• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

34

BAB 3

OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Perusahaan

Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya. Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada 1938.

Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).

Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan industri batubara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan. Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batubara. Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”.

(2)

35 Perseroan senantiasa berusaha menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, mencakup azas transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness, secara seimbang dengan pembangunan nilai-nilai dan budaya perusahaan yang tertuang dalam rumusan kode etik serta budaya perusahaan.

Tujuan Penerapan GCG (Good Coorporate Governance) di Perseroan adalah:

a. Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, karyawan, pelanggan, mitra kerja, serta masyarakat dan lingkungan.

b. Mendorong dan mendukung pengembangan Perseroan. c. Mengelola sumber daya secara lebih amanah.

d. Mengelola risiko secara lebih baik.

e. Meningkatkan pertanggungjawaban kepada stakeholders.

f. Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan Perseroan. g. Memperbaiki budaya kerja Perseroan.

h. Meningkatkan citra Perseroan (image) menjadi semakin baik.

Pada tahun 2010 Perseroan melaksanakan beberapa upaya perbaikan tata laksana dan peningkatan kualitas penerapan GCG, diantaranya:

a. Perusahaan dibantu konsultan telah mengembangkan soft structure GCG yang baru, yaitu: Panduan Kerja Bagi Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual), GCG Code, Code of Conduct

b. Salah satu Soft Structure GCG adalah Code of Conduct yaitu Suatu Pedoman Perilaku bagi seluruh Jajaran Perseroan. Code of Conduct ini telah

(3)

36 disosialisasikan kepada seluruh Jajaran Perusahaan yang menjelaskan tentang:

1) Kebijakan tentang Benturan Kepentingan

2) Kebijakan tentang Larangan Pemberian dan Penerimaan Hadiah, Suap dan sejenisnya.

3) Kebijakan tentang Pengadaan Barang dan Jasa. 4) Tata Laksana Sistem Pelaporan Pelanggaran.

5) Pelaksanaan lembar kepatuhan terhadap Pedoman perilaku yang harus ditandatangani oleh setiap pegawai.

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

PT BUKIT ASAM Tbk (PTBA), berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan stakeholder terkemuka di kawasan Asia Tenggara, dan berlanjut ke manca Negara dengan penjualan energi kelas dunia yang peduli lingkungan, mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi korporasi dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi lingkungan.

3.1.3. Bidang Usaha

Bisnis utama dari PTBA adalah pertambangan batubara, dengan sektor bisnis pertambangan dan sub sektor pertambangan batubara. Selain pertambangan batubara, PTBA juga mempunyai usaha mengembangkan dan memproduksi briket batubara sebagai bahan bakar alternatif bagi industri kecil maupun menengah.

(4)

37 1. Unit Bisnis Pertambangan Batubara

a. UPT (Unit Pertambangan Tanjung Enim), berlokasi di Sumatera Selatan menerapkan teknologi tambang terbuka (open pit mining). Tambang yang beroperasi di UPT saat ini meliputi: Tambang Air Laya (TAL), Tambang Muara Tiga Besar Utara (MTBU), Tambang Muara Tiga Besar Selatan (MTBS), Klawas Tengah Utara (KTU) dan tambang Banko Barat.

b. Unit Pertambangan Ombilin (UPO) terletak di Sawah Lunto, Sumatera Barat yang menerapkan teknologi tambang terbuka (open pit mining) dan tambang dalam (underground). Lokasi tambang terbesar di: Kandi, Sapan Dalam, Sawah Rasau, Tanah Hitam, Sawah Luhung, Waringin, Sugar, dan Sigalut. Dengan semakin menipisnya cadangan batubara di Tambang Terbuka Ombilin sehingga tidak ekonomis lagi untuk di tambang maka pada tahun 2002 Perseroan menutup kegiatan tambang terbuka, selanjutnya dikembangkan saat ini adalah tambang dalam, dan untuk mendukung kegiatan pemasaran batubara, saat ini perseroan mengelola 1 (satu) pelabuhan dan 2 (dua) dermaga khusus batubara yaitu:

1) Pelabuhan Tarahan 2) Dermaga Kertapati 3) Dermaga Teluk Bayur

2. Unit Bisnis Briket

Dengan 3 (tiga) pabrik briket yang berlokasi di: Tanjung Enim – Sumatera Selatan, Natar – Lampung, dan Gresik – Jawa Timur. Kapasitas pabrik-pabrik tersebut mencapai 25.000 ton per tahun.

(5)

38 3.1.4. Struktur Organisasi

Perseroan menerapkan struktur organisasi yang dinamis, efisien dan efektif sesuai dengan perkembangan industri serta dalam rangka mencapai pertumbuhan kinerja yang optimal. Struktur organisasi yang mampu mengakomodir tuntutan pengembangan usaha harus disertai kemampuan untuk mengarahkan semua sistem yang terlibat di dalamnya agar bekerja lebih efisien, efektif dan produktif.

Struktur organisasi kami diformulasikan berdasarkan spesialisasi dan fungsi masing-masing anggota di dalam unit kerja perusahaan. Struktur ini mampu mengantisipasi kebutuhan organisasi yang lebih baik dan kinerja yang lebih efisien dalam mencapai target dan tujuan perusahaan.

Organ Perusahaan terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi yang masing-masing mempunyai peran penting dalam pelaksanaan GCG secara efektif. Organ Perseroan ini menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip bahwa masing-masing organ berdiri secara independen dan menjalankan tugas, fungsi dan tanggung-jawabnya semata-mata untuk kepentingan Perseroan.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan instansi tertinggi dalam Perseroan, wadah para pemegang saham untuk bertindak secara setara dalam mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan modal yang ditanam dalam Perseroan, namun tidak dapat mengintervensi keputusan operasional yang menjadi wewenang Dewan Komisaris dan Direksi.

Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum atau khusus, serta memberi nasihat kepada Direksi. Sedangkan Direksi merupakan Organ Perseroan yang berwenang dan

(6)

39 bertanggung-jawab penuh atas kepengurusan Perseroan sehari-hari dan bertindak semata-mata untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

Susunan Dewan Komisaris Perusahaan adalah sebagai berikut : Komisaris Utama : Patrialis Akbar

Komisaris : Robert Heri

Komisaris : Thamrin Sihite

Komisaris : Imam Apriyanto Putro

Komisaris Independen : Suranto Soemarsono Komisaris Independen : Abdul Latief Baky

Susunan Dewan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut :

Direktur Utama : Milawarma

Direktur Keuangan : Achmad Sudarto Direktur Pengembangan Usaha : Anung Dri Prasetya Direktur Operasi/Produksi : Heri Supriyanto Direktur SDM & Umum : Maizal Gazali

(7)

40 Bagan struktur organisasi perusahaan :

Sumber (www.ptba.co.id) Gambar 3.1. Struktur Perusahaan PTBA

(8)

41 3.2. Desain Penelitian

3.2.1. Desain Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah kualitatif, dimana penulis mengetahui secara jelas apa yang akan ia teliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan harga saham PTBA, dan memberikan sinyal buy, hold, sell. Sehingga dengan penelitian ini, dapat memberikan kesimpulan akan perkembangan harga saham terutama batubara yang ada di Indonesia untuk kita pelajari dalam berinvestasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diharapkan penelitian ini akan memberikan kesimpulan yang jelas terhadap PTBA, dan mengetahui kinerja dari perusahaan PTBA ini.

3.2.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah berupa data sekunder yang diperoleh dari chart nexus untuk mengambil harga saham PTBA periode Januari 2011-Januari 2013.

3.2.3. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Transaksi beli dilakukan jika ditemukannya indikasi bullish dalam indikator MA, RSI, atau BB. Apabila setelah membeli saham, ditemukan lagi indikasi bullish maka saham tersebut dapat dibeli lagi apabila memungkinkan.

(9)

42 2. Transaksi jual dilakukan apabila ditemukan indikasi bearish dalam

indikator MA, RSI dan BB.

Langkah yang digunakan adalah dengan menganalisis saham PTBA dengan grafik yang telah tersedia, dengan indikator-indikator yang dipakai untuk analisis saham PTBA.

3.2.4. Operasionalisasi Variabel

Variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut :

Variable Definisi

Indikator (symbol)

Price Merupakan harga saham PTBA pada hari N di

perdagangan di bursa

Rp

Lot Merupakan jumlah yang dibeli (1 lot = 500 lembar) Lembar

Fee buy Merupakan biaya untuk setiap transaksi beli sebesar 0,15% dari nilai beli

Rp

Fee sell Merupakan biaya untuk setiap transaksi jual sebesar 0,25% dari nilai jual

Rp

Gain Keuntungan dari transaksi buy dan sell Rp

Gambar

Tabel 3.1. Tabel Operasionalisasi Variabel

Referensi

Dokumen terkait

selain itu setiap transaksi yang terjadi di puskesmas mampu mengelola data inventory puskesmas.. sistem ini juga mampu berperan untuk menjembatani antara puskesmas

"Enya, kusabab manehna geus ngotoran tempat ieu, teu nurut kana dawuhan Gusti Alloh, ayeuna urang alungkeun ka luar." Omong sakadang Maung bari lung sakadang Peucang

Sejalan dengan poitik luar negri Jokowi dalam menetapkan kebijakan ekonomi-politiknya, setidaknya ada dua hal yang menarik.Kedua hal tersebut adalah poros maritim

tindaknya,yang menuntunnya ke arah kemuliaan atau insan kamil. Misalnya, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan menipu, jangan berzinah, jangan meminum-minuman keras dan

Ha : Electronic word of mouth memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand image Blue Bird pada followers akun resmi Blue Bird Group pasca insiden anarkis demo 22

Penyempurnaan fomulasi dengan penambahan baku selain vinasse yang mengandung kadar N dan atau dekomposer yang digunakan untuk meningkatkan kadar N total pupuk

Analisis Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Produksi Petani Peserta Program SL-PTT Padi Di Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir.. Rekomendasi Pemupukan N, P, dan

9 Uforia masyarakat menyambut BPJS dapat saja terjadi karena sejauh ini akses pelayanan kesehatan masih dirasa sulit, dengan adanya angina segar yang dihembuskan kebijakan BPJS