• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN PENDEKATAN INSOURCING DAN OUTSOURCING PADA PERUSAHAAN ROBI PRIYADI (NRP P E / MB-IPB ANGKATAN E.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN PENDEKATAN INSOURCING DAN OUTSOURCING PADA PERUSAHAAN ROBI PRIYADI (NRP P E / MB-IPB ANGKATAN E."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN

PENDEKATAN INSOURCING DAN OUTSOURCING

PADA PERUSAHAAN

Oleh :

ROBI PRIYADI

(NRP P056134072.54E / MB-IPB ANGKATAN E.54)

Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN – PMB 561 (Dosen Pengasuh: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc (CS)

PROGRAM PASCASARJANA

MANAJEMEN DAN BISNIS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Persaingan bisnis antar perusahaan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini mendorong banyaknya perusahaan yang melakukan penyesuaian bisnis proses perusahaan sehingga dapat memenangkan persaingan dengan mengoptimalkan kegiatan operasional dan pelayanan. Banyak sekali operasional dalam perusahaan yang harus dilakukan dalam mewujudkan target dari perusahaan. Seorang manajer harus dapat mengambil keputusan dalam pengerjaan operasional suatu perusahaan. Manajer perlu memperhitungkan beberapa faktor dalam mengelola pengerjaan operasional perusahaan seperti faktor waktu, biaya, sumber daya manusia, dan lain sebagainya.

Sistem informasi adalah sistem buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-komponen manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data, menyimpan data, memproses data, dan menghasilkan informasi. Sebuah sistem informasi melayani dua fungsi penting dalam sebuah organisasi. Pertama, sistem informasi mencerminkan dan mengamati aksi-aksi dalam sistem operasi, yaitu dengan memproses, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi operasional. Kedua, sistem informasi mendukung kegiatan-kegiatan manajerial, termasuk pembuatan keputusan-keputusan manajemen.

Pemanfaatan sistem informasi dalam pengelolaan perusahaan saat ini merupakan kebutuhan penting. Sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi untuk mendukung operasi dan manajemen. Sistem informasi yang sering digunakan adalah interaksi antara orang, proses algoritmik, data dan teknologi. Pengertian ini tidak hanya merujuk pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi namun

(3)

juga untuk menggambarkan bagaimana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.

Perubahan sistem secara manual ke sistem yang terkomputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan organisasional. Penerapan sistem informasi di dalam suatu perusahaan memiliki faktor-faktor yang dapat menghambat atau faktor-faktor yang dapat melancarkan penerapan sistem informasi tersebut. Oleh karena itu, dampak utama dari teknologi informasi dimediasi oleh sejumlah faktor lain. Keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan pengembangan sistem informasi cukup menjadi salah satu indikator dari kinerja organisasi. Untuk membuat suatu sistem informasi, perusahaan perlu memperhitungkan banyak faktor yaitu besarnya biaya investasi, biaya pelatihan, penggunaan SDM, pemanfaatan hardware yang memadai, serta waktu manajemen.

Rekayasa perangkat lunak (software) dapat dilakukan dengan tiga metode pendekatan yaitu pendekatan secara insourcing, cooutsorcing, dan outsourcing. Pendekatan rekayasa perangkat lunak secara insourcing yaitu rekayasa perangkat lunak yang dilakukan atau dikerjakan sendiri oleh SDM yang ada di dalam perusahaan. Pendekatan rekayasa perangkat lunak secara cousorcing yaitu rekayasa perangkat lunak yang dilakukan bersama-sama melibatkan antara SDM yang ada di dalam perusahaan dengan vendor pelaksana pekerjaan yang ditunjuk. Pendekatan rekayasa perangkat lunak secara outsourcing yaitu rekayasa perangkat lunak yang dilakukan oleh vendor pelaksana pekerjaan yang ditunjuk.

Dalam melakukan pemilihan pendekatan yang digunakan untuk melakukan rekayasa perangkat lunak, setiap perusahaan secara selektif memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan internal perusahaan. Perusahaan harus menentukan pilihan dari ketiga pendekatan tersebut karena masing-masing metode memiliki kekurangan dan kelebihan sehingga perusahaan harus memutuskan pilihan yang sesuai dengan kebutuhan bisnisnya. Kesalahan dalam menentukan pilihan akan memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan bisnis perusahaan.

(4)

jika mereka memilih outsourcing. Bidang sistem informasi melintasi banyak teknologi kompleks, konsep keperilakuan yang abstrak, dan aplikasi khusus dalam bidang-bidang bisnis serta non-bisnis yang tidak terhitung jumlahnya. kerangka kerja konseptual, berguna untuk mengatur pengetahuan yang disajikan tentang hal-hal yang perlu diketahui mengenai sistem informasi manajemen untuk mendapatkan keuntungan. Sistem informasi harus dapat mendukung strategi bisnis organisasi, proses bisnis, struktur dan budaya organisasi dalam meningkatkan nilai bisnis dari organisasi khususnya dalam lingkungan bisnis yang dinamis.

Masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Pemilihan terhadap salah satu metode pengembangan sistem informasi tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya ketersediaan dana dan kemampuan tenaga kerja. Makalah ini akan menjelasakan bagaimana pengembangan sistem informasi dengan menggunakan insourcing dan outsourcing yang dilakukan oleh perusahaan.

1.2. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menguraikan kelebihan dan kekurangan pengembangan sistem informasi menggunakan pendekatan insourcing dan outsourcing.

(5)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

Sistem informasi merupakan sebuah sistem, baik terotomatisasi ataupun manual, yang terdiri dari manusia, mesin, dan atau metode yang diorganisasir untuk mengumpulkan, proses mengirimkan, menyebarkan data yang mewakili informasi. Sistem pada dasarnya memiliki tiga komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lain yaitu :

1. Input yang melibatkan capture dan perakitan berbagai elemen yang memasuki sistem untuk diproses.

2. Proses yang melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi output.

3. Output melibatkan pemindahan elemen yang telah diproses ke tujuan akhir.

Sistem informasi merupakan kombinasi dari user, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi (O’Brien, 2005). Dalam suatu organisasi sistem informasi digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama menggunakan peralatan fisik (hardware), tahapan dan instruksi pemrosesan informasi (software), jaringan komunikasi (network), dan data yang tersimpan (stored data).

Kadir dan Triwahyuni (2003) memperkenalkan beberapa pengertian teknologi informasi dari beberapa ahli sebagai berikut

1. Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas – tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi (Haag and Keen).

2. Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi computer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan

(6)

informasi, melainkan juga mencakup teknologi informasi untuk mengirimkan informasi.

3. Teknologi yang menggabungkan komputer dengan jalur komunikasi berkecapatan tinggi yang membawa data, suara dan video.

4. Teknologi informasi adalah teknologi pendukung dari sistem informasi (SI), yaitu sistem berbasis TI yang mengelola komponen-komponennya berupa

hardware, software, netware, dataware, dan brainware untuk melakukan

transformasi data menjadi informasi (O’Brien, 2009). 2.2. Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa.

Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan

untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah (Raymond McLeod Jr, 1996). Sedangkan menurut O’Brien, 2005 Sistem Informasi merupakan suatu tatanan yang terorganisasi dalam pengaturan sumber daya yang ada yang meliputi pengumpulan data lalu mengolahnya sehingga bias dengan mudah untuk dikonsumsi dan lebih mudah dalam hal penyebarannya. Lebih jauh yang meliputi sumber daya meliputi: manusia, hardware, software, data dan jaringan yang terdapat di dalamnya.

Menurut Robert A. Leitch, sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan -laporan yang diperlukan. Ada empat operasi dasar dari sistem informasi yaitu (1) mengumpulkan; (2) mengolah; (3) menyimpan; dan (4) menyebarkan informasi.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Tujuan umum dari SIM adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.

(7)

2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.

3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Sistem informasi manajemen (SIM) bukan sistem informasi keseluruhan, karena tidak semua informasi di dalam organisasi dapat dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang otomatis. Aspek utama dari sistem informasi akan selalu ada di luar sistem komputer. Prinsip utama perancangan SIM ialah SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama. Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam sub unit organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika.

2.3. Pengertian dan Ruang Lingkup Insourcing

In-sourcing adalah metode pengembangan sistem informasi yang hanya

melibatkan sumber daya di dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan. Sistem informasi mengenai operasi sistem pada pihak manajemen untuk memberikan pengarahan dan pemeliharaan sistem dalam hal ini pengendalian ketika sistem bertukar input dan output dengan lingkungannya.

Definisi lain menjelaskan bahwa in-sourcing merupakan pekerjaan yang dilakukan dengan memanfaatkan spesialis yang ada dalam perusahaan tersebut. Contohnya adalah usaha pengembangan ICT dalam perusahaan dengan membentuk divisi khusus yang berkompeten di bidangnya, seperti departemen EDP (Electronic Data Processing). Pendekatan in-sourcing dapat juga diartikan sebagai pendekatan umum di mana fasilitas eksekutif manajemen melihat ke fasilitas luar manajemen pelayanan perusahaan sebagai ahli proses. Penyedia layanan di luar dipekerjakan sebagai konsultan untuk mengukur operasi terhadap patokan komersial dan membuat rekomendasi untuk perbaikan. Staf internal kemudian mengimplementasikan rekomendasi.

(8)

2.4. Pengertian dan Ruang Lingkup Outsourcing

Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk strategi bisnis, tetapi merupakan penyebab dan penggerak yang sebenarnya. Peran utama aplikasi sistem informasi dalam bisnis adalah untuk memberikan dukungan yang efektif atas strategi perusahaan agar dapat memperoleh keunggulan kompetitif diluar perusahaan dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang terdapat didalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan dapat bertahan hidup dan berhasil dalam jangka panjang hanya jika perusahaan tersebut berhasil mengembangkan strategi tekanan kompetitif yang membentuk struktur persaingan dalam industrinya. Sumberdaya-sumberdaya yang terdapat diluar perusahaan yang diantaranya, sumber daya data calon pelanggan dan pelanggan, sumber daya data pemasok, sumber daya informasi, sumber daya data pesaing atau kompetitor, dan atau sumber daya lainnya yang terkait hubungannya dengan keunggulan perusahaan yang berada diluar perusahaan (outsource).

Outsourcing dapat berupa meminta pihak ketiga untuk melaksanakan proses

pengembangan sistem informasi termasuk pelaksana sistem informasi. Pihak perusahaan menyerahkan tugas pengembangan dan pelaksanaan serta

maintenance sistem kepada pihak ketiga. Menurut O’Brien dan Marakas (2006),

beberapa pertimbangan perusahaan untuk memilih strategi outsourcing sebagai alternatif dalam mengembangkan Sistem Informasi Sumberdaya Informasi diantaranya:

1. Biaya pengembangan sistem sangat tinggi.

2. Resiko tidak kembalinya investasi yang dilkukan sangat tinggi.

3. Ketidakpastian untuk mendapatkan sistem yang tepat sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

4. Faktor waktu/kecepatan.

5. Proses pembelajaran pelaksana sistem informasi membutuhkan jangka waktu yang cukup lama.

6. Tidak adanya jaminan loyalitas pekerja setelah bekerja cukup lama dan terampil.

(9)

Outsourcing atau contracting out merupakan penyerahan sebagian pekerjaan

kepada pihak ketiga yang dianggap kompeten, tetapi masih dalam lingkup organisasi. Tujuannya, agar organisasi dapat lebih berkonsentrasi kepada aktivitas inti bisnisnya dengan mepertimbangkan aspek investasi, resiko, dan efesiensi. Hal ini dilakukan untuk memperkecil biaya produksi atau untuk memusatkan perhatian kepada hal lain. Manfaat dari melakukan outsourcing, adalah penghematan biaya (cost saving), dan akses pemanfaatan pada sumber daya (resources) waktu dan infrastruktur mereka dengan lebih baik yang tidak dimiliki oleh perusahaan, mempersingkat waktu siklus pengiriman dan mengurangi biaya secara signifikan.

Melalui outsourcing, perusahaan dapat membeli sistem informasi berupa sotfware yang telah tersedia, yang telah dikembangkan oleh perusahaan

outsourcing. Perusahaan juga dapat meminta perusahaan outsource untuk

memodifikasi sistem yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan, kondisi perusahaan, dan pengembangan sistem informasinya yang benar-benar baru atau pengembangan dari dasar. Terdapat empat tipe dasar pengaturan outsourcing, yaitu :

1. General Outsourcing, terdiri dari tiga alternatif, yaitu :

a. Selective outsourcing, satu area aktifitas SI diberikan kepada pihak ketiga

misalnya operasional pusat basis data.

b. Value added outsourcing, beberapa area aktifitas SI diberikan kepada

pihak ketiga yang diharapkan dapat memberikan dukungan pada tim SI internal sehingga dapat meningkatkan efektifitas.

c. Cooperative outsourcing, beberapa aktifitas SI yang dipilih dilakukan oleh

pihak ketiga dan tim SI internal secara bersama-sama.

2. Transitional Outsourcing, untuk tipe ini, biasanya melibatkan migrasi dari satu

platform ke platform lainnya dengan 3 fase, yaitu :

a. Manajemen dari sistem lama. b. Transisi ke teknologi baru. c. Manajemen dari sistem baru.

(10)

3. Business Process Outsourcing, merupakan suatu hubungan outsourcing

dimana pihak ketiga bertanggungjawab dalam melaksanakan seluruh fungsi bisnis perusahaan. Biasanya dilakukan oleh pemerintah, jasa keuangan (bank dan perusahaan asuransi), transportasi dan perusahaan logistik.

4. Business Benefit Contracting, tipe ini mengacu pada kontrak perjanjian yang

menyebutkan bahwa pihak.

Outsourcing dapat berupa meminta pihak ketiga untuk melaksanakan proses

pengembangan sistem informasi termasuk pelaksana sistem informasi. Pihak perusahaan menyerahkan tugas pengembangan dan pelaksanaan serta

maintenance sistem kepada pihak ketiga. Menurut O’Brien dan Marakas (2006),

beberapa pertimbangan perusahaan untuk memilih strategi outsourcing sebagai alternatif dalam mengembangkan sistem snformasi antara lain sebagai berikut: 1. Biaya pengembangan sistem sangat tinggi.

2. Resiko tidak kembalinya investasi yang dilkukan sangat tinggi.

3. Ketidakpastian untuk mendapatkan sistem yang tepat sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

4. Faktor waktu/kecepatan.

5. Proses pembelajaran pelaksana sistem informasi membutuhkan jangka waktu yang cukup lama.

6. Tidak adanya jaminan loyalitas pekerja setelah bekerja cukup lama dan terampil.

(11)

III. PEMBAHASAN

Kelebihan dan kelemahan pengembangan sistem informasi dengan pendekatan insourcing dan outsourcing dapat dijelaskan sebagai berikut:

3.1. Pendekatan Insourcing

Kelebihan-kelebihan dari pemilihan pendekatan secara insourcing untuk pengembangan sistem informasi adalah sebagai berikut:

1. Sistem informasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan karena karyawan yang ditugaskan mengerti kebutuhan sistem dalam perusahaan.

2. Biaya pengembangannya relatif lebih rendah karena hanya melibatkan pihak perusahaan.

3. Sistem informasi yang dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan dapat segera melakukan perbaikan untuk menyempurnakan sistem tersebut.

4. Sistem informasi yang dibangun sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan dokumentasi yang disertakan lebih lengkap.

5. Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap sistem informasi karena proses pengembangannya dilakukan oleh karyawan perusahaan tersebut.

6. Adanya insentif tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab untuk mengembangkan sistem informasi perusahaan tersebut.

7. Lebih mudah melakukan pengawasan (security access) dan keamanan data lebih terjamin karena hanya melibatkan pihak perusahaan.

8. Sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan lebih mudah dan lebih baik terhadap sistem yang sudah ada.

Kekurangan-kekurangan dari pemilihan pendekatan secara insourcing untuk pengembangan sistem informasi adalah sebagai berikut:

(12)

1. Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi informasi.

2. Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien.

3. Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentperusahaan mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang teknologi yang digunakan kurang canggih (tidak up to date).

4. Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan.

5. Adanya demotivasi dari karyawan ditugaskan untuk mengembangkan sistem informasi karena bukan merupakan core competency pekerjaan mereka. 6. Kurangnya tenaga ahli di bidang sistem informasi dapat menyebabkan

kesalahan persepsi dalam pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri).

3.2. Pendekatan Outsourcing

Kelebihan-kelebihan dari pemilihan pendekatan secara outsourcing untuk pengembangan sistem informasi adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan konsentrasi penuh pada bisnis yang ditangani.

2. Penangan permasalahan mengenai hardware, software, dan maintenance sistem merupakan tanggung jawab pihak vendor.

3. Bisa lebih praktis dan waktu pengembangan sistem informasi relatif bisa dikotrol secara efektif dan efisisen karena dikerjakan sendiri dan bisa menyediakan SDM yang memiliki kompetensi yang sesuai.

4. Dapat menunjuk partner sesuai anggaran dan kebutuhan.

5. Memudahkan akses pada pasar global jika menggunakan vendor yang mempunyai reputasi baik.

6. Risiko ditanggung oleh pihak ketiga. Resiko kegagalan yang tinggi dan biaya teknologi yang semakin meningkat, akan lebih menguntungkan bagi perusahaan jika menyerahkan pengembangan sistem informasi kepada outsourcer agar tidak mengeluarkan investasi tambahan.

(13)

7. Biaya pengembangan sistem informasi dapat disesuaikan dengan anggaran dan kebutuhan perusahaan. Mahal atau murahnya biaya pengembangan sistem informasi tergantung jenis program yang dibeli.

8. Mengurangi resiko penghamburan investasi jika penggunaan sumber daya sistem informasi belum optimal. Jika hal ini terjadi maka perusahaan hanya menggunakan sumber daya sistem yang optimal pada saat-saat tertentu saja, sehingga sumber daya sistem informasi menjadi tidak dimanfaatkan pada waktu yang lainnya.

9. Dapat digunakan untuk meningkatkan kas dalam aset perusahaan karena tak perlu ada aset untuk teknologi informasi.

10.Memfasilitasi downsizing sehingga perusahaan tidak perlu memikirkan pengurangan pegawai.

Kekurangan-kekurangan dari pemilihan pendekatan secara outsourcing untuk pengembangan sistem informasi adalah sebagai berikut:

1. Kekhawatiran tentang keamanan sistem informasi karena adanya peluang penyalahgunaan sistem informasi oleh vendor, misalnya pembajakan atau pembocoran informasi perusahaan.

2. Ada peluang sistem informasi yang dikembangkan tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan dikarenakan vendor tidak memahami kebutuhan sistem dalam perusahaan tersebut.

3. Transfer knowledge terbatas karena pengembangan sistem informasi

sepenuhnya dilakukan oleh vendor.

4. Relatif sulit melakukan perbaikan dan pengembangan sistem informasi karena pengembangan perangkat lunak dilakukan oleh vendor, sedangkan perusahaan umumnya hanya terlibat sampai rancangan kebutuhan sistem.

5. Dapat terjadi ketergantungan kepada konsultan.

6. Manajemen perusahaan membutuhkan proses pembelajaran yang cukup lama dan perusahaan harus membayar lisensi program yang dibeli sehingga ada konsekuensi biaya tambahan yang dibayarkan.

7. Resiko tidak kembalinya investasi yang telah dikeluarkan apabila terjadi ketidakcocokan sistem informasi yang dikembangkan.

(14)

8. Mengurangi keunggulan kompetitif perusahaan. Mungkin saja pihak outsourcer tidak fokus dalam memberikan layanan karena pada saat yang bersamaan harus mengembangkan sistem informasi klien lainnya.

9. Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang di-outsource-kan. Jika aplikasinya adalah aplikasi kritikal yang harus segera ditangani jika terjadi gangguan, perusahaan akan menanggung resiko keterlambatan penanganan jika aplikasi ini di-outsource-kan karena kendali ada pada outsourcer yang harus dihubungi terlebih dahulu

10.Jika kekuatan menawar ada di outsourcer, perusahaan akan kehilangan banyak kendali dalam memutuskan sesuatu apalagi jika terjadi konflik diantaranya.

(15)

IV. SIMPULAN

Dari pembahasan mengenai dua pendekatan dalam pengembangan sistem informasi yaitu pendekatan secara insourcing dan outsourcing dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kedua pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing dan tidak dapat ditetapkan mana pendekatan yang lebih baik dan mana yang lebih buruk namun kebijakan dari perusahaan memilih pendekatan tergantung kondisi internal perusahaan.

2. Perusahaan mempertimbangkan dengan baik pemilihan alternative pendekatan untuk pengembangan sistem informasi. Ketidaktepatan dalam memilih alternatif akan menyebabkan investasi yang telah dilakukan serta waktu yang terpakai akan menjadi tidak efektif dan efisien.

(16)

V. DAFTAR PUSTAKA

O’Brien. J. 2005. Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi 12. Salemba Empat. Jakarta.

O’Brien, J.A. & Marakas, G.M. (2006). Introduction to Information Systems, 7th Ed., McGraw-Hill/Irwin. New York.

IT Governance Domain Practices and Competencies, 2005. Governance of Outsourcing, The IT Governance Institute

Jogiyanto, 2003. Sistem Teknologi Informasi (Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan). Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta.

Kadir, A. dan Triwahyuni, T. Ch. 2003. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Lotte, Luckhy. 2010. Perbandingan Implementasi Outsourcing, Insourcing dan Consourcing dan Dalam Pengembangan Sistem Informasi. Institut Pertanian Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun istilah insourcing adalah merupakan metode pendekatan dalam pengembangan sistem informasi dengan melibatkan sumber daya internal dari orgainisasi dengan

pengembangan dan inplementasi sistem informasi pada perusahaan Sebagai mana dijelaskan sebelummnya jika kurang berhati-hati dalam penerapan outsorcing dan insourcing

1) Biaya teknologi yang semakin meningkat dan akan lebih murah jika perusahaan tidak berinvestasi lagi tetapi menyerahkannya kepada pihak ketiga dalam bentuk

1) Sistem informasi memiliki peranan penting dalam proses bisnis perusahaan karena sistem informasi mendukung transaksi operasi bisnis perusahaan dalam menciptakan

Pelaksanaan alternatif ini pada dasarnya dipengaruhi oleh meningkatnya kegiatan suatu bisnis perusahaan dimana pada satu sisi perusahaan dihadapkan pada keterbatasan

Pendekatan berorientasi objek adalah teknik atau cara pendekatan dalam melihat permasalahan dan sistem seperti sistem perangkat lunak dan sistem informasi, pendekatan

Beberapa keuntungan ANN dibandingkan ARMA antara lain (i) bisa bekerja pada sistem yang tidak memiliki banyak jenis data (ii) distribusi dan stasioner data

Adapun metode yang digunakan untuk melakukan pembangunan perangkat lunak menggunakan model waterfall yang melakukan pendekatan secara aplikatif dan berurutan dalam