• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 106 atas pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bangka Belitung - Repository Universitas Bangka Belitung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 106 atas pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bangka Belitung - Repository Universitas Bangka Belitung"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, Bank Syariah mengalami peningkatan yang cukup signifikan di

beberapa negara, termasuk Indonesia. Karena mayoritas penduduknya beragama

Islam, perbankan yang menggunakan hukum dan asas Islam mulai banyak

bermunculan di Indonesia. Bahkan bank-bank konvensional juga mulai mendirikan

unit usaha syariah sendiri agar dapat bersaing dalam menarik lebih banyak nasabah

yang tertarik dengan keunggulan perbankan syariah (Abadi, 2015). Dengan

berbagai keunggulan yang dimilikinya, Bank Syariah telah mampu membuktikan

bahwa sistem ini dapat mengatasi dampak krisis ekonomi seperti yang terjadi

beberapa tahun silam. Berbeda dengan bank-bank konvensional yang tidak dapat

bertahan dengan gejolak perekonomian yang terjadi pada masa itu. Hal inilah yang

menyebabkan perkembangan perbankan syariah cukup pesat di Indonesia meskipun

kehadirannya dalam dunia perbankan terbilang cukup baru.

Berdirinya Bank Syariah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia

dalam menggunakan jasa perbankan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan

hukum Islam. Sistem bagi hasil (nisbah) yang diterapkan Bank Syariah menarik

minat nasabah karena Bank Syariah tidak hanya berorientasi pada keuntungan

(profit), tetapi lebih mementingkan kesejahteraan masyarakat secara umum.

Sehingga perbankan syariah tidak menerapkan adanya bunga atau dikenal dengan

sistem anti riba. Dalam Nurhayati dan Wasilah (2014: 60) dikatakan MUI (Majelis

(2)

(interest) yang dikenakan dalam transaksi pinjaman (al-qardh) atau utang piutang

(al-dayn), baik yang dilakukan oleh lembaga keuangan, individu maupun lainnya

hukumnya adalah haram. Riba merupakan transaksi yang tidak adil dan

mengakibatkan peminjam jatuh miskin karena dieksploitasi, karena riba mengambil

harta orang lain tanpa imbalan (Nurhayati dan Wasilah, 2014: 65). Berbeda dengan

sistem keuangan pada Bank Syariah yang dinilai jujur dan terjamin kepercayaannya

karena berlandaskan prinsip-prinsip syariah. Dalam agama Islam sendiri khususnya

memang telah diatur sendiri pedoman mengenai transaksi atau perdagangan.

Aturan-aturan inilah yang menyebabkan adanya prinsip-prinsip syariah dalam

bertransaksi. Namun demikian, tidak hanya kalangan muslim yang memilih Bank

Syariah, bahkan kalangan nonmuslim pun banyak yang tertarik dengan pengelolaan

sistem keuangan berbasis syariah ini seperti yang dilansir oleh Republika.

Bank Syariah menawarkan beberapa produk pembiayaan yang

pengelolaannya sesuai dengan prinsip syariah dalam hal menyalurkan dana kepada

masyarakat. Produk-produk ini secara umum sama dengan pembiayaan yang ada di

bank konvensional, hanya saja sistem dan aturan-aturan yang digunakannya

berbeda. Produk-produk pembiayaan tersebut di antaranya adalah pembiayaan

murabahah, pembiayaan salam, pembiayaan istishna’, pembiayaan mudharabah,

dan pembiayaan musyarakah, dan ijarah. Mengingat terus bermunculannya Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia, khususnya Bangka Belitung,

saat ini pembiayaan musyarakah cukup menjadi perhatian nasabah untuk

mendapatkan sumber dana sebagai alternatif dari kredit yang disalurkan oleh

(3)

jenis, yaitu musyarakah permanen dan musyarakah menurun (musyarakah

mutanaqisha). Akad musyarakah dianggap lebih mampu menyejahterakan dan

memberikan ketenangan kepada nasabah karena merupakan akad kerjasama

(kemitraan) antara pemilik dan pengelola dana, tidak seperti bank konvensional

yang hubungan antara bank dan nasabahnya adalah antara kreditur dan debitur

(Husein, 2015).

Bank Syariah dikatakan baik kinerjanya jika menerapkan prinsip dan

aturan-aturan syariah yang sebenar-benarnya berdasarkan standar transaksi syariah

yang diterangkan dalam PSAK Syariah. Standar akuntansi musyarakah sendiri

diterangkan dalam PSAK 106. Keberadaan standar ini sangat dibutuhkan sebagai

pedoman akuntansi berkaitan dengan prinsip pembagian hasil usaha, pengakuan,

pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi musyarakah sehingga dapat

memudahkan penyusunan laporan keuangan serta menyeragamkannya dengan

Bank Syariah lainnya.

Berdasarkan PSAK 106, dalam transaksi musyarakah, keuntungan dibagi di

antara mereka sesuai kesepakatan, sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung

berdasarkan porsi kontribusi dana. Dalam musyarakah, dapat ditemukan aplikasi

ajaran Islam tentang ta’awun (gotong royong), ukhuwah (persaudaraan), dan

keadilan. Selain itu, keuntungan yang dibagikan kepada pemilik modal merupakan

keuntungan riil, bukan merupakan nilai nominal yang telah ditetapkan sebelumnya

seperti bunga/riba (Nurhayati dan Wasilah, 2014: 129). Dengan demikian, jelas

bahwa pembiayaan musyarakah yang ditawarkan Bank Syariah memiliki

(4)

memberatkan nasabah. Maka keberadaan PSAK 106 ini sangat penting sekali

karena dengan diterapkannya standar ini dalam proses pengelolaan pembiayaan

musyarakah, kesejahteraan nasabah akan terjamin selama nasabah tidak melanggar

aturan-aturan yang telah disepakati. Sebaliknya, jika PSAK 106 tidak diterapkan

sebagaimana mestinya, dengan kata lain masih sama dengan yang ada di bank

konvensional, maka pembiayaan musyarakah yang ditawarkan Bank Syariah ini

tidak akan memberikan banyak manfaat, bahkan cenderung akan menyalahi aturan

Islam.

Beberapa Bank Syariah mulai dikenal masyarakat Bangka Belitung.

Sebagian masyarakat sudah mulai beralih ke Bank Syariah karena kesadaran

mereka terhadap pentingnya penegakan hukum Islam. Tidak hanya kalangan

muslim, masyarakat nonmuslim pun banyak yang lebih memilih produk Bank

Syariah daripada bank konvensional. Namun tidak sedikit pula masyarakat yang

masih masih menganggap bahwa Bank Syariah sama saja dengan bank-bank

konvensional lainnya dikarenakan masih minimnya pengetahuan mereka akan

Bank Syariah.

PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bangka Belitung (BPRS Babel)

merupakan salah satu Bank Syariah yang dimiliki Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung dan disebut sebagai Bank Syariah dengan aset terbesar di seluruh

Indonesia (Bangka Pos, 2014). Bank ini juga merupakan Bank Syariah pertama

yang beroperasi di Bangka Belitung. Sehingga BPRS Babel menjadi Bank Syariah

(5)

sudah seharusnya BPRS Babel menerapkan prinsip-prinsip syariah dan standar

yang berlaku dalam sistem pengelolaannya.

Seperti Bank Syariah lainnya, BPRS Babel menawarkan beberapa produk

pembiayaan, salah satunya adalah pembiayaan musyarakah. Pembiayaan

musyarakah di BPRS Babel ini merupakan produk pembiayaan dengan jumlah

nasabah terbanyak setelah pembiayaan murabahah. Hal ini disebabkan pembiayaan

murabahah merupakan akad jual beli yang mana risikonya lebih kecil dibandingkan

dengan pembiayaan musyarakah.

Berkaitan dengan hal-hal tersebut, penulis bermaksud untuk meniliti,

mengkaji, dan menganalisis penerapan standar atas pembiayaan musyarakah yang

ada di BPRS Babel dengan mengambil judul “Analisis Penerapan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 106 atas Pembiayaan Musyarakah pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bangka Belitung”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah penerapan PSAK 106

atas pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bangka

Belitung?

1.3 Batasan Masalah

(6)

1. Masalah yang akan diteliti hanya pada perlakuan akuntansi pembiayaan

musyarakah yang meliputi prinsip pembagian hasil usaha, pengakuan,

pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi musyarakah.

2. Penelitian ini hanya menggunakan data yang diambil dari PT. Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah Bangka Belitung mengenai pembiayaan

musyarakah.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis kesesuaian

penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 106 dengan perlakuan

akuntansi pembiayaan musyarakah yang meliputi Prinsip Pembagian Hasil Usaha,

Pengakuan Transaksi Musyarakah, Pengukuran Transaksi Musyarakah, Penyajian

Transaksi Musyarakah, dan Pengungkapan Transaksi Musyarakah pada PT. Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah Bangka Belitung.

1.5 Kontribusi Penelitian

Suatu penelitian semestinya dapat memberikan manfaat, baik untuk diri

peneliti sendiri maupun pihak lain. Adapun manfaat yang diharapkan dari

penelitian ini dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut.

1. Kontribusi Teoritis

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat menambah wawasan

peneliti sendiri dan pembaca, khususnya para akademisi, berkaitan dengan

(7)

musyarakah. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat menjadi bahan referensi

untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Kontribusi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan

pertimbangan bagi PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bangka Belitung

dalam penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 106

terutama atas pembiayaan musyarakah pada bank tersebut sekaligus menjadi

acuan bagi Bank-bank Syariah lainnya.

3. Kontribusi Kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pembuat

kebijakan, dalam hal ini pembuat standar akuntansi keuangan syariah, untuk

menilai sejauh mana penerapan standar di lapangan serta mengembangkan

standar yang telah ada jika diperlukan.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan sangat diperlukan dalam penyusunan suatu karya

ilmiah agar terbentuk tulisan yang teratur dan terstruktur. Adapun sistematika

penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdapat uraian latar belakang masalah yang menjadi topik

penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

(8)

Dalam bab ini terdapat teori-teori yang akan digunakan sebagai acuan dasar

proses analisis, penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian, dan rerangka pemikiran yang menggambarkan alur berpikir dalam

penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian mengenai cara-cara atau teknik yang digunakan dalam

proses penelitian, meliputi metode penelitian, tempat dan waktu penelitian, jenis

data, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi pembahasan data yang diperoleh melalui metode

pengumpulan data, penjelasan data yang telah diolah, serta hasil analisis dan

interpretasinya.

BAB V PENUTUP

Bab ini memuat simpulan hasil penelitian yang dilakukan, keterbatasan,

serta memberikan saran atau rekomendasi yang diperlukan kepada pihak-pihak

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi dari pengalaman yang dialami tidak jarang para guru menemui ketidakmampuan siswa dalam berbicara karena seseorang pembicara khususnya dalam berpidato harus

“Guiding through the Fog: Does annual report readability reveal earnings management?”.Research in International Business and Finance38, 509-516.. “The market for lemons:

Untuk menganalisa data penelitian digunakan uji statistik Chi Square dengan program SPSS versi 21.00 dengan hasil uji yang menyatakan tidak ada pengaruh

Remove duplicate adjacent lines from sorted file1 , sending one copy of each line to file2 (or to standard output). Often used as

Upaya menumbuhkan sosio-emosional yang baik di lingkungan kelas, adalah menggunakan metode-metode pembelajaran yang menekankan siswa untuk sikap kerja sama antar

Interaksi tersebut dalam bidang budaya melahirkan sebuah akulturasi yakni sebagai suatu proses sosial yang terjadi apabila manusia dalam suatu masyarakat dengan kebudayaan

Kajian Hubungan Minat Baca Sastra dan Kemampuan Membaca Pemahaman terhadap Kemampuan Memproduksi Teks Narasi pada Siswa Kelas VII SMP PGRI Cibeureum Tahun

Proses peletisasi bertujuan untuk menghasilkan bahan bakar biomassa dengan volume yang secara signifikan lebih kecil dan densitas energi lebih tinggi, sehingga