• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Rasa Ingin Tahu - PENINGKATAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF TIPE PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) KELAS V SD NEGERI 3 KER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Rasa Ingin Tahu - PENINGKATAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF TIPE PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) KELAS V SD NEGERI 3 KER"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Landasan Teori

1. Pengertian Rasa Ingin Tahu

Setiap orang pasti memiliki rasa ingin tahu di dalam jiwanya. Rasa ingin tahu tersebut bisa berupa hal yang positif atau bahkan negatif. Rasa ingin tahu yang positif bisa menjadikan seseorang menjadi ahli dalam suatu bidang pengetahuan, tetapi sebaliknya rasa ingin tahu yang negatif atau besifat kekerasan bisa membuat orang secara fisik ataupun emosional terluka itu termasuk rasa ingin tahu yang mematikan/ berbahaya. Menurut Daryanto (2013: 138) rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar. Rasa ingin tahu pada setiap orang amatlah penting. Semua orang pemikir besar, para jenius, adalah orang-orang dengan karakter penuh rasa ingin tahu. Mustari (2014: 85-86) mengemukakan bahwa :

(2)

karena ingin tahu itu dapat diekspresikan dalam banyak cara, sementara ekspresi instink itu lebih fixed dan kurang fleksibel. Rasa ingin tahu itu umumnya terjadi pada manusia dari sejak bayi sampai orang tua, walaupun dapat juga dilihat pada spesies binatang. Binatang tersebut antara lain monyet, kucing, ikan, reptil dan serangga.

Menurut Samani dan Hariyanto (2012 : 119) keingintahuan adalah keinginan untuk menyelidiki dan mencari pemahaman terhadap rahasia alam atau peristiwa sosial yang sedang terjadi. Aktivitas siswa selama proses mencari hingga menemukan jawaban merupakan internalisasi sikap rasa ingin tahu yang memuncak. Menurut Aly dan Rahma (2010: 3) sikap rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul di dalam pikirannya. Kegiatan yang dilakukan manusia itu terkadang kurang serasi dengan tujuannya sehingga tidak dapat menghasilkan pemecahan. Kegagalan biasanya tidak menimbulkan rasa putus asa, bahkan seringkali justru memecahkan persoalan.

Rasa ingin tahu anak bisa dikembangkan dengan cara membebaskan anak itu sendiri untuk melakukan dan melayani rasa ingin tahunya. Kita tidak bisa begitu saja menghardik mereka ketika kita tidak tahu atau malas saat mereka bertanya, yang lebih baik adalah kita berikan kepada mereka cara-cara untuk mencari jawaban (Mustari, 2014: 90).

(3)

Indikator Sekolah:

Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak/ media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah.

Memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.

Indikator Kelas:

Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu.

Eksplorasi lingkungan secara terprogram.

Tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik.

(4)
(5)

Indikator tersebut meliputi bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pelajaran, membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi, bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial, budaya, ekonomi, politik dan teknologi yang baru didengar, bertanya tentang sesuatu yang terkait dengan materi pelajaran tetapi di luar yang dibahas di kelas.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Belajar adalah proses yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu, dari yang tidak bisa menjadi bisa dan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Hasil dari proses belajar disebut dengan prestasi belajar. Prestasi belajar dapat dicapai seseorang apabila nilai pengetahuannya bertambah. Pada intinya untuk menentukan prestasi belajar seseorang, yang menjadi tolak ukurnya adalah nilai kognitifnya. Menurut Arifin (2013: 12) prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan prestasi belajar meliputi aspek pembentukan watak siswa.

(6)

interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar sebaik-baiknya.

Berdasarkan pengertian prestasi belajar di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dapat dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar dalam kurun waktu tertentu yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap. Seorang siswa yang telah melakukan kegiatan belajar, dapat diukur prestasinya setelah melakukan kegiatan belajar tersebut dengan menggunakan suatu alat evaluasi. Pada penelitian ini prestasi belajar difokuskan pada ranah kognitif. Prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai yang diambil pada soal evaluasi siswa.

b. Fungsi Prestasi Belajar

(7)

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari instusi

pendidikan.

5) Prestasi belajar dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) siswa. Pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi prestasi bukan hanya sebagai indikator suatu keberhasilan pengetahuan siswa saja, tetapi prestasi juga dapat berfungsi sebagai penunjang keberhasilan suatu institusi pendidikan. Sekolah dapat dikatakan berkualitas jika prestasi siswanya tinggi dan baik.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

(8)

1) Faktor Intern

Faktor Intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu: a) Faktor Jasmaniah

(1) Faktor Kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seeorang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat dan mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan, kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Seseorang dapat belajar dengan baik dengan cara mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.

(2) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan cacat tubuh jug mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajrnya juga terganggu.

b) Faktor Psikologis (1) Intelegensi

(9)

situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. (2) Perhatian

Perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju pada suatu objek (benda/hal/ sekumpulan objek). Siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka dapat timbul kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.

(3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.

(4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar dan berlatih.

(5) Motif

(10)

akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri.

(6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melakukan kecakapan baru.

(7) Kesiapan

Kesiapan merupakan kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang juga berhubungan dengan kematangan.

c) Faktor Kelelahan

Kelelahan jasmani terlihat dengan lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk merebahkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi ketika terjadi kekacauan subtansi sisa pembakaran dalam tubuh.

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan masyarakat.

a) Faktor keluarga

(11)

b) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat (Slameto, 2010: 54).

(12)

3. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) a. Pengertian Model Pembelajaran

Proses pembelajaran akan lebih berkesan apabila dalam proses pembelajaran seorang guru menggunakan beberapa model pembelajaran. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas (Zubaedi, 2013: 185). Menurut Arends (dalam Trianto, 2011: 51) model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkup dalam pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran (Trianto, 2011:53). Joyce (dalam Majid, 2013: 13-14) mengatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas, atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.

(13)

secara sistematik dan khas oleh guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang baik. Model pembelajaran mempunyai ciri-cici yang khas. Ciri-ciri model pembelajaran menurut Rusman (2013: 136) adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. b. Mempunyai misi/ tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir

induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif. c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar

di kelas.

d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: 1) urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax); 2) adanya prinsip-prinsip reaksi; 3) sistem sosial; 4) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

e. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. dampak tersebut meliputi; 1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; 2) dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang. f. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman

model pembelajaran yang dipilihnya.

(14)

a) Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya.

b) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai).

c) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.

d) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b. Model Pembelajaran POE

Model pembelajaran yang menarik akan menjadikan siswa lebih berkesan terhadap materi yang diajarkan. Sesuatu yang berkesan akan menggali rasa ingin tahu siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat membuat rasa ingin tahu siswa meningkat yaitu model Predict Observe Explain (POE). Model POE adalah konsep pembelajaran yang

memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap ilmiah, dan keterampilan siswa (Winahyu dan Kartini, 2013: 17). Joyce dan Weil maupun Arends menggolongkan POE sebagai model pembelajaran dengan melihat sintaksnya yang ketat (Warsono dan Hariyanto, 2013:171).

(15)

2013: 93). Teori pembelajaran konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun dan merekonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup (Suyono dan Hariyanto, 2014: 105).Menurut Liew (2004: 15) mengemukakan bahwa:

Urutan pembelajaran model POE ini adalah siswa diberikan informasi tentang eksperimen atau demonstrasi yang akan ditunujukan oleh guru. Berdasarkan pemahaman mereka, siswa akan mengajukan prediksi apa yang akan terjadi dan memberikan alasan dari prediksi mereka, selanjutnya demonstrasi dan eksperimen dilakukan siswa melakukan observasi, setelah prediksi dan observasi dilakukan penjelasan siswa dieksplorasi.

Kelebihan dari model POE ini adalah bagus diterapkan bagi siswa kelas V ke atas. Sedangkan kekurangan dari model POE ini adalah tidak cocok diterapkan untuk semua pokok bahasan (hanya pokok bahasan tertentu). Langkah-langkah pembelajaranPOE menurut Warsono dan Hariyanto (2013: 94) yaitu:

a. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil berkisar antara 3-8 orang bergantung pada jumlah siswa dalam kelas serta tingkat kesukaran materi ajar. Semakin sukar, semakin diperlukan jumlah siswa yang lebih besar dalam kelompok tersebut agar diperoleh buah pikiran yang lebih variatif.

(16)

Langkah 1: melakukan prediksi (predict)

1) Mintalah kepada para siswa secara perorangan menuliskan prediksinya tentang apa yang akan terjadi.

2) Tanyakanlah kepada mereka tentang apa yang mereka pikirkan terkait apa yang akan mereka lihat dan mengapa mereka berpikir seperti itu.

d. Langkah 2: melakukan observasi (observation) 1) Laksanakan sebuah demonstrasi.

2) Sediakan waktu yang cukup agar mereka dapat fokus pada observasinya.

3) Mintalah para siswa menuliskan apa yang mereka amati. e. Langkah 3: menjelaskan (explain)

1) Mintalah siswa memperbaiki/ menambahkan penjelasan kepada hasil observasinya.

2) Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk penjelasan, laksanakan diskusi kelompok.

Menurut Warsono dan Haryanto (2013: 93) manfaat yang dapat diperoleh dari implementasi teknik pembelajaran ini antara lain:

1. Dapat digunakan untuk mengungkap gagasan awal siswa. 2. Memberikan informasi kepada guru tentang pemikiran siswa. 3. Membangkitkan diskusi.

(17)

5. Membangkitkan keinginan untuk menyelidiki

Dari beberapa pengertian model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa model

pembelajaran Predict Observe Explain (POE) adalah model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berikir serta sikap ilmiahnya, sehingga siswa menjadi lebih memahami materi yang dipelajarinya. Model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) ini sangat cocok untuk materi yang sifatnya pembelajaran langsung yang menuntut siswa untuk berperan aktif terjun mempelajari materi. Memprediksi, mengobservasi serta menjelaskan suatu percobaan yang mereka lakukan akan menjadikan siswa menemukan sendiri jawaban dalam persoalan yang dihadapinya dengan praktik langsung.

4. IPA

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

(18)

kesimpulan (Susanto, 2015: 167). IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus, yaitu melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi, dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan yang lain (Aly dan Rahma, 2010:18).

Dari beberapa pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa IPA adalah suatu pengetahuan tentang alam semesta yang disusun secara khusus untuk dipelajari oleh manusia agar mengetahui gejala-gejala alam secara teori. Pengetahuan dalam IPA disusun dengan cara yang khas dan saling berkaitan antara observasi, eksperimentasi, penyimpulan teori.

b. Tujuan mata pelajaran IPA

Mata pelajaran IPA diajarkan karena memiliki beberapa tujuan, Menurut Mulyasa (2009: 111) tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI sebagai berikut:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

(19)

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

c. Ruang lingkup mata pelajaran IPA

Mata pelajaran IPA di SD/MI memiliki ruang lingkup bahan kajian IPA tersendiri, ruang lingkup tersebut meliputi aspek-aspek sebagai berikut (Mulyasa, 2009: 112):

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan

gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

(20)

5. Materi IPA SD

Materi IPA SD yang dijadikan obyek penelitian difokuskan pada materi Cahaya dan sifat-sifatnya, yaitu berkenaan dengan pembuatan suatu karya dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya, misalnya membuat kaca pembesar dari air, membuat kaca pembesar dari bohlam, membuat kamera lubang jarum, membuat spektrum cahaya, membuat kaleidoskop, membuat cakram warna, membuat periskop. Materi ini diajarkan dengan alokasi waktu 8jp x 35 menit. Materi pokok ini meliputi beberapa sub materi, diantaranya yaitu: sifat-sifat cahaya, membuat kaca pembesar sederhana, membuat kamera lubang jarum, membuat periskop, dan membuat cakram warna.

Pada penelitian tindakan kelas ini, materi yang akan dilaksanakan yaitu:

Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Kompetensi Dasar : 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya

periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Indikator : 6.2.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang

mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung).

(21)

6.2.3 Menyebutkan contoh peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

6.2.4 Membuat cakram warna. (Siklus I pertemuan ke- 2)

6.2.5 Mendata alat yang digunakan untuk membuat periskop.

6.2.6 Membuat periskop sesuai rancangan dari bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar.

(Siklus II pertemuan ke- 1)

6.2.7 Mendeskripsikan kegunaan kaledoskop. 6.2.8 Membuat proyek pembuatan kaledoskop.

(Siklus II pertemuan ke- 2)

B.Hasil Penelitian yang Relevan

1. Hasil Penelitian diambil dari jurnal penelitian yang dilakukan oleh Angga

Prabawa tahun 2014 dalam penelitianya “Pengaruh Model Pembelajaran

Predict Observe Explain terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN

di Desa Ringdikit” dalam Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan

(22)

dibandingkan dengan siswa yang belajar mengikuti pembelajarankonvensional, dengan demikian model pembelajaran Predict Observe Explain berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV

SDN di desa Ringkidit. C.Kerangka Berpikir

(23)
(24)

Secara skematis kerangka berpikir dapat digambarkan pada gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1 Kerangka berpikir Penelitian Tindakan Kelas KONDISI

Dengan Kelompok siswa memprediksi serta bereksperimen tentang pembuatan alat pembesar sederhana dan cakram warna dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Siswa berdiskusi dan mencatat hasil diskusi dalam lembar jawab

Siklus II

Dengan Kelompok siswa memprediksi serta bereksperimen tentang pembuatan periskop sederhana dan kaledoskop dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Siswa berdiskusi dan mencatat hasil diskusi dalam lembar jawab

Prestasi belajar dan rasa ingin tahu siswa

(25)

Dari bagan kerangka berpikir tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut: pada kondisi awal pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran kolaboratif tipe Predict Observe Explain (POE) sehingga prestasi belajar dan rasa ingin tahu siswa rendah. Hal tersebut menjadikan peneliti melakukan suatu tindakan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif tipe Predict Observe Explain (POE). Tindakan menggunakan model pembelajaran tipe Predict Observe Explain (POE) terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I siswa bereksperimen membuat alat pembesar sederhana dan cakram warna, sedangkan siklus II siswa bereksperimen membuat periskop sederhana dan kaleidoskop. Maka pada kondisi akhir prestasi belajar dan rasa ingin tahu siswa meningkat.

D.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Melalui penerapan model pembelajaran kolaboratif tipe POE maka sikap rasa ingin tahu siswa pada mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya di kelas V SD Negeri 3 Kertayasa dapat meningkat.

Gambar

Tabel 2.1 Indikator Rasa Ingin Tahu
Gambar 2.1 Kerangka berpikir Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Faustus, his experiences and the end of his life as the critique toward Renaissance Humanism using Blaise Pascal ’s Belief Alternatives that human being can not deny God,

Dan kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.. Semoga skripsi

Hasil olah data menunjukkan sebagian besar ( 60%) responden dalam penelitian ini memiliki rata-rata skor 61-80 , yang berarti perilaku keuangan yang baik,

Dalam penelitian kompor surya jenis parabola silinder dengan penyimpan panas yang dilakukan dapat diketahui dengan pengambilan data (mengukur variabel) kemudian mengolahnya

Atas rahmat Allah, akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul ”ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH

Imam Mahmudi (2016) Analisis Pemasaran Ubi Kayu Pada Anggota Kelompok Tani Makmur Di Desa Pekaja Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas.. Pembimbing : Pujiati Utami, S.P.,M.P

Selain terdapat pada objek penelitian, penelitian tersebut bertujuan untuk pembuatan aplikasi dan apakah dengan menggunakan software (dibuat dengan Microsoft Access 2000

Dari hasil penelitian terhadap 67 data sampel diperoleh 3 kelompok mahasiswa berdasarkan kecerdasan emosi, tingkat stress dan indeks prestasi, yaitu : kecerdasan emosi