• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Bab I Restu Indra Yuwono

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Bab I Restu Indra Yuwono"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kelas merupakan tempat paling dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran bagi peserta didik. Kelas diartikan secara umum sebagai sekelompok peserta didik yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula (Suryana, 2006: 28). Kelas memiliki peran penting dalam proses pembelajaran untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik, karena kelas merupakan central of learning (pusat pembelajaran). Selain itu juga dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah, kelas merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sekolah.

(2)

udara tidak terlalu panas atau sebaliknya; (7) jauh dari kebisingan (Tabrani, 2013: 275-276). Selain itu juga pengaturan tempat duduk yang bervariasi perlu dilakukan untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Pengaturan tempat duduk yang bervariasi diantaranya: (1) pola auditorium, (2) pola huruf U, (3) pola meja pertemuan dan lain sebagainya.

Di samping pengaturan tempat duduk yang fleksibel menurut pola formasi tertentu, peserta didik pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar ada kalanya dapat duduk di tikar atau karpet yang berabjad dan bergambar. Pengadaan alat peraga dan bermain serta sumber belajar harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan saat itu. Selain pengaturan tempat duduk, penyediaan alat peraga dan bermain, dinding juga dapat dimanfaatkan untuk menampilkan hasil karya peserta didik.

Hasil karya peseta didik yang dipajang di dinding bisa dijadikan sebagai bentuk penghargaan kepada peserta didik. Kondisi seperti ini yang akan memunculkan rasa bangga dan dihargai dalam diri peserta didik sehingga secara tidak langsung rasa senang, nyaman dan asyik pada proses belajar akan dapat dicapai, sehingga dapat mendukung motivasi peserta didik untuk terus belajar.

(3)

umumnya, zona aktivitas pada sebuah kelas terdiri dari: zona aktivitas belajar, perpustakaan kecil, seni, matematika atau tema pembelajaran lain.

Segala bentuk aktivitis yang ada di dalam kelas tidak akan apik jika seorang guru tidak melakukan display kelas. Display kelas adalah suatu cara untuk mendesain, menyusun dan mengatur seluruh barang yang ada di kelas agar kelas menjadi nyaman untuk belajar. Display kelas juga dapat dimaknai sebagai sebuah media untuk mempercantik lingkungan belajar-mengajar dan memberikan informasi-informasi penting berupa tempelan-tempelan gambar tokoh pahlawan, kata-kata motivasi, hasil karya peserta didik, dan lain sebagainya yang dapat menunjang pembelajaran. Berkenaan dengan mempercantik lingkungan belajar-mengajar Eric Jensen (Chatib dan Fatimah, 2014: 48) menyatakan bahwa lingkungan belajar-mengajar yang sengaja didesain secara artistik dapat menyumbang 25% kesuksesan mengajar.

Hal senada juga disampaikan oleh Particia Tar (2004: 1) yang menjelaskan “The environment should be attractive, colorful, and have children‟s work and other pictures displayed at children‟s eye level”.

(4)

manfaat display kelas selain agar kelas menjadi indah dan menyenangkan juga merupakan upaya untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar.

Penggambaran nyata mengenai kelas yang sudah mendapatkan sentuhan display dan belum mendapatkan sentuhan display, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Kedua gambar di atas menggambarkan perbedaan kondisi ruang kelas. Gambar pertama menunjukan ruang kelas yang belum mendapatkan sentuhan display, sedangkan pada gambar kedua ruang kelas tersebut sudah

mendapatkan sentuhan display. Gambar pertama menunjukan kondisi ruang kelas berdinding polos dan tak ada satu pun gambar yang menempel. Kondisi pada gambar pertama memberikan kesan hampa yang dapat mengurangi rasa ketertarikan untuk masuk kedalamnya. Penataan tempat duduk masih konvensional, pencahayaan yang berlebihan dan tidak ada tempat untuk meletakan media maupun fasilitas pendukung pembelajaran lainnya.

Sedangkan pada gambar kedua kondisi kelas penuh dengan gambar,

(5)

gambar kedua akan memberikan dorongan untuk memasuki ruang kelas dan ketertarikan untuk mengetahui isi yang ada didalamnya. Penataan tempat duduk yang lebih inovatif, pencahayaan yang cukup, terdapat tempat untuk meletakan media maupun fasilitas pendukung pembelajaran lainnya memberikan rasa nyaman dan motivasi belajar peseta didik.

Namun kenyataan di lapangan belum sepenuhnya menunjukkan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru untuk menciptakan kelas yang nyaman dan menyenangkan. Berdasarkan hasil observasi awal di beberapa sekolah diperoleh data bahwa guru belum melaksanakan display kelas. Bukti nyata guru belum melaksanakan display kelas adalah tata ruang kelas masih menempatkan peserta didik pada posisi yang kurang strategis untuk berinteraksi dengan peserta didik lain atau dengan guru. Formasi tempat duduk ditata secara klasikal, misalnya dengan menempatkan kursi-kursi menghadap ke papan tulis, atau ditata secara berkelompok. Tidak ada area khusus untuk memajang gambar atau hasil karya peserta didik, sehingga hasil karya peserta didik tergeletak begitu saja di meja guru atau lemari yang ada di kelas.

(6)

Berdasarkan hasil observasi awal tersebut dapat disimpulkan bahwa guru belum melaksanakan display kelas. Hal ini bisa dikarenakan guru tidak mengetahui tentang display kelas atau tidak adanya kemauan untuk melaksanakan display kelas. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu dicari akar permasalahannya. Persepsi guru dan pengetahuannya atas sesuatu dapat mempengaruhi keputusan guru untuk menerapkan atau tidak sesuatu itu, baik kebijakan, metode, atau strategi di kelasnya. Dengan demikian mengetahui persepsi dan pengetahuan guru tentang display kelas menjadi penting. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Persepsi dan Pengetahuan Guru Tentang Display Kelas di Sekolah

Dasar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana persepsi guru tentang Display Kelas di SD? 2. Bagaimana pengetahuan guru tentang Display Kelas di SD? 3. Bagaimana implementasi Display Kelas di SD ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan utama dari penelitian ini adalah:

(7)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan adalah: 1. Manfaat Teoritis

a) Mendapatkan informasi mengenai persepsi dan pengetahuan guru tentang Display Kelas.

b) Mendapatkan informasi mengenai implementasi Display Kelas. 2. Manfaat Praktis

a) Bagi Siswa

Siswa akan mendapatkan hal baru dalam proses pembelajaran dan pengetahuan tentang Display Kelas.

b) Bagi Guru

Guru dapat meningkatkan pemahaman Display Kelas, yang selanjutnya akan mempengaruhi proses pembelajaran sehingga dapat berjalan efektif dan efisien.

c) Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan cerminan untuk mengevaluasi bagaimana berjalannya pembelajaran sehingga sekolah dapat memberikan arahan untuk memaksimalkan kinerja guru.

d) Bagi Peneliti

Gambar

gambar di bawah ini.
gambar kedua akan memberikan dorongan untuk memasuki ruang kelas dan

Referensi

Dokumen terkait

Keunggulan VMI membuat sistem ini banyak diterapkan pada sistem rantai pasok industri-industri saat ini seperti Wal-Mart yang menjadi pelopor penggunaan model VMI pertama

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis.. Metode yang

Sehubungan hal itu perlu dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengkaji dosis substitusi azolla dalam pakan komersil sebagai pakan yang memberikan nilai tinggi

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Oleh sebab itu penulis melakukan penelitian tentang pemberian asam humat dan pupuk anorganik dengan berbagai komposisi pada cabai merah, agar didapat komposisi asam

Oleh karena itu, peristiwa turunnya Al Qur’an selalu terkait dengan kehidupan para sahabat baik peristiwa yang bersifat khusus atau untuk pertanyaan yang muncul.Pengetahuan