ek
o
wisata:
panduan
dasar
pelaksanaan
Buku panduan ini disusun untuk masyarakat yang tertarik mengetahui dasar-dasar pengetahuan pariwisata, pariwisata berkelanjutan dan
ekowisata. Buku ini terbagi atas dua bagian; bagian pertama menjelaskan tentang pariwisata secara umum dan bagian kedua menjelaskan tentang pariwisata berkelanjutan dan ekowisata, serta contoh-contoh praktik sederhana yang telah dilakukan berbagai usaha wisata di Indonesia. Semoga buku ini dapat berguna bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai pariwisata dan ekowisata.
Pengantar
Daftar Isi
Pengantar Kata Sambutan 1 Ya’ahowu!! 2Pariwisata
3 Pengertian Pariwisata 3 Siapakah Wisatawan itu? 3 Komponen pendukung pariwisata 4 Sapta Pesona 10Pariwisata
berkelanjutan
14Ekowisata
15 Pengertian Ekowisata 15Pulau Nias dikenal sebagai Daerah Tujuan Wisata. Berbagai potensi wisata tersebar di seantero pulau ini dan potensi tersebut sebagian besar terdapat di pulau Nias bagian selatan yang dikenal sekarang sebagai Kabupaten Nias Selatan. Akan tetapi potensi yang belum diolah tetap sebagai potensi dan tidak menghasilkan sesuatu apa pun bahkan yang akan terjadi kehancuran secara bertahap.
Prakarsa UNESCO menerbitkan buklet ini pantas disambut dengan baik. Rasa prihatin akan nilai-nilai yang dikandung oleh pariwisata itu sendiri perlu dimengerti oleh masyarakat, baik masyarakat lokal maupun masyarakat nasional dan internasional. Dari perkenalan akan lahir rasa cinta yang berkembang menjadi kesungguhan untuk bekerja dan memperkenalkan kepada yang lain untuk dimengerti dan dicintai. Pariwisata Nias Selatan perlu dikenal dan dimengerti oleh yang lain agar mereka akan ikut mengambil bagian dalam membangun sektor pariwisata tersebut.
Satu hal yang perlu ditekankan bahwa sektor pariwisata dan kebudayaan Nias Selatan sulit bahkan tidak berkembang bila hanya masyarakat Nias Selatan yang membangunnya. Bila demikian halnya maka titik balik yang akan terjadi yaitu tetap tinggal sebagai potensi yang pada dasarnya nilainya tetap terkurung di dalam dirinya sendiri. Suatu nilai yang tidak dikenal orang maka sesungguhnya sesuatu itu tidak bernilai. Manusialah yang memberi nilai sesuatu sehingga sesuatu itu tetap memiliki nilai.
Demikian kata sambutan ini. diharapkan kegiatan UNESCO di Kabupaten Nias Selatan tetap eksis dan berkembang tahap demi tahap sehingga sektor pariwisata dan kebudayaan Nias Selatan menjadi sektor andalan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah kabupaten ini pada masa depan.
Drs. Sukawati Zalukhu, MM Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nias Selatan
Pembina (NIP 720002231)
Kata Sambutan
United Nations of Educational, Scienti c and Cultural Organization (UNESCO) merupakan salah
satu lembaga yang mendukung pembangunan berkelanjutan melalui kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan, ilmu pengetahuan,
kebudayan, komunikasi dan informasi. Melalui Ecology Unit, UNESCO
bekerja sama dengan Pemerintah Spanyol mendukung pengembangan ekowisata dan pariwisata budaya di Nias Selatan.
Nias Selatan adalah wilayah yang diberi karunia berbagai kekayaan alam dan budaya serta sumber daya manusia. Karunia tersebut merupakan modal dasar pariwisata di Nias
Selatan yang apabila dikelola secara berkelanjutan dapat menjadi modal pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya.
Ekowisata, yang menjadi bagian dari pariwisata dan pariwisata berkelanjutan merupakan salah satu bentuk perjalanan yang bertanggung jawab dengan semangat untuk
menjaga lingkungan dan menghormati budaya setempat. Perjalanan yang dilakukan diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kelestarian lingkungan, budaya dan kesejahteraan masyarakat yang dikunjungi serta menambah pengalaman para wisatawan yang berkunjung ke Nias Selatan. Namun masyarakat, pihak swasta dan pemerintah juga perlu mempersiapkan diri untuk mewujudkan suatu destinasi pariwisata yang lebih bertanggung jawab, serta
berkomitmen untuk menyediakan pelayanan yang senantiasa mendukung pelestarian alam dan kebudayaan setempat.
Diharapkan melalui buklet ini banyak pihak akan lebih mengenal dan ikut berpartisipasi dalam melestarikan alam dan budaya di Kabupaten Nias Selatan sebagai salah satu landasan untuk mengembangkan sektor pariwisata.
Semoga booklet ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan inspirasi bagi para pembacanya.
Koen Meyers Technical Adviser
for Environmental Sciences UNESCO O ce, Jakarta
Ekowisata: P
anduan Dasar P
elaksanaan
Pariwisata
Pengertian
Pariwisata
Pariwisata adalah aktivitas
perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk bersenang-senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau waktu libur serta tujuan-tujuan lainnya. Sedangkan menurut UU No.10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan
Pemerintah Daerah.
Siapakah
Wisatawan itu?
Seseorang atau lebih yangmelakukan perjalanan wisata serta melakukan kegiatan yang terkait dengan wisata disebut Wisatawan. Wisatawan warga negara
Indonesia yang melakukan perjalanan wisata disebut
Wisatawan Nusantara (Wisnus).
Wisatawan warga negara asing yang melakukan perjalanan wisata disebut Wisatawan Mancanegara
Komponen
pendukung
pariwisata:
Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata memerlukan berbagai kebutuhan dan
pelayanan mulai dari
keberangkatan sampai kembali lagi ke tempat tinggalnya. Aktivitas pariwisata sangat terkait dengan kehidupan kita sehari-hari. Sama seperti yang kita lakukan setiap hari,
wisatawan juga butuh makan dan minum, tempat menginap, serta alat transportasi yang membawanya pergi dari suatu tempat
ke tempat lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan dan pelayanan tersebut, pariwisata harus didukung oleh berbagai komponen yaitu:
Obyek
dan daya tarik wisata
Mengapa wisatawan berkunjung ke suatu daerah/tempat?
Ada banyak alasan mengapa orang berwisata ke suatu daerah. Beberapa yang paling umum adalah untuk melihat keseharian penduduk setempat, menikmati
keindahan alam, menyaksikan budaya
yang unik, atau mempelajari sejarah daerah tersebut. Intinya,
wisatawan datang untuk menikmati hal-hal yang tidak dapat mereka
temukan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Alam, budaya serta sejarah tersebut merupakan bagian dari obyek dan daya tarik wisata. Ekowisata: P anduan Dasar P elaksanaan
Obyek dan daya tarik
wisata disebut juga
atraksi wisata.
Atraksi wisata
mencakup:
Atraksi wisata alam
misalnya iklim, pantai
dan laut, flora dan
fauna, gua, air terjun,
serta hutan yang indah.
Atraksi wisata budaya
misalnya arsitektur
rumah tradisional di
desa, situs arkeologi,
benda-benda seni
dan kerajinan,
ritual atau upacara
budaya, festival
budaya, kegiatan dan
kehidupan masyarakat
sehari-hari,
keramah-tamahan, makanan.
Atraksi buatan
misalnya acara
olahraga, berbelanja,
pameran, konferensi,
festival musik.
Transportasi
dan infrastruktur
Wisatawan memerlukanalat transportasi baik itu transportasi udara, laut dan darat untuk mencapai daerah wisata yang menjadi tujuannya. Misalnya untuk menuju Nias Selatan, wisatawan harus naik pesawat udara dari Medan atau kapal laut dari Sibolga. Lalu perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan mobil ke Teluk Dalam. Tersedianya alat trasportasi adalah salah satu kunci sukses kelancaran aktivitas pariwisata.
Komponen pendukung lainnya adalah infrastruktur yang secara tidak langsung mendukung kelancaran kegiatan pariwisata misalnya: air, jalan, listrik, pelabuhan, bandara, pengolahan limbah dan sampah. Namun, meskipun tidak semua daerah tujuan wisata memiliki komponen
pendukung yang baik, suatu daerah tetap bisa menarik wisatawan untuk berkunjung karena ada hal-hal unik yang hanya bisa ditemui atau dilihat di tempat tersebut.
Akomodasi
(tempat menginap)
Akomodasi adalah tempat dimana wisatawan bermalam untuk sementara di suatu daerah wisata. Sarana akomodasi
umumnya dilengkapi dengan sarana untuk makan dan
minum. Sarana akomodasi yang membuat wisatawan betah adalah akomodasi yang bersih, dengan pelayanan yang baik (ramah, tepat waktu), harga yang pantas sesuai dengan kenyamanan yang diberikan serta lokasi yang relatif mudah dijangkau.
Jenis-jenis akomodasi berdasarkan bentuk bangunan, fasilitas, dan pelayanan yang disediakan, adalah sebagai berikut:
Hotel
Hotel merupakan sarana akomodasi (menginap) yang menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan bagi tamunya seperti pelayanan makanan dan minuman, layanan kamar, penitipan dan pengangkatan barang, pencucian pakaian, serta pelayanan tambahan seperti salon kecantikan, rekreasi (contoh: sarana bermain anak), olahraga (contoh: kolam renang, lokasi senam, lapangan tenis, biliard dll.). Klasi kasi hotel dapat dilihat dari lokasi, jumlah kamar, ukuran, serta kegiatan yang dapat dilakukan tamu di hotel selama menginap. Klasi kasi hotel ditandai oleh tanda bintang (*), mulai dari hotel berbintang satu sampai dengan bintang lima. Semakin banyak bintangnya akan semakin banyak pula persyaratan, layanan dan fasilitas dengan tuntutan kualitas yang semakin tinggi.Ekowisata: P
anduan Dasar P
Guest house
Guest house, adalah jenis akomodasi yang bangunannya seperti tempat tinggal. Umumnya
guest house hanya memiliki fasilitas dasar yaitu kamar dan sarapan tanpa fasilitas tambahan lainnya.
Homestay
Berbeda dengan Guest House,
Homestay, jenis akomodasi yang populer di wilayah perkotaan maupun pedesaan di Indonesia, menggunakan rumah tinggal pribadi sebagai tempat wisatawan menginap.
Umumnya homestay memberikan pelayanan kamar beserta makanan dan minuman. Salah satu
kelebihan dari homestay adalah wisatawan bisa mendapatkan kesempatan untuk mengenal
keluarga pemilik. Mereka bisa juga mengenal lebih jauh tentang alam dan budaya sekitar terutama bila si pemilik rumah memiliki banyak pengetahuan tentang itu.
Losmen
Losmen merupakan jenis
akomodasi yang menggunakan sebagian atau keseluruhan bangunan sebagai tempat menginap. Losmen memiliki fasilitas dan pelayanan yang jauh lebih sederhana dibandingkan hotel. Losmen tidak dirancang menyerupai tempat tinggal seperti
guest house.
Perkemahan
Tidak seperti jenis akomodasi lainnya, perkemahan merupakan sarana menginap yang
memanfaatkan ruang terbuka dengan menggunakan tenda.
Vila
Merupakan kediaman pribadi yang disewakan untuk menginap. Bedanya dengan homestay adalah tamu akan menyewa rumah secara keseluruhan dan pemilik rumah tidak berada pada rumah yang disewa tersebut. Sedangkan pada
homestay, tamu hanya menyewa kamar dan berbaur bersama pemilik rumah.
Usaha makanan
dan minuman
Usaha makanan dan minuman di daerah tujuan wisata merupakan salah satu komponen pendukung penting. Usaha ini termasuk di antaranya restoran, warung atau cafe. Wisatawan akan kesulitan apabila tidak menemui fasilitas ini pada daerah yang mereka kunjungi. Sarana akomodasi umumnya
menyediakan fasilitas tambahan dengan menyediakan makanan dan minuman untuk kemudahan para tamunya.
Selain sebagai bagian untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, makanan adalah nilai tambah yang dapat menjadi daya tarik tersendiri
bagi wisatawan. Banyak wisatawan tertarik untuk mencoba makanan lokal, bahkan ada yang datang ke daerah wisata hanya untuk mencicipi makanan khas tempat tersebut sehingga kesempatan untuk memperkenalkan makanan lokal terbuka lebar. Bagi wisatawan, mencicipi makanan lokal
merupakan pengalaman menarik. Hal-hal penting yang harus
diperhatikan dalam mengelola usaha makanan dan minuman adalah jenis dan variasi hidangan yang disajikan, cara penyajian yang menarik, kebersihan makanan dan minuman yang disajikan, kualitas pelayanan serta lokasi usaha tersebut. Penyedia jasa harus memperhatikan
apakah lokasi usahanya menjadi satu dengan sarana akomodasi, atau dekat dengan obyek wisata sehingga mudah dikunjungi.
Ekowisata: P
anduan Dasar P
Jasa pendukung
lainnya
Jasa pendukung adalah hal-hal yang mendukung kelancaran
berwisata misalnya biro perjalanan yang mengatur perjalanan
wisatawan, penjualan cindera mata, informasi, jasa pemandu, kantor pos, bank, sarana
penukaran uang, internet, wartel, tempat penjualan pulsa, salon, dll. Dari berbagai jasa pendukung yang disebutkan di atas, informasi dan jasa pemandu merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung kesuksesan suatu daerah tujuan wisata. Merekalah yang memberikan panduan kepada wisatawan mengenai daerah yang dikunjunginya.
Wisatawan bisa memperoleh informasi di pusat informasi wisata, baik berupa penjelasan langsung maupun bahan cetak seperti brosur, buku, lea et, poster, peta dan lain sebagainya. Jasa pendukung lainnya yang sangat penting adalah jasa pemandu. Pemandu harus
memahami informasi mengenai daerah tempat ia bekerja.
Pengetahuan tentang pelayanan dan keramah-tamahan juga sangat diperlukan. Pemandu tidak hanya sekedar memberikan informasi, tapi juga harus
dapat meningkatkan kesadaran wisatawan untuk menghormati alam dan budaya setempat. Jasa pendukung tersebut sangat tergantung pada daerah atau tujuan wisata, semakin terpencil, maka jasa pendukung akan semakin minim. Namun hal ini umumnya dapat dimaklumi karena wisatawan yang memilih pergi ke tempat terpencil sudah mempersiapkan diri dengan kondisi lapangan yang terbatas.
Sapta Pesona
Bagaimana membuat
wisatawan betah dan ingin
terus kembali ke tempat kita?
Ada dua hal penting untukmenjawab pertanyaan di atas. Pertama, pelayanan yang baik. Bayangkan, bila wisatawan sudah datang jauh-jauh, merencanakan perjalanannya sedemikian rupa, serta mengeluarkan uang yang tidak sedikit, tapi ketika datang ke daerah kita ternyata mereka menemui supir yang kasar, tidak sopan dan menipu penumpang, atau pedagang asongan yang memaksa untuk membeli
dagangan, atau akomodasi yang kotor serta warung makan dengan makanan dan minuman yang kotor dan tidak enak. Tentu kita tidak ingin hal ini terjadi di daerah kita. Kedua, menjaga keindahan dan kelestarian alam, serta budaya karena hal tersebut merupakan aset pariwisata kita.
Dengan cara apa kita dapat mewujudkan hal tersebut?
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia memiliki program yang disebut sapta pesona. Minimal enam dari tujuh unsur tersebut penting kita terapkan untuk memberikan pelayanan yang baik serta menjaga keindahan dan kelestarian alam dan budaya di daerah kita, yaitu: • aman; • tertib; • bersih: • indah; • ramah dan • kenangan
Aman
Wisatawan akan selalu datang ke tempat yang menurut mereka aman. Yang berarti bebas dari perang, ancaman manusia, (seperti: kejahatan), serta bebas dari rasa takut. Untuk itu kita perlu menciptakan lingkungan dan rasa aman di daerah kita. Keadaan ini dapat tercermin dari keadaan seperti aman dari
pedagang-pedagang asongan yang memaksa wisatawan untuk membeli, aman
Ekowisata: P
anduan Dasar P
mengurangi kenyamanan para wisatawan dalam berwisata. Selain itu, salah satu cara untuk menciptakan ketertiban adalah dengan menetapkan harga yang jelas karena wisatawan lebih senang dengan harga yang pasti. Wisatawan hanya memilih jasa dan barang dengan harga tetap dan/atau rasional (yaitu harga yang sesuai dengan kualitas jasa/barang yang diberikan).
dari pencopetan, pencurian dan lain sebagainya. Kondisi aman juga dapat tercermin dari penggunaan peralatan keselamatan saat berwisata (misal: helm,
pelampung, P3K, tali dll.), serta informasi yang jelas mengenai kondisi yang akan dihadapi oleh wisatawan (misal: jalan mendaki, terjal, trek dengan batu besar yang sulit, musim hujan yang mengakibatkan jalan licin, dll).
Tertib
Wisatawan akan merasa senang apabila tempat yang didatanginya berada dalam kondisi yang tenang dan teratur. Kondisi seperti ini bisa diciptakan dengan ketertiban. Lokasi yang dekat dengan
keributan dan sumber suara akan
Bersih
Bersih dalam segala hal: bersih diri, lingkungan, bebas sampah dan polusi lainnya. Tempat sampah harus disediakan diberbagai tempat untuk memudahkan pengunjung menjaga kebersihan. Tempat
menginap yang kotor akan mempengaruhi kenyamanan bagi wisatawan. Kamar tidur dan kamar mandi yang digunakan oleh wisatawan juga haruslah bersih.
Ramah
Keramahan adalah salah satu kunci sukses pariwisata. Senyum ramah yang tulus dan tidak dibuat-buat saat menyambut wisatawan adalah salah satu hal yang membuat mereka betah di tempat kita.
Keramah-tamahan rakyat Indonesia sudah sangat terkenal oleh para wisatawan mancanegara. Kita harus terus mempertahankan predikat ini.
Perilaku tidak sopan dan kasar dari penduduk setempat akan membuat perjalanan wisatawan tidak menyenangkan. Perbuatan memaksakan kehendak atau
menipu dengan memberikan harga tinggi misalnya, akan membuat wisatawan kapok dan tidak ingin berkunjung lagi ke tempat kita.
Indah
Indah tidak berarti harus mewah. Meskipun sederhana, lokasi yang nyaman, rapi dan bersih dapat menciptakan keindahan tersendiri. Oleh karena itu, jagalah keindahan lingkungan sekitar kita.
Ekowisata: P
anduan Dasar P
Kenangan
Apa yang dinikmati oleh wisatawan selama di tempat yang dikunjunginya tidak bisa dibawa pulang, kecuali cenderamata dan kenangan indah. Keindahan ombak Pantai Sorake, Omo Sebua, dan segarnya udara di Desa Onohondro dan Hilinawalo Fau hanya bisa dinikmati di Nias Selatan. Namun wisatawan dapat membawa pulang kenangan indah dari daerah yang dikunjunginya. Kenangan indah, keramah-tamahan dan kepuasan adalah hal yang tidak terbeli dan selalu membuat wisatawan ingin kembali.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pariwisata
Dalam mendukung penyelenggaraan
pariwisata di daerah kita, sangat
penting untuk:
• tetap mempertahankan nilai-nilai
adat istiadat, norma dan agama
yang berlaku;
• menjaga kelestarian budaya dan
lingkungan sekitar;
• memastikan
keberlanjutan
kegiatan usaha pariwisata
sehingga dapat meningkatkan
perekonomian.
Manfaat pariwisata
Melalui pariwisata kita dapat:
• Memperkenalkan kebudayaan dan
daerah kita.
• Melestarikan alam dan lingkungan.
• Meningkatkan kebanggaan pada
daerah kita.
• Meningkatkan kecintaan untuk
menjaga budaya.
• Menciptakan lapangan kerja dan
peluang ekonomi sehingga dapat
meningkatkan pendapatan dan
menciptakan kesejahteraan.
• Menciptakan hubungan yang baik
antar suku dan bangsa.
Pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang
• dapat memenuhi kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang;
• tidak merusak alam dan budaya masyarakat setempat agar dapat diwariskan pada generasi penerus.
Pada prinsipnya, pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang aktivitasnya tetap
memperhatikan keseimbangan alam, lingkungan, budaya dan ekonomi agar pariwisata tersebut terus berlanjut. Dengan kata lain, pengelolaannya haruslah dapat memberikan keuntungan secara ekonomi bagi seluruh pihak terkait baik itu pemerintah, sektor swasta, serta masyarakat setempat.
Dalam pariwisata berkelanjutan, wisatawan yang datang tidak hanya untuk sekedar bersenang-senang, melainkan juga untuk
Pariwisata
Berkelanjutan
mendapatkan pengalaman yang lebih agar mendapat wawasan dan pengembangan pengetahuan bagi dirinya. Sikap yang harus dilakukan ketika berkunjung ke suatu daerah untuk mendukung pariwisata berkelanjutan adalah:
• bertanggung jawab, dalam arti tidak mengakibatkan kerusakan alam dan budaya pada daerah yang dikunjunginya;
• menghormati adat istiadat dan budaya penduduk daerah tujuan wisata.
Pariwisata berkelanjutan dapat diterapkan pada daerah tujuan wisata mana pun dan pada semua jenis aktivitas pariwisata. Pariwisata berkelanjutan harus mencakup kualitas, kesinambungan serta keseimbangan aspek-aspek lingkungan, budaya dan manusia. Untuk mewujudkannya, ada berbagai jenis pariwisata yang dapat kita pilih. Di antaranya adalah ekowisata.
Ekowisata: P
anduan Dasar P
Pengertian
ekowisata
Ekowisata harus dipahami melalui dua sisi yaitu 1) Ekowisata dari segi konsep dan 2) Ekowisata dari segi pasar.
Ekowisata
dari Segi Konsep
Ekowisata merupakan pariwisata bertanggung jawab yang dilakukan pada tempat-tempat alami, serta memberi kontribusi terhadap kelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
setempat (TIES – The International Ecotourism Society dengan sedikit modi kasi). Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Ekowisata merupakan konsep pengembangan pariwisata
Ekowisata
yang berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian
lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat dan pemerintah setempat.
Ekowisata memiliki banyak de nisi yang seluruhnya berprinsip pada pariwisata yang kegiatannya mengacu pada lima elemen penting yaitu:
• Memberikan pengalaman dan pendidikan kepada wisatawan yang dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi
terhadap daerah tujuan wisata yang dikunjunginya. Pendidikan diberikan melalui pemahaman akan pentingnya pelestarian lingkungan,
sedangkan pengalaman diberikan melalui kegiatan-kegiatan wisata yang kreatif disertai dengan pelayanan yang prima.
• Memperkecil dampak negatif yang bisa merusak karakteristik lingkungan dan kebudayaan pada daerah yang dikunjungi. • Mengikutsertakan masyarakat
dalam pengelolaan dan pelaksanaannya.
• Memberikan keuntungan ekonomi terutama kepada masyarakat lokal, untuk itu, kegiatan ekowisata harus bersifat pro t (menguntungkan).
• Dapat terus bertahan dan berkelanjutan.
Dalam ekowisata, prinsip tanggung jawab dan menghormati alam dan budaya setempat menjadi sangat penting. Wisatawan harus
menyesuaikan diri dengan budaya dan situasi setempat, bukan
sebaliknya. Wisatawan juga harus menyadari pentingnya pelestarian lingkungan dan menghormati budaya dari kawasan yang dikunjunginya.
Ekowisata
dari Segi Pasar
Kata ekowisata selalu mengacu pada bentuk kegiatan wisata yang mendukung pelestarian. Ekowisata semakin berkembang tidak hanya sebagai konsep tapi juga sebagai produk wisata (misalnya: paket wisata). Akhir-akhir ini, paket wisata dengan konsep ”eko” atau ”hijau” menjadi trend di pasar wisata. Konsep ”kembali ke alam” cenderung dipilih oleh sebagian besar konsumen yang mulai peduli akan langkah pelestarian dan keinginan untuk berpartipasi pada daerah tujuan wisata yang dikunjunginya. Akomodasi, atraksi wisata maupun produk wisata lainya yang menawarkan konsep kembali ke alam semakin diminati oleh pasar.
Ekowisata: P
anduan Dasar P
Namun sebaiknya para penyedia jasa pariwisata, daerah tujuan wisata maupun pemerintah setempat yang ingin berorientasi pada ekowisata harus memiliki kebijakan dan program tersendiri terkait pelestarian lingkungan, budaya setempat dan manfaat kepada masyarakat lokal. Karena pada banyak tempat, produk-produk wisata yang dijual kebanyakan menyematkan kata ”eko” atau ”kembali ke alam” hanya sebagai label untuk menarik konsumen, namun tidak disertai dengan semangat melestarikan atau melibatkan masyarakat setempat dalam produk wisata tersebut.
Produk Ekowisata dalam pasar wisata secara umum dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Dari bagan tersebut dapat dilihat bahwa aktivitas ekowisata
menjadi bagian dari wisata alam dan memiliki keterkaitan dengan wisata budaya dan rural. Ekowisata bahkan tidak berhubungan langsung dengan pariwisata yang bersifat tantangan/ petualangan atau adventure. Perbedaannya, pada ekowisata, aktivitas wisatawan lebih berfokus pada pengamatan dan pemahaman mengenai alam dan budaya pada daerah yang dikunjungi, dengan mendukung kegiatan pelestarian serta lebih mengutamakan fasilitas dan jasa yang disediakan oleh masyarakat setempat.
Pada pariwisata alam, wisatawan hanya sebatas menikmati
aktivitasnya pada alam yang dikunjunginya dengan tidak memperhatikan dukungan terhadap pelestarian alam dan budaya serta penggunaan fasilitas dan jasa dari masyarakat setempat. Sedangkan pada pariwisata
yang lebih bersifat tantangan/ petualangan (adventure), aktivitas yang dilakukan menonjolkan aktivitas sik yang menantang untuk menunjukkan ego dan kemampuan menaklukkan kondisi tertentu pada alam yang dikunjungi.
Ekowisata
di Indonesia
Tahun 2002 adalah tahun dimana dicanangkannnya Tahun Ekowisata dan Pegunungan di Indonesia. Dari berbagai workshop dan diskusi yang diselenggarakan pada tahun tersebut di berbagai daerah di Indonesia baik oleh pemerintah pusat maupun daerah, dirumuskan 5 (lima) Prinsip dasar pengembangan ekowisata di Indonesia yaitu: 1. Pelestarian 2. Pendidikan 3. Pariwisata 4. Perekonomian
5. Partisipasi masyarakat setempat
Lima Prinsip Dasar
Pengembangan
Ekowisata di Indonesia:
Pelestarian
Prinsip kelestarian pada ekowisata adalah kegiatan ekowisata yang dilakukan tidak menimbulkan kerusakan dan pencemaran
lingkungan dan budaya setempat. Salah satu cara menerapkan prinsip ini adalah dengan cara menggunakan sumber daya lokal yang hemat energi dan dikelola oleh masyarakat sekitar. Tak hanya masyarakat, tapi wisatawan juga harus menghormati dan turut serta dalam pelestarian alam dan budaya pada daerah
Ekowisata: P
anduan Dasar P
yang dikunjunginya. Lebih baik lagi apabila pendapatan dari ekowisata dapat digunakan untuk kegiatan pelestarian di tingkat lokal. Misalnya dengan cara sekian persen dari keuntungan dikontribusikan untuk membeli tempat sampah dan membayar orang yang akan mengelola sampah.
Pendidikan
Kegiatan pariwisata yang dilakukan sebaiknya memberikan unsur pendidikan. Ini bisa dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan memberikan informasi menarik seperti nama dan manfaat tumbuhan dan hewan yang ada di sekitar daerah wisata, dedaunan yang dipergunakan untuk obat atau dalam kehidupan sehari-hari, atau kepercayaan dan adat istiadat masyarakat lokal. Kegiatan pendidikan bagi wisatawan ini akan mendorong upaya pelestarian alam maupun budaya. Kegiatan ini dapat didukung oleh alat bantu seperti brosur, lea et, buklet atau papan informasi.
Pariwisata
Pariwisata adalah aktivitas yang mengandung unsur kesenangan dengan berbagai motivasi
wisatawan untuk mengunjungi suatu lokasi. Ekowisata juga harus mengandung unsur ini. Oleh karena itu, produk dan, jasa pariwisata yang ada di daerah kita juga harus memberikan unsur kesenangan agar layak jual dan diterima oleh pasar.
Ekonomi
Ekowisata juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat terlebih lagi apabila perjalanan wisata yang dilakukan menggunakan sumber daya lokal seperti transportasi, akomodasi dan jasa pemandu. Ekowisata yang dijalankan harus memberikan pendapatan dan keuntungan (pro t) sehingga dapat terus berkelanjutan. Untuk dapat mewujudkan hal itu,
yang penting untuk dilakukan adalah memberikan pelayanan dan produk wisata terbaik dan berkualitas. Untuk dapat memberikan pelayanan dan produk wisata yang berkualitas, akan lebih baik apabila
pendapatan dari pariwisata tidak hanya digunakan untuk kegiatan pelestarian di tingkat lokal tetapi juga membantu pengembangan pengetahuan masyarakat setempat, misalnya dengan pengembangan kemampuan melalui pelatihan demi meningkatkan jenis usaha/ atraksi yang disajikan di tingkat desa.
Partisipasi masyarakat setempat
Partisipasi masyarakat akan timbul, ketika alam/budaya itu memberikan manfaat langsung/tidak langsung bagi masyarakat. Agar bisa
memberikan manfaat maka alam/ budaya itu harus dikelola dan dijaga. Begitulah hubungan timbal balik antara atraksi wisata-pengelolaan-manfaat yang diperoleh dari ekowisata dan partisipasi. Partisipasi masyarakat penting bagi suksesnya ekowisata di suatu daerah tujuan wisata. Hal ini bisa dimulai dari diri kita sendiri. Jangan terlalu berharap pemerintah akan melakukan semua hal karena kita juga memiliki peranan yang sama dalam melakukan pembangunan di daerah kita. Partisipasi
dalam kegiatan pariwisata akan memberikan manfaat langsung bagi kita, baik untuk pelestarian alam dan ekonomi. Bila kita yang menjaga alam tetap lestari dan bersih, maka kita sendiri yang akan menikmati kelestarian alam tersebut, bila kita berperan dalam kegiatan pariwisata, maka kita juga yang akan mendapatkan manfaatnya secara
Ekowisata: P
anduan Dasar P
Contoh-contoh
praktik ekowisata
di Indonesia
Berikut adalah
contoh-contoh praktik
ekowisata yang
sederhana dan mudah
diterapkan oleh siapa
saja di berbagai daerah
tujuan wisata:
Akomodasi ramah
lingkungan
Bajo Komodo Ecolodge di Labuhan Bajo, Manggarai Barat, Flores merupakan resort
dengan konsep ramah lingkungan.
Resort ini menyediakan air panas dengan pemanfaatan pemanas tenaga surya, menggunakan air limbah dapur dan kamar mandi untuk mengairi kebun mereka dengan pengolahan limbah sederhana. Restoran dilengkapi dengan perpustakaan mini, tempat bersantai dan makan. Resort ini dibangun dengan bukaan yang memanfaatkan pemandangan laut dan kebun yang indah sehingga
tidak perlu menggunakan AC. Tidak hanya ramah lingkungan,
resort ini juga menyediakan pelayanan wisata lainnya berupa penjelajahan lingkungan sekitar seperti pengamatan burung, atau
trekking di hutan. Resort ini juga
memberikan layanan informasi mengenai alam dan budaya sekitar serta informasi menarik lainnya kepada wisatawan. Hampir
seluruh pekerja berasal dari lokasi sekitar serta daerah lainnya di Flores.
Pemilahan sampah
dalam industri
pariwisata
Saat ini banyak penyedia jasa industri pariwisata (restoran atau hotel) melakukan pemilahan sampah menjadi sampah organik dan non-organik. Sampah sisa makanan dipisahkan dengan sampah-sampah seperti kaleng, kaca, maupun plastik.
Pemanfaatan kertas daur ulang
Saraswati Papers di Bali adalah industri yang membuat kerajinan unik seperti kotak pensil, tas, dompet, agenda, kartu ucapan dari kertas bekas koran, majalah maupun dokumen kantor yang tidak terpakai lagi. Mereka juga memanfaatkan dedaunan dan bunga rontok yang telah dikeringkan sebagai ornamen/ hiasan.
Air mineral isi ulang
Untuk menghindari penggunaan botol plastik air minum mineral, usaha penyedia jasa pariwisata di Bali dan Lombok menjual air
minum isi ulang sebagai pengganti air minum mineral dengan botol plastik. Selain untungnya lebih banyak, praktik ini juga membantu mengurangi penggunaan botol plastik air minum mineral.
Langkah hemat air
di hotel-hotel
Sudah banyak hotel dan losmen di Yogyakarta, Bali dan Lombok yang memberlakukan langkah penghematan air dengan meminta kepada tamunya untuk tidak mencuci handuk dan seprei setiap hari, karena cukup banyak air yang digunakan untuk mencuci handuk dan seprei. Bahkan salah satu
Ekowisata: P
anduan Dasar P
hotel bintang empat di Sanur, Bali, mengadakan undian berhadiah bagi tamu yang mendukung langkah penghematan air tersebut.
Ekowisata di Hutan
Bakau
Manggrove Information Centre (MIC) yang berlokasi di Sanur, Bali merupakan kawasan hutan bakau yang menawarkan paket ekowisata kepada pengunjung. Aktivitas seperti trekking,
pengamatan burung, naik sampan dan penanaman bakau merupakan tawaran yang diberikan kepada pengunjung. Pengunjung dapat juga mengadopsi bakau. Pengurus Manggrove Information Centre (MIC) kerap kali melakukan aktivitas penyadaran dan
penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya bakau bagi kawasan pesisir serta mengadakan kegiatan pelatihan kepada pelajar, guru sekolah, dan LSM.
Kursus memasak dan sajian
makanan khas lokal
Warung Bambu di Pemaron, Bali Utara merupakan salah satu dari sedikit restoran yang menyajikan masakan lokal khas Bali di
antaranya adalah nasi campur dan sate lilit. Masakan yang disajikan diolah secara higienis. Untuk lebih memperkenalkan makanan Bali, Warung Bambu juga mengadakan kursus memasak makanan khas Bali. Selain menyajikan makanan, Warung Bambu juga mengadakan pertunjukan tarian Bali yang ditarikan oleh para penari lokal.
wanita ini masih menggunakan pewarna alami yang diambil dari alam sekitar seperti mengkudu, nila serta berbagai jenis akar-akar pohon lainnya. Kain-kain tenun ikat yang dibuat dalam waktu 3, 6, sampai 12 bulan tersebut dijual langsung kepada wisatawan. Kelompok ini juga bekerja keras agar dapat menjalin kerjasama dengan pemilik galeri di Bali untuk memasarkan hasil kain tenun ikat buatan mereka.
Makanan sehat tanpa
penyedap rasa
dan sayuran organik
Saat ini di berbagai kota besar di Indonesia dan kawasan wisata seperti Bali, Lombok, Yogyakarta
Sajian makanan khas
lokal dengan
meman-faatkan
rumah tinggal
Salah seorang pencinta seni yang pintar memasak di Yogyakarta, membuka warung dengan menyulap ruang tamu di rumahnya yang berbentuk joglo khas Jawa menjadi sebuah restoran kecil yang nyaman dan bersih. Warung dengan nama ”Warung Opera” ini menyajikan masakan khas Yogya serta memodi kasi penganan tradisional seperti pisang goreng berbalut gula merah. Pemilik warung ini
bekerjasama dengan pekerja seni di Yogya untuk menampilkan pertunjukan seni dihadapan tamu mereka.
Kelompok tenun
yang menggunakan
bahan pewarna alami
Ibu-ibu penenun di Ndona, Kabupaten Ende di Flores mendirikan kelompok tenun bernama ”Bou Sama Sama”. Para
Ekowisata: P
anduan Dasar P
banyak restoran menyajikan makanan sehat tanpa penyedap rasa serta menyajikan masakan dari sayuran organik yang dijual lebih mahal. Menu vegetarian (makanan non-daging) menjadi salah satu menu andalan di berbagai restoran di kawasan wisata tersebut.
Penjelasan mengenai
pelestarian lingkungan
sebelum memulai aktivitas
penyelaman
Reefseekers adalah penyedia jasa paket wisata menyelam di Labuhan Bajo, Flores. Sebelum melakukan penyelaman, tim dari Reefseekers memberikan penjelasan dan orientasi awal kepada para penyelam agar mereka menjaga kehidupan
laut dan segala isinya dengan tidak merusak, menyentuh atau menangkap hewan-hewan yang mereka temui selama menyelam.
Dari
ilegal logging
ke ekowisata
Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT) didirikan dengan inisiatif dari sekelompok orang yang semula menebang kayu secara tidak sah di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Sumatera Utara. Kelompok masyarakat ini menyadari perbuatan mereka setelah berada dalam tahanan akibat dari perbuatan mereka yang melanggar hukum. Pengurus dan anggota LPT saat ini sudah melakukan pertemuan berkala dan diskusi antar anggota. Mereka memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat, pemerintah
setempat dan pengelola TNGL dengan membawa bendera pelestarian lingkungan. LPT mengembangkan paket wisata yang ditawarkan kepada wisatawan. Paket wisata tersebut berupa trekking di hutan,
berperahu karet di sungai,
menjelajah goa, trekking dengan gajah di hutan dan memandikan gajah. Paket wisata ini termasuk menginap, jasa pemanduan, dan makan.
Daun sebagai pengganti
kemasan plastik
Penyedia paket wisata dan
restoran di Jawa, Bali, dan Lombok saat ini sudah menggerakkan
inisiatif “kembali ke alam” dalam penyajian produk dan layanan mereka. Salah satu cara adalah dengan membungkus makanan dengan daun pisang yang bersih untuk menggantikan plastik atau
stereoform.
Ekowisata: P
anduan Dasar P
elaksanaan
Mempertahankan
alat musik tradisional
Saung Angklung Mang Udjo yang berada di Jawa Barat menampilkan permainan alat musik tradisional Sunda, yaitu angklung.
Pertunjukan dilakukan oleh anak-anak berumur dibawah 12 tahun. Mereka berlatih memainkan angklung, menyanyi dan menari serta tampil di hadapan wisatawan mancanegara dan nusantara.
Rujukan:
Damanik, Janianton dan Weber, Helmut F. (2006), Perencanaan
Ekowisata, Dari Teori ke Aplikasi.
Pusat Studi Pariwisata UGM dan Penerbit Andi, Yogyakarta. Inskeep, Edward (1991), Tourism
Planning, an integrated and sustainable development
approach. VNR, New York.
Lindberg, K. dan Hawkins, Donald E. (1993),Ecotourism,
A guide for Planners and
Managers. The Ecotourism
Society, North Bennington. UU Pariwisata No.10/2009 tentang
Pariwisata
Wood, Megan Epler (2002),
Ecotourism, Principles, Practises and Policies for Sustainability.
UNEP and TIES Publication. WTO Tourism Education and Training
Series (1997), International
Tourism: A global perspective.
World Tourism Organization, Spanyol
UNESCO Office, Jakarta
• Konsep dan Teks:
Wiwik Mahdayani • Penyunting Bahasa:
Riri Rafiani
Disain: Arif Wicaksono
Foto:
• UNESCO Office – Jakarta, ECO Unit, foto sampul, halaman pengantar, halaman 4, 6, 8, 9, 18, 19(a), 24, 25. • UNESCO/Jossua Alessandro,
foto halaman 3, 5, 15, 19(b). • Yayasan Bumi Kita, foto
UNESCO Of ce, Jakarta
Environmental Sciences Unit
Jl. Galuh II No.5 Kebayoran Baru Jakarta – 12110 Indonesia Telepon : 021-7399818 E-mail : jakarta@unesco.org Website : www.unesco.org/jakarta
Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan
Kabupaten Nias Selatan
Wisma Jamburae Jl. Yos Sudarso No.3 Pelabuhan Lama
Teluk Dalam, Nias Selatan
Untuk informasi
tentang pariwisata Nias Selatan, silahkan kunjungi:
www.niasadventure.com