IMPLEMENTASI PEMBAGIAN HARTA BERSAMA DI PENGADILAN AGAMA SURABAYA (STUDI KASUS PUTUSAN NO: 3022/Pdt.g/2009/PA.Sby.)
Teks penuh
Dokumen terkait
Sepanjang tidak terdapat Perjanjian Kawin maupun bukti otentik dalam akta perjanjian jual beli yang menyatakan harta benda tersebut adalah harta bawaan suami atau istri, maka
Penguasaan terhadap harta Bawaan setelah terjadi perceraian tetap menjadi harta milik suami dan istri dan dibawah penguasaan masing-masing selama perkawinan sesuai Pasal 35
“Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama, harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta benda yang diperoleh masing-masing sebagai
Dan dinyatakan juga bahwa harta bawaan dari masing-masing suami dan istri dan harta yang diperpleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah dibawah penguasaan
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan isteri dan harta benda yang diperoleh masing- masing sebagai hadiah atau warisan, adalah di bawah penguasaan masing-masing sepanjang
Harta Kekayaan Perkawinan menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata adalah berdasarkan ketentuan Pasal 119 KUH Perdata, apabila calon suami isteri sebelum perkawinan dilangsungkan
masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah di bawah penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain.112 Di dalam Kompilasi Hukum Islam menyebutkan, jika
Sedangkan harta bawaan adalah harta yang diperoleh masing- masing suami atau istri sebagai hadiah atau warisan selama dalan ikatan perkawinan, dan itu menjadi hak dan dikuasai