• Tidak ada hasil yang ditemukan

273982144 E JOURNAL Financial Management

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "273982144 E JOURNAL Financial Management"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

EFFECT LIQUIDITY, SOLVENCY, AND PROFITABILITY TO DETERMINE FINANCIAL CONDITION TO THE IMPACT OF

FINANCIAL DISTRESS PREDICTION IN

PT. BAKRIE & BROTHERS, TBK AND SUBSIDIARIES By:

Muhamad Haerudin¹⁾, Edhi Asmirantho²⁾, And Patar Simamora³⁾ ABSTRACT

MUHAMAD HAERUDIN. NPM 021110181. Effect of Liquidity, Solvency, and Profitability Of Financial Distress Prediction At PT. Bakrie & Brothers, Tbk and Subsidiaries. Under Guidance: EDHI ASMIRANTHO and PATAR SIMAMORA.

Financial distress is a condition experienced by the company caused by several factors, namely liquidity, solvency, and profitability. Liquidity describes how the company can meet the current liabilities from current assets owned. Solvency explains how the company's assets to meet the liabilities of the company. Profitability describes the company's ability to generate earnings. In this study the liquidity, solvency, and profitability is measured using current ratio, debt to total assets ratio, and return on investment. While Financial distress prediction is measured using the interest coverage ratio. This study was conducted to determine the effect of liquidity, solvency, and profitability of the Financial distress prediction in PT. Bakrie & Brothers, Tbk and subsidiaries as a result of the inability of the company to pay off debt and suffered losses several times in the period 2003-2012.

The results showed liquidity, solvency, and profitability PT. Bakrie & Brothers, Tbk and its subsidiaries are in poor condition. This condition is reinforced by the results of the analysis by using EVA, MVA, and Z"-Score methods. Hypothesis testing using the F test shows F count > F table (8,583 > 2,866) means liquidity, solvency, and profitability simultaneously affect the prediction of financial distress. While testing the hypothesis using the t test showed the value of the current ratio (2,359 > 2,028) and debt to total assets ratio (4,730 > 2,028) where t count > t table which means the effect on the interest coverage ratio, meanwhile for the return on investment -t count < -t table (-1,150 < -2,028), which means affect too the interest coverage ratio.

Keywords : Liquidity, Solvency, Profitability, Financial Distress, Current Ratio,

(2)

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MENGETAHUI KONDISI KEUANGAN YANG BERDAMPAK TERHADAP PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PT. BAKRIE &

BROTHERS, TBK DAN ANAK PERUSAHAAN. Oleh:

Muhamad Haerudin¹⁾, Edhi Asmirantho²⁾, Dan Patar Simamora³⁾ ABSTRAK

MUHAMAD HAERUDIN. NPM 021110181. Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas Terhadap Prediksi Financial Distress Pada PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan Anak Perusahaan. Dibawah Bimbingan: EDHI ASMIRANTHO dan PATAR SIMAMORA.

Financial distress merupakan kondisi yang dialami perusahaan yang

terjadi akibat beberapa faktor, yaitu likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas. Likuiditas menjelaskan bagaimana perusahaan dapat memenuhi kewajiban lancar dari aset lancar yang dimiliki. Solvabilitas menjelaskan bagaimana aset perusahaan dapat memenuhi kewajiban perusahaan. Profitabilitas menjelaskan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam penelitian ini likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas diukur menggunakan current ratio, debt to total

assets ratio, dan return on investment. Sementara prediksi Financial distress

diukur menggunakan interest coverage ratio. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas terhadap prediksi

Financial distress pada PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan akibat

ketidakmampuan perusahaan dalam melunasi hutang dan menderita kerugian beberapa kali dalam kurun waktu 2003-2012.

Hasil penelitian menunjukkan kondisi likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan berada pada kondisi yang tidak baik. Kondisi ini diperkuat dengan hasil analisis dengan menggunakan metode EVA, MVA, dan Z”-Score. Pengujian hipotesis menggunakan uji F menunjukkan F hitung > F tabel (8,583 > 2,866) artinya likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap prediksi financial distress. Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan nilai current ratio (2,359 > 2,028) dan debt to total assets ratio (4,730 > 2,028) dimana t hitung > t tabel yang artinya berpengaruh terhadap

interest coverage ratio, sementara untuk return on investment nilai -t hitung < -t

tabel (-1,150 < -2,028) yang artinya juga berpengaruh terhadap interest coverage

ratio.

Kata Kunci : Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, Financial Distress, Current

(3)

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Persaingan perusahaan disaat ini sudah semakin ketat dan sengit. Di kondisi seperti ini perusahaan dituntut untuk tetap konsisten menjaga kestabilan kinerja, mengembangkan inovasi, dan memperluas cakupan usaha sehingga dapat terus bertahan dan mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Bila perusahaan tidak dapat melakukan itu semua, tidak menutup kemungkinan perusahaan akan mengalami kerugian. Ini bisa dilihat dari kerugian yang dialami perusahaan serta jumlah hutang yang semakin besar. Kondisi seperti ini akan mengakibatkan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan atau disebut financial distress (Berk dan DeMarzo, 2007;491).

Menurut Rodoni dan Ali (2010;176) apabila ditinjau dari aspek keuangan, maka terdapat tiga keadaan yang dapat menyebabkan financial distress yaitu ketidakcukupan modal atau kekurangan modal, besarnya beban hutang dan bunga serta mengalami kerugian. Dengan demikian kondisi financial distress yang dialami perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Mulai dari laporan laba rugi, neraca, arus kas, perubahan modal dan lain–lain. Laporan keuangan tersebut dapat dijadikan sumber informasi guna melakukan analisis laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan yang berpengaruh bagi perusahaan dalam memprediksikan financial distress.

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. Bakrie & Brothers, Tbk, dan anak perusahaan. Anak perusahan Bakrie yang digunakan yaitu PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk. Hal ini tidak luput dari peran PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk yang punya andil sangat besar dalam keterpurukan PT. Bakrie & Brothers, Tbk. Dimulai dari terlilit hutang yang sangat besar yaitu Rp.21,4 Trilyun akibat kasus Lapindo, terkena imbas krisis Eropa, dan gagal bayar terhadap hutang credit issue. Selain itu, hilangnya kepercayaan masyarakat maupun para investor terhadap kinerja grup Bakrie mengakibatkan harga saham PT. Bakrie & Brothers, Tbk tak menentu hingga terjun bebas di awal tahun 2009 sampai saat ini berada di level terendah yaitu Rp.50 perlembar saham. Keadaan ini membuat PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan diprediksi sedang mengalami kondisi financial distress.

1.2. Kerangka Pemikiran

Likuiditas adalah gambaran kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi berbagai kewajiban jangka pendeknya secara lancar dan tepat waktu sehingga likuiditas sering disebut sebagai short term liquidity (Fahmi 2012;174). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan current ratio untuk mengukur tingkat likuiditas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan. Current ratio adalah ukuran yang digunakan perusahaan untuk membayar kewajiban lancar melalui aset lancar yang dimiliki. Dari hasil penelitian Pasaribu (2008) dijelaskan bahwa

current ratio memilki tingkat daya klasifikasi yang tinggi dan signifikan dalam

(4)

Solvabilitas merupakan gambaran kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi dan menjaga kemampuannya untuk selalu mampu memenuhi kewajibannya dalam membayar utang atau kewajiban secara tepat waktu (Fahmi, 2012;174). Dalam penelitian ini penulis menggunakan debt to total assets untuk mengukur tingkat solvabilitas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan. Alasan digunakannya debt to total assets ratio adalah hutang atau kewajiban merupakan hal yang sensitif bagi suatu perusahaan. Bila perusahaan memiliki jumlah hutang yang besar dan tidak dapat diminimalisir, maka perusahaan perusahaan tersebut terindikasi sedang berada dalam kondisi financial distress. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Almilia (2006) yang menyatakan bahwa rasio keuangan yang berasal dari laporan laba rugi dan neraca menunjukkan bahwa TLTA (debt to total assets ratio) memiliki daya klasifikasi sebesar 79% dalam memprediksi financial distress. Sedangkan Hanifah dan Purwanto (2013) menyatakan bahwa variabel rasio solvabilitas yang diproksi dengan debt to total

assets ratio memiliki pengaruh positif terhadap prediksi financial distress.

Profitabilitas merupakan gambaran yang menunjukkan efektivitas manajemen dan efisiensi perusahaan secara keseluruhan yang ditujukan melalui besar kecilnya keuntungan yang diperoleh perusahaan berdasarkan penggunaan aset. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio return on investment untuk mengukur profitabilitas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan. Alasan digunakannya rasio return on investment adalah bahwa pada dasarnya laba bersih merupakan tolak ukur kesuksesan bagi sebuah perusahaan dalam melakukan kegiatan usaha. Hal ini didukung hasil penelitian yang dilakukan Atmini (2005) yang menemukan bukti bahwa model laba (salah satunya return on investment) merupakan model yang lebih baik dalam memprediksi kondisi financial distress perusahaan. Selain itu, penelitian Kusumawardana (2011) menyatakan bahwa rasio keuangan return on investment mampu memprediksi kondisi financial

distress pada perusahaan.

Financial distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan yang dialami

oleh suatu perusahaan, yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan. Kondisi ini ditandai dengan adanya penundaan pengiriman, kualitas produk yang menurun dan penundaan pembayaran tagihan dari bank (Platt dan Platt (2002) dalam jurnal Wahyuningtias (2010). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan interest

coverage ratio untuk dapat memprediksikan financial distress. Hal ini diperkuat

dengan adanya definisi dari Classens et. all (1999) dalam penelitian Wardhani (2006) yang menyatakan bahwa perusahaan yang berada dalam kesulitan keuangan yaitu perusahaan yang memiliki interest coverage ratio (rasio laba usaha terhadap biaya bunga) kurang dari 1 (satu). Di sisi lain, Asquith, Gertner dan Scharfstein (1994) dalam Almilia (2003) menggunakan interest coverage

ratio yaitu perbandingan laba sebelum bunga dan pajak atau mengukur berapa

(5)

1.3. Hipotesis Penelitian

1) Semakin rendah rasio likuiditas maka semakin tinggi prediksi

financial distress pada PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak

perusahaan.

2) Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi prediksi

financial distress pada PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak

perusahaan.

3) Semakin rendah rasio profitabilitas maka semakin tinggi prediksi

financial distress pada PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak

perusahaan.

4) PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan sedang berada dalam kondisi financial distress.

5) Terdapat pengaruh antara likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas terhadap prediksi financial distress pada PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan.

a) Current ratio memiliki pengaruh positif terhadap interest coverage ratio pada PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak

perusahaan.

b) Debt to total assets ratio memiliki pengaruh positif terhadap interest coverage ratio pada PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan

anak perusahaan.

c) Return on investment memiliki pengaruh negatif terhadap interest coverage ratio pada PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan

anak perusahaan. 2. LANDASAN TEORI

2.1. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Prastowo (2008;80), suatu rasio mengungkapkan hubungan matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya. Secara sederhana rasio disebut sebagai perbandingan jumlah, dari jumlah satu dengan jumlah lainnya itulah dilihat perbandingannya dengan harapan nantinya akan ditemukan jawaban yang selanjutnya itu dijadikan bahan kajian untuk dianalisis dan didiputuskan (Fahmi, 2012;108).

Analisis rasio keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan dasar yaitu neraca, perhitungan rugi laba , dan laporan arus kas. menurut Fahmi (2012;116), bagi investor ada tiga rasio keuangan yang paling dominan yang dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan, yaitu Rasio likuiditas, Rasio solvabilitas, dan Rasio profitabilitas. Ketiga rasio ini secara umum selalu menjadi perhatian investor karena secara dasar dianggap sudah merepresentatifkan analisis awal tentang kondisi suatu perusahaan.

(6)

Current Ratio =

2.3. Analisis Rasio Solvabilitas, Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur sampai sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio ini menunjukkan tingkat kesehatan perusahaan dalam kemampuan melunasi semua hutang atau kewajiban yang harus dibayarkan pada saat jatuh tempo (Sunyoto, 2013;111). Salah satu rasio yang dipakai untuk menghitung solvabilitas adalah debt to total assets ratio. Debt to total

assets merupakan rasio antara total hutang yang didalamnya terdapat

hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang terhadap total aktiva yang didalamnya terdapat aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Gibson (2011;260) mengatakan penerapan debt to total assets ratio yang digunakan untuk menganalisis dan menginterprestasikan data keuangan, yaitu :

Debt to total assets ratio =

2.4. Analisis Rasio Profitabilitas, Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam kegiatan usahanya baik berupa penjualan maupun investasi (Fahmi, 2012;135). Dengan tingginya rasio profitabilitas suatu perusahaan maka perusahaan dapat dengan efisien menggunakan keuntungan untuk meningkatkan kegiatan usahanya dan lainnya. Untuk menilai rasio profitabilitas perusahaan, salah satu penerapan rasio yang digunakan (menurut Gibson, 2011;303) untuk menganalisis dan menginterprestasikan data keuangan, yaitu :

ROI (Return On Investment) =

2.5. Financial Distress, Financial distress merupakan suatu situasi dimana aliran kas operasi sebuah perusahaan tidak cukup memuaskan kewajiban– kewajiban yang sekarang (seperti perdagangan kredit atau pengeluaran bunga) dan perusahaan dipaksa untuk melakukan tindakan korektif (Sjahrial 2008; 453). Menurut Ross et all, (2010;917) Financial distress adalah “a situation where a firm’s operating cash flows are not sufficient

to satisfy current obligations (such as trade credit or interest expenses) and the firm is forced to take corrective actions”. Financial distress dapat

menggambarkan suatu konsep luas dari berbagai situasi perusahaan yang mengalami masalah kesulitan keuangan. Financial distress dapat dijadikan suatu “sistem peringatan dini” dari sebuah perusahaan untuk menghadapi masalah. Perusahaan dengan hutang yang lebih besar akan mengalami financial distress lebih awal daripada perusahaan yang memilki hutang kurang. Oleh karena itu, perusahaan yang mengalami

financial distress lebih awal akan memiliki waktu yang cukup untuk

(7)

perusahaan (eksternal). Damodaran (dalam jurnal Agusti, 2013) menyatakan, faktor penyebab financial distress dari dalam perusahan lebih bersifat mikro, faktor-faktor dari dalam perusahaan tersebut adalah :

1) Kesulitan arus kas 2) Besarnya jumlah hutang

3) Kerugian dalam kegiatan operasional perusahaan selama beberapa tahun.

Menurut Keown (dalam jurnal Almilia, 2006) rasio keuangan dapat memberikan dasar bagi para pemakai laporan keuangan untuk menjawab beberapa pertanyaan penting terkait dengan seberapa baik perusahaan, seperti :

1) seberapa likuid perusahaan?

2) apakah manajemen menghasilkan laba yang cukup dari aktiva perusahaan?

3) bagaimana perusahaan membiayai investasinya?

4) apakah investor menerima return yang cukup atas investasinya?

3. METODE PENELITIAN

Adanya sebuah penelitian didasari oleh rasa ingin tahu untuk mempelajari, merumuskan, dan memformulasikan suatu masalah sehingga diperoleh jawaban, solusi dan pencapaian yang sistematis, terencana, dan ilmiah. Artinya penelitian harus sesuai dengan pola yang ditentukan, tersusun secara baik dan benar, dan sesuai dengan prinsip dalam memperoleh ilmu pengetahuan.

3.1.Jenis, Metode, dan Teknik Penelitian

a) Jenis Penelitian, Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian asosiatif yang artinya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. b) Metode Penelitian, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Dimana dalam memecahkan masalah penelitian menggunakan data–data pada waktu lalu. c) Teknik Penelitian, Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik parametrik, yaitu statistik yang mempertimbangkan jenis distribusi data yang berdistribusi normal, memiliki varian homogen dan bersifat interval atau rasio.

3.2. Prosedur Pengumpulan Data

(8)

Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk periode 2003-2012 melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.3.Metode Analisis

a) Analisis Variabel X (Independent)

1) Analisis Rasio Likuiditas (Current Ratio = Current Assets :

Current Liabilities).

2) Analisis Rasio Solvabilitas (Debt to total assets ratio = Total

Liabilities : Total Assets).

3) Analisis Rasio Profitabilitas (Return On Investment = Earning

After Tax : Total Assets).

b) Analisis Variabel Y (Dependent)

Prediksi Financial Distress, (ICR = EBIT : Interest Expenses). c) Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas, Metode yang dipakai dalam uji normalitas adalah uji One Sample Kolmogorov Smirnov. untuk Residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. 2) Uji Multikolinearitas, Pada penelitian ini akan dilakukan uji Multikolinearitas dengan melihat nilai Tolerance dan Inflation Factor (VIF). Untuk mengetahui model regresi bebas dari multikolinearitas, yaitu nilai VIF (Variance Inflation Factor) kurang dari 10 angka Tolerance lebih dari 0,1. 3) Uji Heteroskedastisitas, Pada penelitian ini akan dilakukan uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji glejser. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. 4) Uji Autokorelasi, Pada penelitian ini akan dilakukan uji autokorelasi dengan menggunakan metode uji Durbin-Watson (DW test).

d) Regresi Linier Berganda

Pengaruh likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas terhadap prediksi

financial distress :

Y’ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Keterangan:

Y = Interest Coverage Ratio X1 = Current Ratio

X2 = Debt To Total Assets Ratio X3 = Return On Investment a = Harga Y bila X = 0

b = Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel Y berdasarkan variabel X.

e) Uji Hipotesis 1) Uji F (Simultan)

F hitung = ²/

(9)

2) Uji t (Parsial)

t hitung =

Perhitungan uji asumsi klasik, regresi linier berganda, dan pengujian hipotesis dihitung dengan menggunakan alat analisis program

Statistical Product and Service Solution (SPSS).

4. HASIL PENELITIAN

4.1. Likuiditas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan Anak Perusahaan.

Kondisi likuiditas PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk periode 2003-2012 tidak baik akibat angka rasio yang turun secara drastis dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu dalam kurun waktu 2003-2012 baik PT. Bakrie & Brothers, Tbk maupun anak perusahaannya memiliki nilai rata-rata rasio likuiditas yang rendah dan berada dibawah rata-rata. Ini dipicu jumlah kewajiban jangka pendek dari anak perusahaan yang terus meningkat setiap tahun dan jumlah aset lancar mereka yang terus berkurang.

4.2. Solvabilitas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan Anak Perusahaan. Kondisi solvabilitas PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk periode 2003-2012 masih cukup baik namun harus diwaspadai. Hal ini dikarenakan kenaikan total aset yang dimiliki perusahaan berbanding lurus dengan kenaikan total kewajiban yang harus dipenuhi perusahaan. Hal ini terlihat dari kenaikan yang terjadi di setiap tahun pada kondisi solvabilitas anak perusahaan PT. Bakrie & Brothers, Tbk.

4.3. Profitabilitas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan Anak Perusahaan. Kondisi profitabilitas PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk periode 2003-2012 tidak baik. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir perusahaan mengalami kerugian lebih dari satu kali dan dalam jumlah yang besar. Akibat kerugian yang diderita anak perusahaannya, kerugian itu pun terakumulasi sehingga PT. Bakrie & brothers, Tbk juga mengalami kerugian selama tiga tahun berturut-turut dalam jumlah yang besar. 4.4. Analisis EVA, MVA, dan Z”-score Untuk Mengetahui Kondisi

Keuangan PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan Anak Perusahaan.

Untuk mengetahui kondisi keuangan dan memperkuat prediksi

financial distress dalam penelitian ini dilakukan analisis tambahan

(10)

yang kecil dan terus menurun hingga level terendah sehingga tidak mampu untuk menutupi ekuitas saham yang ada. Dan untuk hasil analisis dengan menggunakan model Z”-Score menunjukkan kondisi yang tidak baik akibat seringnya PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan memperoleh prediksi bangkrut atau berada pada grey area yang terjadi akibat besarnya jumlah hutang dan kerugian yang dialami perusahaan secara berturut.

4.5. Prediksi Financial Distress PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan Anak Perusahaan.

Kondisi PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk berada dalam kondisi kesulitan keuangan. Hal ini dikarenakan jumlah laba operasional yang berfluktuasi dan kurang optimal ditambah dengan jumlah beban bunga yang semakin meningkat di setiap tahunnya serta angka prediksi yang sering berada dibawah rata-rata. Kondisi buruk yang dialami PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk tentunya berakibat buruk bagi PT. Bakrie & Brothers, Tbk. Prediksi

financial distress semakin menguat akibat penurunan drastis yang terjadi

dalam tiga tahun berturut-turut. 4.6. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 40

Normal

Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 8,11493021

Most Extreme

Differences

Absolute ,134

Positive ,134

Negative -,090

Kolmogorov-Smirnov Z ,845

Asymp. Sig. (2-tailed) ,474

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

(11)

2) Uji Multikolinearitas

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) -2,386 2,379 -1,003 ,323

Current Ratio 1,250 ,530 ,307 2,359 ,024 ,958 1,044

Debt To Total Assets Ratio 15,839 3,348 ,608 4,730 ,000 ,980 1,020

Return On Investment -,003 ,002 -,148 -1,150 ,258 ,973 1,028

a. Dependent Variable: Interest Coverage Ratio

Dari Output diatas dapat diketahui bahwa nilai tolerance ketiga variabel independen yaitu current ratio (0,958), debt to total assets

ratio (0,980), dan return on investment (0,973) lebih dari 0,10 serta

nilai Variance Inflation Factor (VIF) ketiga variabel independen yaitu

current ratio (1,044), debt to total assets ratio (1,020), dan return on investment (1,028) kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi masalah multikolinearitas pada model regresi. 3) Uji Heteroskedastisitas

Dari output diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi ketiga variabel independen yaitu current ratio (0,598), debt to total

assets ratio (0,207), dan return on investment (0,879) lebih dari 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.

a. Predictors: (Constant), Lag_Y, Return On Investment, Debt to total assets ratio,

Current Ratio

(12)

Dari output diatas dapat diketahui nilai Durbin-Watson sebesar 1,969. Nilai DU dan DL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin-Watson. Dengan n = 40, dan k = 3 maka didapat nilai DU = 1,6598 dan DL = 1,3384. Jadi didapat nilai 4-DU = 2,2502 dan nilai 4-DL = 2,6616. Karena nilai DU < DW < 4-DU = 1,6598 < 1,969 < 2,2502 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi pada model regresi. 4.7. Uji Regresi Linier Berganda

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,646a ,417 ,368 8,44629

a. Predictors: (Constant), Return On Investment, Debt To Total Assets Ratio,

Current Ratio

a) Angka R yang didapat adalah 0,646 yang berarti korelasi antara current ratio, debt to total assets ratio, dan return

on investment terhadap interest coverage ratio sebesar

0,646 atau 64,6%.

b) R Square (R²) persentase sumbangan pengaruh variabel

current ratio, debt to total assets ratio,dan return on investment terhadap interest coverage ratio sebesar 41,7%.

c) Adjusted R Square, adalah R Square yang telah disesuaikan, nilai sebesar 0,368 atau 36,8%.

d) Standard Error of the Estimate, adalah ukuran kesalahan prediksi, nilai sebesar 8,44629. Artinya kesalahan yang dapat terjadi dalam memprediksi interest coverage ratio sebesar 8,44629.

4.8. Uji Hipotesis 1) Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 1836,943 3 612,314 8,583 ,000b

Residual 2568,232 36 71,340

Total 4405,174 39

a. Dependent Variable: Interest Coverage Ratio

b. Predictors: (Constant), Return On Investment, Debt To Total Assets Ratio, Current Ratio

Dari output diatas diperoleh F hitung sebesar 8,583. F tabel dapat dilihat pada tabel statistik distribusi F pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df 1 (jumlah variabel-1) = 3, dan df 2 (n-k-1) atau 40-3-1 = 36 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen), hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 2,866. Karena hasil F hitung > F tabel (8,583 > 2,866) maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa

(13)

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap interest

coverage ratio.

2) Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -2,386 2,379 -1,003 ,323

Current Ratio 1,250 ,530 ,307 2,359 ,024

Debt To Total Assets Ratio 15,839 3,348 ,608 4,730 ,000

Return On Investment -,003 ,002 -,148 -1,150 ,258

a. Dependent Variable: Interest Coverage Ratio

Persamaan regresi linier berganda :

Interest Coverage Ratio = -2,386 + 1,250 current ratio + 15,839 debt to total assets ratio -0,003 return on investment.

a) Nilai t hitung untuk current ratio adalah 2,359. Karena nilai t hitung > t tabel (2,359 > 2,028) maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa current ratio secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap interest

coverage ratio. b) Nilai t hitung untuk debt to total assets ratio adalah 4,730. Karena nilai t hitung > t tabel (4,730 >

2,028) maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa debt

to total assets ratio secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap interest coverage ratio. c) Nilai t hitung untuk return on investment adalah -1,150. Karena nilai –t hitung < -t tabel (-1,150 < -2,028) maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa return on investment secara parsial berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap

interest coverage ratio.

5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan

1) Tingkat likuiditas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan yaitu PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk periode 2003-2012 tidak baik dan diprediksi sedang mengalami kesulitan keuangan.

2) Tingkat solvabilitas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaannya yaitu PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk periode 2003-2012 mengkhawatirkan sehingga terdapat indikasi yang mengarah pada kesulitan keuangan. 3) Tingkat profitabilitas PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan

(14)

Bakrie Sumatera Plantation, Tbk periode 2003-2012 tidak baik akibat mengalami kerugian beberapa kali dan dalam jumlah yang besar sehingga diprediksi sedang mengalami kesulitan keuangan.

4) Berdasarkan perhitungan prediksi financial distress pada periode 2003-2012 dapat disimpulkan bahwa PT. Bakrie & Brothers, Tbk dan anak perusahaan yaitu PT. Energi Mega Persada, Tbk, PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk sedang mengalami

financial distress.

5) Secara simultan variabel independen yaitu likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu prediksi

financial distress. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai F hitung yang lebih

besar dibandingkan dengan F tabel (8,583 > 2,866). Sementara secara parsial pengaruh current ratio, debt to total assets ratio, dan return on

investment dapat disimpulkan sebagai berikut.

a) Nilai t hitung lebih besar dibandingkan nilai t tabel (2,359 > 2,028) sehingga hipotesis yang menyatakan current ratio memiliki pengaruh positif terhadap interest coverage ratio dapat diterima. b) Nilai t hitung lebih besar dibandingkan nilai t tabel (4,730 > 2,028)

sehingga hipotesis yang menyatakan debt to total assets ratio memiliki pengaruh positif terhadap interest coverage ratio dapat diterima.

c) Nilai t hitung lebih kecil dibandingkan nilai t tabel (-1,150 < -2,028) sehingga hipotesis yang menyatakan return on investment memiliki pengaruh negatif terhadap interest coverage ratio dapat diterima.

5.2. Saran

1) Menjual aset-aset utama untuk melunasi seluruh hutang perusahaan. 2) Bersatu atau bergabung dengan perusahaan lain (merger).

3) Menerbitkan sekuritas baru untuk mendapat dana segar dari investor. 4) Bernegosiasi dengan pihak bank ataupun kreditor lain untuk

mendapatkan solusi terbaik.

5) Menukar atau mengkonversi hutang dengan ekuitas.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rodhoni dan Herni Ali. 2010. Manajemen Keuangan. Mitra Wacana Media, Jakarta.

Berk Jonathan and DeMarzo Peter. 2007. Corporate Finance. Greg Tobin, United State America.

Chalendra Prasetya Agusti. 2013. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi

Kemungkinan Terjadinya Financial Distress. Fakultas Ekonomika Dan

Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.

Danang Sunyoto. 2013. Dasar–Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. CAPS, Yogyakarta.

Dermawan Sjahrial. 2008. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Kedua, Mitra Wacana media, Jakarta.

Dwi Prastowo D. dan Rifka Juliaty. 2008. Analisis Laporan Keuangan : Konsep

dan Aplikasi. Edisi Kedua, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Edhi Asmirantho. 2013. Financial Management. Learning Book. Pakuan University

Fitria Wahyuningtyas. 2010. Penggunaan Laba dan Arus Kas Untuk Memprediksi

Kondisi Financial Distress. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro,

Semarang.

Fraser Lyn M. dan Ormiston Aileen. 2008. Memahami Laporan Keuangan. Alih Bahasa Priyo Darmawan. PT. Indeks, Jakarta.

Gibson Charles H. 2011. Financial Statement Analysis. 12th Edition. South-Western CENGAGE Learning, Canada.

Irham Fahmi. 2012. Analisis Laporan Keuangan, CV Alfabeta, Bandung. Jumingan. 2009. Analisis Laporan Keuangan, Bumi Aksara. Jakarta.

Luciana Spica Almilia, Kristijadi. 2003. “Analisis Rasio Keuangan Untuk

Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. JAAI, Vol. 7, No.2.

Luciana Spica Almilia. 2006. Prediksi Kondisi Financial Distress. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. XII, No.1.

Oktita Earning Hanifah dan Agus Purwanto. 2013. Pengaruh Struktur Corporate

Governance Dan Financial Indicator Terhadap Kondisi Financial Distress. Jurnal Akuntansi DiponegoroVol. 2, No. 2.

Pasaribu Rowland Bismark Fernando. 2008. Penggunaan Binary Logit Untuk

Prediksi Financial Distress Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Akuntansi Ventura Vol. 11, No. 2.

Sari Atmini. 2005. Manfaat Laba dan Arus Kas Untuk Memprediksi Kondisi

Financial Distress Pada Perusahaan Textile Mill Product dan Apparel and Other Textile Product Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang.

Gambar

tabel (8,583 > 2,866) maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa current ratio, debt to total assets ratio, dan return on investment

Referensi

Dokumen terkait

ىتح اهبيلاسأو اهطامنأو ةيبرعلا ةيوحنلا دعاوقلا قيبطت ميلعت يف زكرتي ءاشنلإا وأ ةباتكلا ميلعت رثكأ نأ فورعلمابو دعاوقلا ةدام يف ةبلطلا ملعتي امم اراركت ميلعتلا

Dari sisi harga tekanan inflasi pada 3 bulan (Oktober) dan 6 bulan (Januari) mendatang diprediksi meningkat, tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 dan 6 bulan

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui instrument tersebut valid atau tidak. Pada penelitian ini validasi ahli terkait validasi angket

Pembantu Ketua II mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menyusun rencana, merumuskan kebijakan, membantu tugas dan arahan, mengkoordinasikan, serta memantau

Customer value adalah penilaian keseluruhan konsumen terhadap utilitas sebuah produk berdasarkan persepsinya terhadap apa yang diterima dana apa yang diberikan, Promosi

Dari hasil perhitungan, diperoleh kapasitas puncak landas pacu Bandar Udara Sam Ratulangi 122 operasi/jam pada kondisi VFR yang akan terjadi pada tahun 2018 sedangkan

Tujuan dari peneliti- an ini untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang sehat dan sakit, penyakit-penyakit yang diobati dengan obat tradisional, dan bahan-bahan yang

Lebih dari itu berkenaan dengan pembicaraan tentang berbagai cara untuk menyelesaikan masalah, harus memiliki sikap yang baik dalam menghadapi masalah dan mampu