LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 1
BAB - 6
POTENSI AIR BAKU
6.1
POTENSI AIR BAKU
Ketersedian air baku secara alami ("natural availability") pada suatu wilayah merupakan fungsi dari faktor klimatologi, geologi, dan morfologi/topografi. Adanya aktivitas manusia di sekitar selanjutnya memberi pengaruh pula terhadap ketersediaan air baku yang ada. Aktivitas manusia yang dimaksud adalah pola pemanfaatan lahan, sistem sanitasi, pola pemanfaatan air untuk berbagai keperluan, serta kondisi sosial ekonomi lainnya.
Pada tahapan selanjutnya ketersediaan air baku di suatu wilayah memberikan pengaruh balik terhadap pola kegiatan masyarakat di sekitarnya (lihat Gambar 6.1).
Bab ini akan diuraikan analisis potensi ketersediaan air baku yang dapat dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan air di masa mendatang. Dimana hasilnya menjadi salah satu masukan untuk penyusunan rencana pengembangan sistem penyediaan air minum dimasa mendatang.
Analisis didasarkan kepada hasil survai lapangan yang dikompilasikan dengan hasil inventarisasi data sekunder. Dari hasil analisis tersebut akan diperoleh gambaran mengenai :
1) Potensi air permukaan (Sungai atau embung)
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 2
Gambar 6.1.
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 3
6.2
POTENSI AIR PERMUKAAN
Kabupaten Maluku Tenggara Barat merupakan kabupaten kepulauan yang hampir sebagian besar desa–desa di setiap Kecamatan di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat berbatasan langsung dengan pesisir pantai, dan ada beberapa desa yang di lewati sungai. Berikut nama-nama sungai yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan sebagai alternatif pengembangan sumber air baku untuk SPAM di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, dapat dilihat padaTabel 6-1di bawah ini.
Tabel 6-1. Sumber Air Sungai di Kabupaten Maluku Tenggara Barat
No
1 S. Saphelange Namtabung Selaru 27.80 110.17 Usulan untuk Air Bersih Desa Lingat
2 S. Winuslange Namtabung Selaru 13.50 53.50 -
3 S. Weisleta Kandar Selaru 7.83 31.03 Usulan untuk pengembangan SPAM Kandar jangka panjang
4 S. Lorobungan Kabiarat Raya Tanimbar Selatan 39.27 157.73 Usulan untuk pengembangan SPAM Saumlaki jangka panjang
8 S. Batimafudi Sangliat Krawin Wertamrian 64.83 258.17
Usulan untuk air bersih Ds. Sangliat
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 4
Tabel 6-2. Sumber Mata Air di Kabupaten Maluku Tenggara Barat
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 5
Sumber: Data Dinas PU dan Hasil Survey 2016
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 6
Gambar 6.2. Peta Sebaran Sumber Air Baku Kecamatan Selaru
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 7
Gambar 6.4. Peta Sebaran Sumber Air Baku Kecamatan Wertamrian
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 8
Gambar 6.6. Peta Sebaran Sumber Air Baku Kecamatan Nirunmas
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 9
Gambar 6.8. Peta Sebaran Sumber Air Baku Kecamatan Tanimbar Utara dan Yaru
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 1 0
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 1 1
6.3
POTENSI AIR TANAH
6.3.1
Zonasi
Air Tanah
Keterdapatan air tanah dan produktivitas akuifer di Kabupaten Maluku Tenggara Barat berdasarkan Peta Hidrogeologi lembar P. Selaru, P. Yamdena dan P. Molu dikeluarkan oleh Pusat Lingkungan Geologi dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu
KETERDAPATAN AIR TANAH DAN PRODUKTIVITAS AKUIFER
A. Akuifer Dengan Aliran Melalui Ruang Antar Butir
Setempat akuifer dengan produktivitas sedang (Umumnya akuifer tidak menerus, tipis dan rendah keterusannya. Umumnya muka air tanah kurang dari 3 m bmt, debit sumur < 5 l/deik)
B. Akuifer Dengan Aliran Melalui Celahan dan Saluran Pelarutan
Akuifer produktif sedang (Aliran airtanah terbatas pada zona celahan dan saluran pelarutan, muka airtanah umumnya dangkal, kurang dari 3 m bmt, debit sumur dan mata air beragam.
Setempat akuifer produktif (Aliran airtanah terbatas pada zona celahan dan saluran pelarutan, muka airtanah umumnya dalam, setempat air tanah dapat dimanfaatkan, debit < 3 l/detik)
C. Akuifer (Bercelah atau Sarang) Produktif Kecil dan Daerah Airtanah Langka
Akuifer produkti kecil setempat berarti (Umumnya keterusan rendah, setempat pada daerah yang serasi dijumpai mata air dengan debit kecil, air tanah dangkal diperoleh di lembah - lembah dan zona pelapukan maupun rekahan batuan padu).
Daerah air tanah langka
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 1 2
6.3.2
Cekungan Air Tanah
Air tanah merupakan sumber daya alam yang ketersediaannya baik kuantitas (jumlah) maupun kualitas (mutu) air tanahnya sangat tergantung pada kondisi lingkungan dimana proses pengimbuhan pengaliran, dan pelepasan air tanah tersebut berlangsung pada suatu wadah yang disebut cekungan air tanah (groundwater basin)
Dengan demikian, setiap cekungan air tanah memiliki ciri-ciri hidrogeologis tersendiri, yang secara hidraulik dapat berhubungan dengan cekungan air tanah lainnya atau bahkan tidak sama sekali.
Oleh karena itu dapat dimengerti apabila landasan kebijakan dalam pengelolaan airtanah berbasis pada cekungan airtanah, sebagaimana telah ditetapkan di dalam UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, Pasal 12 ayat (2). Berdasarkan pemahaman tentang sifat, cekungan airtanah tidak dibatasi oleh batas-batas administrasi suatu daerah. Artinya cekungan airtanah dapat berada dalam suatu wilayah kabupaten/kota terlampar lintas dan keberadaannya batas kabupaten/kota, lintas batas provinsi atau bahkan lintas batas negara.
Berdasarkan peta Cekungan Airtanah yang dikeluarkan oleh Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan (DTLGKP) di Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, terdapat 7 (tujuh) cekungan airtanah, lihat Tabel 6-3 dan Gambar 6-14.
Tabel 6-3. Cekungan Air Tanah di Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Cekungan Air Tanah
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 1 3
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 1 4
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 1 5
6.3.3
Potensi
Air Tanah Dangkal
Sebagian besar masyarakat dan PDAM di Kabupaten Maluku Tenggara Barat memanfaatkan sumber air baku yang berasal dari air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan air minumnya dengan membuat sumur gali. Berikut data sumber air tanah yang digunakan oleh penduduk dan PDAM di Kabupaten Maluku Tenggara Barat :
Tabel 6-4. Sumber Air Tanah Yang Digunakan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Kecamatan Desa
Olilit Timur 4216 PDAM dan Sumur Gali
Latdalam - Kran Umum dari mata air dan Sumur Gali
Wertamrian Aruibab - Kran Umum dari mata air dan Sumur Gali
Aruidas 1085 Kran Umum dari mata air dan Sumur Gali
Wemaktian Wermatang 816 Sumur Gali
Merantutul 532 Kran Umum dari mata air dan Sumur Gali
Nirunmas Manglusi 1.165 Kran Umum, sumur Gali dan SR
Arma 2141 Sumur Gali
Tanimbar Utara
Ridol 2000 Sumur Gali
Watidal 1662 Sumur Gali dan Bak penampung air hujan
Ritabel 7500 PDAM, Kran Umum dan Sumur Gali
Kaliobar 1669 Kran Umum dari mata air dan Sumur Gali
Lamdesar Timur 1178 Sumur Gali
Wuarlabobar Abat 926 Sumur Gali
Wunlah - -
Yaru Romean - Kran Umum dari mata air dan Sumur Gali
Moromaru Tutunametal - Kran Umum dari mata air dan Sumur Gali
Adadomolo - Kran Umum dari mata air dan Sumur Gali
Sumber: Data PDAM dan Hasil Survey
Hasil uji kualitas air tanah dari beberapa sumur gali dan sungai yang ada di kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat dilihat pada Lampiran.
6.3.4
Potensi Airtanah Dalam
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 1 6
6.4
NERACA AIR
6.4.1
Iklim dan Musim
Iklim di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat sangat dipengaruhi oleh sirkulasi angin musim yang bergerak dari dan ke arah ekuator. Sehingga, pola iklim di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah pola ekuatorial yang dicirikan oleh bentuk pola hujan yang bersifat bimodal (dua puncak hujan) yaitu pada bulan Desember/Januari dan April/Mei.
Selama periode April – September sirkulasi udara didominasi oleh angin pasat tenggara atau angin timuran dari Australia yang dingin dan relatif kering sehingga kurang mendatangkan hujan, terutama pada bulan Juli, Agustus, dan September.
Selama periode Oktober – Maret, angin pasat timur laut dari lautan pasifik dan Asia yang lembab dan panas bertiup secara dominan dan konvergen menuju ekuator dan berubah arah menjadi barat laut atau angin baratan menuju bagian selatan ekuator, diantaranya melewati laut Banda yang cukup luas. Angin tersebut banyak mengandung uap air yang tercurah sebagai hujan di wilayah Maluku Tenggara Barat. Curah hujan cukup tinggi pada bulan Desember, Januari, Februari dan Maret.
6.4.2
Curah Hujan dan Hari Hujan
Curah hujan dan iklim diambil dari Stasiun Meteorologi Saumlaki yang dapat mewakili kondisi seluruh wilayah Kabupaten Maluku Tenggara.
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 1 7
Tabel 6-5. Curah Hujan Rerata Bulanan (mm)
TAHUN B U L A N Jumlah Rata2
Adapun jumlah hari hujan rata-rata tahunan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang terekam di Stasiun curah hujan Stasiun Meteorologi Saumlaki selama 5 tahun (dari 2011 – 2015) adalah 14 hari dengan hari hujan rata-rata terbanyak terjadi di bulan Januari 23 hari hujan dan hari hujan terkecil di bulan September sebanyak 3 hari hujan, lihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 6-6. Hari Hujan Rerata Bulanan (hari)
TAHUN
Temperatur udara rata-rata bulanan Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang tercatat selama 5 tahun dari tahun 2011 - 2015 di Stasiun Meteorologi Saumlaki yang dapat mewakili wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah sebesar 27,30 C. Dimana bulan terpanas terjadi di bulan Desember sebesar 28,50 C
sedang temperatur minimum terjadi di bulan Agustus sebesar 25,80 C, lihat pada
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 1 8
Tabel 6-7. Temperatur Rerata Bulanan (oC)
THN B U L A N Rata2
Kelembaban udara rata-rata bulanan Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang tercatat selama 5 tahun dari tahun 2011 - 2015 di Stasiun Meteorologi Saumlaki adalah sebesar 80,2 %, dengan kelembaban udara maksimum terjadi pada bulan Januari dan Maret sebesar 86,2 %, dan kelembaban terendah sebesar 76,4 % terjadi dibulan Agustus, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 6-8. Kelembaban Relatif Rerata Bulanan (%)
THN B U L A N Rata2
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 1 9
Tabel 6-9. Kecepatan Angin Rerata Bulanan
TAHUN B U L A N Rata2
Data lama penyinaran matahari rata-rata bulanan yang tercatat dari Stasiun Meteorologi Saumlaki selama 5 tahun dari tahun 2011 - 2015 yang dapat mewakili Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, tercatat sebesar 66 %. Sedangkan penyinaran matahari maksimum terjadi pada bulan September sebesar 94 % penyinaran matahari minimum terjadi dari bulan Januari sebesar 42 %, lihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 6-10. Lama Penyinaran Matahari Rerata Bulanan (%)
TAHUN B U L A N Rata2
Evapotranspirasi terdiri dari penguapan yang akan diuapkan lewat daun (transpirasi) dan penguapan langsung (evaporasi) yang keduanya terjadi secara bersamaan. Dalam studi ini perhitungan evapotranspirasi potensial dilakukan
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 2 0 klimatologi yang harus diketahui adalah temperature udara, kelembaban udara, kecepatan angin dan penyinaran matahari.
Persamaan Penmann modifikasi adalah sebagai berikut :
Dengan :
F (u) = 0,27 ( 1 + U / 100)
Rs = Ra , (0,25 + 0,5 n /N)
Rns = ( 1 - ) Rs, dimana = 0,25 F (t) = δ . Tk4
F (ed) = 0,34 –0,044 √ (ed) F (n/N) = 0,1 + 0,9 n/N
Dimana :
Ep = Evapotranspirasi potensial (hari)
W = Faktor tekanan (tabel)
Rn = Radiasi bersih ( mm/hari)
F (u) = Fungsi kecepatan angin (tabel)
(Ea – Ed) = Perbedaan antara tekanan uap air pada temperature rata-rata dengan tekanan uap jenuh (mm/hari)
C = Faktor pendekatan Penmann (tabel)
Ra = Angka angot (cal/mm2) → (tabel)
Rs = Radiasi gelombang pendek yang diterima bumi
U2 = Kecepatan angin pada ketinggian 2 m di atas permukaan tanah.
Hasil perhitungan evapotranspirasi potensial rata-rata tahunan untuk wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat dengan metode Penmann Modifikasi, adalah sebesar 225.43 mm/tahun, dengan evapotranspirasi bulanan maksimum terjadi pada bulan Oktober sebesar 299.22 mm/bulan, sedangkan evapotranspirasi potensial minimum terjadi pada bulan Mei sebesar 181.14 mm/bulan. Rekapitulasi hasil perhitungan evapotranspirasi potensial bulanan dapat dilihat pada Tabel 6-11 dibawah ini.
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 2 1
Tabel 6-11. Rekapitulasi Evapotranspirasi Potensial Bulanan Metode Penmann Modifikasi (mm)
TAHUN B U L A N Rata2
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
2011 201.39 176.87 194.85 133.06 241.02 222.57 242.73 274.53 265.67 286.54 257.00 197.62 224.49
2012 211.75 194.14 166.52 377.49 141.29 189.12 216.57 279.24 274.51 310.31 297.96 249.98 242.41
2013 205.88 181.51 206.62 180.54 148.71 167.84 196.89 248.67 285.66 276.28 235.37 176.68 209.22
2014 192.34 202.56 200.27 147.73 172.54 180.27 192.31 254.38 272.78 298.10 259.84 191.02 213.68
2015 189.03 223.00 243.72 162.76 202.12 196.21 199.36 286.34 294.32 324.88 270.23 256.02 237.33
Min. 189.03 176.87 166.52 133.06 141.29 167.84 192.31 248.67 265.67 276.28 235.37 176.68 197.47
Max. 211.75 223.00 243.72 377.49 241.02 222.57 242.73 286.34 294.32 324.88 297.96 256.02 268.48
Rata2 200.08 195.62 202.40 200.32 181.14 191.20 209.57 268.63 278.59 299.22 264.08 214.26 225.43
6.4.5
Daerah
Aliran Sungai (DAS)Untuk melakukan analisis hidrologi sebuah sungai, perlu diketahui batas-batas dan luasan Daerah Aliran Sungai. Luasan DAS akan sebanding dengan debit aliran sungai tersebut; semakin besar DAS-nya maka semakin besar pula debit alirannya.
Dalam pekerjaan ini, untuk mengetahui batas DAS di wilayah studi adalah melalui analisis terhadap Peta Rupa Bumi Indonesia dengan skala 1:250.000. Batas DAS ditentukan berdasarkan kontur ketinggian dan sungai-sungai yang ada di wilayah studi.
Das memiliki beberapa definisi antara lain:
Suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuaan dengan sungai dan anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan & mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang di batas darat merupakan pemisah topografis & batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (UU No. 7 Tahun 2004).
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 2 2 Suatu kesatuan wilayah tata air yang berbentuk secara alamiah, di mana semua air hujan yang jatuh ke daerah ini akan mengalir melalui sungai dan anak sungai yang bersangkutan.
Suatu daerah tertentu yang bentuk dan sifat alamnya sedemikian rupa, sehingga merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam fungsinya untuk menampung air yang bersal dari air hujan adan sumber-sumber air lainnya yang penyimpanannya serta pengalirannya dihimpun dan ditata berdasarkan hukum-hukum alam sekelilingnya demi keseimbangan daerah tersebut, daerah sekitar sungai, meliputi punggung bukit atau gunung yang merupakan tempat sumber air & semua curahan air hujan yang mengalir ke sungai, sampai daerah daratan dan muara sungai (Ditjen Tata Ruang & Pengembangan Wilayah,2002).
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 2 3
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 2 4
6.4.6
Debit Andalan
Dalam perhitungan debit andalan ini menggunakan metoda F.J. Mock yang dilakukan dengan program komputer sederhana dengan mempertimbangkan kondisi iklim, kelembaban tanah serta vegetasi daerah aliran sungai yang bersangkutan.
Adapun data-data yang diperlukan dalam perhitungan debit andalan F.J.Mock adalah sebagai berikut :
Hujan bulanan rata-rata (mm) : Rata-rata bulanan selama 5 tahun terakhir Stasiun curah hujan Tiakur.
Hari hujan bulanan rata-rata (hari) : Rata-rata bulanan selama 5 tahun terakhir Stasiun curah hujan Tiakur.
Evapotranspirasi potensial bulanan (mm/bulan) : Rata-rata bulanan selama 5 tahun terakhir Stasiun Meteorologi Tiakur.
Luas Daerah Aliran Sungai ( km2) : Dihitung dari Peta Rupa Bumi Skala 1 : 50.000.
Prinsip dasar metode ini didasarkan pada hujan yang jatuh pada catchment sebagian akan hilang sebagai evapotranspirasi, sebagian langsung akan menjadi aliran permukaan dan sebagian lagi akan masuk ke dalam tanah (Infiltrasi). Proses infiltrasi pada tahap pertama akan menjenuhkan tanah permukaan dan kemudian menjadi perkolasi membentuk air bawah permukaan (ground water) yang selanjutnya akan keluar di sungai sebgai aliran dasar (base flow).
Dalam hal ini harus ada perimbangan antara hujan yang jatuh dengan evapotranspirasi, aliran permukaan dan infiltrasi yang selanjutnya berupa kelembaban tanah dan debit air bawah permukaan (ground water discharge). Aliran dalam sungai adalah jumlah dari aliran langsung dipermukaan tanah dan aliran dasar (base flow).
Persamaan yang digunakan antara lain adalah :
Dimana :
Q = (Dro + Bf) A
Dro = Direct run off (m3/det/km2)
Q = Debit sungai (m3/det)
Bf = Base flow (m3/det/km2)
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 2 5 Bf = I - Vn
A = Luas catchment (km2)
Ws = Water surplus
I = Infiltrasi
Vn = Storage volume
R = Curah hujan
Et = Evapotranspirasi daerah aliran sungai
Langkah perhitungan debit andalan metode F.J.Mock adalah sebagai berilkut :
(1) Hitung evapotranspirasi potensial dengan metode Penman Modifikasi
(2) Hitung Limitted evapotranspirasi
E1 = Ep . d/30 . m
Dimana
E1 = Limitted evapotranspirasi
Ep = Evapotranspirasi potensial
D = 27 – (3/2) . n
n = Jumlah hari hujan per bulan
m = Koefisien yang tergantung jenis areal dan musim
(3) Hitung Water Balance
Dari besar presipitasi dan limitted evapotranspirasi didapat (P – E1). Besarnya air lebih (water surplus) = (P – E1) – tampungan tanah. Tampungan tanah = perbedaan kelembaban tanah.
(4) Hitung aliran dasar dan limpasan langsung Aliran dasar = i – Vn
Dimana : i = Infiltrasi
= I x water surplus Vn = Volume strorage
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 2 6 Debit adalah merupakan debit minimum sungai, kemungkinan debit andalan dipenuhi ditetapkan sebesar 95%, sehingga kemingkinan debit sungai lebih rendah dari debit andalan sebesar 5%. Untuk mendapatkan debit andalan, maka nilai debit andalan yang dianalisis diurut dari yang terbesar sampai yang terkecil. Kemudian dihitung tingkat keandalan debit tersebut dapat terjadi, berdasarkan probabilitas kejadian mengikuti rumus Weibull (Soemarto, 1995).
P = m/(n+1) x 100%
Dimana:
P = Probabilitas terjadinya kumpulan nilai yang diharapkan selama periode pengamatan (%)
M = Nomor urut kejadian, dengan urutan variasi dari besar ke kecil N = jumlah data
Dengan demikian pengertian debit andalan 95% adalah berdasarkan pada nilai debit yang mendekati atau sama dengan nilai probabilitas (P) 95%.
6.4.6.1 Hasil Perhitungan Debit Andalan
A. Debit Andalan Air Permukaan
Hasil perhitungan debit andalan terhadap beberapa sungai yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang berpotensi sebagai sumber air baku untuk Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RISPAM) di Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah sebagai berikut :
Tabel 6-12. Debit Bulanan S. Ranarmoye (Thn 2011-2015)
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 2 7
Gambar 6.14. Debit Bulanan S. Ranarmoye
Tabel 6-13. Debit Bulanan S. Arma (Thn 2011-2015)
TAHUN
B U L A N
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Debit ( m3/dtk)
2011 12.442 6.529 8.234 20.557 6.975 5.766 4.464 3.571 2.952 2.285 1.889 11.616
2012 1.508 1.591 13.049 3.533 26.036 7.914 6.127 4.902 4.052 3.137 2.593 2.008
2013 5.788 2.193 11.755 4.394 16.185 14.405 6.400 5.120 4.232 3.277 2.709 5.651
2014 5.925 8.460 2.940 7.897 8.687 10.283 4.487 3.590 2.967 2.297 1.899 1.781
2015 12.027 4.712 3.326 6.195 6.249 3.934 2.653 2.123 1.755 1.358 1.123 0.869
Max. 12.442 8.460 13.049 20.557 26.036 14.405 6.400 5.120 4.232 3.277 2.709 11.616
Min. 1.508 1.591 2.940 3.533 6.249 3.934 2.653 2.123 1.755 1.358 1.123 0.869
Rerata 7.538 4.697 7.861 8.515 12.826 8.461 4.826 3.861 3.192 2.471 2.043 4.385
Q95 3.327 1.847 3.104 3.899 6.557 4.713 3.423 2.738 2.264 1.752 1.449 1.257
Tabel 6-14. Debit Bulanan S. Bilam (Thn 2011-2015)
TAHUN
B U L A N
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Debit ( m3/dtk)
2011 2.416 1.267 1.603 4.006 1.358 1.123 0.869 0.695 0.575 0.445 0.368 2.256 2012 0.285 0.305 2.540 0.686 5.069 1.540 1.192 0.954 0.789 0.610 0.505 0.391 2013 1.120 0.424 2.289 0.860 3.152 2.806 1.247 0.997 0.824 0.638 0.528 1.094 2014 1.147 1.643 0.570 1.542 1.691 2.002 0.874 0.699 0.578 0.447 0.370 0.341 2015 2.335 0.912 0.645 1.210 1.217 0.766 0.517 0.413 0.342 0.264 0.219 0.169
Max. 2.416 1.643 2.540 4.006 5.069 2.806 1.247 0.997 0.824 0.638 0.528 2.256
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 2 8
Tabel 6-15. Debit Bulanan S. Bungat(Thn 2011-2015)
TAHUN
Tabel 6-16. Debit Bulanan S. Kolomtetun (Thn 2011-2015)
TAHUN
Tabel 6-17. Debit Bulanan S. Muras (Thn 2011-2015)
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 2 9
Tabel 6-18. Debit Bulanan S. Ulaen (Thn 2011-2015)
TAHUN
Tabel 6-19. Debit Bulanan S. Batsire (Thn 2011-2015)
TAHUN
Tabel 6-20. Debit Bulanan S. Lolan (Thn 2011-2015)
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 3 0
Tabel 6-21. Debit Bulanan S. Lorobungan (Thn 2011-2015)
TAHUN
Tabel 6-22. Debit Bulanan S. Weisleta (Thn 2011-2015)
TAHUN
Tabel 6-23. Debit Bulanan S. Sephalange (Thn 2011-2015)
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 3 1
Tabel 6-24. Debit Bulanan S. Winuslange (Thn 2011-2015)
TAHUN
Tabel 6-25. Debit Bulanan S. Batimufadi (Thn 2011-2015)
TAHUN
Tabel 6-26. Debit Bulanan S. Tambirain (Thn 2011-2015)
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 3 2
Tabel 6-27. Debit Bulanan S. Skin (Thn 2011-2015)
TAHUN
Tabel 6-28. Debit Bulanan S. Waeloka (Thn 2011-2015)
TAHUN
Tabel 6-29. Debit Bulanan S. Weryanik (Thn 2011-2015)
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 3 3
Tabel 6-30. Debit Bulanan MA. Nunune Ulun (Thn 2011-2015)
TAHUN
B U L A N
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Debit ( m3/dtk)
2011 0.166 0.223 0.197 0.287 0.316 0.261 0.202 0.162 0.134 0.103 0.086 0.126
2012 0.085 0.115 0.162 0.210 0.300 0.390 0.302 0.242 0.200 0.155 0.128 0.099
2013 0.077 0.098 0.131 0.175 0.216 0.310 0.290 0.232 0.192 0.148 0.123 0.116
2014 0.079 0.137 0.132 0.142 0.174 0.215 0.203 0.162 0.134 0.104 0.086 0.068 2015 0.160 0.206 0.150 0.144 0.151 0.150 0.120 0.096 0.079 0.061 0.051 0.039
Max. 0.166 0.223 0.197 0.287 0.316 0.390 0.302 0.242 0.200 0.155 0.128 0.126
Min. 0.077 0.098 0.131 0.142 0.151 0.150 0.120 0.096 0.079 0.061 0.051 0.039
Rerata 0.113 0.156 0.154 0.191 0.232 0.265 0.223 0.179 0.148 0.114 0.095 0.090
Q95 0.077 0.112 0.156 0.142 0.155 0.161 0.134 0.107 0.089 0.069 0.057 0.044
Gambar 6.15. Grafik Debit Bulanan MA. Nunune Ulun
Tabel 6-31. Debit Bulanan MA. Bomaki (Thn 2011-2015)
TAHUN
B U L A N
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Debit ( m3/dtk)
2011 0.149 0.201 0.178 0.258 0.284 0.235 0.182 0.146 0.120 0.093 0.077 0.113
2012 0.076 0.103 0.146 0.189 0.270 0.351 0.272 0.217 0.180 0.139 0.115 0.089
2013 0.069 0.089 0.118 0.157 0.195 0.279 0.261 0.209 0.173 0.134 0.110 0.104
2014 0.071 0.124 0.119 0.128 0.157 0.194 0.183 0.146 0.121 0.094 0.077 0.061 2015 0.144 0.186 0.135 0.130 0.136 0.135 0.108 0.086 0.071 0.055 0.046 0.035
Max. 0.149 0.201 0.178 0.258 0.284 0.351 0.272 0.217 0.180 0.139 0.115 0.113
Min. 0.069 0.089 0.118 0.128 0.136 0.135 0.108 0.086 0.071 0.055 0.046 0.035
Rerata 0.102 0.140 0.139 0.172 0.208 0.239 0.201 0.161 0.133 0.103 0.085 0.081
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 3 4
Tabel 6-32. Debit Bulanan MA. Wemomolin (Th 2011-2015)
TAHUN
B U L A N
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Debit ( m3/dtk)
2011 0.256 0.344 0.304 0.443 0.487 0.403 0.312 0.249 0.206 0.160 0.132 0.194
2012 0.131 0.177 0.249 0.323 0.463 0.602 0.466 0.373 0.308 0.239 0.197 0.153
2013 0.119 0.152 0.203 0.269 0.334 0.479 0.447 0.358 0.296 0.229 0.189 0.179
2014 0.121 0.212 0.204 0.219 0.269 0.332 0.313 0.251 0.207 0.160 0.133 0.105 2015 0.247 0.318 0.231 0.223 0.234 0.231 0.185 0.148 0.123 0.095 0.078 0.061
Max. 0.256 0.344 0.304 0.443 0.487 0.602 0.466 0.373 0.308 0.239 0.197 0.194
Min. 0.119 0.152 0.203 0.219 0.234 0.231 0.185 0.148 0.123 0.095 0.078 0.061
Rerata 0.175 0.241 0.238 0.295 0.357 0.409 0.345 0.276 0.228 0.176 0.146 0.138
Q95 0.119 0.173 0.246 0.220 0.240 0.248 0.207 0.166 0.137 0.106 0.088 0.068
B. Debit Andalan Air Tanah
Potensi air tanah di Kabupaten Maluku Tenggara Barat diperoleh berdasarkan Peta Cekungan Air tanah (CAT) P. Selaru, P. Yamdena dan P. Molu. Potensi air tanah bebas di Kabupaten Maluku Tenggara barat dapat dilhat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 6-33. Potensi Air Tanah Bebas
No Nama Cat Debit
(juta m3/thn) (L/det)
1 Wuru 18 578.70
2 Wilaru 19 610.85
3 Seira 15 482.25
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 3 5 6.4.7 Perhitungan Neraca Air
Perhitungan neraca air merupakan hasil pengurangan dari debit potensi sumber air baku yang akan dimanfaatkan dikurangi debit yang sudah dimanfaatkan.
Dari hasil survey lapangan yang telah dilakukan Konsultan, potensi sumber air baku yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, baik yang sudah dimanfaatkan maupun yang belum dimanfaatkan dan di rencanakan sebagai alternatif sumber air baku untuk pengembangan SPAM di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 6-34. Neraca Air Kecamatan Tanimbar Selatan
No Nama Mata Air Desa 2 Air Tanah (10% dari CAT Saumlaki) 147.89 0 147.89 Alternatif pengembangan untuk SPAM
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 3 6
Tabel 6-35. Neraca Air Kecamatan Selaru
No Nama Mata Air Desa
Tabel 6-36. Neraca Air Kecamatan Wertamrian
No Nama Mata Air Desa
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 3 7
Tabel 6-37. Neraca Air Kecamatan Wermaktian
No Nama Mata Air Desa
Tabel 6-38. Neraca Air Kecamatan Kormolin
No Nama Mata Air Desa Kelaan, Ds, Alusi Batjas dan Ds. Alusi Bukjalim Kelaan, Ds, Alusi Batjas dan Ds. Alusi Bukjalim
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 3 8
Tabel 6-39. Neraca Air Kecamatan Nirunmas
No Nama Mata Air Desa
Debit (Lt/det)
Keterangan Sumber Dipakai Sisa
1 MA. Nurakraun Tutukembong 2.40 2.40 0.00 Usulan untuk SPAM IKK Nirunmas 2 MA. Tutu Tutukembong 0.50 0.50 0.00 Air bersih Ds. Tutukembong
6 Wae Werluin Arma 40.00 0 40.00 Alternatif untuk pengembangan SPAM IKK Nirunmas jangka panjang 7 MA Lusi 1 Manglusi - - - Air Bersih Ds. Manglusi
8 MA Lusi 2 Manglusi - - - Air Bersih Ds. Manglusi 9 MA Lusi 3 Manglusi - - - Air Bersih Ds. Manglusi
Jumlah 57.10 7.40 49.70
Tabel 6-40. Neraca Air Kecamatan Tanimbar Utara
No Nama Mata Air Desa
Tabel 6-41. Neraca Air Kecamatan Wuarlabobar
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 3 9
Tabel 6-42. Neraca Air Kecamatan Yaru
No Nama Mata Air Desa
Tabel 6-43. Neraca Air Kecamatan Molu Maru
No Sumber Air Baku Desa
Pemilihan sumber air baku didasarkan dari proyeksi jumlah penduduk dan kebutuhan air sampai 20 tahun kedapan atau sampai dengan tahun 2035.
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 4 0
Tabel 6-44. Proyeksi Kebutuhan Air Maximum SPAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat
No. Unit SPAM Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa) Proyeksi Kebutuhan Air (L/Det)
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 4 1 Alternatif sumber air baku dan neraca air berdasarkan total kebutuhan air maximum domestic dan non domestic SPAM IKK di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 6-45.
Sumber Air Baku yang direncanakan untuk SPAM Kota Saumlaki (Dalam dan Luar Kota)
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 4 2
Tabel 6-47.
Sumber Air Baku yang direncanakan untuk SPAM IKK Selaru (Adaut)
No Sumber Air Baku Desa Debit (Lt/det) Keterangan
3 MA. Wesleta Kandar 31.03 0.00 31.03 Alternatif pengembangan SPAM
Kandar
4 Air Tanah (10% dari Cat Selaru) 73.95 0.00 73.95 Alternatif sumber air baku untuk pengembangan SPAM IKK Selaru
Sumber Air Baku yang direncanakan untuk SPAM IKK Wertamrian (Lorulung)
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 4 3
Tabel 6-51.
Sumber Air Baku yang Direncanakan untuk SPAM IKK Wermaktian (Seira)
No Nama Mata Air Desa Debit (Lt/det) Keterangan
Neraca Air Berdasarkan Total Kebutuhan Domestik dan Non Domestik Ibu Kota Kecamatan Wertamrian
Sumber Air Baku yang direncanakan untuk SPAM IKK Kormolin (Alusi Kelaan)
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 4 4
Tabel 6-55.
Sumber Air Baku yang direncanakan untuk SPAM IKK Nirunmas (Tutukembong)
No Sumber Air Baku Desa Debit (Lt/det) Keterangan
Sumber Air Baku yang direncanakan untuk SPAM IKK Wuarlabor (Wunlah)
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 4 5
Tabel 6-59.
Sumber Air Baku yang direncanakan untuk SPAM IKK Yaru
No Sumber Air Baku Desa Debit (Lt/det) Keterangan
Sumber Air Baku yang direncanakan untuk SPAM IKK Molu Maru (Adodo)
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 4 6
6.6
USULAN PERIZINAN PENGAMBILAN AIR BAKU
Dalam rangka penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, diperlukan perancanaan yang baik. Hal ini tidak terlepas dari proses yang harus dipenuhi yaitu perizinan. Adapun dasar hukum mengenai hal tersebut antara lain:
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 16).
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
04/PRT/M/2015 tentang Kriteria Dan Penetapan Wilayah Sungai.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
37/PRT/M/2015 Tentang Izin Penggunaan Air dan/atau Sumber Air.
Dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 37/PRT/M/2015 Tentang Izin Penggunaan Air dan/atau Sumber Air disebutkan bahwa:
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemohon dan pemberi izin dalam proses perizinan penggunaan air dan/atau sumber air untuk kegiatan usaha.
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk mewujudkan tertib penyelenggaraan izin penggunaan air dan/atau sumber air untuk kegiatan usaha.
Dalam Peraturan Menteri ini disebutkan juga pada Pasal 3 bahwa izin penggunaan sumber daya air harus dimiliki oleh instansi pemerintah, badan hukum, badan sosial, atau perseorangan yang menggunakan air, sumber air, dan daya air.
Selanjutnya diatur juga pada Pasal 5 mengenai ruang lingkup meliputi:
a) Wewenang pemberian izin penggunaan sumber daya air; JDIH Kementerian PUPR - 6 -
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
P o t e n s i A i r B a k u | 6 - 4 7 c) Hak dan kewajiban pemegang izin penggunaan sumber daya air; dan
d) Pengawasan pelaksanaan izin penggunaan sumber daya air.
Dalam hal ini merupakan wewenang Menteri PUPR dalam penandatanganan pemberian izin penggunaan sumber daya air dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Adapun Prosedur Perizinan Penggunaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Air dapat dilihat pada gambar berikut: