• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan HasilBelajar PAI Materi Sikap Jujur Dengan Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas X TAV SMK N 1 Bancak Tahun Pelajaran 2017/2018. - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan HasilBelajar PAI Materi Sikap Jujur Dengan Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas X TAV SMK N 1 Bancak Tahun Pelajaran 2017/2018. - Test Repository"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI SIKAP JUJUR

DENGAN METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X TAV

SMK N 1 BANCAK TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Disusun guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

AINUN NAJIB

111-12-239

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO

“Tidak apa

-apa kalau ilmu agamamu masih pas-pasan, itu

malah membuatmu menjadi rendah hati. Banyak orang

yang sudah merasa tahu ilmu agama malah menjadikannya

tinggi hati”

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan karya ini. Kupersembahkan karya ini kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Damiri dan Ibu Muntamah) yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang dan motivasi dalam kehidupanku.

2. Saudara kandungku (Mas Imam dan Mas Fatkhan) yang telah memberikan semangat untuk mengerjakan skripsi ini.

3. Teman dekatku Nur Zumrotus Sholihah yang selalu menemaniku, membantuku dan menyemangatiku.

4. Semua teman seperjuanganku prodi PAI angkatan 2012 khususnya PAI G yang telah memberikan banyak dukungan dan semangat.

5. Keluarga besar Pondok Pesantren Al-Islah Tingkir Salatiga. 6. Keluarga besar Al-Hikmah Kampus Kota Salatiga.

7. Kepala Sekolah SMK N 1 Bancak yang telah mengizinkan melakukan penelitian di sekolah tersebut.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya yang tidak terhitung banyaknya. Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang telah menuntun manusia kepada jalan yang lurus untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat motivasi, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi M.Pd, Ketua Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Hj. Siti Rukhayati M. Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

4. Bapak Imam Mas Arum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

(9)

ix

6. Kepada bapak dan ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu dan pengalaman dengan penuh kesabaran.

7. Karyawan-karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.

Salatiga,8 Maret 2018 Penulis

(10)

x ABSTRAK

Najib, Ainun. 2018.Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Sikap Jujur Dengan Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas X TAV SMK N 1 Bancak Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, S.Pd., M.Pd.

Kata kunci: Hasil belajar, PAI, Metode Talking Stick .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil belajar PAI melalui metode Talking Stick pada siswa Kelas X TAV SMK N 1 Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) pada peserta didik Kelas X TAV SMK N 1 Bancak Kabupaten Semarang dengan dua siklus.

Metode pengumpulan datanya menggunakan tes dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Talking Stick pada pembelajaran PAI mempermudah bagi guru dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan dan mengoptimalkan / menuntaskan hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi sikap jujur pada siswa kelas X TAV SMK N 1 Bancak Tahun Pelajaran 2017/2018 dan mempermudah guru dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

Hal ini terlihat dari dari peningkatan hasil rata-rata setiap siklusnya. Pada prasiklus nilai rata-rata yaitu 70,21. Nilai rata-rata tersebut meningkat pada siklus I yaitu 75,28 dan pada siklus II nilai rata-ratanya yaitu 87,71. Apabila dilihat dari perolehan nilai tertinggi pada setiap siklusnya juga mengalami peningkatan. Pada prasiklus nilai tertinggi yaitu 82, padan siklus I nilai tertinggi meningkat menjadi 90 dan pada siklus II nilai tertinggi yaitu meningkat menjadi 100. Persentase ketuntasan belajar peserta didik juga mengalami peningkatan yaitu pada prasiklus yang tuntas hanya 28,57%, pada siklus I meningkat menjadi 57,14% dan pada siklus II meningkat menjadi 96,42%. Hanya ada 1 siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal dikarenakan pengaruh intelegensinya yang kurang, padahal minat dan semangatnya cukup tinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.Hasil penelitian tersebut, diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada semua pihak (peserta didik, guru dan orang tua) untuk dapat meningkatkan

(11)

xi

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan... 5

G. Metode Penelitian ... 6

H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 13

BAB II LANDASAN TEORI ... 14

A.Kajian Teori... 14

1. Pengertian Hasil Belajar... ... 14

2. Pendidikan Agama Islam ... 17

3. Materi Sikap Jujur... 21

4. Metode Talking Stick ... ... 27

B. Kajian Pustaka... ... 33

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... ... 35

A. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas ...35.

B. Setting dan Subyek Penelitian... 36

C.Desain Penelitian ………...………... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus... 45

1. Prasiklus... ... 45

2. Siklus 1... ... 49

3. Siklus 2... ... 60

B. Perbandingan Hasil Antar Siklus... ... 69

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 71

BAB IV PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

(12)

xii

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Hasil Belajar Siswa Pada Prasiklus... 45

Tabel 2 Tabel Rentang Nilai Siswa Prasiklus... 47

Tabel 3 Data Perolehan Nilai Berdasarkan KKM... 48

Tabel 4 Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1... 50

Tabel 5 Tabel Rentang Nilai Siswa Siklus 1... 52

Tabel 6 Data Perolehan Nilai Berdasarkan KKM Siklus 1... 54

Tabel 7 Hasil Pengamatan Guru Siklus I... 56

Tabel 8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I... 58

Tabel 9 Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II... 61

Tabel 10 Tabel Rentang Nilai Siswa Siklus II... 63

Tabel 11 Data Perolehan Nilai Berdasarkan KKM... 64

Tabel 12 Hasil Pengamatan Guru Siklus II... 66

Tabel 13 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II... 68

Tabel 14 Rentang Nilai Siswa Prasiklus,Siklus I dan Siklus II... 69

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran 2 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Keterangan Setelah Penelitian Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 7 Dokumentasi

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Eksistensi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang semakin mantap merupakan landasan dan modal utama bagi pendidikan agama Islam. Pintu gerbang kemajuan Islam sudah mulai terbuka. Secara akademik, proses belajar mengajar merupakan aktifitas yang sangat kompleks. Proses belajar mengajar melibatkan interaksi inter personal yang unik, yaitu interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.

Belajar mengajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Proses belajar mengajar tidak terbatas pada kegiatan penyampaian materi pelajaran di kelas, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat diterima siswa dikelas dan dapat diterapkan serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

(16)

2

Menurut Ki Hajar Dewantara (Hasbullah, 2012: 4) menjelaskan bahwa pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Dunia pendidikan mempunyai tantangan dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk manusia yang berkarakter, yang akan melahirkan generasi yang berbudi pekerti yang luhur sesuai dengan fungsi dan tujuan

pendidikan nasional menurut UUSPN No. 20 tahun 2003 “ pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Rohman, 2013: 98).

(17)

3

minat siswa terhadap mata pelajaran PAI menurun, siswa lebih suka dengan mata pelajaran lain yang berbasis teknologi dan informasi oleh karena itu mata pelajaran PAI perlu aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan agar peserta didik tidak jenuh dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Peranan pendidikan agama Islam sangat penting dalam era globalisasi seperti sekarang ini, dengan pembekalan moral kepada peserta didik sehingga mampu memilih mana yang baik dan mana yang buruk sesuai dengan tatanan moral. Mengingat kekhawatiran akan pengaruh jangka panjang dari kemajuan IPTEK yang mungkin melampaui batas, PAI harus bertindak untuk mencegah dampak-dampak yang menyertai kemajuan tersebut. Pendidikan agama Islam dituntut mampu menciptakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermuara pada nilai-nilai Islami.

(18)

4

antara 60 dan 70 sedangkan KKM yang ditetapkan 75. Persentasi hasil belajar yang tuntas pada mata pelajaran PAI materi sikap jujur adalah 28,57%, sedangkan yang tidak tuntas adalah 71,42%. Dengan diterapkannya metode talking stick diharapkan hasil belajar akan lebih meningkat.

Salah satu solusi penulis ingin mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi sikap jujur dengan menggunakan metode Talking Stick pada siswa kelas X TAV SMK N

1 Bancak „Tahun Ajaran 2017/2018. Dengan harapan dengan metode Talking Stick hasil belajar siswa pada materi tersebut meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah:

Apakah penerapan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi sikap jujur pada siswa kelas X TAV SMK N 1 Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

(19)

5 D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretik maupun secara praktis. 1. Manfaat Teoretik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses belajar mengajar khususnya mata pelajaran PAI untuk menigkatkan hasil belajar siswa melalui metode talking stick dan dapat digunakan sebagai pelengkap referensi yang telah ada berkaitan dengan proses belajar mengajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti sebagai ajang praktek materi-materi maupun teori-teori yang selama ini penulis peroleh dari bangku kuliah.

b. Bagi sekolah dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan mengamalkan materi sikap jujur.

c. Bagi guru dan siswa sebagai bahan evaluasi yang telah dilaksanakan guna memperbaiki kekurangan yang ada dalam proses belajar mengajar.

d. Pembuat kebijaksanaan dalam menyusun kurikulum yang lebih bermanfaat bagi siswa.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

(20)

6

1987:69) hipotesis adalah sebuah kesimpulan, akan tetapi kesimpulan itu belum berakhir masih harus dibuktikan kebenarannya.

Jadi yang dimaksud hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara belum sampai pada titik akhir, masih memerlukan pembuktian untuk memperoleh kebenaran maka perlu adanya penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi sikap jujur pada siswa kelas X TAV SMK N 1 Bancak Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.

Penerapan metode talking stick dapat dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator keberhasilan yang dapat dirumuskan oleh penulis antara lain:

1. Siswa tertarik dengan metode yang digunakan, sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa menjadi aktif mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

2. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI materi sikap jujur.

(21)

7 F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Menurut Wiriaatmadja (2008:13) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara ringkas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam ruang kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

(22)

8 2. Subyek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang penulis lakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa kelas X TAV SMK N 1 Bancak Kabupaten Semarang dalam pemahaman mengenai sikap jujur. Populasinya adalah siswa kelas X TAV SMK N 1 Bancak, karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa maka subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas X TAV SMK N 1 Bancak Tahun ajaran 2017/2018.

3. Langkah-Langkah Penelitian

(23)

9

meliputi plannig (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

Perencanaan pembelajaran dibuat berdasarkan hasil diskusi dengan guru. Penentuan materi yang akan dijadikan obyek penelitian dibahas bersama guru mata pelajaran PAI. Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

a) Mempersiapkan perangkat pembelajaran dan menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi RPP dan memasukkan metode talking stick.

b) Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal sampai akhir pembelajaran dengan metode talking stick.

c) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yang berhubungan dengan materi sikap jujur.

(24)

10 b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yaitu penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu pendahuluan, inti dan penutup.

c. Observasi

Dalam kegiatan ini observer melaksanakan pengamatan, pencatatan, dan menginterpretasi terhadap berlangsungnya pembelajaran, terutama kepada peserta didik sambil mengerjakan lembar observasi yang telah disediakan. Pada tahap ini ketelitian dan kecermatan dalam mencatat dan mengamati sangat diperlukan, apalagi bila terjadi suatu perubahan mendadak dalam pelaksanaan tindakan yang ditimbulkan akibat respon peserta didik yang dikenai tindakan.

d. Refleksi

(25)

11

yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan siklus berikutnya.

4. Pengumpulan Data

Untuk mendapat data-data yang akurat dan relevan, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar metode yang satu dengan yang lain saling melengkapi. Adapun metode yang penulis gunakan adalah:

a. Dokumentasi

Menurut Arikunta (2006: 149) dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan catatan, transkip, buku, surat kabar, notulen, agenda dan lain sebagainya. Metode ini penulis gunakan untuk mencari data mengenai jumlah siswa, nilai siswa, perkembangan siswa dan keadaan sarana dan prasarana kelas X TAV SMK N1 Bancak Kabupaten Semarang.

b. Tes

(26)

12 5. Instrumen penellitian

Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian dengan menggunakan suatu metode. Agar penelitian ini berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, maka instrumen yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku, Al-Quran, alat peraga, buku daftar nilai dan evaluasi.

6. Analisis Data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan teknik analisa kuantitatif menggunakan statistik deskriptif sederhana dalam penghitungan prestasi belajar siswa. Tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa dalam materi sikap jujur. Skala nilai yang digunakan adalah skala seratus. Nilai maksimal dapat diperoleh siswa adalah 100.

a. Untuk menilai rata-rata ulangan tes formatif digunakan perhitungan dengan rumus:

∑X = Jumlah semua nilai kelas N = Jumlah siswa

(27)

13 P = F

___ x 100% N

Keterangan:

P = Jumlah nilai dalam persen F = Frekuensi

N = Jumlah siswa G. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika penulisan sebagai berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini penulis sajikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis sampaikan mengenai teori belajar, hasil belajar (evaluasi), faktor yang mempengaruhi belajar dan materi sikap jujur.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Bab ini penulis sajikan diskripsi pelaksanaan Pra siklus, diskripsi pelaksanaan siklus satu dan diskripsi pelaksanaan siklus dua.

(28)

14

Dalam bab ini di sajikan diskripsi siklus yang memuat dari hasil pengamatan, refleksi keberhasilan dan kegagalan serta pembahasan tiap siklus.

BAB V PENUTUP

(29)

15 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Hasil Belajar

Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses pendewasaan anak didik melalui sistem interaksi, proses dua arah antara guru dan siswa. Dari pendapat tersebut maka guru dan siswa merupakan inti dan proses pendidikan, sedangkan tujuan, alat, dan lingkungan lebih bersifat pengarah, penunjang, dan prasarana. Interaksi guru dan siswa disebut proses belajar mengajar (Uno dan Muhamad, 2015:138).

Belajar adalah suatu proses yang menghasilkan perubahan perilaku yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Uno (2008: 18) bahwa belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri aturannya (termasuk konsep, teori dan definisi.

(30)

16

lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, konsep ataupun teori (Sardiman, 1994: 24).

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan pengalaman individu akibat interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari hasil perubahan belajar seseorang dapat berupa kebiasaan-kebiasaan, kecakapan atau dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas, guru selain sebagai pendidik, pembimbing dan pengarah serta narasumber pengetahuan juga sebagai motivator yang bertanggung jawab atas keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Ada pandangan yang menyebutkan bahwa pendidikan itu didapat oleh siswa, bukan diterima. Pandangan senada menyatakan bahwa guru tidak dapat memberikan pendidikan apapun kepada siswa, tetapi siswa itulah yang harus mendapatkannya. Namun pada kenyataannya, pembelajaran menjadi sesuatu yang terabaikan. Pada akhirnya hasil yang dicapai oleh siswa dari belajarnya tergantung pada usahanya sendiri, tetapi bagaimana usaha itu terkondisikan banyak dipengaruhi oleh faktor pembelajaran yang dilakukan oleh guru (Uno dan Muhamad, 2015:142).

(31)

17

digunakan sebagai tolak ukur pemahaman siswa. Dengan adanya penilaian maka guru dapat mengetahui sejauh mana penguatan materi siswa, keefektifan media sebagai pengantar materi yang disampaikan.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pengukuran adalah suatu proses pemberian angka pada sesuatu atau seseorang berdasarkan aturan-aturan tertentu. Hasi penilaian dapat dipakai untuk membuat penilaian atau evaluasi. Hasil evaluasi memberikan informasi tentang sejauh mana ia telah menguasai bahan pelajaran yang disajikan guru. Tujuan utama pendidikan adalah menanamkan keyakinan dan memfasilitasi proses belajar siswa. Hasilnya adalah perolehan belajar atau yang lebih utama adalah kesadaran akan pentingnya belajar, serta pengetahuan tentang belajar bagaimana belajar (Danim, 2010:40).

(32)

18

secara keseluruhan sebagai hasil pengamalan individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

2. Pendidikan Agama Islam

Menurut ( Majid,2004: 134-135), kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkan kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

(33)

19

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.

g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.

(34)

20

Tujuan PAI harus mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam. Hal ini dilakukan dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia yang kemudian akan membuahkan kebaikan di akhirat. Dalam Penjelasan atas 26 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) butir a, disebutkan bahwa mata pelajaran agama dan akhlak mulai dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Jadi tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk membekali peserta didik dengan nilai-nilai agama supaya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga terbentuk manusia yang berakhlakul karimah.

Guru yang secara luas juga berfungsi sebagai pendidik, merupakan salah satu faktor dominan dalam proses belajar mengajar. Begitu pentingnya, sehingga Imam Syafi‟i mengambarkannya dalam

syair yang artinya “bangun dan hormatilah guru kalian dengan segala

(35)

21

Menurut (Thoha dan Mu‟ti, 1998: 27-28) bahwa yang diharapkan oleh Direktur Pembinaan Perguruan Agama Islam Depag yang mengemukakan adanya empat kompetensi dasar seorang guru sebagai berikut:

a. Kompetensi profesional yaitu kependidikan dan keilmuan minimal yang menjadi bidang tugasnya.

b. Kompetensi personal kepribadian mantap akan dapat menjadi sumber identifikasi bagi anak didiknya, termasuk dalam sifat-sifat pribadi seorang muslim yang beriman dan bertaqwa berakhlak mulia dan integritas yang tinggi.

c. Kompetensi sosial yaitu kemampuan berkomunikasi dangan kepala sekolah, sesama guru maupun masyarakat luas.

d. Kompetensi pelayanan yaitu kemampuan melayani semua anak didiknya, baik secara individual maupun kelompok.

(36)

22 3. Materi Sikap Jujur

a. Pengertian Jujur

Dalam bahasa Arab, jujur merupakan terjemahan dari kata sidiq yang artinya benar, dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaraan. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah). Jujur juga disebut dengan benar, memberikan sesuatu yang benar atau sesuatu sesuai dengan kenyataan (Rusyan, 2006: 25). Secara istilah jujur atau as-sidqu bermakna:

1. Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan 2. Kesesuaian antara informasi dan kenyataan 3. Ketegasan dan kemantapan hati

4. Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan

Jadi dapat disimpulkan bahwa jujur yaitu sikap yang menyatakan apa adanya serta kesesuaian antara ucapan dan perbuatan dan tidak berbohong. b. Macam-Macam Jujur

Imam al-Ghazali (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014:34) membagi sifat jujur atau benar (siddiq) sebagai berikut:

1. Jujur dalam niat atau berkehendak, tiada dorongan bagi seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena Allah SWT. a) Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima dengan

(37)

23

dengan cara selalu menyampaikan berita yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati janji termasuk jujur jenis ini.

b) Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh sehingga perbuatan zahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan menjadi tabiat bagi dirinya.

Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran karena jujur identik dengan kebenaran. Allah berfirman:

٠ٓ

.

ًاديِدَس ًلاْىَق

اىُلىُقَو َ َّاللَّ اىُقَّتا اىٌَُهآ َييِذَّلا اَهُّيَأ اَي

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu

kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar”

(Q.S al-Ahzab :70)

Orang yang beriman perkataannya harus sesuai denga perbuatannya karena sangat berdosa besar bagi orang-orang yang tidak mampu menyesuaikan perkataannya dengan perbuatan, atau berbeda apa

yang dilidah dan apa yang diperbuat. Allah SWT berfirman “Wahai

orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (itu) sangatlah dibenci Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”. (Q.S as-Saff:2-3)

(38)

24

sifat jujur adalah sifat yang wajib dimiliki oleh setiap nabi dan rasul. Artinya orang-orang yang selalu istiqamah atau konsisten mempertahankan kejujuran, sesungguhnya ia telah memiliki separuh dari sifat kenabian.

Jujur adalah sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang diamanatkan, baik berupa harta maupun tanggung jawab. Orang yang melaksanakan amanat tersebut disebut al-amin, yakni orang yang terpercaya, jujur, dan setia. Dinamai demikian karena segala bentuk gangguan, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain. Sifat jujur dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan, seperti dalam kehidupan rumah tangga, perniagaan, perusahaan dan hidup bermasyarakat.

Di antara faktor yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW berhasil dalam membangun masyarakat Islam adalah karena sifat-sifat dan akhlaknya yang sangat terpuji. Salah satu sifatnya yang menonjol adalah kejujurannya sejak masa kecil sampai akhir hayatnya sehingga ia mendapat gelar al-amin (orang yang dapat dipercaya atau jujur).

(39)

25

Kejujuran sebagai sumber keberhasilan, kebahagiaan, serta ketentraman, harus dimiliki oleh setiap muslim. Bahkan, seorang muslim wajib pula menanamkan nilai kejujuran tersebut kepada anak-anaknya sejak dini hingga pada akhirnya mereka mejadi generasi yang meraih sukses dalam mengarungi kehidupan. Adapun kebohongan adalah muara dari segala keburukan dan sumber dari segala kecaman karena akibat yang ditimbulkan adalah kejelekan, dan hasil akhirnya adalah kekejian. Akibat yang ditimbulkan oleh kebohongan adalah namimah (mengadu domba), sedangkan namimah dapat melahirkan kebencian. Demikian pula kebencian adalah awal dari permusuhan. Dalam permusuhan tidak ada keamanan dan kedamaian. Dapat dikatakan bahwa, orang yang sedikit kejujurannya niscaya akan sedikit temannya.

c. Contoh bukti kejujuran Nabi Muhammad SAW

Ketika Nabi Muhammad hendak memulai dakwah secara terbuka dan terang-terangan, langkah pertama yang dilakukan misalnya Rasulullah saw. berdiri diatas bukit, kemudian memanggil-manggil kaum Quraisy

untuk berkumpul “Wahai kaum Quraisy, kemarilah kalian semua. Aku akan memberikan berita kepada kalian semua!”

Mendengar penggilan lantang dari Rasulullah saw. berduyun-berduyun kaum Quraisy berdatangan dan berkumpul. Setelah masyarakat

(40)

26

musuh yang sudah siaga hendak menyerang kalian, apakah kalian semua

percaya? Tanpa ragu semuanya menjawab mantap “percaya”. Kemudian Rasulullah kembali bertanya “mengapa kalian langsung percaya tanpa membuktikannya terlebih dahulu” tanpa ragu-ragu orang yang hadir di sena

kembali menjawab mantap “ engkau sekalipun tidak pernah berbohong wahai al-amin. Engkau adalah manusia yang paling jujur yang kami

kenal”(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014: 34-36). d. Ayat-Ayat al-Quran Tentang Perintah Berlaku Jujur 1. Q.S al-Maidah ayat 8

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014: 37).

2. Q.S at-Taubah ayat 119

َييِقِداَّصلا َعَه ْاىًُىُكَو َ ّاللَّ ْاىُقَّتا ْاىٌَُهآ َييِذَّلا اَهُّيَأ اَي

ٔٔ١

.

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan

hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (Kementrian

(41)

27 3. Kandungan Q.S al-Maidah:8

Ayat ini memerintahkan kepada orang mukmin agar melaksanakan amal dan pekerjaan mereka dengan cermat, jujur dan ikhlas karena Allah Swt. baik pekerjaan yang bertalian dengan urusan agama maupun pekerjaan yang bertalian dengan urusan kehidupan duniawi. Karena hanya dengan demikianlah mereka bisa sukses dan memperoleh hasil balasan yang mereka harapkan. Dalam persaksisan mereka harus adil menerangkan apa yang sebenarnya, tanpa memandang siapa orangnya, sekalipun akan menguntungkan lawan dan merugikan sehabat atau kerabatnya sendiri.

4. Kandungan Q.S at-Taubah: 119

(42)

28 4. Metode Talking Stick

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru (metode megajar) maupun bagi murid (Surakhmad, 1994: 96). Menurut Uno (2008: 2) metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah jalan yang ditempuh oleh seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam tahapan-tahapan tertentu.

Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan memiliki pengertian secara umum mengenai sifat berbagai metode baik mengenai kebaikan-kebaikannya maupun mengenai kelemahan-kelemahannya, seseorang akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya.

Metode interaksi dalam pengajaran, pendidikan penyegaran, penataran dan sebagainya, dapat mengambil berbagai bentuk oleh karena metode dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya:

1. Murid atau pelajar yang beragam kematangannya 2. Tujuan sesuai dengan jenis dan fungsinya

3. Situasi yang beragam 4. Fasilitas

(43)

29

Perpaduan pengaruh faktor-faktor itulah yang menjadi pertimbangan utama untuk menentukan metode mana yang paling baik. Karena itu sulit untuk memberikan satu klasifikasi dan definisi yang jelas mengenai setiap metode yang pernah dikenal di dalam pengajaran. Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu yang tidak terdapat pada metode lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi lebih mudah bagi kita untuk mengadakan klasifikasi yang lebih jelas tetapi tetap fleksibel.

Metode yang dipilih oleh pendidik seharusnya merupakan metode yang tepat, metode yang tidak bertentangan dengan tujuan pembelajaran atas standar kompetensi dan kompetendi dasar yang telah ditetapkan dalam RPP. Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan kegiatan pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain, metode merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal ini metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil pembelajaran sehingga apa yang telah direncanakan bisa diraih dengan baik.

(44)

30

pembelajaran. Perlu juga menjadi pertimbangan bahwa ada materi yang berkenaan dengan dimensi afektif dan psikomotorik, dan ada materi yang berkenaan dengan dimensi kognitif,dan semua hal ini memerlukan metode yang berbeda-beda untuk mencapai kesemuanya dalam tujuan pembelajaran. b. Metode Talking Stick

Menurut kamus Inggris Indonesia (1992) talking stick berasal dari dua kata yaitu talking yang artinya yang selalu berbicara dan stick yaitu tongkat. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode talking stick yaitu pembelajaran dimana guru menggunakan tongkat sebagai media agar mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menumbuhkan rasa percaya diri siswa.

Untuk memilih tipe yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran, penulis harus mengetahui tipe-tipe dari metode pembelajaran inovatif seperti metode role playing, grup investigation, bertukar pasangan, snowball throwing, talking stick dan lain-lain. Talking stick yaitu metode pembelajaran

yang mampu mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat dan melatih daya ingat siswa dalam materi pokok.

(45)

31

Pembelajaran inovatif merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centris) yang prosesnya dirancang dan dikondisikan untuk siswa agar belajar. hubungan antar guru dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun, pembelajaran inovatif disebut juga pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif merupakan proses pembelajaran di mana seseorang guru harus dapat menciptakan suasanan yang sedemikian rupa, sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan juga mengemukakan gagasan-gagasannya.

Pada mulanya talking stick (tongkat berbica) adalah metode yang digunakan oleh penduduk asli Amerika (suku Indian) untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Kini metode tersebut digunakan sebagai metode pembelajaran di ruang kelas. Pada pembelajaran ini siswa dituntut untuk bisa berani mengemukakan pendapat. Model pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan bantuan tongkat. Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi.

Langkah-langkah metode pembelajaran talking stick menurut Uno dan Muhamad (2015:124) yaitu:

(46)

32

b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya.

c. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, siswa dipersilahkan untuk menutup bukunya.

d. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

e. Guru memberikan kesimpulan f. Evaluasi

g. Penutup

Setiap pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, demikian juga dengan metode pembelajaran talking stick memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan metode pembelajaran talking stick

1. Menguji kesiapan siswa dalam penguasaan materi pelajaran.

(47)

33

3. Agar lebih giat belajar karena siswa tidak pernah tahu tongkat akan sampai pada gilirannya.

Kekurangan metode pembelajaran talking stick 1. Membuat siswa senam jantung.

2. Ketakutan akan pertanyaan yang diberikan oleh guru. 3. Tidak semua siswa siap menerima pertanyaan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kelebihan metode talking stick adalah menguji kesiapan siswa, memahami materi pembelajaran, dengan cepat, dan siswa berani mengemukakan pendapat. Sedangkan kelemahan metode talking stick adalah ketakutan siswa akan pertanyaan, dan bagi siswa yang secara emosional belum terlatih untuk bisa berbicara di hadapan guru, metode ini mungkin kurang sesuai.

Penulis menggunakan langkah-langkah menurut Uno dan Mohamad (2015:124) dikarenakan langkah-langkah tersebut mudah dipahami serta mendukung suasana pembelajaran aktif dan menyenangkan. Metode ini memicu siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Maka dari itu siswa dituntut untuk selalu siap dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat menjawab pertanyaan guru dengan baik dan benar.

B. Kajian Pustaka

(48)

34

lain dalam penelitian atau pembahasan masalah yang serupa. Selain itu penelitian terdahulu perlu disebutkan dalam sebuah penelitian untuk memudahkasn pembaca melihat dan membandingkan perbedaan teori yang digunakan dari perbedaan hasil kesimpulan oleh penulis dengan peneliti yang lain dalam melakukan pembahasan tema yang hampir serupa. Berikut ini penelitian yang mempunyai topik atau tema yang hampir serupa dengan skripsi ini:

1. Skripsi yang ditulis oleh Mailiz Zaniq Hilmi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Negeri Semarang Tahun 2015 dengan judul “Pengaruh Hasil Belajar

Dengan Metode Talking Stick Terhadap Sikap Ilmiah Siswa Tema Pencemaran Lingkungan Di SMP. Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang penulis teliti yaitu terletak pada metode penelitiannya yaitu dalam skripsi ini menggunakan metode kuantitatif sedangkan skripsi yang penulis teliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas.

2. Skripsi yang ditulis oleh Wahyuni Nurtiningtyas, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Bandar Lampung 2017 dengan

(49)

35

terletak pada materi pembelajaannya yaitu pada skripsi ini menggunakan materi matematika.

(50)

36 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini disusun untuk memecahkan suatu masalah serta melakukan perubahan yang berfungsi sebagai peningkatan. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan sehari-hari di kelas.

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah faktual yang dihadapi oleh guru sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan pengelola pembelajaran (Arikunto, 2006: 3). Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, pendidik dapat memperbaiki praktik pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif, misalnya bagi guru penelitian tindakan kelas ini dapat bermanfaat meningkatkan profesionalitasnya serta dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

(51)

37

kegiatan belajar mengajar agar dapat menjawab pertanyaan guru dengan baik dan benar.

B. Setting dan Subyek Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan menurut prosedur yang telah dirancang oleh guru dan peneliti, yaitu penelitian bertahap dengan siklus sebagai akhir tahapnya, baik siklus pertama, kedua, dan ketiga. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 13 November 2017 sampai dengan 29 November 2017 di SMK N 1 Bancak. Sebelum pelaksanaan tiap siklus, dilakukan observasi awal yang dimulai pada tanggal 13 November 2017.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X TAV Semester Gasal SMK N 1 Bancak Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 28 orang yaitu putra 16 dan putri 12. Selain peserta didik, subyek lainnya yang juga ikut diteliti yaitu guru PAI, karena guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran.

C. Desain Penelitian

(52)

38

terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tind akan kelas sebagai berikut ini (Arikunto, Suhrasimi, 2006:16).

Langkah-langkah yang dilakukan untuk setiap siklus pembelajaran dalam prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

Siklus I penelitian dilaksanakan pada hari Selasa, 21 November 2017. Materi pembelajaran adalah sikap jujur. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode talking stick.

(53)

39

Perencanaan pembelajaran dibuat berdasarkan hasil diskusi dengan guru. Penentuan materi yang akan dijadikan obyek penelitian dibahas bersama guru mata pelajaran PAI. Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

e) Mempersiapkan perangkat pembelajaran dan menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi RPP dan memasukkan metode talking stick.

f) Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal sampai akhir pembelajaran dengan metode talking stick.

g) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yang berhubungan dengan materi sikap jujur.

h) Menyiapkan instrumen berupa catatan lapangan, lembar observasi dan tes pencapaian hasil belajar. Catatan lapangan digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi digunakan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran serta tes digunakan untuk mengukur kemampuan materi yang telah disampaikan.

f. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) dan pengamatan (observing)

(54)

40

Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam kemudian berdoa terlebih dahulu. Kemudian kehadiran siswa diobservasi. Pembelajaran diawali dengan menginformasikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhubugan dengan materi.

Selanjutnya siswa diberi penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran pada hari itu berbeda dengan pembelajaran sebelumnya karena menggunakan metode talking stick.

b) Kegiatan inti

1. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 4 orang

2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.

3. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat dalam wacana.

4. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup kembali bukunya.

5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok.

(55)

41

pertanyaan yang diberikan guru, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab pertanyaan dari guru.

7. Ketika tongkat bergulir dari satu kelompok menuju kelompok lainnya dengan iringan musik atau lagu.

8. Guru memberikan ulasan terhadap seluruh jawaban.

9. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang terbaik dalam menjawab pertanyaan.

10.Siswa mengerjakan soal tes (tes formatif) secara individu. c) Penutup

Materi yang telah dipelajari diulas secara singkat, kemudian diambil kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Selanjutnya siswa dikondisikan untuk membersihkan kelas dan kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.

g. Observasi

(56)

42 h. Refleksi

Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus dikumpulkan untuk dianalisis selanjutnya diadakan refleksi terhadap hasil analisis sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah tindakan dan sesudah tindakan. Hasil belajar inilah yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan siklus berikutnya.

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 28 November 2017 dengan materi sikap jujur dan menggunakan metode talking stick. Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Siklus II merupakan klimaks dari penelitian tindakan kelas ini, karena menurut perkiraan peneliti, pada siklus II ini hasil belajar peserta didik sudah memenuhi terget pembelajaran. Langkah-langkahnya sama dengan siklus sebelumnya yaitu:

a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

Perencanaan pembelajaran dibuat berdasarkan hasil diskusi dengan guru. Penentuan materi yang akan dijadikan obyek penelitian dibahas bersama guru mata pelajaran PAI. Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

(57)

43

2. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal sampai akhir pembelajaran dengan metode talking stick.

3. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yang berhubungan dengan materi sikap jujur.

4. Menyiapkan instrumen berupa catatan lapangan, lembar observasi dan tes pencapaian hasil belajar. Catatan lapangan digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi digunakan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran serta tes digunakan untuk mengukur kemampuan materi yang telah disampaikan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) dan pengamatan (observing)

Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Pendahuluan

Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam kemudian berdoa terlebih dahulu. Kemudian kehadiran siswa diobservasi. Pembelajaran diawali dengan menginformasikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhubugan dengan materi.

Selanjutnya siswa diberi penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran pada hari itu berbeda dengan pembelajaran sebelumnya karena menggunakan metode talking stick.

(58)

44

1. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 4 orang

2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.

3. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat dalam wacana. 4. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan

mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup kembali bukunya.

5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok.

6. Setelah itu guru memberikan pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawab pertanyaan yang diberikan guru, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab pertanyaan dari guru.

7. Ketika tongkat bergulir dari satu kelompok menuju kelompok lainnya dengan iringan musik atau lagu.

8. Guru memberikan ulasan terhadap seluruh jawaban.

9. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang terbaik dalam menjawab pertanyaan.

(59)

45

Materi yang telah dipelajari diulas secara singkat, kemudian diambil kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Selanjutnya siswa dikondisikan untuk membersihkan kelas dan kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.

c. Observasi

Dalam kegiatan ini observer melaksanakan pengamatan, pencatatan, dan menginterpretasi terhadap berlangsungnya pembelajaran, terutama kepada peserta didik sambil mengerjakan lembar observasi yang telah disediakan. Pada tahap ini ketelitian dan kecermatan dalam mencatat dan mengamati sangat diperlukan, apalagi bila terjadi suatu perubahan mendadak dalam pelaksanaan tindakan yang ditimbulkan akibat respon peserta didik yang dikenai tindakan.

d. Refleksi

(60)

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus 1. Prasiklus

Berdasarkan hasil tes formatif pembelajaran prasiklus diperoleh hasil yang jauh dari harapan, karena masih banyak siswa yang hasilnya dibawah KKM. Ketuntasan yang harus dicapai siswa yaitu 75. Hasil tes formatif prasiklus dapat dilihat dari tabel 1 berikut:

Tabel 1

Data Hasil Belajar Siswa Pada Prasiklus

NO Nama Nilai

1 Ahmad Subaedi 66

2 Amelia Ade Safitri 73

3 Ana Firdiana 65

4 Andika Dwi Sulistiyo 80

5 Andreas Vicky Aditya 66

6 Anggita Salsa Afiva 53

7 Arya Saputra 72

8 Devta Septia Ningrum 80

(61)

47

10 Dida Pramudya Darmansa 82

11 Dimas Ridlo Alfian 70

12 Dio Gilang Armanda 73

13 Dwi Sundari 80

14 Farhan Afif Rydian 71

15 Galang Satrio Nugroho 66

16 Galih Setiawan 70

17 Ganjar Adiatama 73

18 Hesti Lukitowati 73

19 Ibnu Khadafi Alhussein 75

20 Kelvin Fajar Hidayanto 66

21 Khodirul Akbar 73

22 Maulana Assyaafi 75

23 Tiara Puspita Sari 80

24 Tira Gustiana Dewi 66

25 Tri Kusuma Dewi 72

26 Wahyu Widayat 75

27 Winda Rahmawati 65

28 Zidda Amalia 66

Jumlah 1999

(62)

48

Nilai terendah 53

Tuntas 8 28,57%

Tidak tuntas 20 71,42%

Rata-rata 70,21

Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 82 dan nilai terendah adalah 53. Nilai rata-rata yang dicapai adalah 70,21. Pada Prasiklus jumlah siswa yang tuntas hanya 8 siswa dan yang tidak tuntas ada 20 siswa sedangkan prosentase ketuntasan yaitu hanya 28,5 %. Dari nilai tes tersebut maka dapat disusun dalam rentang nilai sebagai berikut:

Tabel 2

Tabel Rentang Nilai Siswa Prasiklus

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1 0-14 0 0%

2 15-24 0 0%

3 25-34 0 0%

4 35-44 0 0%

5 45-54 1 3,57%

6 55-64 0 0%

(63)

49

8 75-84 8 28,57%

9 85-94 0 0%

10 95-100 0 0%

Jumlah 28 100%

Data dari hasil belajar prasiklus dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:

Gambar I

Diagram Batang Rentang Nilai Prasiklus

Berikut ini adalah tabel data perolehan nilai berdasarkan KKM

Tabel 3 0

5 10 15 20

(64)

50

Data Perolehan Nilai Berdasarkan KKM

No

Ketuntasan Jumlah siswa Persentase Angka Ketuntasan

1 ≤ 75 Tidak tuntas 20 71,42 %

2 ≥ 75 Tuntas 8 28,57 %

Data dari hasil belajar ketuntasan dan tidak tuntas siswa dapat digambarkan grafik sebagai berikut:

Gambar 2

Diagram Batang Ketuntasan Pra Siklus

(65)

51

Dari gambar 2 di atas memperlihatkan bahwa nilai-nilai yang diperoleh siswa sebagian besar rendah yaitu kurang dari 75 dengan jumlah 20 siswa (71,42%) dan siswa yang tuntas hanya 8 (28,57%) siswa dari jumlah seluruhnya yaitu 28 siswa.

2. Siklus 1

a) Tahap Perencanaan

Dari pelaksanaan pembelajaran prasiklus, hasil yang dicapai siswa belum maksimal. Masih banyak siswa yang dibawah KKM. Maka dari itu peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dengan:

1. Melaksanakan pembelajaran kembali bersama guru dengan menggunakan metode talking stick.

2. Membimbing siswa selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas.

3. Menyiapkan sarana observasi, dokumentasi dan mencatat selama proses pembelajaran.

b) Tahap Pelaksanaan

(66)

52

siswa. Adapun hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses perbaikan pembelajaran ini dapat dilihat dari tabel nilai pada tabel 3.

Tabel 4

Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1

NO Nama Nilai

1 Ahmad Subaedi 80

2 Amelia Ade Safitri 75

3 Ana Firdiana 82

4 Andika Dwi Sulistiyo 90

5 Andreas Vicky Aditya 72

6 Anggita Salsa Afiva 70

7 Arya Saputra 78

8 Devta Septia Ningrum 88

9 Dhewi Normala Anggraeni 70

10 Dida Pramudya Darmansa 85

11 Dimas Ridlo Alfian 72

12 Dio Gilang Armanda 80

13 Dwi Sundari 80

14 Farhan Afif Rydian 72

15 Galang Satrio Nugroho 90

(67)

53

17 Ganjar Adiatama 70

18 Hesti Lukitowati 60

19 Ibnu Khadafi Alhussein 80

20 Kelvin Fajar Hidayanto 64

21 Khodirul Akbar 70

22 Maulana Assyaafi 80

23 Tiara Puspita Sari 85

24 Tira Gustiana Dewi 75

25 Tri Kusuma Dewi 70

26 Wahyu Widayat 75

27 Winda Rahmawati 60

28 Zidda Amalia 60

Jumlah 2108

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah

60

Tuntas 16 57,14%

Tidak tuntas 12 42,85%

(68)

54

Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 90 dan nilai terendah yaitu 60. Nilai rata-rata yang dicapai adalah 75,28. Berdasarkan kategori tersebut, maka nilai-nilai yang diperoleh siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 5

Tabel Rentang Nilai Siswa Siklus 1

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1 0-14 0 0%

2 15-24 0 0%

3 25-34 0 0%

4 35-44 0 0%

5 45-54 0 0%

6 55-64 4 14,28%

7 65-74 8 28,57%

8 75-84 11 39,28%

9 85-94 5 17,85%

10 95-100 0 0%

Jumlah 28 100%

(69)

55

sebanyak 8 siswa, pada kisaran 75-84 ada 11 siswa dan pada kisaran 85-94 ada 5 siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa 16 siswa berhasil tuntas sedangkan 12 siswa lainnya tidak tuntas.

Dari data hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat digambarkan grafik sebagai berikut:

Gambar 3

Diagram Batang Rentang Nilai Siklus 1

Berdasarkan kriteria ketuntasan siswa, maka peneliti membagi menjadi dua kategori yaitu nilai 75 sampai dengan 100 kategori tuntas dan nilai 50-74 kategori tidak tuntas. Berdasarkan kategori tersebut, maka

nilai-0 2 4 6 8 10 12

(70)

56

nilai yang diperoleh siswa pada siklus 1 dapat dilihar pada tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6

Data Perolehan Nilai Berdasarkan KKM Siklus 1

No

Ketuntasan Jumlah

siswa

Presentase Angka Ketuntasan

1 ≤ 75 Tidak tuntas 12 42,85%

2 ≥ 75 Tuntas 16 57,14%

Jumlah 28 100%

Hasil tersebut dapat digambarkan dalam diagram batang sebagai berikut:

(71)

57

Diagram Ketuntasan Siswa Siklus

Dari gambar 5 diatas dapat dilihat bahwa siswa yang telah tuntas sebanyak 16 siswa dengan presentase 57,14 % dan siswa yang tidak tuntas yaitu sebanyak 12 siswa dengan presentase 42,85%. Kondisi tersebut dapat digambarkan pada diagram pie berikut ini:

Gambar 5

Diagram Pie Ketuntasan Nilai Siklus 1 0,00%

10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00%

Tuntas Tidak tuntas 57,14%

42,85%

(72)

58 c) Tahap Pengamatan

a. Lembar pengamatan guru dan siswa siklus I

Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati kegiatan siswa dan guru dalam pembelajaran. Data yang diperoleh dari pembelajaran siklus 1 tentang aktivitas siswa dan guru mata pelajaran PAI kelas X TAV SMK N 1 Bancak yaitu bapak Eko Prayitno S.Pd. selama proses pembelajaran dapat disajikan data sebagai berikut:

Tabel 7

Hasil Pengamatan Guru Siklus I

NO Aspek yang diamati

Skor

1 2 3

1. Persiapan guru dalam mengajar

57,14% 42,85%

Persentase Ketuntasan Nilai

Tuntas

(73)

59

2. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan apersepsi

a. Salam pembuka √

b. Mengkondisikan kelas √ c. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

d. Memberikan motivasi belajar √

3. Kegiatan guru menggunakan metode a. Guru paham mengenai metode

talking stick

b. Guru mampu menggunakan metode talking stick

4. Kemampuan guru dalam menguasai kelas

a. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya

b. Menciptakan suasana kelas yang

(74)

60 menyenangkan

5. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran

a. Kesimpulan √

b. Melakukan evaluasi √

c. Memberikan tindak lanjut √

d. Salam penutup √

Keterangan:

1 : Tidak baik 2 : Baik 3 : Sangat baik

Tabel 8

Hasil Pengamatan Siswa Siklus I NO

Aspek Pengamatan

Skor

1 2 3

1. Siswa menjawab salam dengan semangat √ 2. Siswa merespon panggilan presensi dari

guru

(75)

61

4. Siswa semangat mengikuti pembelajaran PAI materi sikap jujur

5. Siswa memberikan umpan balik dari penjelasan guru

Keterangan:

1 : Tidak baik 2 : Baik 3 : Sangat baik

d) Refleksi Keberhasilan dan Kegagalan

Setelah peneliti melaksanakan penelitian melalui perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan, maka peneliti merefleksikan semua kegiatan untuk mengetahui keberhasilan maupun kekurangannya sebagai berikut:

a) Keberhasilan

a. Secara keseluruhan siswa mampu melaksanakan metode pembelajaran talking stick pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

b. Siswa mampu mengerjakan soal dengan baik.

(76)

62

d. Siswa lebih aktif dan bersemangat pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

b) Kelemahan

a. Kegiatan pembelajaran belum berjalan lancar karena kondisi kelas masih belum kondusif dan masih ada beberapa siswa yang kurang memahami metode pembelajaran ini.

b. Kegiatan belajar siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas belum maksimal dan siswa harus diberi reward atau hadiah bagi yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

c. Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat masih belum muncul dikarenakan mungkin baru pertama kali menggunakan metode talking sticik.

3. Siklus II

a. Data Hasil Pengamatan a) Tahap Perencanaan

Dari belajar siswa pada pelaksanaan siklus II, hasil yang dicapai siswa sangat maksimal. Rencana pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan berdasarkan adanya kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada proses pelaksanaan siklus I. Maka peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran yang akan menekankan pada:

(77)

63

2. Mengembangkan pelaksanaan metode pembelajaran talking stick dan mengembangkan tes evaluasi siswa yang pertanyaan pada soal tesnya berbeda dengan siklus I.

3. Peningkatan terhadap motivasi siswa. b) Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 28 November 2017 dengan materi sikap jujur dan menggunakan metode talking stick. Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Adapun hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran ini dapat dilihat dalam tabel nilai sebagai berikut:

Tabel 9

Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

NO Nama Nilai

1 Ahmad Subaedi 90

2 Amelia Ade Safitri 85

3 Ana Firdiana 88

4 Andika Dwi Sulistiyo 95

5 Andreas Vicky Aditya 100

6 Anggita Salsa Afiva 80

7 Arya Saputra 95

(78)

64

9 Dhewi Normala Anggraeni 88

10 Dida Pramudya Darmansa 90

11 Dimas Ridlo Alfian 100

12 Dio Gilang Armanda 90

13 Dwi Sundari 95

14 Farhan Afif Rydian 100

15 Galang Satrio Nugroho 95

16 Galih Setiawan 90

17 Ganjar Adiatama 80

18 Hesti Lukitowati 80

19 Ibnu Khadafi Alhussein 85

20 Kelvin Fajar Hidayanto 75

21 Khodirul Akbar 85

22 Maulana Assyaafi 90

23 Tiara Puspita Sari 95

24 Tira Gustiana Dewi 85

25 Tri Kusuma Dewi 75

26 Wahyu Widayat 80

27 Winda Rahmawati 75

28 Zidda Amalia 70

(79)

65 Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 70

Tuntas 27 96,42%

Tidak tuntas 1 3,57%

Rata-rata 87,71

Pada tabel 9 menunjukkan bahwa sudah mengalami peningkatan sangat baik. Pada tabel ini nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan nilai terendah adalah 70. Nilai rata-rata yang dicapai adalah 87,71. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas yaitu sebanyak 27 siswa (96,42%) sedangkan yang tidak tuntas hanya 1 siswa (3,57%) yaitu mendapatkan nilai 70. Dari nilai tes tersebut maka dapat disusun dalam rentang nilai sebagai berikut:

Data hasil belajar dari siklus II dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:

Gambar 6

(80)

66

Berikut ini adalah tabel data perolehan nilai berdasarkan KKM Tabel 10

Data Perolehan Nilai Berdasarkan KKM

No

Ketuntasan Jumlah

siswa

Presentase Angka Ketuntasan

1 ≤ 75 Tidak tuntas 1 3,57%

2 ≥ 75 Tuntas 27 96,42%

Jumlah 28 100%

0 2 4 6 8 10 12

(81)

67

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas sebanyak 27 siswa dan yang belum tuntas hanya 1 siswa. Kondisi tersebut dapat digambarkan pada diagram batang berikut ini:

Gambar 7

Diagram Batang Perolehan Nilai Berdasarkan KKM

Hal tersebut juga dapat digambarkan dengan diagram pie sebagai berikut:

Gambar 8

(82)

68 c) Tahap Pengamatan

Pada siklus II peneliti mengamati proses pembelajaran siswa dan guru PAI ketika mengajar di kelas X TAV selama proses pembelajaran berlangsung dapat diketahui melalui tabel berikut ini:

Tabel 11

Hasil Pengamatan Guru Siklus II

NO Aspek yang diamati

Skor

1 2 3

1. Persiapan guru dalam mengajar

d. Menyiapkan RPP √

e. Menyiapkan presensi √

96,42% 3,57%

Persentase

Tuntas

(83)

69 f. Menyiapkan perlengkapan

mengajar

2. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan apersepsi

e. Salam pembuka √

f. Mengkondisikan kelas √

g. Menyampaikan tujuan pembelajaran

h. Memberikan motivasi belajar √

3. Kegiatan guru menggunakan metode c. Guru paham mengenai metode

talking stick

d. Guru mampu menggunakan metode talking stick

4. Kemampuan guru dalam menguasai kelas

c. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya

d. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan

(84)

70 pelajaran

e. Kesimpulan √

f. Melakukan evaluasi √

g. Memberikan tindak lanjut √

h. Salam penutup √

Hasil Pengamatan Siswa Siklus II NO

Aspek Pengamatan

Skor

1 2 3

1. Siswa menjawab salam dengan semangat √ 2. Siswa merespon panggilan presensi dari

guru

3. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √ 4. Siswa semangat mengikuti pembelajaran

PAI materi sikap jujur

Gambar

Tabel 1
Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa
Gambar I
Gambar 2 Diagram Batang Ketuntasan Pra Siklus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kesesuaian materi dan soal dalam Lembar Kerja Siswa MGMP matematika Kabupaten Pati kelas IX SMP semester gasal

Tadinya kekuasaan negara dapat memasuki domain pribadi dengan menanyakan jumlah uang yang dibawa seorang pendatang asing misalnya, tetapi kini sudah tidak mungkin lagi dengan

Memahami pernyataan dan ingkarannya, menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk, serta mampu menggunakan prinsip logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah peneliti lakukan sebelumnya di Pekon Way Gelang, fakta yang di dapat di lapangan ialah bahwa kebanyakan masyarakat

7) Penerimaan merupakan hasil produksi dikali dengan harga jual, dinyatakan dalam satuan rupiah. 8) Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dan biaya total

Pengorganisasian tugas dan wewenang jabatan dalam Departemen Fisioterapi merupakan salah satu unit penunjang medis yang pelayananan kesehatannya ditujukan

Dalam game SimCity 4, perkembangan zona dengan density tertentu (low, high) dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang tinggal di dalam kota, syarat minimum jumlah

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi