• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi sangat diperlukan dalam pembentukan perilaku terpuji siswa. Dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. tinggi sangat diperlukan dalam pembentukan perilaku terpuji siswa. Dalam"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar belakang masalah

Dunia pendidikan dihebohkan dengan munculnya berbagai berita yang memprihatinkan yang terjadi dilingkungan pendidikan. Kondisi moral generasi muda yang rusak atau hancur. Hal ini ditandai dengan maraknya seks bebas di kalangan remaja, peredaran narkoba, tawuran pelajar, peredaran foto dan video porno pada kalangan pelajar, dan sebagainya.1

Figur guru dengan standar kompetensi dan tanggung jawab yang tinggi sangat diperlukan dalam pembentukan perilaku terpuji siswa. Dalam hal ini, guru PAI memegang peranan yang cukup penting dalam mengarahkan, membimbing dan membantu peserta didik mengembangkan standar perilakunya. Oleh karena itu guru PAI harus mampu menjadi pembimbing, teladan, pengawas dan pengendali perilaku peserta didik.

Guru sebagai komponen penting dalam pendidikan memiliki pengaruh yang dapat dirasakan secara lansung dalam perkembangan serta kehidupan masyarakat, kehidupan kelompok, dan kehidupan setiap individu. Jika bidang-bidang lain menciptakan sarana dan prasaraa bagi

1 Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori Dan Praktek Di Sekolah,

(2)

kepentingan manusia, maka pendidikan berurusan langsung dengan pembentukan manusianya.2

Anak dalam proses pendidikan, tidak serta merta belajar dengan sendirinya melainkan perlu diberikan dukungan-dukungan baik dari lembaga pendidikan secara formal maupun melalui jalur pendidikan non formal. Didalam proses pendidikan itulah, pembinaan ahlak dan karakter siswa berlangsung dengan bimbingan-bimbingan dan pengarahan dari para pendidik dan guru sehingga proses pendidikan yang terjadi tidak menyimpang dari garis yang telah diharapkan. Termasuk didalamnya, pendidikan juga berfungsi membentuk mental/karakter sehingga diperlukan kepedulian dan tanggung jawab dari seorang guru.

Guru dituntut untuk lebih profesional dalam menjalankan pembelajaran. Tidak hanya itu, guru bahkan dituntut peran dan tanggungg jawabnya sebagai pendidik sehingga mampu memberikan output lulusan yang benar-benar memiliki bekal keilmuan dan dilandasi dengan kepribadian berkarakter. Siswa sebagai generasi muda calon penerus bangsa akhirnya mampu menerapkan keilmuan dan bekal kepribadiannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa yang akan datang. Untuk itulah, diperlukan strategi dan metode pembelajaran yang tepat sasaran.

Pada era globalisasi sekarang ini, berbagai media masa, baik media cetak, maupun elektronik menginformasikan kasus-kasus tindakan

(3)

kriminal yang dilakukan oleh anak-anak seperti: Narkoba, penyimpangan seksual, bahkan pembunuhan. Sehingga diperlukan pendidikan karakter pada siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam pembentukan karakter sangat penting bagi guru, harapannya agar anak-anak memiliki karakter yang baik. Hal ini dapat dilakukan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, maupun informal.

Pergaulan bebas dan perilaku menyimpang saat ini seolah telah menemukan batas kewajarannya. Pergaulan bebas di kalangan remaja dan pelajar yang marak akhir-akhir ini merupakan berita yang memilukan bagi semua pihak, baik orang tua, guru mapun masyarakat. Akibat perkembangan zaman, mobilitas sosial dan pengaruh media elektronik, pola komunikasi antaranggota masyarakat mengalami pergeseran.3 Pergaulan bebas, minum-minuman keras, bahkan penggunaan obat-obatan terlarang seperti: Narkoba, sabu-sabu, dextro, ganja, kini sudah tidak lagi terbatas pada masyarakat umum namun juga kalangan pelajar. Hal ini disebabkan karena lemahnya pengawasan orang tua, guru, masyarakat, tokoh agama, serta gaya hidup bebas layaknya perkotaan, ditambah lagi karena kurangnya kepekaan mereka terhadap lingkungan dan pengaruh pergaulan. Dengan adanya permasalahan tersebut perlu adanya pengawasan dan pendidikan karakter pada diri siswa sehingga siswa tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan zaman sekarang ini.

3 Abd. Rahman Assegaf, pendidikan Tanpa Kekerasan, Tipologi Kondisi, Kasus dan

(4)

Guru tidak bisa hanya memberikan pengajaran dengan pendekatan kognitif yang cenderung menghantarkan siswa pandai meghafal materi namun minim esensi yang disampaikan. Akan tetapi, seorang guru juga harus mampu menempatkan pendekatan afektif dan psikomotorik sehingga mampu menciptakan generasi unggul, cerdas sekaligus ditopang dengan kepribadian luhur dan berkarakter. Sayangnya, tidak semua guru, termasuk guru pendidikan agama Islam mampu mempraktikkan gagasan tersebut dalam dimensi pendidikan, sehingga output yang dihasilkan pada setiap sekolah pun akan berbeda.

Sekolah Menengah Pertama Wahid Hasyim notabene menjadi lembaga pendidikan yang memberikan porsi pendidikan agama lebih banyak dari pada tingkatan Sekolah Menengah Pertama pada umumnya karena SMP Wahid Hasyim Marupakan sekolah swasta yang mata pembelajarannya sama seperti Madrasah Tsanawiyah, tentu harapan orang tua yang menyekolahkan anaknya di SMP Wahid Hasyim agar anak mereka mendapatkan pengetahuan keagamaan yang lebih dan berakhlakul karimah. Dengan mendapatkan pengetahuan keagamaan yang baik tentu berbanding lurus dengan nilai karakter yang akan didapatkan si anak. Begitupun harapan orang tua yang menyekolahkan anaknya di SMP Wahid Hasyim supaya karakter anak mereka baik dan berakhlak mulia.

Harapan dan keinginan para orang tua seperti disebutkan di atas menurut analisa penulis, hal tersebut sebagaian besar muncul karena adanya kekhawatiran yang timbul pada masa sekarang ini, bagaimana

(5)

tidak, kenakalan siswa di antaranya, bolos sekolah, tawuran, minuman keras, narkoba, tindakan asusila, menjadi potret hitam di dunia pendidikan. Anak-anak yang sekolah di SMP Wahid Hasyim itu kebanyakan anak-anak pesisir yang kita tahu bahwa anak pesisir cenderung frontal dan berakhlak kurang baik, berangkat dari kondisi seperti itu wajar bila SMP Wahid Hasyim diharapkan menjadi lembaga pandidikan yang dapat „menempa‟ para peserta didik di Pekalongan Utara pada khususnya agar menjadi manusia yang religius, jujur, disiplin dan bertanggung jawab, sesuai dengan cerminan nilai-nilai karakter.

Dari sini diperlukan strategi khusus dari guru PAI dalam membentuk karakter siswa SMP Wahid Hasyim sangat penting untuk menghadapi tantangan Zaman pada Era globalisasi saat ini. SMP Wahid Hasyim merupakan salah satu sekolah yang didirikan oleh yayasan Ma‟arif NU yang ada di kota Pekalongan, di sekolah ini banyak kegiatan baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam kegiatan penunjang diluar pembelajaran yang bernuansa islami. Peserta didik di SMP Wahid Hasyim ini setiap pagi dianjurkan untuk membaca Doa ketika mau memulai pelajaran dan hafalan juz amma, para siswa masuk jam 7 tepat dan untuk guru di SMP Wahid Hasyim masuk jam.06.45, melaksanakan sholat dzuhur berjamaah di mushola sekolah secara bergantian antara kelas 1, 2 dan 3, dengan waktu yang sudah di tentukan dari sekolah. Diharapkan dengan ditanamkannya karakter-karakter religius tersebut dapat membentengi siswa dalam berperilaku dalam kesehariannya. Berdasarkan

(6)

Pemaparan diatas peneliti tertarik untuk meneliti mengenai: “STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang diteliti dapat diidentifikasikasikan sebagai berikut.

1. Bagaimana strategi guru pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan ?

Untuk lebih memudahkan dalam memahami judul penelitian agar pemahaman tidak melebar, maka perlu adanya penegasan istilah. Istilah yang perlu ditegaskan pada judul penelitian diatas adalah sebagai berikut: 1. Strategi

Strategi adalah rencana yang cemat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.4

2. Guru PAI

Guru PAI merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran pendidikan agama islam. Guru PAI adalah sosok pembentuk jiwa dan pembangun kepribadian anak didik yang diharapkan dapat mengaplikasikan perannya dalam menghadapi perilaku-perilaku menyimpang yang kian marak dikalangan pelajar

4

(7)

saat ini. Jadi yang dimaksud peran guru PAI dalam penelitian ini adalah keikutsertaan guru PAI dalam proses pembelajaran yang diharapkan dapat mengaplikasikan perannya dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.

3. Membentuk karakter

Maksud dari karakter yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah membentuk pribadi yang religius, jujur, disiplin dan bertanggung jawab. Dengan kegiatan-kegiatan yang ada di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.

4. Siswa

Siswa adalah Orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.5 Dan yang dimaksut siswa dalam penelitian ini adalah semua siswa yang ada di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.

Berdasarkan uraian diatas, maka yang peneliti maksudkan dari judul ini adalah suatu penelitian untuk mengetahui bagaimana peran Guru PAI dalam membentuk karakter peserta didik di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban dari rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu:

5 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Anak didik dalam interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2000), hlm.51

(8)

1. Untuk mengetahui peran guru PAI dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan?

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan?

D. Kegunaan penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut: 1. Secara Teoretis

Secara Teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai pembentukan karakter siswa. 2. Secara Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi sekolah dan guru dalam membentuk karakter siswa dan dapat dijadikan dasar untuk membuat kebijakan bagi sekolah dan guru dalam membentuk karakter.

E. Tinjauan pustaka 1. Analisis Teori

Secara umum, strategi dapat diartika sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seesorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Dalam kamus besar bahasa indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan). Dalam buku “Strategi belajar mengajar” Hamdani juga

(9)

untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.6

Kata pendidik (guru) dalam islam identik dengan kata murabbiy

yaitu, seseorang yang memiliki tugas mendidik dalam arti pencipta, pemelihara, pengatur, pengurus, dan memperbaharui (memperbaiki) kondisi peserta didik agar berkembang potensinya.7

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.8 Dalam buku “Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis, Praktis” karya H. Samsul Nizar dijelaskan bahwa pendidikan islam

merupakan proses membimbing dan membina fitrah peserta didik secara maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi peserta didik sebagai muslim paripurna (insan kamil). Melalui sosok pribadi demikian, peserta diharapkan mampu memadukan fungsi iman. Ilmu dan amal secara integral bagi terbinanya kehidupan harmonis baik dunia maupun akhirat.9

Rama Yulis dalam bukunya “Ilmu Pendidikan Islam” menyatakan

bahwa kehadiran guru dalam proses belajar mengajar merupakan

6 Hamdani, ” Strategi Belajar Mengajar”, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hlm.18 7 A.Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2008),

hlm.85

8

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), hlm. 37

9 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam : Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,

(10)

peranan yang penting, peranan guru itu belum dapat digantikan oleh teknologi seperti radio, televisi, tape rcorder, internet, komputer maupuan teknologi yang paling modern sekalipun. Banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi, dan keteladanan, yang diharapkan dari hasil proses pembelajaran, yang tidak dapat dicapai kecuali melalui pendidik. Konsep operasional pendidikan islam adalah proses transformasi ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai-nilai islam dalam rangka mengembangkan fitrah dan kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik guna mencapai keseimbangan dan kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan, maka pendidik mempunyai peran yang sangat penting dalam pendidikan islam.10

Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya Guru Anak Didik dalam Interaksi Edukatif menjelaskan bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, disekolah maupun luar sekolah.11

Hamzah B. Uno dalam bukunya Profesi Kependidikan

mengemukakan bahwa guru harus dapat menjadi contoh (suri teladan) bagi peserta didik, karena pada dasrnay guru adalah representasi dari

10 Ramayulis, Ilmu Pendidikan islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), Cet.7, hlm.74 11 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Anak didik dalam interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.

(11)

sekelompok orang pada suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan dapat menjadi teladan, yang dapat digugu dan ditiru.12

GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama islam adalah, usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.13

Karakter yang baik adalah kebaikan. Kebaikan seperti kejujuran, keberanian, keadilan, dan kasih sayang adalah disposisi untuk berperilaku secara bermoral. Karakter adalah objektifitas yang baik atas kualitas manusia, baik bagi manusia diketahui atau tidak.14

Karakter secara lebih jelas, mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviours), motifasi (motivations), dan ketrampilan (skills). Karakter rmeliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal yang terbaik, kapasitas intelektual, seperti berpikir kritis dan alasan moral, perilaku seperti jujur dan bertanggung jawab, mempertahankan prinsip-prinsip moral dalam situasi penuh ketidakadilan, kecakapan interpersonal dan emosional yang memungkinkan seseorang berinteraksi secara efektif dalam berbagai

12

Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Akasara, 2007), hlm.17

13 Muhaimin. et. al., Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

2004), hlm.75-76

(12)

keaadaan dan komitmen untuk berkontribusi dengan komunitas dan masyarakatnya.15

Zaem El Mubarok dalam bukunya Membumikan Pendidikan Nilai

menyebutkan membangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga berbentuk unik, menarik dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain.16 2. Penelitian yang Relevan

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, terlebih dahulu telah dilakukan penelaahan terhadap judul-judul skripsi yang ada relevansinya dengan judul penelitian ini.

Skripsi dari Royanah seorang mahasiswi STAIN Pekalongan yang berjudul “Peran Guru PAI dalam membentuk perilaku terpuji siswa MA Nurul Hidayah Mjalangu Kecamatan Watukumpul

kabupaten Pemalang”. Dalam peneitian ini menunjukkan hasil bahwa

Guru PAI berperan dalam pembentukan perilaku terpuji siswa di MA Nurul Hidayah Majalangu Kec. Watukumpul Kab. Pemalang. Dalam pembentukan perilaku terpuji siswa guru PAI menggunakan pendidikan keteladanan dan pembiasaan dilakukan dalam berbagai aspek di antaranya kedisiplinan, sopan santun, serta dalam peningkatan keimanan dan ketakwaan melalui ibadah.17

15 Ngainun Naim, Character Building,(Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012), hlm.55 16

Zaim El Mubarok, Membumikan Pendidkan nilai, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm.102

17 Royanah,”Peran Guru PAI dalam membentuk perilaku terpuji siswa MA Nurul

Hidayah Mjalangu Kecamatan Wtukumpul kabupaten Pemalang”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2012), hlm.Vii

(13)

Selanjutnya skripsi yang di tulis oleh Dairoh, “Peran

Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Membentuk Karakter Anak Di Kelompok Bermain Masitoh Silirejo”, Dalam penelitian menunjukkan

hasil bahwa Peran pendidikan anak usia dini dalam membentuk karakter anak di KB Masitoh Silirejo sebagai peran pembentukan karakter anak yang sesuai dengan indikator pencapaian kemampuan anak dalam menu pembelajaran generik, seperti anak mengucapkan salam, tidak menangis jika berpisah dengan orang tua, membereskan mainan setelah selesai main, menunggu giliran, dll. Dalam kegiatan pembelajaran pembentukan karakter anak menggunakan metode permainan dan pembiasaan. Pada kurikkulum pendidikan anak usia dini KB Msithoh Silirejo memiliki nilai-nilai karaakter sebagai berikut: Religius, Kreatif, disiplin, gemar membaca, tanggung jawab, mandiri dan komunikatif.18

Penelitian penulis hampir sama dengan penelitian di atas yang sama-sama menggunakan tehnik deskriptif dalam analisisnya dan sama-sama meniliti tentang karakter. Penelitian yang pertama membahas tentang Pera guru PAI dalam membentuk perilaku terpuji dan penelitian yang kedua mengenai Peran Pendidikan Anak Usia Dini. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumya terletak pada pemfokusan masalah dan tempat penelitiannya, pada penelitian

18

Dairoh, “Peran Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Membentuk Karakter Anak Di Kelompok Bermain Masitoh Silirejo”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan: STAIN

(14)

yang pertama terfokus pada perilaku terpuji, peneliti pertama memfokuskan pada peran Guru pendidikan Agama Islam dalam perilaku terpujinya, dan penelitian yang kedua mengenai peran pendidikan pada anak usia dini. Akan tetapi pada penelitian yang penulis teliti mengenai strategi guru PAI dalam membentuk karakter siswa dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan juga dengan kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah SMP Wahid Hasyim Pekalongan yang di harapkan dapat membentuk karakter peserta didik dengan adanya strategi tersebut.

3. Kerangka Berpikir

Strategi guru PAI dirasakan sangatlah besar pengaruhnya dalam membentuk karakter peserta didik. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar dengan menyampaikan materi ajar agar anak didik menguasai materi tersebut sehingga memperoleh nilai akademis yang baik. Namun, guru juga merupakan orang tua kedua bagi peserta didik di sekolah sehingga ia bertanggung jawa untuk mendewasakan peserta didik dan membina akhlaknya.

Guru merupakan model dan teladan bagi anak didiknya, setiap tingkah laku guru akan diamati dan diikuti oleh peserta didik. Keteladanan guru sangat penting untuk membentuk karakter anak. Anak akan memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru serta anak juga melihat kepribadian guru, lalu meneladaninya dan timbul untuk melakukan karakter yang baik tersebut. Dalam proses pembelajaran

(15)

keberadaan guru merupakan figur yang sangat sentral. Ia memiliki kewenangan menyusun rencana mengajar, mengatur proses pembelajaran dan evaluasi. Melalui kewenangan inilah, guru dapat memasukkan aspek pembentukan karakter.

F. Metode penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk melaporkan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.19 Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik untuk mencapai pada tujuan penelitian. Teknik tersebut meliputi:

1. Desain Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang ditunjukkan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau persepektif partisipan, partisipan adalah orang yang diajak wawancara, observasi, dan diminta memberikan data, pendapat dan pemikirannya yang menggunakan strategi penelitian yang bersifat fleksibel, menggunakan aneka kombinasi dan teknik-teknik untuk mendapatkan data falid.20

19

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : Cv Alfabeta, 2008), Cet.5, hlm. 2

20 Nana Syaodih Sukamdinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda

(16)

Pendekatan tersebut digunakan dalam penelitian ini guna memahami makna dibalik data yang tampak, memastikan kebenaran dari data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan seseorang begitu juga dengan data sosial, sering sulit dipastikan kebenarannya. Dalam penelitian ini, yang dilakukan adalah mencari kebenaran dari strategi guru PAI dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.

b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini adalah jenis penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dikancah atau tempat terjadinya gejala-gejala yang diselidiki.21 Dalam penelitian ini dilakukan pada siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.

2. Sumber Data

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Sumber Data Primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh dari sumber utama.22 Yang menjadi sumber primer dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, peserta didik di SMP Wahid Hasyim Pekalongan. b. Sumber Data Sekunder

21 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2006) hlm.62

(17)

Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari sumber pendukung untuk memperjelas untuk memperjelas sumber data primer berupa data kepustakaan yang berkorelasi dengan pembahasan objek.23 Adapun yang menjadi sumber data tersebut yaitu berupa referensi-referensi yang memuat berbagai informasi tentang strategi guru Pendidikan Agama Islam, seperti buku-buku dan sumber lain yang relevan dengan penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu: a. Metode Observasi

Metode observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan objek, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Metode ini di gunakan untuk mengumpulkan data penelitian baik dengan cara mengamati maupun mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan peran guru PAI dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.

b. Metode Wawancara

(18)

Metode interview adalah sebuah wawancara yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari terwawancara.24

Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data, terutama untuk mengetahui peran guru PAI dalam membentuk karakter serta faktor pendukung dan penghambat dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan. Adapun yang di wawancarai dalam penelitian ini yaitu guru, siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan. c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.25

Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang bersifat dokumenter yaitu data-data tentang jumlah peserta didik, jumlah guru, struktur organisasi dan sebagainya, sebagai data pendukung yang dibutuhkan di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara menorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

24 Suharsimi Arikunto, Ibid, hlm. 145

25 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hlm.

(19)

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.26

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yaitu berangkat dari kasus-kasus bersifat khusus berdasarkan pengalaman nyata kemudian dirumuskan menjadi definisi bersifat umum.27

Adapun tahap-tahap analisis data menurut model Miles dan Huberman (model interaktif) antara lain:

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu proses pencarian data yang dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.

b. Reduksi Data

Reduksi data yaitu proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang diperoleh dilapangan kemudian memasukan informasi kedalam daftar yang berbeda. Setelah hasil catatan lapangan, wawancara, rekamandan data lain yang tersedia, tahap seleksi berikutnya adalah perangkuman data, merumuskandata, mengelompokan dan menyajikan data secara tertulis.

c. Penyajian Data

26Sugiyono, MetodePenelitianPendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 335.

27 Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

(20)

Penyajian data adalah deskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melakukan interprestasi data, penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data dalam penelitian ini akan di sajikan dalam bentuk teksnaratif.

d. Penarikan Kesimpulan

Sejak permulaan pengumpulan data, peneliti akan mencari makna dari setiap gejala yang diperoleh di lapangan, pencatatan keteraturan, pola, tema, konfigurasi, alur kausalitas dan proposisi. Selama penelitian masih berlangsung, setiap kesimpulan yang ditetapkan akan terus-menerus diverifika sehingga dapat diperoleh konklusi yang validitasnya dapat dipertanggung jawabkan.28

Maka dalam penelitian ini data yang diperoleh dan dikumpulkan baik melalui observasi, wawancara, maupun dokumentasi berkaitan dengan strategi guru PAI dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan dilakukan penyusunan selanjutnya interpretasi dan penafsiran data dilakukan dengan mengacu kepada rujukan teoritis yang berhubungan dan sesuai dengan konteks penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis menyusun sistematikanya sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan garis besar (pokok penulisan penelitian) yang berisi latar belakang masalah, rumusan

28 Sugiyono, Metode Peneltian Kuantitatif Kualiatif (Bandung :Alfabeta, 2008), hal.

(21)

masalah, tujuan penelitian, kegunaan peneltian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan tentang guru pendidikan agama islam dan karakter siswa. Pertama tentang Guru Pendidikan agama islam meliputi pengertian guru PAI, tugas guru PAI, syarat guru PAI, sifat guru PAI. Kedua tentang karakter siswa meliputi pengertian karakter siswa, nilai-nilai karakter siswa, faktor-faktor yang mempengaruhi karakter.

Bab III Gambaran umum sekolah SMP Wahid Hasyim Pekalongan. Meliputi profil di SMP Wahid Hasyim. Dalam bab ini berisi tentang kondisi lapangan tempat penelitian. Pertama, profil sekolah SMP Wahid Hasyim Pekalongan, visi dan misi, struktur organisasi sekolah, dan profil guru PAI di SMP Wahid Hasyim Pekalongan. Kedua, berisi tentang bagaimana strategi Guru PAI dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan. Ketiga, faktor pendukung dan penghambat dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.

Bab IV Analisis strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter siswa di di SMP Wahid Hasyim Pekalongan. Dalam bab ini berisi tentang, pertama: Analisis strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan, dan kedua, analisis faktor pendukung dan penghambat dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.

BAB V Penutup, bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran.

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur pengangkatan anak perempuan pada masyarakat Etnis Tionghoa di Kota Medan termasuk oleh suku Hainan pada dasarnya dilakukan dengan upacara adat dengan melakukan

1) Menganggar saiz populasi tikus mondok di keempat-empat kawasan dengan menggunakan Kaedah Jolly-Seber. 2) Mengganggarkan kepadatan tikus mondok di keempat-empat kawasan kajian.

TERHDAP PENGGUNAAN INTERNET BANKING PADA MAHASISWA S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Proses penilaian dilakukan dengan cara memasukkan kriteria vendor pernikahan yang diinginkan dan kemudian sistem akan melakukan proses perhitungan nilai sesuai dengan

Halaman Gambar 2.1 Kerangka

Ketiga, penggunaan math games dalam pembelajaran mampu membuat anak menjadi pribadi yang aktif seperti yang diungkapkan oleh Doucet dan Tugde (2004) bahwa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Motivasi Intrinsik Pekerja Anak yang melakukan kegiatan bersekolah danbekerjadi perkebunan sawit. 2) Motivasi Ekstrinsik

Gelombang yang paling perlahan yang dihasilkan oleh gempabumi dan yang menyebabkan kemusnahan yang teruk. (a) Gelombang Tsunami (b) Gelombang permukaan (c) Gelombang sekunder