• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMK NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMK NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA

SMK NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh : Rifai Fahrudin

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya meningkatkan kematangan karir melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa SMK Negeri 1 Kedawung Sragen tahun pelajaran 2015/2016.

Metode penelitian. Jenis penelitian yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research). Kunci dalam penelitian tindakan yakni adanya siklus yang terdiri dari beberapa tahap secara berurutan yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaannya di lapangan, peneliti melaksanakan 2 siklus penelitian. Berdasarkan prosedur dasar dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, maka jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 10 siswa. Instrumen penelitian yakni angket kematangan karir dan pedoman observasi pelaksanaan layanan bimbingan kelompok. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian. Tingkat kematangan karir dari 10 siswa yang menjadi anggota kelompok sebelum pelaksanaan layanan bimbingan kelompok secara rata-rata adalah 51,7. Tingkat kematangan karir dari 10 siswa yang menjadi anggota kelompok setelah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok secara rata-rata adalah 82,1. Dari hasil penelitian dan pembahasan, membuktikan bahwa layanan bimbingan kelompok mampu meningkatkan perencanaan karir siswa SMK N 1 Kedawung.

Kata kunci: kematangan karir, layanan bimbingan kelompok, siswa SMK 1

(2)
(3)

A.PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah Karir pada hakikatnya merupakan masalah yang kompleks karena menyangkut berbagai aspek kehidupan, baik aspek perkembangan, kepribadian, sosial, budaya, ekonomi, maupun belajar. Menurut M. Surya (dalam Uman Suherman, 2008:6) karir erat kaitannya dengan

proses pengambilan keputusan di bidang pekerjaan/jabatan dan berlangsung melalui proses panjang serta bertahap, berlangsung sepanjang hayat, serta berkembang seiring dengan kematangan pribadi seseorang. Dalam kehidupan seseorang, karir memegang peran yang amat penting bagi

keberhasilannya dalam menempuh kehidupan di masa kini dan masa

mendatang secara memuaskan. Oleh karena itu

dibutuhkan kematangan karir pada diri seseorang agar ia mampu mencapai puncak

karir sesuai dengan tugas perkembangannya.

Menurut Crites (dalam Uman Suherman, 2008:118) individu yang tidak mencapai kematangan karir akan mengalami masalah dalam karirnya, yang ditunjukan dalam perilaku: “pertama, tidak mampu merencanakan karir dengan baik; kedua, malas melakukan eksplorasi karir; ketiga, kurang/tidak memadainya pengetahuan tentang membuat keputusan karir; keempat, kurang/tidak

memiliki pengetahuan (informasi) tentang dunia kerja; kelima, kurang memadainya pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai; keenam, tidak mencapai realisme keputusan karir; dan ketujuh, tidak memadainya orientasi karir sehingga akibatnya tidak mampu membuat perencanaan dan keputusan karir yang tepat.

Fenomena rendahnya tingkat kematangan karir

(4)

seperti disebutkan Crites di atas juga terjadi pada siswa di SMK Negeri 1 Kedawung Sragen. Berdasarkan studi awal lapangan yang dilakukan oleh peneliti melalui observasi dan wawancara dengan guru bimbingan dan konseling (pada tanggal 1 sampai 15 Desember 2015) didapat informasi jika ada siswa kelas X yang tingkat kematangan karirnya kurang. Permasalahan yang dialami siswa tersebut harus segera mendapat solusi secara cepat dan tepat agar tidak menimbulkan efek negatif yang lebih luas, seperti salah memilih jurusan saat melanjutkan studi. Ini artinya

bahwa peningkatan kemampuan perencanaan karir siswa di SMK Negeri 1 Kedawung Sragen, khususnya kelas X perlu untuk dilakukan. Layanan yang tepat diberikan adalah layanan bimbingan kelompok. Asumsi ini

didasarkan pada pendapat Prayitno (2012:151) yang menyatakan bahwa layanan

bimbingan kelompok bermaksud membahas

topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih

efektif dan bertanggungjawab. Dalam hal

ini kemampuan berkomunikasi verbal maupun non verbal ditingkatkan.

Hasil penelitian Tapip (2008) yang berjudul “Program Bimbingan dan Konseling Kecakapan Hidup untuk Mengembangkan Kematangan Karir Siswa

Sekolah Mengengah Kejuruan”. Hasil penelitian

(5)

kematangan karir siswa SMK bisa dikembangkan secara optimal melalui program bimbingan dan konseling kecakapan hidup. Hasil tersebut relevan dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yakni meningkatnya kematangan karir pada siswa SMK.

Layanan bimbingan kelompok sudah dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kedawung Sragen, namun demikian topik tugas tentang kematangan karir belum pernah dibahas. Berdasarkan penjelasan di atas, maka perlu dilakukan kajian secara ilmiah dalam bentuk penelitian tindakan bimbingan dan konseling

(PTBK) sebagai bentuk konkrit dari pihak sekolah dalam membantu siswa meningkatkan kematangan karirnya.

2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dapat

dirumuskan sebagai berikut: untuk mengetahui bagaimana

upaya meningkatkan kematangan karir melalui

layanan bimbingan kelompok pada siswa SMK Negeri 1 Kedawung Sragen tahun pelajaran 2015/1016.

B.METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan. Menurut Pardjono (2007:10)

penelitian tindakan merupakan bentuk penelitian

untuk mendapatkan pengetahuan tentang perubahan dan peningkatan

karena dampak suatu tindakan yang mampu memberdayakan kelompok sasaran. Kunandar (2008:43) mendefinisikan penelitian tindakan adalah kajian sistemik dari upaya perbaikan

pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok

guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan

(6)

refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Secara lebih spesifik penelitian tindakan ini ada dalam bidang bimbingan dan konseling sehingga disebut sebagai penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK).

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMK Negeri 1 Kedawung Sragen yang berjumlah 10 siswa. Menurut Prayitno (2012:157) bahwa kekurangefektifan kelompok akan mulai terasa jika jumlah anggota kelompok melebihi 10 orang. Peneliti memilih 10 siswa sebagai anggota kelompok secara heterogen (5 siswa putra dan 5 siswa putri).

Prayitno (2012:159) menegaskan jika anggota

kelompok yang heterogen akan menjadi sumber yang lebih kaya untuk pencapaian tujuan layanan.

3. Prosedur Penelitian dan Langkah Tindakan

Proses pelaksanaan penelitian tindakan terdapat siklus tindakan. Siklus tindakan adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adanya siklus tindakan bertujuan untuk memperbaiki tindakan yang telah dilakukan pada siklus sebelumnya dan

belum mencapai tujuan. Menurut Suharsimi

Arikunto (2006:101) tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri. Namun ada saran, sebaiknya siklus tidak urang dari 2 kali siklus.

4. Teknik Pengumpulan Data Menurut Dede Rahmat Hidayat dan Aip Badrujaman

(2012:171) dalam pelaksanaan PTBK ada dua

jenis data yang dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti,

(7)

yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan observasi sebagai berikut:

a. Angket kematangan karir berisi

pernyataan-pernyataan yang bertujuan untuk

mengungkap indikator kematangan karir pada siswa. Angket ini digunakan untuk mengetahui tingkat kematangan karir siswa sebelum dan sesudah diberi tindakan.

b. Observasi digunakan untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan kelompok, yaitu apakah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok sudah sesuai dengan tahap-tahap

pelaksanaannya atau belum.

C.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Tingkat Kematangan Karir Siswa sebelum Pelaksanaan Tindakan (Pra-Siklus)

No. Subjek Skor Kategori 1 Agung Wibowo 66 Sedang 2 Amir Abdul 70 Sedang 3 Dwiyan Juli 61 Sedang 4 Eka Ananda 58 Kurang 5 Eko Prasetio 55 Kurang 6 Feri Purnomo Aji 48 Kurang 7 Feri Tri Angga 40 Rendah 8 Riyanto 40 Rendah 9 Sulthan Hashir 39 Rendah 10 Tri Mulyono 40 Rendah Rata-rata 51,7 Kurang

Dari tabel di atas terlihat jika siswa yang terpilih menjadi anggota kelompok memiliki tingkat kematangan karir yang heterogen/bervariasi sebelum mereka mendapat layanan bimbingan kelompok. Ada 3 siswa yang masuk kategori sedang, 3 siswa masuk kategori kurang, dan 4 siswa

(8)

masuk kategori rendah. Data ini menandakan jika pemilihan siswa yang menjadi anggota kelompok sudah tepat, karena tingkat kematangan karir mereka masih dalam kategori sedang, kurang, dan rendah belum masuk pada kategori tinggi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Berdasarkan perencanaan layanan bimbingan kelompok yang dibuat oleh peneliti dan kolaborator, dilaksanakan tindakan kepada 10 siswa yang sudah terpilih menjadi anggota kelompok dengan tingkat kematangan karir sedang, kurang, dan rendah. Layanan bimbingan kelompok

dilaksanakan mengikuti beberapa tahap, yakni tahap pembentukan, pelaksanaan, dan pengakhiran. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana dalam setiap siklusnya ada 2 kali pertemuan, sehingga jumlah pelaksanaan layanan adalah 4 kali pertemuan.

3. Tingkat Kematangan Karir Siswa sesudah Pelaksanaan Tindakan

No. Subjek Skor Kategori 1 Agung Wibowo 88 Tinggi 2 Amir Abdul 86 Tinggi 3 Dwiyan Juli 87 Tinggi 4 Eka Ananda 87 Tinggi 5 Eko Prasetio 86 Tinggi 6 Feri Purnomo Aji 80 Tinggi 7 Feri Tri Angga 75 Sedang 8 Riyanto 80 Tinggi 9 Sulthan Hashir 74 Sedang 10 Tri Mulyono 78 Sedang Rata-rata 82,1 Tinggi

Dari tabel di atas tampak bahwa siswa yang menjadi anggota kelompok mengalami peningkatan skor kematangan karir. Jika dibandingkan dengan hasil angket pra-siklus rata-rata perolehan skor kematangan karir meningkat dari 51,7 menjadi 82,1. Ini berarti terjadi peningkatan (rata-rata) sebesar 30,4 poin. Dari hasil ini bisa disimpulkan bahwa layanan bimbingan

(9)

kelompok dapat meningkatkan kematangan karir siswa.

4. Tingkat Kematangan Karir Siswa Pra-Siklus dan Pasca Siklus

Variabel Subjek Pra Siklus Pasca Siklus Total Pen. Skor Kat. Skor Kat.

Kematangan Karir Agung Wibowo 66 Sedang 88 Tinggi 22 Amir Abdul 70 Sedang 86 Tinggi 16 Dwiyan Juli 61 Sedang 87 Tinggi 26 Eka Ananda 58 Kurang 87 Tinggi 29 Eko Prasetio 55 Kurang 86 Tinggi 31 Feri Purnomo 48 Kurang 80 Tinggi 32 Feri Tri Angga 40 Rendah 75 Sedang 35 Riyanto 40 Rendah 80 Tinggi 40

Sulthan Hashir 39 Rendah 74 Sedang 35 Tri Mulyono 40 Rendah 78 Sedang 38 Rata-rata 51,7 Kuran g 82,1 Tinggi 30,4

D.SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan, bisa disimpulkan beberapa hal sesuai dengan tujuan penelitian, antara lain: a. Tingkat kematangan karir

dari 10 siswa yang menjadi anggota kelompok sebelum pelaksanaan layanan bimbingan

b. kelompok secara rata-rata adalah 51,7.

c. Layanan bimbingan kelompok dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus 1 dengan 2 kali pertemuan dan siklus 2 dengan 2 kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan berjalan dengan baik, indikasinya:

(10)

1) Kinerja peneliti dalam memberikan tindakan meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. Pada siklus 1 rata-rata kinerja peneliti adalah 62,5% dan pada siklus 2 rata-ratanya menjadi 85,5%.

2) Peran aktif siswa dalam mengikuti tindakan meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. Pada siklus 1 rata-rata peran aktif siswa adalah 64,5% dan pada siklus 2

rata-ratanya menjadi 84,5%.

d. Tingkat kematangan karir dari 10 siswa yang menjadi anggota kelompok

setelah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok secara rata-rata

adalah 82,1. 2. Saran

a. Bagi Siswa

Siswa perlu memanfaatkan

layanan bimbingan kelompok dalam rangka

meningkatkan kematangan karirnya.

b. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Guru bimbingan dan

konseling tidak mengesampingkan

masalah kematangan karir siswa, tetapi sebaliknya

harus serius menanganinya, karena

tinggi-rendahnya tingkat kematangan karir siswa akan berdampak pada kualitas siswa saat proses pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

Sekolah diharapkan dapat memberikan kesempatan, dukungan, dan atau fasilitas kepada guru bimbingan dan konseling

untuk melaksankan layanan bimbingan kelompok sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kematangan karir siswa.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Dede Rahmat Hidayat dan Aip

Badrujaman, 2012. Penelitian Tindakan dalam

Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Indeks.

Kunandar, 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Pardjono, 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lembaga Penelitian UNY. Prayitno, 2012. Jenis Layanan dan

Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Program

Pendidikan Profesi Konselor Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP.

Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi

Revisi). Jakarta: Rineka

Cipta.

Tapip, 2008. Program Bimbingan dan Konseling Kecakapan

Hidup untuk Mengembangkan

Kematangan Karir Siswa

Sekolah Menengah Kejuruan (Tesis). Bandung:

Program Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca

Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Uman Suherman, 2008. Konseling Karir Sepanjang Rentang

Kehidupan. Bandung:

Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, dengan menggunakan sample dalam penelitian yaitu laporan laba rugi dan neraca yang berisi data pendapatan premi dan rentabilitas dan laba dari

Dapat digunakan untuk berbagai macam aplikasi, seperti pengaturan waktu lamanya penyinaran PCB, Waktu kerja ditentukan oleh data sebanyak tiga digit bilangan biner yang terdiri dari

SYARIP HIDAYAT Laki-laki BOGOR 30-10-1973 Tenaga Guru SMA-D.III KANTOR KEMENAG KAB.. SYARIEFUDDIN Laki-laki BOGOR 04-06-1963 Tenaga Teknis/Administrasi D.IV-S.III KANTOR

7 Nurul Dwi Rohmatuningtyas, Pengaruh Pembelajaran Pemecahan Masalah Model Polya Dengan Seting Pembelajaran Tipe GI Terhadap Minat, dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTs

Usaha dan upaya untuk senantiasa melakukan yang terbaik atas setiap kerja menjadikan akhir dari pelaksanaan penelitian yang terwujud dalam bentuk penulisan skripsi

diri pada hal/ perilaku yang akan dijadikan objek observasi.4. Mengidentifikasi dengan jelas, kemudian

menjaring sikap peduli lingkungan siswa dilakukan dengan memberikan skala sikap peduli lingkungan siswa. Setelah melakukan pretest kedua kelompok subjek mendapatkan

Jika kupon-kupon ter- sebut disusun berdasarkan kodenya mulai dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar, ma- ka kupon dengan kode 53283 berada pada