• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas dalam Meningkatkan Kinerja Guru IPA SMP Negeri 1 Bandungan T2 942012089 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas dalam Meningkatkan Kinerja Guru IPA SMP Negeri 1 Bandungan T2 942012089 BAB II"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Supervisi Pendidikan

2.1.1 Tujuan Supervisi

Supervisi adalah kata serapan dari bahasa Inggris supervision, gabungan dari dua kata super dan vision, yang memiliki arti melihat dengan teliti pekerja-an secara keseluruhpekerja-an (Thaib, 2005: 2). Secara etimologi kata supervisi berasal dari kata super yang artinya mempunyai kelebihan tertentu seperti atasan, orang berpangkat, dan orang yang memiliki kualitas lebih, sedang visi artinya melihat atau mengawasi (Burhanuddin, 2005: 99).

Supervisi pendidikan, dalam manajemen pendi-dikan menurut Slameto (2009: 142) adalah program pembinaan guru dan personil pendidikan. Supervisi merupakan pemantauan oleh pembina dan kepala sekolah terhadap implementasi MBS termasuk pelak-sanaan kurikulum, penilaian kegiatan belajar menga-jar di kelas, pelurusan penyimpangan, peningkatan keadaan.

(2)

dan supervisor agar dapat menggunakan pengetahu-an dpengetahu-an kemampupengetahu-annya untuk memberi laypengetahu-anpengetahu-an ypengetahu-ang lebih baik pada peserta didik dan sekolah, serta menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang efektif.

Terkait dengan program supervisi di sekolah, Sagala (2009: 125) berpendapat bahwa program super-visi di sekolah adalah program pengembangan guru yang kegiatannya disusun untuk membantu guru memahami informasi, membantu guru menerapkan pengajaran, dan membantu guru memahami tingkat pengetahuan serta integrasi nilai dan sikap. Berdasar-kan pendapat-pendapat di atas, supervisi adalah program yang dilaksanakan kepala sekolah atau pengawas selaku atasan guru, dalam upaya memban-tu guru memperbaiki proses belajar di kelas agar siswa mendapat layanan pembelajaran yang baik.

Menurut Slameto (2009: 144) supervisi bertuju-an mengembbertuju-angkbertuju-an iklim ybertuju-ang kondusif dbertuju-an lebih baik dalam kegiatan belajar mengajar, melalui pembi-naan dan peningkatan profesi mengajar. Dengan kata lain, tujuan supervisi pengajaran adalah membantu dan memberikan kemudahan kepada guru untuk belajar bagaimana meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan belajar peserta didik.

(3)

a. Meningkatkan kinerja siswa sekolah dalam perannya sebagai peserta didik yang belajar dengan semangat tinggi, agar dapat mencapai prestasi belajar secara optimal;

b. Meningkatkan mutu kinerja guru sehingga berhasil membantu dan membimbing siswa mencapai prestasi belajar dan pribadi sebagai-mana diharapkan;

c. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik di dalam proses pembelajaran di sekolah serta mendukung dimilikinya kemampuan pada diri lulusan sesuai dengan tujuan lembaga;

d. Meningkatkan keefektifan dan keefisiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan belajar siswa;

e. Meningkatkan kualitas pengelola sekolah, khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal, yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagai-mana diharapkan;

f. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sedemikian rupa sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif bagi kehi-dupan sekolah pada umumnya, khususnya pada kualitas pembelajaran yang menunjuk-kan keberhasilan lulusan.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpul-kan bahwa tujuan supervisi adalah untuk meningkat-kan mutu pembelajaran guru dan siswa di kelas.

2.1.2 Supervisi Kunjungan Kelas

(4)

supervisi kunjungan kelas. Sementara menurut Rohmadi (1990: 81) supervisi kunjungan kelas adalah salah satu teknik supervisi yang ditujukan langsung pada guru untuk perbaikan cara-cara mengajar, menggunakan alat peraga, dan kerjasama murid dalam kelas.

Menurut Slameto (2009: 147) supervisi kunjung-an dkunjung-an observasi kelas adalah kegiatkunjung-an kepala sekolah langsung mengamati kegiatan guru dalam melaksana-kan tugas utamanya, mengajar, penggunaan alat, metode, dan teknik mengajar secara keseluruhan dengan faktor yang mempengaruhinya. Lebih lanjut Slameto (2009: 147) mengatakan dalam pelaksanakan supervisi kunjungan dan observasi kelas dapat dilak-sanakan dengan tiga pola yaitu:

(1) kunjungan kelas dan observasi kelas tanpa memberitahu guru yang akan dikunjungi, (2) kun-jungan dan observasi dengan terlebih dahulu memberitahu guru, (3) kunjungan dan observasi kelas atas undangan guru.

(5)

kegiatan mengajar yang dilaksanakan guru. Kunjung-an dengKunjung-an memberitahu terlebih dahulu guru yKunjung-ang akan disupervisi ada kalanya akan menemukan situasi kelas yang sudah dikondisikan terlebih dahulu oleh guru. Cara ini guru merasa lebih dihargai karena diberi kesempatan untuk mempersiapkan diri mengha-dapi supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah.

Dalam hal supervisi kunjungan kelas atas undangan guru, akan terlihat hubungan yang lebih baik antara guru dan kepala sekolah selaku super-visor, guru mengundang kepala sekolah untuk hadir di kelas menyaksikan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru merasa siap mendapat masukan dari kepala sekolah atas apa yang dilaksana-kan dalam pembelajaran di kelas. Masudilaksana-kan dan saran kepala sekolah akan menjadi bahan diskusi antara kepala sekolah dan guru.

(6)

2.2 Kinerja Guru

2.2.1 Kinerja

Menurut Nawawi (1997: 108) supervisi kunjung-an kelas adalah bagikunjung-an dari kegiatkunjung-an kunjungkunjung-an sekolah, karena dalam pengertian yang sama dengan supervisi kunjungan kelas. Sementara menurut Rohmadi (1990: 81) supervisi kunjungan kelas adalah salah satu teknik supervisi yang ditujukan langsung pada guru untuk perbaikan cara-cara mengajar, menggunakan alat peraga, dan kerjasama

Menurut Simamora (1995: 500) kinerja adalah tingkat hasil kerja karyawan dalam mencapai persya-ratan-persyaratan pekerjaan yang diberikan. Penger-tian kinerja menurut Gibson (1996: 70) adalah hasil yang diinginkan dari perilaku. Adapun Miner dalam Ernawati (2007: 14) mendefinisikan kinerja sebagai tingkat keberhasilan seorang karyawan di dalam melaksanakan pekerjaan.

Dalam lingkup organisasi kerja, Sentono (1999: 2) mengatakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing, dalam rangka menca-pai tujuan organisasi.

(7)

dijabar-kan telah dapat diwujuddijabar-kan atau dilaksanadijabar-kan yang berhubungan dengan tugas dan tanggungjawab yang menggambarkan pola perilaku sebagai aktualisasi dari kompetensi yang dimiliki.

Dalam kaitan kinerja dengan profesi guru, Mangkunegoro (1986: 22) menyampaikan pengertian kinerja sebagai seperangkat perilaku nyata yang diper-lihatkan oleh seorang guru pada waktu memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat dilihat waktu dia melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk persiapannya, baik dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar.

Sudarma (2003: 355) mengatakan, hampir semua cara pengukuran kinerja mempertimbangkan hal hal sebagai berikut:

1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesai-kan atau dicapai. Pengukuran kuantitatif meli-batkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan;

2. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran kualitatif keluran

mencerminkan pengukuran “tingkat kepuasan”

yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Ini ber-kaitan dengan bentuk keluaran;

(8)

2.2.2 Guru

Pengertian pendidik menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1, mengenai ketentuan umum butir 6:

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang ber-kualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhusus-annya, serta berpartisipasi dalam menyelenggara-kan pendidimenyelenggara-kan. Dengan kata lain pendidik adalah guru.

Istilah guru menurut Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membim-bing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevalu-asi, peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah. Pengertian di atas memberi makna bahwa guru adalah orang yang bekerja di satuan pendidikan atau sekolah, dengan tugas utama mendidik sampai dengan meng-evaluasi pada jenjang usia dini sampai pendidikan menengah. Menurut A. Tafsir dalam Yahya (2013: 24) pengertian guru ialah pendidik yang memegang mata pelajaran di sekolah, yang berarti guru adalah peme-gang bidang studi di sekolah atau madrasah.

(9)

2.3 Tinjauan Penelitian Relevan

Penelitian tentang supervisi pendidikan telah banyak dilakukan, di antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Frans Sudirjo (2013) yang berju-dul Pengaruh Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi untuk Peningkatan Kinerja Guru (Studi Empiris di SMP N 33 Kota Semarang) menyimpulkan bahwa supervisi berpengaruh positif terhadap variabel kinerja guru. Temuan ini dapat diartikan kinerja guru akan meningkat seiring dengan meningkatnya kegiatan supervisi.

(10)

Kesimpulan yang sama disampaikan oleh Sri Hartini (2013) dalam tesisnya yang berjudul Pelaksa-naan Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD di Kecamatan Bojongsari. Menurut Sri Hartini, dampak supervisi dapat dirasakan oleh kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah merasakan kinerja guru meningkat, administrasi semakin lengkap dan bagus, pelaksanaan pembelajaran semakin efektif dan bermutu serta adanya perubahan perilaku guru yang positif antara lain guru lebih semangat, disiplin, tanggungjawab, dan termotivasi untuk berprestasi setelah disupervisi. Perolehan nilai/prestasi siswa semakin bagus.

(11)

2.4 Kerangka Pikir Penelitian

Pada guru IPA SMP N 1 Bandungan dilakukan supervisi oleh kepala sekolah melalui kegiatan super-visi kunjungan kelas. Setelah disupersuper-visi diharapkan guru meningkat kinerjanya dalam hal perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Hal ini ditandai dengan kinerja guru dalam menyusun ren-cana pembelajaran, pengumpulan dokumennya tepat waktu dan rencana pembelajaran yang disusun sesuai dengan ketentuan. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru mempersiapkan diri dengan baik, metode, media dan strategi pembelajaran disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.

Supervisi Kunjungan

kelas Kelemahan

dan kendala pembelajaran

Perencanaan dan Pelaksanaan pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembelajaran terpadu tersebut dapat menciptakan pemahaman yang utuh oleh siswa dalam mempelajari suatu pelajaran baik dari segi keilmuan sains dan juga

3.Secara rekursif mencetak seluruh data pada subpohon kanan..

Hasil wawancara dengan siswa pada akhir siklus II diperoleh keterangan bahwa dengan penerapan STAD membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar, siswa merasa

Pengembangan Sumber Daya Manusia pariwisata yang dilakukan oleh pihak Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu dalam ditunjuknya Kepulauan Seribu sebagai

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, proses pengeboran pada sumur FZH- 10 trayek 12¼” menggunakan sistem sirkulasi lumpur Kla Shield (HPWBM) yang terdapat Ultrahib

Apabila pindah sekolah, buku Laporan Hasil Belajar Peserta Didik ini dibawa oleh Peserta Didik yang bersangkutan untuk dipergunakan di sekolah baru

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan.. © Kartika Fajriana

Laporan digenerate secara otomatis melalui aplikasi SSCN Pengolahan Data, © 2018 Badan Kepegawaian Negara.. Barito