• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI KOMPETENSI PEDAGOGIK : STUDI PADA DUA GURU SENIOR DAN SATU GURU YUNIOR YANG TERUNGKAP MELALUI AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IDENTIFIKASI KOMPETENSI PEDAGOGIK : STUDI PADA DUA GURU SENIOR DAN SATU GURU YUNIOR YANG TERUNGKAP MELALUI AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidi"

Copied!
399
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI KOMPETENSI PEDAGOGIK : STUDI PADA DUA GURU SENIOR DAN SATU GURU YUNIOR YANG TERUNGKAP MELALUI

AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Maria Patricia Astrid Eswindi NIM : 081424006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

IDENTIFIKASI KOMPETENSI PEDAGOGIK : STUDI PADA DUA GURU SENIOR DAN SATU GURU YUNIOR YANG TERUNGKAP MELALUI

AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Maria Patricia Astrid Eswindi NIM : 081424006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sukses seringkali

datang pada mereka

yang berani bertindak.

Ia jarang menghampiri

penakut yang tidak

berani mengambil

resiko.

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu melindungi dan

menyertaiku.

Bapakku Fd. Suwandi dan Ibuku Helena Sri Lestari yang sangat menyayangi

aku, begitu setia selalu memberi aku dukungan dan kasih sayang.

Adikku Patric Piere Eswindi yang aku sayangi.

(6)
(7)
(8)

vii

ABSTRAK

IDENTIFIKASI KOMPETENSI PEDAGOGIK : STUDI PADA DUA GURU SENIOR DAN SATU GURU YUNIOR YANG TERUNGKAP MELALUI

AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

Maria Patricia Astrid Eswindi Universitas Sanata Dharma

2014

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui profil Kompetensi pedagogik guru yang menjadi subyek penelitian.

Penelitian dilakukan di dua SMP di Yogyakarta dan dilaksanakan pada Oktober-November 2012. Subyek dalam penelitian ini terdiri dari tiga guru, yang terdiri dari satu guru yunior dan dua guru senior, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah kompetensi pedagogik guru dalam proses pembelajaran.

Data dikumpulkan dengan cara merekam proses kegiatan pembelajaran, membuat fieldnotes dari proses kegiatan pembelajaran, dan wawancara dengan guru-guru yang menjadi subyek penelitian. Video proses kegiatan pembelajaran ditranskip dalam bentuk narasi untuk mendapatkan hal-hal terkait mengenai profil kompetensi pedagogik guru dalam proses kegiatan pembelajaran, sedangkan untuk wawancara dilakukan setelah menpelajari video proses kegiatan pembelajaran.

Hasil penelitian adalah (1) Bentuk kompetensi pedagogik guru meliputi : pemahaman guru pada peserta didik, kemampuan guru mengembangkan RPP, kemampuan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, kemampuan guru menerapkan teknologi dalam pembelajaran; dan kemampuan guru mengevaluasi hasil belajar siswa. (2) Pendidikan merupakan salah satu cara memperoleh pengalaman yang baik, dan pengalaman mengembangkan pendidikan yang didapat, (3) Profil kompetensi pedagogik tiga guru subyek penelitian bervarisi.

(9)

viii

ABSTRACT

IDENTIFICATION OF PEDAGOGIC COMPETENCY: RESEARCH ON TWO SENIOR TEACHERS AND ONE JUNIOR TEACHER EMERGED

THROUGH TEACHER’S ACTIVITY DURING THE PHYSICS TEACHING LEARNING PROCESS

Maria Patricia Astrid Eswindi Sanata Dharma University

2014

This Thesis aims to know teachers‟ pedagogic competency profile who became

the subjects of the research.

The research was conducted at two junior high schools in Yogyakarta and administered from October until November 2012. There are three teachers as the

research‟s subject. There are two senior teachers and one junior teacher. The object of the research is the teachers‟ pedagogic competency in the teaching

learning process.

The data was gathered by recording the teaching learning process, writing the field notes during the teaching learning process, and interviewing the teachers as the subject of the research. The video of the teaching learning process was transcribed into narrative writing to get the teacher‟s pedagogic competency during the teaching learning process. After the video of the teaching learning process had been studying, the interview was conducted.

The result of the research shows that: (1) The types of the teacher‟s pedagogic

competency included the teacher‟s understanding of his/her students, the teacher‟s ability to develop the lesson plan, the teacher‟s ability to conduct an educative teaching learning process, the teacher‟s ability to apply technology in their

teaching, and the teacher‟s ability to evaluate the student learning achievement.

(2) education is one of the good ways to experience good things, and the

experience develops the education that we have got. (3) the three teachers‟

pedagogic competency profiles as research subject varied.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa melimpahkan kasih karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Program Studi Pendidikan Fisika,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama proses penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu,

mendukung, membimbing, dan memotivasi penulis. Oleh karena itu, melalui

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta Bapak Dr. Ign. Edi Santosa,

M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika.

3. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Br. Heribertus Triyanto FIC selaku Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur

Timoho Yogyakarta dan Ibu Kristiyani S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP

Taman Dewasa Jetis yang telah memberikan kesempatan dan izin untuk

melakukan penelitian.

5. Bapak Al Bambang Wiharjanto, S.Pd, Bapak Ignatius Sutarja, S.Pd, selaku

(11)

x

selaku guru fisika SMP Taman Dewasa Yogyakarta yang telah memberikan

kesempatan dan bantuan selama peneliti melakukan penelitian.

6. Bapakku Fd. Suwandi, Ibuku Helena Sri Lestari dan adikku Patric Piere

Eswindi atas dukungan baik berupa materi, kasih sayang, motivasi, dan

dukungan spritual.

7. Andreas Krisna Susanto S.H, atas dukungan, perhatian dan doanya, thank you

so much.

8. Sahabat sahabatku tercinta Siska, Laras, Yeni, Berta, Inces, Frada, Hanna,

Vidya dan Chicha yang telah memberikan banyak pengalaman dan semangat

dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Teman seperjuangan dalam pengerjaan dan penyelesaian skripsi (Catrine,

Dhimas, Frada, Mitha, Alex, Hanna) terima kasih atas masukan kerjasamanya.

10.Teman seperjuangan P.fis ‟08 terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

11.Teman-teman kost Flamboyan (Gisella, Gita, Tika, Evi, Dian, Tya) dan Kost

Muria (Cecel, Kak Sofi, Ratna, Emi, Kak Eva, Ita, Jesi, Desi, Frada) atas

kebersamaan dan keceriaannya selama ini

12.Semua pihak yang tekah membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu. Terimakasih atas segala dukungan dan bantuannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih

banyak kekurangan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun

peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang kompetensi guru.

Yogyakarta, 13 Agustus 2014

(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. BatasanPengetian ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

(13)

xii

C.Kompetensi Pedagogik ... 7

1. Mengetahui karakteristik peserta didik dan aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual... 9

2.Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu ... 12

3.Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik ... 15

4.Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran ... 17

5.Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar ... 18

6.Pengaruh pendidikan dan pengalaman terhadap kompetensi pedagogik guru ... ... 20

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 23

B. Subyek Penelitian ... 23

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

D. Data Penelitian ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 24

a. Pertanyaan wawancara ... 24

b.Catatan lapangan (Fieldnote) ... 25

c.Tiga alat perekam ... 25

d.Metode Pengumpulan Data ... 26

e.Metode Analisis Data ... 26

(14)

xiii

2.Kategori data ... 27

3.Penarikan kesimpulan ... 27

BAB IV. DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian ... 29

B. Pelaksanaan penelitian ... 30

C. Hasil penelitian ... 32

D. Analisis data ... 33

E. Pembahasan ... 33

1.Profil kompetensi pedagogik guru ... 34

a.Mengetahui karakteristik peserta didik dan aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual ... 34

a.1). Pendapat guru tentang karakteristik peserta didik yang perlu diketahui ... 34

a.2). Alasan perlunya guru memahami karakteristik peserta didik ... 36

a.3). Pemahaman karakteristik peserta didik saat pembelajaran dalam kelas ... 38

a.3).a). Pemahaman guru tentang karakteristik non akademik peserta didik ... 38

a.3).b). Pemahaman guru tentang karakteristik akademik peserta didik ... 42

a.3).b).i Potensi diri peserta didik ... 42

(15)

xiv

a.3).b).iii Pengetahuan guru tentang kesulitan belajar peserta

didik ... 51

b.Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu ... 59

b.1). Kemampuan guru dalam menentukan tujuan pembelajaran .. 60

b.2). Kemampuan guru menentukan pengalaman belajar ... 78

b.3). Kemampuan guru dalam penataan materi ... 84

b.4). Kemampuan guru dalam pemilihan instrument penilaian ... 86

c.Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik ... 91

c.1). Pembelajaran IPA yang mendidik menurut guru ... 92

c.2). Kegiatan pemebelajaran yang menunjukkan pembentukan sikap peserta didik ... 94

c.3). Pelaksaan pembelajaran dilihat dari urutan kegiatan di RPP . 97 c.3).a). Kegiatan awal pembelajaran ... 97

c.3).b). Kegiatan inti pembelajaran ... 100

c.3).c). Kegiatan penutup pembelajaran ... 107

c.4). Pendapat guru mengenai keputusan transaksional dan kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang menunjukkan adanya keputusan transaksional ... 109

d.Memanfaatkan teknologi infromasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran ... 115

d.1). Penggunaan teknologi yang pernah dilakukan guru ... 116

(16)

xv

e.Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil

belajar... 120

e.1). Instrumen penilaian kognitif siswa ... 120

e.2). Instrumen penilaian psikomotorik siswa ... 123

e.3). Instrumen penilaian afektif siswa ... 124

2. Pengaruh pendidikan dan pengalaman terhadap kompetensi pedagogik guru ... 129

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 131

B.Saran ... 133

DAFTAR PUSTAKA ... 134

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jadwal kegiatan observasi kegiatan pembelajaran di kelas ...30

Tabel 4.2 Jadwal kegiatan wawacara guru ...32

Tabel 4.3 Pemahaman guru mengenai karakteristik peserta didik ...58

Tabel 4.4 Pemahaman guru mengenai pengembangan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu ...89

Tabel 4.5 Pemahaman guru mengenai pembelajaran yang mendidik ...112

Tabel 4.6 Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi oleh guru ...119

Tabel 4.7 Tabel pemahaman guru mengenai pengembangan instrumen ...125

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian Sekolah ...136

Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di Sekolah ...138

Lampiran 3 Transkip Video Pembelajaran ...140

Lampiran 4 Fieldnotes guru ...256

Lampiran 5 Transkip Wawancara dengan Guru ...289

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...348

Lampiran 7 Point Pertanyaan Wawancara ...371

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah.

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, guru dipandang memiliki peran

utama. Mengajar di depan kelas, membantu menyelesaikan segala persoalan

siswa, baik dalam bidang akademis maupun non akademis merupakan tugas

keseharian guru, maka tidak dapat dipungkiri bahwa guru merupakan salah

satu faktor penting yang berpengaruh bagi keberhasilan pendidikan siswa di

sekolah. Pernyataan diatas didukung oleh hasil penelitian, menurut penelitian

yang dilakukan oleh Hettie (2003) mengungkapkan bahwa guru memberikan

pengaruh terbesar dalam menentukan mutu siswa.

Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 ditegaskan

bahwa pendidik harus memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini.

Peraturan di atas secara tidak langsung menegaskan, bahwa pemerintah juga

berpendapat bahwa guru memiliki peran utama dalam proses pembelajaran

sehingga perlu memiliki kompetensi tertentu. Pada tahun 2008 Pemerintah RI

mengeluarkan Undang Undang Nomor 74 tentang mutu guru yang dapat dilihat

dari kemampuan guru melaksanakan tugas mendidiknya secara profesional,

dengan kata lain bahwa mutu guru dapat dilihat, salah satunya dari

(20)

Seiring dengan besarnya tuntutan akan peningkatan mutu guru,

pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16

Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik Guru dan Kompetensi

Guru, mewajibkan setiap guru memiliki kompetensi yang dapat mendukung

terwujudnya profesionalitas seorang guru meliputi Kompetensi pedagogik,

Kompetensi kepribadian, Kompetensi profesional, dan Kompetensi sosial.

Tuntutan profesionalitas guru setiap tahun yang semakin tinggi

ditunjukkan dengan diwajibkannya guru memiliki empat kompetensi salah satu

kompetensi yaitu Kompetensi Pedagogik, namun dalam kenyataannya, hasil

Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2013 menunjukkan kondisi yang

memperihatinkan, nilai rata-rata guru di seluruh Indonesia hanya mencapai

4,25 (Kompas, 2013). Padahal di dalam uji kompetensi guru tersebut, materi

yang diujikan meliputi 30 persen kompetensi pedagogik, yang digunakan untuk

melihat integrasi konsep pedagogik ke dalam proses pembelajaran bidang studi

dalam kelas.

Di sisi lain prestasi siswa di Indonesia, menurut hasil penelitian yang

dilakukan oleh “The Trend International Mathematics and Science Study

(TIMMS)” tentang penilaian kemampuan matematika dan sains bagi siswa

Indonesia usia 15 tahun, terakhir dilaksanakan tahun 2009 dengan nilai

rata-rata 427 dari rata-rata-rata-rata Internasional. Penelitian lainnya dilakukan oleh

Program for International Student Assessment (PISA)” yang terakhir

dilaksanakan tahun 2009, prestasi siswa Indonesia rata-rata 383 dari rata-rata

(21)

matematika dan sains siswa usia 15 tahun (usia siswa SMP) berada di bawah,

Menurut Hendayana (2010) rendahnya prestasi matematika dan sains siswa

standart Internasional merupakan indikator rendahnya kualitas pendidikan

matematika dan sains itu sendiri. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan

bahwa untuk meningkat pendidikan maka kualitas guru harus ditingkatkan.

Hasil penelitian di atas didukung juga hasil penelitian yang dilakukan oleh

Born & Kimball (2005) yang mengungkapkan bahwa jika kualitas guru

meningkat, maka kualitas hasil belajar siswa juga bisa meningkat.

Dilihat dari pentingnya guru dalam proses pembelajaran dan pentingnya

kompetensi pedagogik sebagai salah satu kompetensi utama yang harus

dimiliki guru, peneliti tertarik untuk mempelajari profil Kompetensi

Pedagogik.

B.Batasan Masalah

Peneliti membatasi permasalahan untuk penelitian sebagai berikut :

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini terdiri dari tiga guru mata pelajaran Fisika SMP, dua

guru senior dan satu guru muda pada dua sekolah berbeda. Guru senior

adalah guru dengan pengalaman mengajar lebih dari 15 tahun, sedangkan

(22)

C.Rumusan Masalah

Bagaimanakah profil Kompetensi Pedagogik dua guru senior dan satu guru

muda yang terungkap melalui aktivitas guru dalam pembelajaran Fisika

yang menjadi subyek penelitian?

D.Batasan Pengertian

1. Pengertian kompetensi pedagogik di dalam penelitian ini adalah

pengertian yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru.

2. Profil kompetensi pedagogik guru yang dimaksud adalah penjabaran

kompetensi pedagogik secara kontekstual mengenai standar kompetensi

inti dari kompetensi pedagogik, seperti yang tercantum pada Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007

Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

E.Tujuan Penelitian

Mengetahui profil Kompetensi Pedagogik guru yang menjadi subyek

(23)

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru dan calon guru :

-Memberikan gambaran konkret mengenai pelaksanaan Kompetensi

Pedagogik guru dalam proses pembelajaran.

2. Bagi Peneliti :

-Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan untuk dapat

merealisasikan pengetahuan yang sudah didapat di bangku

(24)

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A.Peran Guru

Dalam proses pendidikan, keberadaan pendidik dan anak didik

merupakan syarat utama terselenggaranya kegiatan pendidikan. Pendidik

merupakan pihak yang membimbing anak didik, agar si anak menuju ke arah

kedewasaan (Sadulloh:127). Pendidik dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

pendidik karena keharusan atas kewajaran hidup, dan pendidik karena diserahi

tugas untuk mendidik.

Guru merupakan pendidik jenis kedua, dimana guru diserahi tugas untuk

mendidik, terutama dalam lingkungan pendidikan formal (sekolah).

Keberadaan guru sangat penting dalam proses pendidikan, selain mengajarkan

berbagai macam pengetahuan pada anak didik, guru juga wajib memberikan

teladan bagi anak didiknya, seperti yang tercantum pada Undang-undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menyebutkan bahwa

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Pelaksanaan tugas guru sebagai pendidik, sangat berpengaruh bagi mutu

anak didik yang dapat dilihat dari prestasi belajar siswa di sekolah. Dalam

Jurnalnya Hettie (2003) mengatakan bahwa guru memiliki pengaruh yang

paling kuat pada prestasi belajar siswa. Hasil penelitian tersebut menguatkan

(25)

B.Kompetensi Guru

Charles (1994, dalam Mulyasa, 2007:25) mengungkapkan bahwa

kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang

dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapakan. Ungkapan diatas

mengacu bahwa kompetensi adalah perilakunya nyata yang mempunyai arti

dan tujuan, dimana perilaku tersebut tidak hanya yang dapat diamati secara

langsung tetapi juga yang kasat mata sekalipun.

Kompetensi merupakan salah satu standar utama profesi keguruan.

Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan. Kompetensi pendidik menurut Peraturan Pemerintah No. 19

tahun 2005 tentang Standar Pendidikan, meliputi :

1. Kompetensi Pedagogik

2. Kompetensi Kepribadian

3. Kompetensi Profesional

4. Kompetensi Sosial

C.Kompetensi Pedagogik

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah Kompetensi

Pedagogik. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007

Pasal 8 ayat 3 butir (a), menyebutkan bahwa Kompetensi Pedagogik adalah

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman

(26)

hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai

potensi yang dimilikinya (2007, Mulyasa:75).

Berliner (2004) menjelaskan bahwa kompetensi pedagogik merupakan

salah satu kompetensi yang sangat penting, karena diperkirakan 15.000 jam

siswa hidup di kelas, di sekolah mereka. Oleh karena itu kualitas proses belajar

mengajar dalam kelas berhubungan dengan prestasi siswa, dan bukti konsisten

yang luar biasa ditunjukkan dalam studi ini adalah kompetensi pedagogik

sangat berpengaruh pada prestasi siswa dan pembelajaran.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007,

kompetensi inti dalam kompetensi pedagogik meliputi :

1.Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,

spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual

2.Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik

3.Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran

yang diampu

4.Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

5.Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan pembelajaran

6.Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki

7.Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta

(27)

8.Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

9.Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran

10.Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas

Dari sepuluh aspek Kompetensi Pedagogik diatas, peneliti memfokuskan

pada lima aspek yang dianggap merupakan aspek penting yang disebutkan

dalam pengertian Kompetensi Pedagogik pada Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 pasal 8 ayat 3 butir (a) yang

meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, serta evaluasi hasil belajar.

Dalam penelitian ini, peneliti menambahkan satu aspek yang sudah ada

di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007, yang

dirasa diperlukan guru di zaman ini, dimana teknologi berkembang pesat

yaitu kompetensi inti mengenai pemanfaatan teknologi komunikasi dan

informasi. Kompetensi inti tersebut diperlukan mengingat kemajuan

informasi dan teknologi sekarang ini, dapat digunakan sebagai sarana untuk

mengetahui perkembangan pengetahuan dengan cepat.

Penjabaran kompetensi inti Kompetensi Pedagogik yang dipilih peneliti

adalah sebagai berikut :

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,

spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual

Menguasai karakteristik siswa, tentu saja dimulai dari

(28)

meliputi aspek fisik yang berkaitan dengan penglihatan,

pendengaran, cacat fisik, dimana secara tidak langsung akan

berpengaruh pada perlakuan guru agar tidak terkesan

membedakan. Kedua, aspek intelektual juga perlu diperhatikan

oleh guru, karena intelektual siswa berhubungan langsung dengan

bagaimana siswa mampu menerima pelajaran yang disampaikan

oleh guru.

Ketiga, aspek psikis yang meliputi aspek sosial emosional,

moral, spiritual, dan latar belakang. Aspek psikis tersebut secara

tidak disadari penting untuk diketahui seorang guru, karena

aspek tersebut juga mampu mampu mempengaruhi

perkembangan pendidikan siswa di sekolah.

Dalam penjabaran diatas, karakteristik siswa disimpulkan

menjadi tiga aspek besar yaitu aspek fisik, aspek akademis yang

menyangkut kemampuan intelektual siswa, dan yang terakhir

yaitu aspek non akademik yaitu aspek psikis meliputi aspek

emosional, moral, spiritual, dan latar belakang siswa.

Untuk aspek non akademis, yang mudah dan paling

sederhana perlu diketahui guru adalah mengenal sebagian besar

nama siswanya. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40 ayat 1 dan 2 tentang Hak

dan Kewajiban tenaga kependidikan yaitu guru, yang antara lain

(29)

“Pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis.”

Undang-undang diatas, secara langsung hendak menunjukkan

bahwa salah satu kewajiban guru, sebaiknya mengetahui nama

sebagian besar siswanya, sehingga dapat terciptalah suasana

belajar yang dialogis dan menyenangkan. Sebab seorang siswa

akan lebih merasa dihargai dan terasa menyenangkan jika

gurunya sering memanggil nama mereka.

Carl Rogers, seorang psikologis yang beraliran humanistik,

yang mengemukakan tentang pentingnya penerimaan tanpa

syarat, penghargaan dan hubungan yang nyaman antara terapis

dan klien, dalam kasus ini adalah guru dan siswa, hubungan

dialogis yang memberdayakan siswa untuk mencapai aktualisasi

diri siswa (dalam Palmer, 2003).

Implikasi ajaran tersebut dalam bidang pendidikan salah

satunya menuntut perlunya perilaku guru yang menciptakan

hubungan dialogis yang memberdayakan siswa untuk mencapai

aktualisasi diri, seperti mengenal sebagaian besar nama siswanya.

Mengindetifikasi potensi, bekal ajar awal dan kesulitan

belajar siswa pada suatu mata pelajaran yang diampu, merupakan

suatu usaha dari guru untuk mengetahui karakteristik siswa,

khususnya yang berhubungan dengan aspek akademis siswa.

(30)

belajar siswa didik terhadap mata pelajaran tertentu, dapat

dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan kurikulum, dan

perencanaan kegiatan pembelajaran.

2.Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran

yang diampu

Pengertian kurikulum menurut Undang undang Sistem

Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran, untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Rancangan pembelajaran bisa dilihat dalam bentuk silabus

dan RPP. Dalam perencanaan untuk setiap satu pokok bahasan

tertentu biasa digunakan silabus, sedangkan RPP merupakan

rancangan pembelajaran yang diperuntukkan untuk satu

pertemuan. Dalam penelitian ini, kurikulum atau perencanaan

pembelajaran yang dilihat oleh peneliti berupa RPP guru yang

bersangkutan.

Penerapan kurikulum KTSP di dunia pendidikan Indonesia,

menuntut guru untuk bisa mengembangkan sendiri kurikulum

yang sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing, namun

(31)

standar yang sudah ditetapkan pemerintah. Pengembangan

kurikulum merupakan sarana bagi guru yang ingin menyalurkan

kreativitas dalam menyusun kurikulum, karena seperti diketahui

dunia pendidikan dituntut untuk selalu berkembang seiring

dengan perkembangan zaman yang semakin pesat.

Dalam inti kompetensi Pedagogik ini, kondisi sekolah,

kemampuan sekolah, kemampuan peserta didik merupakan

beberapa faktor yang menjadi bahan pertimbangan guru dalam

usahanya melakukan pengembangan kurikulum. Kemampuan

pengembangan kurikulum ditunjukkan dengan kemampuan guru

menentukkan tujuan pembelajaran, menentukkan pengalaman

belajar apa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, menata

materi sesuai dengan karakteristik siswa, dan pemilihan

instrumen penilaian yang digunakan.

Pembuatan kurikulum tidak bisa terpisah dari penentuan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Penentuan tujuan

pembelajaran pada hakikatnya merupakan hasil yang diharapkan

tercapai dalam setiap kegiatan pembelajaran yang direncanakan.

Adanya tujuan tersebut, dapat dijadikan indikator tingkat

keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan

dalam interaksi edukatif tujuannya memberikan arah kegiatan

(32)

dalam koridor tertentu dengan batasan batasan yang sudah lebih

dulu ditentukan pemerintah.

Setelah menentukan tujuan, guru dituntut untuk mampu

menentukan pengalaman belajar yang akan diberikan pada

siswanya. Pengalaman di sini berarti seluruh kegiatan mental

ataupun fisik yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan

materi ajar dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pembelajaran

yang mengaktifkan siswanya seharusnya mempunyai beragam

kegiatan yang bisa dialami siswanya sebagai sebuah pengalaman,

sehingga nantinya siswa mampu aktif mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri dari pengalaman belajar yang diberikan

guru.

Pengalaman belajar itu diaplikasikan dalam penggunaan

berbagai metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam

kegiatan pembelajaran dalam kelas, maka semakin banyak dan

beraneka ragam metode yang digunakan guru dalam kegiatan

pembelajaran dalam kelas, semakin banyak dan beragam pula

pengalaman belajar yang didapat siswa.

Kemampuan menentukan penataan materi, selanjutnya yang

perlu diperhatikan guru. Materi atau bahan ajar merupakan salah

satu komponen penting dalam kegiatan pembelajaran yang

membantu siswa mencapai kompetensi yang diharapkan. Dalam

(33)

jenis materi, cakupan materi, dan urutan materi. Jenis materi perlu

diindentifikasi secara detail karena setiap materi memerlukan

strategi, media, dan evaluasi berbeda-beda, cakupan atau

kedalaman materi juga perlu diperhatikan, dengan

mempertimbangkan faktor perkembangan kognitif siswa terutama

siswa Sekolah Menengah Pertama, sedangkan urutan materi juga

perlu dipertimbangkan agar pembelajaran menjadi runtut dan

tidak membingungkan siswa.

Kemampuan terakhir yaitu kemampuan pemilihan instrument

penilaian. Kegiatan penilaian dimaksudkan untuk mengetahui

tingkat pencapaian dan kemajuan siswa, yang ditunjukkan dari

proses penentuan nilai pengukuran yang sudah dibandingkan

dengan acuan tertentu. Dari penjelasan diatas, setiap materi

ataupun kompetensi mempunyai standart yang berbeda-beda.

Agar dapat melihat setiap kompetensi siswa yang diharapkan,

oleh sebab itu guru dituntut untuk mampu memilih instrumen

penilaian yang dapat melihat kompetensi siswa dengan tepat.

3.Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

Setelah perancangan yang matang, kegiatan pelaksanaan

pembelajaran merupakan bagian penting lainnya yang harus

diperhatikan oleh guru. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam

(34)

sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan, maka diharapkan

pendidikan IPA dapat menjadi wahana untuk mempelajari alam

dan perkembangannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, proses pembelajaran IPA di SMP/MTs

menekankan pada pemberian pengalaman langsung melalui

pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah, maka

diharapkan pembelajaran IPA dilaksanakan secara inkuiri ilmiah

(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir,

bekerja, dan bersikap ilmiah.

Pembelajaran inkuiri merupakan salah satu kegiatan

pembelajaran yang menekankan siswa secara aktif dilibatkan dan

akhirnya menemukan pengetahuannya sendiri. Jadi pembelajaran

secara inkuiri berarti pembelajaran yang bukan berpusat pada

guru, melainkan pada siswa, dimana pengetahuan tersebut

dikonstruksi sendiri oleh siswa.

Selain metode yang digunakan dalam proses pelaksanaan

pembelajaran, dibutuhkan juga sarana pembelajaran yang mampu

mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran. Salah satu

sarana itu berupa media pembelajaran yang mampu membantu

siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak,

memberikan pengalaman belajar yang menarik bagi siswa. Media

(35)

Dalam suatu kegiatan pembelajaran, dalam RPP dibagi dalam

beberapa tahapan kegiatan, kegiatan apresepsi, dimana siswa

dikondisikan dalam kegiatan belajar dan siap menerima pelajaran.

Kedua, kegiatan inti, kegiatan dimana guru mulai melakukan

kegiatan belajar secara utuh dan inti, dan yang terakhir, kegiatan

penutup yang berisi tentang menyimpulan seluruh rangkaian

pembelajaran yang sudah dilakukan, dan pemberian tugas.

Namun dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak

semua rencana pembelajaran yang tertuang dalam perancangan

pembelajaran dapat terwujud. Kenyataan bisa berubah sesuai

dengan situasi dan kondisi, baik siswa, guru, dan lingkungan.

Diperlukan suatu alternatif tindakan yang disebut Keputusan

Transaksional, yang berarti keputusan atau tindakan sebagai

akibat dari kenyataan yang tidak sesuai dengan keadaan yang

dibayangkan saat membuat perancangan pembelajaran.

Keputusan Transaksional biasa muncul karena adanya interaksi

guru dengan siswa maupun interaksi antar siswa selama kegiatan

pembelajaran.

4.Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan pembelajaran

Era Globalisasi saat ini semakin pesat perkembangannya,

(36)

teknologi komunikasi, dan teknologi informasi. Pengaruh

perkembangan diatas secara tidak langsung juga berdampak

dalam bidang pendidikan khususnya di negara kita. Menurut

Mulyasa (2009) penggunaan teknologi dalam pendidikan dan

pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan atau

mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Pengaruh kemajuan

teknologi dalam bidang pendidikan, membuat guru dituntut untuk

memiliki kemampuan menggunakan teknologi tersebut dalam

persiapan dan pelaksanaan pembelajaran. Peningkatan fasilitas

dalam bidang teknologi juga mempermudah siswa memperoleh

informasi bahan ajar dan kemudahan memahami pelajaran.

5.Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

Salah satu kegiatan pembelajaran yang tidak bisa dilupakan

adalah kegiatan evaluasi dan penilaian, baik pada hasil belajar

maupun bagi proses pembelajaran itu sendiri. Evaluasi yang

dimaksudkan melihat kembali semua kelebihan, terutama

kekurangan, yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai tolak ukur

untuk menuju ke arah perbaikan.

Pada proses penilaian, guru tidak cukup hanya menggunakan

satu jenis penilaian. Banyaknya aspek dalam diri siswa yang

meliputi kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan sikap

(37)

penilaian. Guru diharapkan dapat menggunakan beragam jenis

penilaian yang sesuai dengan aspek siswa yang ingin diukur.

Keberagaman jenis penilaian itu, guru semakin dituntut untuk

lebih dapat merencanakan instrumen penilaian mana yang harus

digunakan, dan mempersiapakannya secara matang, sehingga saat

penilaian dan evaluasi, semua aspek yang ingin diukur, dapat

terukur sesuai dengan yang dimiliki setiap anak didik.

Penilaian juga akan mendapatkan hasil yang optimal, jika

pada perancangan juga dipikirkan secara matang, aspek apa saja

yang akan dinilai. Penentuan aspek yang dinilai membantu proses

pemilihan jenis penilaian, dan memudahkan proses penilaian,

meminimalkan aspek yang terlewatkan untuk dinilai ataupun

menghindarkan hasil penilaian yang tidak sistematis.

Setelah mengetahui prinsip penilaian dan aspek yang dinilai

sudah ditentukan, guru pastinya diharapkan mampu menyusun

prosedur penilaian secara sistematis. Kapan jenis penilaian yang

satu digunakan untuk menilai salah satu aspek tertentu harus

diperhitungkan secara matang, agar nantinya hasil penilaian dapat

digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa,

sejauh mana kompetensi siswa, dll.

Pengembangan instrumen penilaian juga sangat diperlukan,

mengingat sekarang ini, zaman sudah berkembang, lebih banyak

(38)

berhasil di didik. Guru diharapkan mampu mengembangkan,

minimal menggunakan secara bersamaan jenis penilaian yang

sudah ada.

Hasil dari penilaian tentu tidak langsung dapat

menggambarkan hasil perkembangan siswa, perlu proses analisis.

Proses analisis hasil penilaian berguna bagi berbagai tujuan,

selain dapat melihat perkembangan siswa, juga dapat digunakan

sebagai data keberhasilan sekolah dalam membantu mendidik

siswa.

D. Pengaruh pendidikan dan pengalaman terhadap Kompetensi

Pedagogik guru

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen yang berbicara tentang standar profesi keguruan, guru sekarang

dituntut menjadi guru yang profesional. Dikatakan guru profesional jika

guru tersebut menguasai minimal empat (4) kompetensi yang ditentukan

oleh pemerintah, salah satu diantaranya adalah Kompetensi Pedagogik.

Menurut Mulyasa (2004 : 37- 38), kompetensi merupakan perpaduan dari

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam

perbuatan. Tanpa mengabaikan kompetensi yang lain, kompetensi

pedagogik dianggap penting terutama dalam pembelajaran formal, karena

tidak dapat dipungkiri sebagian besar waktu siswa dihabiskan dalam kelas

(39)

Faktor internal yang mempengaruhi kompetensi guru diantaranya adalah

latar belakang pendidikan dan pengalaman. Dalam jurnalnya Khalid (2006)

mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan faktor utama dalam

menentukan kualitas guru, karena para ahli sudah sepakat bahwa

penguasaan pengetahuan dalam bidang pengajaran merupakan ciri paling

penting dalam pengajaran guru.

Pengetahuan tentang dalam bidang pengajaran bisa didapat dari hasil

pendidikan guru saat masih di bangku kuliah. Guru yang memiliki latar

belakang pendidikan keguruan telah mendapat bekal pengetahuan tentang

pengelolaan kelas, proses belajar mengajar, yang masuk dalam mata kuliah

keahlian berkarya (MKB) dalam kurikulum jurusan pendidikan matematika

dan IPA. Mata kuliah MKB ini, menurut Keputusan Menteri Pendidikan

Nasional tahun 2000 Nomor 232/U/2000 pasal 9 butir (c) bertujuan untuk

memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keahlian

dalam berkarya di masyarakat.

Selain pengetahuan tentang cara mengajar bisa didapat dari pendidikan

formal yang sudah ditempuh, pengetahuan itu juga bisa didapat dari

pengalaman mengajar. Menurut Mansur Muslich (2007:13)

“Pengalaman mengajar adalah masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang”

Terdapat beberapa indikator pengalaman mengajar menurut Basu Swasta

dan Ibnu Sukotjo (1998:282) yaitu pengalaman mengajar dari hasil

(40)

kerja merupakan faktor yang mendukung proses bekerja seorang semakin

lama waktu dalam bekerja, seorang guru akan dapat mengukur

kemampuannya dalam bekerja lebih baik.

Perbedaan guru senior dan guru muda dalam penelitian ini, berdasarkan

pada lama masa kerja guru, semakin lama seseorang bekerja menyebabkan

guru mengalami pengalaman yang lebih banyak dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran termasuk permasalahan yang mungkin akan terjadi

saat pembelajaran. Pengalaman mengajar merupakan sebuah pengetahuan

yang diperoleh sebagai hasil dari interaksi intensif guru dengan siswa dan

faktor sekitar tempat kerja. Pengalaman guru banyak bergantung kepada

ingatan dan tafsiran terrhadap pengalaman pengajaran terdahulu dan

berkaitan (Gits & Mitchell, 1992). Pengalaman lamanya masa kerja juga

dilengkapi dengan adanya pelatihan dan pendidikan yang didapat guru

selama menjabat sebagai guru yang biasanya diadakan oleh pemerintah

(41)

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat nonparticipan

observation, secara khusus merupakan penelitian natural observation, dimana

peneliti meneliti subyek dalam setting natural. Penelitian ini berdasarkan

tujuannya, merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang menekankan pada

keadaan sebenarnya, peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang diteliti, tetapi

lebih melihat dari luar, tidak memanipulasi apapun, hanya mengamati,

mencatat, dan merekam apa yang terjadi (Suparno, 2007:155).

B.Subyek Penelitian

Guru SMP berjumlah tiga orang yang terdiri dari dua guru senior dan

satu guru muda dari dua sekolah yang berbeda. Guru senior merupakan guru

dengan pengalaman kerja lebih dari lima tahun, sedangkan guru muda

merupakan guru dengan pengalaman kerja kurang dari lima tahun.

C.Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu : Oktober - November 2012

(42)

D.Data Penelitian

Data dalam penelitian ini berupa catatan lapangan (fieldnotes), transkrip

wawancara, dan transkrip rekaman video proses belajar. Fieldnotes diperoleh

dari observasi langsung saat pengambilan data. Transkrip wawancara diperoleh

dari wawancara dengan guru fisika yang bersangkutan. Transkrip rekaman

video proses pembelajaran diperoleh melalui observasi langsung yaitu dengan

menggunakan handycam.

E.Instrumen Penelitian

1. Pertanyaan Wawancara

Kegiatan wawancara juga dilakukan dalam penelitian ini. Menurut

Sudijono (2009) wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan

keterangan (data) yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan

secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah tujuan yang telah

ditentukan.

Dalam wawancara, peneliti mempergunakan jenis wawancara

terpimpin, dimana wawancara ini dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu dalam bentuk panduan

wawancara. Panduan wawancara yang dibuat oleh peneliti berupa

point-point pertanyaan mengenai pengetahuan guru mengenai kompetensi

pedagogik setelah peneliti melihat berulang-ulang rekaman video

(43)

2. Catatan lapangan (Fieldnote)

Penelitian ini, juga digunakan Fielnote yang merupakan catatan

lapangan, semua catatan tertulis tentang segala sesuatu yang didengar,

dialami, dilihat, dipikirkan, dan direfleksikan oleh peneliti (Suparno,

2007:118). Fieldnote yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

fieldnote deskriptif, dimana peneliti berusaha secara obyektif merekam

detail apa yang terjadi di lapangan. Aspek deskriptif tersebut meliputi :

- Gambaran obyek

- Deskripsi setting fisik

- Jumlah kejadian khusus, siapa dan bagaimana keterlibatannya

- Deskripsi kegiatan-kegiatan

3. Tiga alat perekam

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kegiatan observasi yang

membutuhkan kamera digital, handy-cam, dan perekam suara. Menurut

Sudijono (2009) observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan

keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang

dijadikan sasaran pengamatan. Dalam penelitian ini, observasi yang

dilakukan peneliti merupakan observasi tak berstruktur, yang berarti

(44)

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data diperoleh melalui observasi secara langsung

dengan menggunakan bantuan handycam serta wawancara dengan guru fisika

yang menjadi subyek penelitian. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan

mengamati peristiwa-peristiwa yang muncul selama melaksanakan proses

pembelajaran yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru. Kemudian

tindakan yang menunjukkan kompetensi guru tersebut dicatat dan menjadi data

penelitian. Kemudian pada waktu yang sama dilakukan perekaman proses

pembelajaran menggunakan handycam yang dilakukan oleh pathner peneliti.

Kegiatan observasi pembelajaran dilakukan di dalam kelas dan juga di

laboratorium. Selain melakukan observasi, peneliti juga menggunakan

wawancara untuk memperoleh informasi lebih lengkap mengenai kompetensi

pedagogik guru dalam proses pembelajaran.

G.Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini tahapan dalam proses menganalisis data adalah sebagai

berikut :

1. Transkrip rekaman video

Rekaman video pembelajaran yang sudah didapat, diputar secara

berulang-ulang untuk menemukan peristiwa-peristiwa yang menunjukkan

kompetensi guru yang diharapkan. Setelah itu peristiwa yang

menunjukkan kompetensi guru yang diharapkan ditranskip dalam bentuk

(45)

kompetensi guru dijadikan topik data, dimana topik data adalah deskripsi

singkat mengenai makna tertentu yang sesuai dengan yang diteliti. Proses

pemutaran video dilakukan secara berulang-ulang untuk menghindari

adanya peristiwa yang menunjukkan kompetensi guru terlewatkan. Untuk

meningkatkan validitas peneliti melakukan pengecekan ulang dalam

pembuatan transkip.

2. Kategorisasi data

Proses membandingkan suatu kejadian (data) satu dengan yang lain,

sehingga dapat dikategorikan atau dikelompok-kelompokkan. Data yang

sudah mempunyai kesamaan isi maka akan dikumpulkan dan ditentukan

suatu gagasan abstrak yang mewakili. Gagasan abstrak inilah yang disebut

dengan kategori dalam data. Setelah diperoleh pengkategorian data, pada

bagian ini dijelaskan alasan atau yang menjadi dasar dari setiap tindakan

yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Alasan atau pengetahuan

yang mendasari setiap tindakan yang dilakukan guru dalam proses

pembelajaran diperoleh melalui wawancara dengan guru yang

bersangkutan.

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan mendeskripsikan tindakan guru

fisika terkait dengan kompetensi pedagogik dengan inti kompetensi

sebagai berikut :

a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,

(46)

b. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran

yang diampu

c. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

d. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan pembelajaran

e. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

Penarikan kesimpulan bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang

ada dalam penelitian yang didasarkan pada transkrip video dan wawancara

(47)

29

BAB IV

DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di dua Sekolah Menengah Pertama Swasta di

kota Yogyakarta. Adanya guru senior atau guru muda di kedua sekolah

tersebut, yang menjadi alasan peneliti memilih melaksanakan penelitian di

kedua SMP itu. Ketiga guru yang menjadi subyek penelitian mempunyai

persamaan yaitu sama-sama mengampu atau mengajar Fisika di kelas tujuh

(VII), untuk guru A sebagai guru muda, kelas VII.1 dan VII.2 dipilih

sebagai kelas yang diobservasi, untuk guru B sebagai guru senior pertama,

kelas VII.F yang dipilih, sedangkan untuk guru C sebagai guru senior yang

kedua, kelas VII.A yang dipilih. Untuk guru A sebagai guru muda, alasan

dipilih dua kelas kerena menurut informasi guru yang bersangkutan, kedua

kelas yang diajarnya itu mempunyai perbedaan, diantaranya tingkat prestasi

dan kondisi keadaan kelas.

Guru A sebagai guru muda, pengalaman mengajar guru baru sekitar

satu tahun, untuk guru B sebagai guru senior pertama, pengalaman mengajar

sudah dimulai dari sejak tahun 1994 sampai sekarang. Pengalaman

mengajar guru B, juga bisa dikatakan bervariasi, guru B pernah menjadi

guru di daerah pedalaman Kalimantan, sebelum akhirnya menjadi guru di

pulau Jawa, khususnya di kota Yogyakarta. Sedangkan untuk guru C, guru

(48)

sampai sekarang, sebelum di Yogyakarta, guru C juga pernah mengajar di

luar daerah di Pulau Jawa.

B.Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal akhir bulan Oktober

sampai awal November. Pelaksaanaan penelitian dilakukan dengan

menyesuaikan jadwal antara ketiga guru yang dijadikan subyek penelitian.

Observasi awal untuk masing-masing kelas ketiga guru, tidak dilakukan

karena peneliti mengejar agar materi yang disampaikan ketiga guru masih

dalam materi yang sama.

Pengambilan data yang dilakukan dengan cara observasi kegiatan

pembelajaran di kelas. Pengambilan data masing-masing kelas dari ketiga

guru dijadwalkan dilakukan sebanyak empat kali pertemuan, namun untuk

satu guru muda (guru A) diadakan lima kali pertemuan, pengambilan data

pada pertemuan terakhir dilakukan pada kelas yang berbeda, karena satu

guru muda tersebut mengajar di dua kelas yang berbeda. Kegiatan

wawancara dilakukan terlebih dulu didiskusikan bersama guru, dengan

mempertimbangankan waktu senggang guru yang bersangkutan.

Tabel 4.1 Jadwal kegiatan observasi kegiatan pembelajaran di kelas

Hari/Tanggal

Pengambilan data

Nama Guru

Guru A (muda) Guru B (senior) Guru C (senior)

Senin,

22 Oktober 2012

Kelas VII.2

(08.00 – 09.00)

(49)

23 Oktober 2012 (07.00 – 08.30)

Dilihat dari table diatas, Guru C (senior) hanya bisa diobservasi dua kali, hal

ini dikarenakan jadwal bertumbukan dengan jadwal guru A dan B,

sedangkan kalau peneliti melakukan penelitian setelah guru A dan B selesai,

kelas yang diampu guru C sudah pindah materi ke materi Biologi.

Data diambil juga dengan melakukan kegiatan wawancara untuk lebih

(50)

masing-masing guru. Kegiatan wawancara dilakukan dengan

kesepakatan-kesepakatan dari guru mengenai izin dan jadwal pelaksanaan seperti yang

ditunjukkan pada tabel dibawah ini

Tabel 4.2 Jadwal kegiatan wawacara guru

Guru A Rabu, 28 November 2012

Guru B Jumat, 30 November 2012

Guru C Senin, 3 Desember 2012

C.Hasil Penelitian

Selama pelaksanaan, pemgambilan data melalui observasi kegiatan

pembelajaran dan wawancara obyek, maka didapatkan data penelitian

sebagai berikut :

1. Catatan Lapangan (Fieldnotes)

Catatan lapangan merupakan hasil tulisan peneliti yang berisi

kegiatan-kegiatan penting mengenai apa yang dilakukan guru ketika proses

pembelajaran dalam kelas. Fieldnotes digunakan mendokumentasikan

data yang diperoleh dilapangan, dan melengkapi data yang tidak terlalu

jelas terekam dalam handy-cam.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut

mengenai profil kompetensi pedagogik guru dalam proses

(51)

berulang-ulang hasil rekaman, dan kemudian mentranskripnya dalam

bentuk tulisan untuk menemukan profil kompetensi pedagogik guru.

3. Rekaman video

Rekaman video digunakan untuk melihat profil kompetensi pedagogik

guru yang terekam dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas. Sama

halnya dengan wawancara, rekaman video diulang-ulang dan kemudian

ditranskrip dalam bentuk tulisan

D.Analisis Data

Kegiatan analisis data di lakukan setelah semua data yang berasal dari

wawancara dengan masing-masing guru dan rekaman video kegiatan

pembelajaran di kelas. Rekaman hasil wawancara diputar berulang-ulang

dan ditranskrip kemudian diubah dalam bentuk tulisan yang nantinya akan

menujukkan profil kompetensi masing-masing guru.Begitu juga untuk hasil

rekaman video, diputar berulang-ulang dan ditramskrip kemudian diubah

dalam bentuk tulisan untuk mengindetifikasi profil kompetensi pedagogik

guru yang terlihat dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

E.Pembahasan

Sebagai seorang pendidik yang mempunyai peranan penting dalam

perkembangan siswanya khususnya di sekolah, guru diwajibkan oleh negara

berkompeten dalam empat kompetensi, salah satunya kompetensi

(52)

mengelola pembelajaran peserta didik, atau yang lebih dikenal dengan ilmu

pendidikan yang bersifat terapan yang membahas masalah bagaimana

mendidik siswa dalam praktek pembelajaran di sekolah.

1. Profil kompetensi pedagogik guru

Profil kompetensi pedagogik guru yang yang menjadi subyek

penelitian dalam kegiatan pembelajaran, dijabarkan ke dalam beberapa

kompetensi inti dari kompetensi pedagogik yang diwajibkan pemerintah,

yang dapat dilihat dalam pembahasan berikut

a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,

sosial, kultural, emosinal, dan intelektual

a.1). Pendapat guru tentang karakteristik peserta didik yang perlu

diketahui

Setiap guru mempunyai pengertian dan pemahaman berbeda

mengenai apa saja yang perlu diketahui menyangkut karakteristik

peserta didiknya. Kemampuan guru dalam menguasai karakteristik

peserta didik ini, bersumber dari pengetahuan dan pemahaman,yang

diperoleh dari pendidikan ataupun pengalaman masing-masing individu

guru.

Menurut guru A, hal yang perlu diketahui dari diri peserta didik

antara lain aspek kognitifnya, psikomotoriknya, dan afektifnya namun

yang menjadi prioritas guru A adalah sikap peserta didik, seperti yang

(53)

“Ya itu, psikomotorik. afektif, sama kognitif”

Bagi Guru B, yang paling penting diketahui dari diri peserta didik

adalah kesiapan anak untuk belajar, menurut guru B kesiapan itulah

yang akan beperan dalam pengembangan proses pembelajaran itu

sendiri, seperti yang terlihat dalam kutipan wawancara berikut

“Yang sangat penting bagi anak adalah kesiapan untuk belajar, ya kesiapan untuk belajar itu menerima dan mengembangkan dari pembelajaran itu sendiri, itu yang paling penting”

Untuk guru C, guru C berpendapat bahwa yang harus diketahui dari

dalam diri peserta didik adalah perkembangan usia, mental, dan

penguasaannya yang nantinya juga menjadi suatu pertimbangan agar

nantinya peserta didik bisa berkembang sesuai dengan dirinya selama

proses pembelajaran, seperti yang terlihat dalam kutipan wawancara

berikut

“Oh perkembangan, perkembangan usia sama perkembangan mental, sama perkembangan penguasaannya jadi kita harus tahu”

Pemahaman masing masing guru di atas, sudah mencakup beberapa

aspek yang perlu diperhatikan dalam diri peserta didik, yaitu aspek

fisik, aspek akademik, dan aspek non akademik. Ada guru yang

mengatakan perlu memahami aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan

aspek afektif, dimana ketiga aspek tersebut juga merupakan

aspek-aspek penilaian peserta didik. Dalam aspek-aspek kognitif dan psikomotorik,

guru dapat memahami aspek akademik peserta didik, sedangkan aspek

psikomotorik dan afektif, guru dapat memahami aspek non akademik

(54)

Ada guru juga pemahaman peserta didik yang paling penting

adalah kesiapan belajar. Kesiapan belajar masuk dalam aspek psikis,

yang menyangkut kesiapan peserta didik menerima pelajaran, selain itu

kesiapan belajar juga masuk dalam aspek akademik yang menyangkut

mengembangkan pelajaran yang diterima.

Dari pendapat masing-masing guru mengenai apa saja yang perlu

diketahui untuk memahami karakteristik siswa. Guru muda

menyampaikan yang perlu di ketahui dari diri siswa adalah aspek

kognitif, psikomotorik, dan afektif, dimana ketiga aspek tersebut

merupakan aspek penilaian hasil belajar siswa. Berbeda dengan guru

muda, kedua guru senior lebih memperhatikan kesiapan belajar dan

tahapan perkembangan siswanya. Namun ketiga guru tersebut,

sama-sama tidak terfokus pada aspek kognitif siswa, guru lebih menekankan

pada sikap siswa dalam menerima pelajaran dan sikap siswa

bersosialisasi dengan teman

a.2). Alasan perlunya guru memahami kerakteristik peserta didik

Pemahaman dan pengertian berbeda dari masing-masing guru

mengenai hal apa saja yang penting diketahui dalam diri peserta didik

dipengaruhi oleh faktor internal guru yang meliputi dari pengetahuan

dan pengalaman guru itu sendiri. Untuk guru A, beliau beralasan aspek

kognitif, psikomotorik, dan afektif wajib diketahui guru karena sudah

(55)

tersebut muncul ketika beliau mendapatkan pendidikan di bangku

kuliahnya, seperti yang terlihat pada kutipan wawancara berikut

“Yaudah syaratnya toh, syarat dari kuliah (juga begitu), harusnya psikomotorik, afektif, dan kognitif”

Guru B sebagai guru senior mempunyai pendapat yang berbeda,

informasi awal dari peserta didiknya digunakan sebagai informasi awal

untuk pemetaan kondisi peserta didik secara klasikal, kondisi peserta

didik mana yang butuh perhatian khusus dan pendampingan lebih,

seperti yang terlihat dalam kutipan wawancara berikut

“Untuk memetakan jadi untuk memetakan kondisi siswa secara klasikal, jadi mana anak yang butuh perhatian khusus, kalo yang perlu pendampingan lebih…”

guru B mengungkapkan kalau kegiatan pemetaan kondisi peserta didik

itu merupakan suatu kewajiban guru untuk mengetahui kondisi peserta

didiknya, selain itu juga informasi tersebut juga merupakan tanggung

jawab guru terhadap sekolah, dan bekal guru untuk perkembangan

selanjutnya peserta didik itu sendiri. Kemampuan untuk memetakan

juga didukung dengan pengalaman beliau yang sudah mengajar

beberapa tahun, seperti yang terlihat dalam kutipan wawancara berikut

“yang pertama memang itu sudah harus dilakukan oleh seorang guru, mau gak mau memang harus tahu masing-masing siswa, yang kedua memang dibutuhkan juga untuk sekolah dan yang ketiga untuk anak itu sendiri untuk perkembangan, lalu terutama diperoleh berdasarkan pengalaman-pengalaman”

Guru C beralasan perlunya mengetahui tingkat kemampuan diri

(56)

yang sederhana, sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik,

yang mudah dimengerti oleh peserta didik, seperti yang diungkapkan

dalam kutipan wawancara berikut

“ya perlu, kalau saya secara pribadi ya harus tau makannya saya menyampaikan hal-hal yang sederhana saja, hal-hal yang berkaitan dengan hal yang dia kenal, tidak melampaui abstraknya dia, atau perkembangan”

Alasan diatas diungkapkan yang guru merupakan hasil dari pengalaman

guru mengajar selama beberapa tahun, seperti yang diungkapkan dalam

kutipan wawancara berikut

“pengalaman, nilainya juga, yang jelas pengalaman sehari-hari sejak sepuluh tahun saya mengajar”

Berdasarkan alasan-alasan guru diatas, diketahui bahwa guru muda

mendapatkan pengetahuan yang mendasari pendapatnya dari hasil

pendidikan di bangku kuliah, sedangkan untuk guru senior, pengalaman

beliau yang sudah mengajar lebih dari 10 tahunlah yang melatar

belakangi pengetahuan mereka mengenai pemahaman karakteristik

siswanya.

a.3). Pemahaman karakteristik peserta didik saat pembelajaran dalam

kelas

a.3).a). Pemahaman guru tentang karakteristik Non Akademik peserta

didik

Pemahaman guru tentang karakeristik peserta didik non akademik

salah satunya ditunjukkan dengan kemampuan guru mengenal atau

(57)

terhadap peserta didiknya ditunjukkan oleh masing-masing guru dalam

kegiatan pembelajaran yang dijabarkan lebih lengka dibawah ini.

Pemahaman guru A terhadap karakteristik non akademik siswa,

ditunjukkan dengan sikap guru saat pembelajaran yang sering

melemparkan pertanyaan pada siswanya dengan menunjuk langsung

siswa yang bersangkutan (memanggil namanya). Pemanggilan nama

siswa secara acak menunjukkan guru A, mengenal sebagian besar nama

siswanya. Hal itu terungkap dalam cuplikan kegiatan pembelajaran

tanggal 22 Oktober 2012 di kelas VII.2 berikut

(00.27 – 00.36)

“apa yang dimaksud dengan unsur, apa yang dimaksud dengan unsur, unsur apa?”

(00.44 – 00.45)

“yak apa, Andra yak?” (01.04 – 01.10)

“apa unsur? Lusy

selain itu pemanggilan nama juga pernah dilakukan guru ketika guru

mengatur tempat duduk kelompok saat di laboratorium, ditunjukkan

dalam kutipan kegiatan pembelajaran tanggal 23 Oktober 2012 di kelas

VII.2 berikut

(00.00 – 02.10)

“duduk sesuai kelompok yang kemarin”

“duduk per kelompok, Arkaperkelompok mana?” “udah, tasnya gimana tasnya, tasnya ditaruh” “kamu sana, Danang sama si Dhimassini”

demikian juga untuk kelas VII lainnya yang kelasnya juga diajar oleh

(58)

dari cuplikan kegiatan pembelajaran tanggal 29 Oktober 2012 di kelas

VII.1 berikut

(00.00 – 00.15)

“apa Rizki, zat? Ulangi sik, ulangi” (00.16 – 00.24)

Cintya, zat apa?”

Pengenalan guru A terhadap peserta didik juga menyangkut latar

belakang peserta didiknya, salah satu contohnya ada siswa yang jarang

masuk dan nilainya dari ulangan harian ke dua sampai sekarang belum

masuk daftar nilai, seperti yang terekam dalam hasil wawancara berikut

“Hanya Alexsius tadi, dari ulangan 2 sampe tadi (nilainya) belum masuk”

“Jarang masuk”

namun guru A hanya sebatas mengetahui informasinya saja, rencana

untuk memarahi siswa tersebut ada, tapi ketika dipanggil, siswanya

menghilang, jadi guru A hanya merasa kapasitasnya cukup dengan

melaporkan kejadian tersebut kepada wali kelas, menurutnya semuanya

hak wali kelas. Jika siswa yang bersangkut masih tetap tidak beres

dalam pelajaran yang diampunya, guru akan bersikap keras, seperti

yang terlihat dalam wawancara berikut

“Saya paling bilangin ke wali kelas, itu kan urusan wali kelas, saya gak berani sampe dekat sampe gimana”

“Paling bilang ke wali kelas sekali dua kali, kalo (siswanya) masih tetap (bandel) gitu, yah antepin aja, mau nilai merah ya merah, mau nilai bagus, ya bagus”

Pemahaman guru B terhadap karakteristik non akademis siswa,

(59)

siswanya, terutama siswa yang butuh perhatian khusus, seperti yang

diungkapkan dalam wawancara berikut

“Ya sebagian besar hapal tapi tidak semua, khususnya anak-anak yang butuh perhatian khusus, taruhlah misalnya butuh perhatian khusus ada beberapa siswa yang mungkin agak”

pemahaman diatas ditunjukkan saat siswa yang harus remidi yang

kedua kalinya, dipanggil untuk mengerjakan tugas khusus di luar kelas

seperti yang terekan dalam kegiatan pembelajaran tanggal 31 Oktober

2012 di kelas VII.F berikut

(02.57 – 07.21)

Ivan, mana Ivan, kalau mau belajar dulu ya dibenahi dengan baik, sudah diberi kemudahan dengan soal yang sama”

“Terus ini, Daniel dibenahi dengan yang ini, soalnya juga sama”

Miracle Robertus

hal yang sama juga dilakukan guru ketika memindahkan posisi duduk

siswanya dikelas, seperti yangt erlihat pada kegiatan pembelajaran

tanggal 12 November 2012 di kelas VII.F berikut

(05.00- 06.50)

“Baik, ya minta Yudhacoba pindah sebelah sana” “Iya iya sana”

Untuk guru C, guru C tidak menujukkan sikap guru memahami

karakteristik siswa non akademis, pada kegiatan hafal nama ini,

misalnya menyebut nama siswanya seperti yang dilakukan guru A dan

guru B.

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, mengenal atau mengetahui

Gambar

Tabel 4.3 Pemahaman guru mengenai karakteristik peserta didik ..................58
Tabel 4.1 Jadwal kegiatan observasi kegiatan pembelajaran di kelas
Tabel 4.2 Jadwal kegiatan wawacara guru
Tabel 4.3 Pemahaman guru mengenai karakteristik peserta didik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, dapa t disimpulkan bahwa panjang lengan dan power lenganmemiliki hubungan yang signifikan terhadap hasil servis bawah pada siswa yang mengikuti

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran penyuluh pertanian terhadap kelompok tani dalam pengembangan usahatani padi sawah dan untuk mengetahui motivasi petani

Dengan keamanan data tersebut, maka dalam pembuatan laporan rekapitulasi gaji guru, pengontrolan dan keakuratan data akan lebih terjamin, sehingga gaji akan diterima oleh guru

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK DI TK AISYIYAH BUSTANUL ARHFAL 2 USIA 5-6 TAHUN.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Biyantu, (2007) MANAJEMEN PEMBELAJARAN (Studi tentang Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah, Iklim Kerja Guru, Penghasilan Guru dan Mutu pembelajaran terhadap Kinerja

Kecepatan Pengadukan Terhadap Kemampuan Adsorpsi 23 Gambar 4.1 Proses Pencucian Adsorben Pasir Putih 26 Gambar 4.2 Proses Pencucian Adsorben Pasir Putih 27 Gambar 4.3

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. © Wahyu Purnama 2014 Universitas

Formulir BOS 04 (Tertanggal Hari Senin, 4 Januari 2016) Beserta Fotokopi buku rekening BOS satu lembar.. Demi lancarnya proses pencairan mohon hadir tepat waktu dan