• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAGIAN HARTA GONO GINI PASCA PERCERAIAN DI KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN PERSPEKTIF FIQH DAN HUKUM POSITIF INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PEMBAGIAN HARTA GONO GINI PASCA PERCERAIAN DI KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN PERSPEKTIF FIQH DAN HUKUM POSITIF INDONESIA"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana pembagian harta yang saling menguntungkan pasca perceraian di V Koto Kampung Dalam Kecamatan Padang Pariaman. Bagaimana gambaran fiqh dan hukum positif di Indonesia tentang pembagian harta perkawinan pasca perceraian di Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Secara teoritis dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada pembaca umum dan mahasiswa fakultas syariah dalam mengembangkan sistem pembagian harta bersama khususnya bagi mahasiswa Hukum Keluarga Islam. Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan bahan atau informasi bagi mahasiswa dan masyarakat untuk menambah pengetahuan dan memperluas aset gono-gini.

Penelitian Terdahulu

Singal (2017) berjudul “Pembagian Harta Gono-Gini dan Penetapan Kekuasaan Orang Tua Akibat Perceraian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974”13. Bedanya dengan penelitian-penelitian terdahulu, penelitian terdahulu hanya mengkaji pembagian harta perkawinan menurut hukum perkawinan, sedangkan penelitian saat ini berdasarkan pada fiqh dan hukum positif. 12 Abdul Kahfi, Jurusan Harta Bersama Ditinjau dari Perspektif Gender (Nomor Keputusan: 278/Pdt.G/2012/Pa.Rks, (Konsentrasi Disertasi Peradilan Agama Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2015) .

Sinyal, Pembagian Harta Gino-Gino dan Penetapan Hak Asuh Anak Akibat Perceraian Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, Lex Crimen Vol.

Metode Penelitian

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui wawancara yaitu dari 1 orang tokoh adat (Dt Rky Bandaharo Evereadi), 1 orang tokoh masyarakat (Ali Umar) dan 4 orang tokoh masyarakat (Samsudin, Azwar, Yeni, Erni). Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data awal bagaimana pembagian harta bersama pasca perceraian yang dilakukan di Distrik V Koto Kampung Dalam. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan kerangka berpikir induktif, yaitu cara berpikir dengan menarik kesimpulan dari data tertentu.

Kerangka ini menjelaskan tentang pembagian harta yang saling menguntungkan pasca perceraian di Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman ditinjau dari sudut pandang fikih dan hukum positif Indonesia.

Sistematika Penulisan

Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data atau informasi tertulis dan foto mengenai pelaksanaan pembagian aset gono-gini di Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman. Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul, data-data tersebut disusun menurut pokok permasalahan, kemudian data-data tersebut diperiksa kembali dengan cermat sesuai dengan pokok permasalahan secara cermat. Analisis data adalah proses pencarian dan penyusunan data secara sistematis yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan dan memilah data tersebut ke dalam pola, kategori dan mengembangkannya menjadi hipotesis.20.

Bab ini akan menjelaskan tentang pembagian harta gono-gini di Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman, pembagian harta gono-gini menurut fiqih dan hukum positif di Indonesia.

KAJIAN TEORI

Pengertian Harta Bersama

Harta bersama suami istri, atau yang disebut dengan harta bersama atau harta gono-gini, adalah kekayaan yang dihasilkan bersama-sama oleh suami istri sepanjang mereka terikat dalam ikatan perkawinan. Hal ini dinyatakan dalam artikel tersebut. 27 Bernadus Negara, Pembagian harta perkawinan atau harta bersama setelah perceraian menurut undang-undang nomor 1 tahun 1974, Lex Crimen Vol. Padahal, istilah kepemilikan bersama berasal dari hukum adat yang pada dasarnya sama di seluruh Indonesia.28.

Perjanjian tersebut dapat berupa penggabungan harta pribadi masing-masing individu menjadi milik bersama, atau dapat juga mengatur tidak adanya penyatuan harta pribadi menjadi milik bersama.

Dasar Hukum Harta Bersama

KHI pasal 85, menyatakan bahwa “Adanya harta bersama dalam perkawinan tidak menutup kemungkinan adanya harta milik masing-masing suami atau istri”. KHI pasal 86 ayat Pasal 1 menyatakan bahwa “secara umum tidak ada percampuran antara harta suami dan harta isteri karena perkawinan”. Jika ditelaah secara seksama, ketentuan Pasal 86 sebenarnya lebih informatif karena dalam hukum Islam tidak dikenal konsep harta gono-gini, yaitu penyatuan harta suami dan istri.

Berdasarkan ketentuan KHI Pasal 85, dimungkinkan sejak perkawinan terjadi percampuran antara harta suami dan harta istri.

Jenis-Jenis Harta Dalam Perkawinan

Suami istri wajib menjaga harta bersama dengan penuh kepercayaan, sebagaimana diatur dalam KHI pasal 89, “suami bertanggung jawab menjaga harta bersama, harta istri, serta harta miliknya sendiri” dan pasal 90, “istri turut bertanggung jawab menjaga harta bersama dan harta suami yang lain.” ada pada dirinya.” Dengan demikian, harta gono-gini adalah harta yang diperoleh bersama-sama oleh suami istri. Artinya, harta milik orang yang memproduksinya atau disimpan atas nama salah seorang di antara mereka, sepanjang harta itu diperoleh. selama masa perkawinan, selain hadiah dan warisan, tetap dianggap sebagai harta bersama.

Harta warisan dapat menjadi harta bersama jika calon pengantin menentukan hal ini dalam perjanjian perkawinan yang mereka buat, atau perjanjian perkawinan yang mereka sepakati menentukan adanya penyatuan antara harta warisan dengan harta bersama. 33.

Perbedaan Harta Bersama Dan Harta Bawaan

23. harta yang diperoleh bersama antara suami istri sejak awal perkawinannya. Menurut pasal 35 ayat (1) undang-undang no. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, harta bersama antara suami dan istri hanya mencakup harta yang diperoleh suami istri selama perkawinan, sehingga dapat disimpulkan bahwa yang termasuk dalam harta bersama adalah penghasilan. dan penghasilan suami istri.36. Menurut pasal 35 ayat 2 undang-undang no. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, harta yang sudah dimiliki oleh suami istri pada saat perkawinan dan harta yang diterima masing-masing sebagai hadiah atau warisan tidak termasuk dalam harta bersama, kecuali diperjanjikan lain.

Perceraian

  • Pengertian Perceraian
  • Dasar Hukum Perceraian
  • Bentuk Perceraian
  • Akibat Hukum Perceraian

Perceraian diakui dalam Islam sebagai jalan keluar dari gejolak rumah tangga yang disebabkan oleh pertengkaran yang tidak ada habisnya, atau salah satu pasangan telah memilih pasangan lain untuk menjadi pasangan barunya, atau laki-laki yang gagal memenuhi kewajibannya padahal dia adalah laki-laki yang mampu menafkahi. mereka, istri dan anak, atau alasan lain yang mengakibatkan hubungan suami istri yang awalnya dipenuhi cinta, namun akhirnya berubah menjadi kebencian di antara mereka. Apabila seorang laki-laki menceraikan istrinya dalam hukum Islam di Indonesia disebut dengan permohonan talak, namun jika seorang istri berniat menceraikan suaminya maka disebut perkara talak, karena yang berhak menceraikan adalah suami. 41 Pelaksanaan perceraian harus didasarkan pada alasan yang kuat. , karena ini adalah pilihan terakhir yang diambil suami istri jika tidak ada cara lain untuk berdamai dan memulihkan keutuhan rumah tangga. Perceraian merupakan alternatif terakhir yang dapat dilakukan suami istri apabila ikatan perkawinan tidak dapat dipertahankan kesinambungannya.

Menurut para ahli hukum, khulu’ adalah perceraian yang disertai dengan sejumlah harta sebagai ‘iwadh’, yang diberikan istri kepada suami untuk melepaskan diri dari ikatan perkawinan, baik dengan ucapan khulu’, mubara’ah atau talak. Hukum Islam memberikan jalan bagi istri yang ingin bercerai dengan cara mengajukan khulu', sebagaimana hukum Islam membolehkan laki-laki menceraikan istrinya dengan cara talak.49. Perbedaan khulu' dan talak dalam hal kapan dikenakannya adalah khulu' dapat terjadi pada saat talak tidak dapat terjadi, maka disebut khulu'.

Mengenai perkara perceraian karena khulu', dapat dikatakan bahwa apabila seorang laki-laki telah melakukan khulu' terhadap isterinya, maka mantan isteri dengan khulu' itu mempunyai kendali penuh atas dirinya, suami tidak berhak merujuknya lagi, semuanya. Status talak karena khulu’ ibarat talaq ba’in bagi istri, maka suami pun bersedia mengembalikannya. Hukum Islam dan peraturan perundang-undangan di Indonesia menyatakan bahwa perceraian antara suami dan istri tidak hanya mengakhiri perkawinan, tetapi perceraian juga menimbulkan beberapa akibat seperti pembagian harta bersama (gono-goni) dan hak pengelolaan (hadhanah).

Dalam komunitas Islam seperti ini tidak ada yang namanya harta bersama. Umat ​​Islam tidak memisahkan harta yang diperoleh suami istri selama menikah. 51 Oktavianus Immanuel Nelwan, “ Akibat hukum perceraian suami-istri dilihat dari sudut pandang Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974,” Lex Privatum Vol.

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Implementasi pendistribusian aset Gono-Gini pasca pemisahan pada masyarakat Distrik V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman. Harta gono-gini adalah harta yang mereka (suami dan istri) miliki selama menikah.” 61. Dan jika terjadi perceraian, maka harta itu dikuasai oleh istri dan anak yang ditinggalkan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cara pembagian harta bersama pasca perceraian pada masyarakat di Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman adalah pembagian harta bersama seluruhnya diberikan kepada istri. Tinjauan Fiqih Indonesia dan Hukum Positif Tentang Pembagian Harta Gono-Gini Pasca Perceraian di Wilayah V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman. Tinjauan Fiqih Pembagian Harta Nikah dan Gini Pasca Perceraian di Distrik V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman.

Harta perkawinan dikatakan syirkah abdan karena mengandung pembagian yang tidak terbatas antara suami dan istri dalam harta bersama. Dan harta bersama atau harta bersama hendaknya dibagi antara suami dan istri agar wajar bagi keduanya untuk dapat memiliki harta benda setelah perceraian. Tinjauan Hukum Positif Indonesia Tentang Pembagian Harta Gono-Gini Pasca Perceraian di Distrik V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman.

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan Kompilasi Hukum Islam, dimana pembagian harta bersama pada umumnya dibagi rata antara suami dan istri, namun di Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman dalam hal perceraian diberikan pembagian harta bersama seluruhnya kepada suami isteri, sehingga suami tidak mendapatkan harta tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia mengenai pembagian harta yang saling menguntungkan di daerah tersebut. Implementasi pembagian harta gono-gini pada masyarakat di Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman artinya jika terjadi perceraian maka harta yang diperoleh selama perkawinan tersebut diberikan secara eksklusif kepada istri dan anak, sedangkan pihak laki-laki yang melakukannya. . mendapatkan apa pun dari aset tersebut.

Terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama dan jika melihat praktek harta gono-gini pada masyarakat Indonesia maka dapat disimpulkan bahwa pembagian harta bersama atau harta gono-gini di wilayah kecamatan V Koto Kampung Dalam di syirkah abdan disertakan. . Oleh karena itu, pembagian harta gono-gini di Distrik V Koto Kampung Dalam tidak sesuai dengan hukum positif di Indonesia, karena di wilayah tersebut perempuan mendapat seluruh harta gono-gini, sedangkan laki-laki tidak mendapat apa-apa dari donasi tersebut. tidak mengerti aktiva. Khususnya di Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman untuk memahami pembagian harta gono-gini menurut hukum dan susunan syariat Islam.

Referensi

Dokumen terkait

Yurisprudensi tersebut diikuti dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI tanggal 1-10- 1969 Nomor : 376 k/sip/1969 yang menetukan “pembagian harta gono- gini antara bekas suami istri