• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP PEMBELAJARAN WAWANCARA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN (Penelitian pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Mojotengah Wonosobo Tahun 2017/2018) - UNWIDHA Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP PEMBELAJARAN WAWANCARA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN (Penelitian pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Mojotengah Wonosobo Tahun 2017/2018) - UNWIDHA Repository"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

i

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP

PEMBELAJARAN WAWANCARA DITINJAU DARI

KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN

(Penelitian pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Mojotengah Wonosobo Tahun 2017/2018)

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapaiderajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa

Oleh: Aris Kriswanti NIM : 1681100013

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

(2)
(3)
(4)
(5)

v

PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan kepada:

1. Suami dan anak-anakku tersayang yang selalu memberi doa dan dukungan demi terwujudnya cita-citaku.

2. Ibunda tercinta dan keluarga besarku yang ikhlas selalu mendoakanku dan memberi semangat agar mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

(6)

vi MOTTO

1. “...Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaku,...” (QS. Al-Baqarah (2): 186)

2. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’d: 11)

3. Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan rahmatnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini.

Proses penyusunan tesis ini tidak lepas dari hambatan, rintangan, dan kesulitan. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya semua kendala dapat teratasi. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Triyono, M.Pd., Rektor Universitas Widya Dharma Klaten yang telah memberikan kesempatan menimba ilmu di perguruan tinggi yang dipimpin; 2. Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd. direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Widya Dharma Klaten yang telah memberikan tugas dan dukungannya untuk melakukan penelitian;

3. Dr. Dwi Bambang Putut Setiyadi, M.Hum, Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa yang telah memberikan motivasi dan arahannya;

4. Dr. Agus Yuliantoro, M.Hum. dan Dr. Th. Kriswianti Nugrahaningsih, M.Si, dosenpembimbing dalam penyusunan tesis ini yang telah berkenan meluangkan waktu, memberikan motivasi dan arahan, serta membimbing dari awal hingga akhir;

5. Semua dosen Universitas Widya Dharma Klaten yang telah membekali ilmu pengetahuan yang berarti bagi peneliti.

(8)

viii

semua kendala dapat teratasi. Semoga dengan ketulusan dan keikhlasannya menjadikan amal ibadah dan mendapat pahala dari Allah SWT.

Usaha yang maksimal telah peneliti lakukan untuk untuk meminimalkan segala kekurangan dalam penyusunan tesis ini. Namun demikian tentunya tak ada karya yang sempurna. Peneliti berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Klaten, Agustus 2018

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL... i

PERSETUJUAN... ii

PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN... iv

PERSEMBAHAN... v

MOTTO... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

ABSTRAK... xv

ABSTRACT... Xvi BAB I PENDAHULUAN... 1

A Latar Belakang Masalah... 1

B Identifikasi Masalah... 11

C Pembatasan Masalah... 12

D Rumusan Masalah... 13

E Tujuan Penelitian... 13

F Manfaat Penelitian... 14

BAB II LANDASAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS... 16 A Landasan Teori... 16

1. Media Audio-Visual... 16

2. Materi Berwawancara... 18

3. Startegi Pembelajaran Berwawancara Menggunakan Media Audio Visual... 23 4. Hasil Belajar... 29

5. Kemampuan Memahami Bacaan... 30

(10)

x

B Penelitian yang Relevan... 36

C Kerangka Berpikir... 37

D Hipotesis... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 42

A Jenis dan Desain Penelitian... 42

B Tempat dan Waktu Penelitian... 44

C Populasi, Sampel, dan Sampling... 45

D Metode Pengumpulan Data... 48

E Definisi Operasional Variabel... 48

F Instrumen Penelitian... 49

G Penyusunan Alat Pengumpul Data... 53

H Validasi Instrumen... 54

I Teknik Analisis Data... 56

J Langkah-Langkah Penelitian... 63

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 66

A HASIL PENELITIAN... 66

1. Deskripsi Data... 66

2. Analisis Data... 81

B Pembahasan... 101

BAB V PENUTUP... 103

A Simpulan... 103

B Implikasi... 104

C Saran... 104

DAFTAR PUSTAKA... 106

(11)

xi

DAFTAR TABEL

3.1 Tahapan Penelitian... 43

3.2 Desain Penelitian... 43

3.3 Kegiatan Penelitian... 45

3.4 Jumlah Populasi Siswa Kelas VIII SMP N 3 Mojotengah... 46

3.5 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Memahami Bacaan... 50

3.6 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Pembelajaran Wawancara... 51

3.7 AnalisisVarians... 63

3.8 Perlakuan Kelompok Eksperimen dan Kontrol... 65

4.1 Rekap Validasi Ahli... 67

4.2 Validasi Instrumen... 69

4.3 Reliabilitas Instrumen... 71

4.4 Kategori Koefesien Korelasi... 73

4.5 Hasil Tes Kemampuan Memahami Bacaan Kelas Eksperimen... 74

4.6 Hasil Pre-test Eksperimen... 76

4.7 Hasil Post-test Kelas Eksperimen... 77

4.8 Hasil Tes Kemampuan Memahami Bacaan Kelas Kontrol... 78

4.9 Hasil Pre-test Kelas Kontrol... 78

4.10 Hasil Post-test Kelas Kontrol... 80

4.11 Hasil Pre-test... 82

(12)

xii

4.13 Hasil Pre-test Kelas eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Kriteria Tinggi dan Rendah...

84

4.14 Tabel Uji Normalitas Kelas Eksperimen... 88

4.15 Uji Normalitas Kelas Kontrol... 88

4.16 Uji Normalitas Kelompok Kriteria Tinggi... 89

4.17 Uji Normalitas Kelompok Kriteria Rendah... 89

4.18 Hasil Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 94

4.19 Notasi dan Tata Letak Data Post-test... 95

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Nilai Kritik Sebaran F... 110

2. Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors... 112

3. Daftar Responden... 113

4. Nilai .Uji Coba Instrumen... 114

5. Uji Coba Instrumen... 115

6. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 118

7. Contoh Lembar Jawab Uji Coba Instrumen... 121

8. Daftar Siswa Kelas Eksperimen... 123

9. Nilai KelasEksperimen... 124

10. Contoh Lembar Jawab Kelas Eksperimen... 125

11. Daftar Siswa Kelas Kontrol... 131

12. Nilai Kelas Kontrol... 132

13. Contoh Lembar Jawab Kelas Kontrol... 133

14. Rekap Validasi Instrumen Penelitian... 139

15. Biodata 1... 140

16. Validasi Instrumen 1... 140

17. Biodata 2... 170

18. Validasi Instrumen 2... 171

19. Biodata 3... 198

(14)

xiv

21. Soal Uji Coba Instrumen... 227

22. Instrumen Penelitian... 238

23. Instrumen Tes Kemampuan Memahami Bacaan... 247

24. Silabus ... 259

25. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 261

(15)

xv ABSTRAK

Aris Kriswanti. 2018. Efektivitas Penggunaan Media Audio-Visual Terhadap Pembelajaran Wawancara Ditinjau dari Kemampuan Memahami Bacaan (Penelitian pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Mojotengah Wonosobo Tahun 2017/2018).Tesis Program Studi Pendidikan Bahasa, Program Pasca Sarjana. Universitas Widya Dharma Klaten. 2018.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Mojotengah Wonosobo Tahun 2017/2018. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1)apakah terdapat perbedaan nilai pembelajaran wawancara pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Mojotengah tahun ajaran 2017/2018, (2) apakah terdapat perbedaan nilai pembelajaran wawancara pada siswa yang nilai memahami bacaan tinggi dan rendah siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Mojotengah tahun ajaran 2017/2018, (3) apakahterdapat interaksi antara penggunaan media audio-visual dan kemampuan memahami bacaan. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII sebanyak 94 siswa. Sedangkan sample penelitian sebanyak 48 siswa yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen untuk mengumpulkan data adalah tes kemampuan memahami bacaan, pre-test dan post-test pembelajaran wawancara. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti memberikan tes kemampuan memahami bacaan untuk membandingkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan dan hasil pembelajaran wawancara. Hasil tes kemampuan memahami bacaan digunakan untuk membagi kriteria tinggi dan rendah. Selanjutnya diberikan pre-test untuk mengukur kemampuan siswa sebelum diberikan treatment (perlakuan). Setelah itu, siswa diberi post-test. Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan anova dua jalan sel tak sama.

Hasil post-test menunjukkan bahwa 1)Nilai dari FA hitung lebih besar dari

pada FA tabel(15202,16> 4,064). Artinya terdapat perbedaan nilai pembelajaran

wawancara pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Mojotengah tahun ajaran 2017/2018. 2) Nilai FB hitung lebih besar dari

pada FB tabel(608,06> 4,064). Hal ini berarti terdapat perbedaan nilai pembelajaran

wawancara pada siswa yang nilai memahami bacaan tinggi dan rendahsiswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Mojotengah tahun ajaran 2017/2018. 3) Nilai FAB hitung lebih

besar dari pada FAB tabel(39732,53> 4,064). Hal ini menunjukkan terdapat interaksi

antara penggunaan media audio-visual dan kemampuan memahami bacaan.

Hasil penelitian ini menawarkan rekomendasi bagi guru dan siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual. Selain itu, rekomendasi bagi peneliti berikutnya di bidang yang sama ditawari hasil temuan dari penelitian ini sebagai masukan.

(16)

xvi ABSTRACT

Aris Kriswanti. 2018. Effectiveness of Audio-Visual Media Usage To Interview Learning Viewed from Ability to Comprehend Readings (Research on Grade VIII Students in SMP Negeri 3 Mojotengah Wonosobo Year 2017/2018). Thesis of Language Education Program, Graduate Program. Widya Dharma University Klaten. 2018.

This research was conducted at SMP Negeri 3 Mojotengah Wonosobo Year 2017/2018. The purpose of this research is to know: (1) is there any difference of learning value of interview in experiment class with control class of student of class VIII at SMP Negeri 3 Mojotengah academic year 2017/2018, (2) is there difference of value of learning of interview to student which value comprehension reading high and low grade VIII students in SMP Negeri 3 Mojotengah 2017/2018 academic year, (3) whether there is interaction between the use of audio-visual media and the ability to comprehend the reading. The population of this study are students of class VIII of 94 students. While the sample research of 48 students taken with purposive sampling technique. Instruments for collecting data are tests of reading comprehension skills, pre-test and post-test learning interviews. Before the study was conducted, the researcher gave the reading comprehension ability test to compare the students' ability in understanding the reading and the result of the interview learning. The reading comprehension test results are used to divide the high and low criteria. Furthermore, it is given a pretest to measure students' ability before being given treatments. After that, students are given post-test. Data obtained in the study were analyzed using anova of two different cell paths.

Post-test result shows that 1) The value of FA count is greater than FA table (15202,16> 4,064). This means that there is a difference in the value of interview learning in the experimental class with the class control class VIII in SMP Negeri 3 Mojotengah 2017/2018 academic year. 2) The FB value is greater than the FB table (608,06> 4,064). This means there are differences in the value of learning interviews on students who value the reading high and low grade VIII students in SMP Negeri 3 Mojotengah 2017/2018 academic year. 3) The FAB value is bigger than the FAB table (39732,53 > 4,064). This shows there is an interaction between the use of audio-visual media and the ability to that comprehend the reading.

The results of this study offer recommendations for teachers and students to carry out learning activities using audio-visual media. In addition, recommendations for subsequent researchers in the same field were offered the findings of this study as input.

(17)

1

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Maju atau tidaknya suatu negara ditentukan oleh sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif dapat mendorong suatu negara maju pesat dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Pendidikan merupakan strategi untuk menciptakan sumber daya manusia. Sistem pendidikan yang baik dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan demikian pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa.

(18)

2

2

negara. Sementara Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 ayat 6 bahwa pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dimana dalam proses tersebut harus ada pendidik yang memberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik (Peraturan PemerintahNomor 19 tahun 2005). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tersebut merupakan dasar penyelenggaraan pendidikan.

Dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif, seorang guru yang profesional selalu memperbaiki kualitas pembelajaran agar siswa dapat mencapai hasil yang baik. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk pendidikan anak usia dini (Buchory, 2012: 93). Hal ini dilakukan oleh seorang guru dengan berbagai strategi pembelajaran. Namun demikian, keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh guru saja. Faktor keadaan keluarga, lingkungan, dan media pendidikan juga sangat berpengaruh.

(19)

3

3

dengan melalui pola tradisional. Di samping itu, pola tersebut tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

Pendapat tersebut sejalan dengan Sudjana (2014: 99) bahwa alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar-mengajar yang efektif. Alat peraga memegang peranan yang penting karena dengan alat peraga, bahan atau materi pembelajaran dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Dari beberapa jenis media pembelajaran (alat peraga), media audio-visual merupakan media yang paling menarik. Hal ini disebabkan media ini dapat dilihat dan didengar sehingga lebih berkesan terhadap siswa.

Keberadaan media pendidikan dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran. Dengan adanya media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar (Harjanto, 1997: 243).

Pada kenyataannya, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih sering melalui pola tradisional/konvensional. Guru tidak selalu memanfaatkan media pendidikan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor tersebut antara lain penguasaan guru terhadap media pendidikan dan media pendidikan yang ada di sekolah tidak seimbang dengan jumlah kelas atau rombongan belajar (rombel).

(20)

4

4

belajar pada siswa yang mendapat kesempatan menggunakan media pembelajaran dengan siswa yang tidak menggunakan media pembelajaran.

Hasil wawancara dengan guru kelas VIII SMP Negeri 3 Mojotengah diketahui bahwa guru tersebut tidak selalu menggunakan media pembelajaran. Proses pembelajaran lebih menekankan pada metode ceramah. Hal ini karena keterbatasan media pembelajaran yang ada di SMP Negeri 3 Mojotengah seperti LCD (liquid crystal display). Hasil ulangan harian pertama (UH 1) siswa kelas 8

rata-ratanya baru mencapai 75,63. Sementara KKM yang telah ditetapkan di sekolah untuk kelas 8 adalah 76. Hal ini tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Salah satu kendala yang dihadapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah materi wawancara. Wawancara termasuk aspek keterampilan berbicara. Dari keempat keterampilan berbahasa, keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang dominan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai yang disampaikan Nurjamal (2017: 24) bahwa tiada hari tanpa berbicara. Kenyataan ini berlaku umum, bagi setiap orang, di mana pun, kapan pun, dan apa pun profesinya. Melalui keterampilan tersebut, informasi dapat dengan mudah diperoleh. Informasi inilah yang nantinya akan dimanfaatkan dalam berbagai aktivitas. Proses belajar mengajar materi wawancara di sekolah memberikan bekal kepada siswa dalam memperoleh informasi secara baik.

(21)

5

5

salah satu kemampuan berbahasa yang sangat perlu dikuasai oleh seseorang adalah kemampuan berbicara. Selanjutnya juga dijelaskan bahwa budaya lisan atau berbicara lebih dominan daripada budaya membaca dan menulis.

Herdiansyah (2015: 25) mengemukakan bahwa proses wawancara sering dilakukan oleh banyak orang setiap harinya tanpa mereka sadari. Pendapat tersebut memberikan gambaran kepada pembaca bahwa wawancara sebenarnya hal yang tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari walaupun tidak disadari. Selain itu pendapat tersebut memberikan gambaran betapa pentingnya materi ini untuk diberikan kepada siswa sebagai penguatan, mengingat tujuan utama wawancara adalah memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan. Hal ini sesuai yang disampaikan Herdiansyah (2015: 27-28) bahwa segala bentuk komunikasi dua arah yang memiliki tujuan akan komunikasi yang dilakukan merupakan wawancara. Tujuan utamanya adalah mendapatkan data hasil wawancara.

Kendala yang dihadapi guru pada proses belajar mengajar materi wawancara bervariasi. Kendala pada tahap persiapan yaitu salah satunya peserta didik masih kesulitan dalam merumuskan pertanyaan yang sesuai dan detail untuk menggali informasi secara mendalam. Kendala pada tahap pelaksanaan yaitu peserta didik masih kesulitan dalam beretika wawancara. Kendala pada tahap laporan yaitu salah satunya siswa kesulitan dalam menyusun dan menyampaikan laporan hasil wawancara sesuai kaidah kebahasaan.

(22)

6

6

dihadapi siswa pada materi wawancara adalah kesulitan membuat daftar pertanyaan untuk berwawancara sehingga pertanyaan yang akan digunakan terlalu sedikit. Pertanyaan-pertanyaan tersebut belum dapat menggali informasi secara mendalam. Selain itu siswa merasa malu sehingga sulit pada saat berwawancara.

Keterampilan berbicara bagi sebagian siswa juga merupakan materi pembelajaran yang dianggap sulit. Pendapat tersebut memang wajar karena keterampilan ini akan dikuasai seseorang jika sering latihan. Jika seseorang jarang latihan tentu saja keterampilan berbicara juga tidak akan berkembang. Dengan latihan, seseorang mengetahui kekurangan yang ada pada dirinya. Dengan demikian, orang tersebut dapat memperbaiki pada saat berbicara berikutnya.

Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Semi (2007: 3) yang menyatakan sebuah keterampilan tentu tidak akan diperoleh apabila tidak melalui proses pelatihan. Dengan demikian seseorang akan semakin terampil apabila semakin sering melakukan pelatihan. Seseorang yang sering melakukan pelatihan akan memperoleh banyak pengalaman. Dengan pengalamannya tersebut, seseorang dapat mengevaluasi diri serta dapat meningkatkan keterampilannya.

Solusi yang tepat sangat diperlukan untuk mengatasi kendala tersebut. Salah satu alternatif untuk mengatasi kendala tersebut adalah penggunaan media pembelajaran karena media pembelajaran merupakan alat-alat bantu yang berfungsi memberikan pengalaman yang lebih nyata, memotivasi siswa, dan memudahkan pemahaman daya ingat siswa dalam proses pembelajaran (Wati, 2016: 2).

(23)

7

7

mengemukakan bahwa pengembangan suatu media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha menghindari hambatan yang muncul dalam pembelajaran. Dengan kata lain pemanfaatan kelebihan pada media pembelajaran merupakan solusi untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran.

Media sebagai alat bantu pembelajaran beraneka ragam. Salah satunya adalah media audio-visual. Media ini menampilkan unsur suara dan unsur gambar. Media ini akan memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara sehingga akan membentuk karakter yang sama dengan objek aslinya. Dengan demikian media audio-visual dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka (Wati, 2016: 16). Media audio-visual juga dapat memberikan informasi autentik dalam berbagai bidang kehidupan dan konsep yang sama pada setiap orang sehingga dapat memperluas pergaulan, pengenalan, pemahaman tentang orang, cara bergaul, dan adat istiadat.

Penggunaan media audio visual sebagai alternatif dalam mengatasi kendala pembelajaran juga didukung beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andreasen (2009), Haryoko (2009), Purwono (2014), Asmara (2015), Barone (2016), Silitonga (2016), dan Ananda (2017). Penelitian tersebut menyimpulkan penggunaan media audio-visual berdampak positif terhadap pembelajaran.

(24)

8

8

tersebut, siswa dapat memperoleh gambaran tentang panduan kegiatan wawancara, bagaimana menggali informasi secara mendalam, dan bagaimana

etika berwawancara. Dengan demikian hasil belajar diharapkan dapat maksimal. Media audio-visual berupa video memiliki kelebihan dibandingkan

media yang lain. Beberapa kelebihan video antara lain menarik perhatian, sebagian besar penonton dapat memperoleh informasi dari ahli atau spesialis, demonstrasi yang sulit bisa disiapkan dan direkam sebelumnya, dapat diputar

berulang-ulang, keras dan lemahnya suara dapat diatur, guru dapat mengatur penghentian gerakan gambar, saat penyajian ruang tidak perlu digelapkan (Wati, 2016: 62).

Hamdani (2011: 254) juga menegaskan tentang kelebihan dari video antara lain sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif, guru akan selalu

dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari terobosan pembelajaran, mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi gambar atau video

dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna tercapainya tujuan pembelajaran, mampu menimbulkan rasa senang selama proses PBM berlangsung sehingga memotivasi siswa dan tujuan pembelajaran dapat maksimal, mampu

memvisualisasikan materi yang sulit dijelaskan, media penyimpanan yang relatif gampang dan fleksibel. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut sudah selayaknya

media audio-visual berupa video dimanfaatkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(25)

9

9

terkait satu sama lain sehingga keempat keterampilan tersebut disebut catur tunggal. Hal ini seperti yang dikemukakan Nurjamal (2017: 4) sebagai berikut:

Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut pada kenyataannya berkaitan erat satu sama lain. Artinya, aspek yang satu berhubungan erat satu sama lain. Artinya, aspek yang satu berhubungan erat dan memerlukan keterlibatan aspek yang lain, tidak bisa tidak. Karena hubungannya yang berkelindan alias sangat erat itulah, maka keempat aspek keterampilan berbahasa itu lazim disebut catur tunggal keterampilan berbahasa atau empat serangkai keterampilan berbahasa.

Pendapat senada juga dikemukakan Tarigan (2008: 1) yang menyatakan bahwa keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Setiap keterampilan memiliki hubungan yang erat dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan catur tunggal.

Aspek keterampilan berbahasa membaca dan berbicara memiliki hubungan yang erat. Seseorang dapat lancar berbicara apabila menguasai materi pembicaraan (Nurjamal 2017: 24). Untuk menguasai materi pembicaraan, seseorang dapat memperoleh informasi melalui membaca. Dengan kata lain, jika seseorang memamahami bacaan berarti orang tersebut menguasai materi sehingga orang tersebut dapat berbicara dengan lancar dan terarah.

Dalam dunia pendidikan aktivitas membaca merupakan hal yang sangat penting. Membaca diajarkan mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Aktivitas membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Namun demikian,

(26)

10

10

siswa yang kemampuan memahami bacaannya tinggi, ada siswa yang kemampuan memahami bacaannya rendah. Siswa yang sering berlatih membaca, kemampuan

memahami bacaan akan lebih baik dari pada siswa yang kurang berlatih.

Kemampuan memahami bacaan jika didefinisikan perkata sesuai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai berikut. Kemampuan berasal dari kata mampu. Menurut Alwi (2005: 707) kemampuan merupakan kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Sedangkan memahami didefinisikan mengerti benar (akan), mengetahui benar (Alwi, 2005: 811). Bacaan diartikan (buku dsb) yang dibaca. Berdasarkan definisi perkata tersebut kemampuan memahami bacaan dapat didefinisikan sebagai kesanggupan untuk mengerti atau mengetahui benar yang dibaca. Mengetahui yang dibaca dalam hal ini tidak hanya yang tersurat atau tertulis saja, melainkan juga yang tersurat.

Berdasarkan perbedaan kemampuan memahami bacaan tersebut siswa dapat dikelompokkan menjadi 2 kriteria yaitu tinggi dan rendah. Kriteria tersebut

digunakan sebagai dasar dalam meninjau hasil pembelajaran wawancara dalam penelitian ini. Hal ini terkait bahwa seseorang yang banyak membaca akan menguasai informasi lebih banyak. Informasi yang diperoleh melalui membaca merupakan modal bagi seseorang agar mudah berbicara atau berkomunikasi. Dengan kata lain, semakin banyak membaca semakin mudah seseorang untuk berbicara atau berkomunikasi. Hal ini sesuai yang disampaikan Nurjamal (2017: 4).

Hal ini juga terkait pendapat Tampubolon (2015: 6) bahwa kedudukan

(27)

11

11

demikian kemampuan membaca siswa akan sangat diperlukan karena arus informasi tentang berbagai pengetahuan semakin deras. Informasi pengetahuan

yang diperoleh dari membaca menjadi modal untuk memperoleh pengetahuan berikutnya, khususnya dalam penelitian ini adalah pembelajaran wawancara.

Peran penting kemampuan memahami bacaan dalam dunia pendidikan tersebut menjadi sorotan para peneliti. Berbagai penelitian dilakukan untuk meningkatkan kemampuan memahami bacaan. Penerapan metode, teknik, bahkan

media juga dilakukan untuk meningkatkan kemampuan memahami bacaan. Dari uraian tersebut, ada tiga hal yang menjadi perhatian peneliti yaitu penggunaan media audio-visual, pembelajaran wawancara, dan kemampuan memahami bacaan. Ketiga hal tersebut merupakan variabel penelitian. Hasil pembelajaran wawancara merupakan variabel dependen (variabel terikat). Sedangkan penggunaan media audio-visual dan kemampuan memahami bacaan merupakan variabel independen (variabel bebas). Oleh karena itu, dalam menyusun tesis ini peneliti tertarik mengambil judul penelitian ”Efektivitas Penggunaan Media Audio-Visual terhadap Pembelajaran Wawancara Ditinjau dari Kemampuan Memahami Bacaan (Penelitian pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Ajaran 2017/2018)”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang dapat teridentifikasi antara lain:

(28)

12

12 bawah KKM yang telah ditentukan yaitu 76;

2. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih melalui pola tradisional/konvensional;

3. Guru tidak selalu memanfaatkan media pendidikan;

4. Jumlah media pembelajaran di sekolah tidak seimbang dengan rombel (kelas); 5. Hasil pembelajaran materi wawancara pada siswa kelas VIII yang masih

dibawah KKM;

6. Guru tidak menggunakan media audio-visual dalam pembelajaran materi wawancara;

7. Siswa banyak mengalami hambatan dalam merumuskan pertanyaan yang detail dan dapat menggali informasi secara mendalam;

8. Siswa belum menguasai etika berwawancara;

9. Siswa kurang berlatih membaca untuk meningkatkan kemampuan memahami bacaan siswa.

C.Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang terpapar di atas, peneliti memperoleh gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka peneliti memandang perlu memberi batasan masalah. Hal ini bertujuan agar penelitian dapat dilaksanakan secara jelas dan terfokus.

(29)

13

13

pembelajaran wawancara kelas eksperimen dan kelas kontrol, analisis nilai kemampuan memahami bacaan kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta analisis interaksi antara penggunaan media audio-visual dengan kemampuan memahami bacaan.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya, peneliti memfokuskan penelitian pada beberapa permasalahan. Perumusan masalah pada penelitian ini, adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan nilai pembelajaran wawancara pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Mojotengah tahun ajaran 2017/2018?

2. Apakah terdapat perbedaan nilai pembelajaran wawancara pada siswa yang nilai memahami bacaan tinggi dan rendah siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Mojotengah tahun ajaran 2017/2018?

3. Apakah terdapat interaksi antara penggunaan media audio-visual dan kemampuan memahami bacaan?

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian tersebut, tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini dengan mengacu pada perumusan masalah antara lain:

(30)

14

14 Mojotengah tahun ajaran 2017/2018;

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nilai pembelajaran wawancara pada siswa yang nilai memahami bacaan tinggi dan rendahsiswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Mojotengah tahun ajaran 2017/2018;

3. Untuk mengetahui apakahterdapat interaksi antara penggunaan media audio-visual dan kemampuan memahami bacaan.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mempunyai kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai efektivitas penggunaan media audio-visual terhadap hasil belajar materi berwawancara ditinjau dari kemampuan memahami bacaan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding, pertimbangan, dan pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

1) Dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Indonesia

(31)

15

15 b. Bagi guru

Manfaat penelitian ini, bagi guru, yaitu:

1) Memberikan informasi kepada guru tentang penggunaan media audio- visual terhadap proses belajar mengajar.

2) Memberikan informasi kepada guru tentang efektivitas penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar.

3) Memberikan masukan bagi guru dan calon guru untuk menambah variasi media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia.

c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak sekolah mengenai pentingnya penggunaan media pembelajaran untuk membantu dan meningkatkan kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia. Dengan demikian pihak sekolah diharapkan lebih memperhatikan dan melengkapi media pembelajaran yang ada di sekolahnya.

d. Bagi peneliti

(32)

103

103 BAB V PENUTUP

A.Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian dan analisis data penelitian sebagaimana telah tertulis dalam BAB IV, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan terdapat terdapat perbedaan nilai pembelajaran wawancara pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Mojotengah tahun ajaran 2017/2018. Nilai dari FA hitung lebih besar

dari pada FA tabel (15202,16 > 4,064). Itu berarti penggunaan media audio-visual

berpengaruh terhadap hasil pembelajaran wawancara.

2. Hasil penelitian juga menunjukkan perbedaan nilai pembelajaran wawancara pada siswa yang nilai memahami bacaan tinggi dan rendah siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Mojotengah tahun ajaran 2017/2018. Nilai FB hitung lebih besar

dari pada FB tabel (608,06 > 4,064). Dengan demikian siswa yang kemampuan

memahami bacaan tinggi hasil pembelajaran wawancara juga tinggi. Begitu pula sebaliknya siswa yang kemampuan memahami rendah hasil pembelajaran wawancara juga rendah.

3. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat interaksi antara penggunaan media audio visual dan kemampuan memahami bacaan. Nilai FAB hitung lebih besar dari

pada FAB tabel (39732,53 > 4,064). Antara penggunaan media audio-visual

(33)

104

104 wawancara.

B.Implikasi

Hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan nilai pembelajaran wawancara antara kelas eksperimen yang menggunakan media audio visual dan kelas kontrol yang tidak menggunakan media audio visual melahirkan beberapa implikasi penelitian berikutnya. Hasil penelitian berikutnya akan menambah referensi baru dalam khasanah penelitian dan keilmuan.

Adanya perbedaan nilai pembelajaran hasil belajar wawancara pada kelompok kemampuan memahami bacaan tinggi dengan kelompok kemampuan memahami bacaan rendah memberikan gambaran untuk penelitian berikutnya tentang pentingnya kemampuan memahami bacaan terhadap hasil pembelajaran. Hal ini disebabkan kemampuan memahami bacaan memberikan input pengetahuan bagi siswa.

Kedua variabel bebas yaitu penggunaan media audio visual dan kemampuan memahami bacaan mimiliki interaksi dalam pembelajaran. Keduanya memiliki kontribusi untuk hasil pembelajaran yang lebih baik. C.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan implikasi tersebut, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

(34)

105

105

a. Penggunaan media audio-visual sangat disarankan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran karena dengan peggunaan media pembelajaran daya serap siswa lebih tinggi sehingga hasil pembelajaran juga akan lebih baik.

b. Kemampuan memahami bacaan merupakan hal yang penting karena memberikan input pengetahuan bagi siswa. Input pengetahuan tersebut memberikan daya dukung pada hasil pembelajaran berikutnya sehingga hasilnya akan lebih baik. Dengan demikian guru diharapkan melatih kemampuan memahami bacaan siswa agar lebih baik.

c. Para guru hendaknya menyadari bahwa penggunaan media audio visual, kemampuan memahami bacaan, dan hasil pembelajaran wawancara masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu perlu perencanaan yang lebih baik untuk meningkatkan ketiga variabel tersebut.

2. Sekolah

(35)

106

106

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka. Ananda, Rizki. 2017. Penggunaan Media Audio isual untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas IV SD Negeri 016 Bakinang Kota. Jurnal Basicedu Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017. http:// stkiptam.ac.id/indeks.php/basicedu

Andreasen, Heidi. 2009. Combining Comprehension Reading Instruction with Video Anchors with Middle Level Learners. Utah State University DigitalCommons@USU. https://digitalcommons.usu.edu/cgi/ etd.

Arikunto, Suharsimi.2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2016. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.

Asmara, Anjar Purba. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual tentang Pembuatan Koloid. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Februari 2015 VOL. 15, NO. 2, 156-178. https://www.jurnal.arraniry.ac.id/ index.php/didaktika/article/view/578/481

Barone, Dante Augusto Couto et al. 2016. Audio and Video Media in Teacher Training: Deterritorialization in Education. Creative Education, 2016, 7, 1056-1068 Published Online May 2016 in SciRes. http://www.scirp.org/journal/ce http://dx.doi.org/10.4236/ce.2016.77110 Buchory. 2012. Guru: Kunci Pendidikan Nasional. Yogyakarta: LeutikaPrio. Danim, Sudarwan. 2013. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2014. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Doyin, Mukh. 2010. Langkah Menyusun PTK. Semarang: Bandungan Institut. Fahrudin, M. 2009. Hubungan antara Kemampuan Membaca Pemahaman dan

Sikap Bahasa dengan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek. Tesis Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret Surakarta,

(36)

107

107

Hamdani. 2011.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Haryoko, Sapto. 2009. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-visual sebagai alternatif optimalisasi Model Pembelajaran. Jounal Edukasi@elektro Vol.

5 No. 1, Maret 2009, hlm 1-10

https://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/viewFile/972/781

Herdiansyah, Haris. 2015. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups. Jakarta: Rajawali Pers.

Javed, Muhammad et al. 2015. Developing Reading Comprehension Modules to Facilitate Reading Comprehension among Malaysian Secondary School ESL Students. International Journal of Instruction July 2015 . Vol.8, No.2. e-ISSN: 1308-1470 . www.e-iji.net.

Layes, Smail et al. 2015. Phonological and Cognitive Reading Related Skills as Predictors of Word Reading and Reading Comprehension among Arabic Dyslexic Children. Psychology, 2015, 6, 20-38 Published Online January 2015 in SciRes. http://www.scirp.org/journal/psych http://dx.doi.org/10.4236/psych.2015.61003

Loe, Helene Z. 1984. Developing Strategic Reading Skill. Foreign Language Annals volume 17, issue 4. https://onlinelibrary.wiley.com/ doi/abs/10.1111/j.1944-9720.1984.tb03231.x

Luwiyowati, Dewi. 2017. The Effect of Project Learning To Teach Writing Skill

Viewed from Students’ Reading Skill. Thesis Graduate Programe. Widya

Dharma University Klaten.

Musaba, Zukkifli. 2016. Terampil Berbicara Teori dan Pedoman Penerapannya.Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Musamdriyah, Haswi. 2009. Perbedaan Pengaruh Media Pembelajaran Audio Visual degan Media Pembelajaran Proyeksi terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa Mata Pelajaran PKn SD di Dabin IV Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar Semester 1 Tahun Pelajaran 2009/2010. Tesis UNS . Surakarta: File;///C:/USER/Downloads/Haswi%20Musamdriyah:pdf

Nugrahaningsih, Kriswianti Th.. 2017. Statistika. Klaten.

(37)

108

108

Nurhadi. 2010. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca? Suatu Teknik Memahami Literatur yang Efisien. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Nurhadi. 2016. Strategi Meningkatkan Daya Baca. Jakarta: Bumi Aksara. Nurhadi. 2016. Teknik Membaca. Jakarta Bumi Aksara.

Nurjamal, Daeng dkk. 2017. Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta. Peraturan Pemerintah RI no 19 Tahun 2005

Purwono, Joni. 2014. Penggunaan Media Audio-Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu. Pengetahuan Alam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pacitan. Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.2, No.2, hal 127 – 144, Edisi April 2014. http://jurnal.fkip.uns.ac.id

Rastegar, Mina. 2017. The Relationship between Metacognitive Reading Strategies Use and Reading Comprehension Achievement of EFL Learners. Open

Journal of Modern Linguistics, 7, 65-74.

https://doi.org/10.4236/ojml.2017.72006

Semi. 2007. Dasar-DasarKeterampilan Menulis. Bandung: Angkasa Group. Silitonga, Lisbet Laora and Situmorang, Manihar. 2016. Efektivitas Media

Audiovisual Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada

Pengajaran Sistem Koloid. /. 01-09.

http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/279

Siregar, Sofyan. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Prenada Media Group.

Shodiq. 2015. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Malang I. etheses.uin-malang.ac.id/3303/1/13761026.pdf

Sudjana, Nana. 2014. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo-Offset.

Sugiono. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta.

(38)

109

109

Tampubolon, DP. 2015. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: CV Angkasa.

Tatang S. 2012. Ilmu Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2015. Membacas Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Trianto. 2015. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara. Triyono. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Ombak Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003

Referensi

Dokumen terkait

The Social Condition of the Declining of Japanese Aristocracy after World War II Represented by Each Character. The social condition of the decline of Japanese Aristocracy is shown

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk menguji: (1) perbedaan pengaruh antara latihan small sided games dan interval training terhadap peningkatan daya tahan aerobik; (2)

Jenis dinding rumah penduduk di sekitar TPAS Kelurahan Batu Layang berhubungan dengan gas metana, 83,3% rumah dengan jenis dinding yang tidak memenuhi syarat memiliki kadar metana

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 4 - 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan susu formula.. Metode

Berdasarkan hasil penulisan ilmiah ini, dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan benang EC 45s 65/35 masih dalam batas pengendalian, karena tidak adanya data pengujian yang

Berdasarkan pernyataan tersebut maka dilakukan penelitian terhadap pengaruh kualitas jasa pelayanan pendidikan dan persepsi resiko terhadap kepuasan mahasiswa serta

(1) Setiap kendaraan bermtor, kereta gandengan, kereta tempelan, dan kendaraan khusus yang tipenya telah memperoleh sertifikat uji tipe sebagaimana dimaksud dalam Pasal