• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV SDN 01 RASAU JAYA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD

TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV

SDN 01 RASAU JAYA

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh SULINDA NIM. F37008001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK 2012

(2)

PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD

TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV

SDN 01 RASAU JAYA

SULINDA NIM. F37008001

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Ngatiyo, M.Pd Dra. Hj. Nursyamsiar T

NIP. 19490223 197603 1 001 NIP. 19530424 198103 2 002

Disahkan,

Dekan Ketua Jurusan Pendidikan Dasar

Dr. Aswandi Drs. H. Maridjo Abdul Hasjmy, M.Si

(3)

PENGARUH COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS IV

SDN 01 RASAU JAYA Sulinda, Ngatiyo, Nursyamsiar

PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak email: linda87_widodo@yahoo.com

Abstract : The influence of cooperative learning technique STAD to study result of fourth grader student in SDN 01Rasau Jaya. The purpose of this research is to know influence of cooperative learning technique STAD to study result of fourth grader student in SDN 01Rasau Jaya. The research method used experiment method. The research type is vision research. Based on statistic calculation from result average of control class post-test is 62,74 and the result average of experiment class is 80,39 obtained ttestis 5,371 and ttable is 1,998 that is

mean ttest(5,371) > ttable(1,998) that’s why Ha received. From

the effect size calculation is 1,24 that is mean high criteria. In this case was study with using cooperative learning technique STAD give big influence of study result of fourth grader student in SDN 01 Rasau Jaya.

Key word: influence, cooperative learning, STAD, study result.

Abstrak: Pengaruh Cooperative Learning Teknik STAD

Terhadap Hasil Belajar Kelas IV SDN 01 Rasau Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cooperative learning teknik STAD terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 01 Rasau Jaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan bentuk penelitiannya eksperimen semu. Berdasarkan perhitungan statistik dari rata-rata hasil post-test kelas kontrol sebesar 62,74 dan rata-rata hasil post-test kelas eksperimen sebesar 80,39 diperoleh thitung sebesar 5,371 dan ttabel sebesar 1,998, yang

berarti thitung (5,371) > ttabel (1,998), dengan demikian maka Ha

diterima. Dan perhitungan effect size, diperoleh sebesar 1,24 berarti termasuk kriteria tinggi. Hal ini berarti pembelajaran dengan cooperative learning teknik STAD memberi pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 01 Rasau Jaya.

Kata Kunci: pengaruh, cooperative learning, STAD, hasil belajar

(4)

Pembelajaran secara teknis dapat diartikan sebagai upaya sistematik untuk menciptakan lingkungan belajar yang potensial sehingga menghasilkan proses belajar yang bermuara pada berkembangnya potensi individu sebagai peserta didik. Kegiatan dalam proses pembelajaran merupakan tonggak utama keberhasilan belajar karena dari kegiatan pembelajaran tercermin pengalaman belajar yang akan dimiliki oleh peserta didik sehingga kebermaknaan dalam pembelajaran dimiliki oleh siswa. Siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Sehingga yang menjadi perhatian adalah bagaimana keadaan dan kemampuannya baru kemudian menentukan komponen yang diperlukan. Kegagalan pendidik dalam menyampaikan materi ajar bukan karena guru kurang menguasai bahan, tetapi karena guru tidak tahu bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran tersebut dengan baik dan tepat sehingga peserta didik dapat belajar dengan suasana menyenangkan dan juga mengasikkan.Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang telah diatur dalam Undang-undang tentang sistem pendidikan nasional, maka perlu dilakukan proses pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Proses belajar yang dimaksud adalah interaksi peserta didik, pendidik, sumber belajar dan lingkungan belajar. Menurut Suparno (dalam Isjoni, 2011 : 35 ) pembelajaran yang bermakna adalah suatu proses pembelajaran dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki oleh seseorang yang sedang dalam proses pembelajaran.

Dalam BSNP (2006:575), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD. Ilmu pengetahuan sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Menurut Etin Solihatin dan Raharjo (2007:15) pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat dan kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal bagi siswa untuk mendapatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan hasil observasi tanggal 8 November 2011 yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SDN 01 Rasau Jaya diketahui bahwa pembelajaran yang berlangsung tidaklah sama seperti harapan pembelajaran IPS sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS itu sendiri yaitu lebih menekankan pada aspek pengetahuan, berpusat pada guru, mengarahkan bahan berupa informasi yang tidak mengembangkan berpikir serta hanya membentuk budaya menghafal dan bukan berpikir kritis.

Pembelajaran kooperatif mampu membelajarkan diri dan kehidupan siswa baik dikelas maupun di luar kelas. Hal pokok dalam pembelajaran kooperatif adalah tanggung jawab individu sekaligus kelompok sehingga dalam diri siswa terbentuk sikap ketergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok berjalan optimal, hal tersebut tentunya mengacu pada tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik kooperatif yang di ungkapkan oleh Robert E. Slavin (dalam Narulita Yusron, 2010: 81) yaitu penghargaan kelompok, pertanggung jawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil. Keadaan ini mendorong siswa dalam

(5)

kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh-sungguh sampai selesainya tugas-tugas individu dan kelompok.

Pembelajaran kooperatif teknik Student Team Achievement Division/ STAD merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi guna mencapai prestasi belajar yang maksimal. Dengan menggunakan model ini diharapkan siswa dalam proses pembelajaran, dapat berpikir secara kritis dan mampu memecahkan persoalan atau masalah dalam materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya, sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang optimal.

Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai“Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Rasau Jaya”.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1)Rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SDN 01 Rasau Jayatanpa menggunakan model Cooperative Learning teknik STAD, (2)Rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SDN 01 Rasau Jayadengan menggunakan model Cooperative Learning teknik STAD, (3)Perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SDN 01 Rasau Jaya dengan menggunakan model Cooperative Learning teknik STAD dan tanpa menggunakan model Cooperative Learning teknik STAD, (4)Besarnya pengaruh penggunaan model Cooperative Learning teknik STAD terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SDN 01 Rasau Jaya.

Menurut Joyce (dalam Trianto, 2007:2) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran didalam kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-parangkat pembelajaran.Robert E. Slavin (dalam Nur Asma, 2006:11) menyatakan, Cooperative learning methods share the idea that student work together to learn and are responsible for their teammates as well as their own. Nur Asma (2006:12) Pembelajaran kooperatif menekankan kerjasama antara siswa dalam kelompok.

Tujuan pembelajarankooperatif menurut Isjoni(2011:21) adalah “agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok”. Roger dan David Johnson (dalam Anita Lie, 2010:31 )mengatakan bahwa Cooperative Learning, memiliki lima unsur model pembelajaran gotong royong yaitu : (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antar anggota, (5) evaluasi proses kelompok. Robert E. Slavin (dalam Narulita Yusron, 2010:11) menyatakan bahwa Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku.

(6)

Kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan menurut Davidson (dalam Nur Asma, 2006:26) diantaranya sebagai berikut: (a) Meningkatkan kecakapan individu, (b) Meningkatkan kecakapan kelompok, (c) Meningkatkan komitmen, (d) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya, (e) Tidak bersifat kompetitif, (f) Tidak memiliki rasa dendam. Kelemahan pembelajajaran kooperatif teknik STAD Menurut Robert E. Slavin (dalam Nur Asma, 2006:27)yaitu: (a) Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang, (b) Siswa berprestasi tinggi akan lebih dominan.

Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2009:1) menyatakan belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2010:38) belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Nana Sudjana(2011:2) menyatakan hasilbelajarsiswaadalah kemampuanyang dimilikisiswa setelahiamenerima pengalaman belajar”. Jadi dapat disimpulkan bahwahasil belajarsiswa merupakankemampuanyang harus dimiliki oleh siswasetelahmenerimapengalaman dalam suatu kegiatan belajar.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Hadari Nawawi (2012: 88), “Metode eksperimen adalah prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain.” Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk penelitian Eksperimen Semu/Berpura-pura (Quaisy Experiment) karena penelitian ini tidak mungkin sepenuhnya dapat mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Sedangkan rancangan eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) menyatakan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Rasau Jaya yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas IV A dan kelas IV B tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 67 orang.

Menurut Hadari Nawawi (2012: 152), “Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi, sebagian individu yang diselidiki, ataupun sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu.”Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu teknik non probability sampling dengan jenis sampel bertujuan atau purposive sampling. Suharsimi Arikunto (2010: 183) menjelaskan bahwa sampel bertujuan atau purposive sample dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel populasi yaitu kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Rasau Jaya yang berjumlah 67 orang yang terdiri dari 33 orang kelas IV A dan 34 orang kelas IV B.Sedangkan dalam penentuan kelas yang akan digunakan peneliti dalam penelitian eksperimen ini, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, peneliti menggunakan teknik probability samplingdengan jenis

(7)

simple random sampling. Dalam penelitian ini, kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan kelas IV B sebagai kelas kontrol.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengukuran. Menurut Hadari Nawawi, (2012:101)Teknik pengukuran adalah cara mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif untuk mengetahui tingkat atau derajat aspek tertentu dibandingkan dengan norma tertentu pula sebagai satuan ukur yang relevan.Pengukuran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengumpulan data dengan menggunakan tes yang dilakukan sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran dengan model Cooperative Learning teknik STADpada kelas eksperimen serta pembelajaran yang tidak diajarkan dengan model Cooperative Learning teknik STAD di kelas kontrol.

Alat pengumpul data disesuaikan dengan teknik pengumpul data yang digunakan. Oleh karena teknik pengumpul data yang digunakan adalah teknik pengukuran, maka alat pengumpul data yang sesuai digunakan adalah tes.

Agar alat pengumpul data dapat digunakan sebagai alat pengumpul data yang objektif dan mampu menguji hipotesa peneliti, maka diperlukan analisis terhadap alat pengumpul data yaitu (1) validitas, (2) reliabilitas, (3) tingkat kesukaran, (4) daya pembeda.

Untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah dirumuskan bahwa terdapat pengaruh model Cooperative Learning teknik STAD terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Rasau Jaya, maka data hasil pre-test dan post-test diolah menurut langkah-langkah sebagai berikut:

Untuk menjawab sub masalah pada nomor 1yaitu berapa rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Rasau Jaya tanpa menggunakan model Cooperative Learning teknik STAD, maka digunakan rumus rata-rata hitung tes hasil belajar menurut Sugiyono (2010: 54) sebagai berikut:

Untuk menjawab sub masalah pada nomor 2 yaitu berapa rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Rasau Jaya dengan menggunakan model Cooperative Learning teknik STAD , maka digunakan rumus rata-rata hitung tes hasil belajar menurut Sugiyono (2010: 54) sebagai berikut:

Untuk menjawab sub masalah pada nomor 3 yaitu perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Rasau Jaya dengan menggunakan model Cooperative Learning teknik STAD dan tanpa menggunakan model Cooperative Learning teknik STAD, maka akan digunakan rumus t-test dengan menghitung skor hasil belajar siswa

i i i f X f X

i i i f X f X

(8)

pada pembelajaran IPS di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Rasau Jaya dari setiap jawaban pre-test dan post-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kemudian menghitung rata-rata

 

X hasil pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(Sugiyono, 2010: 54)

Menghitung Standar Deviasi (SD) hasil pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(Sugiyono: 2010: 58)

Menghitung uji normalitas data. Menurut Subana, Moersetyo Rahadi, dan Sudrajat (2000: 124), uji Chi-kuadrat dapat dihitung dengan rumus

𝜒2 = Oi − Ei 2

Ei

Karena data hasil perhitungan uji normalitas pre-test dan post-test siswa berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan perhitungan uji homogenitas variansinya, yaitu dengan rumus:

(Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki, 2004: 216)

Karena data sudah dikatakan berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan pengujian t-test (Sugiyono, 2011: 138-139), dengan menggunakan rumus Polled Varians

Kemudian melakukan pengujian dengan taraf signifikan 5%, yaitu jika (1) Nilai thitung< ttabel maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak, (2) Nilai thitung> ttabel

maka hipotesis alternatif (Ha) diterima.

Untuk menjawab sub masalah 4 yaitu besarnya pengaruh model Cooperative Learning teknik STAD terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Rasau Jaya, maka digunakan rumus effect size. Rumus effect size dari Jacob Cohen (dalam Endang Mulyatiningsih, 2011: 22) sebagai berikut:

i i i f X f X

1

2   

n X X f SD i i k s b s F 2 2                    2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 n n n n s n s n x x t Sc Yc Ye ES  

(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model cooperative learning teknik STAD dan besarnya pengaruh model cooperative learning teknik STAD terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Rasau Jaya. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 67 orang dengan rincian 33 orang di kelas IVA sebagai kelas eksperimen dan 34 orang di kelas IVB sebagai kelas kontrol. Dari sampel tersebut diperoleh data skor pre-test dan post-test siswa (lihat di lampiran 4.3 dan 4.4 halaman 163 - 164) yang meliputi: (1) Skor hasil tes siswa pada kelas kontrol yaitu pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional / ceramah. (2) Skor hasil tes siswa pada kelas eksperimen yaitu pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik STAD.

Adapun data skor pre-test dan post-test siswa yang telah diolah dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Hasil pengolahan nilai pre-test dan post-test siswa

Keterangan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pre-test Post-test Pre-test Post-test

Rata-rata (X ) 47,32 62,74 52,03 80,39 Standar Deviasi (SD) 13,49 14,24 14,25 10,66 Uji Normalitas (X2) 6,2142 4,0815 5,1364 6,1564 Pre-test Post-test Uji Homogenitas (F) 1,12 1,78 Uji Hipotesis (t) 1,389 5,371 Pembahasan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa: (1) Rata-rata nilai pre-test siswa kelas kontrol adalah 47,32 dan rata-rata nilai post-test siswa kelas kontrol adalah 62,74, (2) Rata-rata nilai pre-test siswa kelas eksperimen adalah 52,03 dan rata-rata nilai post-test siswa kelas eksperimen adalah 80,39. Dengan demikian, hasil belajar siswa dengan model cooperative learning teknik STAD lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang tidak diajarkan dengan model cooperative learning teknik STAD. Namun secara keseluruhan hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

Untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, maka data hasil rata-rata dan standar deviasi pre-test kedua kelas dapat dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik, yang mana data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas skor pre-test kelas kontrol diperoleh X2hitung sebesar

6,2142 sedangkan uji normalitas skor pre-test kelas eksperimen diperoleh X2hitung

sebesar5,1364 dengan X2tabel (α = 5% dan dk = banyaknya kelas – 3 = 6 – 3 = 3)

sebesar 7,815. Karena X2hitungskor pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen<

(10)

normal. Karena hasil pre-test kedua kelas berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan menentukan homogenitas data pre-test.

Uji homogenitas data pre-test untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh Fhitung sebesar 1,12 dan Ftabel (α = 5%, dk pembilang = 32, dk penyebut =

33) sebesar 1,80. Sehingga diperoleh Fhitung (1,12) < Ftabel (1,80), maka data

dinyatakan homogen (tidak berbeda secara signifikan). Karena data pre-test tersebut homogen, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis (uji-t).

Berdasarkan perhitungan uji-t menggunakan rumus polled variansdiperoleh thitung sebesar 1,389 dan ttabel (α = 5% dan dk = n1 + n2 – 2 = 33 +

34 – 2 = 65) sebesar 1,998. Karena thitung (1,389) < ttabel (1,998), dengan demikian

maka Ho diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil pre-test siswa di kelas kontrol dan di kelas eksperimen. Sehingga, antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan relatif sama.Karena tidak terdapat perbedaan kemampuan awal siswa pada kedua kelas tersebut, maka diberikan perlakuan yang berbeda. Pada kelas kontrol, dilakukan pembelajaran konvensional, sedangkan pada kelas eksperimen dilakukan pembelajaran dengan model cooperative learning teknik STAD. diakhir perlakuan, masing-masing kelas diberi post-test untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa akibat perlakuan yang diberikan tersebut.

Untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan pada pembelajaran IPS, maka data hasil rata-rata dan standar deviasi post-test kedua kelas dapat dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik, yang mana data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas skor post-test kelas kontrol diperoleh X2hitung sebesar

4,0815 sedangkan uji normalitas skor post-test kelas eksperimen diperoleh X2hitung

sebesar6,1564 dengan X2tabel (α = 5% dan dk = banyaknya kelas – 3 = 6 – 3 = 3)

sebesar 7,815. Karena X2hitungskor post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen <

X2tabel, maka data hasil post-test berdistribusi normal. Karena hasil post-test kedua

kelas berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan menentukan homogenitas data post-test.

Dari uji homogenitas data post-test diperoleh Fhitung sebesar 1,78 dan Ftabel

(α = 5%, dk pembilang = 32, dk penyebut = 33) sebesar 1,80. Sehingga diperoleh Fhitung (1,78) < Ftabel (1,80), maka data dinyatakan homogen (tidak berbeda secara

signifikan). Karena data post-test tersebut homogen, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis (uji-t).

Berdasarkan perhitungan uji-t menggunakan rumus polled varians, diperoleh thitung sebesar 5,371 dan ttabel (α = 5% dan dk = n1 + n2 – 2 = 33 + 34 – 2

= 65) sebesar 1,998. Karena thitung (5,371) > ttabel (1,998), dengan demikian maka

Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil post-test siswa di kelas kontrol dan di kelas eksperimen.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh pembelajaran dengan model cooperative learning teknik STAD terhadap hasil belajar siswa, dihitung dengan menggunakan rumus effect size. Dari perhitungan effect size diperoleh ES sebesar 1,24 dan dikategorikan effect size dengan kriteria tinggi yaitu ES > 0,8.Berdasarkan perhitungan effect size tersebut dapat disimpulkan bahwa model

(11)

cooperative learning teknik STAD memberikan pengaruh yang besar terhadap tingginya hasil belajar siswa di kelas IV SDN 01 Rasau Jaya.

Kelas yang dijadikan kelas kontrol dalam penelitian ini adalah kelas IV B Sekolah Dasar Negeri 01 Rasau Jaya tahun ajaran 2012/2013. Sampel di kelas kontrol ini berjumlah 34 orang. Proses pembelajaran di kelas kontrol sebanyak tiga pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit dengan menggunakan metode konvensional. Pembelajaran dilakukan oleh guru, sedangkan peneliti sebagai observer atau pengamat.

Pada pertemuan pertama, guru memperkenalkan siswa dengan media yang disediakan berupa slide show yang menunjang pembelajaran. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa mengikuti pembelajaran dengan tertib. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh pada pertemuan pertama, ada beberapa siswa yang tidak mengalami peningkatan hasil belajar setelah diberikan perlakuan. Dalam hal ini, guru telah mengingatkan mereka untuk lebih serius dalam belajar.

Untuk pertemuan kedua dan ketiga, setiap awal pembelajaran siswa diminta menyebutkan atau mengingat kembali pembelajaran yang lalu. Hal ini dilakukan agar mereka mengetahui atau memahami keterkaitan antar materi yang dipelajari. Pada pembelajaran ini, penguasaan kelas terlaksana dengan baik dan siswa dapat memahami karena hanya media saja yang di ubah agar lebih menarik dan sesuai dengan perkembangan.

Sedangkan kelas yang dijadikan kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 01 Rasau Jaya tahun ajaran 2012/2013. Sampel di kelas eksperimen berjumlah 33 orang. Proses pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan sebanyak tiga pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit dengan menggunakan model cooperative learning teknik STAD. Pembelajaran dilakukan oleh guru, sedangkan peneliti sebagai observer atau pengamat.

Secara umum, pembelajaran dengan model cooperative learning teknik STAD berlangsung dengan baik. Walaupun dengan model cooperative learning teknik STAD merupakan metode belajar yang baru bagi siswa di Sekolah Dasar Negeri 01 Rasau Jaya, namun siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif dan semua tahap pembelajaran dilaksanakan dengan lancar. Hal tersebut tampak dengan antusiasnya siswa mengikuti pembelajaran serta keseriusan siswa membelajarkan teman dalam satu kelompok yang belum mengerti tentang materi yang dipelajari.

Pada pertemuan pertama, guru mengingatkan siswa untuk bekerja dalam satu tim belajar yang telah dibuat serta langkah pembelajaran dengan teknik STAD itu sendiri. Meskipun cukup asing dengan model belajar yang digunakan namun siswa sangat bersemangat untuk belajar bersama.

Pada pertemuan kedua dan ketiga, pembelajaran terasa lebih menantang bagi siswa. Hal tersebut terlihat dari siswa yang telah belajar terlebih dahulu dari rumah untuk bisa menjadi top team dan mampu membelajarkan teman yang kurang paham.

Berdasarkan perhitungan rata-rata hasil belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, terlihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diberi

(12)

perlakuan dengan model cooperative learning teknik STAD lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan metode konvensional.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh dari hasil tes siswa, dapat disimpulkan bahwa (1) Rata-rata skor hasil belajar siswa kelas IV B Sekolah Dasar Negeri 01 Rasau Jaya (kelas kontrol) pada pembelajaran IPS dengan pembelajaran konvensional adalah 62,74 dari skor total sebesar 2133 dengan standar deviasi sebesar 14,24. (2) Rata-rata skor hasil belajar siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 01 Rasau Jaya (kelas eksperimen) pada pembelajaran IPS dengan model cooperative learning teknik STAD adalah 80,39 dari skor total sebesar 2653 dengan standar deviasi sebesar 10,66. (3) Dari hasil belajar siswa (post-test) di kelas kontrol dan kelas eksperimen, terdapat perbedaan skor rata-rata post-test siswa sebesar 17,65 dan berdasarkan pengujian hipotesis (uji-t) menggunakan t-tes polled varians diperoleh thitung data post-test sebesar 5,371 dan

ttabel (α = 5% dan dk = 65) sebesar 1,998, maka dapat disimpulkan bahwa Ha

diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model cooperative learning teknik STAD (kelas eksperimen) dan data yang diajar secara konvensional (kelas kontrol). (4) Pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik STAD memberikan pengaruh yang besar terhadap tingginya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan harga effect size sebesar 1,24 dengan kriteria effect size tergolong tinggi.

Saran

Ada beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian yaitu sebagai berikut (1) Penggunaan model cooperative learning teknik STAD memberikan pengaruh yang positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu, disarankan kepada guru IPS kelas IV untuk tetap menerapkannya dalam pembelajaran IPS. (2) Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan model cooperative learning teknik STAD untuk mendapatkan simpulan yang lebih meyakinkan, disarankan untuk membuat variasi dalam langkah pembelajaran untuk dapat dikembangkan yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa, karakteristik, serta lingkungan belajar siswa. (3) Memberikan angket motivasi dan minat siswa pada model pembelajaran yang digunakan, sehingga dapat diketahui apakah model pembelajaran tersebut menarik motivasi dan minat siswa untuk belajar atau tidak.

DAFTAR RUJUKAN

Annita Lie. (2010). Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia.

Asep Jihad & Abdul Haris. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo

BNSP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

(13)

Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki. (2004). Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Endang Mulyatiningsih. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang

Pendidikan. Yogyakarta: Alfabeta

Etin Solihatin & Raharjo. (2007). Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara

Hadari Nawawi. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Isjoni. (2011). Cooperative Learning. Pekanbaru: Alfabeta

Nana Sudjana. (2011). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nur Asma. (2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas.

Robert E. Slavin. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik; (Penterjemah: Narulita Yusron). Bandung: Nusa Media

Subana & Sudrajat. (2005). Dasar-Dasar Penelitian ilmiah. Bandung: Pustaka Setia

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

. . (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Syaiful Bahri Djamarah. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel

For this assessment, subjects 15 years old or more had their visual acuity measured using the Snellen chart and their mental health status determined using the

Dari berbagai hal yang harus diperhatikan dalam permainan ”Sentrengan” ini proses pemenangan atau pemain yang dinyatakan sebagai pemenang adalah jika seseorang atau

[r]

(d) menyenangkan, imajinasi dan kreativitas kita tidak terbatas. Hal itu menjadikan pembuatan dan peninjauan ulang catatan lebih menyenangkan.. Keterampilan menulis menjadi salah

Sebagai informasi dan bahan masukan ide serta gagasan pemikiran atau saran- saran bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan pelayanan jasa yang diharapkan dapat memberikan

terhadap Keputusan Nasabah menggunakan Rekening Ponsel CIMB Niaga.. di

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menempuh program sarjana minimal semester 3 yang menempuh studi di Surabaya khususnya pada STIE Perbanas