BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pembelajaran
Makna kata pembelajaran secara garis besar dapat didefinisikan sebagai suatu proses interaksi antara
komponen-komponen sistem
pembelajaran dengan tujuan untuk mencapai suatu hasil belajar. Hal ini berarti bahwa pembelajaran adalah suatu proses transaksional (saling memberikan timbal balik) diantara
komponen-komponen sistem
pembelajaran, yakni pendidik, peserta didik, bahan ajar, media, alat, prosedur dan proses belajar guna mencapai suatu perubahan yang komprehensif pada diri peserta didik.
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Perubahan yang komprehensif tersebut berarti perubahan yang mendalam dan esensial pada perilaku, sikap, pengetahuan dan kemampuan pemaknaan pada peserta didik yang dapat berguna untuk menyelesaikan tugas/kewajiban-kewajiban dalam hidupnya, sehingga melalui sebuah
kegiatan pembelajaran yang
berkelanjutan, seluruh kebutuhan hidup peserta didik tersebut sebagai seorang insan manusia akan dapat terpenuhi.
belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Lebih lanjut Ruhiat (2012: 2) juga memberikan pengertian bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
2.2 Peningkatan Pembelajaran
Peningkatan berarti ada perubahan yang lebih baik. Jadi peningkatan pembelajaran adalah proses pencapaian suatu kegiatan belajar dengan hasil dan keuntungan yang besar tanpa harus mengurangi
mutu dan kualitas dari
suatupembelajaran. Jadi peningkatan di sini mempunyai arti berusaha secara optimal untuk hasil yang dicapai dalam
pembelajaran pada dampak
pengelolaan dana BOS di sekolah yang sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah direncanakan. Optimal erat kaitannya dengan kriteria untuk hasil yang diperoleh. Sebuah sekolah dapat dikatakan optimal apabila memperoleh hasil yang maksimal dengan kerugian yang minimal
Optimalisasi proses
tugas dan tanggung jawab seorang guru adalah mengelola proses belajar mengajar yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas belajar. Menurut Sumiati dan Asra (2009: 4) bahwa:
peran guru dalam pembelajaran
yang dapat membangkitkan
aktivitas siswa setidak-tidaknya menjalankan tugas utama yaitu: (a) merencanaan pembelajaran, yang terinci dalam empat sub kemampuan yaitu perumusan tujuan pembelajaran, penetapan materi pembelajaran, penetapan
kegiatan belajar mengajar,
penetapan metode dan media pembelajaran, penetapan alat
evaluasi. (b) pelaksanaan
pengajaran yang termasuk di
dalamnya adalah penilaian
pencapaian tujuan
pembelajaran. (c) mengevaluasi pembelajaran dimana evaluasi
ini merupakan salah satu
komponen pengukur derajat
keberhasilan pencapaian
tujuan, dan keefektifan proses
pembelajaran yang
Menurut Stone (2009: 7) umpan balik mempunyai fungsi untuk membantu siswa memelihara minat
dan antusias siswa dalam
melaksanakan tugas belajar. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, serta pemberian sikap dan kepercayaan kepada peserta didik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik dapat berjalan dengan baik.
prasarana tersebut bisa dilengkapi secara maksimal dengan tersedianya dana yang dianggarkan oleh sekolah, dalam hal ini salah satunya adalah dana BOS. Agar pelaksanaan proses belajar mengajar dapat berlangsung lebih optimal, maka sebaiknya guru memiliki dan menggunakan beberapa trik dalam strategi mengajar yang
disarankan untuk dapat
diimplementasikan oleh guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Strategi yang dapat digunakan guru
sehingga proses dan hasil
pembelajaran dapat lebih optimal yaitu:
a. Menggunakan alat peraga yang berwujud benda nyata, membantu anak untuk memahami suatu konsep. Penggunaan alat peraga dengan berbagai cara, observasi terhadap alat peraga dan melihat reaksi yang terjadi pada alat peraga
mengembangkan daya fikir, nalar sekaligus melatih keterampilan fisiknya.
b. Memperkenalkan kegiatan yang layak dan menarik. Lakukanlah kegiatan yang menarik sesuai
keinginan siswa. Jangan
memaksakan suatu kegiatan dan berikanlah kebebasan kepada siswa untuk menolak atau menerima saran-saran yang diajukan. Proses belajar akan berjalan baik bila siswa terlibat secara langsung.
c. Menciptakan
pertanyaan-pertanyaan, masalah-masalah dan pemecahannya. Metode
pembelajaran saat ini sudah mulai
diarahkan pada kemampuan
memecahkan permasalahan. Tetapi jarang diterapkan pentingnya perumusan masalah dan penciptaan
pertanyaan permasalahan.
perumusan masalah akan melatih
siswa untuk mengenali
permasalahan yang timbul
disekelilingnya dan berusaha untuk memecahkan masalah yang ada. Konstruksi pertanyaan dan permasalahan merupakan bagian paling penting dan kreatif yang diabaikan dalam pendidikan ilmu pengetahuan.
bertanggung jawab atasnya. Hal ini akhirnya memupuk ekuilibrasi, konstruktif dan membuat para siswa lebih cerdas dan termotivasi untuk terus belajar dibandingkan dengan belajar untuk jawaban benar saja.
e. Menganjurkan siswa berpikir dengan cara mereka sendiri. Ada kalanya siswa membandingkan hal
yang salah namun mereka
hendaknya tetap dianjurkan untuk berpikir dengan cara mereka sendiri. Sebagian intuisi mereka mungkin ada yang salah dan ada juga yang benar. Yang perlu dilakukan ialah menelusuri ide yang
mereka miliki dan
mengkoordinasikannya agar para siswa terbiasa dengan proses berpikir itu sendiri.
untuk mengungkapkan pengetahuan
awal siswa. Hal ini akan
mampermudah proses pembelajaran karena guru telah terlebih dulu mengetahui apa yang sudah ketahui oleh siswa sehingga dengan mudah guru dapat menyampaikan materi yang baru.
Optimalisasi pembelajaran di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak dapat tercapai dengan baik apabila guru
menerapkan strategi dalam
pembelajaran dengan diimbangi ketersediaan sarana prasarana yang lengkap yang dapat mendukung keberhasilan tujuan yang sudah
direncanakan oleh sekolah.
Peningkatan kualitas guru melalui pelatihan, KKG dll. Ketersediaan sarana prasarana pembelajaran yang lengkap, serta pemberian jam
tambahan dalam kegiatan
pembelajaran. Hal tersebut
memerlukan pendanaan yang bisa dikeluarkan dari dana BOS yang diterima oleh Sekolah, sehingga peningkatan kualitas pembelajaran dapat dicapai apabila aspek tersebut juga dapat terpenuhi.
2.3
Pengelolaan / Manajemen
bersama orang lain atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Pada satu pihak
ada yang tetap cenderung
menggunakan istilah manajemen, sehingga dikenal dengan istilah manajemen pendidikan. Di lain pihak, tidak sedikit pula yang menggunakan istilah administrasi sehingga dikenal istilah adminitrasi pendidikan. Dalam studi ini, penulis cenderung untuk mengidentikkan keduanya, sehingga kedua istilah ini dapat digunakan dengan makna yang sama.
fasilitas untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal dan menciptakan suasana yang baik bagi manusia, yang turut serta dalam pencapaian tujuan pendidikan yang disepakati. Manajemen pendidikan pada dasarnya adalah suatu media belaka untuk mencapai tujuan pendidikan secara produktif yaitu efektif dan efisien. Berdasarkan pendapat Engkoswara di atas dengan
lebih memperhatikan aspek
manajemen pendidikan maka
diharapkan tujuan pendidikan atau target program pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
administrasi pendidikan segenap usaha orang-orang yang terlibat di dalam proses pencapaian tujuan pendidikan itu terintegrasi, diorganisasi dan dikoordinasi secara efektif, dan semua materi yang diperlukan dan yang telah ada dimanfaatkan secara efesien (Purwanto, 2006: 3-4). Suryosubroto (2004: 26-27) mendefinisikan manajemen pendidikan sebagai semua bentuk usaha bersama untuk mencapai tujuan pendidikan itu dengan merancang, mengadakan, dan
memanfaatkan sumber-sumber
(manusia, uang, peralatan, dan waktu).
Berdasarkan beberapa
pengertian di atas dapat dikatakan
bahwa manajemen pendidikan
merupakan faktor utama dalam penyelenggaraan pendidikan, karena manajemen pendidikan merupakan suatu usaha bersama yang dilakukan
untuk mendayagunakan semua
bahan dan peralatan serta metode untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Jadi dalam manajemen pendidikan terkandung unsur-unsur (a) tujuan yang akan dicapai, (b) adanya proses kegiatan bersama, (c) adanya pemanfaatan sumber daya, dan (d) adanya kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan terhadap sumber daya yang ada.
2.3.1 Tahapan Pengelolaan (Managemen)
Dalam sebuah organisasi, manajemen adalah suatu hal yang jelas tak terpisahkan, karena sebuah organisasi yang tidak dimanage dengan baik akan mengalami kesulitan dalam proses pelaksanaan tugas organisasi tersebut. Menurut Daft dan steers (dalam Syaiful Sagala, 2007: 52) bahwa salah satu bagian penting dalam manajemen adalah proses planning, organizing, actuating dan
controlling untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses tersebut merupakan kesatuan utuh dari proses manajemen yang saling terintegrasi satu sama lain dimana masing-masing tahap memiliki fungsi masing-masing yang akan mempengaruhi tahapan yang lain.
oleh tahapan ini, dalam merencanakan suatu program dibutuhkan ketelitian yang tinggi karena kita harus memprediksikan dan mempersiapkan apa saja yang harus dilakukan pada langkah-langkah selanjut- nya, ingat; jika kita gagal dalam merencanakan, itu sama saja kita merencanakan kegagalan, pada tahap inilah kita
memerlukan analisis
SWOT (strength, weakness, opportunity dan treat). Strength
adalah kekuatan, maksudnya adalah apa saja kekuatan yang dimiliki oleh suatu organisasi yang dapat dimanfaatkan dalam proses manajemen organisasi tersebut, kita harus mampu sebisa mungkin memanfaatkan kekuatan atau
kelebihan tersebut untuk
meminimalisir kekurangan yang kita
miliki. Weakness artinya
apa saja yang mungkin menjadi titik lemah suatu organisasi dalam menjalankan proses manajemen, hal ini harus sebisa mungkin kita antisipasi. Opportunity maksudnya peluang, dimana kita harus jeli dalam melihat aspek-aspek yang
memiliki potensi untuk
dimanfaatkan dalam menjalankan proses manajemen, sekecil apapun potensi tersebut. Terakhir adalah
treat, maksudnya adalah ancaman, kita harus mampu mendeteksi hal-hal apa saja yang mungkin akan menghambat proses manajemen sehingga kita mampu untuk sebisa mungkin menghindarinya.
2. Organizing adalah tahap dimana
seseorang melakukan
harus mampu menyesuaikan tugas, wewenang dan tanggung jawab tersebut dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki setiap orang dalam organisasi agar proses pelaksanaan manajemen dapat berjalan dengan baik, karena jika menyerahkan tugas dan tanggung jawab pada seseorang yang bukan ahlinya, tunggulah kehancurannya.
3. Actuating Pada tahapan inilah setiap
orang dalam organisasi
melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing dalam pelaksanaan manajemen organisasi. Dalam tahapan ini, diperlukan komitmen yang tinggi
oleh setiap orang dalam
sehingga kegagalan satu orang akan mempengaruhi yang lain.
4. Controlling adalah tahapan dimana seorang pemimpin dalam organisasi melakukan pengawasan atas kinerja atau proses actuating masing-masing anggota dalam menjalankan tugas dan wewenangnya masing-masing, proses controlling dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: (a)
Direct Controlling, dimana pemimpin organisasi mengawasi dan melihat langsung kinerja dari setiap anggota dalam menjalankan tugas dan wewenangnya masing-masing. (b)
Indirect Controlling, dimana
pemimpin tidak langsung
bawah garis instruktifnya masing-masing dalam struktur organisasi tersebut.
2.3.2 Tata Cara Pelaksanaan BOS
Pelaksanaan dana bantuan oprasional sekolah SD/SMP baik negeri maupun swasta mengalami perubahan dibandingkan tahun 2010. Dana BOS kali ini langsung ditransfer ke Kas
Umum Daerah dan mekanisme
sementara untuk sekolah negeri ditransfer dari belanja langsung yang terurai dalam tiga jenis belanja, yaitu belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Tata cara penyalurannya diatur melalui surat edaran bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan Nasional, sedangkan petunjuk pelaksanaannya diatur dengan Permendiknas No. 37 Tahun 2010.
Berdasarkan uraian tersebut bisa
dikatakan bahwa tata cara
karena mengulur waktu 1 tahap sementara pihak sekolah sudah
menunggu dan membutuhkan
pencairan dana.
2.3.3 Prinsip Dasar BOS
Dana BOS pada prinsipnya agar bisa disalurkan kepada sekolah lebib efektif dan efisien, dan pengelolaannya menjadi wewenang masing-masing sekolah dengan pengawasan pihak Tim BOS kabupaten/kota. Dalam buku panduan BOS (2010:2) Prinsip dasar dana BOS adalah sebagai berikut:
(1) Pengalihan mekanisme
penyaluran Dana BOS tidak mengubah prinsip dasar pengelolaan Dana BOS di
sekolah. (2) BOS tidak
terlambat disalurkan ke
sekolah setiap Triwulannya. (3) Penyaluran dana BOS dalam bentuk uang tunai
(tidak dalam bentuk
barang), tepat jumlah, dan
tepat sasaran. (4) BOS
tidak digunakan untuk
Petunjuk
pelaksanaan/penggunaan
tetap berpedoman pada
Panduan Kemendiknas. (5) Penyaluran Dana BOS ke
Sekolah tidak perlu
menunggu pengesahan
APBD. (6) Disamping
menyediakan BOSDA
(Bantuan Operasional
Sekolah di Daerah),
Kab./Kota harus
menyediakan dana untuk
manajemen Tim BOS
Kab./Kota (termasuk
monitoring dan evaluasi) (7)
Kewenangan mengelola
dana BOS tetap berada di sekolah (prinsip Manajemen Berbasis Sekolah).
2.3.4 Penggunaan Dana BOS
Berdasarkan buku petunjuk teknis penggunaan dana BOS tahun 2011, ketentuan sekolah Penggunaan Dana BOS, antara lain:
dan untuk SMP sebanyak 2 buku yaitu (1) Penjaskes dan (2) Seni Budaya dan ketrampilan.
2. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru yaitu biaya pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran ulang, pembuatan spanduk sekolah, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut.
3. Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran pengayaan, pemantapan persiapan ujian, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan sejenisnya (misalnya untuk honor jam mengajar tambahan di luar jam pelajaran, biaya transportasi dan akomodasi
mengikuti lomba, fotocopy, membeli alat olah raga, alat kesenian dan biaya pendaftaran mengikuti lomba).
4. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa (misalnya untuk fotocopi/ penggandaan soal, honor koreksi ujian dan honor guru dalam rangka penyusunan rapor siswa).
5. Pembelian bahan-bahan habis pakai seperti buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran/majalah pendidikan, minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah, serta pengadaan suku cadang alat kantor.
internet, termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar sekolah. Khusus di sekolah yang tidak ada jaringan listrik, dan jika sekolah tersebut memerlukan listrik untuk proses belajar mengajar di sekolah, maka diperkenankan untuk membeli genset.
7. Pembiayaan perawatan sekolah, yaitu pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler, perbaikan sanitasi sekolah, perbaikan lantai ubin/keramik dan perawatan fasilitas sekolah lainnya.
9. Pengembangan profesi guru seperti
pelatihan, KKG/MGMP dan
KKKS/MKKS. Khusus untuk
sekolah yang memperoleh
hibah/block grant pengembangan KKG/MGMP atau sejenisnya pada tahun anggaran yang sama tidak diperkenankan menggunakan dana BOS untuk peruntukan yang sama.
10. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah. Jika dinilai lebih ekonomis, dapat juga untuk membeli alat transportasi sederhana yang akan menjadi barang inventaris sekolah (misalnya sepeda, perahu penyeberangan, dll).
rangka penyusunan laporan BOS dan biaya transportasi dalam rangka mengambil dana BOS di Bank.
12. Pembelian komputer (desktop/work station) dan printer untuk kegiatan belajar siswa, masing-masing maksimum 1 unit dalam satu tahun anggaran.
13. Bila seluruh komponen 1 s.d 12 di atas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, mesin ketik dan mebeler sekolah dan peralatan untuk UKS.
Berdasarkan uraian mengenai penggunaan dana BOS, maka dana
BOS penggunaannya menjadi
2.3.5 Mekanisme Penggunaan BOS
Penetapan alokasi dana BOS dilaksanakan sebagai berikut:
1. Tim Manajemen BOS
Kabupaten/Kota dengan koordinasi Tim Manajemen BOS Provinsi menyerahkan data jumlah siswa tiap sekolah kepada Kementerian Pendidikan Nasional.
2. Atas dasar data jumlah siswa tiap sekolah, Kementerian Pendidikan Nasional membuat alokasi dana BOS tiap kabupaten/kota, untuk selanjutnya dikirim ke Kementerian Keuangan;
3. Kementerian Keuangan menetapkan alokasi anggaran sementara per kabupaten/kota melalui Peraturan Menteri Keuangan.
4. Alokasi prognosa definitif BOS akan ditetapkan, setelah Kementerian
Keuangan menerima data
sekolah dan jumlah siswa tahun ajaran baru (2011-2012) dari Kementerian Pendidikan Nasional.
5. Alokasi dana BOS per sekolah negeri ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, sedangkan alokasi per sekolah swasta ditetapkan oleh pemerintah daerah (melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) atas usulan Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota
berdasarkan data jumlah siswa.
media pembelajaran, Pembelian buku pelajaran dan buku referensi, Pembiayaan kegiatan kesiswaan: program pengayaan, karya ilmiah remaja, olah raga dan kesenian Pemberian dana BOS pada sekolah negeri merupakan langkah yang baik karena sekolah negeri dituntut memiliki image yang baik dan bermutu.
Berdasarkan uraian di atas maka
Mekanisme yang baik pada
2.3.6 Tujuan dari Program BOS
Dalam buku panduan BOS (2010:28-29) Tujuan program BOS adalah:
1. Menggratiskan seluruh siswa miskin di tingkat pendidikan dasar dari beban biaya operasional sekolah, baik di sekolah negeri maupun sekolah swasta.
2. Menggratiskan seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri terhadap biaya operasional sekolah, kecuali pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).
3. Meringankan beban biaya
Sekolah program kejar Paket A dan B serta SMP terbuka tidak termasuk dalam sasaran dari PKPS-BBM (Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak) bidang pendidikan, karena hampir semua komponen dari ketiga program tersebut dibiayai oleh pemerintah (Santoso, 2007: 20). Madrasah Diniyah juga tidak berhak memperoleh BOS, karena siswanya telah terdaftar di sekolah reguler yang telah menerima BOS.
4. Membebaskan seluruh siswa SD/MI negeri dan SMP/MTs negeri terhadap biaya operasional sekolah, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI).
6. Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa SD/MI dan SMP/MTs swasta.
Berdasarkan uraian tujuan dana BOS tersebut bisa dikatakan bahwa target utama dari program dana BOS adalah pemberian fasilitas pada siswa untuk memperoleh pendidikan wajib belajar secara layak dan merata.
2.4
Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: Penelitian Abdurrahman (2010). Pengelolaan Dana BOS Guna Pemberdayaan pembelajaran di SDN 1 Purworejo Tahun ajaran 2008/2009.
profesional. Dana BOS mampu memfasilitasi anggaran pendidikan siswa tanpa harus memungut biaya pada wali siswa, sehingga menjadi hal menonjol dan menarik dengan motto
“Sekolah Gratis”. Hal ini berdampak
positif pada jumlah siswa yang mencukupi target baik secara kuantitas maupun kualitas.
ditingkatkan dan serta realisasi pencairan dana BOS yang dilakukan tiap triwulan dan pencairannya diawal bulan harus dapat terwujud, Hal ini dimaksudkan agar efektif. Agar sasaran BOS tercapai secara efektif yaitu memberikan akses bagi siswa keluarga miskin maupun siswa keluarga tidak
mampu mendapatkan layanan
pendidikan dasar yang bermutu, sudah seharusnya untuk melakukan seleksi secara transparan bagi siswa
miskin/tidak mampu dengan
membentuk tim kecil yang melakukan tugas melakukan pengecekan kondisi siswa yang sebenarnya di lapangan disamping berdasarkan surat keterangan dari Kepala Kelurahan.
(BOS) di SD Negeri 01 Muara Pawan
Kabupaten Ketapang telah
dilaksanakan sesuai dengan
mekanisme yang tertuang di dalam buku panduan BOS yang meliputi unsur perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi, serta pelaporan dana BOS.
2.5
Kerangka Berpikir
pembelajaran diperlukan alokasi dana dari sekolah yang cukup. Dalam hal ini, maka diperlukan anggaran dana BOS dari pihak sekolah untuk kedua komponen tersebut sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
Setelah sampai pada tahap pengaplikasian dana BOS, maka pihak sekolah maupun komite perlu meng-control kembali guna menyesuaikan apakah pengeluaran dana BOS sesuai dengan rencana awal ataukah terjadi penyimpangan, dan juga untuk mengetahui kendala serta upaya untuk mengatasi kendala penggunaan dana BOS. Dengan adanya controlling ini
pihak sekolah mengetahui
Peneliti sebagai instrumen utama penelitian sekaligus pengumpul data. Instrumen selain yang dapat
digunakan seperti pedoman
Gambar 2.1
Pengelolaan Dana BOS
Sumber: data diolah, 2014
Faktor pendukung Faktor penghambat
Alokasi dana
BOS Pelatihan guru dan perlengkapan
sarpras Dana BOS