• Tidak ada hasil yang ditemukan

7 TAHUN 2013 (BELNJA TDK TERDUGA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "7 TAHUN 2013 (BELNJA TDK TERDUGA)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURANBUPATI KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN2013

TENTANG

PEDOMANPENGELOLAANBELANJATIDAK TERDUGA

ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUNINGAN DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA

BUPATI KUNINGAN

Menimbang : a. bahwauntukmelaksanakanketentuanPasal134ayat(4) dan Pasal 162 ayat (11) PeraturanMenteriDalamNegeri Nomor13Tahun2006tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor21Tahun 2011tentangPerubahan Kedua AtasPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor13Tahun

2006tentang Pedoman Pengelolaan

KeuanganDaerahyangmenyatakan

tatacarapemberiandanpertanggungjawaban

belanjatidakterdugaditetapkandalamPeraturan Bupati; b.

bahwaberdasarkanpertimbangansebagaimanadimaksuddalamh urufa,perlumenetapkan Peraturan Bupatitentang Pedoman Pengelolaan BelanjaTidakTerdugaAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kuningan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950);

2. Undang-UndangNomor17Tahun

2003tentangKeuanganNegara(Lembaga Negara RepublikIndonesiaTahun2003Nomor47,TambahanLembaranNega ra RepublikIndonesiaNomor4389);

3. Undang-UndangNomor1Tahun2004tentang

PerbendaharaanNegara (Lembaran

NegaraRepublikIndonesiaTahun2004Nomor5,TambahanLembara nNegara RepublikIndonesiaNomor4355);

(2)

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4437)sebagaimanatel ahdiubah beberapakaliterakhirdenganUndang-UndangNomor12Tahun2008tentang

PerubahanKeduaAtasUndang-UndangNomor32Tahun

2004tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor59, Tambahan LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4844);

6. Undang-UndangNomor24Tahun 2007 tentangPenanggulangan

Bencana (Lembaran

NegaraRepublikIndonesiaTahun2007Nomor66,Tambahan LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4723);

7. PeraturanPemerintahNomor58

Tahun2005tentangPengelolaanKeuanganDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4578);

8. Peraturan Pemerintah Nomor79Tahun 2005tentangPedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik IndonesiaTahun 2005Nomor165,TambahanLembaran NegaraRepublik IndonesiaNomor4593);

9. Peraturan

PemerintahNomor21Tahun2008tentangPenyelenggaraan

Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008Nomor

42,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4828); 10. Peraturan Pemerintah Nomor22Tahun 2008tentangPendanaan

dan Pengelolaan Bantuan Bencana(Lembaran NegaraRepublikIndonesiaTahun 2008Nomor43, TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor 4829); 11. PeraturanMenteriDalamNegeri

Nomor13Tahun2006tentangPedomanPengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir denganPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

13. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 42 Tahun 2012 tentang Ketentuan Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan.

MEMUTUSKAN:

(3)

BABI

KETENTUANUMUM Pasal1

DalamPeraturanBupatiini,yangdimaksuddengan: 1. DaerahadalahKabupaten Kuningan.

2. Dewan Perwakilan RakyatDaerah

selanjutnyadisebutDPRDadalahDPRDKabupaten Kuningan. 3. BupatiadalahBupati Kuningan.

4. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah.

5. Anggaran Pendapatan danBelanjaDaerah, selanjutnyadisingkat APBDadalah AnggaranPendapatandanBelanjaDaerahKabupaten Kuningan.

6. SatuanKerjaPerangkatDaerahyangselanjutnya disingkatSKPDadalahperangkat

daerahpadapemerintahdaerahselakupenggunaanggaran/penggunaba rang.

7. SatuanKerja PengelolaKeuanganDaerahyangselanjutnya disingkatSKPKD adalahperangkatdaerahpada pemerintahdaerahselakupengguna anggaran/ penggunabarang,yangjugamelaksanakanpengelolaankeuangandaera h.

8. PejabatPengelolaKeuangan

DaerahyangselanjutnyadisingkatPPKDadalah kepalasatuan kerjapengelolakeuangan daerahyangselanjutnyadisebutdengan kepalaSKPKDyangmempunyai

tugasmelaksanakanpengelolaanAPBDdan bertindaksebagaibendaharaumumdaerah.

9. Pengguna Anggaranadalahpejabat

pemegangkewenanganpenggunaan anggaranuntukmelaksanakantugas pokokdanfungsiSKPDyangdipimpinnya.

10. BendaharaUmumDaerahyangselanjutnyadisingkatBUDadalahPPKDy ang bertindakdalamkapasitas sebagaibendaharaumumdaerah. 11. InspektoratdaerahadalahInspektoratdaerahKabupaten Kuningan. 12. Badan PenanggulanganBencana Daerah yang selanjutnya disingkat

BPBD adalahBadanPenanggulanganBencanaDaerahKabupaten Kuningan.

13. Tanggapdaruratbencanaadalahserangkaian kegiatanyang dilakukan dengan segerapadasaatkejadianbencanauntukmenangani dampakburukyang ditimbulkan,yangmeliputipencarian dan penyelamatan korban bencana, pertolongan darurat, evakuasi korban bencana, kebutuhan air bersih dan sanitasi, pangan, sandang, pelayanan kesehatan dan penampungan serta tempat hunian sementara.

(4)

pencermatan,analisisdan

pengecekankelayakandankepatutansecaracepatpenanganan bencana alam dan/atau bencana sosial.

BABII

RUANGLINGKUPDANAZASUMUM Pasal2

Ruanglingkuppengelolaanbelanjatidakterdugameliputipenganggaran, pelaksanaan,pertanggungjawaban dan pelaporan s e r t a monitoring dan evaluasi belanja tidakterduga.

Pasal3

Azas umumpengelolaanbelanjatidakterdugamencakup: a. tertib;

b. taatpadaperaturanperundang-undangan; c. efektif;

d. efisien; e. ekonomis; f. transparan;

g. bertanggung jawab; h. keadilan;

i. kepatutan;dan j. manfaat.

Pasal4

(1) Tertibsebagaimanadimaksuddalam Pasal

3hurufabahwabelanjatidakterduga dikelolasecaratepatwaktudan

tepatgunayang didukungdenganbukti-bukti

administrasiyangdapatdipertanggungjawabkan.

(2) Taatpadaperaturan perundang-undangan

sebagaimanadimaksuddalam Pasal 3

hurufbadalahbahwapengelolaanbelanjatidakterdugaharusberpedoma npada peraturanperundang-undangan.

(3) Efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c merupakan pencapaian hasil program dari target yang telah ditetapkan, yaitu membandingkan antara keluaran dengan hasil.

(4) Efisiensebagaimanadimaksuddalam Pasal3hurufdmerupakan pencapaian keluaranyangmaksimumdengan masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu.

(5) Ekonomissebagaimanadimaksud dalam Pasal3hurufemerupakan perolehan masukandengan kualitasdan kuantitas tertentu pada tingkathargayangterendah.

(5)

masyarakatuntukmengetahui dan mendapatkan

aksesinformasiyangseluas-luasnyamengenaipengelolaanbelanjatidakterduga.

(7) Bertanggung jawab sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 hurufgmerupakanperwujudankewajibanseseorang

untukmempertanggung-jawabkan pengelolaan belanjatidak terdugadalamrangkapencapaiantujuanyangtelah ditetapkan.

(8) Keadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf h adalah keseimbangan distribusi kewenangan dan pendaaannya dan/atau keseimbangan distribusi hak dan kewajiban berdasarkan pertimbangan yang obyektif.

(9) KepatutansebagaimanadimaksuddalamPasal3hurufimerupakanpenge lolaan belanjatidakterdugayangdilaksanakansecarawajar danproporsional.

(10)Manfaatsebagaimanadimaksuddalam Pasal 3hurufjadalahpelaksanaankegiatanyang bersumber dari belanjatidakterdugadiutamakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.

BABIII

PENGANGGARANBELANJATIDAKTERDUGA Pasal5

(1) PPKD menyusundan mengendalikan anggaran belanja tidak terduga sesuai batasankewenangannya.

(2) Penyusunan

anggaranbelanjatidakterdugasebagaimanadimaksudpadaayat(1)

berdasarkanevaluasipelaksanaan anggaran

tahunsebelumnyadanestimasi

kegiatan-kegiatanyangsifatnyatidakdapatdiprediksi,yangmendesak,dan tidak tertampungdalambentukprogramdankegiatan.

Pasal6

(1) Penganggaran belanjatidak terduga dalam APBD dicantumkan pada

kode rekeningkelompokbelanja

tidaklangsung,jenisbelanjatidakterduga,obyek

belanjatidakterdugadanrincianobyekbelanjatidakterduga.

(2) Penganggaranbelanja tidak terduga sebagaimanadimaksudpada ayat(1) dialokasikanpadabelanjaSKPKD.

Pasal7

(1) Belanjatidakterdugamerupakanbelanjayangdipergunakan untuk membiayai:

a. kegiatan tanggap darurat bencana alam dan/atau sosial; b. kegiatan dalam keadaandarurat;

c. kegiatan dalam keadaanmendesak;dan

(6)

(2) Kegiatantanggap darurat bencana alam dan/atau sosial

dimaksudpadaayat(1)huruf a

yaituuntuktanggapdaruratdalamrangkapencegahangangguanterhadap

stabilitas penyelenggaraan pemerintahan

demiterciptanyakeamanan,ketentraman dan

ketertibanmasyarakatdidaerah.

(3) Keadaan daruratsebagaimanadimaksudpada

ayat(1)hurufbharusmemenuhi ketentuansebagaiberikut:

a. bukanmerupakankegiatannormaldariaktivitasPemerintahDaerahd antidak dapatdiprediksikansebelumnya;

b. tidakdiharapkanterjadi secaraberulang;

c. beradadiluarkendalidanpengaruhPemerintahDaerah; atau

d. memilikidampakyangsignifikanterhadapanggarandalamrangkape mulihan yangdisebabkanolehkeadaandarurat.

(4) Kriteriabelanjauntukkeperluanmendesaksebagaimanadimaksudpadaa yat(1) hurufcmencakup:

a. programdankegiatanpelayanandasarmasyarakatyanganggarann yabelum tersediadalamtahunanggaranberjalan;dan

b. keperluanmendesaklainnyayangapabiladitundaakanmenimbulkan kerugian yanglebihbesarbagipemerintahdaerahdanmasyarakat. (5) Pengembalian ataskelebihan penerimaan daerahtahun

sebelumnyayang telah

ditutupsebagaimanadimaksudpadaayat(1)huruf dharusdidukungdengan bukti-buktiyangsah.

BABIV

PELAKSANAANBELANJATIDAKTERDUGA Pasal8

(1) Pengajuanbelanja tidak

terdugayangberkenaandenganpenanggulanganbencana

alamdan/atau bencanasosialadalahuntukbelanja kebutuhan tanggap darurat bencana.

(2) Belanja kebutuhan tanggap darurat bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan hanya untuk pencarian dan penyelamatan korban bencana, pertolongan darurat, evakuasi korban bencana, kebutuhan air bersih dan sanitasi, pangan, sandang, pelayanan kesehatan dan penampungan serta tempat hunian sementara.

(3) Tanggapdarurat

bencanasebagaimanadimaksudpadaayat(1)merupakanstatuskeadaan darurat bencanakabupatenyang ditetapkan denganSurat PernyataanBupati

berdasarkanrekomendasi/laporankejadianbencanaalamdan/ataubenc anasosial olehKepalaBPBD.

(4) Rekomendasi/laporan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) berdasarkan pengkajiansecaracepatdan tepatyangdilakukanoleh timpengkajiancepat berdasarkanpenugasandariKepalaBPBD.

(5) Pengkajian secaracepatdan tepatsebagaimanadimaksudpada ayat(4)dilakukan melaluiidentifikasiterhadap:

(7)

c. kerusakanprasaranadansarana;

d. gangguanterhadapfungsipelayananumum sertapemerintahan;dan e. kemampuansumberdayaalammaupunbuatan.

(6) Kepala BPBD mengajukan Rencana Kebutuhan Biaya (RKB) tanggap darurat bencana kepada Bupati melaui PPKD;

(7) PPKD selaku BUD mencairkan dana tanggap darurat bencana kepada Kepala BPBD paling lambat 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya RKB;

(8) Pencairan dana tanggap daruratdilakukan dengan mekanismebebanlangsung(LS)atau tambah uangpersediaan(TU) dan diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran BPBD;

(9) Penggunaan dana tanggap darurat bencana dicatat pada Buku Kas Umum tersendiri oleh Bendahara Pengeluaran BPBD.

Pasal9

(1) Dalam keadaan darurat dan/atau mendesak, Pemerintah Daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum cukup tersedia dan/atau belum dianggarkan dalam APBD mendahului penetapan peraturan daerah tentang Perubahan APBD.

(2) Kepala SKPD yang memiliki tugas pokok dan fungsi berkaitan dengan keadaan darurat dan/atau mendesak mengajukan proposal permohonan pendaanan keadaan darurat dan/atau mendesak kepada Bupati untuk mendapatkan pertimbangan TAPD.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disertai dengan pengantar yang ditandatangani Kepala SKPD yang memuat alasan dan besaran dana yang diperlukan, dilampiri dengan RKA-SKPD. (4) Pertimbangan dari TAPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

didasarkan pada kriteria keadaan darurat dan/atau keperluan mendesak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) serta hasil penelaahan terhadap RKA-SKPD dan disampaikan dalam bentuk surat yang ditandatangani oleh Sekretaris Daerah selaku Ketua TAPD.

(5) Atas dasar pertimbangan TAPD, pemerintah daerah menerbitkan Peraturan Bupati tentang Perubahan Penjabaran APBD dan memberitahukan kepada Pimpinan DPRD.

(6) Dalam hal keadaan darurat dan/atau mendesak terjadi setelah ditetapkannya peraturan daerah tentang perubahan APBD, pemerintah daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya dengan pembebanan langsung pada belanja tidak terduga.

Pasal10

Pengeluaranbelanja tidakterduga

untukpembiayaanpenanggulanganbencanaalam

danbencanasosialygbersifattanggapdaruratdan keadaan darurat dan/ataumendesak

(8)

terhadapkegiatan-kegiatanyangtelahdidanaidariAnggaranPendapatandanBelanjaNegara atau sumber lainnya.

Pasal11

(1) Pengajuanbelanjatidak terdugaberkenaan dengan pengembalianataskelebihan penerimaan daerahtahun sebelumnyayang telah ditutup,dilengkapi dengankronologiskejadian dan bukti-buktiyangdapat dipertanggungjawabkan.

(2) Kelengkapan sebagaimanadimaksudpada ayat(1)disampaikan kepadaBupatimelaluiPPKD.

Pasal12

Penggunaanbelanjatidakterdugadapatdibebankan secaralangsungatau

dilakukanmelalui prosespergeseran

anggarandarimataanggaranbelanjatidakterdugakepadabelanja langsungsesuaidengansifatdanjeniskegiatanyangdiperlukan.

Pasal13

(1) Penggunaanbelanjatidakterdugamelaluipembebanan secaralangsung dilaksanakanuntuk:

a. penanggulanganbencanaalamdanbencanasosialyangbersifattang gapdarurat;

b. pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yangtelahditutup;

c. kegiatan darurat dan/atau mendesak setelah peraturan daerah tentang Perubahan APBD ditetapkan.

(2) Penggunaanbelanjatidakterdugamelaluiprosespergeserananggaranda rimata anggaranbelanjatidak terdugakepadabelanjalangsungSKPD untukkeperluankeadaandaruratdan/ataumendesak sebelum Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD ditetapkan.

(3) Proses pergeseran anggaran sebagaimana dimaksud pasal 13 ayat (2) dilakukan dengan cara melakukan perubahan terhadap Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD tahun anggaran berkenaan sebagai dasar pelaksanaan, untuk kemudian ditampung dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD tahun anggaran berkenaan.

Pasal14

(1) PPKDmelakukanverifikasiterhadapkelengkapanadministrasipencairan belanjatidakterduga.

(2) Penggunaandan peruntukanbelanjatidak

terdugasertabesarannyaditetapkan denganKeputusanBupati.

(3) Penggunaan belanja tidak terduga yang telah ditetapkan oleh Bupati diberitahukan kepada pimpinan DPRD paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak keputusan dimaksud ditetapkan.

BAB V

(9)

Pasal15

(1) SKPD penerima belanja tidak terduga bertanggungjawab

secarafisik dan keuanganatas

penggunaanbelanjatidakterdugadanwajibmenyampaikanlaporan pertanggungjawabanpelaksanaanbelanjatidakterdugakepadaBupati melalui PPKD.

(2) Penyampaianlaporan pertanggungjawabansebagaimana dimaksud padaayat (1) dalambentuklaporan keuangandanlaporankinerja, palinglama 10(sepuluh)hari kerjasejakselesainya pelaksanaan kegiatanyang bersangkutan.

BAB VI

MONITORING DAN EVALUASI Pasal 16

(1) SKPD terkait melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari belanja tidak terduga.

(2) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada pada ayat (1) disampaikan kepada Bupati dengan tembusan kepada Inspektorat Kabupaten Kuningan.

BAB VII

KETENTUANPENUTUP Pasal17

(1) Hal – hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Bupati ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati.

(2) Segalabiayayang dikeluarkansebagai akibatditetapkannyaPeraturan Bupatiini

dibebankanpadaAnggaranPendapatandanBelanjaDaerahKabupaten Kuningan.

Pasal18

PeraturanBupatiinimulaiberlakupadatanggaldiundangkan.

Agarsetiap orangmengetahuinya,memerintahkanpengundangan Peraturan BupatiinidenganpenempatannyadalamBeritaDaerahKabupaten Kuningan.

DitetapkandiKuningan Padatanggal1 2 - 2 - 2 0 1 3

BUPATI KUNINGAN

AANG HAMID SUGANDA Diundangkandi Kuningan

Padatanggal1 3 - 2 - 2 0 1 3 SEKRETARISDAERAH

(10)

NIP. 19580217 198503 1 003

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan yang signifikan terutama terjadi pada sisi pengeluaran khususnya desentralisasi kewenangan pengeluaran yang menjadi lebih dari dua kali lipat dari

(1) Dalam keadaan darurat termasuk keperluan mendesak, Pemerintah Daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya dan/atau pengeluaran melebihi

bahwa sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 15 Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P)

bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat

bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 7 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 12 Tahun 2016 tentang

Penelitian ini dilakukan untuk mengamati persentase karkas dan daging puyuh pada kepadatan kandang yang berbeda sehingga dapat digunakan untuk menentukan kepadatan kandang

Belanja Tidak Terduga merupakan pengeluaran anggaran atas beban APBD untuk mendanai kegiatan dalam keadaan darurat, mendesak yang tidak dapat diprediksi sebelumnya dan

bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kudus Tahun