• Tidak ada hasil yang ditemukan

Provident Agro Official Website

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Provident Agro Official Website"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PT PROVIDENT AGRO Tbk

DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN INFORMASI TAMBAHAN 31 JULI 2013, 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (AUDITAN) DAN PERIODE TUJUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL

31 JULI 2013 (AUDITAN) DAN 2012 (REVIU) DAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (AUDITAN) D A N

(2)

D A F T A R I S I

Pernyataan Direksi

Laporan Auditor Independen

Ekshibit

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian A

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian B

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian C

Laporan Arus Kas Konsolidasian D

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

Catatan 2 0 1 3 2 0 1 2 2 0 1 1* 31 Desember 2010*

A S E T

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2,4 219.728.623 259.046.646 197.731.797 80.165.521 Piutang usaha

Pihak ketiga 2,5,17 7.004.939 3.346.482 6.480.554 4.002.919 Piutang lain-lain

Pihak ketiga 2,6 81.979.986 52.713.603 26.330.414 59.487.036

Pihak-pihak berelasi 2,6,33 - - 175.183.392 59.359.199

Persediaan 2,7,17 79.526.279 78.076.689 35.639.370 28.938.279 Uang muka dan biaya dibayar dimuka 8 16.595.305 16.833.189 18.559.320 88.206.691 Pajak dibayar dimuka 2,16 7.062.464 6.076.464 1.696.197 6.477.085

Jumlah Aset Lancar 411.897.596 416.093.073 461.621.044 326.636.730

ASET TIDAK LANCAR

Aset pajak tangguhan 2,16 12.061.643 1.894.289 10.348.808 8.896.232

Uang muka investasi 2 - - - 32.750.000

Bibitan 2,9 37.547.951 36.680.668 40.738.615 45.621.109 Aset tetap - setelah dikurangi

akumulasi penyusutan Rp 189.876.029, Rp 163.643.794, Rp 124.458.244 dan Rp 130.670.849 masing-masing pada tanggal 31 Juli 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan

1 Januari 2011/31 Desember 2010 2,10,11 3.123.654.748 2.813.287.587 2.189.127.995 1.065.293.969

Hak atas tanah 2,11 - - 86.606.408 90.958.909

Aset tidak lancar lainnya 12 20.597.043 19.278.824 20.925.050 15.100.494

Jumlah Aset Tidak lancar 3.193.861.385 2.871.141.368 2.347.746.876 1.258.620.713

JUMLAH ASET 3.605.758.981 3.287.234.441 2.809.367.920 1.585.257.443

*) disajikan kembali, lihat Catatan 41

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir

(9)

LIABILITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 100 pada tanggal 31 Juli 2013 dan 31 Desember 2012

pada tanggal 31 Juli 2013 dan 31 Desember 2012 (31 Desember 2011: 142.000 saham dan

(10)

2 0 1 3 2 0 1 2 2 0 1 2 2 0 1 1

Catatan (7 bulan) (7 bulan) (1 tahun) (1 tahun)

PENDAPATAN 2,25 361.635.413 329.577.133 599.235.242 399.571.017

BEBAN POKOK PENJUALAN 2,26 ( 294.089.072) ( 257.529.517) ( 457.127.884) ( 238.604.554)

LABA BRUTO 67.546.341 72.047.616 142.107.358 160.966.463

Beban usaha 2,27 ( 61.253.484) ( 57.850.951) ( 97.125.819) ( 74.054.264)

(Beban) pendapatan lain-lain - bersih 2,28 ( 149.247.234) ( 140.044.867) ( 124.290.377) ( 50.374.022)

(RUGI) LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN ( 142.954.377) ( 125.848.202) ( 79.308.838) 36.538.177

PAJAK PENGHASILAN

Kini 2,16 ( 5.318.853) ( 4.855.274) ( 10.052.338) ( 13.114.218)

Tangguhan 2,16 447.648 2.499.012 2.544.121 1.452.576

Jumlah Pajak Penghasilan ( 4.871.205) ( 2.356.262) ( 7.508.217) ( 11.661.642)

(RUGI) LABA PERIODE/TAHUN BERJALAN ( 147.825.582) ( 128.204.464) ( 86.817.055) 24.876.535

Pendapatan Komprehensif Lain

Surplus revaluasi dari entitas anak 2,24 88.656.909 146.571.789 146.965.082 667.201.177

Pajak tangguhan atas surplus revaluasi

dari entitas anak 2,16,24 45.168.317 ( 230.935.212) ( 231.033.536)

-Pendapatan (kerugian) komprehensif lain

periode/tahun berjalan setelah pajak 133.825.226 ( 84.363.423) ( 84.068.454) 667.201.177

JUMLAH (RUGI) LABA KOMPREHENSIF

PERIODE/TAHUN BERJALAN ( 14.000.356) ( 212.567.887) ( 170.885.509) 692.077.712

Jumlah (rugi) laba periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk ( 147.814.504) ( 124.490.809) ( 83.304.838) 27.163.068

Kepentingan non-pengendali ( 11.078) ( 3.713.655) ( 3.512.217) ( 2.286.533)

(RUGI) LABA PERIODE/TAHUN BERJALAN ( 147.825.582) ( 128.204.464) ( 86.817.055) 24.876.535

Jumlah (rugi) laba komprehensif periode/ tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk ( 13.997.418) ( 208.903.436) ( 167.441.858) 694.364.245

Kepentingan non-pengendali ( 2.938) ( 3.664.451) ( 3.443.651) ( 2.286.533)

JUMLAH (RUGI) LABA KOMPREHENSIF

PERIODE/TAHUN BERJALAN ( 14.000.356) ( 212.567.887) ( 170.885.509) 692.077.712

(Rugi) laba per saham dasar (Rupiah penuh) 2,31 ( 30) ( 58) ( 26) 26

31 Desember

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir

(11)

Saldo per 31 Desember 2010 102.000.000 40.000.000 - 425.612.449 - 13.306.370 580.918.819 9.708 580.928.527

Tambahan modal saham 40.000.000 - - - 40.000.000 - 40.000.000

Uang muka setoran modal - ( 40.000.000) - - - - ( 40.000.000) - ( 40.000.000)

Proforma modal - - - ( 191.749.742) - - ( 191.749.742) - ( 191.749.742)

Penyesuaian proforma yang timbul dari transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali - - - 1.493.049 1.493.049

Laba komprehensif tahun berjalan (1 tahun) - - - - 667.201.177 27.163.068 694.364.245 ( 2.286.533) 692.077.712

Saldo per 31 Desember 2011 142.000.000 - - 233.862.707 667.201.177 40.469.438 1.083.533.322 ( 783.776) 1.082.749.546

Tambahan modal saham 284.883.500 - - - 284.883.500 - 284.883.500

Proforma modal - - - ( 233.862.707) - - ( 233.862.707) - ( 233.862.707)

Selisih nilai transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali - - - - ( 365.621.729) - ( 365.621.729) - ( 365.621.729)

Penyesuaian proforma yang timbul dari transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali - - - 4.504.709 4.504.709

Rugi komprehensif periode berjalan (7 bulan) - - - - ( 84.412.627) ( 124.490.809) ( 208.903.436) ( 3.664.451) ( 212.567.887)

Saldo per 31 Juli 2012 426.883.500 - - - 217.166.821 ( 84.021.371) 560.028.950 56.482 560.085.432

Saldo per 31 Desember 2011 142.000.000 - - 233.862.707 667.201.177 40.469.438 1.083.533.322 ( 783.776) 1.082.749.546

Tambahan modal saham 284.883.500 - - - 284.883.500 - 284.883.500

Penerbitan modal saham baru dalam

rangka penawaran umum saham perdana 65.915.100 - 224.259.850 - - - 290.174.950 - 290.174.950

Proforma modal - - - ( 233.862.707) - - ( 233.862.707) - ( 233.862.707)

Selisih nilai transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali - - - - ( 365.621.729) - ( 365.621.729) - ( 365.621.729)

Penyesuaian proforma yang timbul dari transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali - - - 4.301.600 4.301.600

Rugi komprehensif tahun berjalan (1 tahun) - - - - ( 84.137.020) ( 83.304.838) ( 167.441.858) ( 3.443.651) ( 170.885.509)

Saldo per 31 Desember 2012 492.798.600 - 224.259.850 - 217.442.428 ( 42.835.400) 891.665.478 74.173 891.739.651

Tambahan modal disetor - - ( 365.621.729) - 365.621.729 - - -

-(Rugi) laba komprehensif

periode berjalan (7 bulan) - - - - 133.817.086 ( 147.814.504) ( 13.997.418) ( 2.938) ( 14.000.356)

Saldo per 31 Juli 2013 492.798.600 - ( 141.361.879) - 716.881.243 ( 190.649.904) 877.668.060 71.235 877.739.295

Catatan 22 Catatan 23 Catatan 24

(12)

2 0 1 3 2 0 1 2 2 0 1 2 2 0 1 1

Catatan (7 bulan) (7 bulan) (1 tahun) (1 tahun)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir

(13)

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Provident Agro Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 4 tanggal 2 November 2006 yang

dibuat di hadapan Darmawan Tjoa, S.H., S.E., Notaris di Jakarta. Akta Pendirian ini telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. W-7-02413 HT.01.01-TH.2006 tanggal 13 November 2006.

Berdasarkan Akta No.18 tanggal 8 Agustus 2008, dibuat di hadapan Francisca Susi Setiawati, S.H., Notaris di Jakarta, anggaran dasar Perusahaan telah disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-58961.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 4 September 2008.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta No. 90 tanggal 30 Mei 2013 dibuat di hadapan Darmawan Tjoa, S.H., S.E., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan susunan Direksi sehubungan dengan pengunduran diri Sandi Rahayu dari jabatannya selaku direktur tidak terafiliasi dan mengangkat Boyke Antonius Naba selaku direktur tidak terafiliasi. Akta tersebut telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah diterima berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-25140 tanggal 20 Juni 2013.

Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan meliputi usaha-usaha di bidang pertanian, perdagangan, industri, transportasi dan jasa yang berhubungan dengan agroindustri.

Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 2006.

Kantor pusat Perusahaan berada di Gedung International Financial Center Lantai 3A, Jalan Jendral Sudirman Kav. 22-23 Jakarta.

b. Penawaran Umum Efek

Pada tanggal 28 September 2012, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar

Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) untuk melakukan penawaran umum perdana atas sahamnya (“IPO”) berdasarkan surat BAPEPAM-LK No. S-11524/BL/2012 sebanyak 659.151.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran perdana sebesar Rp 450 (nilai penuh) per saham. Pada tanggal 8 Oktober 2012, saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.

c. Entitas anak

Perusahaan memiliki investasi baik secara langsung dan tidak langsung pada entitas anak, dengan rincian sebagai berikut:

Tahun

Tempat beroperasi Jenis

Nama entitas anak kedudukan komersial usaha 31-Jul-13 31-Des-12 31-Des-11 31-Jul-13 31-Des-12 31-Des-11

Kepemilikan secara langsung

PT Mutiara Agam (MAG) 1) Sumatera Barat 1982 Perkebunan 99,99% 99,99% 99,99% 1.057.863.404 897.004.147 832.912.554

PT Langgam Inti Hibrindo (LIH) Riau 1988 Perkebunan 99,98% 99,98% 99,98% 1.305.812.568 1.147.534.343 910.913.376

(14)

c. Entitas anak (Lanjutan)

Tahun

Tempat beroperasi Jenis

Nama entitas anak kedudukan komersial usaha 31-Jul-13 31-Des-12 31-Des-11 31-Jul-13 31-Des-12 31-Des-11 Kepemilikan secara langsung (Lanjutan)

PT Alam Permai (AP) 3) DKI Jakarta Tidak operasional Perdagangan 99,98% 99,98% - 1.078.126.700 939.145.326

-PT Nusaraya Permai (NRP) 3) Kalimatan Barat Tidak operasional Perdagangan 99,99% 99,99% - 21.191.848 15.619.200

-PT Nakau (NAK) 4) Lampung 1997 Perkebunan 99,99% 99,99% - 471.516.623 356.305.869 -Kepemilikan secara tidak langsung

PT Alam Permai (AP) 3) DKI Jakarta Tidak operasional Perdagangan 0,02% 0,02% - 1.078.126.700 939.145.326 -PT Kalimantan Sawit Raya (KSR) DKI Jakarta Tidak operasional Perdagangan 0,01% 0,01% - 1.077.503.539 939.036.372

-PT Sarana Investasi Nusantara (SIN) DKI Jakarta Tidak operasional Perdagangan 0,01% 0,01% - 1.077.468.694 938.992.556

-PT Nusaraya Permai (NRP) 3) Kalimatan Barat Tidak operasional Perdagangan 0,01% 0,01% - 21.191.848 15.619.200

-Melalui AP

PT Kalimantan Sawit Raya (KSR) DKI Jakarta Tidak operasional Perdagangan 99,99% 99,99% - 1.077.503.539 939.036.372

-PT Global Kalimantan Makmur (GKM) Kalimatan Barat 2006 Perkebunan 49,02% 49,02% - 811.580.096 721.444.192

-PT Semai Lestari (SL) Kalimatan Barat 2008 Perkebunan 49,00% 49,00% - 208.924.557 172.250.851

-Melalui KSR

PT Sarana Investasi Nusantara (SIN) DKI Jakarta Tidak operasional Perdagangan 99,99% 99,99% - 1.077.468.694 938.992.556

-Melalui SIN

PT Global Kalimantan Makmur (GKM) Kalimatan Barat 2006 Perkebunan 50,98% 50,98% - 811.580.096 721.444.192

-PT Semai Lestari (SL) Kalimatan Barat 2008 Perkebunan 51,00% 51,00% - 208.924.557 172.250.851

-PT Agrisentra Lestari (ASL) Kalimatan Barat 2009 Perkebunan 51,00% 51,00% - 58.255.964 47.680.761

-Melalui NAK

PT Sumatera Candi Kencana (SCK) 5) Sumatera Selatan 1986 Perkebunan 90,00% 90,00% - 35.734.015 24.631.498

-Melalui TPAI

PT Nakau (NAK) 4) Lampung 1997 Perkebunan 0,01% 0,01% - 471.516.623 356.305.869

-PT Sumatera Candi Kencana (SCK) 5) Sumatera Selatan 1986 Perkebunan 10,00% 10,00% - 35.734.015 24.631.498

-Berdasarkan akta Notaris No. 83 tanggal 30 Juni 2012, dibuat di hadapan Darmawan Tjoa, S.H., S.E., para pemegang saham menyetujui rancangan penggabungan antara MAG dan MIA, entitas anak yang dimiliki oleh Perusahaan, PT Provident Capital Indonesia dan PT Saratoga Sentra Business. Adapun tujuan pengabungan perusahaan tersebut adalah untuk menghilangkan duplikasi kegiatan operasional.

2) Berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Agustus 2012 dibuat di hadapan Darmawan Tjoa, S.H., S.E., Notaris di Jakarta,

(15)

c. Entitas anak (Lanjutan)

3) Pada tanggal 23 April 2012, Perusahaan telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat dengan

PT Hamparan Karunia Nusantara (HKN) sehubungan dengan pembelian 100% saham NRP dan AP.

Pada tanggal 31 Mei 2012, para pemegang saham masing-masing perusahaan menyetujui rencana penjualan saham NRP dan AP sebagaimana tertuang dalam Keputusan Edaran Para Pemegang Saham.

Kemudian pada tanggal 31 Mei 2012, sesuai dengan Akta pemindahan saham telah dilaksanakan jual beli saham sebagai berikut:

Perusahaan membeli dari HKN 12.499 saham mewakili 99,992% saham NRP dengan harga pembelian AS$ 2.384.583 dan sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian belum dilunasi oleh Perusahaan. LIH, entitas anak membeli dari Tn. Husni Heron 1 saham mewakili 0,008% saham NRP dengan harga pembelian AS$ 191 dan telah dilunasi oleh LIH, entitas anak.

Perusahaan membeli dari HKN 14.465 saham mewakili 99,93% saham AP dengan harga pembelian AS$ 12.935.699 dan sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian belum dilunasi oleh Perusahaan.

LIH, entitas anak membeli dari Tn. Husni Heron 10 saham mewakili 0,07% saham AP dengan harga pembelian AS$ 8.943 dan telah dilunasi oleh LIH, entitas anak. Sehingga pada tanggal 31 Mei 2012 tersebut, Perusahaan dan LIH, entitas anak, berdasarkan Akta Pernyataan Pemindahan Saham No. 141, 142, 145, 147, 149, dan 150 tanggal 31 Mei 2012, seluruhnya dibuat di hadapan Notaris Darmawan Tjoa, S.H., S.E., telah melakukan akuisisi terhadap seluruh saham AP, NRP, KSR, dan SIN. AP, NRP, KSR, dan SIN secara bersama-sama merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki tiga Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit, yaitu GKM, SL dan ASL.

Berdasarkan Akta No. 152 tanggal 31 Mei 2012 dibuat di hadapan Darmawan Tjoa, S.H., S.E., Notaris di Jakarta, Perusahaan melakukan pengambilalihan saham AP dari HKN sebanyak 9.045 saham sebesar AS$ 4.432.096 dan sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian belum dilunasi oleh Perusahaan.

Berdasarkan Akta No. 153 tanggal 31 Mei 2012 dibuat di hadapan Darmawan Tjoa, S.H., S.E., Notaris

di Jakarta Perusahaan melakukan pengambilalihan atas Exchangeable Note (EN) milik Lawnfield Pacific Ltd.

sebesar AS$ 15.273.496 (setara dengan 22.604 saham) dan telah dilunasi seluruhnya oleh Perusahaan.

4)

Berdasarkan Akta pemindahan saham No. 42, 43 dan 44 tanggal 15 Juni 2012 yang seluruhnya dibuat di hadapan Darmawan Tjoa, S.H., S.E., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan TPAI, entitas anak melakukan pengambilalihan seluruh saham NAK yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit dengan harga jual AS$ 25.000.000 dan telah dilunasi seluruhnya oleh Perusahaan.

5) Berdasarkan Akta pemindahan saham No. 46 dan 47 tanggal 15 Juni 2012 yang seluruhnya dibuat di hadapan

Darmawan Tjoa, S.H., S.E., Notaris di Jakarta, TPAI, entitas anak melakukan pengambilalihan saham SCK yang bergerak di bidang perkebunan kelapa Hibrida sebesar 200 lembar saham yang mewakili 10% saham SCK dengan harga jual Rp 1.000.000 dan sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian belum dilunasi oleh TPAI, anak perusahaan. SCK telah mendapatkan persetujuan perubahan jenis tanaman dari tanaman kelapa menjadi tanaman kelapa sawit berdasarkan surat dari Bupati Banyuasin No. 525/2751/IV/HUTBUN/ 2012 tanggal 22 Oktober 2012.

Perusahaan telah melakukan pembelian kepemilikan saham pada AP, NRP, NAK dan SCK, entitas anak. Transaksi tersebut, sesuai PSAK No. 38 mengenai Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali, dicatat dengan

menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest). Dengan demikian, laporan keuangan

konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2011, telah disajikan kembali seolah-olah AP, NRP, NAK dan SCK telah bergabung dengan Perusahaan sejak permulaan periode yang disajikan.

(16)

d. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan

Pada tanggal 31 Juli 2013, 31 Desember 2012 dan 2011 susunan Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut:

31 Juli 2013 2 0 1 2 2 0 1 1

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris M aruli Gultom M aruli Gultom M aruli Gultom

Komisaris Edwin Soeryadjaya Edwin Soeryadjaya Husni Heron

Komisaris Winato Kartono Winato Kartono Hardi Wijaya Liong

Komisaris Independen Teuku Djohan Basyar Teuku Djohan Basyar

-Komisaris Independen H. M ustofa H. M ustofa

-Komisaris Independen Johnson Chan Johnson Chan

-Direksi

Presiden Direktur Tri Boewono Tri Boewono Tri Boewono

Direktur Kumari Kumari Kumari

Direktur Budianto Purwahjo Budianto Purwahjo Winato Katono

Direktur Devin Antonio Ridwan Devin Antonio Ridwan Devin Antonio Ridwan

Direktur Rudi Ngadiman Rudi Ngadiman

-Direktur tidak terafiliasi Boyke Antonius Naba Sandi Rahayu

-Komite Audit

Ketua H. M ustofa -

-Anggota Juninho Widjaja -

-Anggota Aria Kanaka -

-31 Desember

Jumlah gaji dan kompensasi lainnya yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan, pada tanggal 31 Juli 2013, 31 Desember 2012 dan 2011 sebesar Rp 5.641.908, Rp 10.060.974 dan Rp 7.390.676. Pada tanggal 31 Juli 2013, 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan dan entitas anak memiliki 3.089, 2.821 dan 2.192 pegawai tetap (tidak diaudit).

e. Penerbitan Laporan Keuangan

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang telah diselesaikan untuk diterbitkan pada tanggal 8 November 2013.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (“PSAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Indonesia No. VIII.G.7 lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Seperti yang dibahas dalam catatan-catatan terkait berikutnya, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif sejak tanggal 1 Januari 2012.

Sesuai PSAK No. 1, laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian disusun

berdasarkan metode akrual (accrual basis), dimana dasar pengukurannya adalah konsep biaya historis (historical

cost concept), kecuali untuk beberapa akun yang diukur berdasarkan penjelasan kebijakan akuntansi dari akun

(17)

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan

mengelompokkan arus kas atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan disajikan dalam Rupiah Indonesia (“IDR” atau “Rp”).

Perusahaan dan entitas anak telah menerapkan PSAK No. 04 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian

dan Laporan Keuangan Tersendiri”, yang mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian

untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu Induk Perusahaan dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.

Seperti diuraikan pada bagian ini, penerapan PSAK No. 04 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan berikut pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian.

Sejak tanggal 1 Januari 2011

Berdasarkan ketentuan transisi PSAK No. 04 (Revisi 2009), PSAK No. 04 revisian diterapkan secara retrospektif kecuali bagi perubahan kebijakan akuntansi signifikan berikut ini yang diterapkan secara prospektif:

Kerugian yang terjadi pada entitas anak, dialokasikan kepada kepentingan nonpengendali, bahkan apabila kerugian tersebut melebihi kepemilikan kepentingan nonpengendali pada entitas anak;

Perubahan bagian kepemilikan yang bukan merupakan hilangnya pengendalian, diperhitungkan sebagai

transaksi ekuitas. Oleh karena itu, perubahan tersebut tidak memiliki dampak terhadap goodwill dan tidak

menimbulkan laba atau rugi yang diakui dalam laporan laba rugi;

Pada saat pengendalian terhadap entitas anak hilang, semua kepentingan yang dimiliki diukur pada nilai wajar dengan laba rugi yang diakui di dalam laporan laba rugi;

Pertimbangan keberadaan dan dampak hak suara potensial yang dapat dilaksanakan dan dikonversi, termasuk hak suara potensial yang dimiliki oleh entitas lain, di dalam penilaian pengendalian;

Ketika entitas induk mengakuisisi entitas anak sebelum tanggal 1 Januari 2011 yang bertujuan untuk dijual dalam jangka pendek dan entitas anak dengan pembatasan jangka panjang signifikan yang mempengaruhi kemampuan untuk mengalihkan dana kepada entitas induk, entitas induk harus mengkonsolidasikan entitas-entitas tersebut sesuai dengan PSAK No. 04 (Revisi 2009) secara prospektif.

Adopsi PSAK No. 04 (Revisi 2009) tidak memiliki dampak material kepada laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dalam hal transaksi dengan kepentingan nonpengendali, yang diatribusikan kepada kerugian kepentingan nonpengendali dan pelepasan entitas anak sebelum tanggal 1 Januari 2011.

Informasi komparatif telah disajikan kembali dalam hal kepentingan nonpengendali (KNP) yang disajikan sebagai bagian ekuitas, dengan demikian kepatuhan terhadap standar revisian telah dicapai.

Sebelum tanggal 1 Januari 2011

Kerugian yang menjadi bagian dari KNP pada entitas anak tertentu yang tidak dimiliki secara penuh yang sudah melebihi bagiannya dalam modal disetor entitas anak tersebut dibebankan sementara kepada pemegang saham pengendali, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat KNP untuk menutupi kerugian tersebut. Laba entitas anak tersebut pada periode berikutnya terlebih dahulu akan dialokasikan kepada pemegang saham pengendali sampai seluruh bagian kerugian KNP yang dibebankan kepada pemegang saham pengendali dapat ditutup.

Akuisisi atas KNP dicatat dengan menggunakan metode ekstensi Induk-entitas anak, perbedaan antara biaya perolehan investasi dan jumlah tercatat aset neto entitas anak yang diakuisisi atau dilepaskan diakui sebagai

(18)

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)

Adopsi PSAK Revisian dan baru dan ISAK Revisian

Kebijakan akuntansi yang diadopsi adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi tahun buku sebelumnya, kecuali pada tahun buku yang bersangkutan, Perusahaan mengadopsi seluruh PSAK dan ISAK yang baru maupun yang direvisi yang berlaku efektif pada awal atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Perubahan pada kebijakan akuntansi Perusahaan telah disesuaikan sebagaimana dipersyaratkan oleh ketentuan transisi yang relevan di dalam PSAK dan ISAK terkait.

Berikut ini adalah ISAK baru yang berlaku efektif 1 Januari 2012 yang telah diadopsi dan memiliki pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian:

ISAK 25 “Hak atas Tanah”

ISAK 25 “Hak atas Tanah” menjelaskan pengakuan tanah yang diklasifikasikan sebagai aset tetap yang diperoleh

melalui Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai. Isu khusus yang diangkat di dalam interpretasi ini

adalah: (1) biaya perolehan tanah melalui Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai yang diakui

berdasarkan PSAK 16 (Revisi 2011) “Aset Tetap”, (2) biaya tanah yang tidak disusutkan kecuali terdapat bukti

yang sebaliknya yang mengindikasikan perpanjangan izin maupun pembaruan izin tidak dimungkinan, (3) biaya awal untuk memperoleh hak legal tanah diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah, dan (4) biaya-biaya yang berhubungan dengan perpanjangan dan pembaharuan izin diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur izin legal atau umur manfaat tanah, yang mana yang lebih dahulu sesuai dengan PSAK 19 (Revisi

2010) “Aset Tak berwujud”.

Sejak 1 Januari 2012 Perusahaan dan entitas anak telah mengklasifikasikan Hak atas Tanah sebesar Rp 86.606.408 ke aset tetap tanah sesuai dengan efektifnya ISAK 25, disajikan di Catatan 10 - Aset Tetap.

Berikut ini adalah PSAK baru maupun revisian yang berlaku efektif 1 Januari 2012 yang tidak memiliki dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian maupun memerlukan tambahan pengungkapan.

PSAK 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja”

PSAK 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja” yang menggantikan PSAK 24 (Revisi 2004) “Imbalan Kerja”, yang

memerlukan pengungkapan tambahan yang memberikan informasi mengenai tren aset dan liabilitas di dalam program manfaat pasti dan semua asumsi yang mendasari komponen biaya manfaat pasti. Perubahan ini memerlukan pengungkapan tambahan namun tidak memiliki dampak pengakuan maupun pengukuran, karena Perusahaan dan entitas anak memilih untuk tidak menerapkan pilihan baru yang ditawarkan untuk mengakui laba atau rugi aktuarial di dalam pendapatan komprehensif lain. Pengungkapan baru ini disajikan di Catatan 20 - Liabilitas imbalan pasca kerja.

Penerapan standar tersebut tidak berdampak material terhadap kinerja atau terhadap laporan keuangan konsolidasian.

PSAK 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”

PSAK 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” yang menggantikan persyaratan pengungkapan PSAK 50 “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, mensyaratkan pengungkapan yang memungkinkan

pengguna laporan keuangan konsolidasian untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan kami beserta sifat dan risiko yang timbul dari masing-masing instrumen keuangan tersebut. Pengungkapan yang baru disertakan dalam laporan keuangan konsolidasian di Catatan 34 - Manajemen Risiko Keuangan. Standar ini diterapkan secara prospektif berdasarkan ketentuan transisinya. Oleh karena itu, Perusahaan tidak perlu menyajikan informasi komparatif bagi penyajian yang disyaratkan oleh standar ini.

(19)

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)

Adopsi PSAK Revisian dan baru dan ISAK Revisian (Lanjutan)

Berikut ini adalah PSAK dan ISAK baru maupun revisian yang berlaku efektif 1 Januari 2012 namun tidak memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian:

PSAK 10 (Revisi 2009) Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

PSAK 16 (Revisi 2011) Aset Tetap

PSAK 26 (Revisi 2011) Biaya Pinjaman

PSAK 30 (Revisi 2011) Sewa

PSAK 46 (Revisi 2011) Pajak Penghasilan

PSAK 50 (Revisi 2011) Instrumen Keuangan: Penyajian

PSAK 55 (Revisi 2011) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

PSAK 56 (Revisi 2010) Laba per Saham

ISAK 23 Sewa Operasi – Insentif

ISAK 24 Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa

PSAK baru yang berlaku efektif 1 Januari 2013

PSAK baru yang berlaku efektif 1 Januari 2013 yang telah diadopsi dan memiliki pengaruh signifikan terhadap

Laporan Keuangan Konsolidasian adalah adalah PSAK 38 (Revisi 2012) “Akuntansi Restrukturisasi Entitas

Sepengendali”.

Sejak 1 Januari 2013, Perusahaan dan entitas anak telah mengklasifikasikan selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali sebesar Rp 365.621.729 ke Tambahan modal disetor sesuai dengan efektifnya PSAK 38

(Revisi 2012) dan disajikan di Catatan 23 – Tambahan modal disetor.

b. Dasar Konsolidasian

Kombinasi Bisnis

Perusahaan dan entitas anak telah menerapkan secara prospektif PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”

yang berlaku bagi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal tahun/periode buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.

PSAK No. 22 (Revisi 2010) menjelaskan transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya.

Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 22 (Revisi 2010), sejak 1 Januari 2011, Perusahaan dan entitas anak:

Menghentikan amortisasi goodwill;

Mengeliminasi jumlah tercatat akumulasi amortisasi goodwill terkait; dan

Melakukan uji penurunan nilai atas goodwillsesuai dengan PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.

Seperti diuraikan pada bagian ini, penerapan PSAK No. 22 (Revisi 2010) tersebut memberikan pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan berikut pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian.

Sejak tanggal 1 Januari 2011

(20)

b. Dasar Konsolidasian (Lanjutan)

Kombinasi Bisnis (Lanjutan)

Sejak tanggal 1 Januari 2011 (Lanjutan)

Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Perusahaan dan entitas anak mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang akan diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini termasuk pengelompokkan derivatif melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi.

Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi.

Imbalan kontinjensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontinjensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui

dalam laporan laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen

keuangan: Pengakuan dan pengungkapan”, sebagai laba atau rugi atau sebagai pendapatan komprehensif lain. Jika

diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontinjensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas.

Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari

imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset terindentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laporan laba rugi.

Setelah pengukuran awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk

tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan

kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Perusahaan dan entitas anak yang diharapkan akan memberikan manfaat

dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.

Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang

diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan

keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi

yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.

Sebelum tanggal 1 Januari 2011

Sebagai perbandingan dengan persyaratan-persyaratan tersebut di atas, kebijakan akuntansi atas kombinasi bisnis sebelum tanggal 1 Januari 2011 adalah sebagai berikut:

i. Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Biaya-biaya transaksi yang secara langsung

dapat diatribusikan pada akuisisi merupakan bagian dari harga perolehan akuisisi. KNP (sebelumnya dikenal sebagai hak minoritas) diukur berdasarkan proporsi atas nilai tercatat aset neto teridentifikasi;

ii. Kombinasi bisnis yang diperoleh secara bertahap diakui sebagai tahap-tahap yang terpisah. Tambahan kepemilikan

saham tidak mempengaruhi goodwill yang telah diakui sebelumnya;

iii. Ketika Perusahaan dan entitas anak mengakuisisi sebuah bisnis, derivatif melekat yang dipisahkan dari kontrak

utama oleh pihak yang diakuisisi tidak diukur kembali pada saat akuisisi, kecuali kombinasi bisnis menyebabkan perubahan syarat-syarat kontrak secara signifikan mengubah arus kas yang semula disyaratkan dalam kontrak;

iv. Imbalan kontinjensi diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan dan entitas anak mempunyai kewajiban besar atau

arus ekonomi keluar, yang dapat secara memadai diestimasi. Penyesuaian setelah tanggal akuisisi terhadap

imbalan kontinjensi diakui sebagai bagian dari goodwill.

Entitas anak

Entitas anak adalah entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan. Laporan keuangan entitas anak termasuk ke dalam laporan keuangan konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai sampai dengan tanggal pengendalian dihentikan. Kebijakan akuntansi entitas anak diubah apabila dipandang perlu untuk menyelaraskan kebijakan akuntansi yang diadopsi oleh Perusahaan.

(21)

b. Dasar Konsolidasian (Lanjutan)

Entitas anak (Lanjutan)

Setelah terjadi hilangnya pengendalian, Perusahaan menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas anak, semua kepentingan nonpengendali dan komponen ekuitas lainnya terkait dengan entitas anak. Segala surplus atau defisit yang timbul dari hilangnya pengendalian, diakui di dalam laporan laba rugi. Apabila Perusahaan menahan semua bagian di dalam entitas anak sebelumnya, maka bagian tersebut diukur pada nilai wajar pada tanggal saat pengendalian

dihentikan. Selanjutnya, bagian tersebut dicatat sebagai investee dengan ekuitas yang dihitung atau sebagai aset

keuangan tersedia untuk dijual bergantung pada besarnya pengaruh.

Transaksi yang dieliminasi pada konsolidasi

Saldo dan transaksi antar Perusahaan dan semua pendapatan dan beban yang belum terealisasi yang timbul dari transaksi antar Perusahaan, dieliminasi di dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Laba yang belum terealisasi yang timbul dari transaksi dengan entitas asosiasi dieliminasi terhadap investasi dari bagian

Perusahaan di dalam investee. Kerugian yang belum terealisasi dieliminasi dengan cara yang sama dengan keuntungan

yang belum terealisasi, hanya apabila tidak terdapat bukti penurunan nilai.

Akuntansi bagi entitas anak dan entitas asosiasi di dalam laporan keuangan tersendiri

Apabila Entitas menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan yang dikonsolidasikan kepada laporan keuangan konsolidasian, investasi pada entitas anak, entitas asosiasi dan ventura bersama, disajikan di dalam laporan posisi keuangan Perusahaan senilai nilai tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai.

Terhadap pelepasan investasi pada entitas anak dan entitas asosiasi, perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari investasi diakui di dalam laporan laba rugi.

Goodwill

Goodwill merupakan selisih biaya akuisisi entitas anak atau entitas asosiasi terhadap nilai wajar pada tanggal akuisisi bagian perusahaan terhadap aset bersih yang teridentifikasi, termasuk liabilitas kontinjensi, pada saat akuisisi. Biaya akuisisi diukur pada saat nilai wajar aset diperoleh, instrumen ekuitas diterbitkan, atau liabilitas terjadi atau diasumsikan pada tanggal akuisisi, ditambah biaya-biaya yang dapat diatribusikan kepada akuisisi.

Goodwill negatif merupakan selisih nilai wajar pada tanggal akuisisi bagian Perusahaan terhadap aset bersih yang

teridentifikasi dengan biaya akuisisi. Goodwill negatif pada tanggal transaksi disesuaikan langsung pada laporan laba

rugi.

Goodwill akuisisi entitas anak disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian di mana goodwill akuisisi entitas asosiasi dicatat sebagai bagian nilai tercatat investasi terkait.

Keuntungan atau kerugian pelepasan entitas anak dan entitas asosiasi meliputi nilai tercatat goodwill yang dikapitalisasi

terkait dengan entitas yang dijual.

Goodwill diuji penurunan nilainya secara tahunan, atau secara berkala apabila terdapat indikasi goodwill mengalami penurunan.

Goodwill dialokasikan kepada tiap unit penghasil kas (“UPK”) Perusahaan yang diharapkan memberikan manfaat dari

sinergi kombinasi bisnis, untuk tujuan pengujian penurunan nilai goodwill.

Suatu kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi ketika nilai tercatat UPK, termasuk goodwill, melebihi

jumlah terpulihkan UPK. Jumlah terpulihkan UPK lebih tinggi dari nilai wajar UPK dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Di dalam menilai nilai pakai, arus kas masa depan yang diestimasi didiskontokan dengan nilai kininya dengan menggunakan tingkat suku bunga diskon sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini terhadap nilai waktu uang dan risiko spesifik aset.

Jumlah kerugian penurunan nilai dialokasikan, pertama untuk mengurangi nilai tercatat goodwill yang dialokasikan

kepada UPK dan kemudian kepada aset UPK lainnya secara pro rata berdasarkan nilai tercatat tiap aset di dalam UPK.

(22)

c. Kas dan Setara Kas

Untuk tujuan penyusunan dan penyajian laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas meliputi kas, bank dan deposito yang jatuh tempo kurang dari tiga bulan dan tidak dibatasi penggunaannya.

d. Aset dan Liabilitas Keuangan

a) Aset Keuangan

Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2011), aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan diukur melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual. Aset keuangan diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Perusahaan dan entitas anak menjadi pihak di dalam provisi kontraktual instrumen keuangan.

Pengakuan dan pengukuran awal

Ketika aset keuangan diakui pertama kali, aset keuangan tersebut diukur pada nilai wajar, ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, kecuali dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Perusahaan dan entitas anak menentukan klasifikasi aset keuangan pada pengakuan awal dan, apabila diizinkan dan jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran setelah pengakuan awal aset keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut:

i. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Kategori ini meliputi aset keuangan “yang dimiliki untuk diperdagangkan” dan aset keuangan yang

ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada awal penentuan. Suatu aset keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual apabila secara prinsip diperoleh untuk tujuan dijual dalam jangka pendek. Aset keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat penetapan awal adalah aset keuangan yang dikelola, dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan suatu strategi investasi yang terdokumentasi. Derivatif juga dikategorikan sebagai investasi yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan, kecuali ditetapkan sebagai lindung nilai efektif. Aset yang termasuk dalam kategori ini diklasifikasikan sebagai aset lancar apabila aset tersebut baik dimiliki untuk diperdagangkan atau diharapkan untuk direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Perusahaan dan entitas anak tidak memiliki aset keuangan yang diukur melalui nilai wajar

melalui laporan laba rugi. Aset keuangan, yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur

pada nilai wajar, dan segala perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi.

Selain dari instrumen keuangan derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai instrumen lindung nilai, Perusahaan dan entitas anak tidak memiliki aset yang dimiliki untuk diperdagangkan dan Perusahaan tidak secara sukarela mengklasifikasikan aset keuangan sebagai nilai wajar melalui laba-rugi.

ii. Pinjaman dan piutang

Pinjaman dan piutang merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau yang telah ditentukan yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Secara mendasar, pinjaman dan piutang muncul dari pemberian barang dan jasa kepada para pelanggan (misalnya, piutang dagang), namun juga terkait dengan jenis lain aset moneter kontraktual.

(23)

d. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

a) Aset Keuangan (Lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal (Lanjutan)

ii. Pinjaman dan piutang (Lanjutan)

Dari waktu ke waktu, Perusahaan memilih untuk menegosiasi ulang persyaratan piutang dagang kepada pelanggan yang memiliki transaksi masa lalu yang baik. Negosiasi ulang tersebut cenderung mengubah jangka waktu pembayaran dibandingkan dengan jumlah yang terutang dengan konsekuensi arus kas yang diharapkan di masa depan akan didiskontokan pada suku bunga efektif awal dan segala perbedaan yang timbul terhadap nilai tercatat akan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai laba operasi.

Pinjaman dan piutang Perusahaan dan entitas anak terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain.

Pinjaman dan piutang tersebut diklasifikasikan ke dalam aset lancar, kecuali yang yang memiliki jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah akhir periode pelaporan, yang diklasifikasikan sebagai aset tak lancar.

iii. Investasi dimiliki sampai jatuh tempo

Aset keuangan “dimiliki sampai jatuh tempo” merupakan aset keuangan non-derivatif dengan

pembayaran tetap atau telah ditentukan dengan jatuh tempo tetap di mana manajemen Perusahaan dan entitas anak memiliki tujuan dan kemampuan positif untuk memiliki investasi sampai jatuh tempo.

Investasi dimiliki sampai jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi segala kerugian penurunan nilai. Keuntungan dan kerugiannya diakui di dalam laporan laba rugi pada saat investasi dimiliki sampai jatuh tempo dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, sebagaimana halnya melalui proses amortisasi.

Perusahaan dan entitas anak tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki sampai jatuh tempo.

iv. Aset keuangan tersedia untuk dijual

Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan baik sebagai investasi tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan di dalam kategori manapun. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian diakui sebagai pendapatan komprehensif lain dalam cadangan investasi tersedia untuk dijual, kecuali bagi kerugian penurunan dan nilai tukar valuta asing di mana diakui di dalam laporan laba rugi. Ketika investasi dihentikan pengakuannya atau investasi ditentukan untuk diturunkan nilainya, maka laba atau rugi kumulatif sebelumnya yang diakui di dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laporan laba rugi sebagai biaya transaksi.

Investasi di dalam instrumen ekuitas dengan nilai wajar yang tidak dapat diukur dengan andal, diukur pada biaya perolehan dikurangi kerugian penurunan nilai.

Penghentian pengakuan

(24)

d. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

a) Aset Keuangan (Lanjutan)

Penghentian pengakuan (Lanjutan)

Semua penjualan dan pembelian yang lazim atas aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada saat tanggal perdagangan, yaitu tanggal di mana Perusahaan dan entitas anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim (reguler) adalah pembelian atau penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.

Penurunan nilai aset keuangan

Perusahaan dan entitas anak menilai pada tiap akhir periode pelaporan apakah terdapat bukti objektif suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

i. Aset yang dinilai dengan biaya perolehan diamortisasi

Untuk aset keuangan yang dinilai pada biaya perolehan diamortisasi, pertama, Perusahaan dan entitas anak menilai aset keuangan tersebut secara individual untuk menentukan apakah terdapat bukti penurunan nilai aset keuangan secara individual bagi aset yang signifikan secara individual maupun secara kolektif bagi aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Apabila Perusahaan dan entitas anak menentukan tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai yang terjadi bagi aset keuangan yang dinilai secara individual, apakah signifikan atau tidak, maka aset tersebut dikategorikan ke dalam aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai aset keuangan tersebut secara kolektif.

Aset yang dinilai secara individual untuk penurunan nilai dan di mana kerugian penurunan nilai terjadi, atau melanjutkan untuk diakui, tidak dikategorikan ke dalam penilaian kolektif penurunan nilai.

Apabila terdapat bukti objektif penurunan nilai aset keuangan yang dinilai pada biaya perolehan diamortisasi, telah terjadi, jumlah kerugiannya diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini diskonto arus kas di masa depan pada suku bunga efektif awal aset keuangan. Apabila suatu pinjaman memiliki suku bunga variabel, maka suku bunga diskonto untuk mengukur semua kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif. Jumlah tercatat aset dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan. Kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba-rugi.

Ketika aset menjadi tidak tertagih, nilai tercatat aset keuangan yang mengalami penurunan nilai langsung dikurangi atau apabila suatu jumlah dibebankan kepada akun penyisihan, jumlah yang dibebankan kepada akun penyisihan dihapuskan terhadap nilai tercatat aset keuangan.

Untuk menentukan apakah terdapat bukti objektif suatu kerugian penurunan nilai aset keuangan yang telah terjadi, Perusahaan dan entitas anak mempertimbangkan faktor-faktor seperti kemungkinan ketidakmampuan untuk membayar atau kesulitan keuangan signifikan debitur dan wanprestasi atau penundaan signifikan di dalam pembayaran.

(25)

d. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

a) Aset Keuangan (Lanjutan)

Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

ii. Aset yang dinilai pada biaya perolehan

Apabila terdapat bukti objektif (seperti memburuknya lingkungan bisnis di mana entitas penerbit menjalankan bisnisnya, kemungkinan ketidakmampuan di dalam membayar atau kesulitan keuangan signifikan entitas penerbit) di mana kerugian penurunan nilai aset keuangan dinilai berdasarkan biaya yang terjadi, jumlah kerugian dihitung sebagai selisih nilai tercatat dan nilai kini arus kas yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan yang serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dibalikkan nilainya pada periode berikutnya.

iii.Aset keuangan tersedia untuk dijual

Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang di dalam nilai wajar lebih rendah dari biaya perolehan, kesulitan keuangan signifikan entitas penerbit atau entitas peminjam, dan hilangnya pasar aktif perdagangan merupakan bukti objektif investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuangan

tersedia untuk dijual yang mungkin mengalami penurunan nilai. “Signifikan” akan dievaluasi terhadap

biaya awal investasi dan “jangka panjang” terhadap periode di mana nilai wajar lebih rendah dari biaya

awalnya.

Di mana terdapat bukti penurunan nilai, kumulatif kerugian – diukur sebagai selisih antara biaya akuisisi

dan nilai wajar kini, dikurangi semua kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya diakui

pada laporan laba rugi – dikeluarkan dari pendapatan komprehensif lain dan diakui di dalam laporan laba

rugi. Kerugian penurunan nilai pada investasi ekuitas tidak dibalikkan nilainya melalui laporan laba rugi; kenaikan di dalam nilai wajar setelah penurunan nilai diakui langsung di dalam pendapatan komprehensif lainnya.

Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, penurunan nilai diuji berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dinilai berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Namun demikian, jumlah tercatat bagi penurunan nilai adalah kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan diamortisasi dan nilai wajar kini, dikurangi segala kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya diakui di dalam laporan laba rugi. Apabila di dalam tahun berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara objektif dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi setelah kerugian penurunan nilai yang diakui di dalam laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut dibalikkan nilainya di dalam laporan laba rugi.

b) Liabilitas Keuangan

Pengakuan dan pengukuran awal

Liabilitas keuangan diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Perusahaan dan entitas anak menjadi bagian ketentuan kontraktual instrumen keuangan. Perusahaan dan entitas anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

- Nilai wajar melalui laba rugi

(26)

d. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

b) Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

Pengakuan dan pengukuran awal (Lanjutan)

- Liabilitas keuangan lainnya

Liabilitas keuangan lainnya diukur setelah pengukuran awal pada biaya perolehan diamortisasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui di dalam laba dan rugi ketika liabilitas dihentikan pengakuannya, dan melalui proses amortisasi.

Liabilitas keuangan mencakup beberapa item sebagai berikut:

i. Pinjaman dan utang bank pada pengakuan awal diakui pada nilai wajar bersih dari biaya transaksi yang

dapat diatribusikan untuk menerbitkan instrumen tersebut. Liabilitas yang memiliki tingkat suku bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang memastikan setiap beban bunga selama periode untuk membayar kembali memiliki suku bunga tetap pada saldo liabilitas yang tercantum di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.

Dalam hal ini beban bunga meliputi biaya transaksi awal dan utang premium terhadap pembayaran kembali, sebagaimana halnya utang bunga maupun utang kupon pada utang yang masih tersisa.

ii. Utang dagang dan utang moneter jangka pendek lainnya pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan

selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Pengukuran selanjutnya

Liabilitas keuangan lainnya yang selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugiannya diakui di dalam laporan laba rugi pada saat liabilitas dihentikan pengakuannya, dan melalui proses amortisasi.

Liabilitas keuangan disajikan sebagai liabilitas jangka pendek kecuali Perusahaan dan entitas anak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.

Suatu liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan di dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa. Ketika liabilitas keuangan saat ini ditukar dengan liabilitas keuangan lain dari peminjam yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau persyaratan liabilitas yang ada dimodifikasi secara substansial, maka pertukaran maupun modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru. Selisih masing-masing nilai tercatat diakui di dalam laporan laba rugi.

e. Piutang Usaha dan Piutang Lain-Lain

Piutang dicatat dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai. Perusahaan dan entitas anak menetapkan penyisihan penurunan nilai berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

f. Piutang Plasma

(27)

g. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan ditentukan atau nilai realisasi bersih. Biaya

perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted average method). Nilai realisasi bersih

adalah estimasi harga jual di dalam kegiatan usaha biasa dikurangi beban-beban penjualan variabel yang diterapkan.

Penyisihan untuk penurunan nilai persediaan ditentukan berdasarkan penelaahan terhadap keadaan persediaan.

h. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

i. Bibitan

Bibitan dicatat pada harga perolehan, terdiri dari kapitalisasi biaya-biaya untuk persiapan pembibitan, pembelian

kecambah dan pemeliharaan, dan diklasifikasikan sebagai “Bibitan” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

j. Aset Tetap

Pada pengakuan awal, aset tetap dinilai sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset meliputi harga pembelian dan semua biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset tersebut ke suatu kondisi kerja dan kondisi lokasi bagi tujuan penggunaannya.

Perusahaan dan entitas anak menerapkan model biaya di dalam pengakuan selanjutnya bagi aset tetap kecuali tanah dan tanaman perkebunan. Perusahaan dan entitas anak melakukan perubahan kebijakan akuntansi atas aset tetap tanah dan tanaman dari model biaya menjadi model revaluasi sejak tanggal 31 Desember 2011. Hal ini

dilakukan dengan mengacu kepada PSAK 16 “Aset Tetap” yang menyatakan bahwa “entitas harus memilih

menggunakan model biaya atau model revaluasi dalam kebijakan akuntansinya” dan aset tetap tanaman memenuhi kriteria yang sama dengan aset tetap sesuai dengan PSAK tersebut yaitu “dimiliki untuk digunakan

dalam produksi dan digunakan selama lebih dari satu periode” dan diterapkan secara prospektif. Perusahaan dan

entitas anak akan melakukan penilaian atas aset tetap tanah dan tanaman perkebunan setiap tahun yang akan dilakukan oleh penilai independen.

Dasar Perusahaan menggunakan model revaluasi pada aset tanaman, berbeda dengan

Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 mengenai pedoman penyajian dan pengungkapan

laporan keuangan Emiten atau Perusahaan publik industri perkebunan bahwa “Tanaman telah menghasilkan

disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi deplesi”, sebagai berikut:

1. Salinan keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-554/BL/2010 tanggal

30 Desember 2010 tentang perubahan keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-06/PM 2000 tentang perubahan peraturan No. VIII.G.7 tentang pedoman penyajian laporan keuangan pasal 1A huruf 2 yang

berbunyi sebagai berikut “Dalam hal terdapat ketentuan dalam Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang bertentangan dengan PSAK yang diterbitkan oleh DSAK-IAI, maka penyusunan dan penyajian laporan keuangan Emiten dan Perusahaan Publik wajib mengacu pada PSAK yang

diterbitkan oleh DSAK-IAI”.

2. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau

perusahaan publik pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut “Penerapan lebih dini ketentuan peraturan

(28)

j. Aset Tetap (Lanjutan)

Penyusutan menggunakan metode garis lurus selama taksiran masa manfaat ekonomis. Estimasi masa manfaatnya adalah sebagai berikut:

Masa manfaat % per tahun

Bangunan 10, 20 & 30 tahun 10, 5 & 3,3

Pabrik kelapa sawit 10, 20 & 30 tahun 10, 5 & 3,3

Prasarana 10, 20 & 30 tahun 10, 5 & 3,3

M esin dan instalasi 4, 5, 8 & 20 tahun 25, 20, 12,5 & 5

Kendaraan dan alat berat 4, 5, 8 & 10 tahun 25, 20, 12,5 & 10

Perlengkapan dan peralatan kantor 4, 5 & 8 tahun 25, 20 & 12,5

Komputer dan perangkat lunak 4, 5 & 8 tahun 25, 20 & 12,5

Perlengkapan dan peralatan perumahan 4 & 8 tahun 25 & 12,5

Perlengkapan dan peralatan laboratorium 4 tahun 25

Perbaikan dan perawatan diperhitungkan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun terjadinya perbaikan dan perawatan. Biaya renovasi dan restorasi utama digabungkan ke dalam nilai tercatat aset jika biaya tersebut memiliki kemungkinan untuk memberikan manfaat di masa depan yang jumlahnya melebihi standar kinerja pada penilaian awal aset yang akan mengalir ke dalam Perusahaan dan disusutkan sebesar sisa umur manfaat aset tersebut.

Nilai sisa, masa manfaat, dan metode depresiasi, direview pada tiap akhir periode pelaporan, dan disesuaikan secara prospektif, sesuai dengan keadaan.

Ketika terdapat indikasi penurunan nilai, nilai tercatat aset segera dinilai dan dicatat berdasarkan jumlah terpulihkan.

Keuntungan atau kerugian pelepasan aset tetap ditentukan dengan membandingkan penerimaan dengan nilai tercatat dan dicatat ke dalam laba rugi dari operasi.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

Tanaman perkebunan dibedakan menjadi tanaman menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan. Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar biaya perolehan yang terdiri dari biaya bibitan, persiapan lahan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan serta alokasi biaya tidak langsung.

Tanaman belum menghasilkan direklasifikasi menjadi tanaman menghasilkan bila telah berumur 3 - 4 tahun yang pada umumnya telah menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) rata-rata lebih dari 4 ton per hektar dalam 1 tahun.

Sebelum tanggal 31 Desember 2011, entitas anak menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas tanaman perkebunan. Tanaman telah menghasilkan dicatat sebesar biaya perolehan saat reklasifikasi dilakukan dan disusutkan sesuai dengan metode garis lurus dengan taksiran masa ekonomis selama dua puluh tahun.

Tanaman menghasilkan milik entitas anak terdiri dari kelapa sawit dan kopra. Untuk tanaman menghasilkan –

(29)

k. Instrumen Keuangan Derivatif

Instrumen keuangan derivatif diakui baik sebagai aset maupun liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan dicatat pada nilai wajar. Instrumen keuangan derivatif tersebut pada awalnya diukur menggunakan nilai wajar pada tanggal dimana kontrak derivatif itu terjadi dan setelah itu diukur kembali pada nilai wajarnya.

Derivatif diakui sebagai aset keuangan jika nilai wajarnya positif sedangkan jika negatif diakui sebagai liabilitas keuangan. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dalam derivatif selama tahun berjalan yang tidak memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai dan porsi tidak efektif dari suatu lindung nilai yang efektif harus dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasian.

Nilai wajar atas kontrak swap tingkat bunga ditetapkan dengan mengacu pada nilai pasar atas instrumen sejenis. Pada saat dimulainya lindung nilai, Perusahaan dan entitas anak melakukan penetapan dan pendokumentasian formal atas hubungan lindung nilai dan tujuan manajemen risiko entitas serta strategi pelaksanaan lindung nilai.

Pendokumentasian tersebut meliputi identifikasi instrumen lindung nilai, item atau transaksi yang dilindung nilai, sifat dari risiko yang dilindung nilai, dan cara yang akan digunakan entitas untuk menilai efektivitas instrumen lindung nilai tersebut dalam rangka saling hapus eksposur yang berasal dari perubahan dalam nilai wajar item yang dilindung nilai atau perubahan arus kas yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai. Lindung nilai diharapkan akan sangat efektif dalam rangka saling hapus atas perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas dan dapat dinilai secara berkelanjutan untuk menentukan bahwa lindung nilai tersebut sangat efektif diseluruh periode pelaporan keuangan sesuai dengan tujuannya.

Bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif diakui secara langsung dalam ekuitas, sementara itu bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari instrumen lindung nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Jumlah yang sebelumnya telah diakui di ekuitas dipindahkan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ketika transaksi lindung nilai tersebut mempengaruhi laporan laba rugi, misalnya pada saat pendapatan atau beban keuangan lindung nilai tersebut diakui atau pada saat prakiraan penjualan terjadi. Jika suatu item lindung nilai menimbulkan pengakuan aset non keuangan atau liabilitas non keuangan, maka jumlah yang sebelumnya telah diakui di ekuitas dipindahkan ke dalam biaya perolehan awal atas nilai tercatat asset atau liabilitas non keuangan tersebut.

Jika prakiraan transaksi atau komitmen tidak lagi diharapkan akan terjadi maka jumlah yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus dipindahkan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika instrumen lindung nilai kadaluarsa atau dijual, dihentikan atau dilaksanakan tanpa penggantian atau perpanjangan atau jika tujuan lindung nilai untuk dibatalkan maka jumlah yang diakui dalam ekuitas tetap diakui dalam ekuitas hingga prakiraan transaksi atau komitmen tersebut terjadi.

l. Sewa Pembiayaan

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan apabila persyaratan sewa mengalihkan secara substansial manfaat

dan risiko kepemilikan kepada lessee.

Aset yang disewakan dan liabilitas sewa (jumlah neto beban keuangan) menurut sewa pembiayaan diakui pada laporan posisi keuangan konsolidasian masing-masing sebagai aset tetap dan utang sewa pembiayaan, pada saat dimulainya sewa berdasarkan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar aset sewa dan nilai kini pembayaran sewa minimum. Setiap pembayaran sewa dipisahkan antara beban keuangan dan pengurangan saldo liabilitas sewa.

(30)

m.Imbalan Pasca-Kerja

Program imbalan pasti

Sesuai dengan Undang-undang Tenaga Kerja yang berlaku di Indonesia, Perusahaan dan entitas anak menyelenggarakan program imbalan pasti manfaat pasca-kerja kepada para karyawannya.

Provisi bagi manfaat pasca kerja ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit. Akumulasi

keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum terealisasi yang melebihi 10% nilai kini liabilitas manfaat pasti, diakui berdasarkan metode garis lurus terhadap rata-rata sisa usia kerja yang diharapkan dari karyawan peserta

program. Biaya jasa lalu diakui segera pada saat manfaat menjadi vested dan bila selain itu diamortiasi

berdasarkan metode garis lurus terhadap periode rata-rata sampai manfaat menjadi vested.

Liabilitas manfaat pensiun diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian yang mencerminkan nilai kini kewajiban imbalan pasti, yang disesuaikan bagi keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum terealisasi dan biaya jasa lalu yang belum direalisasi.

n. Tambahan Modal Disetor

Tambahan modal disetor terdiri dari selisih antara harga penawaran dari hasil penawaran umum perdana saham Perusahaan dengan nilai nominal saham, setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum perdana saham tersebut dan selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali.

o. Akuntansi Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Transaksi restrukturisasi entitas sepengendali berupa pengalihan aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut.

Karena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, liabilitas, saham, atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset maupun liabilitas yang pemilikannya dialihkan (dalam bentuk hukumnya) harus dicatat sesuai dengan nilai

tercatat seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling-of-interest).

Unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang direstrukturisasi untuk periode terjadinya restrukturisasi tersebut dan untuk periode perbandingan yang disajikan, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah perusahaan tersebut telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan tersebut.

Sebelum 1 Januari 2013, selisih antara harga pengalihan dengan nilai tercatat setiap transaksi restrukturisasi

antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali”.

Saldo akun tersebut selanjutnya disajikan sebagai unsur ekuitas.

Efektif 1 Januari 2013, selisih antara harga pengalihan dengan nilai tercatat setiap transaksi restrukturisasi

antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “Tambahan modal disetor”.

p. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya (dasar akrual).

q. Perpajakan

Pajak kini

Gambar

Tabel di bawah menunjukkan analisis jatuh tempo liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak dalam rentang waktu yang menunjukkan jatuh tempo kontraktual untuk semua liabilitas keuangan non-derivatif dan derivatif di mana jatuh tempo kontraktual sangat
Tabel di bawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan:

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, penurunan nilai diuji berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dinilai berdasarkan

Apabila t erdapat bukt i obj ekt if penurunan nilai at as aset keuangan t ersedia unt uk dij ual, maka kerugian kumulat if – yang diukur sebagai sel isih biaya akuisisi dan

LIH, entitas anak mendapat fasilitas kredit dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk dengan jangka waktu pinjaman sampai dengan 28 Agustus 2014, dengan menjaminkan tanah HGU seluas

Penurunan nil ai waj ar dibawah harga perol ehan yang signif ikan dan berkepanj angan, kesul it an keuangan signifi kan penerbi t obl igasi at au obl igor dan hil angnya

Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, penurunan nilai diuji berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dinilai berdasarkan

Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, penurunan nilai diuji berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dinilai

Biaya keuangan di akui di dal am l aporan l aba rugi komprehensif konsol i dasi an menurut dasar yang mencermi nkan t ingkat suku bunga peri odi k yang konst

Ketika aset keuangan diakui pertama kali, aset keuangan tersebut diukur pada nilai wajar, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui