1. Beberapa Prinsip Umum Etika Bisnis
Prinsip Otonomi
Prinsip Kejujuran
Prinsip Keadilan
1. Prinsip Otonomi.
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk
bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri. Bertindak secara otonom mengandaikan adanya kebebasan mengambil keputusan dan bertindak menurut keputusan itu.
Otonomi juga mengandaikan adanya tanggung jawab. Dalam
dunia bisnis, tanggung jawab seseorang meliputi tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, pemilik perusahaan, konsumen, pemerintah, dan masyarakat.
2.Prinsip Kejujuran.
Prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-syarat perjanjian
atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan.
Prinsip ini paling problematik karena masih banyak pelaku
3. Prinsip Tidak Berbuat Jahat dan Berbuat Baik.
Prinsip ini mengarahkan agar kita secara aktif dan
maksimal berbuat baik atau menguntungkan orang lain, dan apabila hal itu tidak bisa dilakukan, kita minimal tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain atau mitra bisnis.
4. Prinsip Keadilan.
Prinsip ini menuntut agar kita memberikan apa yang
menjadi hak seseorang di mana prestasi dibalas dengan kontra prestasi yang sama nilainya.
5. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri.
Prinsip ini mengarahkan agar kita memperlakukan
Selain itu juga ada beberapa nilai – nilai etika bisnis yang dinilai oleh Adiwarman Karim, Presiden Direktur Karim Business Consulting, seharusnya jangan dilanggar, yaitu :
Kejujuran Banyak orang beranggapan bisnis merupakan
kegiatan tipu-menipu demi mendapat keuntungan. Ini jelas keliru. Sesungguhnya kejujuran merupakan salah satu kunci keberhasilan berbisnis. Bahkan, termasuk unsur penting untuk bertahan di tengah persaingan bisnis.
Keadilan - Perlakukan setiap orang sesuai haknya.
Rendah Hati - Jangan lakukan bisnis dengan kesombongan. Misalnya, dalam mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan produk bersaing, entah melalui gambar maupun tulisan. Pada akhirnya, konsumen memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian atas kredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi, tidak sedikit masyarakat yang percaya bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar terlalu sempurna, pada kenyataannya justru sering kali terbukti buruk.
Kecerdasan - Diperlukan kecerdasan atau kepandaian
untuk menjalankan strategi bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga menghasilkan keuntungan yang memadai. Dengan kecerdasan pula seorang pebisnis mampu mewaspadai dan menghindari berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan bisnisnya.
Lakukan dengan cara yang baik, lebih baik atau
2. Etos Bisnis
Etos Bisnis adalah Suatu kebiasaan atau budaya
moral menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain.
Inti etos ini adalah pembudayaan atau
pembiasaan penghayatan akan nilai, norma atau prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang sekaligus juga membedakannya dari perusahaan lain.
Berkembang tidaknya sebuah etos bisnis dalam
3. Relatifitas Moral dalam Bisnis
Menurut De George ada tiga pandangan yang umum dianut, yaitu:
1. Bahwa norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain.
2. Bahwa norma sendirilah yang paling benar dan tepat. 3. Immoralitas naif.
Menurut De George Prinsip yang paling pokok yang berlaku universal, khususnya dalam dunia bisnis, adalah prinsip integritas pribadi atau integritas moral.
4. Pendekatan Stakeholder
Pada umumnya ada dua kelompok Stakeholder, yaitu:
1. Kelompok Primer
Terdiri dari pemilik modal atau saham, kreditor,karyawan, pemasok, konsumen, penyalur, dan pesaing atau rekanan.
2. Kelompok Sekunder
Pertanyaan nya bagaimana menerapkan prinsip-prinsip
etika bisnis ini agar benar-benar dapat operasional?
Sonny juga menjelaskan, bahwa sesungguhnya banyak
perusahaan besar telah mengambil langkah yang tepat kearah penerapan prinsip-prinsip etika bisnis ini, kendati prinsip yang dianut bisa beragam.
Pertama-tama membangun apa yang dikenal sebagai
budaya perusahaan (corporate culture). Budaya perusahaan ini mula pertama dibangun atas dasar Visi atau filsafat bisnis pendiri suatu perusahaan sebagai penghayatan pribadi orang tersebut mengenai bisnis yang baik.
Visi ini kemudian diberlakukan bagi perusahaannya, yang
Maka terbangunlah sebuah etos bisnis, sebuah
kebiasaan yang ditanamkan kepada semua karyawan sejak diterima masuk dalam perusahaan, maupun secara terus menerus dievaluasi dalam konteks penyegaran di perusahaan tersebut.
Etos inilah yang menjadi jiwa yang menyatukan
sekaligus juga menyemangati seluruh karyawan untuk bersikap dan berpola perilaku yang kurang lebih sama berdasarkan prinsip yang dianut perusahaan.
Berkembang tidaknya sebuah etos bisnis
10 Prinsip di dalam menerapkan Etika
Bisnis yang positif :
1. Etika Bisnis itu dibangun berdasarkan etika pribadi.
Tidak ada perbedaan yang tegas antara etika bisnis
dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan etika bisnis berdasarkan moralitas dan nilai-nilai yang kita yakini sebagai kebenaran.
2. Etika Bisnis itu berdasarkan pada fairness.
Apakah kedua pihak yang melakukan negosiasi telah
3. Etika Bisnis itu membutuhkan integritas.
Integritas merujuk pada keutuhan pribadi,kepercayaan
dan konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan orang dengan hormat, jujur dan berintegritas. Mereka menepati janji dan melaksanakan komitmen.
4. Etika Bisnis itumembutuhkan kejujuran.
Bukan jamannya lagi bagi perusahaan untuk
5. Etika Bisnis itu harus dapat dipercayai.
Jika perusahaan Anda terbilang baru, sedang
tergoncang atau mengalami kerugian, maka secara etis Anda harus mengatakan dengan terbuka kepada klien atau stake-holder Anda.
6. Etika Bisnis itu membutuhkan perencanaan bisnis.
Sebuah perusahaan yang beretika dibangun di atas
realitas sekarang, visi atas masa depan dan perannya di dalam lingkungan. Etika bisnis tidak hidup di dalam ruang hampa.
Semakin jelas rencana sebuah perusahaan tentang
7. Etika Bisnis itu diterapkan secara internal dan eksternal.
Bisnis yang beretika memperlakukan setiap konsumen
dan karyawannya dengan bermartabat dan adil. Etika juga diterapkan di dalam ruang rapat direksi, ruang negosiasi, di dalam menepati janji, dalam memenuhi kewajiban terhadap karyawan, buruh, pemasok, pemodal dll. Singkatnya, ruang lingkup etika bisnis itu universal.
8. Etika Bisnis itu membutuhkan keuntungan.
Bisnis yang beretika adalah bisnis yang dikelola dengan
9. Etika Bisnis itu berdasarkan nilai.
Perusahaan yang beretika harus merumuskan
standar nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat
spesifik, tetapi berlaku secara umum. Etika
menyangkut norma, nilai dan harapan yang ideal.
Meski begitu, perumusannya harus jelas dan dapat
dilaksanakan dalam pekerjaan sehari-hari.
10. Etika Bisnis itu dimulai dari pimpinan.
Ada pepatah, “Pembusukan ikan dimulai dari
kepalanya.” Kepemimpinan sangat berpengaruh
terhadap corak lembaga. Perilaku seorang
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat
ini, etika bisnis merupakan sebuah harga yang tidak dapat ditawar lagi. Seorang konsumen yang tidakpuas, rata-rata akan mengeluh kepada 16 orang di sekitarnya.
Dalam zaman informasi seperti ini, baik-buruknya
Prinsip Umum Etika Bisnis
1. Prinsip etika bisnis sangat dipengaruhi sistem nilai dalam masyarakat,
2. Secara umum dalam bisnis sesungguhnya penerapan prinsip etika pada umumnya.
3. Prinsip Otonomi bahwa seseorang dituntut
memiliki sikap dan kemampuan untuk mengambil keputusan
4. Dalam bertindak berdasarkan kesadarannya
5. Bebas dalam melakukan tindakannya, dan Bertanggungjawab atas tindakannya.
7. menjunjung kejujuran, kunci keberhasilan dalam bisnis. Kejujuran relevan dengan memenuhi syarat-syarat perjanjian, Relevan dengan penawaran barang & jasa, dengan mutu dan harga
8. Prinsip Keadilan, agar setiap org diperlakukan secara sama sesuai dg aturan yg adil, rasional objektif dan dpt dipertanggungjawabkan.
9. Prinsip Saling Menguntungkan (mutual benefit principle)
Individu sebagai diffusion Etika Bisnis
1. Individu yang telah menyerap/mengerti etika
bisnis, yang diperoleh melalui proses belajar
(individual learning),
2. Individu memiliki :
kemampuan kesadaran etis,
berfikir secara etis, bertindak secara etis,
kepemimpinan secara etis.
3. Individu yang memiliki kharisma.
4. Individu yang memiliki kekuasaan, sepanjang