• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Di SMP Negeri ebonagung Kabupaten Demak T2 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Di SMP Negeri ebonagung Kabupaten Demak T2 BAB II"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB II

KAJIAN TEORITIK

2.1 Pengertian Supervisi Akademik

Secara konseptual, Glickman (Kemendiknas, 2010), merumuskan supervisi akademik adalah

serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik menekankan pada penjaminan kualitas proses belajar mengajar. Esensi supervisi akademik bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesional. Membantu guru dalam hal: melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan, membimbing pengalaman belajar, menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar, memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, menggunakan dan memilih metode dan model mengajar, menilai kemajuan belajar peserta didik.

(2)

2

kurikulum, merupakan dua bidang tugas yang berkaitan erat sebab supervisi dilaksanakan dalam rangka implementasi kurikulum. Itulah sebabnya seorang kepala sekolah perlu menguasai kurikulum dan metode mengajar karena menjadi modal bagi kepala sekolah dalam melakukan supervisi. Supervisi ditujukan untuk membantu guru ketika mengalami kesulitan/inasalah dalam mengembangkan proses belajar mengajar di kelasnya. Salah satu jenis supervisi yang bertujuan untuk membantu guru dalam mengelola kualitas pembelajaran adalah supervisi akademik.

Rumusan Glickman didukung pendapat Arikunto (2004), yang merumuskan supervisi akademik adalah supervisi yang menitikberatkan pada masalah akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam proses belajar. Membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran utama supervisi akademik meliputi aspek akademik, yang terdiri dan materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran, tindakan guru di kelas serta semua faktor pendukung pembelajaran lainnya.

(3)

3

meningkatkan kompetensi supervisi akademik yang meliputi: (1) merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru; (2) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat; dan (3) menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Supervisi sebagai salah satu kompetensi kepala sekolah mencakup perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut.

Permendiknas nomor 13 Tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki 5 (lima) kompetensi, yaitu: Kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah sehingga sebagai guru harus memiliki kompetensi guru, yaitu: kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional.

Pendapat Glickman (2010) bahwa supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh supervisor (kepala sekolah) untuk

membantu guru dalam mengembangkan

(4)

4

2.2 Tujuan Supervisi Akademik

Glickman (2010), merumuskan tujuan supervisi adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi siswa-siswanya. Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat. Pengembangan kemampuan dalam konteks ini bukan ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga peningkatan komitmen (commitment) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas pembelajaran akan meningkat.

(5)

5

sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya, sebagaimana digambarkan pada gambar berikut :

Gambar 2.1. Glickman Tiga Tujuan Supervisi Akademik

Arikunto (2010) menjabarkan tujuan khusus supervisi akademik sebagai berikut:

1.Meningkatkan kinerja siswa sekolah dalam perannya sebagai peserta didik yang belajar dengan semangat tinggi, agar dapat mencapai prestasi belajar secara optimal;

2.Meningkatkan mutu kinerja guru sehingga berhasil membantu dan membimbing siswa mencapai prestasi belajar dan pribadi seba-gaimana diharapkan;

3.Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik di dalam proses pembelajaran di sekolah serta mendukung dimilikinya kemampuan pada diri lulusan sesuai dengan tujuan lembaga;

a. Meningkatkan kefektifan dan keefisienan sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan belajar siswa;

TIGA TUJUAN SUPERVISI Pengembangan

Profesional

Pengawasan Kualitas Penumbuhan

(6)

6 b. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah, khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal, yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana diharapkan. Dalam mensupervisi pengclolaan ini, supervisor harus mengarahkan perhatiannya pada bagaimana kinerja kepala sekolah dan para walinya dalam mengelola sekolah, meliputi aspek-aspek yang ada kaitannya dengan faktor penentu keberhasilan sekolah.

c. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sedemikian rupa sehingga tercipta situasi yang tenang dan terntram serta kondusif bagi kehidupan sekolah pada umumnya, khususnya pada kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.

Walaupun penjabaran dilakukan dari Glickman (2007) dengan 3 (tiga) tujuan menjadi 6 (enam) tujuan, nampak tujuan menuntut dan motivasi guru belum disentuh, namun tujuan yang berkaitan dengan siswa dimunculkan.

(7)

7

2.3 Prinsip Supervisi Akademik

Prinsip-prinsip supervisi pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah yang hams dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan supervisi akademik. Arikunto (2004), agar supervisi dapat memenuhi fungsi yang telah disebutkan di atas, sebaiknya harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:

1.Memberikan bimbingan dan bantuan kepada guru untuk mengatasi masalah dan kesulitan, dan bukan mencari-cari kesalahan;

2.Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa bimbingan dan bantuan tersebut tidak diberikan secara langsung tetapi harus diupayakan agar pihak yang bersangkutan tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri;

3.Apabila kepala sekolah merencanakan akan memberikan saran atau tindak lanjut, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa; 4.Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara

berkala;

5.Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dengan yang disupervisi; 6.Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang

(8)

8

yang berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan.

Sagala (2010), kegiatan supervisi menaruh perhatian utama pada bantuan yang dapat meningkatkan kemampuan profesional guru. Kemampuan profesional ini tercermin pada kemampuan guru memberikan bantuan belajar kepada muridnya, sehingga terjadi perubahan perilaku akademik pada muridnya. Supervisi juga dilakukan oleh kepala sekolah selaku supervisor secara konstruktif dan kreatif dengan cara mendorong inisiatif guru untuk ikut aktif menciptakan suasana kondusif yang dapat membangkitkan suasana kreatifitas peserta didik dalam belajar.

Masaong (2013) menyebutkan bahwa prinsip-prinsip supervisi yaitu:

1.Prinsip ilmiah (scientific) dengan unsur-unsur sebagai berikut:

a) Sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinyu;

b)Obyektif, artinya data yan didapat berdasarkan pada observasi nyata, bukan tafsiran pribadi; c) Menggunakan alat (instrumen) yang dapat

memberikan informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar- mengajar.

2.Demokratis, menjunjung tinggi atas musyawarah; 3.Kooperatif atau kemitraan, seluruh staf/guru

(9)

9

menciptakan situasi pembelajaran dan suasana kerja yang lebih baik;

4.Konstruktif dan kreatif, membina inisiatif staf/guru serta mendorong untuk aktif menciptakan suasana agar setiap orang merasa aman dan dapat mengembangkan potensi-potensinya.

2.4 Sasaran Supervisi Akademik

Sasaran supervisi akademik adalah perbaikan situasi belajar-mengajar dalam arti lugas. Menurut Oliva (1992), sasaran supervisi akademik meliputi tiga domain, yaitu: memperbaiki pengajaran, pengembangan kurikulum dan pengembangan staf.

Sedangkan menurut Arikunto (2004), sasaran supervisi akademik adalah menitikberatkan pada pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada pada lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.

2.5 Teknik-Teknik Supervisi Akademik

Arikunto (2004), teknik supervisi dimaknai dengan "cara", "strategi", atau "pendekatan”. Jadi merupakan cara-cara yang dilakukan dalam kegiatan supervisi.

(10)

10

luar kelas. Yang disupervisi mungkin juga perseorangan, tetapi mungkin juga bukan hanya seorang meliputi: 1) Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation); 2) Observasi kelas (classroom observation); 3) Wawancara perseorangan (individual interview); 4) Wawancara kelompok (group interview), dan teknik kelompok yang meliputi: 1) Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting); 2) Diskusi kelompok (group discussion); 3) Penataran-penataran (in-service training); dan 4) seminar.

2.6 Substansi Supervisi Akademik

Glickman dalam materi Bintek Penguatan Pengawas (2010), menyatakan ada 4 (empat) prototipe guru dalam mengelola proses pembelajaran. Prototipe guru yang terbaik, menurut teori ini adalah guru prototipe profesional. Seorang guru yang diklasifikasikan ke dalam prototipe profesional apabila ia memiliki kemampuan yang tinggi (high level of abstract) dan komitmen kerja tinggi (high level

of commitment). Implikasi khusus pada apa

(11)

11

Seseorang akan dapat bekerja secara profesional apabila ia memiliki kompetensi yang memadai atau hanya memenuhi salah satu kompetensi di antara sekian kompetensi yang dipersyaratkan. Kompetensi tersebut merupakan perpaduan antara kemampuan dan motivasi. Betapapun tingginya kemampuan seseorang, ia tidak akan dapat bekerja secara profesional apabila ia tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

2.7 Peranan

Kepala

Sekolah

sebagai

Pelaksana Supervisi Akademik

(12)

12

seluruh tenaga kependidikan di sekolah; serta 5) motivator untuk meningkatkan kinerja guru dan semua tenaga kependidikan di sekolah.

Willes dan Bondi dalam materi Bintek Penguatan Pengawas (2010), supervisor yang baik adalah supervisor yang betul-betul mampu memainkan perannya sebagai supervisor dengan sebaik-baiknya, yaitu marnpu meningkatkan kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran. Bidang khusus kompetensi supervisi (special areas to

supervision competence), yaitu: supervisors are

developers of people, curriculum developers,

structional specialist, human relations workers, staf developers, administrators, manager of change, and

evaluators. Pemberdaya orang, pengembang

kurikulum, pekerja humas, pengembang staf, administrator, manajer perubahan, dan penilai.

2.8 Pengelolaan Supervisi Akademik

(13)

13

akan mengarah upaya untuk mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan.

Telah ditandaskan lagi oleh Purwanto (2006) bahwa bantuan atau pelayanan yang diberikan, yang dimaksud adalah bantuan yang diberikan dengan jalan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru untuk dapat mengembangkan pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian prestasi belajar. Dari pandangan tersebut, supervisi dapat juga diartikan sebagai segala bantuan dari para pemimpin seleolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Berarti juga bahwa supervisi ini berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan dan keahlian serta kecakapan guru-guru.

(14)

14

Supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Hal itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya. Pengembangan kemampuan dalam konteks ini perlu ditafsirkan secara luas. Hal ini bukan semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitment) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas pembelajaran akan meningkat.

Dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran, diperlukan sumber data supervisi, yaitu sesuatu yang dituju oleh pelaku supervisi yang sedang mengumpulkan data. Oleh sebab itu, sumber data supervisi dikenal dengan istilah sasaran supervisi. Dalam penyelenggaraan supervisi akademik dilakukan dengan pemberian diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Proses supervisi akademik tersebut dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu perencanaan, implementasi, dan tindak lanjut. Kegiatan ini dilakukan oleh kepala sekolah melalui konfirmasi guru atau pihak lain yang berkompeten.

2.8.1 Perencanaan Supervisi Akademik

(15)

15

bagi setiap kegiatan, baik perseorangan maupun kelompok. Perencanaan merupakan bekal kegiatan pelaksanaan. Pelaksanaan supervisi akademik perlu direncanakan dengan baik, rapi dan terstruktur. Perencanaan dimulai dari pertemuan awal, observasi kolas, wawancara hingga diskusi dan tindak lanjutnya. Berkaitan dengan hal ini Hartoyo (2006) menyatakan bahwa perencanaan ini meliputi: tujuan, waktu, tempat, instrumen dan sebagainya yang diperlukan untuk kelancaran proses supervisi. Pandangan mengenai perencanaan itu sangat berpengaruh terhadap hasil supervisi. Oleh karena itu, perencanaan yang matang merupakan awal keberhasilan.

Perincian perencanaan di.susun bersama antara pengawas, kepala sekolah dan guru. Maksudnya untuk menciptakan koordinasi antara keduanya, sehingga pelaksanaan supervisi tidak tumpang tindih. Dalam perencanaan supervisi pembelajaran kepala sekolah bersama guru sekaligus menghadirkan pengawas berdiskusi menyusun rencana kerja untuk kurun waktu tertentu, yaitu satu tahun yang dibagi menjadi rencana caturwulan dan bulan.

2.8.2 Pelaksanaan Supervisi Akademik

(16)

16

akadernik dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Tempat yang satu kemungkinan berbeda dengan palaksanaan di tempat yang lain. Fenomena yang demikian ini dapat menggunakan ketentuan rambu-rambu pelaksanaan kegiatan supervisi akademik. Herabudin (2009) memberikan pandangan sebagai berikut:

Rambu-rambu dalam pelaksaan supervisi akademik yaitu (1) kunjungan rutin yang terjadwal ke setiap sekolah, yang dikesani sebagai silaturahmi para supervisor sehingga terbentuk hubungan dialogis yang harmonis dalam mendiskusikan berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi sekolah; (2) melakukan berbagai kegiatan sekolah dengan melibatkan para guru dan siswa untuk mengenali dan menerapkan metode dan pendekatan baru dalam pembelajaran; (3) melaksanakan seminar pendidikan untuk para guru untuk menambah wawasan kependidikannya; (4) pelaksanaan kurikulum baru yang lebih menekankan kepada kemandirian siswa; (5) penilaian terhadap kinerja guru dan reward yang dijanjikan.

(17)

17

Pengaruh ataupun efek yang muncul sesaat di lapangan perlu dicatat untuk menemukan solusinya, sekaligus sebagai perbaikan supervisi berikutnya.

2.8.3 Tindak lanjut Supervisi Akademik

(18)

18

dengan teknik ini untuk melakukan supervisi terhadap dirinya sendiri, dan (5) guru bisa diberi pengetahuan tambahan untuk meningkatkan tingkat analisis profesional diri pada masa yang akan datang.

Dari pendapat tersebut dapat ditarnbah bahwa sebelum mengadakan pertemuan balikan ini kepala sekolah terlebih dahulu menganalisis hasil observasi dan merencanakan bahan yang akan dibicarakan dengan guru. Begitu pula diharapkan guru menilai dirinya sendiri. Setelah itu dilakukan pertemuan balikan ini. Dalam pertemuan balikan ini sangat diperlukan adanya keterbukaan antara kepala sekolah dan guru. Sebaiknya kepala sekolah menanamkan kepercayaan pada diri guru bahwa pertemuan balikan ini bukan untuk menyalahkan guru melainkan untuk memberikan masukan balikan. Kepala sekolah dalam setiap pertemuan balikan adalah rnernberikan penguatan (reinforcement) terhadap guru. Baru dilanjutkan dengan analisis bersama setiap aspek pengajaran yang menjadi perhatian supervisi klinis.

(19)

19

sesuai dengan target kegiatan dan perhatian utama guru sebagaimana disepakati pada tahap pertemuan awal maka guru dapat memperbaiki diri. Kegiatan ini kepala sekolah bisa juga merekam proses belajar mengajar dengan alat elektronik, maka sebaiknya hasil rekaman dipertontonkan kepada guru sehingga ia dengan bebas melihat dan menafsirkannya sendiri.

(20)

20

Adapun pemberian tindak lanjut (feed back) oleh Dharma (2006) dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Pemberian Tindak lanjut

Sumber : Manajemen Supervisi (Dharma, 2006)

Penjelasan dari Gambar 2.1 pemberian tindak lanjut tersebut adalah sebagai berikut:

Kondisi : unsur masukan (input) yaitu semua masukan yang diperlukan dalam proses pembelajaran yaitu lingkungan kerja, media pembelajaran, hubungan antar pribadi guru, suasana kerja, kebijakan sekolah.

Proses : semua kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, analisis

Umpan Balik Formatif

Proses Hasil

Kondisi

(21)

21

penilaian hasil pembelajaran, tindak lanjut hasil penilaian pembelajaran.

Hasil : salah satu parameter basil

pembelajaran adalah perolehan rata-rata nilai hasil ujian nasional dan prestasi non akademik yang lain yang diperoleh siswa.

Balikan formatif: diberikan untuk mengubah kinerja guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran yang langsung disampaikan setelah supervisi pembelajaran.

Balikan motivasi: digunakan untuk mendorong guru agar bekerja lebih baik dengan memberikan penghargaan bagi yang berprestasi dalam pembelajaran.

(22)

22

2.9 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa jurnal sebagai penelitian terdahulu yang sudah membahas tentang kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru profesional, dan sekaligus dengan pelaksanaan supervisi. Penjelasan dalam jurnal tersebut sudah merupakan persamaan yang ada pada penelitian ini, adalah sebagai berikut:

Bloom (2003) dalam Journal of Case Studies in

Education yang berjudul Leadership Effectiveness and

Instructional Supervision: The Case of the Failing Twin menyatakan bahwa kepala sekolah sebagai administrator mempunyai kewajiban dalam melakukan supervisi dan monitoring secara teratur. Tujuannya untuk mengurangi benturan sumber daya manusia yang dikelola baik secara vertikal maupun horizontal. Dalam jurnal tersebut digambarkan beberapa fenomena permasalahan pembelajaran, efektivitas kepemimpinan, dan pengawasan pelatihan peningkatan kinerja guru. Permasalahan yang diangkat merupakan fenomena dalam sebuah instansi pendidikan.

(23)

23

diraih anak. Kecemerlangan hasil yang digenggam anak merupakan cermin kepemimpinan yang efektif dan etos kerja yang tinggi.

Jurnal internasional berjudul TAFE Head Teachers: Discourse Brokers at the Management

Teaching Interface oleh Black (2003), Meadowbank

College of TAPE Northern Sydney Institute

menyatakan bahwa kepala sekolah harus mempunyai strategi dalam memanajemen guru. Kepala sekolah mêrupakan kunci dalam pengelolaan tersebut. Banyak kegiatan guru dipengaruhi oleh supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kegiatan supervisi ini untuk meningkatkan kinerja guru dalam pendidikan. Supervisi ini mampu mempengaruhi kinerja guru secara berkelanjutan. Dijelaskan lebih dalam lagi mengenai pengelolaan guru dan staf, sarana dan prasarana, hubungan masyarakat dengan sekolahan, pengelolaan kesiswaan dan kurikulum, hal tersebut dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal. Pada intinya adalah pada faktor utama dikelola dengan baik maka komponen-komponen yang lain akan terimbas juga. Dengan demikian apabila faktor semangat guru sudah termotivasi dengan baik maka semua yang berkaitan dengan tugas guru akan menghasilkan produk yang optimal.

Journal Effectiveness of the Blended Supervision Model: A Case Study of Student Teachers Learning to

Teach in High Schools of Zimbabwe oleh Mutandwa,

(24)

24

model supervisi merupakan upaya

mengkolaborasikan atau mencampurkan model tutorial guru dan murid dalam pembelajaran. Metode ini banyak memfokuskan pada aktivitas diskusi. Perbedaannya terletak pada subjek yang melakukan supervisi, yaitu jika dalam penelitian terdahulu yang melakukan supervisi adalah guru terhadap siswa, sedangkan pada penelitian ini adalah kepala sekolah terhadap guru. Persamaannya adalah penggunaan metode kualitatif dan pembahasan metode supervisi dengan cara hubungan kerjasama atau diskusi.

Gambar

Gambar 2.1. Glickman Tiga Tujuan Supervisi Akademik
Pemberian Tindak lanjut Gambar 2.1 Sumber : Manajemen Supervisi (Dharma, 2006)
gambar dan

Referensi

Dokumen terkait

Sebanyak 3,7 gram Ca(OH)2 dilarutkan dalam air hingga volumenya 5 liter. Pasangan senyawa/ion yang berfungsi sebagai larutan penyangga dalam intra sel darah kita adalah ... Sebanyak

Maka untuk kemudahan download dan pencarian nama Ilmubeton.com telah membagi-bagi file tersebut.. Tanpa mengubah, menambahi, mengurangi Isi dari

"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah." - Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik

[r]

[r]

dilakukan oleh mahasiswa program studi Kependidikan sebagai latihan mengajar. di Sekolah Latihan agar praktikan memperoleh pengalaman

T arget costing dihitung dengan menggunakan informasi tentang harga jual atau penjualan dan target profit untuk produk. Penjualan ditentukan berdasarkan informasi dari

[r]