• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis arus kas kegiatan operasi dalam mendeteksi manipulasi aktivitas riil dan dampaknya terhadap kinerja pasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "analisis arus kas kegiatan operasi dalam mendeteksi manipulasi aktivitas riil dan dampaknya terhadap kinerja pasar"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ARUS KAS KEGIATAN OPERASI DALAM MENDETEKSI MANIPULASI AKTIVITAS RIIL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA

PASAR

ABSTRACT

This research aims at identifying firm’s tendency to execute real activities manipulation through cash flow from operating activities and its impact to market performance. The sample is drawn from firms in the biggest 50 firms with assets above 1 trillion rupiahs for period of 2001 – 2006, which are published in Swa100. The research model used is based on Roychowdhury’s model (2003). Prior to test the hypotheses, the researcher employed regression model to determine normal and abnormal cash flow from operating activities. Then, descriptive statistics, one sample t-test, and two independent samples t-test are used to test the research hypotheses.

The result shows that firms tend to execute real activities manipulation through operating cash flow. Moreover, the impact of real activities manipulation on market performance shows firms that are more likely executing real activities manipulation have higher market performance than their counterparts. After controlling for industrial types of the companies, the result finds that manufacturing firms execute more real activities manipulation than non manufacturing firms.

Keywords: Operating cash flow, real activities manipulation, market performance.

LATAR BELAKANG PENELITIAN

(2)

perusahaan (shareholders) memberi keleluasaan dan kesempatan kepada manajer untuk melakukan rekayasa yang disebut dengan istilah rekayasa laba atau manajemen laba (earning management). Tujuan dari manajemen laba adalah menghindari kerugian, mendapatkan kompensasi, memenuhi target laba, dan ramalan analis (analyst forecast).

Manajemen laba dapat dilakukan dengan cara manipulasi akrual murni (pure accrual) yaitu dengan discretionary accrual yang tidak memiliki pengaruh terhadap arus kas secara langsung yang disebut dengan manipulasi akrual (Roychowdhury, 2003). Manajemen akrual dilakukan pada akhir periode ketika manajer mengetahui laba sebelum direkayasa sehingga dapat mengetahui berapa besar manipulasi yang diperlukan agar target laba tercapai. Namun, manipulasi akrual dibatasi oleh GAAP dan manipulasi akrual di tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, manipulasi ini dapat terdeteksi oleh auditor, investor ataupun badan pemerintah sehingga dapat berdampak pada harga saham bahkan menyebabkan kebangkrutan atau kasus hukum. Oleh karena itu, terdapat cara lain yang sering dilakukan oleh manajer untuk mengatur laba yaitu dengan memanipulasi aktivitas riil (real activities manipulation). Manipulasi ini terjadi sepanjang periode akuntansi dengan tujuan spesifik yaitu memenuhi target laba tertentu, menghindari kerugian, mencapai target analyst forecast.

(3)

menemukan bahwa perusahaan yang melaporkan laba rendah, yaitu perusahaan yang masuk ke dalam sampel suspect melakukan manipulasi aktivitas riil, memiliki arus kas operasi abnormal yang rendah dan biaya produksi abnormal yang tinggi. Fakta ini konsisten dengan perusahaan yang mencoba untuk meningkatkan laba tahunan dengan cara memberikan diskon harga untuk meningkatkan penjualan sementara dan dengan produksi besar-besaran (overproduction). Namun, dalam penelitian Roychowdhury (2003) tidak sampai kepada dampak arus kas operasi terhadap kinerja pasar.

Masalah Penelitian

Masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah perusahaan cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi?

2. Apakah kinerja pasar perusahaan yang diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja pasar perusahaan yang diduga cenderung tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

(4)

TELAAH LITERATUR DAN HIPOTESIS

Manipulasi Aktivitas Riil dan Arus Kas Kegiatan Operasi

Arus kas dari kegiatan operasi (cash flow from operations atau CFO) merupakan indikator yang menentukan apakah kegiatan operasional perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman jangka pendek, memelihara kemampuan operasional perusahaan, dan membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan operasional. Arus kas dari kegiatan operasi berisi penerimaan dan pengeluran kas yang diperoleh dan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Livnat dan Zarowin (1990) dalam penelitiannya mengidentifikasi komponen arus kas dari kegiatan operasi antara lain penerimaan kas dari pelanggan, pembayaran kepada pemasok, karyawan, dan lainnya, pembayaran pajak, pembayaran bunga, dan kegiatan operasi lainnya.

Manipulasi aktivitas riil merupakan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen melalui aktivitas perusahaan sehari-hari selama periode akuntansi berjalan. Oleh karena itu, manipulasi ini dapat dilakukan kapan saja sepanjang periode akuntansi berjalan. Hal waktu (timing) inilah yang menjadi bagian penting perusahaan dalam hal ini manajer memiliki insentif melakukan manipulasi aktivitas riil (Roychowdhury, 2003).

Teknik Manipulasi Aktivitas Riil

Teknik yang dapat dilakukan dalam manipulasi aktivitas riil antara lain manajemen penjualan, overproduction, dan pengurangan biaya diskresi (Roychowdhury, 2003).

(5)

memenuhi target laba. Sebagai contoh manajer melakukan tambahan penjualan atau mempercepat penjualan dari periode mendatang ke periode sekarang dengan cara menawarkan potongan harga yang terbatas. Perusahaan juga dapat menawarkan jangka waktu kredit yang lebih lunak. Sebagai contoh perusahaan retailer dan otomobil sering menawarkan tingkat bunga kredit yang rendah sampai dengan akhir periode akuntansi. Volume penjualan yang meningkat menyebabkan laba tahun berjalan tinggi namun arus kas menurun karena arus kas masuk kecil akibat penjualan kredit dan potongan harga. Oleh karena itu, aktivitas manajemen penjualan menyebabkan arus kas kegiatan operasi periode sekarang menurun dibandingkan level penjualan normal dan pertumbuhan abnormal dari piutang.

Teknik berikutnya adalah dengan melakukan produksi besar-besaran (overproduction). Manajer dari perusahaan manufaktur dapat melakukan produksi besar-besaran yaitu memproduksi barang lebih besar daripada yang dibutuhkan dengan tujuan mencapai permintaan yang diharapkan sehingga laba dapat meningkat. Produksi dalam skala besar menyebabkan biaya overhead tetap dibagi dengan jumlah unit barang yang besar sehingga rata-rata biaya per unit dan harga pokok penjualan menurun. Penurunan harga pokok penjualan ini akan berdampak pada peningkatan margin operasi. Dampak lain dari penurunan harga pokok per unit barang yang diproduksi besar-besaran adalah arus kas kegiatan operasi lebih rendah daripada tingkat penjualan normal. Thomas dan Zhang (2002) menemukan bahwa perusahaan melakukan produksi besar-besaran dengan tujuan untuk meningkatkan laba yang dilaporkan.

(6)

penjualan, umum, dan administrasi seperti biaya pelatihan karyawan dan biaya perbaikan dan perjalanan. Pengurangan terhadap biaya-biaya ini pada akhir periode menyebabkan rekening hutang berkurang di bawah normal dan berdampak pada akrual abnormal yang positif.

Arus Kas Kegiatan Operasi dan Kinerja Pasar

(7)

Kerangka Pemikiran

Manipulasi aktivitas riil pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan mencapai target yaitu menghindari melaporkan kerugian untuk tujuan mendapatkan bonus dan penilaian kinerja yang baik bagi perusahaan maupun individu di dalam perusahaan tersebut. Tujuan dari manipulasi aktivitas riil adalah mengindari melaporkan kerugian yang dilakukan dengan menggunakan faktor-faktor yang berpengaruh pada laba yang dilaporkan yaitu rekening-rekening yang masuk ke laporan laba rugi.

(8)

nilai arus kas normal adalah sama. Dengan demikian, rumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H1: Perusahaan diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi.

Arus kas yang dapat memiliki muatan dari manipulasi aktivitas riil berdampak terhadap kinerja pasar. Penelitian dari Livnat dan Zarowin (1990) menemukan bahwa arus kas kegiatan operasi memiliki dampak terhadap kinerja pasar perusahaan (return saham). Dengan adanya manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi maka terdapat perbedaan kinerja pasar antara perusahaan yang diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil dan perusahaan yang diduga cenderung tidak melakukan manipulasi aktivitas riil. Hal ini dikarenakan laba yang tinggi merupakan salah satu indikator perusahaan memiliki kinerja yang baik sehingga menyebabkan kenaikan harga saham atas perusahaan tersebut. Oleh karena itu, perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas riil memiliki kinerja pasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan manipulasi aktivitas riil. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

(9)

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini akan mengambil semua perusahaan yang masuk ke dalam Swa100 yaitu 50 perusahaan terbaik menurut Swa100 yang memiliki total aktiva di atas Rp 1 triliun dan EVA terbaik dari periode tahun 2001 sampai dengan 2006. Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive judgemental sampling dengan kriteria sebagai berikut:

1. Masuk ke dalam 50 perusahaan terbaik versi Swa100 pada tahun 2001 – 2006 sehingga data laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian adalah dari periode tahun 2000 – 2005 (periode akuntansi 1 tahun sebelum Swa melaporkan perusahaan terbaik karena Swa mendasarkan perusahaan terbaik dari laporan keuangan 1 periode akuntansi sebelumnya).

2. Memiliki periode akuntansi yang berakhir pada 31 Desember.

3. Data tersedia di Osiris dan CD annual report yang ada di perpustakaan MAKSI UI (Magister Akuntansi Universitas Indonesia). Prosedur pemilihan sampel dapat dilihat dari Tabel 1.

Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

Sebelum masuk ke dalam pengujian hipotesis maka akan dilakukan regresi untuk mencari arus kas kegiatan operasi normal. Model regresi untuk arus kas kegiatan operasi normal mereplikasi dari penelitian Roychowdhury (2003):

t t t t

t t

t

t A A S A S A

(10)

Keterangan:

CFOt/At-1 = Arus kas kegiatan operasi pada tahun t yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1.

(1/At-1) = Intersep yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1 dengan tujuan

supaya arus kas kegiatan operasi tidak memiliki nilai 0 ketika penjualan dan lag penjualan bernilai 0.

St/ At-1 = Penjualan bersih pada tahun t yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1.

St-1/ At-1 = Penjualan bersih pada tahun t-1 yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1.

Oleh karena dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah arus kas kegiatan operasi abnormal yang merupakan selisih dari nilai arus kas kegiatan operasi aktual dan arus kas kegiatan operasi normal maka regresi yang dilakukan untuk mencari nilai arus kas kegiatan operasi normal tidak dilakukan uji asumsi klasik. Hal ini disebabkan nilai yang dibutuhkan adalah nilai koefisien dari hasil regresi tersebut.

(11)

yaitu kinerja pasar perusahaan yang diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja pasar perusahaan yang diduga cenderung tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi, dilakukan dengan membandingkan rerata kinerja pasar untuk melihat kinerja pasar mana yang lebih besar setelah itu diuji signifikansi dari perbedaan tersebut menggunakan uji beda dua sampel atau two independent samples test (Ghozali dan Castellan, 2002). Pengujian hipotesis 2 menggunakan uji dua arah (two tail). Kinerja pasar diproksi dengan menggunakan Cummulative Abnormal Return (CAR).

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Statistik deskriptif

Manipulasi aktivitas riil melalui arus kas diproksi menggunakan nilai arus kas abnormal. Namun, sebelum mencari arus kas abnormal perlu dihitung terlebih dahulu arus kas kegiatan operasi normal. Statistik deskriptif untuk variabel-variabel yang digunakan mencari nilai arus kas normal untuk keseluruhan sampel penelitian (264 sampel) dapat dilihat pada Tabel 2.

(12)

adalah 0,844 dan penjualan periode t-1 sebesar 0,709. Koefisien hasil dari regresi untuk mencari arus kas kegiatan operasi normal terlihat pada Tabel 3.

Berdasarkan hasil koefisien regresi pada Tabel 3 maka koefisien tersebut digunakan untuk mengestimasi nilai arus kas kegiatan operasi normal. Setelah memperoleh nilai arus kas kegiatan operasi normal maka dapat dihitung nilai abnormal dari arus kas kegiatan operasi dengan cara selisih antara arus kas kegiatan operasi aktual dan arus kas kegiatan operasi normal. Kemudian nilai arus kas kegiatan operasi abnormal inilah yang digunakan untuk menguji apakah perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil ataukah tidak yaitu manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi (ABN_CFO). Tabel 4 menunjukkan statistik deskriptif untuk variabel-variabel antara lain ABN_CFO dan Cummulative Abnormal Return (CAR) yaitu bahwa rerata ABN_CFO sebesar -0,183 dengan nilai tengah sebesar -0,171 dan simpangan baku 1,680. CAR keseluruhan sampel memiliki rerata sebesar -72,083, nilai tengah sebesar 0,010 dengan nilai maksimum sebesar 2,46 dan minimum sebesar -1000,52. Simpangan/deviasi dari data CAR sangat besar yaitu 258,854.

Manipulasi Aktivitas Riil Melalui Arus Kas Kegiatan Operasi

(13)

dengan meningkatkan penjualan, memberikan potongan harga, dan menawarkan penjualan kredit dengan bunga yang rendah yang akhirnya menyebabkan laba periode tersebut tinggi namun arus kas kegiatan operasi secara abnormal lebih rendah dibandingkan dengan yang seharusnya pada periode bersangkutan. Oleh karena itu, perusahaan yang diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi apabila nilai arus kas kegiatan operasi abnormal (ABN_CFO) di bawah 0 sedangkan perusahaan yang diduga cenderung tidak melakukan manipulasi aktivitas riil apabila nilai ABN_CFO berada di atas 0. Hasil dari pengujian hipotesis 1 dapat dilihat pada Tabel 5.

Hasil pengujian hipotesis satu menunjukkan bahwa dari keseluruhan sampel yaitu 264 perusahaan-tahun, manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi (ABN_CFO) memiliki rerata -0,183 karena rerata berada di bawah nilai 0 (-0,183<0) maka sampel diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi. Hal ini dikarenakan untuk melihat adanya kecenderungan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi apabila nilai rerata arus kas kegiatan operasi abnormal di bawah 0. Namun, untuk membuktikan apakah nilai rerata tersebut signifikan maka dilihat nilai signifikansinya. Dilihat dari nilai signifikansi rerata abnormal dari arus kas kegiatan operasi memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0385 (yaitu dari p-value=0,077/2 karena pengujian two tail). Oleh karena

nilai signifikansi di bawah =5% (0,0385 < 5%) maka hipotesis 1 yang menyatakan bahwa perusahaan diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus

kas kegiatan operasi tidak dapat ditolak pada tingkat =5%. Dari keseluruhan sampel

(14)

terdiri dari 84 perusahaan (identic firms) dimana 43% merupakan perusahaan yang lebih dari tiga kali masuk sebagai kategori 50 perusahaan terbaik edisi Swa.

Pada pengujian hipotesis 1 ini dibuktikan bahwa perusahaan diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi. Temuan adanya manipulasi melalui arus kas kegiatan operasi konsisten dengan hasil dari Roychowdhury (2003) bahwa perusahaan yang cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melaporkan arus kas kegiatan operasi yang secara abnormal lebih rendah dibandingkan yang seharusnya. Bens, Nagar, dan Wong (2002) menemukan bahwa manajer dari perusahaan yang menghadapi dilusi laba per lembar saham sebagian mengurangi biaya riset dan pengembangan untuk membiayai pembelian kembali saham ESO (employee stock option). Dengan adanya pengurangan biaya riset dan pengembangan akan berdampak pada kenaikan laba yang dilaporkan namun menyebabkan arus kas kegiatan operasi secara abnormal rendah. Manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi dapat dilakukan dengan cara manajemen penjualan yaitu memberikan potongan harga besar-besaran, bunga kredit yang rendah atau dengan produksi besar-besaran supaya harga pokok penjualan rendah sehingga margin operasi tinggi (Roychowdhury, 2003).

Kecenderungan Manipulasi Aktivitas Riil, Industri, dan Kinerja Pasar

Statistik deskriptif dari kinerja pasar (CAR) untuk sampel yang diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi dan kinerja pasar (CAR) untuk sampel yang diduga cenderung tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi dapat dilihat pada Tabel 6.

(15)

sampel yang diduga cenderung tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi (-66,851>-102,266). Oleh karena itu, berdasarkan hasil statistik deskriptif terlihat bahwa sampel yang diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi memiliki rerata CAR yang lebih besar daripada sampel yang diduga cenderung tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi yang berarti rerata CAR antara sampel yang diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi dan sampel yang diduga cenderung tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi adalah berbeda. Namun, untuk melihat apakah perbedaan tersebut signifikan hasilnya dipaparkan pada Tabel 7 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan CAR yang signifikan antara sampel yang diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi dan sampel yang diduga cenderung tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan

operasi pada taraf signifikansi Pada Tabel 7 terlihat bahwa nilai probabilitas

sebesar 0,0525 (0,0525<Dengan demikian, hasil pengujian ini

(16)

Manajer memiliki insentif melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi adalah untuk tujuan menghindari kerugian atau mencapai target laba tertentu pada periode bersangkutan dan apabila laba tinggi maka harga saham atau kinerja pasar perusahaan akan cenderung meningkat. Di samping itu, laba yang tinggi merupakan salah satu indikator perusahaan memiliki kinerja yang baik sehingga menyebabkan kenaikan harga saham atas perusahaan tersebut. Oleh karena itu, manajer semakin memiliki insentif untuk melakukan manipulasi aktivitas riil agar laba tinggi atau menghindari kerugian yang berdampak kinerja pasar lebih tinggi dibandingkan dengan tidak melakukan manipulasi aktivitas riil.

Berdasarkan hasil statistik deskriptif terhadap hipotesis 2, untuk keseluruhan sampel yang merupakan sampel jenis industri manufaktur sebanyak 117 dan yang merupakan sampel jenis industri non manufaktur sebanyak 147. Sedangkan untuk perbandingan sampel antara sampel yang diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi dan sampel yang diduga cenderung tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi setelah dilakukan pemisahan ke dalam jenis industri manufaktur dan non manufaktur dapat dilihat pada Tabel 8.

(17)

ditemukan adanya signifikansi hubungan (menggunakan pearson chi-square) sehingga jenis industri manufaktur diduga lebih cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi dibandingkan dengan jenis industri non

manufaktur karena nilai signifikansi di bawah taraf signifikansi =5% (0,000<5%).

Hal ini dibuktikan dengan 97,44% perusahaan jenis industri manufaktur diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi sedangkan perusahaan jenis industri non manufaktur hanya sebesar 75,51% yang diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi.

Implikasi Hasil Penelitian

(18)

keuangan sangat terbantu dengan adanya pengungkapan dari perusahaan yang mendetail guna pengambilan keputusan. Selain itu, dengan adanya pengungkapan yang lengkap dari perusahaan dapat mendorong meminimalkan perusahaan untuk melakukan manipulasi aktivitas riil. Ketiga, berdasarkan hasil pengujian yang memisahkan jenis industri manufaktur dan non manufaktur diperoleh bahwa kecenderungan perusahaan manufaktur melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi lebih besar dibandingkan perusahaan non manufaktur. Hal ini dapat terjadi karena manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi banyak dilakukan dengan cara manajemen penjualan, potongan harga besar-besaran, pengurangan biaya diskresi seperti biaya riset dan pengembangan, biaya iklan, dan overproduction yang cenderung lebih banyak berhubungan dengan jenis industri yang memiliki karakteristik manufaktur.

KESIMPULAN

(19)

manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi terhadap kinerja pasar menemukan adanya perbedaan kinerja pasar yaitu kinerja pasar perusahaan yang diduga cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja pasar perusahaan yang diduga cenderung tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi. Selain itu, ditemukan juga bahwa setelah memisahkan sampel ke dalam jenis industri maka perusahaan industri manufaktur diduga lebih cenderung melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi dibandingkan sampel jenis industri non manufaktur.

(20)

DAFTAR RUJUKAN

Bens, D., V. Nagar, dan M.H. Franco Wong. 2002. Real investment Implications of Employee Stock Option Exercises. Journal of Accounting Research 40. hal 359 – 393.

Bowen, Robert M., David Burgstahler, dan Lane A. Daley. 1987. The Incremental Information Content of Accrual versus Cash Flows. The Accounting Review. Vol. LXII No. 4, hal.723 – 747.

Diana, Shinta Rahma dan Indra Wijaya Kusuma. 2004. Pengaruh Faktor Kontekstual Terhadap Kegunaan Earnings dan Arus Kas Operasi dalam Menjelaskan Return Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 7 No. 1, hal. 74 – 93. Ghozali, Imam dan John Castellan. 2002. Statistik Non-Parametrik-Teori dan Aplikasi

dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Livnat, Joshua dan Paul Zarowin. 1990. The Incremental Information Content of

Cash-Flow Components. Journal of Accounting and Economics, vol. 13, hal. 25-46.

Rahman, Anissa. 2007. Earnings Management Melalui Accruals dan Real Activities Manipulation Pada Initial Public Offerings dan Kinerja Jangka Panjang (Studi Empiris Pada Bursa Efek Jakarta). Tesis: Unpublished. Pascasarjana Ilmu Akuntansi Universitas Indonesia

Rayburn, Judy. 1986. The Association of Operating Cash Flow and Accruals with Security Returns. Journal of Accounting Research. Vol. 24, hal. 112 -133.

Roychowdhury, Sugata. 2003. Management of Earnings through the Manipulation of Real Activities That Affect Cash Flow from Operation. Paper Work. Sloan School of Management MIT.

Thomas, J.K. dan H. Zhang. 2002. Inventory Changes and Future Returns. Review of Accounting Studies 7. hal 163 – 187.

Watts, Ross L. Dan J.L. Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory. Prentice Hall International, Inc.

(21)

NO KODE TAHUN MASUK SWA

2001 2002 2003 2004 2005 2006

1 AALI 1 1 1 1 1 1

2 ADHI 1 1

3 AKPI 1

4 AKRA 1 1 1

5 ALMI 1

6 AMFG 1 1 1 1 1

7 ANTM 1 1 1 1 1 1

8 BKSL 1 1

9 BLTA 1 1 1 1 1 1

10 BMTR 1 1

11 BRAM 1 1 1 1 1

12 BUDI 1

13 BUMI 1 1 1

14 CMNP 1 1 1 1

15 CPIN 1 1 1 1 1

16 CTBN 1

17 CTRA 1

18 CTRS 1 1 1 1 1

19 DAVO 1

20 DILD 1 1 1 1

21 DUTI 1 1

22 DYNA 1

23 ELTY 1 1

24 EPMT 1 1 1 1

25 FASW 1

26 GGRM 1 1 1 1 1

27 GRIV 1 1

28 HERO 1 1 1

29 HEXA 1

30 HITS 1 1 1 1

31 HMSP 1 1 1 1 1 1

32 IDSR 1 1

33 IKAI 1

34 IMAS 1 1

35 INCO 1 1 1 1 1

36 INDF 1 1 1 1 1

37 INDR 1

38 INTP 1

39 ISAT 1 1 1

40 JPFA 1

41 JRPT 1 1 1 1

42 JSPT 1 1

43 KAEF 1 1 1 1

44 KLBF 1 1 1 1 1 1

45 LPCK 1 1 1 1

46 LPKR 1 1 1 1 1 1

47 LSIP 1 1

(22)

49 MAPI 1 1

50 MDLN 1

51 MDRN 1 1

52 MEDC 1 1 1

53 MLIA 1

54 MLND 1

55 MLPL 1 1 1 1 1

56 MPPA 1 1 1

57 MYOR 1 1 1 1 1 1

58 OMRE 1

59 PGAS 1

60 PLIN 1 1 1 1 1 1

61 PTBA 1 1 1

62 PTRO 1

63 PWON 1

64 RALS 1 1 1 1 1 1

65 RMBA 1 1 1

66 SCMA 1 1 1 1

67 SHDA 1 1 1

68 SHSA 1 1 1 1

69 SIPD 1

70 SMDR 1 1 1 1 1 1

71 SMGR 1 1 1

72 SMRA 1 1 1

73 SPMA 1 1 1

74 SSIA 1 1 1

75 SUBA 1

76 SUDI 1 1 1

77 TBLA 1 1 1 1

78 TFCO 1 1

79 TINS 1 1 1 1 1

80 TLKM 1 1 1 1 1 1

81 TSPC 1 1 1 1 1 1

82 TURI 1 1 1 1

83 UGAR 1

84 ULTJ 1 1 1 1

85 UNIC 1 1 1 1 1

86 UNSP 1 1

87 UNTR 1 1 1 1 1 1

(23)

Lampiran B : Output Penelitian

Tabel 1

Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian

Keterangan Kurang Jumlah

Total perusahaan yang masuk Swa100 tahun

2001-2006 204 perusahaan

Dikurangi:

Perusahaan yang masuk Swa100 yang memiliki aset di bawah 1 triliun rupiah tahun 2001 – 2006

103 perusahaan

Perusahaan yang tidak memiliki kode 3 perusahaan Perusahaan yang tidak memiliki

kelengkapan data keuangan

10 perusahaan

Total Sampel 88 perusahaan

Tabel 2

Statistik Deskriptif Variabel yang Digunakan Untuk Mengestimasi Arus Kas Kegiatan Operasi Normal

Variabel Rerata TengahNilai Maksimum Minimum SimpanganBaku CFOt-1/TAt-1 0,210 0,090 30,018 -0,386 1,846

1/ TAt-1 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

SALESt/ TAt-1 1,207 0,844 33,524 0,000 2,357 SALESt-1/ TAt-1 0,994 0,709 36,735 0,014 2,310

Tabel 3

Hasil Koefisien Regresi Arus Kas Normal

Variabel Koefisien t-stat Probabilitas

Konstanta -0,155 -1,246 0,214

SALESt/ TAt-1 0,326 7,386 0,000

SALESt-1/ TAt-1 -0,029 -0,636 0,254 F-stat = 0,000

Tabel 4

Statistik Deskriptif Seluruh Sampel

Variabel Rerata Nilai Tengah Maksimum Minimum

Simpangan Baku

ABN_CFO -0,183 -0,171 24,47 -10,87 1,680

(24)

Tabel 5

Hasil Pengujian Hipotesis 1

Variabel Rerata Probabilitas (P-value) Keterangan ABN_CFO -0,183 0,0385** H1 tidak dapat ditolak **) signifikan pada tingkat =5%

Tabel 6

Statistik Deskriptif Kinerja Pasar Antara Sampel yang Diduga Cenderung Melakukan Manipulasi Aktivitas Riil Melalui Arus Kas Kegiatan Operasi dan

Sampel yang Diduga Cenderung Tidak Melakukan Manipulasi Aktivitas Riil Melalui Arus Kas Kegiatan Operasi

Variabel

Cenderung Manipulasi (N=225) Cenderung Tidak Manipulasi (N=39)

Rerata Ni.

Tengah

Simpangan Baku

Rerata Ni. Tengah Simpangan Baku CAR -66,851 0,000 249,925 -102,266 0,120 307,327

Tabel 7

Uji Beda atas Kinerja Pasar Antara Sampel yang Diduga Cenderung Melakukan Manipulasi Aktivitas Riil Melalui Arus Kas Kegiatan Operasi dan Sampel yang Diduga Cenderung Tidak

Melakukan Manipulasi Aktivitas Riil Melalui Arus Kas Kegiatan Operasi

Keterangan CAR

Mann-Whitney U 3673,000

Wilcoxon W 29098,000

Z -1,623

Probabilitas 0,0525***

***) signifikan pada tingkat =10%

Tabel 8

Perbandingan Jenis Industri dan Kecenderungan Melakukan Manipulasi Aktivitas Riil Melalui Arus Kas Kegiatan Operasi

Keterangan Jenis Industri Total

Manufaktur Non Manufaktur

Cenderung Manipulasi 114 111 225

Cenderung Tidak Manipulasi 3 36 39

Probabilitas 0,000*

Gambar

Tabel 3
Tabel 7

Referensi

Dokumen terkait

186.. sesuai dengan nama binatang yang anak dapat, dari situ anak bisa belajar mengucapkan huruf dan melatih anak untuk berbicara. Hasil rekapitulasi di siklus I secara

Banyaknya Rumah Tangga Yang Berusaha di Sektor Industri Menurut Desa dan Jenis Industri ... Banyaknya Rumah Tangga Menurut Desa

Biaya Penetapan Eksekusi (PNBP) 3. Panggilan Aanmaning untuk pemohon dan termohon 5. Pemberitahuan Pelaksanaan Eksekusi Kpd Lurah/Kades 7. Penyampaian Berita Acara

Sehingga dari uraian latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kasus tindak pidana perdagangan satwa liar yang dilindungi yang ditangani

Menyatakan mendaftarkan diri (melamar) sebagai Calon Pejabat Tinggi Pratama untuk jabatan : 1. dan bersedia melengkapi segala persyaratan yang berlaku. Saya akan tunduk pada

Tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan hasil belajar matematika siswa, aktivitas belajar siswa, dan keterampilan guru dalam dalam mengelola pembelajaran dengan

Kajian dilakukan dengan cara mempelajari deskripsi sistem pendingin sekunder, memperkirakan berapa besar volume air yang berkurang ketika pompa mati, melakukan

ED Amandemen PSAK 15 menambahkan bahwa entitas yang bukan merupakan entitas investasi memiliki kepentingan pada entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan entitas