• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN BERACUN BERBAHAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN BERACUN BERBAHAYA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN

BERACUN BERBAHAYA

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KUNJUNGAN LAPANGAN DALAM RANGKA PENYUSUNAN FS DAN DED FASILITAS PENGOLAHAN EMAS NON MERKURI

Pacitan – Jawa Timur 24 – 27 Januari2016

oleh :

Ir. Dadan M Nurjaman, MT Aisyah Syafei

Widi Brotokusumo, ST R Arif Suryanegara, ST Makna Fathana Sabila

(2)

I. Dasar Pelaksanaan/Sumber Dana

1. Peraturan Menteri RI Nomor 53 2010 Tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Negara;

2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 18/Menlhk-ll/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

3. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-22/PB/2013 Tentang Ketentuan Lebih Lanjut Pelaksanaan Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap.

4. Surat Tugas No. ST. 13/PB3/PB3/PLB.1/1/2017 Tanggal 18 Januari 2016

II. Petugas yang Melakukan Perjalanan Dinas 1. Ir. Dadan M Nurjaman, MT

2. Aisyah Syafei

3. Widi Brotokusumo, ST 4. R Arif Suryanegara, ST 5. Makna Fathana Sabila

III. Pelaksanaan Perjalanan Dinas

Perjalanan Dinas berlangsung pada tanggal 24 – 27Januari 2016 bertempat di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pacitan dan Desa Kebon Sari, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Kunjungan lapangan ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai kesesuaian lahan untuk pembangunan fasilitas pengolahan emas non merkuri.

Agenda perjalanan dinas mencakup :

a. Pertemuan dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pacitan

1. Kegiatan diawali dengan kunjungan ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pacitandan diterima oleh oleh Bapak Ir. Edy Djunan Ahmadi (Kepala Dinas Lingkungan Hidup) dan Bapak Yoni Kristanto. Dalam pertemuan tersebut disampaikan tujuan kunjunganlapangan ke Pacitan untuk menindaklanjuti pertemuan koordinasi penyiapan pembangunan sarana pengolahan emas non

(3)

merkuri yang dilaksanakan pada bulan Desember 2016, dari Pacitan yang hadir adalah kepala BLH, Dinas ESDM, dan Bappeda.

2. Bapak Yoni menyampaikan sudah melakukan koordinasi dengan Bapak Suyono sebagai ketua kelompok penambang rakyat dan pensiunan lurah di Desa Kebonsari. Bapak Suyono sudah mempunyai usulan 2 alternatif lokasi lahan untuk pembangunan sarana pengolahan emas tanpa merkuri. Lokasi tersebut mempunyai luas kurang lebih 1000 m2 dengan ketersediaan sumber air dan sumber listrik.

3. Bapak Kepala Dinas LH menanyakan mengenai status penyiapan lahan yang akan dipasang peralatan pengolahan emas non merkuri. Beliau menyatakan bahwa PEMDA tidak dapat menyediakan biaya pembelian lahan karena pada tahun 2017 tidak menyediakan alokasi anggaran.

4. KLHK meminta arahan kepada Bapak Kepala Dinas LH terkait dengan status izin lahan yang akan dibangun fasilitas terkait dengan RT dan Rwnya. Kepala Dinas LH menyampaikan bahwa DLH yang akan berkoordinasi lebih lanjut dengan SEKDA.

5. Pak Yoni menyampaikan terkait teknologi pengolahan emas non merkuri di lokasi tambang rakyat sudah pernah dibangun alat pengolahan oleh Yayasan Tambuk Shinta (YTS), namun tidak berlanjut karena para penambang melihat hasil pengolahan dibawah mutu pengolahan dengan menggunakan merkuri sehingga alat tersebut saat ini tidak berfungsi. Jika teknologi BPPT nantinya menghasilkan kualitas emas yang lebih bagus pasti akan didukung oleh para penambang.

6. Bapak Dadan BPPT menyampaikan teknologi yang digunakan YTS adalah sistem gravitasi berbeda dengan teknologi yang akan digunakan BPPT yaitu dengan menggunakan bahan kimia sianida yang berfungsi menangkap emas pada butiran halus sedangkan sistem gravitasi berfungsi untuk yang butiran kasar.

7. Bapak Dadan dari BPPT mengusulkan untuk menggunakan pola sewa lahan selama 5 tahun, mengingat keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pengolahan emas dan pola penambangan masyarakat yang ada di daerah tersebut.

(4)

8. KLHK menyampaikan bahwa akan ada pertemuan koordinasi antara KLHK dan Pemda sekitar bulan Maret untuk kegiatan penyiapan pembangunan fasilitas dan penandatanganan MoU.

9. Kepala Dinas mengusulkan untuk penandatanganan MoU dapat dilakukan dengan Bupati Pacitan dan sebaiknya penandatanganan dilaksanakan di Jakarta.

b. Survei lapangan guna penyusunan FS dan DED Fasilitas Pengolahan Emas Non Merkuri.

Survei lahan yang akan dibangun peralatan pengolahan emas non merkuri dilaksanakan pada Desa Kebonsari, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Survei dilakukan pada beberapa alternatif lokasi, yaitu:

Opsi Lahan 1 Opsi Lahan 2 Opsi Lahan 3

Kepemilikan Lahan

Lahan Milik Perorangan

Lahan Milik Perorangan (Pak Edi)

Lahan Milik Perorangan (Pak Suyono)

Lokasi lahan Pinggir jalan utama menuju area tambang

Dekat dengan area tambang yang jauh dari jalan utama

Area rumah pribadi pak Suyono

Izin IPR/WPR

Tidak masuk IPR dan WPR.

Sudah memiliki IPR dan masuk WPR, namun IPR telah habis masa berlaku. Sedangproses

perpanjangan izin.

Tidak masuk IPR dan WPR.

Luas lahan ± 600 m2 ± 1000 m2 ± 600 m2

Akses Jalan Akses Jalan Memadai Akses jalan tidak memadai (kondisi ekstrim) Akses Jalan Memadai Titik Koordinat lokasi - S 08o03’12.1” E 111o04’57.1” S 08o04’13.5” E 111o04’51.6” Infrastruktur Telah berdiri bangunan

yang rencana akan dibangun pasar

Telah terbangun sarana pengolahan emas dengan menggunakan merkuri

Belum tersedia

Air

Permukaan

Tidak tersedia (jauh, harus menggunakan pipa pralon)

Tersedia Tersedia

Sumber listrik

Tersedia Tersedia Tersedia

Sumber air Tersedia Tersedia Tersedia

Kendala Pemilik tidak mengizinkan untuk dilakukan

pembangunan

peralatan pengolahan emas

- Kondisi jalan tidak mendukung - Harus ada persiapan pekerjaan penebangan pohon dan perataan lahan

(5)

Kelebihan dan kekurangan masing – masing opsi lahan lokasi pembangunan peralatan pengolahan emas non merkuri adalah sebagai berikut :

Kelebihan Kekurangan

Opsi lahan 1 Lokasi berada di jalan utama 1. Pemilik tidak mengizinkan untuk dilakukan pembangunan peralatan pengolahan emas 2. Tidak memiliki IPR dan WPR Opsi lahan 2 1. Memiliki IPR dan masuk

WPR, namun IPR telah habis masa berlaku. Sedang proses perpanjangan izin. 2. Dekat dengan area

tambang.

3. Tersedia sumber listrik 4. Tidak dekat sumber air,

akan tetapi terdapat sumur bor

1. Kondisi jalan menuju lokasi cukup ekstrim dan tidak mendukung untuk dilewati alat berat.

2. Perlu adanya petugas keamanan di lokasi pembangunan alat.

3. Harus ada persiapan pekerjaan pemadatan dan pelebaran jalan menuju lokasi.

4. Tidak tersedia tempat untuk sosialisasi kepada warga. Opsi lahan 3 1. Lokasi berada di jalan

utama.

2. Dekat dengan rumah ketua penambang rakyat (Pak Suyono).

3. Dekat dengan aliran air sungai.

4. Tersedia sumber listrik 5. Keamanan dijamin oleh

Ketua Penambang (Pak Suyono)

6. Ketersediaan tempat untuk sosialisasi kepada warga. 7. Akses jalan memadai

1. Tidak memiliki IPR dan WPR. 2. Harus ada persiapan pekerjaan

penebangan pohon dan perataan lahan.

Diskusi:

1. Wilayah pertambangan emas rakyat yang masuk WPR adalah Gunung Pandan, Gunung Tumo dan Kendalisodo.Terdapat 2 wilayah yang sudah memiliki IPR yaitu Gunung Tumo dan Gunung Kendalisodo. Luas kedua wilayah ini yang mempunyai IPR tersebut adalah 6 ha.

2. Pak Suyono menanyakan mengenai alat dan teknologi yang akan digunakan oleh BPPT untuk pengolahan emas.

3. Pak Widi dari BPPT menyampaikan alat yang akan digunakan terdiri atas jaw crusher, ball mill dan tanki. Crusher yang digunakan tergantung dengan karakteristik bijih ore yang ada di daerah. Setelah kajian karakteristik ore yang dilakukan oleh BPPT beberapa waktu lalu, diketahui bahwa butiran bijih emas

(6)

dari hasil ekstraksi berupa butiran halus, sehingga untuk dapat dilakukan pemurnian emas perlu dengan menggunakan bahan kimia, salah satunya dengan proses Sianidasi. Hasil proses sianidasi tersebut akan menghasilkan limbah, akan tetapi limbah dari hasil proses sianidasi lebih mudah dikelola. Teknologi yang akan dilakukan oleh BPPT yaitu :

- Batuan harus dihancurkan terlebih dahulu dengan jaw crusher dan ball mill hingga mencapai ukuran 200 mess – 75 mikron

- Batuan yang telah hancur tersebut kemudian dipisahkan dengan alat pemisah. Butiran yang kasar akan masuk kembali ke alat penghancur, sedangkan butiran yang telah halus akan masuk ke tanki pengaduk + kompressor.

- Kemudian ditambahkan kapur untuk menjaga stabilitas pH (dimana pH optimum untuk proses ini adalah 10 – 11,5) dan karbon aktif yang ditempatkan dengan wadah tersendiri. Fungsi karbon adalah untuk memudahkan untuk menghancurkan sianida dan mengikat emas. Sianida bisa mengolah butiran halus emas hingga ukuran 74 mikron.

4. Pak Suyono menyampaikan bahwa beliau memiliki izin IPR untuk wilayah Gunung Kendalisodo, akan tetapi masa berlaku telah habis pada bulan Mei 2016. Pada saat ini beliau sedang mengajukan perpanjangan IPR. Akan tetapi, terkendala pada pengurusan IPR saat ini telah terpusat di Provinsi.

5. Lokasi pertambangan yang digunakan oleh Pak Suyono adalah Gunung Tumo dan Kendalisodo dengan luas lahan 5 Ha dan jumlah penambang antara 100-150 penambang.

6. Penggunaan merkuri oleh penambang dibeli di Wonogiri dengan harga Rp. 800.000/kg.

7. Pak Widi BPPT menyampaikan kriteria untuk lahan yang akan dipasangi peralatan pengolahan emas non merkuri, yaitu legalitas lahan, jarak lahan dengan lokasi pertambangan, topografi, kebutuhan air dan tempat penampungan proses pengolahan.

8. Pak Suyono menyampaikan terdapat beberapa opsi untuk lahan lokasi, yaitu lahan yang telah terbangun bekas pendirian pasar, lahan yang dimiliki oleh Pak Edi, dan lahan pribadi pak Suyono.

(7)

IV. Hasil Perjalanan Dinas

1. Terdapat 2 opsi pemilihan lahan yang akan dibangun sarana pengolahan emas non merkuri yaitu opsi lahan 2 (lahan milik Pak Edi) dan opsi lahan 3 (lahan milik Pak Suyono).

2. Pak Suyono dan Pak Edi telah mengizinkan lahan tersebut untuk dibangun fasilitas pengolahan emas non merkuri.

3. Lahan yang dimiliki pak Suyono tidak masuk dalam Wilayah Pertambangan Rakyat, sehingga jika mengikuti kriteria persyaratan pembangunan fasilitas yang salah satunya adalah legalitas IPR/WPR, maka tidak bisa dibangun sarana pengolahan emas non merkuri.

4. Lahan yang dimiliki pak Edi masuk dalam Wilayah Pertambangan Rakyat, sehingga jika mengikuti kriteria persyaratan pembangunan fasilitas yang salah satunya adalah legalitas IPR/WPR, maka bisa dibangun sarana pengolahan emas non merkuri.

5. Tim BPPT melakukan pengukuran di kedua lahan tersebut untuk keperluan pembuatan Detail Engineering Design (DED).

V. Rencana Tindak Lanjut

1. BPPT akan melakukan pembuatan DED apabila lahan sudah dipastikan dari kedua opsi tersebut dan akan menunggu kabar dari KLHK.

2. Perlu ditetapkan mekanisme penggunaan lahan. Apakah bersifat sewa pakai atau pinjam pakai.

3. Perlu dilaksanakan penandatanganan MoU antara KLHK dengan PEMDA Kabupaten Pacitan

Jakarta, 30 Januari 2017 Yang Melaporkan,

1. Ir. Dadan M Nurjaman, MT 2. Aisyah Syafei

3. Widi Brotokusumo, ST 4. R Arif Suryanegara, ST 5. Makna Fathana Sabila

(8)

Lampiran Foto Kegiatan

Pertemuan dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pacitan

Pertemuan dengan Ketua Penambang Rakyat

Opsi Lahan I Akses jalan opsi lahan I

(9)

Opsi Lahan III Akses jalan opsi lahan III

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Keterangan: H adalah perubahan entalpi (panas) dan T adalah suhu absolut.Di dalam kondisi reaksi biokimia, mengingat H kurang lebih sama dengan E, yaitu perubahan total

Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Sri dkk (2013) yang menyebutkan bahwa adanya kecenderungan WUS yang memiliki sikap baik, cenderung melakukan

Siswa yang menjalani pendidikan berasrama dengan tuntutan akademik, tuntutan jasmani dan tuntutan kepribadian yang memiliki bakat dan kemauan yang kuat dalam

PT LinkNet Tbk didirikan pada tahun 1996, dan menjalankan kegiatan usahanya saat ini dibidang penyedia jaringan tetap berbasis kabel, jasa multimedia, jasa akses internet,

Environmentally Responsible Behavior atau disingkat ERB merupakan tindakan- tindakan dari hasil intention untuk melakukan aksi positif yang signifikan untuk

Setiap bulan hasil rekap absensi fingerprint diolah dan disampaikan kepada setiap wali kelas dalam bentuk print out. Rekap tersebut berisi daftar nama-nama kelas, wali