• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran menurut Craven (2004), didefinisikan sebagai:

Analisa strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan dalam pemilihan strategi pasar sasaran produk atau jasa pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran dan pengembangan, pelaksanaan serta pengelolaan strategi program pemasaran penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran.

Di dalam strategi pemasaran dikenal dengan Segmentasi Pasar (Segmentation), Target Pasar (Targeting), dan Posisi Produk (Positioning) dimana satu sama lain saling berhubungan.

1. Segmentasi Pasar (Segmentation)

Menurut Craven (2004), Segmentasi Pasar (Segmentation) adalah proses menempatkan konsumen dalam sub kelompok di pasar produk sehingga para pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi pemasaran dalam penentuan posisi perusahaan. Tanggapan yang hampir sama menunjukan jumlah dan frekuensi pembelian dan loyalitas terhadap merek tertentu. Oleh karena itu, segmentasi merupakan proses identifikasi yang bertujuan untuk mendapatkan pembeli dalam yang memiliki permintaan yang hampir sama.

(2)

Gambar 2.1 Proses Pemasaran Strategis 2. Penentuan pasar sasaran (Targeting)

Menurut Craven (2004), keputusan menentukan pasar mana yang akan dilayani merupakan keputusan strategi bisnis yang paling menentukan. Pilihan strategis ini diimplementasikan oleh keputusan manajemen tentang bagaimana bersaing dalam setiap pasar produk yang diminati. Keputusan pemasaran strategis adalah memilih pembeli mana yang akan dituju dalam setiap pasar produk dan bagaimana menentukan posisi produk perusahaan untuk setiap pasar sasaran.

3. Penentuan posisi produk (Positioning)

Strategi penentuan posisi pasar merupakan suatu proses dimulai dari pemilihan konsep penentuan posisi, strategi penentuan posisi, penentuan posisi merek, dan efektivitas penentuan posisi.

(3)

Gambar 2.2 Proses Penentuan Posisi Produk

2.2 Lingkungan

Pemasaran

Lingkungan pemasaran suatu perusahaan terdiri atas 2 lingkungan: lingkungan makro dan lingkungan mikro.

2.2.1 Lingkungan Makro

Lingkungan makro terdiri atas kekuatan kemasyarakatan yang besar, yang mempengaruhi semua pelaku dalam lingkungan mikro perusahaan. Lingkungan makro ini terdiri atas 6 kekuatan utama:

(4)

a. Demografis

Yang termasuk lingkungan ini adalah keadaan penduduk, jumlahnya, komposisi umurnya, gaya hidup, dll.

b. Ekonomi

Yang termasuk lingkungan ini adalah faktor-faktor ekonomi seperti inflasi, daya beli masyarakat, pola pengeluaran konsumen, dll.

c. Alam

Yang menyangkut alam adalah ketersediaan bahan baku, tingkat pencemaran, dll.

d. Teknologi

Faktor ini sangat berpengaruh, misalnya dengan adanya internet maka pola kehidupan masyarakat berubah.

e. Politik

Keadaan politik juga berpengaruh terhadap kegiatan suatu perusahaan. Misalnya keadaan politik Indonesia yang tidak stabil sangat berpengaruh terhadap kegiatan perusahaan. Salah satu contohnya yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi di tahun 1997, dimana nasabahnya menjadi panik dan beramai–ramai menarik dana mereka dari BCA (sumber www.klikbca.com).

f. Budaya

Budaya juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan suatu perusahaan. Contoh BCA adalah salah satu perusahaan yang menumbuhkan budaya menabung bagi masyarakat individualnya.

(5)

2.2.2 Lingkungan Mikro

Lingkungan mikro terdiri atas pelaku dalam lingkungan dekat perusahaan yang mempengaruhi kesanggupan perusahaan untuk melayani pelanggannya. Komponen lingkungan mikro perusahaan terdiri atas:

a. Perusahaan

Semua bagian dalam perusahaan seperti bagian produksi, bagian keuangan, bagian penelitian, bagian logistik, dll, sangat berpengaruh terhadap rencana dan tindakan bagian pemasaran. Seorang manajer pemasaran yang baik harus dapat bekerja sama dengan semua manajer dari bagian lain.

b. Pemasok

Pemasok adalah perusahaan atau individu yang menyediakan sumber-sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaingnya dalam memproduksi barang atau jasa. Para pemasok ini dapat mengakibatkan dampak yang besar terhadap operasi pemasaran perusahaan, misalnya para manajer pemasaran harus memperhatikan kecenderungan harga bahan baku yang disediakan. Kenaikan biaya ini dapat mengakibatkan harga produk menjadi lebih mahal sehingga dapat menekan tingkat volume penjualan. c. Marketing Intermediaries

Marketing Intermediaries adalah perusahaan yang membantu perusahaan di dalam mempromosikan, menjual, dan menyalurkan produk kepada konsumen. Yang termasuk di dalam kelompok ini adalah para broker atau

(6)

pialang, perusahaan distribusi, biro jasa pemasaran contohnya biro iklan, dan perusahaan yang menjadi perantara keuangan seperti bank, asuransi, dll.

d. Konsumen

Konsumen bagi suatu perusahaan adalah orang yang sudah memakai dan orang yang akan memakai produk perusahaan itu. Dalam hal ini perusahaan harus mengenal pasar konsumennya dengan baik.

Ada 5 pasar konsumen yaitu:

• Pasar konsumen yaitu pasar perseorangan dan rumah tangga yang

membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.

• Pasar produsen yaitu organisasi yang membeli barang dan jasa

untuk proses produksi

• Pasar reseller yaitu organisasi yang membeli barang dan jasa untuk dijual kembali.

• Pasar pemerintah yaitu badan-badan pemerintah yang membeli

barang dan jasa untuk memproduksi pelayanan umum.

• Pasar international yaitu pembeli dari luar negeri termasuk

individual, produsen, reseller, dan pemerintah negara lain. e. Pesaing

Pesaing adalah segala sesuatu yang telah dan akan mejadi lawan penawaran suatu perusahaan yang diperhitungkan oleh konsumen. Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai pesaing dimana perusahaan

(7)

mempunyai prinsip pemasaran untuk menyediakan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melebihi pesaing.

f. Publik

Publik adalah setiap kelompok yang mempunyai kepentingan atau pengaruh atas keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Publik sendiri dibagi menjadi 7 kelompok:

• Publik yang berhubungan dengan keuangan, yang dapat

mempengaruhi perusahaan dalam memperoleh bantuan keuangan, investasi, dll.

• Publik media, termasuk di dalamnya surat kabar, televisi, majalah ataupun radio.

• Publik pemerintah, berkepentingan atas apakah tindakan-tindakan yang diambil perusahaan sesuai dengan peraturan yang ada.

• Publik Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

• Publik lokal.

• Publik umum.

• Publik internal, misalnya karyawan, buruh, para manajer, sampai para direktur.

2.3

Analisa Lingkungan Industri

Untuk menganalisa kekuatan kompetitif dalam suatu lingkungan industri, Michael Porter (1996) mengembangkan suatu model guna mengidentifikasi

(8)

peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi perusahaan. Model ini dikenal dengan nama Five Forces Model dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Five Forces Model

Porter (1996) berpendapat bahwa jika salah satu dari lima kekuatan tersebut kuat, maka perusahaan tidak dapat meningkatkan harga dan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Kuat dan lemahnya model ini dapat berubah seiring dengan perubahan pada kondisi industri.

Lima kekuatan pokok tersebut adalah: a. Parapesaing dalam industri

Pesaing industri adalah faktor yang langsung berpengaruh dalam persaingan. Perusahaan pesaing industri umumnya sudah lama bergerak di

Pendatang Baru Potensial

Para pesaing industri _____________________ Persaingan antara berbagai

perusahaan

Pemasok Pembeli

Produk pengganti Sumber: Michael E. Porter (1996)

(9)

dalam industri dan tentunya memiliki strategi bersaing yang kuat. Suatu strategi pemasaran yang baru diterapkan, akan langsung dipelajari oleh para pesaingnya dan dievaluasi sehingga menghasilkan strategi lain yang lebih efektif untuk dilakukan. Persaingan akan semakin meningkat apabila kondisi pertumbuhan industri lambat dan cenderung menurun, ditambah lagi dengan adanya beberapa pesaing yang seimbang dalam persaingan industri. b. Kekuatan pendatang baru potensial

Pendatang baru yang potensial serta pesaing lama yang telah ada di pasar akan mempengaruhi rata-rata keuntungan dalam industri. Faktor penting dalam mengantisipasi masuknya pendatang baru yang potensial ini adalah dengan menciptakan suatu entry barriers. Pendatang baru ini tentu sudah mempelajari kondisi persaingan yang sudah ada. Pendatang baru umumnya masuk dengan teknologi yang baru dan strategi yang gencar. Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh pendatang baru adalah dengan menggunakan produk yang berbeda.

c. Kekuatan dari pemasok

Pemasok termasuk salah satu dari lima kekuatan dalam persaingan. Pemasok dapat turut menentukan harga sehingga berpengaruh terhadap aktifitas operasional perusahaan. Kekuatan dari pemasok ini akan meningkat antara lain bila pemasok ini jumlahnya sedikit dan sangat penting bagi perusahaan serta apabila perusahaan sangat bergantung pada pemasoknya dan tidak ada alternatif pemasok lainnya. Menurut Porter (1996), pemasok akan memiliki kekuatan apabila:

(10)

• Produk yang dijual pemasok memiliki produk substitusi dalam jumlah sedikit dan sangat penting bagi perusahaan.

• Perusahaan bukan merupakan pelanggan yang penting bagi pemasok sehingga keberadaan pemasok tidak bergantung pada perusahaan tersebut dan juga pemasok memiliki sedikit insentif untuk mengurangi harga dan meningkatkan kualitas.

d. Kekuatan dari Pembeli

Pembeli dapat dilihat sebagai ancaman yang kompetitif apabila mereka dapat meminta harga yang rendah dari perusahaan atau meminta pelayanan yang lebih baik. Menurut Porter (1996), pembeli memiliki kekuatan apabila:

• Pembeli mendominasi perusahaan-perusahaan pemasok dimana

industri pemasok terdiri dari banyak perusahaan kecil dan pembeli dalam jumlah kecil dan besar.

• Pembeli dapat menggunakan daya belinya sebagai kekuatan untuk

menawar harga rendah untuk pembelian dalam jumlah besar.

• Saat industri pemasok tergantung pada pembeli untuk persentase

dari jumlah pesanan yang besar.

• Pembeli dapat merubah pesanan antara perusahaan pemasok pada

biaya yang rendah, sehingga perusahaan-perusahaan akan bersaing menurunkan harga.

(11)

e. Kekuatan dari Produk pengganti

Adanya produk pengganti dapat membuat pembeli atau konsumen mempertimbangkan produk mana yang harus dikonsumsi. Konsumen akan dapat membandingkan antara produk yang digunakan dengan produk pengganti yang ada. Apabila ternyata produk pengganti ini lebih baik, maka konsumen dapat berganti untuk menggunakan produk pengganti dan meninggalkan produk lamanya. Selain itu konsumen juga dapat berpindah menggunakan produk pengganti apabila dalam kapasitas yang sama, harga produk pengganti lebih murah.

Kelima kekuatan diatas akan saling berpengaruh terhadap kondisi persaingan di dalam suatu industri. Kekuatan yang sangat berpengaruh dan paling dominan pengaruhnya, tentunya akan menjadi perhatian khusus untuk dikembangkan oleh sebuah perusahaan.

Kelima kekuatan dalam lingkungan persaingan industri di atas dapat pula menciptakan suatu strategi dan lingkungan bisnis yang lebih dinamis dan kompetitif apabila kelima kekuatan tersebut dikolaborasikan menjadi suatu strategi bisnis yang baik. Porter (1996) mengatakan bahwa kerjasama dalam lingkungan industri penting untuk menciptakan dan mencapai sustainable competitive advantage. Beberapa keuntungan yang bisa didapat dari kolaborasi ini antara lain menghasilkan biaya produksi yang lebih rendah, dapat menjaga hubungan baik dengan konsumen, pemasok, serta menciptakan lingkungan bisnis yang lebih inovatif.

(12)

2.4 Analisa SWOT Dalam Perencanaan Strategi Pemasaran

Boone dan Kurtz (2005) menjelaskan bahwa analisa SWOT (Strengths. Weaknesses, Opportunities, and Threats) adalah salah satu alat yang penting sebagai pertimbangan dalam perencanaan strategi pemasaran. Analisa SWOT membantu para pembuat strategi untuk mempertimbangkan kekuatan serta kelemahan internal dalam organisasi dan juga kesempatan dan ancaman yang datang dari eksternal organisasi.

Melalui analisa SWOT, perusahaan akan mendapatkan informasi mengenai kondisinya di tengah lingkungan industri serta persaingan industri yang dihadapinya. Informasi ini akan berisi gambaran kekuatan, kelemahan, kesempatan serta ancaman yang akan datang dari lingkungan internal maupun eksternal perusahaan.

Melalui Strengths Analysis perusahaan dapat mengetahui kondisi

kekuatan perusahaan di lingkungan industrinya. Analisa ini akan memberi informasi mengenai kekuatan – kekuatan perusahaan seperti misalnya Brand name yang sudah dikenal luas, konsumen yang loyal pada produk, hak paten yang dimiliki, dan fasilitas perusahaan yang baik dan memadai. Seluruh informasi yang didapat ini adalah informasi tentang kekuatan yang dimiliki perusahaan baik dari sisi eksternal maupun internal perusahaan. Hasilnya tentu saja akan menghasilkan strategi pemasaran untuk semakin meningkatkan kekuatan perusahaan sehingga mampu bertahan dalam persaingan.

(13)

Selain analisa kekuatan diatas, analisa lainnya adalah Weaknesses Analysis. Analisa ini akan menghasilkan informasi mengenai kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Beberapa contoh diataranya misalnya biaya

operasional yang tinggi, lemahnya brand image perusahaan di mata

masyarakat, terbatasnya modal dan lainnya. Hasil analisa terhadap kelemahan ini akan melahirkan strategi pemasaran untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam perusahaan.

Analisa lainnya yang perlu dikembangkan adalah OpportunitiesAnalysis. Analisa ini akan menghasilkan informasi mengenai kesempatan-kesempatan strategi pemasaran yang ada di pasar yang masih dapat diraih oleh perusahaan. Umumnya kesempatan ini ada karena perusahaan lain dalam industri belum melakukan strategi tersebut. Analisa kesempatan akan menghasilkan beberapa keputusan strategis seperti membidik target pasar dan segmen yang baru, menambah lini produk ataupun menggunakan teknologi yang baru dalam berproduksi.

Analisa terakhir dari SWOT Analysis adalah Threats analysis. Analisa ini akan menghasilkan informasi mengenai ancaman-ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan. Ancaman ini dapat berupa masuknya pesaing baru, produk baru dan pesaing lama, ataupun pindahnya pelanggan ke produk lain karena pelayanan perusahaan lain lebih baik.

(14)

Gambar 2.4 Analisa SWOT

2.5 Pengembangan strategi dalam Persaingan Industri

Persaingan dalam suatu industri adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari. Setiap perusahaan berjuang untuk menjadi pemimpin yang terdepan untuk menang dalam setiap persaingan dengan pesaing-pesaing yang ada dalam industri. Persaingan yang ada kemudian menuntut adanya Pengembangan Strategi yang lebih tepat lagi. Boone dan Kurtz (2005) menjelaskan ada 4 alternatif pengembangan strategi, yaitu berupa market penetration, market development, product development, dan product diversification. Dapat dilihat pada gambar 2.5.

Kekuatan :

Kemampuan internal yang dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya

Kelemahan :

Keterbatasan internal yang dapat menggangu kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan

Ancaman :

Faktor eksternal yang muncul yang dapat mempegaruhi kinerja perusahaan Peluang :

Faktor eksternal yang memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkannya

positif negatif

internal

eksternal

Sumber : Philip Kotler , Gary Armstrong (2007 ) sebagai keuntungan

(15)

Gambar 2.5 Strategi Alternatif Pengembangan Produk

Strategi market penetration bertujuan untuk meningkatkan penjualan dari

existing products pada existing markets. Strategi ini dilakukan dengan meningkatkan volume penjualan dari exisiting product. Hal ini dapat dilakukan dengan menambah jumlah tenaga pemasaran perusahaan, ataupun dengan cara menambah cabang dari perusahaan tersebut. Strategi ini akan berhasil dengan efektif apabila didukung oleh tenaga penjualan yang hebat.

Strategi market development dilakukan dengan mengembangkan produk

yang baru pada existing market. Product development dapat berupa

meningkatkan kegunaan produk tersebut, menambah nilai produk dengan menambah fungsi-fungsi tertentu, menambah layanan purna jual produk ataupun mengubah tampilan produk tersebut.

MarketPenetration ProductDevelopment

MarketDevelopment ProductDiversification Old Products NewProducts

Oldmarket

Newmarket

(16)

Strategi product diversification dilakukan pada new market dengan meluncurkan produk baru diluar produk yang telah ada di pasar. Perusahaan membidik target pasar yang baru untuk menjual produk ini.

2.6 Bauran Pemasaran

Ketika suatu saat perusahaan berusaha untuk mengembangkan strategi pemasarannya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar sasarannya, perusahaan tersebut harus memperhatikan bauran pemasarannya.

Seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong (2007):

“Marketing mix is the set of controllable, tactical marketing tools that the firm blends to produce the response it wants in the target market. The marketing mix conists of everything the firm can do to influence the demands for its product.”

Berdasarkan definisi tersebut, bauran pemasaran adalah alat pemasaran taktis dimana perusahaan menggabungkannya untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar yang dituju. Pemasaran ini terdiri dari campuran dari hal-hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan atas produk mereka. Bauran pemasaran ini terdiri dari 4 variabel yang dikenal

dengan “Four Ps”. Empat P ini terdiri dari produk (product),harga

(price),distribusi (place), dan promosi (promotion). Berikut dapat dilihat pada Gambar 2.6

(17)

Gambar 2.6 Four Ps of the Marketing Mix

a. Produk (Product)

Kombinasi antara barang dan jasa yang akan ditawarkan kepada calon konsumen. Suatu produk yang ditawarkan akan menarik dan diminati oleh konsumen apabila produk tersebut berguna dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan spesifikasi dari setiap produk ataupun jasa yang dihasilkannya. Quality, services, packaging, dan feature adalah beberapa hal yang perlu dijaga oleh perusahaan sehingga calon konsumen akan tertarik dan setia dalam penggunaan produk tersebut.

Sumber: Philip Kotler, Gary Armstrong (2007) Product :  • VarietyQualityDesignFeaturesBrandname  • Packaging  • Services  Price: • ListPriceDiscountsAllowancesPayments period Credit Term  Promotion :  • Advertising  • Personal selling • Salespromotion  • Publicrelations  Place: • ChannelsCoverageAssortments  • LocationsInventoryTransportation  • logistics Target Customers

(18)

b. Harga (Price)

Sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk menikmati sebuah produk mupun pelayanan jasa. Pada sisi konsumen, price adalah harga yang harus dibayar. Harga harus diperhatikan oleh perusahaan agar komposisinya tidak terlalu berlebih dan memberatkan konsumen.

c. Distribusi (Place)

Lokasi tempat diselenggarakannya aktivitas usaha. Lokasi usaha yang strategis, bersih, dan nyaman akan mendukung kegiatan kerja suatu perusahaan. Konsumen akan lebih tertarik apabila lokasi usaha mudah dijangkau oleh sarana transportasi umum.

d. Promosi (Promotion)

Berhubungan dengan kegiatan dan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperkenalkan dan memasarkan produk serta layanan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Promosi dapat berupa aktivitas pembagian brosur, pemasangan spanduk, promosi melalui periklanan, dan aktivitas pemasaran lainnya.

2.7 Bank

2.7.1 Definisi Bank

Menurut undang-undang nomor 7 tentang perbankan tahun 1992, seperti dikutip dari Simorangkir (2004, p.10) yaitu :

(19)

“Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit dan jasa-jasa. Adapun pemberian kredit itu dilakukan baik dengan modal sendiri atau dengan dana-dana yang dipercayakan oleh pihak ketiga ataupun dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral”.

Menurut Siamat (2005, p.275) pengertian bank dapat dijabarkan sebagai berikut:

“Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk–bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”.

Menurut Siamat (2005, p.276) fungsi sebagai bank umum adalah:

a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam

kegiatan ekonomi. b. Menciptakan uang.

c. Menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat.

d. Menawarkan jasa–jasa keuangan lain.

2.7.2 Jenis-Jenis Bank

Menurut undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan seperti dikutip dari Simorangkir (2004, p.12) yaitu:

(20)

a. Bank Sentral adalah bank yang memperoleh hak untuk mengedarkan uang logam dan uang kertas.

b. Bank umum adalah bank yang di dalam usahanya menghimpun dana

terutama menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya. Di dalam usahanya bank umum terutama memberikan kredit jangka pendek.

c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan

hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau tabungan pada bank lain.

2.7.3 Tugas-Tugas Bank

Menurut Verryn Stuart, tugas bank seperti dikutip Simorangkir (2004, p.11), yaitu:

a. Sebagai perantara kredit, bank memberikan kredit dalam bentuk kertas bank atau uang giral.

b. Bank umum yang dapat menciptakan uang giral.

Menurut Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, tugas-tugas bank seperti dikutip dari Simorangkir (2004, p 11) yaitu:

a. Operasi perkreditan secara aktif. b. Operasi perkreditan secara pasif.

(21)

Yang dimaksud dengan operasi perkreditan aktif ialah tugas dalam rangka menciptakan atau memberikan kredit yang dilakukan oleh bank. Operasi perkreditan pasif ialah tugas menerima simpanan atau dana yang dipercayakan oleh pihak ketiga.

2.8 Kredit

2.8.1 Definisi Kredit

Yang menjadi dasar dari kredit adalah kepercayaan maksudnya sesorang atau suatu badan yang pemberi kedit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) mampu memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan di masa yang akan datang.

Menurut Kent seperti dikutip dalam buku Thomas Suyatno (1989, p.11) kredit adalah :

”Hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang”.

Maka dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang terdapat di dalam kredit menurut Suyatno (1989, p.12-13) yaitu:

a. Kepercayaan

Keyakinan dari si pemberi kredit (kreditur) bahwa kredit yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa, pasti akan diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

(22)

b. Waktu

Suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima di masa yang akan datang.

c. Degree of Risk

Suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima di kemudian hari.

d. Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya diberikan dalam bentuk uang tetapi juga dalam bentuk jasa dan barang.

2.8.2 Fungsi Kredit

Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perbankan menurut Suyatno (1989, p.14-16) antara lain sebagai berikut : a. Kredit pada hakekatnya dapat meningkatkan daya guna uang

Bagi para pemilik uang atau modal dapat menyimpan uangnya pada lembaga-lembaga keuangan secara langsung dan uang tersebut akan diberikan sebagai pinjaman kepada para pengusaha yang memerlukan, untuk meningkatkan produksi atau untuk meningkatkan usahanya.

b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan pembayaran baru seperti cek, giro bilyet, dan wesel, sehingga dapat meningkatkan peredaran uang giral.

(23)

c. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang

Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat.

d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi

Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan diarahkan kepada usaha-usaha antara lain :

• Pengendalian inflasi,

• Peningkatan ekspor, dan

• Pemenuhan kebutuhan pokok rakyat.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri agar bisa diekspor.

e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha

Dengan adanya bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi ketidakmampuan para pengusaha di bidang permodalan tersebut, sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya.

f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan

Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Adanya peningkatan usaha ini membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakan proyek-proyek tersebut sehingga mereka akan memperoleh pendapatan.

(24)

g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional

Bank-bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha, dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Bantuan dalam bentuk kredit ini tidak saja dapat mempererat hubungan ekonomi antar negara yang bersangkutan tetapi juga dapat meningkatkan hubungan internasional.

2.9 Kartu

Plastik

2.9.1 Definisi Kartu Plastik

Menurut Siamat (2005, p.633) pengertian kartu kredit dapat dijabarkan sebagai berikut :

“Kartu plastik pada dasarnya adalah kartu yang diterbitkan oleh bank atau perusahaan tertentu yang dapat digunakan sebagai alat media pembayaran atas transaksi barang atau jasa, menjamin keabsahan cek yang dikeluarkan, dan untuk melakukan penarikan uang tunai”.

2.9.2 Penggolongan Kartu Plastik

Berdasarkan fungsinya kartu plastik dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:

a. Kartu Kredit (Credit Card)

Merupakan jenis kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa dimana pelunasan atau pembayarannya

(25)

dapat dilakukan dengan sekaligus atau dengan cara mencicil sejumlah minimum tertentu. Jumlah cicilan tersebut dihitung dari nilai saldo tagihan ditambah bunga bulanan. Kartu kredit dapat digunakan pula untuk melakukan penarikan uang tunai baik langsung melalui teller pada kantor

bank yang bersangkutan maupun dengan mesin ATM (Automatic Teller

Machine) dimana ada tertera logo atau nama kartu yang dimiliki, baik di dalam maupun di luar negeri.

b. Kartu Tagihan (Charge Card)

Kartu Tagihan adalah kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran suatu transaksi jual beli barang atau jasa dimana nasabah harus membayar kembali seluruh tagihan secara penuh pada akhir bulan atau bulan berikutnya dengan atau tanpa biaya tambahan.

c. Kartu Debit (Debit Card)

Kartu Debit berbeda dengan kedua kartu plastik yang telah disebutkan di atas. Pembayaran atas transaksi jual beli barang atau jasa dengan menggunakan kartu debit ini pada prinsipnya merupakan transaksi tunai dengan tidak menggunakan uang tunai akan tetapi pelunasannya atau pembayarannya dilakukan dengan cara mendebit (mengurangi) secara langsung saldo rekening simpanan pemegang kartu yang bersangkutan dan dalam waktu yang sama mengkredit rekening penjual (merchant) sebesar jumlah nilai transaksi pada bank penerbit (pengelola).

(26)

d. Kartu Tunai (Cash Card)

Kartu Tunai pada dasarnya adalah kartu yang memungkinkan pemegang kartu untuk menarik uang tunai baik langsung pada kasir bank maupun

melalui mesin ATM (Automatic Teller Machine) bank tertentu yang

tersebar di tempat – tempat strategis. Dengan perjanjian kerjasama terlebih dahulu, pemegang kartu tunai (cash card) salah satu bank dapat pula menggunakannya pada bank lain. Berbeda dengan kartu kredit, kartu debit, dan kartu tagihan, kartu tunai tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran dalam melakukan transaksi jual beli barang atau jasa.

e. Kartu Jaminan Cek (Check Guarantee Card)

Kartu ini pada prinsipnya dapat digunakan sebagai jaminan dalam penarikan cek oleh pemegang kartu. Kartu ini juga dapat digunakan dalam

melakukan penarikan uang tunai melalui mesin ATM (Automatic Teller

Machine).

Berdasarkan wilayah berlakunya kartu plastik, kartu plastik dapat digolongkan menjadi :

a. Kartu Plastik Lokal

Kartu Plastik Lokal merupakan kartu plastik yang hanya berlaku dan dapat digunakan di suatu wilayah tertentu saja, misalnya di Indonesia.

b. Kartu Plastik Internasional

Kartu Plastik Internasional adalah kartu yang dapat digunakan dan berlaku sebagai alat pembayaran international. Pasar kartu kredit Internasional saat

(27)

ini didominasi oleh dua merek kartu yang memiliki jaringan antarbenua, yaitu “Visa” dan “MasterCard”.

2.9.3 Fungsi Kartu Plastik

Fungsi kartu plastik sebagai instrumen dalam melakukan transaksi pada prinsipnya dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Sumber Kredit

Fungsi kartu plastik dapat digunakan sebagai instrumen untuk memperoleh kredit.

b. Sumber Uang Tunai

Ada beberapa cara dimana kartu plastik ini dapat digunakan untuk memperoleh uang tunai, melalui mesin ATM (Automatic Teller Machine) atau menggunakan kartu sebagai jaminan atas cek yang ditarik (check guarantee card).

c. Penjamin Cek

Kartu plastik yang diterbitkan beberapa bank dapat digunakan untuk menjamin penarikan cek, menjamin setiap pembayaran dapat menggunakan cek oleh pemegang kartu.

Gambar

Gambar 2.1 Proses Pemasaran Strategis  2.  Penentuan pasar sasaran (Targeting)
Gambar 2.2 Proses Penentuan Posisi Produk
Gambar 2.4 Analisa SWOT
Gambar 2.5 Strategi Alternatif Pengembangan Produk

Referensi

Dokumen terkait

Spirulina platensis merupakan jenis alga hijau biru yang sering dijumpai sebagai pakan alami untuk usaha pembenihan. platensis memiliki dinding sel yang tipis serta

Sampai saat ini penelitian mengenai giseigo dan giongo telah banyak dilakukan oleh pembelajar bahasa Jepang, namun jarang yang secara mengkhusus meneliti

Annisah (2014) menyatakan bahwa: “fungsi alat peraga khususnya media visual adalah, 1) fungsi atensi, yaitu media visual inti artinya menarik dan mengarahkan siswa

Pengumpulan data tentang waktu antar kendaraan dan banyaknya jumlah kendaraan yang keluar dari sistem tunggu dilakukan di persimpangan Kertajaya selama satu minggu dengan

Kegiatan penyuluhan ini dilakukan sebagai bentuk pemberian pemahaman kepada anggota kelompok pengajian Asysyifa mengenai Konsep Simpan Pinjam dan Riba dalam Islam,

Variabel utama pada penelitian ini adalah seluruh hal yang menyangkut aspek visual yang dapat menjadi daya tarik yakni air, vegetasi, bentuk muka tanah, peruntukan

Sementara itu korelasi yang cukup kuat ditemukan pada variabel permeabilitas, kadar air awal dan kondisi penutupan tanah, sedangkan variabel kondisi tegakan pohon,

Klasifikasi dengan backpropagation algorithm menghasilkan akurasi terbaik pada jumlah neurons 12, learning rate 0,5 dan momentum 0,1 untuk motif batik geometri sedangkan