• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN MANTAN ISTRI TERHADAP HARTA BAWAAN MANTAN SUAMI SETELAH TERJADI PERCERAIAN (Studi Putusan Nomor 202/pdt. G/2022/PA.Ptk)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN MANTAN ISTRI TERHADAP HARTA BAWAAN MANTAN SUAMI SETELAH TERJADI PERCERAIAN (Studi Putusan Nomor 202/pdt. G/2022/PA.Ptk)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

Harta bawaan, yaitu harta warisan yang dibawa oleh masing-masing pihak sebelum proses perkawinan dilangsungkan dan harta yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan Harta tersebut dikuasai oleh masing-masing pihak, kecuali jika para pihak menentukan lain.2. Harta warisan dan harta perolehan diatur dalam Pasal 35 ayat (1) UU Perkawinan. Dalam hal harta bersama, suami istri dapat berbuat atas persetujuan kedua belah pihak, berbeda dengan harta warisan yang dimiliki oleh suami istri yang dikuasai oleh masing-masing pihak yang dapat menggugat hartanya, mengingat Pasal 35(1 ). “Harta warisan masing-masing suami istri dan harta yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan berada dalam penguasaannya masing-masing, kecuali para pihak menentukan lain.”

Dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan mantan istri terhadap harta benda mantan suami dalam putusan no. Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “KAJIHAN HUKUM ATAS PERBUATAN ILEGAL YANG DILAKUKAN OLEH MANTAN ISTRI TERHADAP KEKAYAAN MANTAN PASANGAN SETELAH PERCERAIAN” (putusan kajian no. Bagaimana perbuatan melawan hukum yang dilakukan mantan istri terhadap harta warisan suami setelah perceraian (putusan kajian no.

Untuk mengetahui penyelesaian perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh mantan istri terhadap harta kekayaan mantan suami pasca perceraian (Putusan Penyidikan No. Penelitian ini bermanfaat dalam mengembangkan ilmu hukum perdata khususnya dalam analisa hukum terhadap perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh mantan istri. mantan istri terhadap harta kekayaan suami mantan istri setelah perceraian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan memperdalam ilmu hukum dalam praktek serta dapat membantu dalam penyelesaian hukum atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh mantan istri terhadap mantan suaminya. harta benda setelah perceraian dan apa yang menjadi pertimbangan hakim dalam memutus perkara itu.

Syarat Sah Perkawinan

Hubungan darah dalam suatu keturunan agunan, yaitu antara saudara kandung, antara seseorang dengan saudara kandung orang tuanya, dan antara seseorang dengan saudara neneknya. Syarat formil perkawinan dapat dijabarkan menurut Pasal 12 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang diterapkan pada Pasal 3 sampai dengan Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor. Setiap orang yang akan menikah wajib memberitahukan keinginannya kepada kantor catatan sipil tempat pernikahan akan dilangsungkan, paling lambat 10 hari sebelumnya.

Setelah registrar menerima permintaan tersebut, dia memeriksa apakah permintaan tersebut memenuhi persyaratan atau tidak. Jika semua persyaratan terpenuhi, panitera mengeluarkan pemberitahuan, yang ia tandatangani.

Dasar Hukum Perceraian

Perceraian hanya dapat dilangsungkan di muka pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan telah berupaya untuk mendamaikan kedua belah pihak, namun gagal. Untuk dapat bercerai, harus ada alasan yang cukup mengapa seorang laki-laki dan seorang perempuan tidak dapat hidup rukun sebagai suami istri.

Alasan – Alasan Terjadinya Perceraian

Salah satu pihak mengalami kecacatan fizikal atau sakit yang bermakna dia tidak dapat menunaikan kewajipan sebagai suami. Antara suami isteri ada perselisihan dan pertengkaran yang berterusan, dan tiada harapan untuk hidup harmoni lagi dalam rumah tangga.

Proses Hukum Perceraian

Persiapkan permohonan atau gugatan setelah Anda memahami segala sesuatu tentang proses perceraian (dengan meminta saran atau saran dari pihak yang memahami masalah perceraian. Siapkan uang administrasi yang perlu Anda bayarkan nanti ke departemen untuk mendaftarkan permohonan atau gugatan di pengadilan. Persiapkan , apa saja yang diajukan ke pengadilan terkait rencana perceraian tersebut. Untuk persiapannya, disarankan untuk mendiskusikan kembali hal ini dengan orang atau pihak yang memahami hal tersebut.

Apabila pemohon atau penggugat memilih atau didampingi oleh penasehat hukum atau penasihat hukum, maka penasehat hukum atau penasihat hukum tersebut harus terlebih dahulu membuat surat kuasa yang selanjutnya harus ditandatangani oleh penggugat. Persiapan Permohonan atau Gugatan Jika surat kuasa ditandatangani oleh pemohon atau penggugat, maka persiapan permohonan ditangani oleh konsultan atau advokat. Mempersiapkan sejumlah uang untuk keperluan administrasi yang akan dibayarkan untuk pendaftaran permohonan atau gugatan di pengadilan.

Siapkan uang untuk membayar jasa penasehat hukum atau pengacara, apalagi jika penasehat hukum tersebut dibayar berdasarkan perjanjian. 19. Proses gugatan cerai dibedakan menjadi dua jenis tergantung pihak mana yang mengajukan gugatan, yaitu pertama gugatan yang diajukan suami disebut (talak talak) dan kedua gugatan cerai yang diajukan istri disebut (cerai gula), kemudian setelah presentasi. Gugatan cerai yang juga harus diperhatikan adalah pengadilan mana yang berwenang menerima gugatan tersebut, untuk kemudian mempertimbangkan usulan perceraian tersebut berdasarkan persaingan absolutnya (pengadilan umum atau pengadilan agama). 20.

Jenis Jenis Harta Benda Dalam Perkawinan

Setelah menikah maka dimulailah percampuran harta yang diperoleh suami dan istri, kecuali ada perjanjian atau akad nikah. Harta warisan, yaitu harta benda yang dimiliki sepasang suami istri sebelum menikah, baik yang berasal dari warisan, hadiah, maupun hasil usaha sendiri. Harta yang dimiliki masing-masing laki-laki dan perempuan setelah perkawinan, yaitu harta yang diperoleh dari pemberian, wasiat, atau warisan satu sama lain, dan bukan dari usaha mereka.

Harta penghidupan, yaitu harta yang diperoleh setelah melangsungkan hubungan perkawinan melalui usaha keduanya atau usaha salah satu dari keduanya. 24. Harta peninggalan orang tua, yang dapat berupa warisan, hadiah, dan warisan (legat.

Daripada seksyen 35, subseksyen pesta. Maka Pasal 35 dan 36 mengatur masalah harta suami dan isteri dalam perkawinan, dan Pasal 37 secara khusus mengatur harta bersama suami dan isteri apabila terjadi perceraian antara keduanya. Harta pusaka, harta pemberian atau pusaka yang diperolehi daripada seorang lelaki sekiranya berlaku perceraian dengan isterinya, maka status harta tersebut adalah miliknya.

Harta Bersama menurut KUHPerdata

Pasal 123 KUH Perdata mengatur bahwa segala utang kematian yang timbul setelah seseorang meninggal dunia menjadi tanggungan ahli waris almarhum sepenuhnya dan bagaimana cara pengurusan harta bersama antara suami dan istri menurut hukum perdata sesuai dengan pasal berikut. . Ia boleh menjual, memindahtangankan, dan membebankannya tanpa bantuan isterinya, kecuali dalam hal yang ditentukan dalam Pasal 140 KUHPerdata. Ia tidak boleh menghibahkan harta bersama antara keduanya yang masih hidup, baik itu harta tak bergerak maupun harta seluruhnya. memindahkannya atau sebagian atau jumlah dan barang tertentu.

Unsur – Unsur Perbuatan Melawan Hukum Dalam Hukum Perdata

Perbuatan melawan hukum diatur dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang menyatakan: “Setiap perbuatan yang melawan hukum dan menimbulkan kerugian pada orang lain, mengharuskan orang yang karena kesalahannya menimbulkan kerugian, harus mengganti kerugian itu.” “Perbuatan melawan hukum diartikan sebagai perbuatan atau perbuatan pelaku yang bertentangan/bertentangan dengan hukum, yang secara klasik dimaksud dengan ‘perbuatan’. Oleh karena itu, seseorang atau badan hukum hanya dapat dituntut apabila ia menuruti hukum tertulis (undang-undang). ) melanggar, namun sejak tahun 1919 telah ada putusan Mahkamah Agung dalam perkara Penangkapan Cohen-Lindenbaum (H.R. 31 Januari 1919), yang selanjutnya memperluas pengertian melawan hukum, tidak hanya terbatas pada undang-undang (undang-undang tertulis saja), tetapi juga pada hukum tidak tertulis, sebagai berikut: 30.

Melanggar hak subjektif orang lain, yaitu apabila perbuatan yang dilakukan telah melanggar hak orang lain yang dijamin undang-undang (termasuk namun tidak). ) telah menjadi hukum kasus dan diketahui juga menjadi acuan hukum di Indonesia, yaitu perbuatan yang dilakukan bertentangan dengan sikap baik/benar masyarakat untuk memperhatikan kepentingan orang lain.

Sedangkan kelalaian berarti perbuatan mengabaikan sesuatu yang seharusnya dilakukan, atau tidak berhati-hati atau teliti sehingga menimbulkan kerugian bagi orang lain. 31. Unsur hubungan sebab akibat antara kerugian dengan perbuatan (Causality Relationship) Artinya ada hubungan sebab akibat antara perbuatan yang dilakukan dengan akibat yang timbul. Misalnya kerugian yang ditimbulkan disebabkan oleh perbuatan pelakunya, atau dengan kata lain kerugian tersebut tidak akan terjadi apabila pelaku tidak melakukan perbuatan melawan hukum tersebut.

Yang berwujud misalnya kerugian karena kecelakaan mobil, hilangnya keuntungan, harga pokok barang, pengeluaran dll. Yang tidak berwujud misalnya rasa takut, kecewa, menyesal, kesakitan dan hilangnya semangat hidup, yang dalam prakteknya akan dinilai dalam 32 Adapun ketentuannya ganti kerugian menurut KUH Perdata sebagai berikut : Ganti kerugian atas segala perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUH Perdata) Ganti rugi atas perbuatan yang dilakukan orang lain (Pasal 1367 KUHPerdata). KUH Perdata tidak mengatur soal ganti rugi karena perbuatan melawan hukum, sedangkan Pasal 1243 KUH Perdata memuat ketentuan tentang ganti rugi karena kelalaian. Menurut hukum kasus, ketentuan ganti rugi karena wanprestasi dapat diterapkan dalam menentukan ganti rugi atas kerugian akibat perbuatan salah.33.

Jadi berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa unsur perbuatan melawan hukum (PMH) dibedakan menjadi 4 unsur : 34. KUH Perdata tidak membedakan dua jenis kerugian, sehingga Pasal 1246 KUH Perdata dapat diterapkan pada tindakan ilegal atau pelanggaran kontrak.

METODE PENELITIAN

  • Ruang Lingkup Penelitian
  • Jenis penelitian
  • Sumber Bahan Hukum
    • Bahan Hukum Primer
    • Bahan Hukum Tersier
  • Metode Pengumpulan Data
  • Metode Pendekatan Masalah
  • Metode Analisis Data

Yang disertakan sebagai sumber bahan hukum primer yang digunakan dalam kajian setiap permasalahan dalam penulisan skripsi ini yaitu. Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang terdiri dari buku-buku teori, kasus-kasus hukum dan pendapat para ahli mengenai harta bersama dan harta benda. 36 Bahan hukum tersier merupakan bahan hukum pelengkap seperti kamus hukum, peraturan perundang-undangan dan hal-hal yang dapat memberikan petunjuk berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. . Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan yang bermakna terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus.

Teknik pengumpulan data dan/atau bahan hukum dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan. Dalam metode ini penulis melakukan penelitian dengan cara membaca dan mempelajari literatur melalui buku-buku yang berkaitan dengan pokok bahasan, peraturan perundang-undangan yang dianggap relevan menjadi dan menunjang kesempurnaan skripsi ini. Merupakan salah satu jenis pendekatan dalam penelitian hukum yang menawarkan sudut pandang untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian hukum dari aspek konsep hukum yang melatarbelakanginya. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis kualitatif, yaitu data diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan kemudian dianalisis.

Referensi

Dokumen terkait

Hukum Perkawinan Perdata, Syarat Sahnya Perkawinan Hak Dan Kewajiban Suami Istri Harta Benda Perkawinan.. Departemen Agama