• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU YANG MEMPENGARUHI SIKAP ETIS MAHASISWA AKUNTANSI (Studi pada Universitas Dian Nuswantoro Semarang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU YANG MEMPENGARUHI SIKAP ETIS MAHASISWA AKUNTANSI (Studi pada Universitas Dian Nuswantoro Semarang)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU YANG

MEMPENGARUHI SIKAP ETIS MAHASISWA

AKUNTANSI

(Studi pada Universitas Dian Nuswantoro Semarang)

MENIK PUJI ASTUTIK

Program Studi Akuntansi – S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang

URL : http://dinus.ac.id/

Email : 212201202311@mhs.dinus.ac.id

ABSTRACT

This research aims to determine the empirical evidence regarding the effect of Intellectual Qoutient, Emotional Quotient and Spiritual Quotient on ethical attitudes of accounting students in Dian Nuswantoro University, Semarang. The respondents of this research are the 7th semester students that majoring in accounting who had been taking course of professional ethics which amounted to 80 respondents. This research is using primary data, the collecting data method used is survey method by distributing questionnnaire to respondents. Furthermore the data analyzed using data quality, test multiple linear regression, classical assumptions, test hypotheses, and the coefficient of determination test. The results of this study show that simultaneously the intellectual Quotient, emotional Quotient and spiritual Quotient significantly influence the ethical attitudes of accounting students. Moreover, as partially shows that intellectual Quotient significantly influence the ethical attitudes of accounting students.

Keywords: Intellectual Quotient; Emotional Quotient; Spiritual Quotient; Ethical Attitudes. ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris mengenai pengaruh variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Responden dari penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi semester 7 yang telah menempuh mata kuliah etika profesi yang berjumlah 80 responden. Data yang digunakan adalah data primer, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey dengan menyebar kuesioner kepada responden. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan uji kualitas data, regresi linier berganda, asumsi klasik, hipotesis, dan koefisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi. Dan secara parsial menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual secara signifikan berpengaruh terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi. Kata kunci: Kecerdasan Intelektual; Kecerdasan Emosional; Kecerdasan Spiritual; Sikap Etis.

PENDAHULUAN

Pada masa sekarang ini profesi akuntan sudah banyak diakui oleh masyarakat, bahkan seiring dengan perkembangan jaman tidak hanya akuntan publik saja yang berkembang tetapi profesi akuntan lainnya juga ikut berkembang. Kebangkrutan banyak dialami oleh berbagai perusahaan publik di Indonesia maupun di dunia. Hal itu dapat terjadi akibat sistem pengelolaan yang melibatkan profesi akuntan dalam menjalankan kode etiknya. Sikap yang dimunculkan oleh seorang auditor yang mempertahankan nilai-nilai profesionalismenya dan kode etik profesi akan cenderung menjadi pemicu konflik. (Mahadewi dkk, 2015)

Zohar dan Marshall (2000) melihat fungsi otak dari 3 cara berpikir atau 3 ragam kecerdasan, yaitu: proses berpikir seri (otak Intellectual Quotient/IQ), berpikir asosiatif (otak Emotional Quotient/EQ), dan berpikir menyatukan (otak Spiritual Quotient/SQ). Dari penjelasan latar belakang masalah yang terjadi, peneliti tertarik untuk membahas masalah yag berhubungan dengan “Faktor-faktor Individu yang Mempengaruhi Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi (Studi pada Universitas Dian Nuswantoro Semarang)”.

(2)

TINJAUAN PUSTAKA Sikap Etis

Menurut Lubis (2011) Sikap merupakan suatu tindakan yang berhubungan dengan gagasan, objek, keadaan, hal yang menguntungkan atau kurang menguntungkan, dan tujuan manusia itu sendiri. Arti objek dalam sikap ialah semua tingkah laku yang ditunjukkan oleh individu tersebut.

Menurut Fahmi (2013) ada 5 teori tentang etika, yaitu : (1) Teori Etika Deontologis, (2) Teori Etika Teleologis, Dari teori ini berkembang pembahasan pada munculnya 2 kajian lain, yaitu Egoism dan Utilitiarianisme, (3) Teori Etika Hak Asasi, (4) Teori Keutamaan, dan (5) Teori Relatif.

Kecerdasan Intelektual (IQ)

Kecerdasan intelektual adalah syarat minimum kompetensi. Sementara untuk mencapai prestasi puncak, kecerdasan spiritual lebih besar berperan. Dengan kata lain, kecerdasan intelektual dan spiritual keduanya perlu dikembangkan untuk mencapai sukses. Sedangkan untuk mencapai hasil istimewa, kecerdasan spiritual perlu dikembangkan dengan optimal. (Nggermanto, 2013)

Menurut Neratomi (2015) Kecerdasan intelektual dijelaskan dengan berbagai macam teori. Banyak teori-teori dari berbagai ahli menyebutkan pengertian-pengertian intelegensi yang berbeda. Teori-teori kecerdasan intelektual tersebut adalah sebagai berikut: (1) Teori Uni-Factor, (2) Teori Two-Factors, (3) Teori Multi-Factors, (4) Teori Primary-Mental-Abilities, dan (5) Teori Sampling.

Kecerdasan Emosional (EQ)

Kemampuan seseorang dalam memahami serta memotivasi diri sendiri dan orang lain secara efektif disebut dengan kecerdasan emosional. Singkatnya, bagaimana mengantisipasi, mengelak dan/atau memecahkan masalah yang terjadi di awal. Banyak relasi yang hanya superfisial, tidak bermakna atau orang “dimanfaatkan” demi tujuan tertentu dan kemudian dibuang seperti sampah (Henry R. Meyer, 2007).

Hingga kini belum ada teori utama dari kecerdasan emosional. Namun terdapat 3 model utama yang menjadi teori dari kecerdasan emosional, yaitu: (1) Model Kemampuan (Ability Model), model kemampuan berfokus pada kemampuan kognitif yang berkaitan dengan emosi. (2) Model Karakter (Trait Model), model ini berfokus pada kaitan karakter kepribadian dan emosi. (3) Model Kombinasi (Mixed Model), model ini dikatakan sebagai model kombinasi, karena merupakan gabungan dari dua model di atas. (Arnimabruria, 2012)

Kecerdasan Spiritual (SQ)

Zohar dan Marshall (2007) menjelaskan kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan makna dan nilai yang berkaitan dengan sikap dan kehidupan manusia dalam arti yang lebih kompleks, serta mengukur bahwa reaksi hidup seseorang lebih berarti dibandingkan dengan hal lain.

Spiritual intelligence dikonsepkan sebagai suatu evolusi teori kecerdasan terkini, melengkapi IQ dan EQ yang lebih dahulu dikembangkan. Jika IQ adalah parameter kecerdasan logika klasik matematika dan verbal (pemahaman terhadap dunia fisik/material capital) dan EQ adalah parameter kemampuan inter-relasi (social capital), maka SQ didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mentranspose dua aspek kecerdasan IQ dan EQ menuju kebijaksanaan dan pemahaman yang lebih mendalam hingga dicapai kedamaian dan keseimbangan lahiriah dan batiniah. (Kompasiana,2014)

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah menempuh mata kuliah etika profesi yang berjumlah 385 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan simple random sampling, yaitu pemilihan anggota sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada. Penentuan sampel dilakukan atas dasar perhitungan menurut rumus Slovin, sehingga didapatkan sampel berjumlah 80 responden.

(3)

Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang dipakai adalah data primer dengan jenis data kuesioner. Data primer ialah data yang didapatkan dari sumber pertama dari individu seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.

Metode Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan metode survey, yaitu adanya komunikasi langsung antara responden dengan peneliti pada saat pengumpulan data primer. Peneliti memberikan kuesioner secara langsung kepada responden yang bersedia mengisi kuesioner dan memenuhi syarat sebagai responden. Kemudian responden diberi waktu untuk membaca, memahami, dan mengisi kuesioner tersebut. Peneliti menggunakan skala Likert untuk mengukur pendapat responden, kategori penilaiannya sseperti berikut ini: Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, Cukup setuju (CS) diberi skor 3, Setuju (S) diberi skor 4, Sangat Setuju (SS) diberi skor 5.

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas

Berfungsi untuk mengukur valid tidaknya instrumen kuesioner. Jika nilai signifikansi korelasi variabel total dengan masing-masing variabel pertanyaan memiliki nilai < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel pertanyaan valid. (Trihendradi, 2012). Di bawah ini adalah tabel-tabel yang menunjukkan hasil dari uji validitas masing-masing variabel dependen dan variabel independen.

Tabel 1

(4)

Tabel 3

Tabel 4

Dari hasil pada tabel 1, 2, 3, dan 4 dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan sikap etis dikatakan valid karena mempunyai nilai signifikansi < 0,05.

Uji Reliabilitas

Digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk, instrumen kuesioner harus andal (reliable). Instrumen kuesioner dinyatakan reliable jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,60. Hasil dari uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.

(5)

Tabel 5

Berdasarkan table 5 di atas dapat diketahui bahwa semua variabel mempunyai nilai Cronbach’s Alpha > 0,06 yang berarti bahwa semua pertanyaan pada tiap variabel dikatakan reliabel.

Regresi Linier Berganda

Digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual terhadap variabel dependen yaitu sikap etis dalam suatu persamaan linier. Hasil uji regresi berganda dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:

Tabel 6

Berdasarkan Tabel 6, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 0,906 + 0,448 X1 + 0,112 X2 + 0,122 X3 + e Keterangan : Y = Sikap Etis X1 = Kecerdasan Intelektual X2 = Kecerdasan Emosional X3 = Kecerdasan Spiritual e = Error

Analisis dari persamaan regresi tersebut yaitu konstanta (nilai mutlak Y) = 0,906, menunjukan bahwa apabila semua variabel independen konstan, maka sikap etis akan semakin meningkat. Koefisien regresi untuk kecerdasan intelektual bernilai 0,448 artinya bahwa jika kecerdasan intelektual mengalami peningkatan, maka sikap etis mahasiswa akan meningkat dengan asumsi bahwa variabel independen yang lain bernilai konstan. Koefisien regresi untuk kecerdasan emosional bernilai 0,112 artinya bahwa jika kecerdasan emosional mengalami peningkatan, maka sikap etis mahasiswa akan meningkat dengan asumsi bahwa variabel independen yang lain bernilai konstan. Dan koefisien regresi untuk kecerdasan spiritual bernilai 0,122 artinya bahwa jika kecerdasan spiritual mengalami peningkatan, maka sikap etis mahasiswa akan meningkat dengan asumsi bahwa variabel independen yang lain bernilai konstan.

Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas

Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas

(6)

adalah nilai tolerance > 0,10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10 yang berarti tidak ada multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat dari tabel 7 berikut ini:

Tabel 7

Dari tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa variabel independen mempunyai nilai tolerance sebesar 0,827; 0,863; 0,944 dan nilai VIF sebesar 1,209; 1,159; 1,059. Hal itu menunjukkan bahwa semua variabel independen mempunyai nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi tersebut.

2. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual > 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Hasil uji glejser dapat dilihat dari tabel 8 berikut ini

Tabel 8

Dari tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa variabel independen mempunyai nilai signifikansi

sebesar 0,978; 0,688; 0,803. Hal itu menunjukkan bahwa semua variabel independen mempunyai nilai signifikansi > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dari semua variabel terbebas dari heteroskedastisitas.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah residual dalam model regresi memiliki distribusi normal. Analisis statistik dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Untuk uji K-S, jika nilai signifikansi > 0,05 maka data residual berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini:

(7)

Tabel 9

Berdasarkan tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,549, hal itu menunjukkan bahwa nilai signifikansi > 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa data residual berdistribusi normal.

Uji Hipotesis 1. Uji F

Bertujuan untuk mengetahui apakah secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah < 0,05. Hasil dari uji F dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini:

Tabel 10

Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa variabel independen yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual secara simultan/bersama-sama mempengaruhi variabel dependen atau terikat yaitu sikap etis mahasiswa akuntansi.

2. Uji t

Digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Jika nilai signifikansi < 0.05 maka Ha diterima dan H0

ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen secara individual mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Hasil uji t dapat dilihat dari table 11 berikut ini:

(8)

Tabel 11

Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa variabel kecerdasan intelektual mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti hipotesis yang menyatakan kecerdasan intelektual secara signifikan berpengaruh terhadap sikap etis diterima. Selanjutnya variabel kecerdasan emosional mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,344 > 0,05 yang berarti hipotesis yang menyatakan kecerdasan emosional secara signifikan berpengaruh terhadap sikap etis ditolak. Berikutnya variabel kecerdasan spiritual mempunyaai nilai signifikansi sebesar 0,197 > 0,05 yang berarti hipotesis yang menyatakan kecerdasan spiritual secara signifikan berpengaruh terhadap sikap etis ditolak.

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen, nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini:

Tabel 12

Dari table 12 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (R Square) mempunyai nilai sebesar 0,380 yang berarti bahwa variabel independen yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual mampu menerangkan variabel dependen yaitu sikap etis sebesar 38 %. Sedangkan sisanya yaitu 62% dijelaskan oleh variabel-variabel lain selain variabel yang diteliti.

Pembahasan

Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel independen, yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual, serta menggunakan variabel dependen yaitu sikap etis.

Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa variabel kecerdasan intelektual secara signifikan berpengaruh terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syukriyah Agustini dan Nyoman Trisna Herawati (2013) yang menyatakan bahwa kecerdasan intelektual berpengaruh signifikan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kecerdasan emosional secara signifikan tidak berpengaruh terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Desi Ika (2011).

(9)

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual secara signifikan tidak berpengaruh terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jurica Lucyanda (2012) dan Mochamad Fadli (2014).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor individu yang mempengaruhi sikap etis mahasiswa akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang, dapat diambil kesimpulan yaitu, secara parsial atau individual, kecerdasan intelektual secara signifikan berpengaruh terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual secara signifikan tidak berpengaruh terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Saran

Dari kesimpulan yang didapat, maka peneliti memberikan saran yang diharapkan dapat membentuk atau meningkatkan sikap etis para mahasiswa akuntansi, yaitu sebagai berikut: a. Bagi mahasiswa/responden

Sebaiknya responden mempertahankan kemampuan dalam memecahkan masalah dengan kemampuan verbal dan kemampuan numeric, harus mempertahankan hubungan yang baik dengan orang banyak dan harus meningkatkan kepercayaan diri yang dimulai dari diri sendiri yaitu dengan cara memberanikan diri berbicara di depan orang banyak, meyakinkan bahwa dirinya dibutuhkan orang banyak, bersemangat dan mempunyai inisiatif yang tinggi. Selain itu responden juga harus meningkatkan kualitas diri dengan cara mengikuti beberapa kegiatan yang berhubungan dengan akademik.

b. Bagi Universitas

Mengembangkan karakter mahasiswa dengan metode pembelajaran yang sesuai dan diintegrasikan ke dalam kurikulum melalui mata kuliah yang mengandung aspek etika dan keagamaan atau dengan lebih mengefektifkan mata kuliah yang berhubungan dengan etika dan keagamaan yang sudah ada. Menyelenggarakan seminar, workshop, dan pelatihan yang berhubungan dengan etika dan mewajibkan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan tersebut.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Memperluas populasi pada penelitian berikutnya, sehingga tidak hanya mengambil populasi di Universitas Dian Nuswantoro. Menambah variabel penelitian yang kemungkinan mempunyai pengaruh pada sikap etis seperti gender, locus of control,dan equity sensitivity.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, I. (2013). ETIKA BISNIS Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta.

Farhan, D. (2012). Etika dan Akuntabilitas Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Inti Media.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Husein umar, S. M. (2011). Metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis edisi kedua. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Meyer, H. R. (2007). MANAJEMEN DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL. Bandung: NUANSA.

Trihendradi, C. (2012). Step by Step SPSS 20 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Zohar, D., & Marshall, I. (2007). Kecerdasan Spiritual. Jakarta: Penerbit Mizan Media Utama. Zohar, D., & Marshall, I. (2000). Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir

Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Bandung: Mizan Media Utama. http://www.bglconline.com/2015/06/kecerdasan-emosional-teori-kontroversi/. Tiga Model dari

Kecerdasan Emosional. Diakses tanggal 21 Desember 2015 pukul 13.50.

http://www.jelajahinternet.com/2015/10/10-pengertian-kecerdasan-spiritual.html. 10 Pengertian Kecerdasan Spiritual Menurut Para Ahli dan Contohnya. Diakses tanggal 21 desember 2015 pukul 14.11

http://neratomi.blogspot.co.id/2015/06/makalah-kecerdasan.html.Makalah Kecerdasan. Diakses tanggal 14 Januari 2016 pukul 11.15.

http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/01/contoh-kasus-etika-profesi-akuntansi.html. Contoh Kasus Etika Profesi Akuntansi. Diakses tanggal 14 Januari 2016 pukul 11.37

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian Soesanto (2006) menunjukkan bahwa isomerisasi eugenol dengan katalis RhCl 3 .3H 2 O menggunakan pemanasan gelombang mikro mampu mereduksi waktu reaksi

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam IB papan partikel menunjukkan bahwa komposisi bahan baku dan konsentrasi perekat dan interaksi antara kedua faktor tidak

RKA - SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. RKA - SKPD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah

Next, we insert observations for the correspon- dences of the current image into the bundle block of oriented images, together with orientation parameters for the newly ori- ented

Anda yang membeli polis (Full) Protection &amp; Inde mnity (P&amp;I) – alternatif-3 , tidak diragukan lagi telah memenuhi jaminan yang dipersyaratkan dalam Wreck Removal

[r]

Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) adalah program pelayanan pendidikan kewirausahaan dan keterampilan usaha yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyelenggara

1) Arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan, masing- masing harus diungkapkan tersendiri. Bunga dan dividen harus diklasifikasikan secara konsisten antar