• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri 2 Kalimanggis Kecamatan Kaloran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri 2 Kalimanggis Kecamatan Kaloran"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Awal

4.1.1 Kegiatan Supervisi

Kepala SD Negeri 2 Kalimanggis sudah menyusun program supervisi setiap tahunnya. Namun dalam pelaksanaannya kadang tidak sesuai dengan rencana yang sudah disusun, hal itu dikarenakan berbagai tugas yang harus dikerjakan oleh kepala sekolah yang sifatnya insidentil dan bersifat urgen. Hal itu dibuktikan dengan dokumen yang ada di sekolah dalam semester genap tahun pelajaran 2014/2015 supervisi terhadap perangkat pembelajaran dilaksanakan terhadap lima orang guru, sedangkan supervisi kunjungan kelas belum terlaksana. Hal ini yang menjadi salah satu pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian tentang supervisi kunjungan kelas di SD Negeri 2 Kalimanggis, dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas kunjungan kelas guna meningkatkan kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran.

4.1.2 Kinerja Guru

(2)

46 faktor lainnya. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara kepala sekolah serta dokumen-dokumen sekolah yang berhubungan dengan kinerja guru, diantaranya adalah dokumen RPP yang digunakan guru, hasil supervisi yang dilakukan kepala sekolah, administrasi kelengkapan pembelajaran, hasil PKG, SKP Guru, presensi guru, dan buku pembinaan karyawan.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

4.2.1 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian tindakan ini dilakukan di SD Negeri 2 Kalimanggis, Kecamatan Kaloran, Temanggung. Adapun waktu pelaksanaan penelitian 16 februari sampai 20 April 2015. Dari rentang masa penelitian tersebut untuk waktu pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut, tindakan pertama berlangsung dari 16 Maret sampai 28 Maret, tindakan kedua dilaksanakan 30 Maret hingga 10 April, dan tindakan ketiga terlaksana dari tanggal 12 sampai 20 April 2015.

4.2.2 Perencanaan

(3)

47 menyusun program supervisi. Selain itu peneliti juga melakukan pengumpulan data awal berupa hasil penilaian kinerja Guru dan hasil supervisi sebelumnya. Dokumen data awal yang diperoleh akan digunakan sebagai pembanding dengan hasil penelitian yang akan dilaksanakan.

4.2.3 Pelaksanaan Tindakan

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tiga kali tindakan dan setiap tindakan mencakup empat tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pengamatan, tahap refleksi & tindak lanjut, dan diakhiri dengan refleksi umum setelah satu putaran.

4.2.3.1 Tindakan I 1. Tahap persiapan

(4)

48 dilaksanakan maka kondisi pelaksanaan kegiatan pembelajaran masih mendekati kondisi seperti pada hari – hari biasa berlangsungnya pembelajaran

2. Tahap Pengamatan

Dalam tahap ini peneliti selaku supervisor melakukan kunjungan kelas sesuai jadwal mingguan yang sudah disepakati. Supervisor memperkenalkan diri pada siswa dan menjelaskan maksud serta tujuan keberadaan supervisor di ruang kelas mereka. Peneliti melakukan pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari awal kegiatan dimulai sampai kegiatan berakhir dalam satu pertemuan.

Selama pengamatan supervisor menggunakan instrumen pengamatan KBM untuk mencatat segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu supervisor juga menggunakan alat bantu perekam adegan (handycam) dan kamera, hal tersebut dilakukan sebagai pelengkap pengumpulan data yang diperoleh dengan instrumen serta bukti pelaksanaan supervisi kunjungan kelas.

Dalam tindakan pertama ini pengamatan proses pembelajaran berlangsung di enam kelas, yaitu hari Rabu 18 Maret 2015 kelas 4 mata pelajaran Bahasa

Jawa, dan di kelas 1 tema Lingkungan. Jum’at 20

Maret 2015 kelas 5 mapel IPS. Senin 23 maret 2015 di kelas 5 mata pelajaran Penjasor & kesehatan, dan Mata Pelajaran pendidikan agama budha di kelas 6. Hari Selasa 24 Maret 2015 kelas 6 mata pelajaran IPA.

(5)

49 Kondisi kelas selama kegiatan kunjungan kelas dilaksanakan di enam kelas tersebut secara umum proses pembelajaran berjalan lancar dalam arti siswa tidak merasa terganggu dengan kehadiran supervisor di dalam kelas mereka. Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi guru, pada umumnya guru merasa grogi dalam menyampaikan pembelajaran selama ditunggui supervisor.

3. Tahap Refleksi

Refleksi dari supervisi kunjungan kelas dilakukan setiap selesai pelaksanaan kunjungan, yaitu setelah kegiatan pengamatan selesai maka guru yang disupervisi dan supervisor mengadakan pertemuan pada hari itu juga untuk bersama-sama mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran. Pertemuan dilakukan setelah jam KBM selesai sehingga tidak mengganggu guru dalam melaksanakan tugasnya pada hari tersebut.

(6)

50 penilaian, dan tindak lanjut penilaian, serta kegiatan penutup pembelajaran.

Kegiatan lain adalah bedah instrumen pengamatan KBM dengan tujuan semua guru memiliki persepsi yang sama dalam menyikapi setiap butir kegiatan dalam instrumen pengamatan KBM, sehingga harapannya guru dapat memperbaiki kegiatan pembelajaran pada tindakan kedua.

4.2.3.2 Tindakan II 1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan dalam tindakan kedua peneliti menyusun rencana supervisi kunjungan kedua, menata ulang sasaran kunjungan dan jadwal kunjungan serta mempersiapkan lembar instrumen pengamatan, selanjutnya menyampaikankan jadwal kegiatan supervisi kunjungan kelas yang akan dilaksanakan pada tahap kedua kepada sekolah.

2. Tahap Pengamatan

Dalam pengamatan yang kedua ini peneliti selaku supervisor melakukan kunjungan kelas sesuai jadwal yang sudah disepakati. Supervisor melakukan pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari awal kegiatan dimulai sampai kegiatan berakhir dalam satu pertemuan.

(7)

51 dengan instrumen serta bukti pelaksanaan supervisi kunjungan kelas.

Dalam tindakan kedua ini pengamatan proses pembelajaran berlangsung enam kali di enam kelas, yaitu hari Selasa 30 Maret 2015 kelas 6 mata pelajaran PKn, Rabu 1 april 2015 kelas 4 mata pelajaran IPA. Kamis 2 April 2015 kelas 2 Mapel Pendidikan Agama Budha, dan kelas 5 mapel Bahasa Indonesia. Selasa 7 April 2015 di kelas 3 mata pelajaran Penjasor & kesehatan, dan tema Lingkungan di kelas 1.

Selama kegiatan kunjungan kelas tahap kedua dilaksanakan di enam kelas, terlihat proses pembelajaran berjalan lebih natural dalam arti siswa mulai merasa terbiasa dengan kehadiran supervisor di dalam kelas mereka. Kondisi gurupun sudah terlihat lebih santai, guru tidak merasa canggung lagi dalam menyampaikan pembelajaran selama ditunggu supervisor walaupun belum sepenuhnya merasa bebas dalam berimprovisasi.

3. Tahap refleksi

Seperti pada tindakan kesatu refleksi dan tindak lanjut dari supervisi kunjungan kelas dilakukan setiap selesai pelaksanaan kunjungan, yaitu setelah kegiatan pengamatan selesai maka guru yang disupervisi dan supervisor mengadakan pertemuan pada hari itu juga untuk bersama-sama mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran. Pertemuan dilakukan setelah jam KBM selesai pada hari itu.

(8)

52 guru mengisi angket evaluasi diri tentang pelaksanaan KBM yang dilakukan, hasil evaluasi diri di kroscek dengan hasil pengamatan supervisor dengan menggunakan instrumen pengamatan, dan digabung- kan untuk kemudian diambil rata-ratanya.

Refleksi umum tindakan kedua dilaksanakan tanggal 10 April 2015, dihadiri oleh kepala sekolah dan enam guru yang disupervisi beserta pengawas sekolah. Dalam refleksi ini dibahas secara umum temuan-temuan selama pelaksanaan kunjungan kelas, terutama tentang pentingnya rencana pelaksanaan pembelajaran penggunaan alat peraga dan penggunaan instrumen penilaian yang sesuai.

Pada refleksi tindakan kedua masih ada permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu penggunaan alat peraga dan instrumen penilaian serta RPP.

Guru dan supervisor menyepakati tindak lanjut yang akan dilaksanakan berikutnya sesuai dengan kekurangan yang ditemukan untuk perbaikan pada tindakan berikutnya. Dalam tidakan berikutnya disepakati guru mempersiapkan RPP dengan benar dan melaksanakan pembelajaran sesuai RPP dan indikator-indikator dalam instrumen pengamatan, serta penggunaan alat peraga dan instrumen penilaian.

4.2.3.3 Tindakan III 1. Tahap Persiapan

(9)

53 jadwal dari yang disepakati sebelumnya, sehubungan adanya kegiatan try out ujian sekolah tingkat kabupaten, selanjutnya menyampaikankan jadwal kegiatan supervisi kunjungan kelas yang akan dilaksanakan pada tahap ketiga kepada sekolah.

2. Tahap Pengamatan

Dalam pengamatan yang ketiga ini peneliti selaku supervisor melakukan kunjungan kelas sesuai jadwal yang sudah disepakati. Seperti pada tindakan kesatu dan kedua, pada tindakan ketiga supervisor melakukan pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari awal kegiatan dimulai sampai kegiatan berakhir dalam satu pertemuan.

Seperti pada tindakan sebelumnya selama pengamatan supervisor menggunakan instrumen pengamatan KBM untuk mencatat segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu supervisor juga menggunakan alat bantu perekam adegan dan kamera, hal tersebut dilakukan sebagai pelengkap pengumpulan data yang diperoleh dengan instrumen serta bukti pelaksanaan supervisi kunjungan kelas.

Pelaksanaan pengamatan KBM pada tindakan ketiga penelitian ini berlangsung lima kali di lima kegiatan pembelajaran. Adapun guru yang mendapatkan supervisi kunjungan kelas adalah di kelas 3 guru Penjasor & Kes, dan guru kelas 5 mapel Matematika pada hari Selasa 14 april 2015. Rabu 15 April 2015 kelas 1 mapel Pendidikan Agama Budha dan

Jum’at 17 April 2015 kelas 4 mapel Pendidikan

(10)

54 melakukan supervisi terhadap guru kelas VI, dikarenakan mulai minggu ke dua bulan April siswa kelas VI sudah mulai memasuki kegiatan Ujian Sekolah.

Kegiatan kunjungan kelas ketiga yang dilaksanakan di lima kelas tersebut terlihat proses pembelajaran sudah berjalan normal dalam arti siswa mulai merasa terbiasa dan akrab dengan kehadiran supervisor di dalam kelas mereka. Gurupun sudah mulai terlihat lebih biasa dengan kehadiran supervisor, hubungan guru dan supervisor sudah cair, guru tidak merasa canggung lagi dalam menyampaikan pembelajaran selama ditunggu supervisor. Penggunaan alat peraga dan instrumen penilaian sudah terlaksana.

3. Tahap refleksi

Seperti pada tindakan kedua refleksi dan tindak lanjut dari supervisi kunjungan kelas dilakukan setiap selesai pelaksanaan kunjungan, yaitu setelah kegiatan pengamatan selesai maka guru yang disupervisi dan supervisor mengadakan pertemuan pada hari itu juga untuk bersama-sama mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran. Pertemuan dilakukan setelah jam KBM selesai pada hari itu.

(11)

55 guru terhadap pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang baru terlaksana.

4.2.5 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data tentang hasil penelitian diperoleh antara lain dari hasil penilaian dokumen perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru untuk dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran yang akan diamati pelaksanaannya. Selain itu juga data hasil evaluasi diri guru atas pelaksanaan pembelajaran yang baru dilaksanakan dengan menggunakan instrumen evaluasi diri. Data lain adalah data hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran oleh supervisor serta hasil wawancara dengan Kepala Sekolah.

4.3 Hasil Analisis

4.3.1 Hasil Perencanaan

(12)

56 kunjungan kelas, dan data pendukung awal berupa dokumen hasil supervisi sebelumnya dari kepala sekolah.

Perangkat-perangkat tersebut di atas sangat membantu peneliti dalam melakukan penelitian, sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu kegiatan akan sangat bergantung pada baik tidaknya perencanaan yang dibuat.

4.3.2 Hasil tindakan

1. Tindakan I

Pada tindakan pertama, yaitu meliputi tahap pengamatan dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran dan pengamatan pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran, serta evaluasi diri guru pada saat tahap refleksi. Tindakan ini dikenakan pada enam orang guru yang menjadi sasaran supervisi kunjungan kelas. Hasil dari pengamatan dituangkan dalam bentuk skor kuantitatif yang kemudian dikonversi dalam bentuk skor kualitatif. Adapun pengelompokannya adalah skor 86–100 adalah kategori baik sekali, skor 71- 85 masuk kategori baik, skor 55-70 kategori cukup, sedangkan skor di bawah 55 termasuk kategori kurang.

(13)

57 diperoleh dari pengamatan RPP dan proses kegiatan pembelajaran pada tindakan I adalah sebagai berikut,

Tabel 3: Hasil pengamatan Supervisi kunjungan Kelas Tindakan I

Dari data di atas terlihat hasil yang dicapai untuk rencana pembelajaran (RPP) satu guru memperoleh nilai kategori baik dan lima orang masih dalam kategori cukup. Sedangakan untuk nilai pelaksanaan KBM enam guru yang mendapat kunjungan kelas semuanya memperoleh nilai dalam kategori cukup. Jika dilihat dari nilai rerata enam guru untuk RPP maupun proses KBM terlihat dalam kategori cukup, itu bermakna bahwa kompetensi enam orang guru dalam pengelolaan pembelajaran maupun pengelolaan pembelajaran masih dalam kategori cukup.

2. Tindakan II

(14)

58 rencana pelaksanaan pembelajaran dan pengamatan pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran, serta evaluasi diri guru pada saat tahap refleksi. Tindakan ini dikenakan pada enam orang guru yang menjadi sasaran supervisi kunjungan kelas.

Hasil yang diperoleh dari pengamatan RPP dan proses kegiatan pembelajaran tindakan kedua adalah sebagai berikut,

Tabel 4: Hasil pengamatan Supervisi kunjungan Kelas Tindakan II

N o

Su byek

NILAI RPP NILAI KBM EVADIR GURU SUPERVISI

RERATA skor Nilai skor nilai skor Nilai

1 A 12 66,7 56 69,1 57 70,2 69,65

2 B 14 77,8 62 76,5 62 76,5 76,50

3 C 14 77,8 64 79,0 64 79,0 79,00

4 D 14 77,8 62 76,5 62 76,5 76,50

5 E 14 77,8 64 79,0 63 77,8 78,40

6 F 12 66,7 56 69,1 56 69,1 69,10

Rerata RPP 74,1 Rerata KBM 74,86

(15)

59 kategori baik. Ada kenaikan nilai yang signifikan pada tindakan kedua dalam penelitian ini. Hal tersebut dimungkinkan karena hasil dari refleksi dan evaluasi dari tindakan kesatu dan sudah ada persamaan persepsi antara guru dan supervisor terhadap indikator-indikator yang dinilai dalam pengamatan kegiatan pembelajaran, meskipun sudah menunjukkan hasil dalam kategori baik namun masih ada dua orang guru yang masih mendapatkan nilai cukup, artinya kriteria keberhasilan dari penelitian ini belum tercapai, masih ada beberapa kekurangan terutama dalam RPP dan penggunaan instrumen penilaian, dan pengguna- an alat peraga, sehingga perlu adanya tindakan ketiga.

3. Tindakan III

Tahapan pengambilan data pada tindakan ketiga seperti pada tindakan pertama dan kedua dengan hasil pada tabel berikut,

Tabel 5: Hasil pengamatan Supervisi

kunjungan Kelas Tindakan III

N o

Su byek

NILAI RPP NILAI KBM

EVADIR GURU SUPERVISI RERAT A skor nilai Skor nilai skor nilai

1 A 13 72,2 62 76,5 62 76,5 76,50

2 B 15 83,3 68 83,9 66 81,5 82,70

3 C 15 83,3 66 81,5 67 82,7 82,10

4 D - - - - - - -

5 E 14 83,3 64 79,0 64 79,0 79,00

6 F 13 72,2 60 74,1 61 75,3 74,70

(16)

60 Dari data di atas terlihat hasil yang dicapai untuk rencana pembelajaran (RPP) lima guru memperoleh nilai kategori baik. Dan untuk nilai pelaksanaan KBM lima guru yang mendapat kunjungan kelas semuanya memperoleh nilai dalam kategori baik. Untuk nilai rerata dari lima guru, baik RPP maupun pengelolaan KBM sudah menunjukkan hasil dalam kategori baik. Ada kenaikan nilai yang signifikan pada tindakan ketiga dalam penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan semakin meningkatnya pemahaman dan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran, dan dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar.

Hasil dari tindakan pertama sampai ketiga sudah tertera pada tabel tiga, empat, dan lima. Hasil tersebut ditata kemudian peneliti pisahkan antara skor perolehan aspek perencanaan pembelajaran dan skor perolehan pelaksanaan proses KBM. Data skor tersebut terlihat dalam tabel di bawah ini,

Tabel 6: Hasil pengamatan dokumen Rencana pembelajaran (RPP)

No Sub-yek

Tindakan I Tindakan II Tindakan III Nilai Ktgr Nilai Ktgr Nilai Ktgr 1 A 61,1 C 66,7 C 72,2 B

2 B 66,7 C 77,8 B 83,3 B 3 C 72,2 B 77,8 B 83,3 B

4 D 66,7 C 77,8 B - -

5 E 61,1 C 77,8 B 83,3 B

6 F 61,1 C 66,7 C 72,2 B

(17)

61 Penilaian terhadap dokumen RPP dan perencanaan pembelajaran lainnya dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pengamatan proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen yang melekat pada instrumen lembar pengamatan proses kegiatan pembelajaran.

Hasil penelitian terhadap dokumen perencanaan pembelajaran yang meliputi silabus, prota, promes, serta rencana pelaksanaan pembelajaran mulai tindakan pertama sampai tindakan ketiga dapat dilihat dalam tabel diatas. Dari data diatas dapat didiskripsikan hasil dari setiap tindakan.

(18)

62 kualitas sehingga hasil yang menunjukkan dari lima orang guru yang disupervisi pada tindakan ketiga semuanya memperoleh nilai kategori baik. Terlihat dari satu tindakan ke tindakan berikutnya ada peningkatan kompetensi guru dalam merencanakan pelaksanaan pembelajaran. Untuk Kegiatan belajar mengajar dari tiga kali tindakan pengamatan proses kegiatan Belajar Mengajar pada enam kelas dengan guru pengelola pembelajaran tujuh balas kali kunjungan kekelas atau pelaksanaan pembelajaran memperoleh hasil sebagai berikut,

Tabel 7: Hasil pengamatan proses Kegiatan Belajar Mengajar

No Subyek

Tindakan I Tindakan II Tindakan III

Nilai Ktgr Nilai Ktgr Nilai Ktgr

1 A 64,80 C 69,65 C 76,20 B

2 B 69,75 C 76,50 B 81,70 B

3 C 69,75 C 79,00 B 82,10 B 4 D 66,70 C 76,50 B - -

5 E 67,30 C 78,40 B 79,00 B

6 F 67,90 C 69,10 C 74,70 B

Rerata 67,70 C 76,09 B 79,00 B

(19)

63 Hasil pengamatan proses pembelajaran pada tindakan pertama dari enam guru yang disupervisi semuanya masih memperoleh dengan kategori cukup, hal ini kemungkinan salah satu penyebabnya adalah guru belum memahami indikator – indikator yang ada dalam instrumen penilaian/pengamatan.

Pada tindakan pertama ini masih banyak kekurangan yang ditemukan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Kekurangan itu antara lain, kegiatan pendahuluan, penggunaan metode yang tidak variatif, pemanfaatan alat peraga yang sangat kurang, penggunaan sumber belajar belum variatif, guru mendominasi kelas, dan pelaksanaan penilaian serta tindak lanjut dari penilaian. Hal ini menjadi salah pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kedua.

(20)

64 belum memenuhi indikator keberhasilan kinerja maka penelitian ini dilanjutkan sampai tindakan ketiga.

Pada tindakan ketiga seiring dengan hasil penelitian dokumen RPP semuanya memperoleh nilai kategori baik, hal tersebut ternyata berdampak pula pada pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. Pada tindakan ketiga ini guru sudah menunjukkan banyak perubahan ke arah positif dalam mengelola pembelajaran, perubahan tersebut diantaranya dalam hal penggunaan metode, pemanfaatan alat peraga, penggunaan instrumen penilaian, dan tindak lanjut hasil penilaian. Guru sudah mau menggunakan metode pembelajaran yang variatif dan mau memanfaatkan alat peraga untuk membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Guru sudah melakukan penilaian dengan berbagai teknik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, serta melakukan tindak lanjut dari hasil penilaian. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa lima guru yang disupervisi memperoleh nilai baik.

Dari tindakan pertama, tindakan kedua hingga tindakan ketiga menunjukkan adanya peningkatan kompetensi guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran

4.3.3 Kinerja Guru

1. Hasil Wawancara Kepala Sekolah

(21)

65 supervisi kunjungan kelas. Hal tersebut dibuktikan dengan guru mau dan mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi kelas, dimana selama ini RPP yang digunakan guru hanya hasil copi paste milik orang lain yang isinya sangat tidak sesuai dengan dengan kondisi di kelasnya, dan lebih parah lagi bahwa guru dalam melaksanakan pembelajaran tidak mengacu pada RPP yang dimilikinya.

Hal lain yang menunjukkan adanya perubahan peningkatan pengelolaan pembelajaran adalah kemauan guru menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran, dimana selama ini guru-guru di SD Negeri 2 Kalimanggis sangat malas dalam memanfaat kan alat peraga atau media pembelajaran dalam proses pembelajaran, selama supervisi kunjungan kelas guru-guru sudah ada kemauan menggunakan alat peraga dan hal tersebut masih berlanjut setelah penelitian selesai.

(22)

66 2. Hasil Respon Guru Pasca Kunjungan Kelas

Angket respon guru dilakukan untuk mengetahui pendapat guru tentang pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dan dampak serta harapan guru terhadap kegiatan supervisi kunjungan kelas, di bawah ini data hasil respon enam guru pasca kunjungan kelas,

Tabel 8: Rekap Hasil Respon Guru

Pasca Kunjungan Kelas

No Pernyataan Jawaban

Ya Tdk

1 Apakah supervisi kunjungan kelas mengganggu KBM yang anda

3 Apakah anda merasakan manfaat adanya supervisi kunjungan kelas ?

6 -

4 Apakah anda merasakan memiliki kekurangan /kelebihan dalam KBM yang baru dilaksanakan ?

6 -

(23)

67 untuk memperbaiki proses pembelajaran dan berupaya untuk selalu meningkatkan kinerjanya untuk waktu selanjutnya.

4.4

Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis awal penelitian ini adalah “melalui

penerapan supervisi kunjungan kelas diduga dapat meningkatkan kinerja guru SD negeri 2 Kalimanggis

dalam pengelolaan pembelajaran”. Hasil analisis data

dari tiga tindakan adalah sebagai berikut:

1. Enam dari enam orang guru yang mendapat supervisi kunjungan kelas memperoleh nilai kategori Baik dalam aspek persiapan pembelajaran.

2. Enam dari enam orang guru yang mendapat supervisi kunjungan kelas memperoleh nilai kategori Baik pada aspek pelaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Hipotesis awal penelitian ini terbukti, bahwa

“penerapan supervisi kunjungan kelas dapat

meningkatkan kinerja guru SD Negeri 2 Kalimanggis

dalam pengelolaan pembelajaran”

4.5 Pembahasan

(24)

68 seorang guru, maka supervisor dalam hal ini kepala sekolah maupun pengawas sekolah perlu mengetahui kekurangan maupun kelebihan yang dimiliki guru dalam mengelola pembelajaran sehingga dapat menentukan bantuan dengan tepat.

Untuk mengetahui seberapa kompetensi seorang guru dalam mengelola pembelajaran maka cara yang paling tepat adalah dengan melakukan supervisi kunjungan kelas dan pengamatan kegiatan pembelajaran. Dalam melaksanakan pengamatan kegiatan pembelajaran supervisor harus mengguna- kan instrumen pengamatan, dimana dalam instrumen tersebut ada penskoran, sehingga tidak dapat dihindari dalam kegiatan supervisi secara implisit ada kegiatan penilaian. Karena dari hasil penskoran tersebut dapat diketahui letak kekurangan maupun kelebihan seorang guru dalam pengelolaan pembelajaran

Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dalam penelitian ini dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang ada dalam penelitian tindakan. Langkah tersebut meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, dan tahap refleksi.

Pelaksanaan Supervisi kunjungan kelas yang dilasanakan dalam tiga tindakan dalam penelitian ini, menunjukkan adanya peningkatan kompetensi guru dalam penyusunan rencana pembelajaran maupun pengelolaan kegiatan pembelajaran di SD negeri 2 Kalimanggis.

(25)

69 kegiatan membantu guru untuk mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar mengajar demi pencapaian tujuan pengajaran”, diperkuat dengan pendapat Purwanto (2012:89) yang mengatakan bahwa

supervisi pengajaran adalah “kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personel maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan”.

Selain kedua teori tersebut ada beberapa penelitian sejenis yang dilakukan lebih dahulu, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh

Penelitian Edi Wahyudi (2007) tentang supervisi Akademik kunjungan kelas di SMA Negeri se Kota

Magelang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kegiatan supervisi kunjungan kelas di SMA Negeri se Kota Magelang berpengaruh terhadap kinerja dan kompetensi guru, Kinerja dan kompetensi guru akan berpengaruh terhadap prestasi siswa.

(26)

70 Yuli Indrawati dalam penelitiannya tentang pengaruh supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru TK/RA di UPT Dinpendik Kecamatan Bandungan, Kab. Semarang. Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil analisis uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara supervise kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru TK/RA di Kecamatan Bandungan.

Penelitian yang penulis lakukan memiliki

kesamaan dengan tiga penelitian di atas, kesamaannya yaitu ketiganya baik penelitian yang dilakukan Edi wahjudi di SMA negeri se Kodya Magelang, penelitian Tri Widodo di SMP Negeri 1 Bandungan, serta penelitian Yuli indrawati pada guru TK/RA UPT Dinpendik Kecamatan Bandungan bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi kunjungan kelas terhadap kinerja guru. Dari tiga penelitian tersebut dua diantaranya menghasilkan simpulan bahwa supervisi kunjungan kelas berpengaruh positif terhadap kinerja guru, sedangkan penelitian yang dilakukan Yuli Indrawati menyebutkan bahwa supervisi kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru TK/RA di Kecamatan Bandungan. Seperti hasil penelitian yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa supervisi kunjungan kelas dapat meningkatkan kinerja guru SD Negeri 2 Kalimanggis dalam pengelolaan pembelajaran.

(27)

71

sebelumnya dalam tahapan maupun maupun

pelaksanaan supervisinya. Perbedaan pada tahap refleksi ada kegiatan evaluasi diri dari guru setelah

mengamati rekaman adegan proses kegiatan

pembelajaran yang baru dilakukan oleh guru yang bersangkutan, hasil evaluasi diri guru akan menjadi bahan pembahasan antara supervisor dengan guru. Supervisi kunjungan kelas dalam penelitian ini dapat disebut supervisi berbasis evaluasi diri.

Perbedaan yang lainnya adalah supervisi

kunjungan kelas dalam penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti, sehingga peneliti mengetahui secara detail tentang pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh subyek penelitian

Kriteria dalam penelitian ini sama dengan kriteria menurut Pidarta (2009:101-103) yaitu:

(1)Menentukan waktu kunjungan kelas, (2) Bersifat individual, (3) Tidak ada pertemuan awal, (4) Waktu supervisi singkat ,(5) Dapat mengobservasi lebih dari satu kelas, (6) Dapat mengintervensi guru dan siswa dalam kelas, (7) Yang disupervisi adalah kasus-kasus, (8) Boleh tidak mengadakan pertemuan balikan, (9) Ada tindak lanjut.

(28)

72 Dalam penelitian ini peneliti menambahkan kegiatan evaluasi diri pada setiap tahap refleksi, hal ini belum lazim digunakan pada kegiatan supervisi kunjungan kelas, ternyata hasil supervisi yang diperoleh dengan adanya evaluasi diri lebih dapat diterima oleh guru yang mendapatkan supervisi kunjungan kelas. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan yang peneliti lakukan dalam supervisi ini adalah 1) perencanaan, 2) tindakan Sekaligus pengamatan, 3) Refleksi dengan Evaluasi diri

Implikasi Teoritis, Supervisi kunjungan kelas dengan berbasis Evaluasi diri dapat menjadi referensi teknik supervisi kunjungan kelas.

Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan melibatkan guru dalam pembahasan atas pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam tahap refleksi, serta guru ikut andil dalam menetukan hasil supervisi maka diharapkan akan merubah mindset guru terhadap supervisi. Dengan berubahnya pandangan guru terhadap supervisi maka pada masa mendatang supervisi akan menjadi salah satu kegiatan yang ditunggu tunggu guru.

Implikasi praktis, supervisi kunjungan kelas dengan berbasis evaluasi diri seperti dalam penelitian ini perlu dipublikasikan kepada kepala sekolah maupun pengawas sekolah, serta diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan supervisi kunjungan kelas.

(29)

73 guru, yaitu terlihat pada peningkatan kemampuan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan pengelolaan proses pembelajaran serta mampu memberi motivasi terhadap guru, hal ini terekam dalam data hasil angket tentang respon guru pasca kunjungan kelas.

(30)

Gambar

Tabel 3: Hasil pengamatan Supervisi       kunjungan Kelas Tindakan I
Tabel 4:  Hasil pengamatan Supervisi
Tabel 5: Hasil  pengamatan  Supervisi                  kunjungan Kelas Tindakan III
Tabel 6: Hasil  pengamatan  dokumen
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan yang dilaporkan oleh Kurniawan (2011) pemberian sumber nitrogen KNO3 dengan rasio C/N=10 pada medium mampu menghasilkan aktifitas protease paling tinggi

Pada proses pembelajaran digunakan aspek mengumpulkan data pengamatan yang terdiri dari empat deskriptor yaitu mengajukan hasil analisis sesuai dengan rumusan masalah, melihat

Meskipun tidak ada obat yang diketahui dapat menyembuhkan MS, studi klinis menunjukkan bahwa penyakit ini dapat diperlambat secara signifikan

Juga menarik untuk diketahui ada tidaknya perbedaan antara niat beli ulang pada konsumen keduanya.Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini dilakukan dengan judul

Di sisi lain, kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri atas banyak orang, antara dengan siapa hubungannya tida perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi

Minat pembelian ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan yang merespons positif terhadap kulitas pelayanan suatu perusahaan bila memenuhi harapan konsumen atau

Apakah terdapat pengaruh yang signifikan kepuasan pelanggan terhadap minat pembelian ulang di Kartini Restoran Surabaya Plaza Hotel. Apakah terdapat pengaruh yang

Pada variabel Penanganan Masalah, yaitu pada item pernyataan PM13 ada 1 responden yang memilih tidak setuju pada pernyataan Matahari Department Store mencoba