• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM LANSIA DENGAN KESEIMBANGGAN TUBUH PADA LANSIA (Studi di posyandu lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM LANSIA DENGAN KESEIMBANGGAN TUBUH PADA LANSIA (Studi di posyandu lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM LANSIA DENGAN KESEIMBANGAN TUBUH PADA LANSIA

(Studi di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)

YOYOK ARI WIBOWO 14.321.0099

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

(2)

ii

HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM LANSIA DENGAN KESEIMBANGAN TUBUH PADA LANSIA

(Studi di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Kesehatan

Insan Cendikia Medika Jombang

YOYOK ARI WIBOWO 14.321.0099

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM LANSIA DENGAN KESEIMBANGAN TUBUH PADA LANSIA (di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) Nama : Yoyok Ari Wibowo

NIM : 14.321.0099

TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING PADA TANGGAL………….

Pembimbing utama Pembimbing anggota

Endang Y,S.Kep.,Ns.,M.Kes. Nining Mustika .N,SST.,M.Kes

NIK 04.08.119 NIK 02.08.127

Mengetahui, Ketua Program Studi

(7)

vii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diajukan oleh : Nama : Yoyok Ari Wibowo NIM : 14.321.0099

Judul : HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM LANSIA DENGAN KESEIMBANGAN TUBUH PADA LANSIA (di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)

Telah berhasil dipertahankan dan diuji dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program S1 Ilmu Keperawatan

Komisi Dewan Penguji

Ketua Dewan Penguji : Hindyah Ike Suhariati, S.Kep.,Ns.,M.Kep ( ) NIK 04.06.059

Penguji I : Endang Yuswatiningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kes ( ) NIK 04.08.119

Penguji II : Nining Mustika Ningrum, SST.,M.Kes ( ) NIK 02.08.127

(8)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di madiun 27 juni 1996, penulis merupakan anak ke tiga dari 4 bersaudara dari pasangan bapak Paiman dan Ibu Nyamiati .

Tahun 2008 penulis lulus dari SDN 06 Sugihwaras Saradan Madiun, tahun 2011 penulis lulus SMPN 1 Saradan Madiun, Tahun 2014 Penulis lulus SMAN 1 Saradan Madiun, dan pada tahun 2014 penulis lulus seleksi masuk STIKes Insan Cendikia Medika JombangmMelalui Jalur PMDK gelombang 1. Penulis memilih program studi s1 keperawatan dari lima pilihan program studi yang ada si STIKes ICME Jombang

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya

Jombang juni 2018

(9)

ix MOTTO

(10)

x

PERSEMBAHAN

Seiring dengan do’a dan puji syukur peneliti persembahkan skripsi ini untuk :

1. Allah SWT, yang selalu member kemudahan disetiap langkah, member petunjuk, membuka pintu kesabaran, dan selalu membimbing ke jalan yang Engkau ridhoi. Tidak lupa sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada kehadirat Rasullah Muhammad S.A.W.

2. Ibu Nyamiati dan Bapak Paiman tercinta. Tak ada kata yang pantas ananda ucapakan selain beribu – ribu “Terima Kasih” Karena telah mendo’akan penulis dalam pengharapan – pengharapan yang pasti. Kesabaran dalam do’amu menjadi suksesnya penulis dikemudian hari. Tidak ada do’a yang

terkabulkan selain do’a dari orang tua yang tulus dan ikhlas. Terima kasih

kepada kedua orang tua tercinta yang telah berusaha susah payah banting tulang untuk merawat dan membesarkan penulis sampai saat ini dengan penuh cinta dan kasih sayang walaupun penulis sebagai anaknya sering melakukan hal – hal yang bisa membuat hatinya terluka.

3. Kakak tercinta Teguh S,S,B dan Adek Priyo Noris sofiyan, R, Terima kasih atas do’a dan semangatnya selama ini. Terima kasih atas canda tawa kita selama ini. Hanya karya kecil ini yang dapat adik persembahkan. Maaf adik belum bisa menjadi adik yang terbaik, tapi adik akan selalu berusaha menjadi yang terbaik, agar bisa menjadi sosok berbakti, sholehah bermanfaat dan dapat menjadi kebanggan bagi kedua orang tua.

(11)

xi

cerita penuh inspirasi. Dari kalian saya bisa belajar. Terima kasih selalu mendo’akanku.

5. Dosen – dosen S1 Keperawatan STIKES ICME Jombang dan Almamater saya yang selalu member bimbingannya. Khusunya kepada Ibu Endang Yuswatiningsih, S.Kep.,Ns.,M. Kepdan Ibu Nining Mustika Ningrum, S.Kep.,Ns.,M.Kes yang telah sabar memberikan bimbingan kepada penulis. 6. Terima kasih buat perpustakaan STIKES ICME yang telah meminjamkan

buku koleksinya untuk bahan refereni saya dalam mengerjakan skripsi ini. 7. Teman – teman seperjuangan Angkatan 2014 Prodi S1 Keperawatan kelas 8B

dan 8A, Terima kasih untuk kekompakkan dan kerjasama serta selalu mendukung, menemani, menghibur dan memberikan banyak kebahagiaan. 8. Kekasihku Lailatul Fitrika terima kasih sudah menemaniku selama ini, terima

(12)

xii

ABSTRAK

HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM LANSIA DENGAN KESEIMBANGGAN TUBUH PADA LANSIA

( Stdi di posyandu lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang )

Yoyok Ari Wibowo* Endang Yuswatiningsih* *Nining Mustika Ningrum***

Pendahuluan :Penurunan fungsi dan kekuatan otot akan mengakibatkan penurunan kemampuan mempertahankan keseimbangan postural atau keseimbangan tubuh lansia maka akan meningkatkan resiko jatuh pada lansia Tujuan : penelitian ini adalah menganalisis hubungan keatifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh pada lansia.

Metode : Desain penelitian ini menggunakan cross sectional populasi tersebut semua lansia yang ada di posyandu lansia dengan jumlah sampel 30 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling, pengumpulan data untuk keaktifan menggunakan lembar observasi dan keseimbangan tubuh menggunakan lembar observasi berg belance scale, pengolahan data dengan cara editing, coding, scoring,tabulating,dan analisis data mengunakan uji rank spearman.

Hasil : penelitian menunjukan keaktifan keaktifan mengikuti senam lansia sebagaian besar sangat aktif sebanyak 19 orang (63,3%), keseimbangan tubuh pada lansia setengahnya memiliki keseimbangan tubuh dengan resiko jatuh rendah sebanyak 15 orang (50,0%), hasil uji rank spearman di dapatkan nilai 0,015 <α = 0,05 maka H1 diterima.

Kesimpulan : dalam penelitian ini ada hubungan keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh pada lansia.

Kata kunci : Keaktifan, Senam, Keseimbangan Tubuh, Lansia

(13)

xiii

RELATION OF ACTIVITY FOLLOWING GYMNASTICS WITH BODY BALANCE ON ELDERLY

(Studies at Elderly Posyandu Denanyar Village Jombang District)

Yoyok Ari Wibowo* Endang Yuswatiningsih* *Nining Mustika Ningrum***

Premilinary : Decreased function and muscle strength will lead to decreased ability to maintain postural balance or balance of the elderly body will increase the risk of falling in the elderly. Purpose : of this study is to analyze the relationship of activity following elderly gymnastics with body balance in elderly.

Method : The design of this study used a cross sectional population of all elderly people in posyandu with a sample of 30 respondents. The sampling technique used in this research is simple random sampling, data collection for activity using observation sheet and body balance using observation sheet berg belance scale, data processing by editing, coding, scoring, tabulating, and data analysis using spearman rank test.

Result : of this study showed that activity following gymnastics mostly very active as many as 19 people (63,3%), body balance in another elderly have body balance with low risk as low as 15 people (50,0%), rank spearman test result get value 0,015< α = 0,05 then H1 is accepted.

Conclusio : in this research there is relation of activeness follow gymnastics elderly with body balance on elderly.

(14)

xiv

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, serta shalawat salam selalu tercurahkan kepada Rasullah SWA atas segala petunjuk dan karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Hubungan Keaktifan Mengikuti Senam Lansia Dengan Keseimbangan Tubuh Pada Lansia Di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang” Skripsi ini

disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi S1 Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.

(15)

xv

terselaikannya Skripsi ini. Serta semua pihak yang tidak bisa penelti sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari masih banyak ketidaksempurnaan dalam menyusun Skripsi ini. Oleh karena itu diharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini mendapat ridho dari Allah SWT dan dapat bermanfaat bagi semua.

Jombang, mei 2018

(16)

xvi DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR ... i

SAMPUL DALAM ... ii

SURAT KEASLIHAN ... iii

SURAT BEBAS PLAGIAT ... iv

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ... v

HALAMAN PERSETUJUAN ... vi

HALAMAN PENGESAHAN ... vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... viii

MOTTO ... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ... x

ABSTRAK ... xii

ABSTRACT ... xiii

KATA PENGANTAR ... xiv

DAFTAR ISI ... xvi

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH ... xxi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

(17)

xvii BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Lansia ... 5

2.2. Senam Lansia ... 14

2.3. Konsep Dasar Lansia ... 17

2.4. Keaktifan ... 24

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual ... 27

3.2 Hipotesis ... 28

BAB 4 METOE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 29

4.2 Rancangan Penelitian ... 29

4.3 Waktu Dan Tempat Penelitian ... 30

4.4 Populasi, Sampel, Sampling ... 30

4.5 Kerangka Kerja ... 32

4.6 Identifikasi Variabel ... 33

4.7 Definisi Operasional ... 33

4.8 Pengumpulan Dan Analisa Data ... 35

4.9 Etika Penelitian ... 41

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian... ... 43

5.2 Pembahasan ... 47

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan. ... 55

6.2 Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Alat Ukur Keseimbangan menggunakan BBS ... 10 Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 34 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden bedasarkan umur di Posyandu

Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang pada bulan April 2018 ... 43 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden bedasarkan jenis kelamin di

Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang pada bulan April 2018 ... 44 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden bedasarkan tingkat pendidikan

di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang pada bulan April 2018. ... 44 Table 5.4 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan responden di

Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang pada bulan April 2018. ... 45 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan keaktifan

mengikuti senam lansia di Posyandu lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang bulan April 2018. ... 45 Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden bedasarkan keseimbangan

tubuh pada lansia di Posyandu lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang bulan April 2018. .. 46 Tabel 5.8 Tabulasi silang Hubungan keaktifan mengukuti senam lansia

(19)

xix DAFTAR GAMBAR

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden ... 59

Lampiran 2 Informed Consent ... 60

Lampiran 3 Lembar Kueisioner Penelitian ... 61

Lampiran 4 Alat Ukur Tes Keseimbangan Tubuh Mengunakan (BBS) ... 62

Lampiran 5 Lembar Pernyataan Dari Perpustakanan ... 66

Lampiran 6 Surat ijin penelitian Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang ... 67

Lampiran 7 Surat ijin penelitian Puskesmas Pulo Lor ... 68

Lampiran 8 Surat ijin pemberian penelitian Desa Denanyar ... 69

Lampiran 9 Tabulasi data penelitian ... 70

Lampiran 10 Output SPSS ... 72

Lampiran 11 Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi ... 75

(21)

xxi

DAFTAR LAMBANG

1. H1/Ha : hipotesis alternatif 2. % : prosentase

3.  : alfa (tingkat signifikansi) 4. X : perlakuan

5. 01 : Pretes (tes awal) 6. 02 : post test (tes akhir) 7. N : jumlah populasi 8. n : jumlah sampel

9. d2 : Tingkat signifikan/tingkat kesalahan yang dipilih 10. > : lebih besar

11. < : lebih kecil

DAFTAR SINGKATAN

(22)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Proses penuaan pasti akan di alami setiap manusia, proses penuaan tentunya akan berdampak pada beberapa faktor dalam kehidupan sosial, ekonomi dan kesehatan, karena dengan bertambahnya usia tubuh juga akan mengalami kelemahan baik melalui faktor alamiah maupun penyakit yang akan di derita oleh manusia tersebut, tubuh mulai mengalami ganguan keseimbangan yang di sebabkan oleh kelemahan otot, dikarenakan oleh faktor alamia yang mengakibatkan penurunan kekuatan dan kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu reaksi. Penurunan fungsi dan kekuatan otot akan mengakibatkan penurunan kemampuan mempertahankan keseimbangan postural atau keseimbangan tubuh lansia maka akan meningkatkan resiko jatuh pada lansia.(Utami,2017).

(23)

Perubahan bentuk tubuh sangatlah penting dalam menjaga kesetabilan dan keseimbangan tubuh pada lansia, dengan bertambahnya umur dan perubahan bentuk tubuh mengakibatkan ganguan fungsional otot yaitu terjadinya perubahan kekuatan otot elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dalam melakukaan kegiatan sehari – hari Gangguan keseimbangan tubuh disebabkan karena penurunan kekuatan otot, kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot dan ganguan visual pendengaran maka tubuh tidak dapat mengontrol keseimbangan dan kesetabilan tubuh, sehingga sering mengalami kelemahan otot yang mengakibatkan lansia mudah jatuh maka masalah yang dihadapi pada lansia adalah mudah terjatuh yang di sebabkan oleh keterbatasan fisik, kesulitan melakukan aktifitas sehari hari, luka memar, lecet, terkilr, ganguan pernafasan, patah tulang, perawatan di rumah sakit dan kematian (Pruboseno, 2008).

(24)

3

Berdasarkan latar belakang di atas senam lansia sangatlah penting dilakukan karena untuk menjaga keseimbangan tubuh pada lansia menjaga kekuatan otot maupun gerak sendi yang terbatas pada lansia maka peneliti tertarik untuk mengambil judul pengaruh mengikuti senam lansia terhadap keseimbangan tubuh pada lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

1.2Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh pada lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang ?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Menganalis hubungan keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh pada lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi keatifan mengikuti senam lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang b. Mengidentifikasi keseimbangan tubuh lansia di Posyandu Lansia

(25)

c. Menganalisis hubungan keatifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh di posyandu lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Meningkatkan ilmu pengetahuan dan Menjadi wacana baru untuk memperkaya teori dan ilmu pengetahuan khususnya pengaruh pada senam lansia terhadap keseimbangan tubuh pada lansia untuk mengurangi resiko jatuh pada lansia dan menambah pengetahuan pada bidang keperawatan khususnya keperawatan gerontik dan keperawatan keluarga.

1.4.2 Manfaat Praktis

(26)

5 BAB 2

TINJAUAN PUATAKA 2.1Konsep Keseimbangan Tubuh

2.1.1 Pengertian Keseimbangan Tubuh

Keseimbangan (balance) adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem saraf otot tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi kita bergerak (Prasetyo dan Indardi,2015).

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan tubuh ketikaditempatkan di berbagai posisi. Definisi menurut (O’Sullivan dalam Hakim 2013).

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Menurut (Hakim, dkk. 2013) keseimbangan tubuh kemampuan tubuh dalam mempertahankan saraf otot untuk mempertahankan posisi atau sikap yang efisien pada saat melakukan aktifitas sehari hari. Keseimbangan merupakan penyebab utama yang sering mengakibatkan seorang lanjut usia mudah jatuh terutama saat aktivitas berjalan (Widodo dan Kusumawati, 2014).

2.1.2 Macam Macam Keseimbangan.

Menurut (Suhartono ,2005), keseimbangan diklasifikasikan manjadi dua kelompok, yaitu :

a. Keseimbangan Statik

(27)

b. Keseimbangan Dinamik

Keseimbangan dinamik merupakan keseimbangan pada saat tubuh melakukan gerakan atau saat berdiri di atas landasan yang bergerak (dynamic standing) yang akan menempatkannya dalam kondisi yang tidak stabil, dan pada keadaan ini kebutuhan akan control keseimbangan postural semakin meningkat.

Misal : Kesimbangan saat berjalan, naik di atas perahu, ataupun berlari diatas treadmill.

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan.

Menurut (Binhasyim, 2008), faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan tubuh diantaranya adalah :

1. Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)

Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda. Pusat gravitasi terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang diantara depan dan belakang vertebra sakrum ke dua.

2. Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)

(28)

7

gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.

3. Bidang tumpu (Base of Support-BOS)

Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yangberhubungan dengan permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.

4. Usia

Usia seseorang semakin tua akan mengalami kemunduran fisik, yang terjadinya tidak dapat dihindari oleh siapapun, tetapi lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing masing individu yang bersangkutan. Kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat. Semakin tua usia seseorang, maka keseimbangan tubuh mereka berkurang ditandai dengan kemunduran fisik (Nugroho, 2008).

5. Postur (posisi atau sikap tubuh)

(29)

biasa di sebut dengan ayunan tubuh. Luas dan arah ayunan diukur dari permukaan tumpuan dengan menghitung gerakan yang menekan di bawah telapak kaki, yang di sebut pusat tekanan (center of pressure24

COP). Jumlah ayunan tubuh ketika berdiri tegak di pengaruhi oleh faktor posisi kaki dan lebar dari bidang tumpu.

6. Pengalaman terdahulu

Pengalaman atau riwayat terdahulu pada lansia pernah mengalami kecelakaan (jatuh) yang mengakibatkan tulang patah, sehingga mempengaruhi keseimbangan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. 2.1.4 Fisiologi Keseimbangan Tubuh

Fisiologi tubuh paling penting dalam menjaga keseimbangan adalah

proprioception. Proprioception merupakan kemampuan untuk merasakan posisi bagian sendi atau tubuh dalam gerak. Bagian yang bertanggung jawab untuk proprioception umumnya terletak di sendi, tendon, ligamen, dan kapsul sendi sementara tekanan reseptor sensitif terletak di fasia dan kulit (Fitriyansah, dkk., 2014).

Kemampuan tubuh untuk mempertahankan koordinasi pada posisi berdiri dan mencegah terjadinya resiko jatuh, bergantung pada koordinasi sistem muskuloskeletal, neurologi dan system penglihatan.

Perubahan-perubahan Keseimbangan Tubuh pada Lansia 1. Perubahan pada sistem muskuloskeletal

(30)

9

dan kelenturan otot seperti kekuatan genggaman tangan, kekuatan kaki berkurang pada pria, genggaman tangan dan kekuatan kaki pada wanita.

2. Perubahan dalam gaya berjalan

Sejalan dengan proses menua, pergerakan motorik kasar yang dibutuhkan untuk mempertahankan postur dan gaya berjalan mengalami perubahan. Gaya berjalan pada lansia ditandai dengan penurunan kecepatan, langkah kaki diseret, langkah pendek, langkah ragu, penurunan lambaian langan, dan postur membungkuk. Perubahan ini umum lerjadi pada lansia yang berusia di atas 80 tahun. Perubahan kecepatan pergerakan dan kemampuan untuk mempertahankan postur tubuh tegak dapat mempengaruhi keseimbangan lansia dan meningkatkan resiko jatuh pada lansia (Dewi, 2014).

2.1.5 Alat Ukur Keseimbangan

Alat ukur yang dapat yang dapat digunakan untuk memperkirakan risiko jatuh dan mengukur keseimbangan pada lansia adalah dengan Skala Keseimbangan Berg (Berg Balance Scale (BBS)). BBS terdiri dari 14 item fungsional yang diberi skala 0-4. Skor 0 diberikan jika lansia tidak dapat melaksanakan tugas dan skor 4 diberikan jika lansia dapat menyelesaikan tugas. Skor total adalah 56. Item tugas meliputi mobilitas seperti berpindah, berdiri tanpa bantuan, duduk ke berdiri, berdiri tandem, berputar 360˚, dan berdiri satu kaki. Pelaksanaan tugas tersebut membutuhkan waktu kira-kira 15 menit dan membutuhkan dua kursi,

(31)

memiliki sensitifitas dan spesifisitas serta merupakan tes keseimbangan fungsional yang valid dan reliabel (Achmanagara,2012).

Tes Up and Go dapat dilakukan untuk mengkaji mobilitas dan fungsi keseluruhan lansia. Minta lansia untuk bangkit dari kursinya, berjalan lurus sejauh 10 kaki, kemudian berbalik arah dan berjalan dan selanjutnya duduk kembali di kursi. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tugas ini adalah 10 detik. Jika lansia membutuhkan waktu yang lebih banyak, hal ini mengindikasikan lansia beresiko mengalami gangguan dalam fungsi ambulasi (Dewi, 2014).

2.1.6 Alat ukur BBS (Berg Balance Scale )

Berg balance scale (BBS) merupakan skala untuk mengukur

keseimbangan static dan dinamik secara objektif, yang terdiri dari 14 item

tugas keseimbangan (balance task) yang umum dalam kehidupan

sehari-hari. (Umphred et al, 2013 dalam dinda eorbathriek, 2017)

No Item

keseimbangan Skor (0-4)

(32)

11

No Item

keseimbangan Skor (0-4)

mencoba berdiri 30 detik yang tidak dibantu. kursi untuk mengontrol posisi turun 1 = duduk secara independen tetapi memiliki

keturunan yang tidak terkendali 0 = kebutuhan membantu untuk duduk. 5. Transfer 4 = dapat mentransfer aman dengan

penggunaan ringan tangan

3 = dapat mentransfer kebutuhan yang pasti aman dari tangan

2 = dapat mentransfer dengan pengawasan 1 = membutuhkan satu orang untuk secara independen dan berdiri 1 menit aman

3 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara independen dan berdiri 1 menit dengan pengawasan

2 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara mandiri tetapi tidak dapat tahan selama 30 detik

(33)

No Item

keseimbangan Skor (0-4)

posisi tapi mampu berdiri 15 kaki bersama-sama detik

0 = memerlukan bantuan untuk mencapai posisi dan tidak dapat tahan selama 15 detik mencoba / memerlukan dukungan eksternal

9. Mengambil barang dari lantai

4 = dapat mengambil sandal aman dan mudah 3 = dapat mengambil sandal tetapi

membutuhkan pengawasan

2 = tidak dapat mengambil tetapi mencapai 2-5 cm (1-2 inci) dari sandal dan menjaga keseimbangan secara bebas

1 = tidak dapat mengambil dan memerlukan pengawasan ketika mencoba

0 = tidak dapat mencoba / membantu

kebutuhan untuk menjaga dari kehilangan keseimbangan atau jatuh menunjukkan pergeseran berat badan kurang

2 = hanya menyamping tetapi tetap mempertahankan keseimbangan 1 = perlu pengawasan saat memutar 0 = butuh bantuan untuk menjaga dari

kehilangan keseimbangan atau jatuh 11. Berputar 360

derajat

4 = mampu berputar 360 derajat dengan aman dalam 4 detik atau kurang 3 = mampu berputar 360 derajat dengan

aman satu sisi hanya 4 detik atau kurang 2 = mampu berputar 360 derajat dengan

aman tetapi perlahan-lahan

1 = membutuhkan pengawasan yang ketat atau dengan lisan

(34)

13

No Item

keseimbangan Skor (0-4)

bergantian di bangku

aman dan menyelesaikan 8 langkah dalam 20 detik

3 = mampu berdiri secara mandiri dan menyelesaikan 8 langkah dalam> 20 detik tidak mampu untuk mencoba

13. Berdiri dengan satu kaki didepan

4 = mampu menempatkan tandem kaki secara independen dan tahan 30 detik

3 = mampu menempatkan kaki depan independen dan tahan 30 detik

2 = dapat mengambil langkah kecil secara mandiri dan tahan 30 detik

1 = kebutuhan membantu untuk melangkah tapi dapat menyimpan 15 detik

0 = kehilangan keseimbangan saat melangkah atau berdiri

14. Berdiri dengan satu kaki

4 = mampu mengangkat kaki secara independen dan tahan> 10 detik 3 = mampu mengangkat kaki secara independen dan tahan 5-10 detik 2 = mampu mengangkat kaki secara

independen dan tahan ≥ 3 detik

1 = mencoba untuk angkat kaki tidak bisa tahan 3 detik tetapi tetap berdiri secara independen.

0 = tidak dapat mencoba kebutuhan membantu untuk mencegah jatuhnya.

Scoring: Skala lima poin, mulai dari 0-4. "0" menunjukkan tingkat terendah fungsi dan "4" tingkat fungsi tertinggi. Skor Total = 56

(35)

2.2. Senam Lansia

2.2.1. Pengertian Senam Lansia

Senam lansia adalah olahraga ringan yang mudah dilakukan, tidak memberatkan dan dapat diterapkan pada lansia. Aktivitas olah raga akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar (anggriya, 2010).

2.2.2. Tujuan Senam Lansia

Menurut (Debra 2015) tujuan dari senam lansia, antara lain: 1. Membantu memperkuat otot.

2. Mengurangi rasa nyeri atau sakit pada sendi. 3. Memperbaiki keseimbangan.

4. Menstimulasi produksi cairan pelumas pada sendi. 2.2.3. Gerakan Senam Lansia

1. Bahu

a. Jangkauan lengan ke depan, angkat satu atau kedua lengan ke depan (jaga agar kedua lengan tetap tenggelam pada tahap ini), kemudian angkat ke atas setinggi mungkin. Jika satu lengan tangan lemah, lengan yang satunya dapat membantu.

b. Jangkauan lengan ke samping, perlahan angkat kedua lengan kesamping. Telapak tangan tetap menghadap ke bawah dan lengan tenggelam seperti di dalam air, turunkan lengan.

(36)

15

ukuran lingkaran. Kemudian kurangi ukuran lingkaran, buat lingkaran ke dalam dan ke luar,

2. Siku

a. Menekuk siku, tekuk kedua siku dan sentuhkan ibu jari ke bahu. Rilekskan siku dan lengan diluruskan.

b. siku ditekuk, lengan dibalikkan. Tahan lengan lurus ke depan. tangan ke atas, dan telapak tangan menghadap ke depan Menekuk siku sampai ujung jari tangan menyentuh bahu. Rileks dan luruskan siku. 3. Pergelangan tangan dan jari-jari

a. Lengan terbalik, tahan kedua lengan lurus di depan. Telapak tangan menghadap kelangit-langit. Kemudian balikkan kedua telapak tangan menghadap kelantai.

b. Menekuk pergelangan tangan, tahan kedua tangan lurus ke depan dan tekuk pergelangan tangan ke bawah dan ke atas.

c. Berdiri dengan tegak tangan diluruskan dan mengatap ke langit gerakanJari menggenggam dan membuka

d. Telapak tangan membuka ke atas, sontuhkan ujung ibu jari ke jari-jari lainnya secara bergantian.

4. Pinggul dan lutut

(37)

b. Berdiri dengan tegak kemudian angkat kaki kanan terlebih dahulu ke belakang. kembalikan kaki kanan dengan posisi lunas lakukan secara bergantihan pada kaki kiri.

c. Berdiri dengan tegak ayunkan kaki kanan ke samping, rilekskan lutut untuk menjaga keseimbangan dan kembalikan kaki kanan dengan posisi semula. Lakukan secara bergantian di kaki kiri.

d. Peregangan betis, berdiri tegak dengan kedua kaki agar torbuka dan kakikiri ke depan. Jaga tubuh tetap lurus, condongkan badan ke depan, perlahan biarkan lutut sebelah kiri menekuk Jaga lutut sebelah kanan tetap lurus dan tumit lurus. Tahan selama lima detik, kembali ke posisi awal. Lakukan bergantian dengan kaki sebelah kiri.

e. Letakkan kedua tangan ke pinggul dan tanpa menggerakkan kaki, tekuk perlahan kearah kanan, kemudian kembali ke posisi awal dan tekuk ke kiri. Jangan memutar atau menarik batang tubuh ke samping. 5. pengelangan dan jari jari kaki

a. Berdiri tegak angkat kaki ke depan, tekuk pergelangan kaki dan tunjukkan jari kaki ke depan. Lakukan secara bergantian pada kaki karuan dan kiri. b. Jari kaki mengeriting, lingkarkan jari kaki ke bawah. Lakukan secara

bergantian pada kaki kanan dan kiri. 2.2.3. Manfaat Senam

(38)

17

jasmani dalam kehidupan (adaptasi), Jenis olahraga yang biasa dilakukan pada lanjut usia antara lain adalah senam lansia. Aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal. Kesegaran jasmani yang baik bila jantung dan peredaran darah baik sehingga tubuh seluruhnya dapat menjalankan fungsinya dalam waktu cukup lama. Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Lansia yang awalnya memiliki kondisi rentan lalu sering mengikuti senam atau olahraga, biasanya akan mengalami perbaikan mobilitas, gaya berjalan, keseimbangan, serta berkurangnya kesulitan saat bangkit dari kursi atau menaiki tangga (Potter and Perry, 2009).

2.3. konsep Dasar Lansia 2.3.1. Pengertian Lansia

Lansia merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia, memasuki proses lansia berarti mengalami kemunduran misalnya kemunduran fisik yang di tandai kulit kendur rambut mulai memutih gigi mulai ompong pendengaran mulai kurang jelas pengelihatan kabur gerakan lambat dan figur tubuh mulai tidak proposional (Nasrullah,2016)

(39)

Menurut pendapat (Nugroho, 2006). Lansia merupakan lanjutan dari usia dewasa yang terdiri dari fase presenium yaitu lansia yang berusia 55-65 tahun, dan fase senium yang kurang lebih ber umur 65 tahun. Lansia adalah seorang laki laki dan perempuan yang menginjak umur 60 tahun atau lebih, baik secara fisik berkemampuan (potensial) maupun dalam suatu hal sehingga menyebapkan lansia tidak berperan aktif dalam pembangunan (tidak potensial)(Depkes RI,2003).

2.3.2. Batasan Batasan Lansia

WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi: 1. Usia pertengahan (Midle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun 2. Lanjut usia (Elderly) ialah antara 60 dan 74 tahun

3. Lanjut usia tua(Old) ialah antara 75 dan 90 tahun

4. Usia sangat tua (Very old) ialah usia diatas 90 tahun (Padilla, 2013).

Menurut Prof Dr. Koesoemanto setyonegoro, membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut (Padila, 2013)

1. Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun.

2. Usia dewasa penuh (midlle years) atau mituritas usia 25-60/65 tahun 3. Lanjut usia (geriatric age) usia >65/70 tahun, terbahi atas

A. Young old (usia 70-75 tahun) B. Old (usia 75-80 tahun) C. Very old (usia > 80 tahun)

(40)

19

a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)

b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut dini (usia 60-64 tahun)

c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif (usia 65-74 tahun)

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut yang tertulis Dalam pasal 1 ayat 2 Undang-undang No. 13 Tahun 1998 tersebut dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun keatas baik pria maupun wanita.

2.3.3. Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan

Menurut (Bandiyah ,2009) faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan adalah :

1. Keturunan 2. Nutrisi

3. Status kesehatan 4. Pengalaman hidup 5. Lingkungan 6. StressT

2.3.4. Perubahan yang terjadi pada lansia perubahan fisik 1. Sel

(41)

c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.

d. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal dan darah dan hati. e. Jumlah sel otak menurun.

f. Terganggunya mekanisme perbaikan sel.

g. Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%. 2. Sistem pernafasan

a. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya dalam setiap harinya).

b. Cepat menurunnya hubungan persyarafan.

c. Lembar dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.

d. Mengecilnya saraf panca indra.

e. Mengurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium dan perasa, lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

f. Kurang sensitive terhadap sentuhan. 3. Sistem pendengaran

a. Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bunyi atau suara-suara nada-nada tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengeri kata-kata 50% terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.

(42)

21

c. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stres.

4. Sistem penglihatan

a. Stringter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar. Kornea lebih berbentuk sferis (bola).

b. Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan.

c. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan sudah melihat dalam cahaya gelap.

d. Hilangnya daya akomodasi.

e. Menurunnya lapangan pandang, berkurang luas pandanganya. f. Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala. (Bandiyah, 2009).

2.3.5. Ciri – Ciri Lansia

Menurut (Hurlock, 2010) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu:

1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran

(43)

2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas

Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.

3. Menua membutuhkan perubahan peran

Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.

4. Penyesuaian yang buruk pada lansia

Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.

2.3.6 Proses Menua 1. Definisi

(44)

23

school, school, remaja, dewasa dan lansia. Tahap berbeda ini di mulai baik secara biologis maupun psikologis (Padila, 2013).

2. Aspek Fisiologik dan Patologik Akibat Proses Menua

(45)

dasarnya tergantung atas: derajat kecepatan terjadinya perburukan atau deteriorisasi, tingkat tampilan organ yang dibutuhkan

Pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa pada seorang lanjut usia, perbedaan penting dengan perkataan lain: pertanda penuaan adalah bukan pada tampilan organ atau organisme saat istrahat, akan tetapi bagaimana organ atau organisme tersebut dapat beradaptasi terhadap stres dari luar (Kane, 2010).

2.4. Keaktifan

2.4.1 Pengertian Aktif

Pada umumnya usia lanjut menganggap penyakit sebagai hal biasa, sehingga jarang memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan seperti posyandu lansia. Kurang aktifnya lansia dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan di posyandu lansia ini dapat menyebabkan kondisi kesehatan mereka tidak dapat terpantau dengan baik, sehingga disaat mengalami suatu resiko penyakit akibat penurunan kondisi tubuh, dikhawatirkan dapat berakibat fatal dan mengancam jiwa mereka.

Keaktifan mengikuti senam lansia adalah dimana lansia mengikuti kegiatan senam lansia secara teratur, terukur serta terencana dan tujuannya untuk meningkatkan kemampuaan fungsional olah raga

(46)

25

dalam mengikuti kegiatan di posyandu lansia dikatakan aktif jika mengikuti kegiatan posyandu ≥ 6 kali dalam satu tahun, tidak aktif jika

mengikuti kegiatan posyandu < 6 kali dalam satu tahun. 2.4.2. Faktor pengaruh lansia mengikuti senam

Faktor–faktor yang mempengaruhi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia (senam lansia) adalah :

1. Pengetahuan lansia

Pengetahuan lansia akan manfaat senam lansia ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehariharinya. Lansia yang menghadiri kegiatan posyandu, akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Pengalaman serta pengetahuan lansia menjadi pendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia/senam lansia (Purnama, 2010 dalam dian mahara suseno, 2012)

2. motivasi lansia

Motivasi adalah apa yang membuat sesorang bertindak, motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya (Nursalam, 2008dalam dian suseno, 2012)

3. Dukungan keluarga

(47)

lupa jadwal senam lansia, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia. (Erfandi,2008 dalam dian mahara suseno, 2012)

4. Kondisi fisik lansia

Mengingat kondisi fisik yang lemah sehingga mereka tidak bisa mengunakan sarana dan prasarana, maka pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah menyediakan sarana dan fasilitas yang khusus bagi lansia.

2.4.3 Kriteria keaktifan

Pedoman penelitian yang telah di modifikasi oleh LPPL adalah sebagai berikut

(48)

27

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka Konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau kaitan antara konsep – konsep atau variable – variable yang akan di amati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmojo, 2012). Adapun kerangka konsep adalah sebagai berikut :

Keterangan :

:

Variabel yang tidak diteliti : Variabel yang diteliti

Gambar 3.1 : Kerangka konseptual Hubungan keaktifan mengikuti senam Lansia dengan keseimbangan tubuh lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

Keaktifan mengikuti Senam lansia

1. Pengetahuan tentang manfaat posyandu

2. Dukungan keluarga 3. Motivasi lansia 4. Kondisi fisik lansia

Keseimbangan tubuh lansia

Berg belance scale

(BBS)

Risiko jatuh rendah Factor yang mempengaruhi

keseimbangan tubuh pada lansia : 1. Pusat gravitasi

2. Garis gravitasi 3. Bidang tumpu 4. Usia

5. Postur atau sikap tubuh 6. Pengalaman terdahulu

Resiko jatuh menengah

Risiko jatuh tinggi

(49)

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010).

Dari kajian di atas tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Ada hubungan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh

(50)

29 BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Analitik Korelasional. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2012). Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012).

4.2.Desain penelitian

(51)

4.3.Waktu dan tempat penelitian 4.3.1. Waktu

Waktu penelitian ini dilakukan pada Februari 2018 sampai Juni dan pengambilan data dilaksanakan pada bulan April 2018

4.3.2. Tempat

Lokasi dalam penelitian ini adalah Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

4.4.Populasi, sampel dan sampling 4.4.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2011). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua lansia yang mengikuti senam lansia sebanyak 32 orang.

4.4.2. Sampel

Sampel tertidiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subyek penelitian (Nursalam, 2013).

Menurut (Nursalam, 2011) mencari sampel menggunakan rumus : n = N

1 + N (d2) Keterangan :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

(52)

31

n = N 1 + N(d2)

= 32

1 + 32(0,052)

= 32

1+ 32.0,0025

= 32 1,08 = 30

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang berjumlah 30 lansia

4.4.3. Sampling

(53)

4.5. Kerangka kerja

Kerangka kerja adalah tahapan dalam suatu penelitian pada kerangka kerja disajikan alur penelitian terutama variabel yang akan digunakan dalam penelitian (Notoatmodjo,2010).

Gambar 4.4 : Kerangka kerja hubungan keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh.

Penyusunan proposal

Sampling

Simple random sampling

Sampel

Sebagian lansia yang berada di posyandu lansia sebanyak 30 orang

Desain penelitian

Mengunakan analitik korelasional dengan metode cross sectional

Pengumpulan data

Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan observasi

Pengolahan data

Pengolahaan data dengan editing, coding, scoring dan tabulating.

Penyajian hasil penelitian Populasi

Semua lansia yang berada di posyandu lansia sebanyak 32 orang

Analisa Data Korelasi spearman

Variabel independent

Keaktivan mengikuti senam lansia

Variabel dependent

(54)

33

4.6.Identifikasi variabel 4.6.1. Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu.

a. Variabel Independent

Variabel independen adalah stimulus aktivitas yang dimanipulasi oleh penelitian untuk menciptakan suatu dampak (Nursalam,2013). Variabel independent dalam penelitian ini adalah keaktifan mengikuti senam lansia.

b. Variabel Dependent

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Nursalam,2013). Variabel dependentdalam penelitian ini adalah keseimbangan tubuh pada lansia.

4.7.Definisi Operasional

(55)

Tabel 4.6 Definisi operasional hubungan keatifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh lansia

Variabel Definisi Operasional

Parameter Alat Ukur Skala Kategori/ skor

Variabel

1. Duduk ke berdiri 2. Berdiri tanpa

penunjang 3. Duduk tanpa

(56)

35

4.8.Pengumpulan dan analisa data 4.8.1. Instrumen

Instrumen adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasinya lebih baik (cermat, lengkap, sistematis) sehingga mudah diolah (Saryono, 2010).Instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi. Pengumpulan data keseimbangan tubuh mengunakan Berg balance scale (BBS). Pada instrumen ini terdiri dari 14 test keseimbangan tubuh dengan mengidentifikasi Duduk ke berdiri, Berdiri tanpa penunjang , Duduk tanpa penunjang , Berdiri ke duduk, Transfer, Berdiri dengan mata tertutup, Berdiri dengan kaki rapat , Menjangkau ke depan dengan tangan, Mengambil baramg dari lantai, Menoleh ke belakang, Berputar 360 derajat, Menempatkan kaki bergantian di bangku, Berdiri dengan kaki satu kedepan, Berdiri dengan satu kaki.

4.8.2. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian dilakukan dengan pengumpulan data, pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2008). Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara :

1. Peneliti mengurus perizinan surat pengantar penelitian kepada institusi STIKES ICME Jombang.

(57)

3. Mengadakan pendekatan kepada responden untuk mendapatkan persetujuan menjadi responden.

4. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bersedia menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent.

5. Peneliti memberikan pengarahan test keseimbangan tubuh

6. Peneliti mengkoreksi apakah semua pengarahan sudah di mengerti

7. Peneliti melihat daftar absensi mulai bulan februari sampai bulan april dan melakukan test keseimbangan tubuh 10-15 menit dan peneliti menilai responden untuk mengetahui keseimbangan tubuhnya

8. Setelah data terkumpul maka peneliti melakukan editing, coding, scoring, tabulating, dan di uji mengunakan uji korelasi spearment

9. Penyajian hasil penelitian. 10. Penyusunan laporan penelitian. 4.8.3 Pengolahan dan Analisa Data

Menurut Hidayat (2009) setelah angket dari responden terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Coding

(58)

37

penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan kembali melihat dan arti suatu kode dari suatu variabel.

1. Responden

R1 = Responden 1 R2 = Responden 2 R3 = Responden 3 2. Jenis kelamin

JK1 = Laki-laki JK2 = Perempuan 3. Umur

U1 = 60 - 65 tahun U2 = 66-70 tahun U3 = 70-74 ahun

4. Kategori tingkat seimbang Kode 1 = risiko jatuh rendah Kode 2 = risiko jatuh menengah Kode 3 = risiko jatuh tinggi 5. Kategori keaktifan

(59)

Kode E= Sangat kurang aktif 6) Pekerjaan

Ibu rumah tangga = Pk1

Swasta = Pk2

PNS = Pk3

TNI/Polisi = Pk4

Tani/Nelayan = Pk5

Lainnya = Pk6

7) Pendidikan

Tidak Sekolah = Pd1

SD = Pd2

SMP = Pd3

SMA = Pd4

D3/S1 = Pd5

c. Scoring

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat diberikan skor (Suryanto, 2011).

Kategori keseimbangan

(60)

39

Kategori keaktifan

Skor 85-100% = Sangat aktif Skor 70-84% = aktif

Skor 55-69%= Cukup aktif Skor 40-45% = = Kurang aktif Skor 0-39% = Sangat kurang aktif

d. Tabulating

Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam satu tabel tertentu menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa data telah diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola format yang telah dirancang.

Adapun hasil pengolahan data tersebut diinterpretasikan menggunakan skala kumulatif :

100 % = seluruhnya

76% - 99% = hampir seluruhnya

51% - 75% = sebagian besar dari responden 50% = setengah responden

(61)

4.8.4 Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisis univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan

persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010) yaitu keaktifan mengikuti

senam lansia dan keseimbangan tubuh pada Lansia.

Untuk mengukur keaktifan mengunakan persentase lansia . Pada

penilaian keaktifan disediakan lima kriteria keaktifan.

f. Sangat aktif : 85-100% g. Aktif :70-84% h. Cukup aktif : 55-69% i. Kurang aktif : 40-45 % j. Sangat kurang aktif :0-39%

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keseimbangan tubuh seseorang apakah tinggi,menengah, rendah, menggunakan alat ukur (Berg balance scale) dengan 14 pengukuran dan 3 kategori skor:

a. Resiko jatuh tinggi : 41-56 b. Resiko jatuh menengah : 21-40 c. Resiko jatuh rendah : 0-20 2.Analisa Bivariat

(62)

41

ordinal adalah ordinal, pada uji statistik penerimaan hipotesis menggunakan uji korelasi spearman rank. Diperoleh nilai p kemudian dibandingkan dengan α 0,05 p value > α (0,05) maka H0 diterima atau

H1 ditolak, yang berarti tidak ada hubungan keaktifan mengikuti

senam lansia dengan keseimbngan tubuh. P value < α (0,05) maka H0

ditolak atau H1 diterima, yang berarti ada ada hubungan keaktifan

mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh. 4.9. Etika penelitian

Sebelum penelitian dilakukan peneliti mengajukan permohonan kepada STIKES ICME JOMBANG untuk mendapatkan rekomendasi dan surat permohonan ijin kepada kepala dinas kesehatan di Jombang , setelah mendapatkan persetujuan barulah melaksanakan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Lembar persetujuan menjadi responden ( Informed consent )

Lembar ini diberikan kepada responden, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dilakukan serta dampak yang terjadi sebelum dan sesudah penelitian. Jika responden bersedia diteliti maka responden harus menandatangani lembar persetujuan, jika tidak bersedia diteliti maka peneliti tidak akan memaksa.

2. Anonimity ( tanpa nama )

(63)

3. Confidentiality

(64)

43 BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Gambaran lokasi penelitian

1. Letak Geografis Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang terletak pada dataran rendah, sebagian besar wilayah desa merupakan dataran. Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang sebagian besar adalah tanah pertanian dan pemukiman.

Jarak desa dengan pusat pemerintahan kabupaten : ± 1 km Jarak desa dengan ibu kota propinsi Jawa Timur : ± 79 km 2. Batas wilayah

Sebelah utara : Desa Banjardowo dan Kecamatan Tembelang Selebah selatan : Kecamatan Diwek dan Jogoroto

Sebelah Barat : Kecamatan Perak Sebelah Timur : Kecamatan Peterongan 5.1.2. Data umum

1. Karakteristik responden bedasarkan umur

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden bedasarkan umur di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang pada bulan April 2018

No Umur Frekuensi Presentase (%)

(65)

Bedasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa hampir setengahnya responden berumur 70-74 tahun sebanyak 14 orang (46,7%).

2. Karakteristik responden bedasarkan jenis kelamin

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden bedasarkan jenis kelamin di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang pada bulan April 2018

.

No Jenis kelamin Frekuensi Presentase (%)

1

Sumber : Data Primer, 2018.

Bedasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa seluruh responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 30 orang (100%). 3. Karakteristik responden bedasarkan pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden bedasarkan tingkat pendidikan di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang pada bulan April 2018.

No Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

(66)

45

4. Karakteristik responden bedasarkan pekerjaan

Table 5.4 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan responden di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang pada bulan April 2018.

No Pekerjaan Frekuensi Persentase %

1 responden bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 20 responden (66,7%).

5.1.3. Data khusus

1. Keaktifan mengikuti senam lansia

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan keaktifan mengikuti senam lansia di Posyandu lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang bulan April 2018.

No Keaktifan mengikuti senam lansia Frekuensi Presentase (%) 1

Sumber: Data skunder, 2018

(67)

2. Keseimbangan tubuh pada lansia

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden bedasarkan keseimbangan tubuh pada lansia di Posyandu lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang bulan April 2018.

No Keseimbangan tubuh Frekuensi Presentase (%) 1

2 3

Resiko Jatuh Rendah Resiko Jatuh Menengah Resiko Jatuh Tinggi

15

Sumber: Data Primer, 2018

Bedasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa setengahnya responden di Posyandu lansia denanyar memiliki keseimbangan tubuh dengan resiko jatuh rendah sebanyak 15 orang (50,0%). 3. Hubungan keaktifan mengukuti senam lansia dengan keseimbangan

tubuh pada lansia di posyandu lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

Tabel 5.8 Tabulasi silang Hubungan keaktifan mengukuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh pada lansia di posyandu lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang bulan April 2018.

Keaktifan mengikuti senam lansia

Keseimbangan tubuh (resiko jatuh) Rendah Menengah Tinggi Total

Uji rank spearman p value 0.015

Sumber: Data primer, 2018

(68)

47

Analisa data mengunakan rank spearman dengan SPSS pada taraf kesalahan 5%. Berdasarkan uji rank spearman antara variabel akses keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh lansia di Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Diperoleh nilai p = 0.015 hasil tersebut lebih kecil dari taraf signifikan yang di gunakan α 0,05, dengan kata lain ada hubungan antara keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh pada lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Untuk menilai tingkat hubungan didapatkan hasil nilai p = 0,015 dimana nilai tingkat hubungan berada pada kisaran 0,00-0,019. Yang berarti pada penelitian ini memiliki hubungan rendah (Sugiyo, 2012).

5.2. Pembahasan.

5.2.1. Keaktifan lansia mengikuti senam lansia

Bedasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang aktif mengikuti senam lansia di Posyandu lansia denanyar sangat aktif sebanyak 19 orang (63,3%). Dan sebagaian kecil responden aktif mengikuti senam lansai sebanyak 8 orang (26,7%) dan yang sebagaian kecil respinden cukup mengikuti senam lansia sebanyak 3 orang (10,0%)

(69)

menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh mereka, selain itu senam lansia juga dapat berfungsi mencegah terjadinya kekakuan sendi dan kekakuan otot

Menurut teori Anggiya, (2010) Senam lansia adalah olahraga ringan yang mudah dilakukan, tidak memberatkan dan dapat diterapkan pada lansia. Aktivitas olah raga akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan senam lansia bertujuan untuk memperkuat otot, mengurangi rasa nyeri atau sakit pada sendi, memperbaiki keseimbangan dan menstimulus produksi cairan pelumas pada sendi agar lansia tidak mudah mengalami kekakuat pada sendi dan otot Debra (2015). Sedangkan teori Rahayu, (2009) dalam Anggraini dkk, (2013) menyatakan bahwa frekuensi ideal kunjungan ke posyandu lansia dalam setahun adalah 12 kali kunjungan, karena posyandu lansia diselenggarakan setiap satu bulan sekali. Apabila lansia memiliki frekuensi kunjungan yang tinggi maka dapat terpantau dengan baik status kesehatanya.

(70)

49

Menurut terori dari (Nasrullah, 2016) Lansia merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia, memasuki proses lansia berarti mengalami kemunduran misalnya kemunduran fisik yang di tandai kulit kendur rambut mulai memutih gigi mulai ompong pendengaran mulai kurang jelas pengelihatan kabur gerakan lambat dan figur tubuh mulai tidak proposional, dan menurut (Ekasari ,2008) bahwa seiring peningkatan usia, terjadi peningkatan kebutuhan pelayanan khusus yang berbasis masyarakat. Berdasarkan tabel 5.2 di dapatkan bahwa seluruh responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 30 responden 100%. Menurut peneliti perempuan lebih dominan mengikuti kegiatan masyarakat dibandingkan laki laki karena perempuan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan perempuan juga suka dengan kegiatan kumpul kumpul dengan teman semama jenis dan seusianya untuk sekedar berbincang bincan maupun arisan dan perempuan lebih banyak di bandingkan laki laki di lihat dari (BPS,2014) yang menyatakan bahwa di indonesia lansia perempuan lebih tinggi 1,11 % dibanding laki-laki.

Berdasarkan tabel 5.3 di dapatkan bahwa sebagaian besar responden berpendidikan SD sebanyak 18 responden 60,0 % menurut peneliti pendidikan berpengaruh besar terhadap pengetahuan kesehatanya dan kesadaran lansia dalam menjaga kesehatan termasuk mengikuti kegiatan di posyandu lansia

(71)

maka tingkat pengetahuan terkait kesadaran dalam mengikuti kegiatan dan menjaga kesehatan juga akan tinggi.

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 20 responden (66,7%). Menurut peneliti lansia yang bekerja sebagai ibu rumah tangga lebih memanfaatkan pelayanan kesehatan karena ibu rumah tangga lebih banyak waktu di bandingkan dengan pekerjaan lainya, hal ini sejalan dengan teori dari penelitian (Rosyid, 2009) bahwa pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia ke posyandu dimana pemanfatan posyandu yang baik lebih banyak dilakukan oleh lansia yang tidak bekerja. Menurut (Hastono, 2009) bahwa lansia yang bekerja akan lebih sibuk sehingga tidak ada waktu untuk berkunjung ke posyandu dibanding dengan lansia yang tidak bekerja.

5.2.2. Keseimbangan tubuh pada lansia

Bedasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Posyandu lansia denanyar memiliki keseimbangan tubuh dengan resiko jatuh rendah sebanyak 15 orang (50,0%).sebagaian kecil memiliki keseimbangan tubuh dengan resiko jatuh menengah sebanyak 11 orang (36.7%) dan sebagaian kecilnya lagi memiliki keseimbangan tubuh dengan resiko jatuh sebesar 4 orang (13,3%) yang di ukur mengunakan test keseimbangan tubuh dengan berg belance scale.

(72)

51

tubuh seperti perubahan system muskoloskletal seperti penurunan kekuatan dan keleturan otot dan perubahan gaya berjalan jika lansia mengalami kekurangan cairan pelumas pada sendi dan pengalaman terdahulu yang di alamai oleh lansia.

Hal ini sejalan dengan teori Menurut (Hakim, dkk, 2013) keseimbangan tubuh kemampuan tubuh dalam mempertahankan saraf otot untuk mempertahankan posisi atau sikap yang efisien pada saat melakukan aktifitas sehari hari. Menurut (Widodo dan Kusumawati, 2014). Keseimbangan merupakan penyebab utama yang sering mengakibatkan seorang lanjut usia mudah jatuh terutama saat aktivitas berjalan dan melakukan aktivitas sehari – hari.

Faktor – faktor yang mempengaruhi keseimbangan tubuh lansia meliputi umur, dan pekerjaan. Berdasarkan table 5.1 di dapatkan hasil bahwa setengahnya berumur 70-74 tahun sejumlah 14 responden 46,6%. Menurut peneliti bertambahnya usia lansia akan menyebabkan menurunya kerja orga tubuh sehingga tubuh tidak dapat bekerja secara optimal dan dapat mengakibatan ganguan keseimbangan tubuh. Menurut terori dari (Nasrullah, 2016) Lansia merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia, memasuki proses lansia berarti mengalami kemunduran misalnya kemunduran fisik yang di tandai kulit kendur rambut mulai memutih gigi mulai ompong pendengaran mulai kurang jelas pengelihatan kabur gerakan lambat dan figur tubuh mulai tidak proposional,

(73)

(66,7%). Menurut peneliti lansia yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sangat rawan sekali terjadinya ganguan keseimbangan tubuh karena lansia tersebut sangatlah kurang melakukan aktifitas dan beresiko tinggi terjadi ganguan keseimbangan tubuh seperti perubahan pada system musculoskeletal dan perubahan gaya berjalan. Menurut teori dari (Mauk, 2010) yaitu Perubahan yang terjadi pada sistem musculoskeletal adalah berkurangnya massa dan kekuatan otot, berkurangnya massa dan kekuatan tulang (Dewi, 2014). Perubahan kecepatan pergerakan dan kemampuan untuk mempertahankan postur tubuh tegak dapat mempengaruhi keseimbangan lansia dan meningkatkan resiko jatuh pada lansia (Dewi, 2014).

5.2.3. Hubungan keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbagan tubuh pada lansia

Bedasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang aktif mengikuti senam lansia di Posyandu lansia denanyar sangat aktif sebanyak 19 orang (63,3%). Dan Bedasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Posyandu lansia denanyar memiliki keseimbangan tubuh yang rendah sebanyak 15 orang (50,0%). Berdasarkan dari hasil analisa kedua variable yang di uji menggunakan

spearman rank dengan SPSS pada taraf kesalahan 5%. Berdasarkan uji

(74)

53

Menurut peneliti senam lansia sangat penting sekali di lakukan oleh lansia agar terhindar dari resiko jatuh karena senam lansia ditujukan untuk penguatan daya tahan dan kelenturan tulang dan sendi, sehingga muskoloskletal yang menurun dapat di perbaiki, Penerapan latihan fisik melalui aktifitas olahraga berupa Senam Sehat bagi lansia akan membantu menjaga serta membiasakan otot dan sendi agar tetap bergerak, karena dengan bergerak secara tidak langsung akan menjaga otot dan sendi agar tidak mengalami penurunan fungsi yang akan berdampak pada penurunan kemampuannya dalam menunjang mobilitas lansia. Berbagai macam variasi gerakan Senam Sehat dapat dengan mudah diaplikasikan kepada lansia karena telah disesuaikan dengan kondisi fisik lansia. Senam lansia terdiri dari berbagai macam gerakan, tidak hanya terfokus pada satu gerakan saja, hal ini membuat seluruh fungsi tubuh lansia menjadi terlatih dan secara tidak langsung akan menjaga fungsi tubuhnya agar dapat bekerja secara maksimal.

Menurut teori (Ismiadi, 2014) dalam (ariu dewi, 2016) Aktifitas senam lansia akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan tetap segar, karena senam lansia mampu melatih tulang tetap kuat dean menjaga kelenturan tulang dan sendi.

(75)

berjudul keseimbangan dengan metode Timed Up And Go Test (TUGT)

(76)

55 BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di posyandu lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang pada bulan april 2018 dengan 30 orang dapat disimpulkan bahwa :

1. Keaktifan mengikuti senam lansia di Posyandu lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang sebagaian besar sangat aktif . 2. Keseimbangan tubuh lansia di Posyandu lansia Desa Denanyar Kecamatan

Jombang Kabupaten Jombang setengahnya memiliki keseimbangan tubuh yang memiliki resiko jatuh rendah.

3. Ada hubungan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh pada lansia di Posyandu lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

6.2 Saran

1. Bagi Responden

Responden diharapkan untuk menjaga kesehatanya dengan memperiksakan secara rutin dan selalu menerapkan gaya hidup sehat agar tidak terjadi masalah kesehatan seperti ganguan keseimbangan tubuh yang dapat beresiko jatuh pada tubuh lansia.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Gambar

Gambar 3.1 : Kerangka konseptual Hubungan keaktifan mengikuti senam Lansia dengan keseimbangan tubuh lansia di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang
Gambar 4.4 : Kerangka kerja hubungan keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh
Tabel 4.6 Definisi operasional hubungan keatifan mengikuti senam lansia
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden bedasarkan umur di Posyandu Lansia Desa Denanyar Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang pada  bulan April 2018
+4

Referensi

Dokumen terkait

sehingga ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat keaktifan dalam mengikuti senam lansia di posyandu Peduli Insani Mendungan Desa Pebelan Kartasura.

Sementara pada lansia yang mendapatkan dukungan keluarga baik namun tidak aktif dalam kegiatan senam lansia, karena lansia yang bersangkutan sering mengalami gangguan

Hasil penelitiana mengenai pengaruh latihan (senam lansia) terhadap kekuatan otot bisep pada lansia yang dilakukan selama 1 bulan menunjukkan hasil bahwa responden

Melihat perbedaan hasil keseimbangan tubuh atara kedua kelompok tersebut, dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan hasil keseimbangan tubuh antara lansia kelompok senam

Hipertensi masih menjadi masalah terbesar bagi kesehatan terutama pada lansia, karena hipertensi lebih banyak dialami oleh lansia dibandingkam dengan para usia

Kesimpulan pada penelitian ini yaitu ada hubungan antara respon spiritual dengan derajat kesehatan lansia di Posyandu Lansia Dusun Gedangan Desa Ngudirejo Kecamatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh senam lansia dan latihan jalan tendem dalam meningkatkan keseimbangan dinamis tubuh pada lansia. sampel

Dari hasil penelitian senam dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia Eka Nurhayati, Arwani & Purnomo 2013 Perbedaan Keseimbanga n Tubuh Lansia Berdasarkan Keikutsertaa