• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERPUSTAKAAN KOTA SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KELELAHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERPUSTAKAAN KOTA SURABAYA."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu

Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Psikologi (S.Psi)

Teguh Oktoviyanto

B07212079

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRACT

Fatigue is the inability temporary, or a decreased ability to respond to the situation, because before doing activities that excessive mental, emotional or physical, fatigue can endanger the health and safety at work, people at work can increase the risk of harm due to the disruption of health and fitness. productivity is the ratio between output (results) with the input (feedback). If productivity rises only made possible by the increased efficiency variable in this research that job fatigue. This study includes quantitative research. Type of research is correlational research with hypothesis testing. Subjects taken as many as 48 people who are employe of the Library of Surabaya City. There are two scales used in this study is the scale of productivity and job fatigue. This data collection technique using a questionnaire that had been tested in advance and on test validity and reliability. Data analysis technique used is the product moment correlation with SPSS 16.00 for windows. The results can show there is a significant relationship between job fatigue and productivity employe in Library Surabaya City, where the level of significance 0.000 <0.05 means that the proposed hypothesis is accepted. This means that the higher of fatigue the lower of productivity otherwise, the lower of fatigue the higer of productivity

(7)

INTISARI

Kelelahan adalah Ketidak mampuan sementara, atau penurunan kemampuan, untuk menanggapi situasi, karena sebelumnya melakukan aktivitas yang berlebihan baik mental, emosional atau fisik , Kelelahan dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja, Orang di tempat kerja dapat meningkatkan risiko bahaya karena gangguan kesehatan dan kebugaran. produktivitas adalah perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Jenis penelitiannya adalah penelitian korelasional dengan pengujian hipotesis. Subyek diambil sebanyak 48 orang yang bekerjja pada perpustakaan Kota Surabaya. Ada dua skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala kelelahan kerja dan produktiviitas kerja. Teknik pengumpulan data ini menggunakan angket yang telah di uji cobakan terlebih dahulu dan di uji validitas serta reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment dengan bantuan SPSS 16.00 for windows. Hasil yang di dapat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kelelahan kerja dengan produktivitas, dimana tingkat signifikansinya sebesar 0.00as kerja pada pegawai perpustakaan kota Surabaya 0 < 0.05, berarti hipotesis yang di ajukan diterima. Hal ini berarti semakin tinggi kelelahan kerja maka semakin rendah produktivitas kerja demikian pula sebaliknya semakin rendah kelelahan kerja semakin tinggi pula produktivitas nya

(8)
(9)

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Halaman Pernyataan... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Lampiran ... viii

Daftar Gambar ... ix

Intisari ... x

Abstract ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Keaslian Penelitian ... 9

BAB II :TINJAUAN PUSTAKA ... 15

A. Produktivitas Kerja ... 15

1. Defenisi Produktivitas Kerja ... 15

2. Faktor faktor yang Berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja ... 17

3. Aspek aspek Produktivitas Kerja ... 23

B. Kelelahan Kerja ... 24

1. Defenisi Kelelahan Kerja ... 24

2. Fisiologis terjadinya Kelelahan Kerja ... 26

3. Jenis jenis kelelahan Kerja ... 27

4. Faktor penyebab Kelelahan Kerja ... 27

5. Gejala gejala kelelahan kerja. ... 29

6. Dampak dari Kelelahan Kerja. ... 30

7. Pengukuran Kelelahan Kerja. ... 31

C. Hubungan Kelelahan Kerja dengan Produktivitas Kerja ... 33

D. Kerangka teori ... 35

E. Hipotesis ... 36

BAB III: METODE PENELITIAN ... 38

A. Variabel dan Definisi Operasional ... 38

1. Variabel Penelitian ... 38

2. Definisi Operasional ... 38

B. Populasi ... 40

C. Pengumpulan Data ... 41

1. Skala Pengukuran ... 41

a. Skala Kelelahan Kerja ... 43

(10)

2. Realibilitas ... 47

a. Skala Kelelahan Kerja ... 48

b. Skala Produktivitas Kerja ... 50

E. Analisis Data ... 52

1. Uji Normalitas ... 53

2. Uji Linearitas ... 54

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Hasil Penelitian ... 55

1. Deskripsi Subyek ... 55

2. Deskripsi Data Subyek ... 58

B. Analisis Data ... 62

1. Uji Normalitas Data ... 62

2. Uji Linearitas Data ... 63

3. Uji Hipotesis ... 64

C. Pembahasan ... 65

BAB V: PENUTUP ... 69

A. Simpulan ... 69

B. Saran ... 69

Daftar Pustaka ... 71

(11)

Tabel 1 : Penilaian Pertanyaan Favorable dan Unfavorable ... 42

Tabel 2 : Blue Print Skala kelelahan kerja ... 43

Tabel 3 : Blue Print Skala Produktivitas Kerja ... 44

Tabel 4 : Uji Daya Diskriminasi Item Kelelahan Kerja ... 45

Tabel 5 : Uji Daya Diskriminasi Item Produktivitas Kerja ... 46

Tabel 6 : Reliabilitas Instrumen Kelelahan kerja... 49

Tabel 7 : Blueprint Skala Kelelahan Kerja ... 50

Tabel 8 : Reliabilitas Instrumen Produktivitas Kerja ... 51

Tabel 9 : Blue Print Baru Skala Produktivitas Kerja ... 52

Tabel 10 : Jumlah Responden Berdasarkan Subag Instansi ... 55

Tabel 11 : Data Responden Berdasarkan Usia ... 56

Tabel 12 : Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

Tabel 13 : Data Responden Berdasarkan Status ... 57

Tabel 14 : Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 58

Tabel 15 : Deskriptif Data ... 59

Tabel 16 : Deskripsi Data Subyek Berdasarkan usia ... 59

Tabel 17 : Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

Tabel 18 : Data Responden Berdasarkan Status ... 61

Tabel 19 : Data Responden Berdasarkan Lama bekerja ... 61

Tabel 20 : Hasil Uji Normalitas ... 62

Tabel 21 : Hasil Uji Linearitas ... 63

(12)

1. Skala Kelelahan Kerja Subyek Try Out ... 73

2. Tabulasi Jawaban Skala Kelelahan kerja Subyek Try Out... 75

3. Tabulasi Skor Subyek Try Out ... 76

4. Skala Produktivitas Kerja Subyek Try Out ... 77

5. Tabulasi Jawaban Skala Produktitvitas KerjaSubyek Try Out ... 79

6. Tabulasi Skor Subyek Try Out ... 80

7. Skala Kelelahan Kerja Subyek Penelitian ... 81

8. Tabulasi Jawaban Skala Kelelahan Kerja Subyek Penelitian ... 82

9. Tabulasi Skor Skala Kelelahan Kerja Subyek Penelitian... 83

10. Skala Produktivitas Subyek Penelitian ... 84

11. Tabulasi Jawaban Skala Produktivitas Subyek Penelitian ... 87

12. Tabulasi Skor Skala Produktivitas Subyek Penelitian ... 88

13. Output Hasil Uji Normalitas ... 89

14. Output Hasil Uji Linearitas ... 91

15. Output Hasil Uji Deskriptif ... 93

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang sangat

membutuhkan sumber daya manusia (tenaga kerja) yang sehat, efisien dan

produktif. Peran sumber daya manusia (SDM) dalam menentukan

keberhasilan perusahaan tidak dapat diabaikan begitu saja sumber daya

manusia memegang peranan penting dan menentukan keberhasilan suatu

perusahaan tenaga kerja seperti ini diharapkan akan mampu berkompetisi

dengan tenaga kerja yang lain, baik di dalam dan di luar negeri.

Keunggulan tersebut dapat tercapai bila semua pihak turut berperan aktif

bekerja sama dengan tingkat kemampuan yang ada pada tenaga kerja itu

sendiri. Undangundang RI No.13 Tahun 2003 tentang Ketenangakerjaan

pasal 68 ayat 1 menyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai

hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan

kerja, moral dan kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan

martabat manusia serta nilai-nilai agama. Agar tenaga kerja ada dalam

keserasian sebaik baiknya, yang berarti dapat terjamin keadaan

kesehatannya dan produktivitas tinggi, maka perlu adanya keseimbangan

dari lingkungan kerja, dan kapasitas kerja

Sumber daya manusia memegang peranan penting dan menentukan

keberhasilan suatu organisasi. Sehubungan dengan hal tersebut, munculah

fenomena yang merugikan dan dapat menghancurkan tujuan organisasi

(15)

kebosanan kerja, kelelahan kerja, penurunan efisiensi kerja, senioritas

kecemburuan sosial, penurunan semangat kerja, dan penurunan

produktivitas kerja.

Pekerjaan merupakan tuntutan penting yang harus dilakukan

seseorang agar selalu berkembang dan dapat bersaing dalam hal positif

dengan rekan kerja baik dalam satu instansi maupun instansi lainnya

termasuk pekerjaan seorang pustakawan. Seperti kita ketahui perpustakaan

tidak terlepas dari berbagai kegiatan yang dalam kesehariannya selain

memberikan pelayanan pemustaka, juga melakukan kegiatan administratif

dan pekerjaan rutin lainnya seperti penyeleksian bahan pustaka,

pengolahan bahan pustaka, serta perawatan bahan pustaka. Bekerja

melayani pemustaka dengan beragam jenis kebutuhan dan pertanyaan yang

mereka ajukan membutuhkan banyak energi dan pustakawan harus bersifat

sabar serta dapat memahami apa yang mereka inginkan. Keseluruhan

pekerjaan tersebut merupakan beban kerja bagi pustakawan sehingga

sangat erat kaitannya dengan lelah atau tidaknya mereka dalam bekerja.

Pekerjaan yang dilakukan dengan frekuensi yang sama setiap harinya akan

membuat manusia merasakan lelah karena keadaan pekerjaan yang begitu

banyak. kondisi tersebut bisa terjadi dimanapun termasuk di lingkungan

kerja sehingga dapat menurunkan produktivitas karyawan dalam bekerja

kelelahan yang dimaksud bersifat berkelanjutan dalam keadaan

kelelahan yang mengarah ke kelelahan mental atau fisik yang mencegah

(16)

untuk seseorang yang merasakan lelah atau mengantuk setelah usaha

mental atau fisik yang berkepanjangan di tempat kerja. Kelelahan,

bagaimanapun, adalah lebih dari merasa lelah atau mengantuk Kelelahan

mempengaruhi kesehatan seseorang, meningkatkan kemungkinan

kecelakaan di tempat kerja terjadi, dan mengurangi kinerja dan

produktivitas di tempat kerja Victoria, (2008)

Kelelahan sebagai suatu mekanisme yang melindungan tubuh agar

tubuh menghindari dari kerusakan lebih lanjut Menurut Chavalitsakulchai

dan Shahvanaz, dalam Solikhah,(2012) kelelahan kerja merupakan

fenomena yang kompleks yang disebabkan oleh faktor biologi pada proses

kerja serta dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Kelelahan

dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan,

faktor di luar pekerjaan dan / atau kombinasi keduanya, dan dapat

menumpuk dari waktu ke waktu diantaranya adalah ( factor pekerjaan )

panjangnya waktu dalam shift, kurangnya rencana penyusuanan jadwal

kerja, panjangnya waktu kerja, mental atau fisik yang terus menuntut

kerja, istirahat istirahat yang kurang , (factor diluar kerja ) kualitas tidur

yang jelek, hubugan dengan keluarga, karyawan lain, waktu bermain main,

kehidupan social Victoria, (2008)

Kelelahan sebagian rangkaian yang lebih dari merasa lelah dan

mengantuk. Dalam konteks pekerjaan, kelelahan membuat keadaan

mental yang begitu lelahan fisik dan mengurangi kemampuan seseorang

(17)

karena aktivitas berkepanjangan pada mental atau fisik, kurang tidur atau

gangguan internal dalam tubuh Kelelahan dapat disebabkan oleh

faktor-faktor yang mungkin terkait dengan pekerjaan, atau bukan karena

pekerjaan terkait atau bisajuga kombinasi keduanya dan dapat

mengakibatkan penumpukan dari waktu ke waktu Anthony, (2013)

Kelelahan dapat didefinisikan sebagai penurunan progresif

kewaspadaan dan kinerja yang menghasilkan mengantuk . Kelelahan

merupakan kejadian sehari-hari dan di dunia yang ideal tidak akan

menimbulkan signifikan Risiko kesehatan dan keselamatan , dalam

masyarakat di mana kita hidup, bagaimanapun, menegaskan bahwa banyak

orang bekerja di luar 'standar' jam kantor dan dengan demikian mengalami

tingkat yang lebih tinggi kelelahan. kerja shift, jam kerja yang panjang

Pardew (2007)

Kondisi kelelahan tersebut dialamai oleh para pegawai pustakwan

dan hasil pengamanatn didapat oleh penulis ketika dulu sedang melakukan

kerja sebagai pegawai lepas selama beberapa bulan di perpustakaan kota

Surabaya, pada umumnya mata yang sehat adalah mata yang memiliki

warna yang putih bersih dan terlihat segar namun ketika melihat di lokasi

perpustakaan kota Surabaya terlihat tatap mata para pustakawan begitu

merah dan sayu, dikarenakan mereka semua tidak perna lepas dari depan

layar komputer guna menginput buku-buku baru yang masuk diitambah

lagi ketika ada banyak pengunjung yang hendak meminjam buku-buku

(18)

pustakawan merasa lelah hal itu ditunjukan dengan gestur tubuh yang

sering menguap menandakan para pustakawan suda mengantuk dan ingin

beritirahat.

Produktivitas kerja menurut Cascio dalam Almigo (2009) adalah

produktivitas sebagaipengukuran output berupa barang atau jasa dalam

hubungannya dengan inputyang berupa karyawan, modal, materi atau

bahan baku dan peralatan. Sejalan dengan pandangan di atas,

Sedarmayanti dalam Almigo (2009) menyebutkan produktivitas kerja

menunjukkan bahwa individu merupakan perbandingan dari efektivitas

keluaran (pencapaian unjuk kerja maksimal) dengan efisiensi salah satu

masukan (tenaga kerja) yang mencangkup kuantitas, kualitas dalam waktu

tertentu. Produktivitas kerja adalah suatu ukuran dari pada hasil kerja atau

kinerja seseorang dengan proses input sebagai masukan dan output sebagai

keluarannya yang merupakan indikator daripada kinerja karyawan dalam

menentukan bagaimana usaha untuk mencapai produktivitas yang tinggi

dalam suatu organisasi.

Menurut Liang Gie dalam Agustin (2014) produktivitas kerja

adalah perbandingan antara hasil kerja yang berupa barang-barang atau

jasa dengan sumber atau tenaga yang dipakai dalam suatu proses produksi

tersebut. Secara umum, produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan

antara keluaran dan masukan serta mengutaraka cara pemanfaatan baik

(19)

Menurut Robert dan Jackson dalam Agustin, (2014) Produktivitas

(productivity) diartikan sebagai ukuran atas kuantitas dan kualitas dari

pekerjaan yang diselesaikan, dengan mempertimbangkan biaya dari

sumber daya yang digunakan juga berguna untuk melihat produktivitas

sebagai sebuah perbandingan antara masukan dan hasil yang menandakan

nilai tambah yang diberikan oleh sebuah organisasi atau sebuah ekonomi.

Oleh karena itu penulis tertarik meneliti hubungan kelelahan kerja

terhadap produktivitas kerja karyawan diperpustakaan tersebut.

Berdasarkan pengamatan awal penulis temukan dilapangan, bahwa terlihat

pada setiap tingkat produktivitas pustakawan yang menurun pada beberapa

bagian perkerjaannya di perpustakaan seperti pustakawan pada bagian

pengadaan, dalam bagian pengadaan terkadang banyak sekali buku buku

yang hilang dan tidak ada dalam rak buku tetapi di pencarian terdapat buku

tersebut disinilah menunjukan bahwa para pustakawan enggan lagi

mengatur dan memasukan buku-buku yang telah di list dalam daftar

pencarian dan penambahan bahan perpustakaan yang dilakukan setiap

pertengahan tahun membuat pustakawan sibuk dengan masing-masing

tugas yang menjadi tanggung jawab mereka sendiri sendiri. Pada bagian

pengadaan ini pustakawan merasakan kelelahan saat mengecek kembali

jumlah koleksi yang menumpuk di ruang pengadaan dan selain itu

pekerjaan tersebut menuntut pustakawan harus menggunakan komputer

untuk menginput jumlah judul dan eksemplar pada setiap buku yang

(20)

ngantuk para karyawan. Sehingga waktu istirahat pustakawan terpakai

untuk menuntaskan pekerjaan dan berakibat kurangnya waktu istirahat.

Begitu juga dengan pustakawan bagian pelestarian, disini terlihat bahwa

kegiatan penyiangan (weeding) yang dilakukan 1 kali dalam 2 tahun

dengan rincian pekerjaan adanya kegiatan penjilidan buku yang sudah

rusak, penyampulan buku, dan cacah ulang koleksi bahan pustaka yang

berbentuk kertas dikatakan pekerjaan yang membutuhkan ketekunan.

Pustakawan mengalami kesulitan ketika buku yang akan diolah mengalami

rusak berat seperti punggung buku terbelah dua yang mengakibatkan

halaman buku hilang sehingga banyaknya koleksi yang akan diurus

sehingga menimbulkan kejenuhan dalam bekerja akibatnya pekerjaan yang

mereka lakukan terbengkalai dan bisa memakan banyak waktu untuk

menyelesaikan itu semua.

Hal ini diduga kelelahan terjadi karena lingkungan kerja

perpustakaan yang meliputi beban pekerjaan yang dimiliki, tugas-tugas

yang rutin dan berulang, interaksi dengan pengunjung perpustakaan dan

staf, dan begitu banyak buku buku yang harus ditata ulang karena

berserakan. Dari beberapa uraian latar belakang di atas, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian pada Perpustakaan Kota Surabaya dengan

judul kajian Hubungan kelelahan kerja dengan produktivitas Kerja

(21)

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan

yang akan diteliti adalah, “apakah terdapat korelasi antara kelelahan kerja

dengan produktivitas kerja karyawan perpusatkaan Kota Surabaya?”

C. Tujuan penelitian

Mengetahui apakah ada kolerasi antara kelelahan kerja dengan

produktivitas kerja karyawan perpusatkaan Kota Surabaya.

D. Manfaat penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Manfaat toritis

a. Memberikan ilmu yang bermanfaat bagi prodi psikologi

dan khususnya peminatan Psikologi Industri dan Organisasi

b. Membarikan kesempatan bagi peneliti berikutnya untuk

bisa meneliti kelelahan kerja terhadap produktivitas

2) Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan

pemikiran bagi Perpustakaan kota Surabaya dalam pengambilan

keputusan terkait dengan peningkatan peroduktivitas kerja

karyawan dengan memperhitungkan faktor kelelahan kerja.

Adapun bagi karyawan itu sendiri, hasil penelitian ini baik secara

langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat

(22)

memperhatikan kelelahan kerja untuk peningkatan produktivitas

kerja

E. Keaslian penelitian

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Silastuti (2004) hasil

penelitian ini didapatkan besarnya probabilitas yaitu 0.003. Karena

probabilitas <0.05 maka Ho ditolak, yang berarti ada hubungan kelelahan

dengan produktivitas tenaga kerja. Didapatkan r hitung sebesar –0.458

yang berarti ada hubungan yang cukup kuat antara dua variabel. Koefisien

korelasi mempunyai tanda negative yang berarti semakin tinggi kelelahan

maka produktivitas tenaga kerja semakin rendah. Demikian sebaliknya

semakin rendah kelelahan maka produktivitas tenaga kerja semakin tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Etikariena (2014) mencoba

mencari tujuan, memberikan kontribusi, keterkaitan, nilai dan harapan

yang diharapkan akan meminimalisir kelelahan kerja. Penelitian ini

bertujuan untuk melihat perbedaan kelelahan kerja pada karyawan

berdasarkan makna kerja yang dimilikinya. Kelelahan kerja diukur dengan

Fatigue Assessment Scale/ FAS (α =.730) dan Skala Makna Kerja (α =

.750). Penelitian berbentuk survey pada 59 karyawan yang bekerja sebagai

PNS dan pegawai swasta di Depok, Indramayu, Bogor dan Jakarta. Data

dianalisis dengan metode Chi Square.

Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara individu yang memiliki makna kerja religius, kolektif dan virtous

(23)

Dengan demikian, maka organisasi dapat mempertimbangkan untuk

memperkuat kebermaknaan kerja pada para karyawan, agar lebih dapat

bertahan menghadapi kelelahan dalam bekerja. (the meaning of work, job

fatigue)

Penelitian dari Solikhah (2012) penelitian ini menggunakan

metode dengan pendekatan cross-sectional analitik observastional. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan benar-benar sampling, pengambilan

sampel secara keseluruhan untuk melayani sebagai penelitian responden.

Data obtaind dari kuesioner analisis yang dilakukan dari chi-square dengan

tingkat 95% dari nilai (p <0,05).

Hasil: berdasarkan hasil penelitian adalah hubungan antara

kelelahan kerja dengan Kinerja mendapat hasil 0,038 "atau nilai p Ho

<0,05 Ha ditolak dan diterima, dan ada hubungan yang signifikan antara

kelelahan kinerja kerja. Besarnya hubungan dua variabel adalah 2,26%.

(job burnout, performance, Nurses)

Penelitian dari Ramayanti (2015) Kelelahan kerja adalah sebuah

kondisi yang erat kaitannya dengan tenaga kerja. Kelelahan dapat terjadi

pada tenaga kerja karena berbagai faktor antara lain status gizi dan iklim

kerja. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara status

gizi dan iklim kerja dengan kelelahan kerja di catering Hikmah Food

Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik

dengan desain cross sectional. Sampel penelitian sebesar 43 orang diambil

(24)

Hasil uji korelasi spearman menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan signifikan antara status gizi dengan kelelahan kerja (p = 0.954)

dan ada hubungan yang signifikan antara iklim kerja dengan kelelahan

kerja (p = 0,004). Kesimpulan dari penelitian ini adalah status gizi tidak

berhubungan dengan kelelahan kerja, sementara iklim kerja berhubungan

dengan kelelahan kerja.

Penelitian dari Henry (2009), produktivitas kerja karyawan

dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti motivasi kerja dan budaya

organisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis pengaruh dari motivasi kerja dan budaya organisasi secara

bersama-sama terhadap produktivitas kerja. dilakukan di salah satu

persuahaan dengan jumlah karyawan 250 orang. Dipilih 90 orang

karyawan dari antara 250 orang karyawan tersebut untuk menjadi

partisipan dalam penelitian ini

Hasil menunjukkan bahwa nilai f dan koefisien determinasi

signifikan dan memberikan tanda yang positif. Data yang diperoleh

dianalisis menggunakan uji regresi ganda, yang menghasilkan nilai

koefisien determinasi sebesar 70.1% dari motivasi kerja dan budaya

organisasi terhadap produktivitas kerja dengan signifikansi sebesar 0.000

(p<0.05). Motivasi kerja memberikan kontribusi yang signifikan sebesar

48.5%, dan budaya organisasi memberikan kontribusi yang signifikan

(25)

Penelitian dari Agustin (2014) Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan produktivitas kerja dan pengembangan karir

karyawan PT. Bank Mandiri Tarakan. Sampel dalampenelitian ini adalah

karyawan PT. Bank Mandiri Tarakan sebanyak 60 orang.Penelitian ini

terdiri dari dua variabel yaitu pengembangan karir sebagai

variabeltergantung dan produktivitas kerja sebagai variabel bebas.

Pengumpulan datayang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan skala

produktivitas kerja danpengembangan karir. Teknik analisis data yang

digunakan yaitu analisis statistikyaitu uji non parametrik.

Dan hasil menunjukan penelitian ini menunjukkan tidak terdapat

hubungan antara produktivitas kerja dan pengembangan karir dengan nilai

Z = -1.621, p = 0.105.

Penelitian dari Edyun (2012) Penelitian ini bertujuan mengetahui

hubungan stres kerja dengan produktivitas kerja pada karyawan. Adapun

hipotesis yang diajukan ada hubungan negatif antara stres kerja dengan

produktivitas kerja karyawan. Subjek penelitian yaitu karyawan produksi

CV. Mediatama Surakarta yang berjumlah 58 orang. Teknik pengambilan

sampel menggunakan studi populasi. Metode pengumpulan data

menggunakan skala stres kerja dan dokumentasi produktivitas kerja.

Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r)

= - 0,514; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan

(26)

kerja. Semakin tinggi stres kerja maka semakin rendah produktivitas kerja,

begitu sebaliknya semakin rendah stres kerja maka semakin tinggi

produktivitas kerja.

Penelitian dari

Sholihah (2012),

penelitian ini bertujuan utuk

mengetahui beban kerja yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan

tidak hanya fisik, serta emosi yang kemudian menjadi sumber kelelahan

merupakan faktor yang dapat menghambat pencapaian produktivitas.

kelelahan fisik, mental, dan stres emosional karena menderita jangka

waktu yang lama dan menunjukan tuntutan produktivitas yang tinggi.

Bertujuan Tentukan hubungan kelelahan dengan stres kerja pada karyawan

shift malam di operator. Metode analitik pendekatan cross sectional

observasional. Itu populasi penelitian adalah semua bagian dari karyawan

layanan di PT. IBT sebanyak 130 karyawan operator. Penelitian sampel

diambil dengan menggunakan purposive sampling sebanyak 97 orang.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner kelelahan dan stres kerja. Hasil Tingkat kelelahan karyawan

sebanyak 62% kelelahan, dengan tingkat kerja stres tingkat stres 58%

adalah tinggi. Stres kerja dan hubungan berdasarkan kelelahan karyawan

72% kelelahan. Mendapat hasil yaitu terdapat hubungan antara bekerja

dalam kelelahan dan stres pada operator karyawan shift malam.

Penelitian dari Bültmann (2011) meneliti kelelahan dan tekanan

psikologis di pekerjaan ini kuesioner terdiri item pekerjaan psikososial

(27)

tekanan psikologis. Sama sekali 12.160 karyawan selesai dan kembali

baseline kuesioner (respon tingkat 45%). Enam puluh enam kuesioner

dikeluarkan dari analisis karena kriteria usia tidak terpenuhi atau karena

teknis alasan. Studi populasi dasar terdiri dari 8840 laki-laki (73%) dan

3255 perempuan (27%). Untuk analisis dilaporkan di bawah ini, populasi

penelitian dibatasi karyawan yang absen dari pekerjaan

Dan hasil menunjukan penelitian ini menunjukkan terdapat

hubungan antara kelelahan dan tekanan psikologis di pekerjaan

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Produktivitas Kerja

1. Defenisi Produktivitas Kerja

Terdapat beberapa defenisi produktivitas kerja, antara lain :

Menurut Hasibuan dalam Edyun (2012) produktivitas adalah

meningkatnya output (hasil) yang sejalan dengan input (masukan). Jika

produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan

efisiensi (waktu,bahan,tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan

adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya.

Produktivitas kerja Siagian dalam Agustin (2014) adalah

kemampuan menghasilkan barang/jasa dari berbagai sumber daya dan

kemampuan yang dimiliki oleh setiap pekerja/karyawan. Secara umum,

produktivitas dapat diartikan sebagai kemampuan meningkatkan hasil

kerja karyawan yang ditinjau dari sumber daya yang dimiliki oleh setiap

masing-masing individu.

Menurut Jackson, dalam Agustin (2014) Produktivitas

(productivity) diartikan sebagai meningkatnya hasil kerja yang

dipengaruhi oleh kemampuan para karyawan (input) dan menghasilkan

sebuah barang atau jasa (output).

Wexley dan Yukl dalam Edyun (2012) menyatakan

(29)

yang sangat penting. Karena maju mundurnya organisasi sangatlah

tergantung pada naik turunnya produktivitas kerja karyawan. Seorang

karyawan yang melakukan sesuatu jenis pekerjaan tertentu dapat

dipastikan akan memperoleh hasil. Hasil adalah output akan produksi

dari suatu aktivitas kerja. Produksi atau produktivitas adalah dua hal

yang mempunyai hubungan yang erat dan merupakan masalah yang

pokok dalam perusahaan. Produksi adalah merupakan suatu usaha

untuk menghasilkan barang atau jasa, sedangkan produktivitas

berkaitan erat sebagai cara pencapaian tingkat produksi tersebut.

Menurut Maurits (2010) produktivitas yaitu mengandung

pengertian sebagai sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu

kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih

baik dari hari ini. Filosofi dan spirit tentang produktivitas sudah ada

sejak awal peradaban manusia karena makna produktivitas

adalah keinginan (the will) dan upaya (effort) manusia untuk selalu

meningkatkan kualitaskehidupan dan penghidupan di segala bidang.

Produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau

meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan

memanfaatkan sumber daya secara efisien.

Menurut Internasional Labour Organisation dalam Solihah (2012)

adalah tingkat efisiensi pemanfaatan setiap elemen yang digunakan

untuk produksi pada waktu tertentu. Cascio dalam Almigo (2004)

(30)

penggambaran sistematis tentang individu atau kelompok yang

berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan dalam suatu pekerjaan

sebagai bentuk evaluasi bagi indiviu yang berkaitan dengan

pelaksanaan organisasinya

Berdasarkan beberapa refrensi tersebut, dalam penelitian

Agustin (2014) mengenai produktivitas kerja tersebut dapat

disimpulkan bahwa produktivitas adalah meningkatnya hasil kerja yang

dipengaruhi oleh kemampuan para karyawan (input) dan menghasilkan

sebuah barang atau jasa (output).

2. Faktor Faktor yang Berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja

Menurut Manullang, dalam Edyun (2012) memberi penjelasan

bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja

adalah:

a. Keahlian, merupakan faktor penting dan harus dimiliki oleh

pengawas pelaksana maupun pemimpin.

b. Pengalaman, faktor pengalaman sangat erat hubungannya dengan

intelegensi, yaitu kesanggupan karyawan dalam menyelesaikan

tugas-tugas tertentu dengan hasil yang tidak saja ditentukan oleh

pengalaman tertentu tapi juga harus didukung oleh intelegensi.

c. Umur, umumnya karyawan yang sudah berumur lanjut mempunyai

tenaga fisik relative terbatas daripada karyawan yang masih muda,

untuk itu lebih banyak mengenakan karyawan yang lebih muda

(31)

d. Keadaan fisik, keadaan fisik erat hubungannya dengan tugas yang

dihadapi.Misalnya pekerjaan yang membutuhkan tenaga fisik

e. Pendidikan, pendidikan sering dihubungkan dengan latihanlatihan

yang umunya menunjukan kesanggupan kerja.

f. Bakat dan temperamen, mempunyai peranan penting dalam

menunjang kesuksesan kerja. Bakat dan temperamen berhubungan

dengan sifat-sifat khusus dari kepribadian seseorang dan dianggap

bukan dipengaruhi oleh alam sekitar.

Secara geris besar faktor-faktor yang berpengaruh tergadap

produktivitas kerja adalah Maurits (2010) :

a. Faktor dari dalam diri pekerja misalnya, keadaan psikis, fisik

(kelelahan pekerja) , usia, bakat, karakter, pengalaman, keahlian,

pendidikan, kepuasan kerja, motivasi kerja, semangat kerja, dan

persepsi pekerja terhadap gaji.

b. Faktor dri luar diri pekerja misalnya penerangan, kebisingan, musik

ditempat kerja, waktu istirahat, jam kerja, system penggajian, dan

tanggung jawab keluarga.

Pada bagian lain Robbins dalam Maurits (2010) membagi

faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja dalam tiga bidang

pada model prilaku organisasi yaitu secara individual, kelompok dan

organisasi. Secara individual produktivitas kerja dipengaruhi oleh ciri

biografis, kepribadian, persepsi, dan motivasi. Secara kelompok

(32)

kekuatan, politik, komunikasi, konflik. Secara organisasi produktivitas

kerja dipengaruhi oleh sumber daya manusia, peraturan-peraturan,

stress kerja, kebudayaan, dam struktur kerja.

Menurut Simanjuntak dalam Agustin (2014) ada tiga

faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja adalah :

a. Kualitas dan kemampuan fisik karyawan Kualitas dan kemampuan

fisik karyawan dipengaruhi juga oleh tingkat pendidikan, latihan,

motivasi kerja, kelelahan fisik dan kemampuan fisik karyawan yang

bersangkutan.

b. Sarana pendukung

Sarana pendukung untuk meningkatkan produktivitas karyawan

digolongkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :

a) Menyangkut lingkungan kerja termasuk sarana dan peralatan

yang

digunakan, tehnologi dan cara produksi, tingkat keselamatan dan

kesehatan kerja serta suasana lingkungan kerja itu sendiri.

b) Menyangkut kesehatan karyawan yang tercermin dalam sistem

pengupahan dan jaminan sosial serta jaminan keselamatan kerja.

c) Sarana, apa yang terjadi didalam perusahaan dipengaruhi juga

oleh apa yang terjadi diluarnya, seperti sumber-sumber faktor

produksi yang akan digunakan prospek pemasaran, perpajakan,

perijinan dll. Selain itu hubungan antara pimpinan dan karyawan

(33)

sehari-hari. Bagaimana pandangan pimpinan terhadap bawahan, sejauh

mana hak-hak karyawan mendapat perhatian sejauh mana

karyawan diikutsertakan dalam menentukan kebijaksanaan.

c. Motivasi dan orientasi kemasa depan yang lebih baik. Bekerja

dengan produktif oleh dorongan atau motivasi untuk mencapai masa

depan yang lebih baik.

Menurut pengamatan dari Anoraga (1992) ada sepuluh faktor

yang membuat para pekerja ingin meningkatkan produktivitas kerjanya

yaitu :

a. Pekerjaan yang menarik

Biasanya apabila seseorang mengerjakan suatu pekerjaan dengan

senang atau menarik bagi dirinya maka hasil pekerjaannya akan lebih

memuaskan dari pada dia mengerjakan pekerjaan yang tidak dia

senangi. Demikian pula apabila ingin memeberi tugas pada

seseorang, maka alangkah baikya melihat terlebih dahulu apakah

orang tersebut suka atu tidak, hal ini dikarenakan para pekerja akan

bisa menghasilkan hasil yang maksimal untuk prusahaan.

b. Upah yang baik

Pada dasarnya seseorang yang bekerja, mengharapkan imbalan yang

sesuai dengan jenis pekerjaannya. Karena adaya upah yang sesuai

dengan pekerjaannya, maka akan timbul pula rasa gairah kerja yang

semakin baik. Dengan terpenuhinya upah yang baik atau dengan kata

(34)

bisa dirasakan bagi dirinya sendiri maupun keluarganya. Selain itu

dia akan merasa dibutuhkan oleh perusahaan.

c. Keamanan dan perlindungan dalam bekerja

Keamnana dan perlindungan yang dimaksud adalah ketika dalam

bekerja dalam pekerjaan yang membutuhkan perlindungan tubuh

dengan terpenuhinya jaminan atas keselamatan pekerjaan maka

dalam bekerja tidak akan ada lagi rasa ragu ragu dan was was dalam

bekerja dan bisa melakukan semaksimal mungkin

d. Penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan adalah bila

seserorang pekerja telah tahu kegunaan dari pekerjaannya bagi

umum. Dan juga telah tau betapa pentingnya pekerjaan dia, maka dia

akan mengerjakan pekerjaan itu dan produktivitas kerja akan lebih

meningkat.

e. Lingkungan atau suasana kerja yang baik

Lingkungan yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula

terhadap segala pihak baik pada pekerja , pimpinan ataupun hasil

pekerjaanya. Misalnya para pekerja dituntut untuk bekerja dalam

keadaan tenang dan sunyi namun di lingkungan tersebut sangan ramai

dan bising jelas tidak mungkin pekerjaan itu akan mendapat hasil

yang buruk dan berdampak negative bagi perusahaan.

f. Promosi yang terus berkembang

Seorang pekerja akan merasa bangga bilamana perusahaannya itu

(35)

karena secara tidak langsung sang pekerja membawa perusahaanya

ke level yang lebih baik lagi, oleh karena itu pimpina perlu

meningkakan promosi pekerja tersebut agar lebih semangat dan lebih

produktivitas.

g. Merasa terlibat dalam setiap organisasi

Dilibatkan dalam setiap organisasi yang ada akan membuat pekerja

lebih bangga dikarenakan dia merasa bawha perusahaan

membutuhkan para pekerja tersebut.

h. Pengertian dan memahami persoalan pribadi

Seseorang pemimpin yang bijaksana akan memperhatikan para

pekerjanya sampai pada urusan pribadinya. Dan hal ini bisa

berdampak postif bagi mental pekerja karena merasa diperhtikan lagi

dia akan semngat dan meningkatkan produktivitasnya lagi.

i. Kesetiaan pemmpin pada si pekerja

Kesetiaan pemimpin sangat penting dikarenakan bila hanya obral

janji saja dan kenyataannya tidak ada itu akan berdampak pada diri si

pekerja.

j. Disiplin kerja yang keras

Sebagai manusia kita jelas tidak ingin merasa dikekang dan sering

ingin bebas namun bila terus seperti itu akan membuat kita lebih

(36)

3. Aspek-aspek Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja menurut Jackson dalam Agustin (2014)

mengatakan bahwa ada empat aspek yang menentukan besar kecilnya

produktivitas kerja seseorang, antara lain :

1. Keterampilan

Dimana setiap pekerja ingin dengan segera menyelesaikan

pekerjaannya dan memiliki motivasi untuk berkembang

2. Kemampuan

Berusaha meningkatkan kemampuan dan kualitas kerja

3. Sikap

Memiliki sikap yang siap dan sigap serta loyalitas dalam bekerja

4. Perilaku

Dimana setiap pekerja selalu ingin meningkatkan hasil produksi

dan setiap pekerja selelau bekerjasama dalam berbagai hal

B. Kelelahan Kerja

1. Defenisi Kelelahan Kerja

Terdapat beberapa defenisi kelelahan kerja, antara lain :

Kelelahan adalah Ketidak mampuan sementara, atau penurunan

kemampuan, untuk menanggapi situasi, karena sebelumnya melakukan

aktivitas yang berlebihan baik mental, emosional atau fisik , Kelelahan

(37)

Orang di tempat kerja dapat meningkatkan risiko bahaya karena

gangguan kesehatan dan kebugaran. penurunan ini dapat timbul dari

sejumlah penyebab termasuk karena kelelahan Hill R J, dalam Maurits

(2010)

Kelelahan kerja adalah suatu fenomena yang kompleks yang

dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal Maurits (2010)

Kelelahan sudah menangkap semua istilah untuk berbagai

gejala, mulai dari nyeri otot sampai kesulitan dalam berkonsentrasi,

atau mengantuk Secara umum, kelelahan dipandang sebagai akibat

utama dari lamanya waktu bekerja yang harusnya menjadi bahan

pertimbangan utama dalam pembentukan peraturan dalam menyusun

jam kerja Hill R J,dalam Maurits (2010)

Kelelahan adalah bersifat berkelanjutan dalam keadaan

kelelahan yang mengarah ke kelelahan mental atau fisik yang mencegah

orang beraktivitas dalam batas-batas yang normal dan itu adalah wajar

untuk seseorang yang merasakan lelah atau mengantuk setelah usaha

mental atau fisik yang berkepanjangan di tempat kerja. Kelelahan,

bagaimanapun, adalah lebih dari merasa lelah atau mengantuk

Kelelahan mempengaruhi kesehatan seseorang, meningkatkan

kemungkinan kecelakaan di tempat kerja terjadi, dan mengurangi

kinerja dan produktivitas di tempat kerja Victoria (2008)

Kelelahan adalah lebih dari merasa lelah dan mengantuk. Dalam

(38)

kelelahan fisik yang mengurangi kemampuan seseorang untuk

melakukan pekerjaan dengan aman dan efektif Anthony (2013) .

Kelelahan dapat didefinisikan sebagai penurunan progresif

kewaspadaan dan kinerja yang menghasilkan ngantuk Pardew (2007).

Berdasarkan definisi mengenai kelelahan dapat disimpulkan

bahwa kelelahan atau fatigue menunjukan gejala yang berbeda-beda,

tetapi dari segi keadaan kelelahan berakibat kepada pengurangan

kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Secara konseptual keadaan lelah

meliputi aspek fisiolois maupun aspek psikologis dan konsep kelelahan

ini mempunyai arti tersendiri dan bersifat subyektif dimana ditandai

dengan penurunan kinerja fisik, perasaan lelah, penurunan motivasi dan

penurunan produktivitas kerja. Kelelahan baik secara fisiologis maupun

psikologis pada dasarnya merupakan mekanisme perlindungan tubuh

agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan

setelah istirahat.

2. Fisiologis terjadinya Kelelahan Kerja

Secara fisiologis tubuh manusia dapat diperumpamakan seperti

suatu mesin yang dalam menjalankan pekerjaannya membutuhkan

bahan bakar untuk sumber energi. Dalam melakukan tugas fisik, tubuh

dipengaruhi oleh beberapa sistem yang bekerja secara sendiri-sendiri

atau bersama-sama. Sistem-sistem tersebut ialah sistem peredaran

darah, sistem pencernaan, sistem otot dan saraf, serta sistem pernafasan.

(39)

otot-otot di samping zat ini juga berada dalam aliran darah. Akumulasi asam

laktat dapat menyebabkan penurunan kerja otot-otot dan kemungkinan

faktor saraf tepi dan sentral berpengaruh terhadap proses terjadinya

kelelahan. Saat otot berkontraksi, glikogen diubah menjadi asam laktat

dan asam ini dapat menghambat kontinuitas kerja otot sehingga terjadi

kelelahan. Dalam fase pemulihan terjadi proses pengubahan sebagian

asam laktat menjadi glikogen lagi sehingga memungkinkan otot-otot

dapat berfungsi normal kembali. Penyediaan oksigen berpengaruh

terhadap kecepatan pemulihan fungsi otot. Apabila beban kerja otot

tidak terlalu besar maka otot juga akan dapat mempertahankan

keseimbangannya. Asam laktat yang berlebih tidak akan terakumulasi

dan otot juga tidak mengalami oxygen debt yang akan membantu kerja

otot menjadi kembali normal Maurits (2010)

3. Jenis-jenis Kelelahan Kerja

Menurut Maurits berdasarkan waktu terjadinya, kelelahan terbagi

menjadi dua macam yaitu Maurits (2010):

a. Kelelahan akut, disebabkan oleh proses kerja suatu organ atau

seluruh tubuh melebihi kemampuan maksimal.

b. Kelelahan kronis, apabila kelelahan dapat dirasakan setiap hari dan

berkepanjangan. Bahkan kelelahan pun dapat dirasakan walau belum

memulai suatu pekerjaan.

Berdasarkan penyebabnya, kelelahan juga terbagi menjadi dua

(40)

a. Kelelahan fisiologis, merupakan macam kelelahan yang disebabkan

oleh faktor fisik di tempat kerja yang diantaranya karena suhu dan

kebisingan.

b. Kelelahan psikologis, yaitu kelelahan yang muncul karena latar

belakang permasalahan psikologis

4. Faktor penyebab Kelelahan Kerja

a. Kelelahan dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan

dengan pekerjaan, atau faktor di luar pekerjaan Atau bisa juga

kombinasi antara keduanya yang diatnaranya dari pekerjaan sendiri

: (1) shift kerja, (2) panjangnya shift, (3) kurangnya menjadwal atau

menrenanakan apa yg mau dikerjakan, (4) waktu shift (shift malam)

berpengaruh meningkatkan dampak kelelahan, (5) kondisi

lingkungan yang keras, (6) mental atau fisik menuntut kerja. Factor

diluar kerja :(1) kurangnya kualitas tidur yg baik,(2) kurang tidur,

(3) kehidupan social,(4) karyawan lain(5) gangguan tidur.Victoria

(2008)

b. Penyebab kelelahan kerja ummnya berkaitan dengan :

a) Kegiatan pekerjaan yang monoton.

b) Intensitas kerja dan ketahanan kerja mental dan fisik yang cukup

tinggi.

c) Situasi ruang kerja: pencahayaan dan kebisingan, serta

(41)

d) Faktor psikologis, rasa tanggung jawab berlebih, ketegangan dan

konflik-konflik yang bermunculan.

e) Penyakit, rasa kesakitan, dan asupan gizi yang kurang baik.

Sistem shift kerja turut sebagai penyebab munculnya kelelahan kerja

sebanyak 80% dan shift kerja juga sebagai penyebab munculnya

gangguan tidur pada pekerja shift malam sekitar 80%. Jika dipantau

dari sisi fisiologis penyebab kelelahan ada dua macam yaitu secara

sentral dan perifer. Kelelahan sentral disebabkan karena aktivitas

motor neuron yang tidak mencukupi atau motor neuron mengalami

impaired excitability. Lain halnya dengan kelelahan perifer/ tepi

yang muncul karena adanya kelainan transmisi neuromuscular dan

otot mengalami hambatan kontraksi Maurits (2010).

5. Gejala gejala Kelelahan Kerja

Kelelahan kerja pada umumnya dukeluhkan sebagai kelelahan

dalam sikap, orientasi, dan penyesuaian pekerja yang mengakami

kelelahan kerja chavatitsakulchai dan shahnavas, dalam Maurits (2010)

Gilmer dan Cameron, dalam Maurits (2010) menyebutkan

bahwa gejala gejala kelelahan kerja adalah sebagai berikut :

a. Gejala-gejala yang mungkin berakibat pada pekerjaan seperti

penurunan kesiagaan dan perhatian, penurunan dan hambatan persepsi,

cara berpikir dan perbuatan anti social, depresi , kurang tenaga, dan

(42)

b. Gejala umum yang sering menyertai gejala gejala diatas adalah sakit

kepala, vertigo, gangguan fungsi paru, dan jantung, kehilangan nafsu

makan serta gangguan pencernaan.

Maurits (2010) mengutarakan bahwa gejala kelelahan kerja

terdiri dari dua aspek yaitu pelemahan aktivitas dan gejala psikis.

Gejala kelelahan yang penting antara lain seperti adanya (1) rasa

kelelahan, (2) tidak bergairah kerja, (3) sulit berpikir, (4) menurunnya

kesiagaan, (5) menurunnya persepsi dan kecepatan reaksi bekerja.

Suatu survey di luar negeri juga menunjukkan bahwa kelelahan kerja

banyak terjadi di perusahaan-perusahaan. Di USA kelelahan merupakan

problem besar, sebanyak 24 persen orang dewasa yang datang ke

poliklinik menderita kelelahan. Sedangkan di Inggris menyebutkan

bahwa 25 persen wanita dan 20 persen lakilaki merasakan kelelahan.

Namun masih ada perbedaan pendapat tentang penyebab-penyebab

terjadinya kelelahan tersebut antara dokter dengan pasien yang

bersangkutan.

6. Dampak dari Kelelahan Kerja

Kelelahan dapat menimbulkan beberapa keadaan yaitu prestasi

kerja yang menururun, fungsi fisiologis motorik dan neural yang

menuru, badan tidak enak dan membuat semangat kerja menurun

Bartley dan Chute, dalam Maurits (2010). Perasaan kelelahan kerja

cenderung meningkatkan terjadinya kecelakaan kerja, sehingga dapat

(43)

produktivitas kerja Gilmer,dalam Maurits (2010). Kelelahan kerja

terbukti memberikan kontribusi lebih dari 50% dalam kejadian

kecelakaan kerja di tempat kerja.

Efek kelelahan pada kesehatan dan kinerja bisa bersifat jangka

pendek maupun jangka panjang. Efek jangka pendek pada individu

termasuk i gangguan kerja kinerja, seperti berkurangnya kemampuan

untuk Victoria (2008) :

a. berkonsentrasi dan menghindari gangguan

b. berpikir lateral dan analitis

c. membuat keputusan

d. mengingat dan mengingat peristiwa-peristiwa dan urutan kejadian

e. memelihara kewaspadaan

f. mengotrol emosi

g. menghargai situasi yang kompleks

h. mengenali risiko

Kerugian yang ditimbulkan dari shift kerja dan tidur yang buruk

juga memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan diantaranya

adalah : (1) penyakit jantung (2) tekanan darah tinggi (3) diabetes (4)

gangguan gastrointestinal (5) depresi dalam keseharian (6) kecemasan.

7. Pengukuran Kelelahan Kerja

Pada tahun Maurits (2010) masih mengemukakan bahwa saat itu

masih belum ada alat yang mampu mengukur kelelahan kerja dalam

(44)

macam industry. Hampir semua ahli ergonomi mengakui pendapat

grandjean ini, namum terdapat beberapa alat ukur yang telah diungkap

oleh beberapa peneliti antara lain yaitu :

a. Uji Hilangnya Kelipan (Fliker-Fusion Test)

Frekwensi kerlingan mulus dari mata adalah kemampuan mata

untuk membedakan cahaya berkedip dengan cahaya berkelanjutan. Cara

mengujinya adalah sebagai berikut:

responden yang diteliti kemampuanya didudukan didepan sumber

cahaya berkedip. Kedipan dimulai dari lambat, kemudian

perlahan-lahan dinaikkan semakin cepat dan cahaya tersebut bukan sebagai

cahaya lagi, melainkan sebagai cahaya yang continue (mulus).

Frekwensi batas/ ambang dari kelipan itu disebut “frekwensi kelipan

mulus”. Bagi orang yang tidak lelah, frekwensi ambangnya adalah 2

Hertz, jika memakai cahaya pendek atau 0,6 Heartz. Pada seseorang

yang lelah sekali atau setelah menghadapi pekerjan monoton, angka

frekwensi kerling mulus dari orang yang sedang dalam keadaan tidak

lelah.

b. Industrial Fatigue Research Committee (IFRC)

Kuesioner dari Jepang berisi sejumlah pertanyaan yang

berhubungan dengan gejala kelelahan yang disusun dalam bentuk daftar

pertanyaan. Kuesioner tersebut berisi 30 daftar pertanyaan yang terdiri

(45)

a) 10 pertanyaan tentang pelemahan kegiatan: perasaan berat di kepala,

lelah seluruh badan, berat di kaki, menguap, pikiran kacau, mengantuk,

ada beban pada mata, gerakan canggung dan kaku, berdiri tidak stabil,

ingin berbaring.

b) 10 pertanyaan tentang pelemahan motivasi: susah berfikir, lelah untuk

berbicara, gugup, tidak berkonsentrasi, sulit memusatkan perhatian,

mudah lupa, kepercayaan, merasa cemas, sulit mengontrol sikap, tidak

tekun dalam pekerjaan.

c) 10 pertanyaan tentang gambaran kelelahan fisik: sakit di kepala, kaku di

bahu, nyeri di punggung, sesak nafas, haus, suara serak, merasa pening,

spasme di kelopak mata, tremor pada anggota badan, merasa kurang

sehat.

c. Kuisioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2)

Maurits (2010) menyusun kuesioner yang terdiri dari 17

pertanyaan tentang keluhan subjektif yang dapat diderita oleh tenaga

kerja, antara lain: sukar berpikir, lelah berbicara, gugup mengadapi

sesuatu, tidak pernah berkonsentrasi mengerjakan sesuatu, tidak punya

perhatian terhadap sesuatu, cenderung lupa, kurang percaya diri, tidak

tekun dalam melaksanakan pekerjaan, enggan menatap orang lain,

enggan bekerja dengan cekatan, tidak tenang bekerja, lelah seluruh

tubuh, lamban, tidak kuat berjalan, lelah sebelum, daya pikir menurun

(46)

8. Hubungan kelelahan kerja dengan produktivitas kerja

Di tingkat pekerja, produktivitas dipengaruhi oleh berbagai

faktor yang berhubungan dengan pekerja itu sendiri maupun oleh faktor

faktor lain dari luar pekerja, Salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap produktivitas kerja adalah kesehatan pekerja yang

bersangkutan. Dalam penelitian Maurits menyimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang negative yang bermakna antara produktivitas kerja

dengan kelelahan kerja yang diukur dengan KAUPK maupun dengan

alat pemeriksa reaksi.

Secara umum kelelahan kerja merupakan keadaaan yang dialami

tenaga kerja yang dapat mengakibatkan penurunan vitalitas dan

produktivitas. Pekerjaan yang terus menerus dilakukan dan bersifat

monoton akan berakibat kelelahan dan kelelahan akan berakibat

menurunnya konsentrasi bekerja dan mempengaruhi pada hasil kerja Menurut Putra (2015) mendapatkan hasil Hasil penelitian

menunjukkan bekerja kelelahan perasaan oleh pekerja pada kategori

pekerjaan kelelahan tingkat rendah adalah 14 orang (58,3%) dan

kategori pekerjaan kelelahan tingkat menengah adalah 10 orang

(41,7%). Hasil dari uji statistik (CI = 0,05) memperoleh p-value 0,034

menunjukkan korelasi yang signifikan antara kelelahan kerja dan

(47)

Produktivitas kerja menurut Jackson dalam Agustin (2014)

mengatakan bahwa ada empat aspek yang menentukan besar kecilnya

produktivitas kerja seseorang, antara lain :

1. Keterampilan

Dimana setiap pekerja ingin dengan segera menyelesaikan

pekerjaannya dan memiliki motivasi untuk berkembang

2. Kemampuan

Berusaha meningkatkan kemampuan dan kualitas kerja

3. Sikap

Memiliki sikap yang siap dan sigap serta loyalitas dalam bekerja

4. Perilaku

Dimana setiap pekerja selalu ingin meningkatkan hasil produksi

dan setiap pekerja selelau bekerjasama dalam berbagai hal

9. Kerangka teori

Kerangka teoritis adalah suatu model yang digunakan untuk

menerangkan hubungan faktor-faktor yang penting yang telah

diketahui dalam suatu masalah. Kerangka teoritis akan digunakan

sebagai petunjuk, pedoman dalam membedah dan menganalisis

fenomena dan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

Faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja dan bisa membuat

(48)

dari dalam diri pekerja misalnya, keadaan psikis, fisik (kelelahan

pekerja) , usia, bakat, karakter, pengalaman, keahlian, pendidikan,

kepuasan kerja, motivasi kerja, semangat kerja, dan persepsi pekerja

terhadap gaji. Dan disini yang dihendak diteliti oleh penulis adalah

keadaan fisik dan psikis terhadap produktivitas kerja karyawan. Seperti

diketahui bekerja membutuhkan beberapa faktor yang bisa membuat

agar pekerjaan tersebut menjadi lebih baik lagi, seperti diketahui

kelelahan kerja merupakan bagian dari permasalahan umum yang sering

dijumpai pada tenaga kerja. Menurut beberapa peneliti, kelelahan secara

nyata dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan dapat

menurunkan produktivitas. Investigasi di beberapa negara menunjukkan

bahwa kelelahan (fatigue) memberi kontribusi yang signifikan terhadap

terjadinya kecelakaan kerja. Maurits (2011)

Penuingkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh

manusia. Sebaliknya manusia pula yang menjadi penyebab terjadinya

pemborosan dan efisiensi dalam berbagai bentuknya. Faktor manusia

sangatlah berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja, seperti

masalah tidur , kebutuhan biologis, dan juga kelelahan kerja, bahkan

diutarakan bahwa penurunan produktivitas tenaga kerja di lapangan

sebagian besar disebebakan oleh kelelahan kerja para pekerja sendiri.

Karena itu memberikan perhatian kepada unsur manusia merupakan

salah satu tuntutan dalam keseluruhan upaya meningkatkan

(49)

Kelelahan kerja merupakan kriteria yang kompleks yang tidak

hanya menyangkut kelelahan fisiologis dan psikologis tetapi dominan

hubungannya dengan penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah,

penurunan motivasi dan penurunan produktivitas kerja. Adapun faktor

yang berpengaruh terhadap produktivitas adalah tenaga kerja, maka dari

itu kondisi karyawan harus selalu dijaga baik fisik maupun

psikologisnya, karena hal itu yang sangat mempengaruhi dalam bekerja.

Pekerjaan yang terus menerus dilakukan dan bersifat monoton akan

berakibat kelelahan dan kelelahan akan berakibat menurunnya

konsentrasi bekerja dan mempengaruhi pada hasil kerja.

Adapun kerangka teoritis dalam penelitian ini akan dijelaskan

sebagai berikut:

X Y

(50)

10.Hipotesis

Dalam penelitian ini peneliti mengajukan sebuah hipotesis

untuk menyimpulkan hasil penelitian. Adapun hipotesisnya adalah:

Ho : Tidak ada hubungan antara kelelahan kerja dengan produktivitas

kerja karyawan di perpusda Surabaya

Ha : Ada hubungan antara kelelahan kerja dengan produktivitas kerja

(51)

METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Definisi Operasional

1. Identifikasi Variabel Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian

yang menekankan analisisnya pada data-data numerical atau angka

yang diperoleh dengan metode statistik serta dilakukan pada penelitian

inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan

dengan signifikansi hubungan antara variabel yang ditetili Azwar

(2004). Variabel merupakan konsep mengenai atribut sifat yang

terdapat pada subjek penelitian yang penelitian yang dapat bervariasi

secara kuantitatif maupun kualitatif Azwar (2004). Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu variabel

bebas dan variabel terikat.

1) Variabel Bebas

Suatu variabel yang mempengaruhi dalam menentukan hubungan yang

diobservasi/diamati Azwar (2004). Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah kelelahan kerja

2) Variable Terikat

Suatu variabel yang menentukan pengaruh variabel bebas Azwar

(2004). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah produktivitas kerja

2. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi mengenai variabel

yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut

(52)

penelitian ini, peneliti mengoperasionalkan kelelahan kerja dan

Produktivitas kerja sebagai alat ukur.

Kelelahan adalah ketidak mampuan sementara, atau penurunan

kemampuan, untuk menanggapi situasi, karena sebelumnya melakukan

aktivitas yang berlebihan baik mental, emosional atau fisik , Kelelahan

dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja, Orang

di tempat kerja dapat meningkatkan risiko bahaya karena gangguan

kesehatan dan kebugaran.

variabel operasional ini diukur menggunakan skala likert dengan

pemberian skor bergerak dari yang terendah 1 hingga tertinggi 5 disetiap

pilihan jawaban per aitem. Skor tersebut digunakan untuk mengetahui

respon dari subyek penelitian terhadap suatu pernyataan yang berpacu

pada aspek pelemahan aktivitas dan gejala fisik.

Produktivitas kerja adalah meningkatnya hasil kerja yang

dipengaruhi oleh kemampuan para karyawan (input) dan menghasilkan

sebuah barang atau jasa (output), produktivitas ini diukur pada aspek

kemampuan, keterampilan, sikap, dan perilaku

Variabel operasional ini diukur menggunakan skala likert dengan

pemberian skor bergerak dari yang terendah 1 hingga tertinggi 5 disetiap

pilihan jawaban per aitem. Skor tersebut digunakan untuk mengetahui

respon dari subyek penelitian terhadap suatu pernyataan yang berpacu

(53)

B. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiono

(2013).

Penelitian ini adalah penelitian populatif dimana populasi dalam

penelitian ini adalah pegawai perpustakaan kota Surabaya yang bekerja di

perpustakaan kota jalan Rungkut Asri No 15 Surabaya.. Jumlah populasi

pegawai sebanyak 48 orang dimana pegawai tersebut memiliki karakteristik

populasi sebagai berikut:

1. Tenaga teknis pustakawan

2. Pustakawan asli/tenga pengolah

Oleh karena itu penelitian ini mengambil sampel secara populatif.

Teknik pengambilan sampel menurut Azwar (2004) bahwa jumlah responden

kurang dari 100 maka sampel diambil semua atau sampel populatif.

Sedangkan jika responden lebih dari 100, maka pengambilan sampel 10% -

15% atau 20% - 25% atau lebih, atau keadaan yang setidaknya:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Untuk penelitian yang

(54)

populasi sebagai subyek penelitian. Dimana cara pengambilan subyek

penelitian tanpa adanya karakteristik tertentu

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner dimana sejumlah

pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka tertulis untuk memperoleh

informasi dari responden.

1. Skala Pengukuran

Penelitian ini menggunakan dua skala yaitu kelelahan kerja dan

produktivitas kerja dengan menggunakan model likert. Model skala likert

yang digunakan dalam pengembangan alat ukur dengan 5 pilihan jawaban;

yaitu : sangat sesuai (SS), sesuai (S), netral (N) tidak sesuai (TS), dan sangat

tidak sesuai (STS).

Skala likert ini juga menjabarkan kategori jawaban yang ditengah

Netral (N) berdasarkan tiga alasan:

1. Kategori undecided itu mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat

memutuskan atau memberi jawaban (menurut konsep aslinya bisa diartikan

netral, setuju tidak, tidak setujupun tidak, atau bahkan ragu-ragu).

2. Tersedianya jawaban yang di tengah itu menimbulkan kecenderungan

jawaban ke tengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang

ragu atas arah jawabannya ke arah sesuai ataukah ke arah tidak sesuai.

3. Maksud kategorisasi jawaban tengah netral (N) adalah terutama untuk

melihat kecenderungan pendapat responden ke arah sesuai atau kearah tidak

(55)

responden yang belum bisa memutuskan untuk memberikan jawaban dan

cenderung memberi jawaban netral dapat menentukan jawabannya sendiri

Azwar (2014).

Penyusunan item dalam skala ini dikelompokan menjadi item

favorable dan item unfavorable yang dibuat dalam lima alternative jawaban.

[image:55.595.148.502.253.550.2]

Cara penyekorannya adalah sebagai berikut :

Tabel 1.

Penilaian pertanyaan favorable dan unfavorable

Kategori Jawaban Favorable Unfavorable

Sangat Sesuai (SS) 5 1

Sesuai (S) 4 2

Netral (N) 3 3

Tidak Sesuai (TS) 2 4

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5

a. Skala Kelelahan Kerja

Skala kelelahan kerja ini menggunakan aspek-aspek yang

dikemukakan oleh Maurits (2010) yang meliputi pelemahan aktivitas, gejala

fisik, Skala tersebut terdiri dari item favorable dan item unfavorable yang

masing-masing terdiri atas lima alternatif jawaban. Item favorable adalah

item yang mengandung nilai-nilai yang mendukung secara positif terhadap

suatu pernyataan tertentu. Sedangkan item unfavorable adalah item yang

mengandung nilai-nilai yang mendukung secara negatif terhadap suatu

(56)

NO ASPEK INDIKATOR F JENIS ITEM UF JUMLAH %

1 PELEMAHAN AKTIVITAS

LAMBAN 9, 25, 23, 2 26, 24 6 17%

lelah seluruh

tubuh 14, 10 15, 21

4 11%

enggan bekeja dengan

cekatan 22, 3 13, 8

4 11%

Malas 16, 7, 1 32, 34, 36 6 17%

2 GEJALA FISIK

gugup menghadapi

sesuatu 35, 33 17, 11

4 11%

Turunnya

perhatian 31, 20 4, 6 4 11%

jarang

berkonsentrasi 5, 12 19, 30 4 11%

Sulit berfikir 18, 29 28, 27 4 11%

JUMLAH 36 100%

a. Skala Produktivitas Kerja

Skala produktivitas kerja dalam penelitian ini menggunakan

aspek-aspek yang dikemukakan oleh Jackson dalam Agustin (2014) yang terdiri

dari kemampuan dan keterampilan, sikap dan prilaku, Skala tersebut terdiri

dari item favorable dan item unfavorable yang masing-masing terdiri atas

enam alternatif jawaban. Item favorable adalah item yang mengandung

nilai-nilai yang mendukung secara positif terhadap suatu pernyataan tertentu.

Sedangkan item unfavorable adalah item yang mengandung nilai-nilai yang

[image:56.595.124.500.109.565.2]
(57)

NO ASPEK INDIKATOR JENIS ITEM JUMLAH % F UF

1 kemampuan Berusaha meningkatkan kemampuan 13, 25 31, 9 4 12 %

Meningkatkan kualitas 27, 1 18, 26 4 12 %

2 Keterampilan

Segera menyelesaikan

pekerjaan 21, 15 7, 4 4 12 %

Memiliki inovasi untuk

berkembang 22, 2 16, 10 4 12 %

3 Sikap Sigap dalam bekerja

8, 11,

32 12, 3 28, 6 16 %

Loylalitas dalam

bekerja 5, 24 33, 20 4 12 %

4 Prilaku

Meningkatkan hasil

produksi 34, 30 14, 23 4 12 %

Bekerja sama dalam

bekerja 17, 19 29, 6 4 12 %

JUMLAH 34 100 %

D. Validitas dan Reliabilitas alat ukur

1. Uji Validitas

Validitas penelitian mempersoalkan derajat kesesuaian hasil penelitian

dengan keadaan yang sebenarnya, sejauh mana hasil penelitian mencerminkan

keadaan yang sebenernya. Validitas penelitian mengandung dua sisi, yaitu:

validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal mempersoalkan

kesesuaian antara data hasil penelitian dengan keadaan yang sebenarnya.

Untuk mendapatkan validitas internal penelitian yang memadai peneliti

menggarapnya lewat penggunaan instrumen pengambil data yang memenuhi

persyaratan ilmiah tertentu. Validitas eksternal penelitian mempersoalkan

derajat kesesuaian antara generalisasi hasil penelitian dengan keadaan yang

sebenarnya, sejauh mana generalisasi hasil penelitian sesuai dengan keadaan

[image:57.595.106.530.106.586.2]
(58)

(2005).

Azwar (2004) juga menyatakan bahwa uji validitas dikatakan

mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya

atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat. Syarat bahwa item-item

terseb

Gambar

Gambar 2 : Grafik Uji Normalitas  .........................................................................
Tabel 1. Penilaian pertanyaan favorable dan unfavorable
Tabel 2. Blue Print
Tabel 3. Blue Print
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kajian yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah, “Ada hubungan antara kelelahan kerja dengan produktivitas kerja pada tenaga

Apabila tingkat produktivitas seorang tenaga kerja terganggu yang disebabkan oleh faktor kelelahan fisik maupun psikis maka akibat yang ditimbulkannya akan

Kesimpulan penelitian menyatakan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara stres kerja dengan produktivitas kerja, namun generalisasi hasil- hasil

4.4.1 Hubungan Kelelahan Kerja dengan Produktivitas Kerja Individu Tabel 4.18 Tabel Silang Antara Kelelahan Kerja dengan Produktivitas Kerja pada Pekerja Bagian Produksi

Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui bahwa terdapat hubungan antara kelelahan kerja dengan produktivitas kerja pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Bitung

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini terdapat hubungan secara signifikan dan tingkat hubungan yang rendah antara beban kerja dengan kelelahan

Implikasi Lingkungan Kerja X3 terhadap Produktivitas Kerja Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja

Sicepat Express Gerai Kotamatsum III Kota Medan menemukan bahwa karyawan mengalami stres kerja dan kelelahan kerja, serta mengalami produktivitas kerja yang rendah.. Hubungan Stres