BAB II
INDIKASI GEOGERAFIS DAN NOTA KESEPAHAMAN
PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK IG
.A. IG (Indikasi Geogerafis)
1. Pengertian indikasi georgrafis
Pengertian indikasi geografis adalah merupakan suatu tanda yang menunjukan
daerah asal suatu barang, kerena faktor alam faktor manusia, atau faktor kombinasi
dari kedua faktor tersebut merupakan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang
dihasilkan.
Ketentuan tersebut sesuai dalam pasal satu, mengenai mengali dan
mengembangkan potensi produk indikasi geografis dalam rangka memajukan
perekonomian nasional:
Beberapa poin penting tentang nota kesepahaman :
Pasal 1
Mendorong masyarakat melakukan perlindungan produk yang bersumber dari kekayaan
alam indonesia, produk hasil pertanian, dan produk kerajinan tangan atau hasil industri
melalui pemanfaatan indikasi geografis.
Pasal 2
a. Peningkatan pemahaman tentang perlindungan produk indikasi geografis.
b. Pemetaan dan inventarisasi potensi produk indikasi geografis.
c. Pengembangan kapasitas sumber daya manusia di bidang indikasi geografis.
d.Pemberian bimbingan teknis dalam rangka pendaftaran produk indikasi geogrfis
yang suda terdaftar.
Adapun beberapa poin penting dalam Pasal ini antara lain :
a. Melakukan sosialisasi dan pemahaman atas perlindungan indikasi geografis.
b. Melakukan pelatihan dan pendampingan mengenai pendayagunaan indikasi
geografis.
c. Melakukan pemantuan evaluasi dan pembinaan secara berkala tentang pelaksanaan
indikasi geografis.
2. Strategi Pemasaran Lada
Strategi pemasaran adalah cara atau langkah untuk membuat sistem dalam
suatu produk yang dikenal IG atau hak khusus yang dimiliki oleh oleh orang
perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam
rangka memasarkan barang dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan
perjanjian nota kesepaham dengan BP3L dengan kemenkumham.
Adapun mengenai indikasi geografis sendiri sesuai dalam uu. nomor 20 tahun
2016 tentang merek dan indikasi geografis yang mana bahwah untuk
mengembangkan, menigkatkan pelayanan industri perdagangan dan investasi terkait
dalam hal pengembangan perekonomian lokal, nasional regional yang memuat dalam
suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu undang-undang 20 tahun
2016 tentang merek dan indikasi geografis dilaksanakan berdasarkan nota
kesepahaman yang yang telah dimuat dan didaftarkan pada instansi pemerintah yang
berwenang, terkait dalam hal indikasi geografis itu sendiri mengenai izin untuk
mengunakan merek dagang dan/atau jasa, dan izin untuk menerapkan sistem bisnis
pemberi maupun penerima sebagai pihak-pihak dalam kontrak pada praktik di
dunia bisnis di Indonesia hingga saat ini, masih sangat jarang yang mengajukan
permohonan pencatatan dan pendaftaran kepada instansi yang berwenang.
Hal ini disebabkan karena adanya suatu persoalan hukum, yaitu aturan hukum
dibidang pengebangan potensi IG mengenai lada putih terkait dalam hal
pemasaranya. Yang mana IG sendiri memberikan pembinaan dalam bentuk
pelatihan, bimbingan oprasional manajemen, pemasaran penelitian, dan
pengembangan kepada penerima secara berkesinambungan. Pemberi dan penerima
mengutamakan penggunaan barang dan ata jasa hasil produksi dalam negeri
sepanjang memenuhi standar mutu barang dan atau jasa yang ditetapkan secara
tertulis oleh pemberi.
Dalam hal ini pemberi harus bekerjasama dengan pengusaha kecil dan
menengah di daerah setempat sebagai penerima atau pemasok barang dan/ atau jasa
sepanjang memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan oleh pemberi wajib
mendaftarakan prospectus penawaran sebelum membuat perjanjian dengan penerima
wa yang dimaksud dengan ciri khas usaha adalah suatau usaha yang memiliki
keunggulan atau perbedaan yang tidak mudah ditiru dibandingkan dengan usaha lain
sejenis, Misalnya sistem manajemen, cara penjualan dan pelayanan atau penataan
dan cara distribusi yang merupakan karakteristik khusus dari pemberi dengan
terbukti sudah memberikan keutungan bagi pemberi dalam hal mengatasi
Persoalan hukum berupa aturan hukum yang dibuat tersebut sangat Nampak
pada ketentuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:24
a. Memiliki ciri khas usaha.
b. Terbukti sudah memberikan keuntungan.
c. Memiliki standar atas pelayanaan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang
dibuat secara tertulis.
d. Mudah diajarkan dan diaplikasikan.
e. Adanya dukungan yang berkesinambungan.
f. Hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar
Yang dimaksud dengan hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar adalah
hak kekayaan intelektual yang terkait dengan usaha seperti merek dan /atau hak
cipta dan/ atau paten dan /atau lisensi dan/atau rahasia dagang sudah didaftarkan
dan mempunyai sertifkat atau sedang dalam proses pendaftaran di instansi yang
berwenang.25
Berdasarkan ketentuan IG, yang merupkan salah satu kriteria dari harus suda
didaftarkan dan mempunyai sertifikat atau sedang dalam proses pendaftaran di instansi
yang berwenang. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dibidang HKI, karena lahirnya semua jenis HKI kecuali hak cipta dan rahasia dagang
adalah pada saat HKI tersebut telah didaftarkan dan mempunyai sertifkat. Sedangkan
lahirnya hak cipta dan rahasia dagang bukan karena suatu pendaftaran melainkan secara
24
Ibid. .Hlm. 5.
25
otomatis tanpa adanya suatu pendaftaran. begitu pula dengan kontrak lisensi yang tidak
mengenal proses pendaftran melainkan pencatatan.26
Fakta hukum tersebut telah dapat memberikan gambaran yang cukup jelas
bahwah hingga saat ini masih banyak pelaku usaha yang tidak memahami
karakteristik dan kaitanya dengan HKI (Hukum Kekayaan Itelektual mareka
mengakui bahwah IG memang dilaksanakan berdasarkan sebuah kontrak, namun
kontrak tersebut menurut mareka adalah suatu kontrak tersendiri yang dibuat dan
dan disetujui para pihak hanya berdasarkan kebebasan berkontrak diantara para pihak
saja.27
Anggapan tersebut tentu juga dibuat dan disetujui para pihak hanya
berdasarkan kebebasan berkontrak diantara para pihak saja. Angapan tersebut tentu
juga berimplikasi terhadap klausul-klausul di dalam kontrak yang cenderung tidak
seimbang (berat sebelah) dan bertentangan dengan norma-norma hukum di bidang
hukum persaingan usaha, khususnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat ( selanjutnya disingkat
Undang-Undang Nomor 5/1999). Oleh karena itu, penerima sebagai pihak yang
lemah memerlukan perlindungan hukum yang memadai agar penerima dapat
melaksanakan usahanya dengan tepat seimbang, dan terhindar dari ancaman sangsi
dalam Undang-Undang Nomor 5/1999.28
a. Strategi produk pihak perusahaan terlebih dahulu harus mendifinisikan, memilih, dan
mendesain suatu produk di sesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen
yang akan dilayaninya, agar investasi yang ditanam dapat berhasil dengan baik.
26
Kevin kogain. Aspek Hukum Kontrak Jakarta, Tata Nusa . 2014 . Hlm .5.
27
Ibid. Hlm. 7.
28
Menurut Philip kotler Sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan.29
b. Strategi harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix.
Harga adalah sejumlah uang yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan
suatu barang atau jasa. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan,
mengingat harga merupakan salah satu peyebab laku tidaknya produk yang
ditawarkan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk
yang ditawarkan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap
produk yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut di pasar.30
c. Strategi lokasi dan distribusi kegiatan pemasaran yang ketiga adalah penentuan
loksih dan distribusi baik untuk kantor cabang, dan kantor BP3L. Penentuan lokasi
dan distribusi berserta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting, hal
ini disebabkan agar konsumen mudah menjangkau setiap konsumen mudah
menjangkau setiap lokasi yang ada serta mendistribusikan barang atau jasa.31
d. Strategi promosi promosi merupakan kegiatan marketing mix , yang terakhir.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan kegiatan di atas, baik
produk harga dan lokasi/ditribusi. Dalam kegiatan ini setiap mempromosikan seluruh
produk atau jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan
mempertahankan konsumennya.32
29
Ibid. Hlm. 52.
30
Ibid. Hlm. 53.
31
Ahmadi miru & Sutarman. Hukum Perlindungan Konsumen. Raja Grafindo Jakarta. Hlm. 23
32
3. Asas- asas dalam Hukum
a. Asas profesionalitas asas personalitas bermakna sebagai sebagai asas yang melandasi
atau mendasari pertukaran hak dan kewajiban para pihak sesuai profesionalitas
bermakna sebagai asas yang mendasari pertukaran hak dan kewajiban para pihak
sesuai proporsi atau bagianya dalam seluruh proses kontraktual.33
Pasal 56 Indikasi Geografis mendapat perlindungan setelah terdaftar atas dasar
permohonan yang diajukan yang mewakili masyarakat yang ada didaerah yang
memproduksi barang yang bersangkutan yang terdiri atas:34
1) Pihak yang mengusahakan yang merupakan hasil alam atau kekayaan alam.
2) Produsen barang hasil pertanian.
3) Pembuat barang-barang kerajianan tangan tangan atau hasil industri.
4) Pedagang yang menjual hasil barang tersebut.
5) Hak dan kewajiban pemberi dan penerima.
6) Pengakhiran, pembatalan, dan perpanjangan perjanjian serta hal-hal lain yang
perlu di ketahui penerima dalam rangka pelaksana.
a. Asas konsualisme asas semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang-undang bagi mareka yang membuatnya, istilah secara sah bermakna bahwah
dalam pemuatan perjanjian yang sah (menurut hukum) adalah mengikat Pasal 1320
JO dan 1338 BW.35
33
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Personalitas Dalam Kontrak Komersil, KENCANA, Jakarta. 2010. Hlm. 218.
34
OK. Saidin.. Aspek Hukum Kekyaan intekektualJakarta, Raja Wali Pers . 20115..Hlm .499.
35
b. Asas daya mengikat kontrak, asas daya pembatas itikad baik dan overmach asas ini
tertuju pada isi atau presentasi kontraktual.36
4. Manfaat IG ( Indikasi Geografis)
Ada pun mengenai manfaat IG yang disajikan secara berimbang dari sisi kedua
belah pihak ini diharapkan bisa memberikan gambaran yang cukup komprehensif,
tentu pada dasarnya harus menguntungkan orang banyak tapi bukan hanya sepihak
tetentu saja, melainkan orang banyak, tetapi juga manfaat bagi pelaku usaha dalam
manfaat diantaranya:
a. Memperkecil resiko kegagalan usaha, dimaksud disini adalah sistem kompenhensif
dengan segenap subsitemnya, seperti sistem pemasaran, sistem produksi, sistem
keuangan dan sitem administrasih hingga sistem sumberdaya manusianya.
b. Menghemat waktu, tenaga, dan dana untuk proses trial & eror dalam proses ini tentu
dimiliki sistem, yang mana menghemat banyak waktu, tenaga, dan yang dikeluarkan
untuk melakukan proses trial dan eror karena telah melakukan proses itu sebelum
akhirnya sistem itu telah berhasil.
c. Memberikan kemudahan dalam bentuk oprasional usaha bagi masyarakat
semaksimal mungkin dalam hal pemsokan bahan baku atau persediaan bagi perlaku
usaha khususnya kalangan petani lada putih dalam hal ketersedian bahan baku pupuk
dan sistem binaan pengusaan lansung oleh BP3L (Badan Pengolahan Pengembangan
dan Pemasaran Lada Putih) dalam hal layaknya suatu usaha.
d. Pengunaan hak merek yang sudah lebih dikenal dimasyarakat. Dalam hal ini
biasanya nama merek lada putih Muntok White peper yang sudah lebih dikenal oleh
masyarakat adalah IG (Indekasi Geografis) yang telah dikeluarkan oleh Direktorat
36
Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Ham Tahun 2009 diberikan kepada
lada putih mentok tertulis white peper yang mana masyarakat lebih mengenal dengan
nama BP3L (Badan Pengolahan Pengembangan dan Pemasaran Lada Putih.37
Perjanjian menyangkut nota kesepahaman mengenai IG (Indikasi Geogerafis)
serta hal-hal lain yang perlu diketahui dalam rangka pelaksanaan harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:38
a. Memiliki ciri khas usaha.
b. Terbukti sudah memberikan keuntungan.
c. Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang
dibuat secara tertulis.
d. Mudah diajarkan dan diaplikasihkan.
e. Adanya dukungan yang berkesinambungan.
f. Hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar.
Selanjutnya jangka waktu berlaku sekurang-kurangnya lima tahun. ketentuan ini
memberikan perlindungan hukum kepada pemberi sebagai penerima karena dengan
demikian tidak dapat memutuskan perjanjian at any time atau dengan perkataan lain
dilarang dibuat suatu perjanjian yang bersifat at will, kapan saja dapat diputuskan. Hal
ini dapat dilihat sebagai suatu upaya untuk mencega memanfaatkan hanya sekedar
untuk menguji pasar. 39
Dilihat dari pemberi sudah tentu ada beberapa yang pasti bisa didapat dari
mengembangkan usaha antara lain: Pengembangan usaha dengan biyaya relatif
37
37
Saidin. OK. Aspek hukum Kekayaan Intelektual. Jakarta. Raja Wali.Pers.hlm.225
38
Kevin Kogain. Aspek Hukum Kontrak Jakarta, Tata Nusa . 2014. Hlm. 5.
39
murah dalam hal alternativ pengembangan usaha yaitu dalam hal memerankan
peranan yang kredibel.
Potensi income yang cukup besar misalnya dalam hal ini mampu menciptakan
sistem yang berkembang dibidangnya dengan meningkatkan income
dibidangnnya.yaitu royalte fee yang dibayarkan kepada yang menjadi memegang hak
tersebut sebagai imbalan atas hak intelektual berupa nama, merek, sistem dan lain-lain
sebagainya.40
B. Tugas Dan Tangung jawab Pengembangan potensi produk indikasi Geografis.
Ada pun tugas nya meliputi :
1. Melakukan sosialisasi dan pemahaman atas perlindungan indikasi geografis.
2. Melakukan pelatihan dan pendampingan megenai pendayagunaan indikasi geografis.
3. Melakukan pemantauan, evaluasi dan pembinaan secara berkala tentang pelaksanaan
indikasi geografis.
Ada pun mengenai tanggung jawab IG (Indikasi Geogerafis) terkait Lada putih itu
sendiri adalah sebagai berikut :
a. Komponen pertama adalah memberikan benefit sehingga memberikan kepada yang
tertarik dan mau menanamkan modal.
b. Professional dan komprehensif menarik, dan saling menguntungkan sebagai wadah
semua benefit yang ditawarkan.
c. Strategi pemasaran yang tepat dalam memasarkan produk.
4. Memberikan Benefit
Benefit pada umumnya menanamkam modal yang umumnya dalam bentuk
investasi modal .
40
Benefit dikelompokkan menjadi dua bagian besar diantaranya:
a. Ditinjau dari aspek logika, yang biasanya berupa hitung-hitungan yang harus
menguntungkan bagi investor.
b. Benefit yang ditinjau dari aspek emosional biasanya bersifat kualitatif dan tidak ada
hubungan langsung dengan hitung-hitungan.
dalam hal memiliki peran penting yaitu sebagai ciri has usaha dalam
memasarakan barang atau jasa yang terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan
dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian sesuai dalam Pasal
1320 BW.41
Selain itu hubungan dibangun bersama dengan kontrak yang dinamakan perjanjian
dengan garis besar hak, syarat-syarat, kondisi- kondisi, retriksi dan yang lain dari
sistem secara detail yang digunakan meliputi:42
1) Pendistribusian.
2) Lisensi hak merek dan keterampilan.
Menurut Rooseno Harjowidigdo, mengenai, suatu sistem usaha yang sudah khas
atau memiliki ciri has atau memiliki ciri pengenal bisnis dibidang perdagangan atau
jasa, berupa jenis produk dan bentuk yang diusahakan, identitas perusahaan (logo,
desain, merek bahkan termasuk pakian karyawan perusahaan), rencana pemasaran dan
bantuan oprasional dan lain sebagainya. menyederhanakan konsep hukum yang
dikemukakan oleh Martin D. Fern, penulis berkesimpulan paling tidak ada 4 (empat)
unsur hak kebendaan yang terdapat dalam figur hukum yaitu:43
41
Kevin Kogain. Aspek Hukum Kontrak Waralaba, Tata Nusa, Jakarta , 2014. Hlm. 12.
42
Agus Yudha Hernoko. Hukum Perjanjian Asas Personalitas Dalam Kontrak Komersil. Jakarta. 2010. Hlm.119.
43
a. Hak untuk berusaha dalam bisnis tertentu, biasanya hak itu dilindungi berdasarkan
rahasia dagang.
b. Adanya hak berupa penggunaan tanda pengenal usaha sekaligus menjadi ciri
pengenal, berupa merek dagang atau merek jasa.
c. Hak tersebut dapat dialihkan kepada pihak lain dengan lisensi, yakni berupa
penggunaan rencana pemasaran dan bantuan manajemen disamping objek hak
kebendaan Immaterial lainya yang dirahasiakan, yang wujudnya dapat berupa produk
makanan, minuman atau hasil-hasil produksinya.
d. Adanya hak untuk mendapatkan presentasi dalam perjanjian lisensi tersebut,
misalnya berupa royalty.
C. Perjanjian nota kesepaham terkait budidaya lada dan pengembangan.
1. Etensitas Usaha yang Solid dan Menguntungkan
Menciptakan suatu etitas usaha yang solid dan menguntungkan dalam hal ini
menjadi usaha cikal bakal yang lebih mudah diduplikasikan dan diseragamkan
bentuk usaha mengenai nota kesepahaman perlindungan dan pengembangan potensi
produk IG (Indikasi Geogerafis) lada putih.44
Dalam hal ini komponen yang ada dalam meliputi:45
a. Produk yang unik dan berkualitas serta marketable produk yang unik, berkualitas,
dan marketable, produk yang dimaksud disini adalah barang maupun jasa yang
ditawarkan oleh usaha untuk menarik konsumen maupun calon karena mareka sudah
terlanjur jatuh cinta sehinga menjadi konsumen setia tersebut.
44
Ibid. Hlm. 34.
45
b. Adanya standard operating procedures (SOP) yang terlatih aturan ketat manajemen,
karyawan, danatau standarlisasi yang kaitan erat dengan keseragaman otlet.
c. Manajemen keuangan dan akuntansi yang baik memebentuk suatu etentitas yang baik
yang nantinya akan menghasilkan profit dan manajmen keuangan yang baik dan
akuntansi yang baik dan wajib bagi hukumnya.
d. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlatih menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas sehinga sangat mudah dalam memberi peluang lapang pekerjaan yang
cukup besar dan bermanfaat bagi masyarakat.
e. Strategi pemasaran yang jitu strategi pemasaran yang menarik perhatian konsumen
dalam hal misalnya seperti: strategi harga dan strategi produk.
f. Perlindungan hukum yang memadai serta badan hukum yang sah di Iindonesia dan
sudah mempunyai kekuatan hukum tetap seperti yang ada di BP3L (Badan
Pengolaan dan Pengembangan Pemasaran lada Putih) sendiri telah memiliki bandan
hukum publik yang telah disetujui oleh Kementerian Hukum dan Ham dan Menteri
lainya.
g. Pengalaman yang mencerminkan kompentisi usaha dalam hal ini memberikan
kemudahan dalam bentuk usaha dengan membantu masyarakat semaksimal mungkin
dalam hal pelatihan khusus dari BP3L dalam hal pemasaran lada putih.
2. Menciptakan Keseragaman Dengan Standarlisasi
Menciptakan dengan model aslinya untuk menghasilkan suatu duplikat
standarlisasi keseragaman produk, yang meliputi perencanaan standarlisasi ( standar
produksi).46
Perencanaan standar produksi adalah standar mutu produk, mutlak dilakukan
oleh BP3L dalam hal perkebunan yang baik, ada beberapa hal yang menjadikan
langka penting yaitu sebagai berikut:47
a. Pasar luar negeri dan industri pengolaan di dalam negeri umumnya meminta kualitas
produk yang baik.
b. Kualitas produk yang baik tentu akan menghasilkan harga jual yang baik pula.
c. Pemerintah dalam rangka menjaga citra yang baik terhadap produk-produk tanaman
perkebunan di dunia Internasional, telah menentukan persyaratan atas mutu produk
yang diekspor.
Adanya prencanaan standarlisasi produksi juga memudahkan proses produksi
yang akan dilakukan. Artinya teknik pembudi daya, pemanenan, dan penanganan
pascapanen harus diarahkan ke pencapian kualitas produk yang telah direncanakan.
Perizinan, berdasarkan peraturan menteri pertanian nomor
26/pementan/ar.140/2/2007 tentang pedoman usaha izin perkebunan, izin usaha
perkebunan (IUP) adalah izin tertulis dari pejabat yang berwenang dan wajib dimiliki
oleh perusahaan yang melakukan usaha budi daya perkebunan serta terintegrasi
dengan usaha industri pengolahan hasil perkebunan. Luas lahan untuk usaha
perkebunan dikelompokan menjadi dua, yaitu luas lahan kurang dari 25 hektar dan
lahan 25 hektar atau lebih.
46
Ibid. Hlm. 53.
47
Usaha budi daya tanaman perkebunan yang luas lahanya kurang dari 25 hektar
harus didaftar oleh bupati/walikota. Pendaftaran usaha budi daya perkebunan, antara
lain meliputi keterangan identitas, domisili, pemilik, luas areal, jenis tanaman, asal
benih, tingkat produksi, dan lokasi kebun, usaha budi daya tanaman perkebunan yang
sudah didaftar nantinya akan diberikan surat tanda daftar usaha budi daya
perkebunan ( STD) oleh Bupati/Walikota atau Gubernur.
3. Membangun Merk yang Kuat
Merk adalah sebuah kesatuan nama, simbol, dan atribut-atribut lain yang
diharapkan bisa menjadi identitas dari sebuah produk atau usaha. Identitas yang
nantinya diharapkan dapat mewakili produk atau usaha tersebut secara keseluruhan,
dari mulai kualitas, harga, kinerja, sampai Brand Image yang ingin ditanamkan oleh
produk atau usaha tersebut kedalam benak masyarakat luas.48
Dalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Tentang Merek Tahun 2001 diberikan
suatu defenisi tentang merek yaitu: tanda yang berupa gambar, nama, kata,
huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur- unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau
jasa.49
Selain itu menurut H.M.N. Purwo Sujipto, memberikan rumusan bahwah,
‘’Merek adalah suatu tanda, dengan mana suatu benda tertentu dipribadikan,
sehingga dapat dibedakan dengan benda lain sejenis barang-barang itu memberikan
kepadanya hak untuk memakai suatu merek, yang dihasilkan atau diperdagangkan
seseorang atau kelompok orang atau badan hukum dengan barang yang sejenis yang
48
Pietra Sarosa, RFA, Usaha & Paduan Praktis dan Kompenhensif Mengembangkan usaha . Hlm. 74.
49
dihasilkan oleh barang atau jasa orang lain, memiliki daya pembeda maupun sebagai
jaminan atas mutunya dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.50
Dari pendapat- pendapat tersebut maupun dari peraturan merek itu sendiri,
secara umum penulis mengambil suatu kesimpulan bahwah yang diartikan dengan
perkataan merek adalah suatu tanda (sign) untuk membedakan barang-barang atau
jasa yang sejenis yang dihasilkan atau diperdagangkan seseorang atau kelompok
orang atau badan hukum dengan barang-barang atau jasa yang sejenis yang
dihasilkan oleh orang lain, yang memiliki daya pembeda maupun sebagai jaminan
atas mutunya dan digunakan dalam kegiatan perdagangan jasa. Pemakaian suatu
merek di masyarakat tersebut dianggap telah mempunyai daya pembedaan yang
cukup, justru melemahkan kekuatannya sebagai merek, kerena semua orang
menanamkan barangnya dengan merek tersebut sehingga kesan terhadap merek itu
menjadi tetap.
Pada umumnya persaingan adalah baik, sebab dapat mendorong pengusaha
untuk menambah hasil produksi, mutu kualitas barang mempelancar produksi dalam
dunia perdagangan yang pada akhirnya tidak hanya menguntungkan pengusaha atau
produsen, tetapi juga menguntungkan konsumen, masyarakat, bangsa dan Negara
dengan mengembangkan usaha untuk mempropagandakan barang-barang
produksinya untuk memperluas pasar tetapi juga untuk mengendalikan pasar.
Dalam hal ini bahwa sebagai Negara yang berdasarkan oleh hukum, dimana
ciri dari Negara hukum salah satu adalah adanya kepastian hukum maka sudah
sewajarnya Negera Indonesia mengusahakan kepastian hukum dalam hal
pendaftaran merek yaitu dengan mengganti sistem pendaftaran merek yang dianut
50
oleh undang-undang merek sebeb dengan sistem ini kepastian hukum akan lebih
terjamin oleh karena orang yang mereknya sudah didaftar tidak dapat diganggu
gugat lagi oleh orang lain dengan perkataan lain, orang yang telah mendaftarkan
mereknya tidak akan merasa was-was lagi terhadap tuntutan dari orang lain, sebab
dengan pendaftaran mereknya ia telah dilindungi oleh undang-undang, surat
permintaan pendaftaran merek tersebut harus harus ditanda tangani oleh pemilik
merek atau kuasanya jika permintaan pendaftran merek tersebut harus dicantumkan
semuanya dengan memilih salah satu alamat namun untuk penandatanganya
haruslah ditetapakan salah seorang dari mereka atau badan hukum tersebut dengan
melampirkan persetujuan tertulis dari orang-orang atau badan hukum tersebut dengan
melampirkan persetujuan tertulis dari orang-orang atau badan hukum yang lain yang
tidak ikut menandatangani tetapi jika permintaan pendaftran merek itu diajukan
melalui kuasanya, maka surat kuasa untuk itu harus ditandatangani oleh semua yang
berhak atas merek tersebut. Surat permohonan di atas juga dilengkapi dengan:
a. Surat peryataan bahwah merek yang dimintakan pendaftaran adalah miliknya.
b. Dua puluh helai etiket merek yang bersangkutan.
c. Tambahan berita Negara yang memuat akta pendirian badan hukum, apabila
permintaan pendaftaran merek diajukan melalui kuasa dan.
d. Surat kuasa apabila permintaan pendaftaran merek diajukan melalui kuasa dan.
e. Pembayaran seluruh biyaya dalam rangka permintaan pendaftaran merek, yang