• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DENGAN METODE CAMEL PADA LPD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DENGAN METODE CAMEL PADA LPD"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN

DESA (LPD) DENGAN METODE CAMEL PADA LPD

Ni Komang Riski Warmi Sari, I Wayan Suwendra

1

, Wayan Cipta

2

Jurusan Manajemen

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

warmisari14@gmail.com

.,

Ycgedea@yahoo.co.id

.,

cipta@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara empiris (1) Tingkat kesehatan LPD dengan metode CAMEL, (2) Perbedaan tingkat kesehatan LPD dilihat dari jumlah krama desa (anggota) LPD Se Kecamatan Kintamani. Desain penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian adalah LPD Se Kecamatan Kintamani, dan objek penelitian adalah Laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi yang mencakup aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas dan likuiditas, serta laporan non keuangan yang mencakup aspek manajemen. Data dikumpulkan dengan pencatatan dokumen dan kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan analisis menggunakan metode CAMEL yang berdasarkan pada aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek rentabilitas, dan aspek likuiditas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pada tahun 2012 LPD Se Kecamatan Kintamani mendapatkan predikat kurang sehat hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kredit CAMEL sebesar 62,28 poin. (2) Tahun 2013 mendapatkan predikat kurang sehat hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kredit CAMEL sebesar 57,18 poin. (3) Tahun 2014 mendapatkan predikat cukup sehat karena hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kredit CAMEL sebesar 70,21 poin. (4) Hasil analisis uji t diketahui besar nilai t hitung adalah 9.081, maka t hitung > t tabel yaitu 9.081 > 1.699 sehingga hasil penelitian ini menerima Ha dengan hipotesis ada perbedaan antara kelompok Krama Desa (anggota) LPD dengan jumlah di atas rata-rata dan jumlah kelompok Krama Desa (anggota) di bawah rata-rata.

Kata kunci: Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Rentabilitas dan Likuiditas.

ABSTRACT

This study aims to analyze empirically (1) The level of health of LPD by CAMEL method, (2) The difference level of health of LPD seen from the number of Krama Desa (members) of all LPD in Kintamani district. The research design used is quantitative descriptive analysis. The subjects were all of LPD in Kintamani district, and the object is financial statements consisting of a balance sheet and income statement which covers capital, assets, earning and liquidity, as well as non-financial reports that cover aspects of management. Data collected by documentation and questionnaires, then analyzed by CAMEL based on capital, assets, management, earning and liquidity. The results showed that: (1) In 2012 all of LPD in Kintamani district awarded less healthy which is shownbythe average credit score of 62,28 points of CAMEL. (2) Year 2013 awarded less heat, which is shown bythe average credit score of 57,18 points of CAMEL. (3) In 2014 awarded healthy enough as it is showed by the average credit score of 70.21 points of CAMEL. (4) The results of t test analysis known large t value is 9081, then it > t table is 9.081 > 1.699 so that the results of this study got Ha hypothesis, therewas difference between groups Krama Desa (members) LPD with a number above average and the number of groups Krama Desa (member) below the average.

(2)

PENDAHULUAN

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan lembaga keuangan milik desa pakraman yang telah berkembang, memberikan manfaat sosial, ekonomi dan budaya kepada warganya, sehingga perlu dibina, ditingkatkan kinerjanya dan dilestarikan keberadaannya.LPD dibentuk sebagai bagian atau unit dari desa adat di Bali yang berfungsi untuk menyimpan dana dan menyalurkan kredit maupun pinjaman kepada masyarakat yang disesuaikan dengan ketentuan dan Peraturan Daerah Tingkat I Bali, yang mana tujuan dari seluruh sisa hasil usaha yang didapat akan dikembalikan lagi ke pendapatan desa untuk dapat digunakan oleh desa adat setempat dalam rangka membantu perbaikan - perbaikan fasilitas umum yang dimilki. LPD sebagai lembaga keuangan desa mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan lembaga keuangan lainnya, sehingga dalam operasionalnya perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan.Lembaga yang berfungsi untuk memberikan pembinaan teknis, pengembangan serta pelatihan bagi LPD adalah Lembaga Pemberdayaan LPD (LPLPD). Melihat perkembangan LPD, saat ini

telah banyak berdiri LPD di masing-masing desa pekraman, salah satunya adalah LPD di Kecamatan Kintamani. Sampai dengan akhir Desember tahun 2014 Se Kecamatan Kintamani telah berdiri 61 LPD yang tersebar di masing-masing desa, namun yang aktif menyampaikan laporan keuangannya kepada LPLPD Kabupaten Bangli sebanyak 51 LPD.Masing-masing LPD mempunyai jumlah Krama Desa (anggota) yang berbeda-beda. Jumlah Krama Desa (anggota) LPD akan dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu; kelompok pertama adalah jumlah Krama Desa (anggota) LPD yang di atas rata-rata, kemudian kelompok kedua adalah jumlah Krama Desa (anggota LPD yang di bawah rata-rata. Tujuan pengelompokan Jumlah Krama Desa (anggota) LPD adalah untuk membedakan apakah ada perbedaan antara jumlah Krama Desa (anggota) yang di atas dan di bawah rata-rata terhadap tingkat kesehatan LPD. Berdasarkan perhitungan, dapat diketahui jumlah rata-rata warga desa tahun 2012 sebanyak 607 warga, tahun 2013 sebanyak 676 warga, dan tahun 2014 sebanyak 717 warga.

Tabel 1 Jumlah Krama Desa(anggota) LPD diatas dan dibawah rata-rata LPD Se Kecamatan Kintamani yang aktif dari tahun 2012-2014 seperti pada table berikut.

Nama LPD

Tahun

(1)

Jumlah

(orang)

(2)

Laba

(Rp.)

(3)

Rata-rata

Laba (Rp.)

(3:2)

Kelompok LPD dengan Jumlah

Krama

Desa (anggota) di atas rata-rata

LPD Bukih

2012

3.082

213.261.000

69.195

2013

3.382

351.803.000

104.022

2014

3.569

400.101.000

112.104

LPD Batur

2012

3.577

268.864.000

75.164

2013

3.638

403.434.000

110.869

2014

3.834

381.735.000

99.565

Kelompok LPD dengan Jumlah

Krama

Desa (anggota) di bawah rata-rata

Tahun

(1)

Jumlah

(orang)

(2)

Laba

(Rp.)

(3)

Rata-rata

Laba (Rp.)

(3:2)

LPD Ulian

2012

250

88.508.000

354.032

2013

312

154.305.000

494.567

2014

396

250.137.000

631.659

LPD Banua

2012

370

31.535.000

85.229

2013

371

53.799.000

145.010

2014

387

50.881.000

131.475

(3)

Dari Tabel 1.1 dapat di lihat bahwa rata-rata laba LPD Bukih mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai tahun 2014, pada saat itu jumlah Krama Desa (anggota) LPD Bukih juga mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Keadaan yang sama terjadi pada LPD Ulian, dimana rata-rata laba LPD Ulian mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai tahun 2014, diikuti dengan peningkatan jumlah Krama Desa (anggota) dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Hal tersebut sejalan dengan teori dari Vera Wati Onsi (2008), yang menyatakan bahwa meningkatnya jumlah nasabah memberikan andil yang cukup besar pada pertumbuhan laba bank. Semakin besar jumlah nasabah yang dimiliki oleh bank, maka semakin besar pula kesempatan untuk memperbesar laba bank. Namun berbeda halnya pada LPD Batur jumlah laba LPD mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 21.699.000, sedangkan jumlah Krama Desa (anggota) mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Keadaan yang sama terjadi pada LPD Banua, jumlah laba LPD mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 2.918.000, sedangkan jumlah Krama Desa (anggota) mengalami peningkatan pada tahun 2012 sampai tahun 2014 Hal tersebut tidak sejalan dengan teori dari Vera Wati Onsi (2008).

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan eksplanatif yang teruji tentang (1) Tingkat Kesehatan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Se Kecamatan Kintamani ditinjau dari Metode CAMEL dari Tahun 2012-2014. (2) Perbedaan Tingkat Kesehatan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dilihat dari jumlah Krama Desanya (anggota) LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012-2014.Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat berguna untuk mengaplikasikan ilmu dan dapat mengetahui penerapan teori yang diperoleh di bangku kuliah dan praktek yang ada di LPD Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli khususnya menganalisis tentang kesehatan LPD yang ditinjau dari segi CAMEL serta menambah pengetahuan di bidang keuangan.

LPD merupakan salah satu lembaga perkreditan desa yang merupakan unit operasional serta berfungsi untuk wadah kekayaan desa yang berupa uang maupun surat-surat berharga lainnya (SK Direksi BPD Bali No. 0193.02.10.2007.2). Tujuan dari didirikannya LPD sesuai dengan Pasal 7 Bab IV Peraturan Daerah Tingkat I Bali Nomor 8 Tahun 2002, yaitu: (1) Menerima simpanan atau menghimpun dana dari warga

masyarakat desa dalam bentuk tabungan dan deposito atau simpanan berjangka. (2) Memberi pinjaman hanya kepada krama desa. (3) Menerima pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan lainnya maksimum 100% dari jumlah modal, termasuk cadagan dan laba ditahan, kecuali batasan lain dalam jumlah pinjaman atau dukungan atau bantuan dana. (4) Menyimpan likuiditas pada BPD dengan imbalan bunga bersaing dan pelayanan yang memadai.

Menurut Sofyan Safri Harahap (2011: 70),laporan keuangan merupakan laporan yang dapat menunjukkan kondisi dari sebuah perusahaan, yang disusun dengan maksud menyediakan laporan-laporan periode untuk manajemen perusahaan serta menyediakan informasi keuangan mengenai suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2008: 254), tujuan laporan keuangan disusun yaitu: (1) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, kewajiban dan modal pada waktu tertentu, (2) Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu, (3) Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan dan (4) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode.

Tingkat kesehatan LPD dapat dinilai dengan melihat (1) Aspek Capital, (2) Aspek Assets, (3) Aspek Management, (4) Aspek Earning, dan (5) Aspek Liquidity (CAMEL).(1) Aspek Permodalan (capital)menurut Kasmir (2004: 257-258) menyatakan dalam praktiknya modal terdiri dari dua macam yaitu modal inti dan modal pelengkap. Modal inti merupakan modal sendiri yang tertera dalam posisi ekuitas. Sedangkan modal pelengkap merupakan modal pinjaman dan cadangan revaluasi aktiva serta cadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif. (2) Aspek Aktiva Produktif (Assets)Untuk LPD aktiva produktif yang relevan adalah pinjaman yang diberikan, penempatan dana pada Bank/ BPD Bali, penyertaan pada perusahaan lain (Dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB). (3) Aspek Manajemen(Management)Menurut SK DIR BI Nomor: 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank. Penilaian Aspek Manajemen didasarkan pada dua aspek meliputi: (a) Manajemen umum, yaitu penilaian terhadap aspek manajemen umum meliputi penelian terhadap strategi atau sasaran, struktur, sistem dan kepemimpinan. (b)Manajemen risiko, yaitu penilaian terhadap manajemen

(4)

risiko meliputi penilaian terhadap risiko likuiditas, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko pemilik. (4) Aspek Rentabilitas(Earning)Menurut Kasmir (2008: 297), rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan yang terjadi antara laba dengan aktiva atau modal yang dapat menghasilkan laba tersebut, sehingga

rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. (5) Aspek Likuiditas (Liquidity)Menurut Munawir (2004: 31), likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.

METODE

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka. Menurut Widhisudarta (2013), penelitian deskriptif kuantitatif merupakan data yang diperoleh dari sampel atau populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode yang digunakan kemudian di implementasikan.

Subjek dalam penelitian ini adalah LPD Se Kecamatan Kintamani yang terdaftar di LPLPD Kabupaten Bangli. Sedangkan objek penelitian adalah laporan keuangan dan non keuangan LPD. Laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi yang mencakup aspek capital, assets, earning, and liquidity, serta laporan non keuangan yang mencakup aspek management pada LPD Se Kecamatan Kintamani selama periode 2012 - 2014 dalam rangka menilai tingkat kesehatan LPD.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) Data Kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka. Pendekatan kuantitatif dimaksud dengan penilaian terhadap faktor-faktor permodalan, aktiva produktif, rentabilitas, dan likuiditas. (2) Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh bukan dalam bentuk angka-angka, melainkan dalam bentuk pernyataan yang diperoleh melalui wawancara terstruktur. Pendekatan kualitatif dimaksud untuk menilai aspek manajemen.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama dan pengamatan secara langsung dengan

melakukan wawancara terstruktur dengan pihak-pihak terkait berupa data yang mencangkup manajemen umum dan manajemen risiko. (2) Data Sekunder, dimana data yang diperoleh penulis merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, artinya data tersebut berupa data yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari LPLPD Kabupaten Bangli berupa laporan keuangan tahunan LPD di seluruh Kecamatan Kintamani periode 2012-2014.

Teknik pengumpulan data yang dipakai yaitu: (1) Pencatatan Dokumen yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mencatat dan mengumpulkan informasi yang berasal dari dokumen-dokumen dan catatan tertulis yang relevan dengan penelitian. Dalam penelitian ini data yang dicari adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi untuk mendapatkan data tentang capital, assets, earning and likuidity. (2) Kuesioner yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan wawancara terstruktur dengan kepala LPLPD Kabupaten Bangli terkait data yang mencangkup manajemen umum dan manajemen risiko.

Adapun alat analisis data yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesehatan LPD Se Kecamatan Kintamani adalah analisis CAMEL, yang mencakup aspek permodalan (capital), aktiva produktif (assets), manajemen (management), rentabilitas (earning), dan likuiditas (likuidity); dipergunakan realisasi laporan keuangan selama tiga tahun terakhir, yaitu dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Sementara untuk penilaian aspek manajemen akan dilakukan melalui wawancara terstruktur melalui penilaian aspek manajemen umum dan manajemen risiko.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Analisis Aspek Permodalan (Capital), Modal merupakan faktor yang sangat penting bagi seluruh LPD dalam rangka pengembangan usaha. Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Aspek permodalan dapat dihitung dengan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Dari hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani 18 LPD dalam kategori sehat dari tahun 2012 sampai tahun 2014 yaitu: LPD Desa Adat Bayung Gede, Sekardadi,Kedisan,Sekaan,Pinggan,

Belancan, Abuan, Awan,Batur, Bukih, Kutuh, Bayung Cerik,Ulian, Lembean,Dausa, Mengani, Tanah Gambir dan Banua dengan nilai kredit di atas kreteria sehat yaitu sebesar 81 poin dan mencapai nilai maksimum 100.

Kualitas aktiva produktif merupakan penanaman dana LPD dalam bentuk kredit yang diberikan, surat berharga, penempatan pada LPD lain, yang dapat memberikan penghasilan sesuai dengan fungsinya. Untuk menentukan tingkat kesehatan LPD dilihat dari rasio Kualitas Aktiva Produktif dan Cadangan Pinjaman Ragu-ragu yang dapat dirinci sebagai berikut. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP). Dari hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 3 LPD dalam kategori sehat yaitu: Desa Adat ulian, Lembean dan Daup dengan nilai kredit di atas kreteria sehat yaitu sebesar 81 poin dan mencapai nilai maksimum 100.

Rasio Cadangan Pinjaman Ragu-ragu (CPRR), dari hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa CPRRyang dihasilkan dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 5 LPD dalam kategori sehat karena CPRR yang dihasilkan sebesar 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu: Desa Adat Sekardadi, Abuan, ulian, Banua dan Daup.

Analisis Aspek Manajemen (Management) untuk mengukur tingkat kesehatan LPD pada aspek manajemen yaitu dengan menilai manajemen umum dan manajemen risiko. Setehah melakukan wawancara terstruktur dengan masing-masing Kepala LPD Se Kecamatan Kintamani, dari hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani 15 LPD

dalam kategori sehat pada penilaian aspek manajemen dari tahun 2012 sampai tahun 2014 yaitu: LPD Desa Adat Sekardadi, LPD Desa Adat Kedisan, Sekaan, Pinggan, Belancan, Abuan, Kutuh, Ulian, Lembean, Dausa, Mengani,Tanah Gambir, Banua, Daup, dengan nilai kredit di atas kreteria sehat yaitu sebesar 81 poin dan mencapai nilai maksimum 100.

Analisis Aspek Rentabilitas (Earning)digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam hubungannya dengan penilaian tingkat kesehatan LPD terdapat dua rasio yang dipergunakan yaitu Return On Assets (ROA), merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak atau laba selama 12 bulan terakhir terhadaprata-rata volume usaha dalam periode yang sama, dari hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa dari 20 LPD di Kecamatan Kintamani 18 LPD tergolong sehat dari tahun 2012 sampai tahun 2014 yaitu:LPD Desa Adat Bayung Gede,Sekardadi, Kedisan, Sekaan, Pinggan, Belancan, Abuan, Awan, Batur, Kutuh, Bayung Cerik,Ulian, Lembean, Dausa, Mengani, Tanah Gambir, Banua, Daup, dengan nilai kredit di atas kreteria sehat yaitu sebesar 81 poin dan mencapai nilai maksimum 100.

Rasio BOPO, merupakan perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional dalam periode yang sama, dari hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa dari 20 LPD di Kecamatan Kintamani 18 LPD tergolong sehat dari tahun 2012 sampai tahun 2014 yaitu:LPD Desa Adat Bayung Gede, Sekardadi, Kedisan, Sekaan, Pinggan, Belancan, Abuan, Awan, Batur, Kutuh, Bayung Cerik, Ulian, Lembean, Dausa, Mengani, Tanah Gambir, Banua dan Daup dengan nilai kredit di atas kreteria sehat yaitu sebesar 81 poin dan mencapai nilai maksimum 100.

Analisis Aspek Likuiditas (Likuidity) dalam penilaian tingkat kesehatan LPD Se Kecamatan Kintamani pada aspek likuiditas digunakan rasio alat likuid terhadap hutang lancar atau Liquid Assets of Current Liabilities (LACLR), dari hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa dari dari 20 LPD di Kecamatan Kintamani 11 LPD tergolong sehat dari tahun 2012 sampai tahun 2014 yaitu LPD Desa Adat Pinggan, Belancan, Abuan, Bukih, Kutuh, Bayung Cerik, Lembean, Mengani, Tanah Gambir, Banua dan Mangguh, dengan

(6)

nilai kredit di atas kreteria sehat yaitu sebesar 81 poin dan mencapai nilai maksimum 100.

Rasio kedua dalam aspek likuiditas adalah rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima atau Loan to Deposit Ratio (LDR), dari hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa LDR yang dihasilkan LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani 2 LPD tergolong sehat dari tahun 2012 sampai tahun 2014 karena LDR yang dihasilkan sebesar 93,2 poin sampai 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 – 2014 yaitu: LPD Desa Adat Kutuh danDausa.

Analisis uji t (paired sampel t-test) atau uji beda digunakan untuk mengetahui perbedaan antara jumlah krama desa (anggota) di atas rata-rata dengan jumlah krama desa (anggota) di bawah rata-rata. Uji t (paired sampel t-test) ini digunakan untuk menguji sekaligus untuk menjawab hipotesis yang ada pada penelitian ini.

Program Statistical Product and Social Science (SPSS) 16.00 for windows digunakan untuk mempermudah perhitungan besarnya t hitung. Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan program SPSS dapat dicantumkan seperti nampak pada Tabel 4.24

Tabel 2 Nilai t hitung

Std. Deviasi t df Signifikan Di atas rata-rata - Di

bawah rata-rata 984.808 9.081 29 0,000 Sumber: Hasil Output SPSS (data diolah)

Pada Tabel 4.24 diketahui besar nilai t hitung adalah 9.081, maka t hitung > t tabel yaitu 9.081 > 1.699 (dengan taraf sifnifikan 5% atau 0,05). Berdasarkan pengujian hipotesis maka penelitian ini menolak Ho, berarti ada perbedaan antara kelompok Krama Desa

(anggota) LPD dengan jumlah di atas rata-rata dan jumlah kelompok Krama Desa (anggota) di bawah rata-rata. Dengan demikian jumlah Krama Desa (anggota) LPD mempengaruhi tingkat kesehatan LPD Se Kecamatan Kintamani.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ini selanjutnya akan dibahas satu persatu sesuai kriteria penjumlahan yang digunakan. Hasil penelitian ini mendukung teori yang di nyatakan dalam Peraturan Gubenur Bali tanggal 7 Maret Nomor 11 tahun 2013 tentang tata cara penilaian kesehatan LPD yang menyatakan bahwa instrumen yang dapat digunakan dalam menganalisis tingkat kesehatan suatu LPD adalah menggunakan analisis CAMEL yang menilai kesehatan LPD berdasarkan aspek permodalan (capital), kualitas aktiva produktif (assets), manajemen (management), rentabilitas (earning) dan likuiditas (likuidity).

Aspek permodalan merupakan kemampuan LPD untuk menjamin kerugian yang mungkin akan terjadi dari penanaman modal sendiri. Aspek permodalan yang dihasilkan dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 18 LPD dalam kategori sehat karena CAR yang dihasilkan sebesar 86,3 poin sampai 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu: LPD Desa Adat Bayung Gede, Sekardadi,Kedisan,Sekaan,Pinggan,

Belancan, Abuan, Awan, Batur, Bukih, Kutuh, Bayung Cerik, Ulian, Lembean, Dausa, Mengani, Tanah Gambir dan Banua. Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh I Made Tyson Ariana (2008 - 2010) dimana hasil penelitian pada aspek permodalan dalam kategori sehat.

Pada aspek kedua Kualitas Aktiva Produktif (Assets) dapat dilihat dari dua rasio yaitu rasio KAP dan CPRR. Rasio KAP merupakan besar risiko kegagalan pengembalian kredit yang dimiliki suatu LPD terhadap penanaman aktiva produktif. Rasio KAP yang dihasilkan dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 3 LPD dalam kategori sehat karena KAP yang dihasilkan sebesar 99,87 poin sampai 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu: LPD Desa Adat ulian, Lembean dan Desa Adat Daup.

Rasio kedua yang digunakan adalah CPRR merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan LPD untung menyediakan dana cadangan pinjaman ragu-ragu yang dibentuk dengan cadangan pinjaman ragu-ragu yang wajib dibentuk. Rasio CPRR yang dihasilkan

(7)

dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 5 LPD dalam kategori sehat karena CPRR yang dihasilkan sebesar 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu: LPD Desa Adat Sekardadi, Abuan, ulian, Banua dan Desa Adat Daup. Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ni Nyoman Ayu Wardani (2009 - 2011) dimana hasil penelitian pada aspek kualitas aktiva produktif dalam kategori tidak sehat.

Pada aspek

manajemen(Management), dari penjumlahan manajemen umum dan manajemen risiko pada LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 bahwa dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani 15 LPD dalam kategori sehat karena nilai manajemen yang dihasilkan sebesar 81 poin sampai 99 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu: LPD Desa Adat Sekardadi,Kedisan, Sekaan, Pinggan, Belancan, Abuan, Bukih, Kutuh, Ulian, Lembean, Dausa, Mengani, Tanah Gambir, Banua dan Desa Adat Daup. Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Komang Mei Budiyani (2013 - 2014) dimana hasil penelitian pada aspek Manajemen dalam kategori sehat. Aspek pengukuran kesehatan LPD yang keempat yaitu aspek rentabilitas (Earning), dalam pengukuran rentabilitas menggunakan dua rasio yaitu rasio ROA dan BOPO. Rasio ROA merupakan kemampuan LPD menghasilkan laba terhadap modal yang ditanamkan pada aktiva produktif. Aspek rentabilitas dalam rasio ROA yang dihasilkan LPD Se Kecamatan Kintamani dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 18 LPD dalam kategori sehat karena ROA yang dihasilkan sebesar 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu:LPD Desa Adat Bayung Gede, Sekardadi, Kedisan, Sekaan, Pinggan, Belancan, Abuan, Awan, Batur, Kutuh, Bayung Cerik, Ulian, Lembean, Dausa, Mengani, Tanah Gambir, Banuadan Desa Adat Daup.

Rasio kedua adalah rasio BOPO merupakan perbandingan antara besarnya biaya operasional dengan pendapatan operasional. Aspek rentabilitas dalam rasio BOPO yang dihasilkan LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu

dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani 18 LPD tergolong sehat dari tahun 2012 sampai tahun 2014 karena BOPO yang dihasilkan sebesar 84,72 poin sampai 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 – 2014 yaitu:LPD Desa Adat Bayung Gede, Sekardadi, Kedisan, Sekaan, Pinggan, Belancan, Abuan, Adat Awan, Batur, Kutuh, Bayung Cerik, Ulian Lembean, Dausa, Mengani, Tanah Gambir, Banua dan Desa Adat Daup. Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ni Nyoman Ayu Wardani (2009-2011) dimana hasil penelitian pada aspek rentabilitas dalam kategori sehat.

Aspek terakhir yang digunakan untuk menilai kesehatan LPD adalah likuiditas (Liquidity). Pengukuran kesehatan LPD melalui aspek likuiditas menggunakan dua rasio yaitu rasio LACLR dan LDR. Rasio LACLR merupakan seberapa besar kemampuan alat likuid untuk menjamin hutang lancar. Aspek likuiditas dalam rasio LACLR yang dihasilkan LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani 11 LPD tergolong sehat dari tahun 2012 sampai tahun 2014 karena LACLR yang dihasilkan sebesar 83,6 poin sampai 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 – 2014 yaitu:LPD Desa Adat Pinggan, Belancan, Abuan, Bukih, Kutuh, Bayung Cerik, Lembean, Mengani, Tanah Gambir, Banua dan Desa Adat Mangguh.

Rasio kedua adalah LDR merupakan kemampuan suatu LPD untuk menyalurkan dana yang diterima kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Aspek likuiditas dalam rasio LDR yang dihasilkan LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani 2 LPD tergolong sehat dari tahun 2012 sampai tahun 2014 karena LACLR yang dihasilkan sebesar 93,2 poin sampai 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 – 2014 yaitu: LPD Desa Adat Kutuh dan LPD Desa Adat Dausa. Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ni Nyoman Ayu Wardani (2009 - 2011) dimana hasil penelitian pada aspek likuiditas atas aspek dalam kategori tidak sehat.

Hasil penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah apakah ada perbedaan Tingkat Kesehatan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dilihat dari jumlah Krama Desa

(8)

(anggota) LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012-2014. Berdasarkan hasil analisis uji t (paired sampel t-test) atau uji beda yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa, terdapat perbedaan antara kelompok Krama Desa (anggota) LPD dengan jumlah di atas rata-rata dan jumlah kelompok Krama Desa (anggota) LPD di bawah rata-rata. Hal ini di buktikan dengan nilai t hitung> t tabel dengan nilai 9.081 > 1.699 dengan taraf signifikansi 0,05 atau 5%. Ada dua aspek yang menyebabkan LPD dengan jumlah Krama Desa (anggota) di atas rata-rata dalam kategori cukup sehat, kurang sehat bahkan sampai tidak sehat yaitu aspek Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan

aspek likuiditas. Pada aspek KAP pemberian kredit khususnya dalam katagori macet masih tergolong tinggi yang menyebabkan LPD dengan jumlah Krama Desa (anggota) di atas rata-rata dalam kategori cukup sehat, kurang sehat bahkan sampai tidak sehat. Kemudian pada aspek likuiditas pemberian pinjaman belum dilakukan secara selektif, sehingga pinjaman yang diberikan tidak seimbang dengan dana yang diterima dari masyarakat ini menjadi salah satu faktor penyebab LPD dengan jumlah Krama Desa (anggota) di atas rata-rata dalam kategori cukup sehat, kurang sehat bahkan sampai tidak sehat.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis tingkat kesehatan LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai tahun 2014, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Pada tahun 2012 LPD Se Kecamatan Kintamani mendapatkan predikat kurang sehat karena rata-rata nilai kredit CAMEL yang diperoleh berada diantara 51- < 66 (batas minimum kurang sehat). Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kredit CAMEL sebesar 62,28 poin. (2) Pada tahun 2013 LPD Se Kecamatan Kintamani mendapatkan predikat kurang sehat karena rata-rata nilai kredit CAMEL yang diperoleh berada diantara 51- < 66 (batas minimum kurang sehat). Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kredit CAMEL sebesar 57,18 poin. (3) Pada tahun 2014 LPD Se Kecamatan Kintamani mendapatkan predikat cukup sehat karena rata-rata nilai kredit CAMEL yang diperoleh berada diantara 66 <81 (batas minimum cukup sehat). Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kredit CAMEL sebesar 70,21 poin. (4) Berdasarkan analisis uji t diketahui besar nilai t hitung adalah 9.081, maka t hitung > t tabel yaitu 9.081 > 1.699 sehingga hasil penelitian ini menerima Ha dengan hipotesis ada perbedaan antara kelompok Krama Desa (anggota) LPD dengan jumlah di atas rata-rata dan jumlah kelompok Krama Desa (anggota) di bawah rata-rata.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah di paparkan di atas, maka saran yang dapat disampaikan sebagai berikut. (1). Kepada Kepala LPD Se Kecamatan Kintamani untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat khususnya dalam hal pemberian kredit, hal ini dimaksudkan untuk dapat mengurangi tingkat kredit dalam kategori macet di masa yang akan datang. (2). Dalam rangka meningkatkan tingkat kesehatan LPD Se Kecamatan Kintamani agar meningkatkan faktor likuiditas dengan cara memberikan pinjaman secara lebih selektif dan menghimpun dana dari masyarakat dengan menyeimbangkan antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang diterima. Selain itu aspek permodalan hendaknya di pertahankan atau ditingkatkan secara proporsional dengan ATMR, karena modal sangat penting dalam menjaga kesehatan LPD dari berbagai risiko yang ditanggung oleh LPD itu sendiri. (3). Kepada peneliti selanjutnya agar menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kesehatan LPD dilihat dari jumlah krama desa (anggota), kenapa LPD dengan jumlah krama desa (anggota) sedikit dalam kategori sehat sedangkan LPD dengan jumlah krama desa (anggota) banyak dalam kategori cukup sehat, kurang sehat, bahkan tidak sehat.

DAFTAR RUJUKAN

Bank Indonesia. 2004. Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Gubenur Bank Indonesia.

Kasmir. Edisi Revisi 2008. Manajemen Perbankan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Keputusan Gubenur Bali Nomor 3 Tahun 2003 tanggal 20 Januari 2003 tentang Lembaga Perkreditan Desa di

(9)

Desa Pekraman dalam wilayah Provinsi Bali

Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press.

Munawir, S. 1995. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

_______. 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-Empat. Yogyakarta: Liberty.

Peraturan Provinsi Bali, 2007. Perda Provinsi Daerah Tingkat I Bali No. 3 Tahun 2007 tentang Lembaga Perkreditan Desa.

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 1988 tentang Lembaga Perkreditan Desa.

Sofyan Syafri Harahap, 2011. Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada.

SK. Direksi BPD No. 0193.10.2007.2 (2007), Sistem Penilaian Terhadap LPD di Provinsi Bali.

Vera Wati Onsi.2008. Bank dan Lembaga Keuangan.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Gambar

Tabel  1  Jumlah  Krama  Desa(anggota)  LPD  diatas  dan  dibawah  rata-rata  LPD  Se  Kecamatan  Kintamani yang aktif dari tahun 2012-2014 seperti pada table berikut

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kenyataan di atas, yaitu rendahnya hasil belajar PKn siswa kelas VIII B SMP Arjuna Bandar Lampung, maka penulis menganggap perlu melakukan penelitian

Dari konsep di atas dapat disimpulkan bahwa angkatan kerja (labor force) adalah kelompok penduduk usia kerja yang potensial untuk bekerja.. Pengertian potensial

Hasil penelitian untuk variabel ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Parerung (2014) berjudul disiplin, kompensasi,dan pengembangan karir pengaruhnya

Hasil pengujian dari aplikasi ini ternyata mendapat respon yang baik dari produk manager perusahaan terkait dengan penyajian informasi seputar berita, kegiatan

Manfaat dari sistem pengukuran kinerja supply chain yang efektif adalah: memberikan dasar untuk memahami sistem, mempengaruhi perilaku seluruh sistem dan untuk

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui tingkat variable Sumber Daya Manusia, Kepemimpinan, Kompetensi, Budaya inovasi, serta Kinerja karyawan terhadap Kinerja

Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara penelitian dilapangan, yaitu data diperoleh dari para pegawai Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Jambi dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada pembahasan, dapat diambil simpulan yaitu kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 10 Medan tahun