• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Melalui Teknik Observasi Kelas Untuk Peningkatan Kemampuan Guru Merancang Perangkat Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Mijen ebonagung Demak T2 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Melalui Teknik Observasi Kelas Untuk Peningkatan Kemampuan Guru Merancang Perangkat Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri Mijen ebonagung Demak T2 BAB II"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Supervisi Kelas

Supervisi merupakan segala sesuatu dari pejabat sekolah yang diangkat yang diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenaga pendidikan lain dalam perbaikan pengajaran, malihat stimulasi pertumbuhan profesional dan perkembangan dari para guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar, dan evaluasi pengajaran (Arikunto, 2004: 11). Dengan demikian supervisi juga diartikan sebagai kegiatan supervisor yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar. Supervisi pembelajaran dilakukan untuk mengawasi kegiatan sekolah dengan tujuan kegiatan pendidikan berjalan dengan baik. Namun dalam prakteknya lebih banyak bersifat kepengawasan untuk merekam apakah guru bekerja dengan baik. Karen akibatnya sering kali kesalahan guru yang lebih banyak dikemukakan.

Teknik observasi kelas merupakan teknik supervisi yang lebih bersifat mendalam dan

komprehensif karena supervisor benar-benar

(2)

metode guru dalam menyampaikan materi, penguasaan materi, penggunaan media dan alat-alat peraga, serta aspek-aspek penunjang tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Menurut Pidarta (2009: 88). Tujuan dari teknik observasi kelas yaitu: (1) Untuk mengetahui secara keseluruhan cara-cara guru mendidik dan mengajar, termasuk pribadi dan gaya mengajarnya. (2) Untuk mengetahui respon kelas atau para siswa

Beberapa hal yang perlu diketahui dalam teknik observsi kelas antara lain; (a) Waktu mengadakan supevisi ada tiga kemungkinan cara menentukan

waktu mengadakan supervisi, yaitu tidak

(3)

yang diamati supervisor dalam teknik observasi kelas adalah semua hal yang dilakukan oleh guru termasuk sikap, gaya mengajar, suara, cara mendidik, cara mengajar, dan semua sumber belajar yang dipakai dalam mengajar; (g) Tidak mengintervensi, supervisor tidak boleh mengintervensi terhadap guru dalam proses supervisi. Intervensi yang dimaksud adalah menanyakan sesuatu, menegur, memuji, member kode tertentu, dan sebagainya; (h) Ada pertemuan balikan, setelah pelaksanaan supervisi selesai diadakan pertemuan balikan yang dihadiri oleh supervisor dan guru yang bersangkutan di suatu tempat tertentu. Yang dibahas dalam pertemuan adalah hasil supervisi yang dicatat oleh supervisor dan penglaman mengajar yang baru saja dilakukan serta dirasakan oleh guru. Pertemuan ini akan memberikan hasil yang disepakati bersama oleh kedua belah pihak tentang hal-hal yang positif, yang sudah baik dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki; (i) Tindak lanjut, pertemuan balikan diakhiri dengan tindak lanjut dari supervisi yang baru saja dilakukan. Isi tindak lanjut pada umumnya kesepakatan untuk melaksanakan supervisi lagi pada waktu tertentu.

2.2 Perencanaan Program Supervisi

1. Konsep Perencanaan

Perencanaan program supervisi observasi kelas

(4)

pemantauan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

2. Manfaat Perencanaan Program Supervisi

Manfaat perencanaan program observasi kelas

adalah sebagai pedoman pelaksanaan dan

pengawasan akademik, untuk menyamakan

persepsi seluruh warga sekolah tentang program observasi kelas, dan penjamin penghematan serta keefektifan penggunaan sumber daya sekolah (tenaga, waktu dan biaya).

3. Prinsip-prinsip Perencanaan Program Supervisi Prinsip-prinsip perencanaan program observasi kelas adalah obyektif (data apa adanya), bertanggung jawab, berkelanjutan, didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan, dan didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah. 4. Ruang Lingkup Supervisi Kelas

Ruang lingkup supervisi meliputi: (1)Pelaksanaan KTSP; (2) Persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru. (3) Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya.

Peningkatan mutu pembelajaran melalui

(5)

secara aktif, kreatif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas dan dialogis; (3) peserta didik dapat membentuk karakter dan memiliki pola pikir serta kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang kreatif dan inovatif, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan memprediksi; (4) keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas pada materi yang diberikan oleh guru; (5) bertanggung

jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan

pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar siswa mampu: meningkat rasa ingin tahunya; mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan;

memahami perkembangan pengetahuan dengan

kemampuan mencari sumber informasi; mengolah

informasi menjadi pengetahuan; menggunakan

pengetahuan untuk menyelesaikan masalah;

mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain; dan; mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang wajar.

Observasi kelas juga mencakup buku

kurikulum, kegiatan belajar mengajar dan

(6)

tujuan meningkatkan mutu proses dan mutu hasil pembelajaran. Variabel yang mempengaruhi proses pembelajaran antara lain guru, siswa, kurikulum, alat dan buku pelajaran serta kondisi lingkungan dan fisik. Oleh sebab itu, fokus utama supervisi edukatif adalah usaha-usaha yang sifatnya memberikan kesempatan kepada guru untuk berkembang secara profesional sehingga mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu: memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.

Sasaran utama observasi kelas adalah

kemampuan-kemampuan guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat. Supervisi edukatif juga harus didukung oleh instrumen-instrumen yang sesuai.

2.3 Instrumen Supervisi Kelas

(7)

berupa format-format supervisi dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 2.1

Lembar Observasi Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Melakukan Supervisi

N

o Aspek Supervsi Nilai Ket 1 Pengembangan kurikulum

2 Pengorganisasian Pengajaran 3 Pemenuhan Fasilitas

4 Perencaan dan perolehan bahan ajar

5 Perencanaan dan implementasi dalam meningkatkan

pengalaman belajar dan unjuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran

6 Pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam proses belajar 7 Pengkoordinasian antara

kegiatan belajar mengajar dengan kegiatan lain yang diberikan oleh sekolah 8 Pengembangan hubungan

dengan masyarakat 9 Pelaksanaan evaluasi

pengajaran

Sumber: Data diolah 2014

Secara umum kegiatan supervisi dapat

(8)

diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut ini akan dibahas lebih mendalam mengenai supervisi akademik.

2.4

Prosedur Pelaksanaan Supervisi Kelas

Dalam pelaksanaan supervise kelas ini ada beberapa tahapan, antara lain sebagai berikut:

1. Persiapan

Persiapan dilakukan oleh supervisor yang terdiri dari: (a) Menentukan guru siapa yang akan disupervisi; (b) Materi yang diajarkan; (c) Menentukan tempat (di ruang kelas mana); (d) Aalat-Alat yang dipakai mencatat hasil supervisi; (e) Cara menentukan waktu supervisi.

2. Proses Supervisi

Begitu jam pelajaran dimluai guru dan supervisor masuk kelas. Guru memulai mengajar di depan kelas, dan supervisor duduk di belakang. Yang perlu diperhatikan dalam supevisi adalah: (a) Sikap supervisor; (b) Cara mengamati guru; (c) Hal-hal yang diamati; (d) Cara mencatat data; (e) Mengakhiri proses supervisi.

3. Pertemuan Balikan

(9)

adalah hasil supervisi yang dicatat olegh supervisor dan penglaman mengajar yang baru saja dilakukan serta dirasakan oleh guru. Pertemuan ini akan memberikan hasil yang disepakati bersama oleh kedua belah pihak tentang hal-hal yang positif, yang sudah baik dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki (Pidarta, 2009: 92).

4. Tindak lanjut

Pertemuan balikan diakhiri dengan tindak lanjut dari supervisi yang baru saja dilakukan. Isi tindak lanjut pada adalah kesepakatan untuk melaksanakan supervisi lagi pada waktu tertentu.

2.5

Potensi Guru

Potensi atau kemampuan adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Perangkat pembelajaran merupakan suatu perangkat yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran yang

berlangsung secara interaktif, inspiratif,

(10)

silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar KegiatanSiswa (LKS), modul.

2.6

Penelitian Yang Relevan

Pramita Surya Hasanah. 2014. Pelaksanaan Supervisi Observasi Kelas Kepala Sekolah Untuk meningkatkan Kinerja Guru di SMK Negeri 2 Surabaya. Hasil penelitian (1) Pelaksanaan supervisi dilakukan secara terjadwal sebanyak dua kali selama satu semester melalui teknik observasi kelas dengan mempersiapkan lembar observasi penilaian serta menghimbau guru untuk mempersiapkan perangkat mengajar; (2) Persepsi guru terhadap pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah mendapat tanggapan yang positif. Dengan persepsi dari berbagai faktor yang diterima

guru, mempengaruhi kinerja pada proses

pembelajaran; (3) Hambatan yang dialami kepala sekolah ini diperoleh dari guru dan dari kepala sekolah sendiri yaitu guru masih belum siap untuk disupervisi dan jadwal kepala sekolah yang padat.

(11)

Meningkatnya kinerja guru SD plus Al Firdaus Surakarta ternyata banyak dipengaruhi oleh peran Kepala Sekolah. 3) Asumsi bahwa administrasi menjadi beban bagi guru serta supervisi menjadi momok bagi guru dapat dikurangi melalui pendekatan dan motivasi oleh peran Kepala Sekolah.

Jurnal internasional berjudul TAFE head teachers: Discourse brokers at the managementteaching

interface oleh Black (2003: 8), Meadowbank College of

TAFE Northern Sydney Institute menyatakan bahwa kepala sekolah harus mempunyai strategi dalam memanajemen guru. Kepala sekolah merupakan kunci dalam pengelolaan tersebut. Banyak kegiatan guru dipengaruhi oleh supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kegiatan supervisi ini untuk meningkatkan kinerja guru dalam pendidikan. Supervisi ini mampu mempengaruhi kinerja guru secara berkelanjutan. Dijelaskan lebih dalam lagi mengenai pengelolaan guru dan staf, sarana dan prasarana, hubungan masyara- kat dengan sekolahan, pengelolaan kesiswaan dan kurikulum, hal tersebut dalam rangka pendayagu- naan sumberdaya secara optimal. Pada intinya adalah pada faktor utama dikelola dengan baik maka komponen-komponen yang lain akan terimbas juga. Dengan demikian apabila faktor semangat guru sudah termotifasi dengan baik maka semua yang berkaitan dengan tugas guru akan menghasilkan produk yang optimal.

(12)

teach in High schools of Zimbabwe oleh Mutandwa, Muropa and Gadzirayi (2007: 11) menjelaskan bahwa model supervisi merupakan upaya mengkolaborasikan atau mencampurkan model tutorial guru dan murid dalam pembelajaran. Metode ini banyak memfokuskan pada aktivitas diskusi. Perbedaannya terletak pada subjek yang melakukan supervisi, yaitu apabila dalam penelitian terdahulu yang melakukan supervisi adalah guru terhadap siswa, sedangkan pada penelitian ini adalah kepala sekolah terhadap guru. Persamaannya adalah penggunaan metode kualitatif dan pembahasan metode supervisi dengan cara hubungan kerja sama atau diskusi.

Mohammad Mustofa. 2012. Peran Kepala

Sekolah dalam Pelaksanaan Supervisi untuk

Meningkatkan Motivasi Kerja Guru di SMAN 2 Malang. Kesimpulan penelitian tentang peran kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi untuk meningkatkan motivasi kerja guru di SMA Negeri 2 Malang adalah: (1) teknik supervisi yang digunakan kepala sekolah untuk meningkatkan motivasi kerja guru di SMAN 2 Malang yaitu teknik supervisi observasi kelas, teknik supervisi pertemuan individu dan rapat guru; (2) faktor penunjang Kepala SMA Negeri 2 Malang melakukan supervisi adalah dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai kepala sekolah, menunjukkan

perhatian kepada guru, menimbulkan rasa

(13)

kegiatan mengajar dan memberikan solusi kepada

guru tersebut sehingga dapat membantu

meningkatkan kemampuan mengajar guru tersebut; (3) faktor-faktor penghambat yang dihadapi kepala

sekolah dalam pelaksanaan supervisi untuk

meningkatkan motivasi kerja guru di SMA Negeri 2 Malang, terutama adalah masalah waktu pertemuan untuk supervisi observasi kelas dan supervisi pertemuan individu dan (4) solusi yang digunakan oleh kepala sekolah dalam mengatasi faktor penghambat untuk meningkatkan motivasi kerja guru adalah dengan mengatur ulang jadwal supervisi observasi kelas dan supervisi pertemuan individu di hari lain, karena kedua supervisi tersebut wajib dilakukan.

(14)

2.7 Kerangka Pemikiran

(15)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Sumber: data diolah 2014

perencanaan supervisi observasi

kelas

Supervisi observasi kelas di SDN

Mijen 1 Kecamatan Kebonagung

Demak evaluasi

supervisi observasi kelas

pelaksanaan supervisi observasi

kelas

tindak lanjut lasil supervisi observasi

kelas

Kemampuan guru dalam

(16)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

P1/L berarti peserta tersebut Lulus Passing Grade sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor37 Tahun 2018 tentang Nilai

Tujuan dari Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah untuk member bekal dan pengalaman kepada mahasiswa praktikan agar menjadi calon pendidik yang professional

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yang digunakan untuk mengukur kinerja perspektif keuangan dengan menggunakan analisa rasio

Laporan digenerate secara otomatis melalui aplikasi SSCN Pengolahan Data, © 2018 Badan Kepegawaian Negara.. Barito

Praktik Pengalaman Lapangan adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif, jenis data kuantitatif, data yang dipergunakan bersumber pada data primer, dalam analisis data menggunakan analisa break

Reformasi Birokrasi Nomor 36 tahun 2018 tentang Kriteria Penetapan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil dan Pelaksanaan Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun

Praktikan secara nyata dapat melihat bagaimana PBM (proses belajar mengajar) itu terjadi, bagaimana cara guru mengajar, interaksinya dengan siswa dan mengetahui