biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi perilaku

manusia.Maka dapat dikatakan bahwa setiap individu dalam melaksanakan

aktifitas sosialnya selalu berdasarkan pedoman kepada nilai-nilai yang ada dalam

masyarakat itu sendiri.Artinya nilai-nilai itu sangat banyak mempengaruhi

tindakan dan prilaku manusia, baik secara individual, kelompok atau masyarakat

secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.

Komunikasi Antarpribadi adalah “komunikasi antara orang-orang secara

tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain

secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.Sedangkan menurut Miller

dan Nicholson, dalam pergaulan antar manusia selalu terjadi penyesuaian pikiran

yang mengandung pengertian bersama. Komunikasi bukan sekedar

menyampaikan pesan namun komunikasi juga harus menentukan kadar hubungan

intrerpersonalnya (relationship).3

Komunikasi tersebut pada umumnya dapat dilihat dari dua sisi, yakni sisi

formal dan sisi non formal.Jika dilihat dari sisi yang non formal tugas dosen

adalah membantu mahasiswa untuk mendapatkan nilai-nilai moral dan nilai-nilai

sosial di luar kegiatan formal tadi, seperti menanamkan kepribadian dan jati diri

mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat. Sedangkan jika

dilihat dari sisi formalnya komunikasi yang dilakukan dosen kepada

      

2

Ahmad sihabudin, Komunikasi Antar Budaya (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2011), h. 14

3

(11)

 

mahasiswanya adalah pada saat mengajar di kelas, bimbingan skripsi, bimbingan

perwalian akademik dan lain sebagainya.

Secara teoritis sangat mudah melihat dan memaparkan interaksi dosen

dengan mahasiswa, khususnya dosen wali dalam bimbingan perwaliannya, salah

satunya saja dalam bimbingan perwalian dosen wali bertugas untuk menandatangi

KHS atau nilai – nilai yang diperoleh mahasiswa dan menyerahkan ke wakil

dekan I melalui petugas yang ditunjuk.

Komunikasi sendiri memiliki pengertian sebagai bentuk atau hubungan

dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat,

sehingga pesan yang dimaksud dapat dipaham.4Dimensi pola komunikasi terdiri

dari dua macam, yaitu pola yang berorientasi pada konsep dan pola yang

berorientasi pada sosial yang mempunyai arah hubungan yang berlainan5

Dari fenomena diatas nampak terdapat komunikasi dua arah (komunikasi

sebagai interaksi) antara mahasiswa dengan dosen walinya.Seperti yang di

ungkapkan oleh salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2014 di

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel, bahwa ketika dosen wali

menandatangani KHS atau nilai- nilai yang diperoleh dosen juga memberikan

bimbingan dan nasehat kepada mahasiswa baik diminta maupun tidak mengenai

berbagai masalah yang dihadapi selama masa kuliahnya, menumbuhkan kebiasaan

dengan cara belajar yang efektif.6

Namun ada juga mahasiswa yang dalam bimbingan perwaliannya

mengalami kesulitan, seperti sulitnya mendapatkan nasehat dan bimbingan dari

      

4

Djamarah, S. B, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga (Perspektif Pendidikan Islam). Jakarta: Renika Cipta, 2004, h.38

5

Soenarto,Keluargaku Permata Hatiku, Jakarta, Jagadnita Publishing, 2006, h.1 

6

(12)

 

dosen walinya, atau bahkan untuk meminta tanda tangan dosen wali utnuk KHS

atau nilai – nilai yang diperoleh, karena kendala kesibukan dan sikap dosen yang

berbeda-beda.7Dalam hal – hal yang bersifat teknis ini terutama dalam kegiatan

mengelolah dan melaksanakan interaksi belajar seperti yang sudah disebut diatas

maka dosen disebut sebagai tenaga professional dibidang pendidikan.

Dalam proses pendidikan sering juga kita jumpai kegagalan – kegagalan,

seperti yang telah dipaparkan diatas yang mana dosen wali sulit ditemui

dikarenakan kendala waktu dan sifat dosen yang berbeda- beda. Hal ini biasanya

dikarenakan lemahkan sistem komunikasi. Untuk itu dalam dunia pendidikan

khususnya dalam perkuliahan sangat perlu yang namanya mengembangkan

berbagai komunikasi antarpribadi yang efektif dalam proses pembelajaran,

khususnya dalam bimbingan perwalian.

Oleh karena itupenulis ingin mendalami arti dari perwalian antara

mahasiswa dengan dosen wali dan bagaimanakomunikasi antarpribadi mahasiswa

dengan bimbingan perwaliannya sendiri dengan di spesifikasikan pada mahasiswa

angkatan tahun ajaran 2014/2015 di jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah

dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana komunikasi antarpribadi dalam bimbingan perwalian antara dosen

wali dengan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan tahun ajaran 2014/2015

Fakultas Dakwah dan Komunikasi di UIN Sunan Ampel Surabaya.

      

7

(13)

 

C. Tujuan Penelitian

Agar dapat memahami bagaimana komunikasi antarpribadi mahasiswa ilmu

komunikasi dalam bimbingan perwalian

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapula kegunaan/manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini digunakan agar mahasiswa dan dosen yang ada di lingkungan

kampus atau perguruan tinggi terutama jurusan Ilmu Komunikasi dapat

semakin memahami pentingnya komunikasi antarpribadi mahasiswa dengan

dosen wali dalam bimbingan perwalian.

2. Penelitian ini dilakukan untuk merubah pola pikir mahasiswa terhadap dosen

walinya dalam bimbingan perwalian, begitu pula sebaliknya.

3. Penelitian ini untuk menemukankomunikasi antarpribadi mahasiswa yang

efektif dengan dosen walinya dalam bimbingan perwalian.

4. Penelitian komunikasi antarpribadi ini nantinya akan berhasil menemukan

cara yang efektif dalam membangun relasi antara mahasiswa dengan dosen

walinya dalam bimbingan perwalian, khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

E. Penelitian Terdahulu

Sejauh penelusuran penulis terhadap karya ilmiah yang bertemakan

Komunikasi antarpribadi Mahasiswa dalam Bimbingan Perwalian belum

ditemukan, namun memang terdapat banyak karya ilmiah yang mengambil tema

tentang Komunikasi Antarpribadi. Sehingga dalam skripsi ini tidak

(14)

 

antarpribadi. Sebab memang hampir tidak ada yang membahas komunikasi

antarpribadi dalam bimbingan perwalian, atau memberikan analisis kritis dengan

worldview yang tepat.

Dalam bentuk skripsi di antaranya seperti yang ditulis Ida Rizki Amilia

dengan judul, “Komunikasi Interpersonal Guru dan Siswa TPA Al- Islamiyah”

pada tahun 2014.8Dalam skripsi ini hasilnya adalah secara dominan komunikasi

interpersonal guru dan siswa cenderung mengarah pada keakraban dan kedekatan

antara komunikator dan komunikan berani membuka hati dan sikap menerima

keterusterangan antara keduanya.

Hanya saja dalam skripsi ini penulis lebih memfokuskan untuk

mendeskripsikan mengenai komunikasi antarpribadi guru dengan muridnya

sedangkan peneliti disini mengkaji masalah yang lebih fokus yakni komunikasi

antarpribadi mahasiswa dalam bimbingan perwalian.

Begitu pula dengan skripsi milik Laila Safitri Lubis dengan judul “Peran

Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Anak dalam Membentuk Perilaku Positif ” pada tahun 2010. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah komunikasi

antarpribadi orang tua dengan anak terfokuskan pada bentuk positif.9Hasil

penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antara orang tua dan anaknya di

Kelurahan Karang Berombak sangat berperan dalam hal membentuk perilaku

positif sejak dini kepada sang anak. Komunikasi yang senantiasa dilakukan orang

tua baik itu verbal dan nonverbal dapat membuat anak untuk berperilaku positif

      

8

Ida Rizki Amilia, “Komunikasi Interpersonal Guru dan Siswa TPA Al - Islamiyah”, (Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Pemangunan Nasional “VETERAN”, 2014).

9

(15)

 

terutama perilaku mandiri, percaya diri, dan keterbukaan.Kemandirian ini ditandai

dengan mampunya anak untuk mengerjakan sesuatu hal sendiri yang berhubungan

dengan kegiatannya sehari-hari. Percaya diri sudah dapat ditunjukkan dengan

perilaku sang anak yang mampu berbaur dengan lingkungannya secara baik, dan

keterbukaan yang paling menonjol ditandai dengan perilaku anak yang gemar

bercerita tentang kegiatannya dan apa yang dialaminya seharian kepada orang

tuanya. Orang tua menggunakan cara mereka masing-masing untuk mendidik dan

mengasuh anak mereka. Untuk dapat menanamkan perilaku positif pada diri sang

anak dibutuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif dan berlangsung dua arah

artinya anak mengerti apa yang diinginkan oleh orang tua dan sebaliknya orang

tua berusaha untuk memahami anak mereka agar terjalin komunikasi yang baik

dan sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam skripsi ini penulis lebih memfokuskan untuk mendeskripsikan

mengenai komunikasi antarpribadi Orangtua terhadap anak sedangkan peneliti

disini mengkaji masalah yang lebih fokus yakni komunikasi antarpribadidalam

bimbingan perwalian mahasiswa angkatan 2014 di Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

F. Definisi Konsep Penelitian

1. Komunikasi Antarpribadi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu communication

yang berasal dari Bahasa Latin communication dan bersumber dari kata

(16)

 

komunikan memiliki persepsi yang sama tentang apa yang sedang

dikomunikasikan.

Komunikasi merupakan suatu proses pembagian makna atau ide – ide

diantaranya dua orang atau lebih dan mereka saling pengertian tentang pesan

yang disampaikan.

Namun sebelum mendefinisikan komunikasi antarpribadi perlu

membedakan antara komunikasi non-antarpribadi dengan komunikasi

antarpribadi.Menurut miller dan stainberg (1975) membedakan antara

keduanya itu berdasarkan tingkatan analisis yang digunakan untuk mengetahui

prediksi. Menurut mereka terdapat 3 tingkatan analisis dalam melakukan

prediksi, yaitu :

1) Analisis pada tingkat kultural (reaksi)

“Kultur” merupakan keseluruhan kerangka kerja komunikasi atau

bisa disebut segala sikap atau perbuatan yang dilakukan atau di aplikasikan

ketika berkomunikasi, seperti : kata-kata, tindakan-tindakan, postur, gerak

isyarat, nada suara, ekspresi wajah, penggunaan waktu ruang dan materi,

dan cara dia mempertahankan diri. Kesemua itu merupakan sistem-sistem

komunikasi yang lengkap dengan makna-makna yang hanya dibaca secara

tepat, apabila seseorang akrab dengan perilaku, dalam konteks sejarah,

sosial, dan kultural.

Terdapat 2 macam kultur, yang pertama heterogenousadalah

perbedaan-perbedaan dalam perilaku dan nilai-nilai yang dianutnya,

sedangkan homogenousadalah apabila orang-orang di suatu kultur

(17)

 

Jadi apabila analisis pada tingkat kultural komunikator melakukan

prediksi terhadap reaksi penerima atau receiversebagai akibat menerima

pesan dengan menggunakan dasar kultural.10

2) Analisis pada tingkat sosiologi

Apabila prediksi komunikator tentang reaksi penerima atau

receiverterhadap pesan-pesan yang ia sampaikan didasarkan kepada keanggotaan penerima di dalam kelompok sosial tertentu, maka

komunikator melakukan prediksi pada tingkat sosiologi. Keanggotaan

kelompok merupakan golongan orang-orang yang memiliki karakteristik

tertentu yang sama, apakah atas dasar kemauannya sendiri atau karena

beberapa kriteria yang dikenakan oleh yang melakukan prediksi.11

3) Analisis pada tingkat psikologi

Apabila prediksi mengenai reaksi pihak lain atau terhadap

penerima perilaku komunikasi kita didasarkan pada analisis dari

pengalaman-pengalaman belajar individual yang unik. Maka prediksi itu

didasarkan pada tingkat analisis psikologi. 2 orang yang sering berinteraksi

dan mendasarkan prediksinya mengenai satu sama lain. Terutama pada data

psikologis secara khusus menegaskan bahwa mereka mengenal satu sama

lain.

Penegasan ini berarti mereka telah mendapatkan pengertian

didalam karakteristik yang unik mengenai kepribadian satu sama lain.

Meskipun pengertian semacam itu sulit didapat perolehan mereka

      

10

Muhammad Budyatna, dan Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi AntarPribadi, (Jakarta : Kencana Perdana Media Group, 2012), h.2

11

(18)

10 

 

membantu ke dalam komunikasi yang tidak di temukan pada kontak yang

dangkal berdasarkan prediksi kultural dan sosiologis.

Seringkali interaksi yang di dasarkan pada prediksi psikologis

menyebabkan orang lain menilainya sebagai sesuatu yang aneh.12

Oleh sebab itu apabila prediksi mengenai hasil komunikasi didasarkan

pada tingkat analisis kultural dan sosiologis, maka komunikator terlibat

didalam komunikasi non antarpribadi, namun apabila prediksi terutama

didasarkan pada tingkat analisis psikologi maka komunikator terlibat dalam

komunikasi antarpribadi.

Pada tingkat komunikasi antarpribadi prediksi dengan dasar psikologis

tentang hasil komunikasi dapat disamakan dengan pemedaan rangsangan atau

“stimulus discrimination” .

Jarang sekali ada interaksi awal bersifat antarpribadi, karena pada awal

seseorang bertemu mereka segan untuk memuat prediksi semacam itu, dan juga

sering kali sebagai hal yang tidak mungkin.Sedikit sekali di masyarakat kita

komunikasi yang dapat di karakterisasikan sebagai antarpribadi, karena setiap

orang berbeda-beda dalam kemampuannya untuk berkomunikasi.

Komunikasi antarpribadi terjadi apabila seseorang mendasarkan

prediksinya tentang reaksi orang lain dengan data psikologis, sedangkan

hubungan antarpribadi memerlukan paling sedikit 2 orang berkomunikasi

antarpribadi.13

      

12

Ibid, h.4

13

(19)

11 

 

Jadi Komunikasi Antarpribadi adalah, “komunikasi antara orang-orang

secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menagkap reaksi

orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.

Sedangkan menurut Miller dan Nicholson, dalam pergaulan antar

manusia selalu terjadi penyesuaian pikiran yang mengandung pengertian

bersama.

Komunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan namun komunikasi

juga harus menentukan kadar hubungan intrerpersonalnya (relationship).

Bentuk komunikasi antarpribadi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

Pertama, Komunikasi Diadik (dyadic communication), yakni

komunikasi yang berlangsung antar dua orang (komunikator dan komunikan)

Kedua, Komunikasi triadic (triadic communication), yakni komunikasi

antarpriadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang atau lebih, yakni

komunikator dan 2 komunikan.14

2. Bimbingan Perwalian Mahasiswa

Bimbingan memiliki pengertian upaya pembimbing untuk membantu

mengoptimalkan individu.Model bimbingan yang berkembang saat ini adalah

bimbingan perkembangan. Visi bimbingan perkembangan bersifat

edukatif,pengembanagan, dan outreach. Edukatif karena titik berat layanan

bimbingan perkembangan di tekankan pada pencegahan dan pengembangan,

bukan korektif atau terapeutik. Pengembangan karena titik sentral sasaran

bimbingan perkembangan adalah perkemangan optimal seluruh aspek

      

14

(20)

12 

 

kepribadian individu dengan strategi atau upaya pokoknya memberikan

kemudahan perkembanagan.Outreach karena target populasi layanan

bimbingan perkembangan tidak terbatas pada individu yang bermasalah, tetapi

semua individu berkenaan dengan semua aspek kepribadiannya dalam semua

konteks kehidupan.

Dengan pemberian layanan bimbingan mereka lebih produktif, dapat

menikmati kesejahteraan hidupnya, dan dapat memberi sumbangan yang

berarti pada lembaga tempat mereka bekerja serta masyarakat pada umumnya

pemberian bimbingan juga membantu mereka mencapai tugas-tugas

perkembangannya secara optimal.15

Perwalian, dalam hal ini menuju kepada dosen wali dalam perkuliahan

tugas dosen wali adalah :

• Memberikan bimbingan dan nasehat kepada mahasiswa baik diminta

maupun tidak mengenai berbagai masalah yang dihadapi selama masa

pendidikannya, menumbuhkan kebiasaan dan cara belajar yang efektif.

• Menyetujui dan mendatangani Kartu Rencana Studi (KHS) yang telah

disusun oleh mahasiswa.

• Mendatangani KHS atas nilai-nilai yang diperoleh mahasiswa dan

menyerahkan ke wakil dekan 1 melalui petugas yang ditunjuk.

• Mengisi kartu evaluasi tiap mahasiswa yang format dan pelaksanaannya di

tetapkan oleh fakultas masing-masing.

      

15

(21)

13 

 

• Mengevaluasi keberhasilan studi mahasiswa sesuai dengan ketentuan

tahapan evaluasi serta membuat laporan dan rekomendasi tentang

mahasiswa yang perlu mendapat peringatan akademik.16

G. Kerangka Pikir Penelitian

Komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan

terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Hampir

setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain dan kebutuhan ini

terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk

mempersatukan manusia yang tanpa komunikasi maka akan terisolasi.17

Komunikasi antara dosen walinya termasuk salah satu hal yang berperan

penting dalam perkuliahan, karena peran dosen wali disini sebagai pembimbing

khusus selama di perguruan tinggi, dan sudah seharusnya komunikasi antara

mahasiswa dengan dosen walinya terjalin dengan harmonis, dapat saling pertukar

pikiran, dan pendapat.18

Sehingga dalam penelitian ini penulis menggunakan kerangka teori

Devito.Teori Devito secara umum membahas tentang komunikasi antarpribadi.

Komunikasi yang terjadi secara dialogis, dimana saat seorang komunikator

berbicara maka akan terjadi umpan balik dari komunikan sehingga terdapat

interaksi. Dalam komunikasi dialogis, baik komunikator maupun komunikan,

      

16

Diakses melalui website http://laciarsip.wordpress.com/dosen-wali/tugas-dosen-wali/ pada Tanggal 1 April 2016

17

Ahmad sihabudin, komunikasi Antar Budaya (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2011), h. 14

18

(22)

14 

 

keduanya aktif dalam proses pertukaran informasi yang berlangsung dalam

interaksi.19

Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial

dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Proses

saling mempengaruhi ini merupakan suatu proses bersifat psikologis dan

karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan psikologis antarmanusia yang

memiliki suatu pribadi.

Dalam kerangka pikir penulis, maka penulis membuat bagan sebagaimana

yang sudah tercantum di bawah :

Bagan Kerangka Pikir Penelitian

Pola Komunikasi antarpribadi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Sunan Ampel Surabaya

(23)

15 

 

H. Metode Penelitian

1. JenisPenelitian

Penelitian inimerupakanpenelitiankualitatifyangbersifatdeskriptif. Yang

mana penelitian kualitatif itu sendiri memiliki pengertian penelitian yang

menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang

terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.20

Penelitiandeskriptif lapangan inibertujuanuntuk menggambarkandan

menginterpretasiobjeksesuaiapaadanya. 21 Penelitiandilakukan untuk

menggambarkanukuran data secara lebih dalam dengantekniktriangulasipada

komunikasi antarpribadi dalam bimbingan perwalian mahasiswa ilmu

komunikasi sepertisaatpenelitian berlangsung,

Analisissecarakualitatifdigunakanuntuk memberideskripsiberupa

kata-kata terhadaphasilpenelitian, sedangkan jika dilihat dari sumber datanya

penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research), yang

mengambil lokasi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel

Surabaya, yang mana berarti sumber data tersebut meliputi:

1. Data Primer

Data premier adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung

dari obyek peneltian yaitu Komunikasi Antarpribadi Dalam Bimbingan

Perwalian Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah Dan

Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

2. Data Sekunder

      

20

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), h. 5 

21

(24)

16 

 

Data sekunder adalah datapendukung yang di dapat dari data

primer. Data sekunder yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

buku-buku atau literatur yang ada relefansinya dengan kajian penelitian.

2. Tempatdan WaktuPenelitian

Penelitian ini dilakukandi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan

Ampel Surabaya, Jl. A. Yani no. 117 Surabaya,

selama3,5bulanyangdilaksanakanpadaTanggal1 5 April -1 Agustus 2016.

3. SumberPenelitian

Sumberpenelitian iniadalah komunikasi antarpribadi dalam bimbingan

perwalian.Dengansubjekpenelitian Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan

Ampel Surabaya tahun ajaran 2014/2015.Pemilihansubjekini

dilakukandenganteknik purposive sampling.MenurutSugiyono, teknik

inimengambilsamplesumberdataberdasarkanpada pertimbangantertentu.22

Alasanpemilihanmahasiswa angkatan tahun ahjaran

2014/2015,salahsatunyakarena dari faktor periode selama bersama dosen

walinya mereka lebih bisa mengerti dan dapat menilai dosen walinya sendiri,

segi psikologis mahasiswa angkatan tahun ajaran 2014/2015 lebih

tanggap,haliniberhubungandengan fokuspenelitiantentang komunikasi

antarpriadi dalam bimbingan perwalian mahasiswa dengan dosen walinya.

      

22

(25)

17 

 

4. FokusPenelitian

Penelitianinidifokuskanpada komunikasi antarpribadi dalam bimbingan

perwalian.Adapunfokuspenelitian tersebut dijabarkan menjadi:

1. Bimbingan perwalian dalam mengoperasikan siakad, persetujuan KRS dan

KHS, memberikan nasehat kepada mahasiswa baik diminta maupun tidak

mengenai berbagai masalah yang dihadapi selama masa pendidikannya,

Mengevaluasi keberhasilan studi mahasiswa serta membuat laporan dan

rekomendasi tentang mahasiswa yang perlu mendapat peringatan akademik.

2. Komunikasi antarpribadi terfokuskan pada bimbingan perwalianMahasiswa

Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya

3. Hasil analisis komunikasi antarpribadi dalam bimbingan perwalian

mahasiswa ilmu komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

5. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Kualitatifadalah

metode penelitian yang menggunakan berbagai sumber informasiyang bisa

digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secarakomprehensif

berbagai aspek individu, kelompok, suatu program,organisasi, atau peristiwa

secara sistematis, 23 dengan menggunakan pengamatan, wawancara, atau

penelaahan dokumen.24

Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama,

menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan

kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secarea langsung hakikat       

23

Kriyantono, Rahmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group., h.65

24

(26)

18 

 

hubungan antara penelitian dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan

lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama

terhadap pola-pola nilai yang dihadapi, seperti saja penelitian yang penulis

teliti mengenai komunikasi interpersonal yang dilakukandosen Program Studi

Ilmu Komunikasi pada saat bimbingan perwaliandengan mahasiswa. Di mana

setiap dosen memiliki aturan, karakteristik,gaya yang berbeda dalam

bimbingan perwaliannya walaupun dalam satukonsentrasi studi yang sama

sekalipun. Secara spesifik peneliti akan mengidentifikasikan pola yang

digunakan dosen Ilmu Komunikasi dalam melakukan bimbingan perwalian.

6. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penulisan penelitian ini adalah Mahasiswa Ilmu

Komunikasi angkatan 2014/2015. Adapun jumlah seluruh mahasiswa Ilmu

Komunikasi angkatan 2014/2015 adalah sejumlah 122 orang, sedangkan yang

menjadi dosen wali adalah dosen tetap Fakultas Dakwah dan Komunikasi

khususnya jurusan Ilmu Komunikasi yang berjumlah 15 orang dosen wali

dalam jumlah keseluruhan, yang selanjutnya disebutsebagai sumber penelitian.

Jumlah informan dan individu yang dijadikan informan adalah orang-orang

yang menurut peneliti memiliki pengalaman sesuai dengan penelitian,

orang-orang dengan peran tertentu yang tentu saja yang mudah diakses.

Melalui metode kualitatif kita dapat mengenal orang (subjek) secara

pribadi dan melihat mereka mengembangkan definisi mereka sendiri tentang

proses dan komunikasi yang mereka lakukan. Kita dapat merasakan apa

(27)

19 

 

perwalian. Melalui metode ini memungkinkan kita menyelidiki konsep yang

dalam pendekatan lainnya akan hilang.

Data populasi di atas, hanya diambil 3 mahasiswa dari masing-masing

dosen wali yang ada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi khusunya jurusan

Ilmu Komunikasi secara acak, dikarenakan jika diambil dari keseluruan

jumlah mahasiswa angkatan tahun ajaran 2014/2015 terlalu banyak informan

dan terlalu banyak yang memiliki jawaban yang sama, jadi hanya di ambil

yang leih prioritas saja.

Sedangkan untuk dosen wali hanya diambil 8 dosen wali dari jurusan

Ilmu Komunikasi, karena 1 dosen telah berhenti selama 2 tahun yang lalu

untuk melanjutkan studinya, dan 1 lagi tidak memiliki wali mahasiswa

angkatan tahun ajaran 2014/2015, sedangkan 5 lainnya memiliki kesibukan

yang sangat padat diluar kampus sehingga tidak dapat ditemui dan tidak dapat

memuat jadwal wawancara.

Berikut data dosen wali beserta mahasiswanya sesuai dengan konsentrasi

studi yang ingin diteliti :

1. Advan Navis Zubaidi, S.ST, M.Si,

Mahasiswa 1 : Al – Islaniyah (B96214111)

Mahasiswa 2 : Rilla Hesti P (B96214104)

Mahasiswa 3 : Umi Kulsum Z (B96214107)

2. Agoes Moh. Moefad, Drs., SH, M.Si.

Mahasiswa 1 : Rosita (B76214085)

Mahasiswa 2 : Romadhoni Kusnul K (B76214084)

(28)

20 

 

3. Ali Nurdin, S.Ag, M.Si.

Mahasiswa 1 : Choirul Bariyah (B76214062)

Mahasiswa 2 : Clarissa Aisyah Putri (B76214063)

Mahasiswa 3 : Destifan Tomi (B76214064)

4. Lilik Hamidah, S. Ag, M. Si

Mahasiswa 1 : Kholid Fauzi (B76214076)

Mahasiswa 2 : Iis Ariska (B76214073)

Mahasiswa 3 : Fitria Yuninda M.R (B76214070)

5. M. Hamdun Sulhan, M.Si, Drs. H.

Mahasiswa 1 : M. Haqqir Ridho (B96214100)

Mahasiswa 2 : Evita Nanda K (B96214033)

Mahasiswa 3 : Hafidh Abdul (B96214096)

6. Nikmah Hadiati Salisah, S.Ip., M.Si.

Mahasiswa 1 : Siti Zainab (B76214051)

Mahasiswa 2 : Nia Dian Rofi (B76214047)

Mahasiswa 3 : M. Ibrahim Amin (B76214045)

7. Rahmad Harianto, S.IP, M.Med.Kom

Mahasiswa 1 : Siti Mur Alfiana W (B96214135)

Mahasiswa 2 : Wakhidatul K (B96214136)

Mahasiswa 3 : Kharisul Hamam (B96214126)

8. Muchlish, S.Sos, M.SI

Mahasiswa 1 : Deddy Hudanto (B96214114)

Mahasiswa 2 : Eli Rochmawati (B96214115)

(29)

21 

 

7. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian lapangan yang dikaji ini merupakan penelitian kualitatif

sehingga peneliti akan menggunakan metode-metode pengumpulan data

sebagai berikut:

1. Instrumen Penelitian

Berdasarkantopik penelitianyangditeliti,makadipilih beberapa

instrumenyang digunakan untuk mengumpulkan datasebagaiberikut:

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

       

Yaitu dengan cara mengumpulkan data yang ada mengenai

permasalahan dalam penelitian dengan membaca literatur yang relevan

untuk mendukung, seperti buku-buku, jurnal, dan internet

mengenaikecemasan berkomunikasi, ketidakpastian, komunikasi

antarpribadi dalam bimbingan skripsi.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

1) Wawancara

Wawancaramerupakan suatumetodeuntuk

memperolehdatayangdilaksanakansecara lisan (tanyajawab) dengan

narasumber. 25 Untuk memperolehinformasi yang relevan dengan

penelitian, wawancara yangdilakukanakandibimbing

olehsejumlahpertanyaan yangtelahdisusundalam formatwawancara.Pada

penelitianini,wawancara dilakukankepadaDosen Waliuntuk memberikan

keterangan terkait pola komunikasi antarpribadi dalam bimbingan

perwalian khususnya bimbingan siakad, persetujuan KHS dan KRS,  

25

(30)

22 

 

memberikan nasehat kepada mahasiswa baik diminta maupun tidak

mengenai berbagai masalah yang dihadapi selama masa pendidikannya,

Mengevaluasi keberhasilan studi mahasiswa serta membuat laporan dan

rekomendasi tentang mahasiswa yang perlu mendapat peringatan

akademik.

Hasil wawancarainiselanjutnya digunakandalam

pembahasandatapenelitiansebagaidata sekunder.Adapun

pedomanwawancara yangdigunakanterdiridari14itempertanyaan untuk

dosen wali(Lampiran), dan 12 item pertanyaan untuk mahasiswa Ilmu

Komunikasi angkatan tahun ajaran 2014/2015 (Lampiran).

c. Dokumentasi

       

Dokumenmerupakancatatanperistiwayang sudah

berlalu.Dokumenbisaberbentuk tulisan,gambar, atau

karya-karyamonumentaldari seseorang. 26 Padapenelitian

ini,dokumentasidigunakanuntuk mengumpulkandatamahasiswa Ilmu

Komunikasi angakatan 2014/2015 dan dosen tetap Fakultas Dakwah

dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya,sertamendokumentasikan

pelaksanaan kegiatan penelitian.

d. Observasi

Observasimerupakanteknikdalam pengumpulandata yang

dilakukandengancaramengadakanpengamatan secara teliti serta

pencatatan secara sistematis. 27 Dalam penelitianini,peneliti

menggunakanobservasi tak berstruktur,dimanaobservasiyang  

26

Sugiyono,Metode PenelitianKuantitatif,Kualitatifdan R&D,(Bandung:Alfabeta,2011),h.240

27

(31)

23 

 

dilakukantidak dipersiapkansecarasistematistentang apayangakan

diobservasi, tetapi hanyaberuparambu-rambu pengamatansaja.

Observasipadapenelitian inidigunakan untuk mengamatidan

mencatatkejadian-kejadian faktual yang terjadi

selamapelaksanaanAnalisis komunikasi antarpribadi dalam bimbingan

perwalian.Catatan ini selanjutnya jugadigunakansebagaidata sekunder.

2. Analisis Data

Moleong mendefinisikan analisis data sebagai proses

pengorganisasian danmengurutkan data ke dalam pola, kategoridan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja seperti yang disarankan oleh data. Bodgan & Biklen mengemukakan

analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalanbekerja

dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola,mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.28

Tahap analisis data memegang peran penting dalam riset kualitatif,

yaitu sebagai faktor utama penilaian kualitas riset. Penelitian ini

menggunakan teknikanalisis data kualitatif dimana analisis data yang

digunakan bila data-data yangterkumpul dalam riset adalah data kualitatif

berupa kata-kata, kalimat-kalimat, atau narasi-narasi, baik yang diperoleh

dari wawancara mendalam maupun observasi Melalui data kualitatif, data

      

28

(32)

24 

 

yang diperoleh dari lapangan diambilkesimpulan yang berifat khusus kepada

yang bersifat umum kemudian disajikandalam bentuk narasi.29

Oleh karena itu penulis menggunakan reduksi data yang merupakan

proses pengumpulan data penelitian,seorang peneliti dapat kapan saja

menemukan waktu untukmendapatkan data yang banyak, apabila peneliti

mampu menerapkanmetode observasi, wawancara atau dari berbagai

dokumen yangberhubungan dengan subjek yang diteliti. Artinya, peneliti

harusmampu merekam data lapangan dalam bentuk catatan-catatan

lapangan(field note).Harus ditafsirkan atau diseleksi masing-masing data

yangrelevan dengan fokus masalah yang diteliti.Selama proses reduksi data

peneliti dapat melanjutkan ringkasan,pengkodean, menemukan tema.

Reduksi data berlangsung selamapenelitian di lapangan sampai pelaporan

penelitan selesai. Reduksidata merupakan analisis yang menajamkan untuk

mengorganisasikandata dengan demikian kesimpulannya dapat diverifikasi

untukdijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang akan diteliti30Maka,

peneliti akan mengumpulkan data yangdiperlukan melalui metode

wawancara dengan subyek yang akanditeliti.

8. Alur Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian kualitatif ini pengumpulan data dilakukan

melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

(33)

25 

 

Langkahpertamadalam penelitian ini,melakukanobservasi dan

wawancara secara informal mengenai proses komunikasi antarpribadi

dalam bimbingan perwalian dengan salah satu mahasiswa ilmu

komunikasi angkatan tahun 2014/2015 Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.Kemudianmelakukan

identifikasimasalah dan menetapkansubjek penelitian berdasarkan kriteria

yangdiharapkan.

b. Melakukan kajian pustaka

Kajianpustakadilakukandalam menggaliinformasi

mengenaimacam-macam pola komunikasi antarpribadi serta pengertianbimbingan dan

macam-macam jenis bimbingan dalam perwalian

c. Pembuatan pedoman wawancara berkaitan denganproses komunikasi dan

bimbingan dalam perwalian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengobservasiproses bimbingan perwalian yang diterapkan oleh dosen

wali jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi di UIN

Sunan Ampeldanmembuat catatanlapangan.

b. Dilanjut dengan mewawancarai setiap dosen jurusan Ilmu Komunikasi

yang di prioritaskan adalah dosen tetap yang secara otomatis menjadi

dosen wali mahasiswa Ilmu Komunikasi khususnya angkatan tahun

ajaran 2014/2015 di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan

Ampel Surabaya.

(34)

26 

 

tahun ajaran 2014/2015 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan

Ampel Surabaya.

d. Mencocokkan kefalidan hasil data yang diperoleh dari wawancara secara

mendalam dengan dosen wali di juruan Ilmu Komunikasi dan juga dengan

mahasiswa Ilmu Komunikasi angkaan tahun ajaran 2014/2015 Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

3. Tahap Penyajian dan Pelaporan

Penyajian data kepada yang telah diperoleh dimasukan kedalammatriks

atau dalam daftar kategori setiap data yang didapat.Penyajiandata biasanya

dalam bentuk teks naratif.Biasanya, dalam penelitiankita mendapat data yang

banyak.Data tersebut tidak mungkin kitapaparkan keseluruhan.Untuk itu,

dalam penyajian data peneliti dapatdianalisis oleh peneliti untuk disusun

secara sistematis sehingga datayang diperoleh dapat menjelaskan atau

menjawab masalah yangditeliti. Maka dalam display data tidak disarankan

peneliti terlalu cepatmengambil kesimpulan.31

Tahap pelaporan merupakan tahap akhir dari proses penelitian, tahap

ini di kemukakan proses berlangsungnya dan hasil penelitian.Adapun

analisis hasil penelitian pada jenis penelitian kualitatif ini

adalahmencaridanmenyusun secara sistematisdata yang

diperolehdarihasilwawancara, catatan lapangan ataupun instrumenyang lain,

dengancaramengorganisasikandatakedalam kategori,menjabarkannya,

melakukansintesa,menyusunkedalam pola,danmembuat

kesimpulansehinggamudahdipahamiolehdirisendirimaupun orang

      

31

(35)

27 

 

lain.32Berikutini adalahlangkah-langkahanalisis data dalampenelitian ini:

a. Data HasilWawancara dengan dosen wali

• Menyalin transkip hasilwawancara

• Menganalisishasilwawancarasecara deskriptif untuk membandingkan

jawaban yangtelahdiperolehmelalui observasi.

b. Data Hasil Wawancar dengan Mahasiswa

• Menyalin transkip hasilwawancara

• Menganalisishasilwawancarasecara deskriptif untuk membandingkan

jawaban yangtelahdiperolehmelalui observasi, dan wawancara

dengan dosen wali masing-masing.

c. Membuat kesimpulan dari hasilwawancara 

       

Pengambilan keputusan merupakan analisis lanjutan dari

reduksidata dan display data sehingga data dapat disimpulkan dan

penelitimasih dapat menerima masukan. Penarikan kesimpulan

sementaramasih dapat diuji kembali dengan data di lapangan dengan

caramerefleksikan kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan

temansejawat, triangulasi sehingga kebenaran ilmiah tercapai33.

9. Kriteria Kualitas Penelitian

Dalam buku metode penelitian komunikasi Deddy

Mulyanamengemukakan mengenai keandalan (reliabilitas) penelitian

kualitatif.Dalam penelitian kuantitatif (objektif) konsistensi antar peneliti  

32

Sugiyono,MetodePenelitianKuantitatif,Kualitatif,danR&D,h.244.

33

(36)

28 

 

sangatdiharapkan. Jika dua peneliti mendapatkan kesimpulan yang berbeda

ataubahkan bertentangan penelitian mereka atau fenomena yang sama

denganwaktu yang berbeda, pasti penelitian tersebut dikatakan salah.

Dalampenelitian kualitatif menggunakan konsep kealamiahan

(kecermatan,kelengkapan, dan orisinalitas) data, yaitu kesesuaian antara apa

yangmereka rekam sebagai data dan apa yang sebenarnya terjadi

dilapangan.Konsekuensinya dua orang peneliti independen bisa saja

mendapatkantemuan yang berbeda.Hasil keduanya pun dapat diandalkan

ataudigunakan.Kritik kecermatan atau orisinalitas data yang mereka

perolehdapat diajukan jika peneliti mendapat hasil yang bertentangan.

Hanyamelalui wawancara yang mendalam dan pengalaman berperan serta

yangintensif, kita dapat merekam data sealamiah mungkin, dengan

melukiskanapa yang subjek penelitian alami, rasakan, dan pikiran.34

I. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan dalam skripsi ini disusun sedemikian

rupa,sehingga diharapkan akan menjadi beberapa bagian yang sistematis dan

salingmelengkapi serta bersifat komprehensif.Bagian depan adalah bagian

formalitas yang terdiri dari : halaman judul,surat pernyataan,halaman pengesahan,

halaman motto, kata pengantar, daftar isi, dan translate.

Selanjutnya, sistematika pembahasannya dibagi sebagai berikut :

BAB I : Bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang didalamnya

mencakup penegasan istilah dan penegasan judul penelitian,

      

34

(37)

29 

 

rumusanmasalah, tujuan dan kegunaan penelitian, definisi oprasional,

penelitian terdahulu,metode penelitian yangterdiri darijenis

penelitian, pendekatan penelitian, metode pengumpulan data,dan

metode analisis data serta pada bab ini diakhiri dengan

sistematikapembahasan.

BAB II: Setelah masalah dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian

dipaparkan, dilanjutkan dengan pembahasan BAB II, yaitu tentang

komunikasi antarpribadi mahasiswa dalam bimbingan perwalian, dan

pengertian bimbingan perwalian.

BAB III: Pada bab ini, akan di tampilkan paparan data penelitian yang mana

dalam paparan data penelitian ini mencakup: profil data dan

deskripsi data.

BAB IV: Interpretasi hasil penelitian dalam bab ini membahas tentang analisis

data dan konfirmasi temuan dengan teori.

BAB V : Selanjutnya akan disimpulkan dalam bab V, yang sekaligus akan

dicantumkan juga rekomendasi yang sekiranya dapat dijadikan

masukan oleh mahasiswa dengan dosen walinya dalam bimbingan

perwalian, khususnya pada mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi

(38)

BAB II

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN BIMBINGAN PERWALIAN

MAHASISWA

A. Komunikasi Antarpribadi

1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Proses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan

sehingga menghasilkan respon dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan

timbul pola, model, bentuk dan juga bagian-bagian kecil yang berkaitan erat dengan

proses komunikasi.1

Devito dalam terjemahan Agus Maulana mengatakan bahwa dalam setiap

hubunganakan memiliki sebuah jaringan atau arus komunikasi. Jaringan

komunikasimerupakan saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari

satuorang ke orang lain. Jaringan komunikasi ini merupakan jenis umum

polakomunikasi. Ada lima pola komunikasi yang terbentuk sesuai dengan

aruskomunikasinya, lima pola tersebut yaitu2:

1. Pola Rantai

Pola ini menganggap bahwa tidak semua orang dapat menjadisentral dalam

proses komunikasi. Biasanya pola komunikasi rantaiini bersifat sangat kaku

karena proses komunikasinya berjalanotoriter seperti dalam sebuah organisasi

yang memerlukanketelitian, atau pengawasan ketat (militer).       

1

S Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 1994, h.25

2

(39)

31   

2. Pola Roda (Wheel)

Pola ini menjadikan semua laporan, instruksi, perintah terpusathanya pada

satu orang dan tidak ada proses komunikasi antara satudan lainnya.

3. Pola Roda (Circle)

Pola lingkaran ini mengatakan bahwa proses komunikasi yangterjadi pada

semua anggota komunikasi yang memiliki jabatan ataujenjang yang sama,

sehingga komunikasi ini akan berhenti adajenjang atau jabatan yang lebih tinggi.

4. Pola Bebas (All Channel)

Pola ini mengembangkan pola lingkaran, di mana dalamberkomunikasi

semua orang dapat berkomunikasi secara bebas danterbuka, memiliki kesetaraan,

dan ada proses timbal balik dalamkomunikasi ini.

5. Pola Huruf “Y”

Pola ini tidak jauh beda dengan pola rantai yang memilikiseseorang sebagai

sentral dalam berkomunikasi.3

Penjelasan mengenai pola komunikasi adalah dasar teori yangdigunakan

peneliti untuk mengetahuikomunikasi antarpribadi padaproses perwalian dalam

bimbingan perwalian oleh dosen wali. Karena, pada proses komunikasidalam

bimbingan perwalian antara dosen wali satu dengan lainnya biasanyamemiliki pola

komunikasi yang sama, yang idealnya sebagai pembimbingatau mentor, bahkan ada

juga dosen wali yang memiliki pandangan dan cara tersendiri dalam membimbing

atau mementorin mahasiswa yang di bimbingnya masing-masing.

      

3

(40)

32   

Sebelum membahas secara dalam arti dari komunikasi antarpribadi, maka disini

akan membahas tentang pengertian dari komunikasi itu sendiri. Komunikasi secara

luas adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun nonverbal yang

ditanggapi oleh orang lain. Komunikasi mencakup pengertian yang lebih luas dari

sekedar wawancara.Setiap bentuk tingkah laku mengungkapkan pesan tertentu,

sehingga juga merupakan sebentuk komunikasi.4

Sedangkan secara sempitnya pengertian komunikasi adalah sebagai pesan yang

dikirimkan oleh seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar

untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima.Dalam setiap bentuk komunikasi

setidaknya dua orang saling mengirimkan lambang-lambang yang berupa kata-kata

(bersifat verbal) atau berupa ekspresi atau ungkapan tertentu atau gerak tubuh (berupa

nonverbal).5

Secara kontekstual, komunikasi antarpribadi digambarkan sebagai suatu

komunikasi antara dua individu atau sedikit individu, yang mana saling berinteraksi,

saling memberikan umpan balik satu sama lain. Namun, memberikan pengertian

secara konstekstual saja tidak cukup untuk mendefinisikan komunikasi antarpribadi

karena setiap interaksi antara individu satu dengan individu lain memiliki arti yang

bereda-beda.

Menurut M. Ghojali Bagus dalam buku ajar psikologi komunikasi, komunikasi

antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan

      

4

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosdakaya, 2005, Ibid, h.9

5

(41)

33   

umpan balik bersifat langsung (face to face) yang biasa disebut dengan komunikasi

diadik atau melalui media.6

Effendi mengemukakan, komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antar

komunikator dengan komunikan.Komunikasi yang seperti ini dianggap paling efektif

dalam upaya mengubah perilaku, sikap atau pendapat seseorang karena sifatnya yang

berupa percakapan.Komunikator mengetahui tanggapan komunikan pada saat itu

juga.7

Ari Muhammad menyatakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah proses

pertukaran informasi diantara seorang dengan paling kurang seorang lainnya atau

biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui responnya.8

Menurut Devito komunikasi antarpribadi didefinisikan sebagai proses

penerimaan pesan dan pengiriman pesan antara dua orang atau antara sekelompok

kecil orang secara spontan atau informal.9

Sedangkan menurut Mulyana, komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang

hanya dua orang, seperti suami istri, sahabat dekat, guru-murid, dosen dengan

mahasiswa, dan sebagainya.10

Beberapa pengertian tentang komunikasi antarpribadi diatas dapat disimpulkan

bahwa komunikasi antarpribadi adalah proses penyampaian informasi, pikiran dan

sikap tertentu antara dua orang atau lebih yang terjadi pergantian pesan baik antara       

6

M. Ghojali Bagus. A.P, S.Psi, Buku Ajar Psikologi Komunikasi, Surabaya : Fakultas Psikologi Unair, 2010

7

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2003, h.30

8

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi,Jakarta : Bumi Aksara, 2005, h.159

9

Joseph A Devito, Komunikasi Antarmanusia, 5th.ed. Terjemahan; Agus Maulana (et.al.), Jakarta: Karisma Publishing, 2011, h.15

10

(42)

34   

komunikan maupun komunikator dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian,

mengenai masalah yang dibicarakan yang nantinya akan menghasilkan suatu

perubahan perilaku atau situasi.

Cara berkomunikasi yang dimaksudkan merujuk pada kualitas

berkomunikasiyaitu:11

a. Keterbukaan

Aspek keterbukaan merupakan dasar yang paling penting dalamproses

berkomunikasi. Di mana pada proses keterbukaan ini antarakomunikator

dan komunikan bisa saling jujur untukmengungkapkan apa yang ingin

mereka katakan, atau bagaimanaperasaan mereka sehinga di antara

komunikator dan komunikanproses komunikasinya berjalan dengan baik.

b. Empati

Menurut Henry Backrack empati adalah kemampuan seseorangmengetahui

apa yang sedang dialami oleh orang lain. Orang yangberempati mengerti

perasaan, harapan, dan cara memotivasi orangtersebut, sehingga orang

yang memiliki rasa empati akan mengertibagaimana mereka

menyampaikan pesan kepada orang lain.

c. Perilaku Suportif

Jika komunikasi ingin berjalan dengan baik, dibutuhkan juga sikapuntuk

saling mendukung. Karena, komunikasi tidak akan terbukajika seseorang

tidak memiliki rasa mendukung. Orang akanmenjadi defensif yaitu seperti

      

11

(43)

35   

memiliki rasa ketakutan, harga dirirendah, dan kecemasan sehingga akan

menghambat proseskomunikasi.

d. Sikap Positif

Sikap positif mengacu pada dua hal yaitu pada diri kita sendiri danorang

lain, di mana jika kita memiliki sikap positif akan diri kitasendiri akan

terpancarkan melalui komunikasi kita dengan carakita memberikan

dorongan-dorongan yang positif, tidak denganmenjatuhkan atau membuat

komunikan menjadi minder atau merasa berbeda.

e. Kesetaraan

Aspek ini mengacu pada kesadaran antara komunikator dankomunikan

memiliki rasa mengakui bahwa kedua belah pihaksama-sama bernilai,

berharga, dan penting.Kesetaraan inimengurangi kesalahpahaman dalam

berkomunikasi.12

Merujuk pada pengertian pola komunikasi dan komunikasiinterpersonal, Pola

komunikasi interpersonal dalam penelitian ini adalahkecenderungan atau gejala

umum yang menggambarkan caraberkomunikasi di antara dua individu yang secara

spontan dan informal dimana setiap individunya dapat menerima umpan balik secara

verbalmaupun nonverbal. Pola komunikasi interpersonal ini dapat dilihat

padakomunikasi yang dilakukan dosen dan mahasiswa pada prosespembimbingan

skripsi yang mana pada proses pembimbingan tersebutsetiap dosen memiliki ciri atau

pola yang pada umumnya sama namun carapenyampaiannya yang berbeda-beda.

      

12

(44)

36   

Komunikasi yang digunakan punkomunikasi secara tatap muka di mana komunikasi

yang berlangsungsifatnya dua arah yang memiliki karakteristik:13

a. Melibatkan dua orang

       

Proses komunikasinya bersifat pribadi karena hanya melibatkan tidak

lebih dari dua orang.

b. Menghasilkan umpan balik atau feedback

Dua orang yang melakukan komunikasi tersebut

sama-samamendapatkan pesan atau umpan balik dari hasil komunikasi

yangmereka lakukan.Sehingga pada akhirnya, umpan balik membuatdua

orang yang berkomunikasi tersebut saling mengerti.

c. Tidak harus tatap muka

Komunikasi interpersonal juga dapat dilakukan denganmenggunakan

alat bantu komunikasi, misal seperti telepon, email,sms, atau alat bantu

lainnya.

d. Menghasilkan pengaruh atau effect

Komunikan akan mendapatkan pengaruh dari hasil komunikasiyang

telah dilakukan, pengaruh tersebut lebih kepada tindakannyata dari orang

atau individu tersebut.

e. Tidak harus menggunakan kata-kata

Dua orang atau individu yang melakukan komunikasi

interpersonalsaling bisa menangkap reaksi masing-masing, misalnya:

bahasatubuh. Bahasa tubuh yang ditangkap, dapat membuat orang  

13

(45)

37   

lainmengerti secara tidak langsung reaksi yang dihasilkan dari bahasatubuh

tersebut.14

2. Komponen-komponen dalam Komunikasi Antarpribadi

Dari pengertian diatas maka dapat mengasilkan suatu

komponen-komponen dalam komunikasi antarpribadi, menurut Suranto A.W menyebutkan

beberapa komponen-komponen dalam komunikasi antarpribadi, diantaranya:15

a. Sumber / komunikator

Komunikator merupakan orang yang mempunyai kebutuhkan

berkomunikasi, maksudnya yang ingin membagi keadaan internal sendiri baik

yang bersifat emosional maupun informasional kepada orang lain

(komunikan).Dalam hal komunikasi antarpribadi komunikator adalah individu

yang menciptakan, atau yang menyampaikan pesan.16

b. Encoding

Adalah suatu aktifitas internal pada komunikator yang bersifat

symbol-simbol verbal maupun nonverbal, yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata

bahasa serta disesuaikan dengan karakteristik komunikan.17

c. Pesan

Pesan adalah seperangkat symbol-simbol baik itu nonverbal maupun

yang bersifat verbal atau gabungan keduanya yang mewakili keadaan khusus

      

14

Ibid, h.23

15

Suranto, Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011, h.9

16

Ibid, h.7

17

(46)

38   

komunikator untuk disampaikan kepada komunikan.Pesan merupakan unsur

yang sangat penting dalam aktifitas komunikasi karena pesan itulah yang

disampaikan komunikator untuk diterima oleh komunikan kemudian

diinterpretasikan.18

d. Saluran

Merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari komunikator ke

penerima.Dalam komunikasi antarpribadi penggunaan saluran sering disebut

juga dengan mediasemata-mata karena situasi dan kondisi yang tidak

memungkinkan untuk bertemu atau tatap muka.19

e. Penerima / komunikan

Komunikan adalah seseorang yang menerima, memahami dan

menginterpretasikan pesan. Dalam proses komunikasi penerima menerima

pesan melakukan pula interpretasi kemudian memberikan umpan balik atau

respon. Dari umpan balik tersebut dapat mengetahui keefektifan aktifitas

komunikasi tersebut, apakah makna pesan komunikasi dapat diterima oleh

komunikan dan komunikator.20

f. Decoding

Decoding dapat diartikan sebagai pentafsiran komunikan ketika

mendapatkan pesan dari komunikator.21

(47)

39   

Respon adalah tanggapan oleh penerima pesan atau

komunikan.Respon dapat bersifat positif, netral, maupun negative sesuai

keputusan yang diberikan oleh komunikan.Respon positif berarti sesuai yang

dikehendaki komunikator, sedangkan respon netral adalah tanggapan yang

tidak diterima maupun tidak ditolak oleh penerima pesan / komunikan, dan

respon negative adalah respon menolak, atau komunikan tidak sesuai dengan

komunikator.

h. Konteks Komunikasi

Komunikasi selalu terjadi dalam konteks tertentu, paling tidak,

terdapat tiga dimensi dalam komunikasi, yaitu ruang, waktu, dan

nilai.Dimensi ruang dalam komunikasi yaitu dimana lokasi aktifitas

komunikasi tersebut dilakukan, seperti lapangan, ruangan, dan lain

sebagainya.Dan dimensi waktu adalah waktu terjadinya komunikasi tersebut,

seperti pagi, siang, sore, malam.Sedangkan dimensi nilai adalah nilai yang

dihasilkan dari komunikasi tersebut, seperti nilai budaya, adat, maupun

informasi dan lain sebagainya.22

Oleh karena itu, proses komunikasi berdasarkan komponen-komponen

yang ada dalam komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut: terdapat seorang

komunikator yang ingin menyampaikan pesan kepada komunikan (penerima

pesan) pesan tersebut diekspresikan (encoding) melalui lambing dan bahasa,

bahasa tersebut bisa sebagai simbol matematik, diagram, dan lain sebagainya.

Pesan disampaikan melalui perantara, berbagai media dapat digunakan seperti       

22

(48)

40   

media percakapan, tatap muka, telpon, memo - memo tulis dan berbagai media

lainnya. Terdapat satu atau lebih penerima pesan. Jika seseorang menerima pesan,

maka pesan itu ditafsirkan dan diinterpretasikan kemudian di tanggapi (decoding).

3. Tipe Komunikasi Antarpribadi

Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (terjemahan Deddy Mulyana dan

Gemirasari) menjelaskan bahwa komunikasi antarmanusia muncul dalam

beberapa tipe situasi yang berbeda yang apabila dikaitkan dengan karakteristik

komunikasi interpersonal yang bersifat diadik (face to face) maka dapat

dikemukakan tiga tipe komunikasi antarpribadi, yaitu :

a. Komunikasi Dua Orang

Komunikasi dua orang mencakup segala jenis hubungan antarpribadi,

antara satu orang dengan orang lain, mulai dari hubungan yang paling singkat

(kontak) biasa, sampai hubungan yang bertahan lama.Contoh dari komunikasi

dua orang adalah suami – istri, guru – murid, pimpinan dan bawahan, dsan

sebagainya.Ciri – ciri komunikasi dua orang ini biasanya pihak-pihak yang

terlibat komunikasi berada dalam jarak dekat.23

Kontak merupakan salah satu tipe komunikasi dua orang yang

berlangsung singkat, karena diantara dua orang itu barangkali hanya saling

bertegur sapa, memandang, tersenyum, dan sebagainya.Namun, demikian,

kontak dapat berlanjut pada terjadinya komunikasi dua orang yang lebih

mendalam, seperti persahabat, bimbingan, dan kerjasama.       

23

(49)

41   

Dalam komunikasi dua orang ini memiliki dua kategori, yang pertama

komunikasi yang bersifat terbuka, biasanya komunikasi ini disebut dengan

komunikasi dokter dengan pasien, karena sifat keterukaan pasien yang mau

menceritakan tentang penyakitnya, dan dokter yang terbuka memberikan

solusi. Dan yang kedua komunikasi yang bersifat tertutup, seperti proses

introgasi. Introgasi atau pemeriksaaan adalah interaksi antara seseorang yang

ada dalam control, dimana satu pihak meminta atau ahkan menuntut informasi

dari yang lain, sementara pihak lain justru berusaha menyimpan informasi dari

yang benar. Sikap tertutup pihak yang di introgasi di tunjukkan dengan

sulitnya penyampaian jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang diterima.

Komunikasi diadik atau dua orang ini bersifat sebagai interaksi intim

dan longgar.Interaksi intim ditandai oleh adanya kedekatan hubungan kedua

belah pihak yaitu dengan adanya kedekatan emosional yang kuat diantara

keduanya misal, saudara kandung, orang tua dengan anak dan

sebagainya.Interaksi diantara dua orang dikatakan bersifat longgar jika

interaksi itu semata-mata hanya untuk kebutuhan fungsional, tidak ada ikatan

emosional seperti pengawas jalan dan pengguna lalu lintas.24

Komunikasi antarpribadi dua orang dapat terjadi secara primer maupun

sekunder.Apabila peserta yang melakukan komunikasi dapat bertemu dan

bertatap muka maka hal itu dikatakan bersifat primer.Sedangkan jika suatu

      

24

(50)

42   

komunikasi itu memerlukan perantara yang berupa orang perorangan dan

media maka komunikasi tersebut bersifat sekunder.25

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu tipe komunikasi antrapribadi dimana dua

orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Misal, seorang

pemimpin mewawancarai seorang karyawan untuk mencari informasi yang

mengenai suatu pekerjaan. Dalam komunikasi antarpribadi tipe wawancara ini

arah distriusi pesannya bersifat relatif tetap. Pewawancara bertindak sebagai

perancang dan pencipta pertanyaan, sedangkan terwawancara bertindak

sebagai penerima pertanyaan dan menjawab pertanyaan tersebut.

Keefektifan wawancara diukur dari sejauh mana informasi yang ingin

dikumpulkan telah tercapai. Oleh karena itu dibutuhkan pedoman wawancara

supaya informasi-informasi penting dapat diperoleh dari pihak terwawancara.

Jadi fungsi pedoman wawancara adalah untuk mengontrol fokus materi

wawancara itu sendiri. keefektifan wawancara juga dilihat dari mutu jawaban

apakah terwawancara bersedia menjawabnya dengan baik atau tidak.26

c. Komunikasi Kelompok Kecil

Komunikasi kelompok kecil merupakan salah satu tipe komunikasi

antarpribadi, dimana beberapa orang terlibat dalam satu pembicaraan. Contoh,

diskusi, musyawarah dan sebagainya.27

      

25

Suranto, Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011, h.17

26

Suranto, Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011, h.18

27

(51)

43   

Komunikasi kelompok kecil memiliki tiga makna, yang pertama

jumlah anggota kelompok itu memang hanya sedikit orang, kedua diantara

para anggota kelompok itu saling mengenal, dan yang terakhir pesan yang

dikomunikasikan bersifat khusus, terbatas bagi anggota sehingga tidak

sembarang orang dapat bergabung dalam kelompok itu. Kelompok

mempunyai tujuan dan melibatkan interaksi diantara anggota-anggotanya

karena kelompok mempunyai dua tanda psikologis yaitu setiap anggota

kelompok merasa terikat dengan kelompok dan nasib anggota kelompok

saling bergantung satu sama lain. 28

Adapun komunikasi antarmanusia tipe lainnya adalah komunikasi

organisasi, komunikasi publik, dan komunikasi massa. Yang mana ketiganya ini

selalu terjadi dengan banyak manusia.

Pengertian komunikasi organisasi ini adalah sebagai pertunjukan pesan

dan penafsiran diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu

organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam

hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi

dalam suatu lingkungan.29

Dan pengertian dari komunikasi publik adalah pertukaran pesan

dengan sejumlah orang yang berbeda dalam organisasi atau yang di luar

organisasi, secara tatap muka atau melalui media. Tetapi dalam bagian ini yang

akan dibicarakan hanyalah kontak tatap muka diantara organisasi dan lingkungan       

28

Ibid, h.19

29

(52)

44   

eksternalnya dan diantara satu orang anggota organisasi dengan sejumlah besar

anggota organisasi yang sama. Komunikasi publik ini memiliki tipe hanya

seorang yang dapat menerima pesan kepada publik.30

Terakhir adalah komunikasi massa, yang mana proses pesan sampai ke

audien melalui media massa seperti televisi, radio atau koran untuk mengirim

pesan kepada audien yang luas untuk tujuan memeri informasi menghibur, atau

memujuk. Kemampuan untuk menjangkau ribuan massa atau bahkan jutaan

orang merupakan ciri dari komunikasi massa.31

4. Tujuan Komunikasi Antarpribadi

a. Menemukan Diri Sendiri

Menemukan diri sendiri adalah salah satu dari tujuan komunikasi

antarpribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan antarpribadi maka kita akan

banyak belajar hal mengenai diri kita maupun orang lain (lawan bicara).

Komunikasi antarpribadi memberikan kita kesempatan untuk memicarakan

tentang diri kita, atau sesuatu yang kita sukai dan yang menarik untuk

didiskusikan. 32

Dalam konteks ini, komunikasi antarpribadi dalam bimbingan

perwalian, makadapat mendiskusikan mengenai bimbingan selama

perkuliahan, tingkat prestasi, dan sebagaimnya tentang bimbingan perwalian.

Dengan mendiskusikan dalam bimbingan, maka kita dapat menemukan       

30

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, jakarta : Bumi Aksara, 2000, h.197

31

John Vivian, Teori Komunikasi Massa, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008, h.453

32

(53)

45   

sesuatu yang baru dari orang lain (dosen pembimbing) dan bahkan dari diri

sendiri.

b. Menemukan Dunia Luar

Hanya dari komunikasi antarpribadi yang dapat menjadikan kita dapat

memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi

dengan kita, dapat mengetahui berbagai informasi baru. Meskipun banyak

jumlah informasi yang didapat dari media massa, namun, penjelaskan tetap

menggunakan komunikasi antarpribadi, seperti dalam bimbingan perwalian,

sering kali kitajumpai informasi-informasi penting dari siakad, namun tetap

ada yang namanya bimbingan siakad, guna untuk memperjelas

informasi-informasi yang didapat dari media siakad.33

c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti

Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan

memelihara hubungan dengan orang lain.Banyak dari kita mengabadikan

waktu komunikasi antarpribadi untuk membentuk dan menjaga hubungan

sosial.34

d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku

Melalui komunikasi antarpribadi banyak waktu yang kita pergunakan

untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain. Kita boleh menginginkan

mereka memilih cara tertentu, seperti memilih bidang studi yang diinginkan

dalam dunia pendidikan atau dalam bimbingan KHS, dan percaya bahwa

      

33

Ibid, h.166

34

Referensi

Dokumen terkait

3 Penelitian yang dilakukan oleh Evardina (2013) yang berjudul Perbedaan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran langsung dengan menggunkan dan tanpa

• Home address dicari dengan memotong nilai kunci ke jumlah digit tertentu yang lebih pendekc. •

Ucapan performatif tidak dapat ditentukan benar dan salah berdasarkan pada peristiwa atau fakta yang telah lampau, melainkan suatu ucapan yang memiliki konsekuensi

signifikansi dari budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah.. Untuk mengetahui pengaruh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kepala SMP Negeri 3 Peusangan Bireuen menyusun program supervisi akademik secara musyawarah dengan melibatkan wakil kepala sekolah

Menurut guru kelas siswa single parent karakter siswa yang diasuh oleh orang tua yang berlatar belakang pesantren dan yang biasa saja sangat berbeda, pengetahuan agamanya lebih

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1 prosedur penelitian tindakan kelas pada siswa kelas SD Alam Ar Rohmah terdiri dari 4 tahap yakni, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,