• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

Kabupaten Lebak memiliki luas sebesar 304.472 Ha (3.044,72 Km2) dan memiliki batas administrasi sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Sebelah Barat : Kabupaten Pandeglang

Sebelah Timur : Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi

Secara administratif, pada tahun 2008 Kabupaten Lebak terdiri dari 28 kecamatan, 340 desa dan 5 kelurahan dengan luas rincian sebagai berikut :

Tabel 2.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Lebak Tahun 2008

No. Kecamatan Luas Wilayah (Ha) No. Kecamatan Wilayah Luas (Ha) 1 Malingping 9.217,00 15 Cipanas 8.788,70 2 Wanasalam 13.429,00 16 Sajira 11.098,00 3 Panggarangan 17.252,00 17 Cimarga 18.343,00 4 Bayah 15.374,00 18 Cikulur 6.606,00 5 Cilograng 10.720,00 19 Warunggunung 4.953,00 6 Cibeber 38.315,00 20 Cibadak 4.134,00 7 Cijaku 9.134,00 21 Rangkasbitung 4.986,50 8 Banjarsari 15.531,00 22 Maja 5.987,00 9 Cileles 12.498,00 23 Curugbitung 7.255,00 10 Gunungkencana 14.577,00 24 Cihara 15.041,00 11 Bojongmanik 7.178,10 25 Cigemblong 5.831,00 12 Leuwidamar 14.691,00 26 Cirinten 7.754,90 13 Muncang 8.498,00 27 Lebakgedong 5.004,30 14 Sobang 10.720,00 28 Kalanganyar 2.555,50

(2)

Gambar 2.1

Peta Administrasi Kabupaten Lebak

Sumber : Peta Administrasi Kabupaten Lebak - Bappeda Kabupaten Lebak dan Bakosurtanal, 2007

Secara geografis, Kabupaten Lebak berada pada posisi astronomis6º18’-7º00’ Lintang Selatan dan 105º25’-106º30’ Bujur Timur, dengan Fisiografi lahan yang ada di wilayah Kabupaten Lebak yaitu lahan datar dan landai 90.033 Ha, lahan bergelombang dan lahan berbukit 104.792 Ha dan lahan pegunungan/curam 91.171 Ha.

Kabupaten Lebak memiliki kondisi topografi beragam. Untuk wilayah sepanjang Pantai Selatan memiliki ketinggian 0-200 meter di atas permukaan laut (dpl), wilayah Lebak Tengah 201-500 meter dpl dan wilayah Lebak Timur dengan puncaknya yaitu Gunung Sanggabuana dan Gunung Halimun 501-1000 meter dpl. Temperatur di sepanjang pantai dan perbukitan berkisar antara 200C - 320C,

(3)

sedangkan suhu di pegunungan dengan ketinggian di atas 400 m dpl antara 180C - 290C.

Ketinggian dari permukaan laut setiap Ibu Kota Kecamatan di Kabupaten Lebak sangat beragam, yang tertinggi adalah Kecamatan Muncang dan Sobang (260 meter), yang terendah Kecamatan Bayah dan Cihara (3 meter), dengan Panjang garis pantai di Kabupaten Lebak 91,42 km. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.5 di bawah ini.

Tabel 2.2

Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Lebak Tahun 2008

No. Kecamatan Ketinggian dari Permukaan Laut (m)

01 – 25 26 – 50 51 – 75 76 – 100 101 – 500 > 500 1 Malingping - 40 - - - - 2 Wanasalam - 40 - - - - 3 Panggarangan 4 - - - - - 4 Bayah 3 - - - - - 5 Cilograng - - - - 6 Cibeber - - - - 200 - 7 Cijaku - - 70 - - - 8 Banjarsari - - - - 120 - 9 Cileles - - - - 164 - 10 Gunungkencana - - - - 170 - 11 Bojongmanik - - - - 200 - 12 Leuwidamar - - - - 230 - 13 Muncang - - - - 260 - 14 Sobang - - - - 260 - 15 Cipanas - - - - 180 - 16 Sajira - - - - 165 - 17 Cimarga - - - - 220 - 18 Cikulur - - - - 240 - 19 Warunggunung - - - - 250 - 20 Cibadak - - - - 220 - 21 Rangkasbitung - - - - 217 - 22 Maja - - - - 140 - 23 Curugbitung - - - - 140 - 24 Cihara 3 - - - - - 25 Cigemblong - - 70 - - - 26 Cirinten - - - - 200 -

(4)

Berdasarkan hidrologi, wilayah Kabupaten Lebak bersama anak-anak sungainya membentuk pola Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu (1) DAS Ciujung yang

meliputi Sungai Ciujung, Sungai Cilaki, Sungai Ciberang, dan Sungai Cisimeut, (2) DAS Ciliman dan Cimadur yang meliputi Sungai Ciliman dengan anak sungainya,

Sungai Cimadur, Sungai Cibareno, Sungai Cisiih, Sungai Cihara, Sungai Cipager, dan Sungai Cibaliung.

Dalam upaya pengembangan wilayah, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lebak telah mengatur pola pemanfaatan ruang, yang meliputi :

1. Kawasan budidaya di Kabupaten Lebak mencakup luasan 207.250 Ha yang terdiri dari :

 Kawasan budidaya pertanian (luas 153.485 ha), yang meliputi pertanian lahan basah (17.400 ha) dan pertanian lahan kering (136.085 ha).

 Kawasan budidaya non pertanian (luas 53.765 Ha), yang meliputi kawasan kawasan permukiman (46.675 ha), kawasan industri (3.040 ha), kawasan pariwisata (4.050 ha).

2. Kawasan lindung dengan luas 97.222 ha, meliputi :

1) Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya,

pengembangan kawasan dikaitkan dengan fungsi hidrologis, mencakup lahan seluas 63.845 ha (22,32 % dari luas total Kabupaten Lebak), terdiri dari :

 Kawasan hutan lindung (luas 29.975 ha), berfungsi untuk mencegah

terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi, dan menjaga fungsi hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan. Kawasan hutan lindung tersebar di Kecamatan Cipanas, Kecamatan Muncang, Kecamatan Sobang, Kecamatan Cijaku, Kecamatan Panggarangan, Kecamatan Cibeber, dan Kecamatan Bayah.

 Kawasan resapan air (luas 33.870 ha), berfungsi untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Kawasan resapan air adalah daerah yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi yang berguna sebagai sumber air. Sebaran kawasan resapan air terdapat di Kecamatan Cipanas, Kecamatan Muncang, Kecamatan Sobang, Kecamatan Bojongmanik, Kecamatan Gunungkencana, Kecamatan Cijaku,

(5)

Kecamatan Panggarangan, Kecamatan Cilograng, Kecamatan Cibeber, dan Kecamatan Bayah.

2) Kawasan perlindungan setempat, kawasan lindung yang merupakan kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Lebak seluas 10.595 Ha (3,7% dari luas total Kabupaten Lebak), terdiri dari :

a. Sempadan pantai, adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Adapun sebaran sempadan pantai terdapat di Kecamatan Wanasalam, Malingping, Panggarangan, Cihara,

Cibeber dan Kecamatan Bayah dengan panjang garis pantai sekitar 91,42 Km.

b. Sempadan sungai, adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 2.6 di bawah ini.

c. Kawasan sekitar mata air, adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan sekitamya, sedangkan kriteria kawasan lindung untuk kawasan mata air adalah sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air.

Arahan pengelolaan kawasan lindung sekitar mata air ini adalah sebagai berikut:

(6)

Kawasan sekitar mata air yang digunakan oleh PDAM dapat diberikan hak pakai.

Tabel 2.3

Sebaran Sempadan Sungai

No Nama Sungai Luas Kawasan Lindung (Ha)

1 Ciujung 880 2 Ciberang 880 3 Cisimeut 560 4 Cidurian 340 5 Cibeureum 160 6 Cicinta 60 7 Ciliman 340 8 Cibaliung 400 9 Cibinuangeun 220 10 Cilangkahan 180 11 Cihara 560 12 Cisiih 200 13 Cimancek 120 14 Cipager 80 15 Cimadur 240 16 Cidikt 1120 17 Cibareno 320 18 Cisawarna 140 19 Cipamungbulan 80 Jumlah 5.880

Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Lebak, 2008

3) Kawasan suaka alam dan cagar budaya, terdiri dari :

 Taman nasional (luas cakupan sebesar 16.380 ha), adalah kawasan

pelestarian alam yang di dalamnya terdapat jenis-jenis tumbuhan, satwa atau ekosistem yang khas, yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan rekreasi. Perlindungan terhadap taman nasional dilakukan untuk menjamin berlangsungnya fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, untuk pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata, serta peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pencemaran. Taman nasional yang terdapat di Kabupaten Lebak adalah Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, yang berada di wilayah

(7)

Kecamatan Cipanas, Lebakgedong, Sobang, Muncang dan Cibeber dengan luas 16.380 ha (5,71 % dari luas total Kabupaten Lebak).

 Kawasan cagar budaya, adalah cagar budaya Masyarakat Baduy dengan

luas sebesar 5.102 ha atau 1,79% dari luas total Kabupaten Lebak. Kawasan cagar budaya adalah kawasan yang merupakan lokasi atau bangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi maupun bentukan geologi alami yang khas. Perlindungan terhadap kawasan cagar budaya dilakukan untuk melindungi kekayaan budaya bangsa berupa peninggalan-peninggalan sejarah dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia. Kriteria kawasan lindung untuk kawasan cagar budaya adalah tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai budaya situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu yang mempunyai manfaat tinggi untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

 Kawasan Ilmu Pengetahuan, diperuntukkan bagi kegiatan yang melindungi

atau melestarikan budaya bangsa dan pengembangan ilmu pengetahuan. Kawasan yang diperuntukan untuk kawasan Ilmu pengetahuan terdapat di sekitar wilayah pertambangan bersyarat. Sesuai dengan lokasinya diharapkan kawasan ilmu pengetahuan yang akan dikembangkan adalah Ilmu Pengetahuan berbasis pertambangan.

Sebagai ilustrasi, salah satu jenis sebaran rencana pengelolaan kawasan lindung di Kabupaten Lebak, dapat dilihat pada gambar 2.2. berikut ini :

(8)

Gambar 2.2

Peta Rencana Kawasan Lindung Kabupaten Lebak

Sumber: Revisi RTRW Kabupaten Lebak Tahun 2007-2027

Luas kawasan Lindung atau kawasan yang mempunyai fungsi lindung di Kabupaten Lebak mencapai 31,93%. Luasan tersebut sangat proporsional untuk suatu wilayah dalam menjaga daya dukung lingkungan. Kondisi tersebut sesuai juga dengan amanat Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dimana suatu wilayah diharapkan mempunyai persentase luasan kawasan lindung sebesar 30%.

Namun demikian, perlu kita sadari bahwa sampai saat ini pengelolaan kawasan lindung secara menyeluruh belum dapat dilaksanakan secara optimal, dikarenakan beberapa hal antara lain belum tersedianya database kawasan lindung secara komprehensif dan detail sehingga diperlukan inventarisasi dan pemetaan. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka mengantisipasi konflik kepentingan lahan, memelihara dan menjaga secara kualitas dan kuantitas kawasan lindung serta memberikan

BATAS WILAYAH BATAS KECAMATAN JALAN SUNGAI GARIS LAUT JALAN NASIONAL. JALAN PROPINSI JALAN KABUPATEN JALAN KERETA API

KAWASAN HUTAN LINDUNG KAWASAN RESAPAN AIR KAWASAN SEMPADAN MATA AIR KAWASAN SEMPADAN MATA AIR PANAS

KAWASAN BADUY KAWASAN RAWAN BENCANA KAWASAN ZONA MILITER KAWASAN SEMPADAN PANTAI

(9)

20,97% 3,48% 7,06% 0,43% 50,41% 17,66%

Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya

Kawasan perlindungan setempat

Kawasan Suaka alam & cagar budaya

Kawasan Rawan Becana

Pertanian

kepastian status luas lahan dan batas yang jelas. Selain itu, kawasan lindung (di luar kawasan hutan) mempunyai nilai ekonomi sehingga mendorong masyarakat untuk mengeksploitasi (termasuk aktifitas pertanian) terlebih bagi yang tidak memiliki lahan.

Grafik 2.1

Prosentase Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

Sumber : Bappeda Kabupaten Lebak 2007.

Bila merujuk pada alokasi penggunaan lahan di atas, maka Kabupaten Lebak telah memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang mensyaratkan bagi suatu wilayah untuk memiliki persentase kawasan lindung setidaknya 30% sehingga diharapkan daya dukung lingkungan akan terjaga. Grafik 2.1 juga menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi primemover bagi pengembangan wilayah, dibuktikan melalui pengalokasian penggunaan lahan yang mencapai 50% dari total luas kabupaten. Hal ini cukup beralasan, mengingat potensi pertanian yang ada di Kabupaten Lebak tersebar hampir di setiap kecamatan.

Sektor non pertanian yang cukup menonjol di Kabupaten Lebak adalah sektor industri, pertambangan, dan pariwisata. Kawasan industri diarahkan pengembangannya di Kecamatan Rangkasbitung dan Maja yang memiliki potensi

(10)

pariwisata yang diandalkan adalah pariwisata alam pantai, terutama di Kecamatan Malingping, Panggarangan, dan Bayah, serta potensi pariwisata budaya yang dapat ditemui pada masyarakat adat Cisungsang dan Citorek, serta masyarakat Baduy. Potensi wisata budaya lain yang cukup menjanjikan adalah beberapa peninggalan bersejarah seperti situs Kosala dan Cibedug.

Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diindentifikasi wilayah yang berpotensi rawan bencana alam, yaitu 1) zonasi kerentanan gerakan tanah, maka kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Lebak diidentifikasi seluas 1.300 ha (0,95 % dari luas total Kabupaten Lebak). Adapun sebaran kawasan rawan bencana alam terdapat di Kecamatan Cipanas, Kecamatan Bayah, Kecamatan Bojongmanik, dan Kecamatan Leuwidamar. Pada kawasan dengan kerentanan gerakan tanah menengah dan tinggi, sebagaimana yang banyak terdapat di Kabupaten Lebak masih dimungkinkan adanya kantung-kantung daerah layak huni akan tetapi alangkah lebih baik bila kawasan seperti ini mendapat penelitian geologi teknik yang lebih rinci apabila akan dimanfaatkan; 2) Kawasan Rawan Banjir, Kawasan rawan bencana banjir sedapat mungkin tidak dipergunakan untuk permukiman, demikian pula kegiatan lain yang dapat merusak atau mempengaruhi kelancaran sistem drainase. Berdasarkan fakta di lapangan menunjukkan bahwa hampir seluruh wilayah Kabupaten Lebak rawan terhadap bencana banjir, terutama di wilayah-wilayah sekitar bantaran sungai dan wilayah pantai.

Jumlah penduduk Kabupaten Lebak pada tahun 2009 mencapai angka 1.212.117 jiwa dengan sex ratio sebesar 104,65. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 tercatat bahwa penduduk Kabupaten Lebak berjumlah 1.204.095 jiwa dengan rincian 619.052 laki-laki dan 585.043 perempuan. Mencermati perkembangan jumlah penduduk dalam sebelas tahun terakhir yang membentuk pola kuadratis (lihat Gambar 2.3) dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 1,84%, jumlah penduduk pada tahun tahun 2011 diperkirakan berjumlah 1.226.250 jiwa dan akan mencapai 1.248.813 jiwa pada tahun 2012.

(11)

Gambar 2.3

Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2000-2010

Sumber : Lebak Dalam Angka Tahun 2001-2010

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, distribusi penduduk Kabupaten Lebak masih belum merata. Kecamatan Rangkasbitung masih menjadi tujuan utama penduduk untuk tinggal dan berusaha (9,69%), berikutnya Kecamatan Malingping (5,11%) dari total penduduk kabupaten. Gambaran ini menunjukkan adanya daya tarik yang lebih kuat di pusat-pusat wilayah pertumbuhan, khususnya di bagian utara dan selatan kabupaten. Selengkapnya mengenai distribusi penduduk untuk masing-masing kecamatan pada tahun 2010 dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut :

(12)

Gambar 2.4

Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2010

Sumber : Lebak Dalam Angka Tahun 2010

Jika dilihat dari kepadatan penduduk, Kecamatan Rangkasbitung memiliki kepadatan penduduk jauh lebih besar dibanding kecamatan lain, secara terperinci dapat dilihat pada tabel berikut :

- 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 CIGEMBLONG BOJONGMANIK LEBAKGEDONG CIRINTEN CIJAKU SOBANG CIHARA CURUGBITUNG MUNCANG CILOGRANG KALANGANYAR GUNUNGKENCANA PANGGARANGAN BAYAH CIPANAS SAJIRA CIKULUR CILELES LEUWIDAMAR MAJA WANASALAM WARUNGGUNUNG CIBEBER BANJARSARI CIBADAK CIMARGA MALINGPING RANGKASBITUNG

(13)

Tabel 2.4

Kepadatan Penduduk Kabupaten Lebak Dirinci Menurut Kecamatan (jiwa/Km2)

Tahun 2009-2012 No Kecamatan 2009 *) 2010 **) 2011 ***) 2012 ***) 1 Malingping 675 667 680 692 2 Wanasalam 381 382 389 396 3 Panggarangan 229 294 208 212 4 Cihara 200 196 200 204 5 Bayah 257 265 270 275 6 Cilograng 299 296 301 307 7 Cibeber 141 142 144 147 8 Cijaku 305 294 300 305 9 Cigemblong 367 335 341 347 10 Banjarsari 401 395 402 410 11 Cileles 390 374 380 387 12 Gunungkencana 237 224 228 232 13 Bojongmanik 297 295 301 306 14 Cirinten 332 319 325 331 15 Leuwidamar 345 343 350 356 16 Muncang 386 372 379 386 17 Sobang 272 265 269 274 18 Cipanas 518 516 526 536 19 Lebakgedong 381 430 438 446 20 Sajira 438 418 425 433 21 Cimarga 345 332 338 345 22 Cikulur 712 706 719 732 23 Warunggunung 1.021 1.056 1.075 1.095 24 Cibadak 1.356 1.404 1.430 1.457 25 Rangkasbitung 2.238 2.339 2.383 2.426 26 Kalanganyar 1.189 1.251 1.275 1.298 27 Maja 820 844 859 875 28 Curugbitung 434 414 422 429 JUMLAH 398 395 403 410

Sumber : *) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2009 **) Lebak Dalam Angka, BPS, 2010

(14)

hingga tahun 2010, penduduk yang bekerja di sektor ini mencapai 53,68%. Sementara sektor perdagangan, hotel, dan restoran dijadikan tumpuan harapan hidup oleh 76.376 penduduk (16,08% dari total tenaga kerja) sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.5

Penduduk Usia 10 Tahun Ke atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Tahun 2010

Sumber : Lebak Dalam Angka Tahun 2010

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Kabupaten Lebak merupakan daerah yang memiliki potensi dalam pengembangan Agroindustri dan Agronomi karena sebagian besar mata pencahariaan masyarakat berada pada sektor pertanian. Dukungan sumberdaya alam yang berlimpah serta kondisi iklim yang memiliki curah hujan merata merupakan keunggulan komparatif dalam penguatan sektor pertanian sebagai sektor basis dalam perekonomian daerah. Namun lemahnya kualitas sumber daya manusia dan rendahnya kemampuan fiskal daerah serta belum tersebarnya pengetahuan teknologi tepat guna, membuat laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lebak cenderung mengalami perlambatan secara komprehensif.

53,68% 2,64% 5,51% 0,28% 4,52% 16,08% 7,31% 0,54% 9,44% pertanian

pertambangan & penggalian industri pengolahan

listrik, gas & air minum bangunan/konstruksi

perdagangan, hotel & restoran angkutan & komunikasi bank & lembaga keuangan jasa-jasa

(15)

Berikut adalah capaian indikator ekonomi makro di Kabupaten Lebak Tahun 2008 berdasarkan produktivitas masing-masing Kecamatan yang akan ditampilkan dalam Tabel 2.5 berikut.

Tabel 2.5

Capaian Indikator Ekonomi Makro per Kecamatan di Kabupaten Lebak Tahun 2008

No. KECAMATAN PDRB (Rp) (%) LPE

1. Rangkasbitung 960.493 -15,79 2. Malingping 373.183 1,51 3. Banjarsari 373.037 1,55 4. Wanasalam 350.993 1,49 5. Cibeber 332.911 4,60 6. Cibadak 278.049 1,67 7. Cileles 264.821 0,86 8. Cipanas 245.912 -26,60 9. Cimarga 242.230 1,78 10. Warunggunung 238.872 1,94 11. Bayah 233.728 4,68 12. Kalanganyar 228.825 - 13. Leuwidamar 223.843 2,60 14. Sajira 216.169 1,98 15. Cikulur 207.368 2,01 16. Maja 206.338 3,26 17. Cilograng 178.904 2,44 18. Panggarangan 177.372 -39,05 19. Gunungkencana 176.036 1,24 20. Curugbitung 166.676 3,20 21. Cijaku 154.581 -44,63 22. Muncang 133.917 3,08 23. Cigemblong 130.018 - 24. Cihara 114.129 - 25. Sobang 103.407 4,30 26. Cirinten 101.671 - 27. Lebakgedong 101.018 - 28. Bojongmanik 90.503 -50,81

(16)

Capaian kinerja perekonomian daerah berdasarkan kewilayahan di atas merupakan ukuran kinerja ekonomi makro yang dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Lebak secara agregatif. Berdasarkan kontribusi sektoralnya akan digambarkan oleh Tabel 2.6 berikut :

(17)

Tabel 2.6

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2004-2008 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

Kabupaten Lebak

No Sektor (Rp) 2004 % (Rp) 2005 % (Rp) 2006 % (Rp) 2007 % (Rp) 2008 %

1. Pertanian 1.249.502 39,41 1.291.646 39,27 1.294.831 38,16 1.351.926 37,99 1.402.893 37,88

2. Pertambangan & penggalian 38.042 1,20 40.868 1,24 41.332 1,22 45.711 1,28 46.955 1,27

3. Industri Pengolahan 302.108 9,53 316.631 9,63 332.460 9,80 346.840 9,75 354.578 9,57

4. Listrik, gas & air bersih 11.090 0,35 12.299 0,37 14.177 0,42 14.733 0,41 15.119 0,41

5. Konstruksi 121.101 3,82 127.911 3,89 135.931 4,01 154.346 4,34 158.214 4,27

6. Perdagangan, hotel & restoran 727.717 22,95 753.459 22,91 778.392 22,94 818.916 23,01 856.074 23,11

7. Pengangkutan & komunikasi 175.087 5,52 185.885 5,65 203.623 6,00 214.826 6,04 225.103 6,08

8. Keuangan, sewa & jasa Perusahaan 151.819 4,79 154.291 4,69 158.608 4,67 164.335 4,62 166.959 4,51

9. Jasa-Jasa 394.065 12,43 406.225 12,35 433.423 12,77 447.399 12,57 477.770 12,90

PDRB 3.170.531 100 3.289.215 100 3.392.776 100 3.559.032 100 3.703.665 100

Sumber: PDRB Bappeda Kab. Lebak 2009

Kinerja ekonomi makro yang baik dapat terukur melalui laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu daerah. Berdasarkan kontribusinya, sektor pertanian merupakan kontributor terbesar dalam output daerah dan sektor listrik, gas dan air bersih adalah kontributor terkecil dalam perekonomian daerah. Hal ini terjadi karena Kabupaten Lebak merupakan wilayah yang didominasi oleh sektor pertanian namun dalam

(18)

Tabel 2.7

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2004 – 2008 Atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten Lebak

No Sektor (Rp) 2004 % (Rp) 2005 % (Rp) 2006 % (Rp) 2007 % (Rp) 2008 %

1. Pertanian 1.633.527 38,91 1.869.235 38,39 2.001.375 36,80 2.192.697 36,37 2.381.827 35,29

2. Pertambangan & penggalian 55.353 1,32 66.442 1,36 73.140 1,35 86.121 1,43 90.149 1,34

3. Industri Pengolahan 404.276 9,63 460.063 9,45 522.676 9,61 589.329 9,77 644.493 9,55

4. Listrik, gas & air bersih 22.005 0,52 26.969 0,55 32.755 0,60 35.671 0,59 38.311 0,57

5. Konstruksi 156.946 3,74 188.336 3,87 217.252 4,00 253.696 4,21 282.803 4,19

6. Perdagangan, hotel & restoran 939.297 22,37 1.105.975 22,71 1.239.495 22,79 1.398.841 23,20 1.630.522 24,16

7. Pengangkutan & komunikasi 301.836 7,19 397.987 8,17 505.813 9,30 546.891 9,07 645.434 9,56

8. Keuangan, sewa & jasa Perusahaan 202.340 4,82 227.499 4,67 252.721 4,65 280.442 4,65 304.388 4,51

9. Jasa-Jasa 483.023 11,50 526.671 10,82 592.672 10,90 645.698 10,71 732.009 10,84

PDRB 4.198.603 100 4.869.177 100 5.437.900 100 6.029.385 100 6.749.934 100

(19)

Tabel 2.8

Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2004 – 2008 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk)

Kabupaten Lebak No Sektor 2004 2005 2006 2007 2008 Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk % % % % % % % % % % 1. Pertanian 38,91 39,41 38,39 39,27 36,80 38,16 36,37 37,99 35,29 37,88

2. Pertambangan & penggalian 1,32 1,20 1,36 1,24 1,35 1,22 1,43 1,28 1,34 1,27

3. Industri Pengolahan 9,63 9,53 9,45 9,63 9,61 9,80 9,77 9,75 9,55 9,57

4. Listrik, gas & air bersih 0,52 0,35 0,55 0,37 0,60 0,42 0,59 0,41 0,57 0,41

5. Konstruksi 3,74 3,82 3,87 3,89 4,00 4,01 4,21 4,34 4,19 4,27

6. Perdagangan, hotel & restoran 22,37 22,95 22,71 22,91 22,79 22,94 23,20 23,01 24,16 23,11

7. Pengangkutan & komunikasi 7,19 5,52 8,17 5,65 9,30 6,00 9,07 6,04 9,56 6,08

8. Keuangan, sewa & jasa Perusahaan 4,82 4,79 4,67 4,69 4,65 4,67 4,65 4,62 4,51 4,51

9. Jasa-Jasa 11,50 12,43 10,82 12,35 10,90 12,77 10,71 12,57 10,84 12,90

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: PDRB Bappeda Kab. Lebak 2009

Kinerja ekonomi makro di Kabupaten Lebak mengalami transformasi secara struktural. Kontribusi sektor pertanian yang tinggi, tidak dibarengi dengan peningkatan laju pertumnbuhan ekonomi yang positif karena kondisi inflasi, ketidakstabilan iklim, konvensi lahan serta benefit yang minim

(20)

Tabel 2.9

Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor dan PDRB atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2004 - 2008

Kabupaten Lebak

No Sektor Pertumbuhan Hb Hk

% %

1. Pertanian 9,52 3,12

2. Pertambangan & penggalian 13,59 5,86

3. Industri pengolahan 12,39 4,24

4. Listrik, gas & air bersih 16,19 8,58

5. Konstruksi 14,07 5,94

6. Perdagangan, hotel & restoran 13,97 4,31

7. Pengangkutan & komunikasi 19,52 6,43

8. Keuangan, sewa & jasa perusahaan 10,06 2,24

9. Jasa-jasa 10,67 4,55

PDRB 12,00 3,98

Sumber: PDRB Bappeda Kab. Lebak

Berdasarkan kondisi perekonomian masing-masing wilayah di Kabupaten Lebak, terdapat 15 Kecamatan dari 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak yang memiliki kemampuan ekonomi di bawah standar capaian perekonomian Kabupaten. Hal ini terjadi dikarenakan rendahnya kemampuan fiskal daerah, minimnya tingkat infrastruktur, inflasi, rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan berbasis skill serta dukungan yang sangat rendah dari lembaga keuangan yang seharusnya mampu mendorong percepatan investasi dalam menunjang kewirausahaan di Kabupaten Lebak.

(21)

Tabel 2.10

Perkembangan PDRB Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Lebak Tahun 2005 - 2009 atas Dasar Harga Konstan dan Harga Berlaku

No Kecamatan PDRB 2005 2006 2007 2008 2009 Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk 1. Rangkasbitung 793.125 514.209 923.177 545.086 1.043.225 581.694 960.492 489.858 1.008.526 503.431 2. Malingping 287.222 194.011 315.665 196.915 343.164 201.301 373.183 204.341 402.970 216.049 3. Banjarsari 302.380 199.178 321.663 196.790 348.590 201.467 373.037 204.583 398.108 213.806 4. Wanasalam 265.510 185.483 292.533 189.730 313.236 191.783 350.992 194.641 382.106 211.151 5. Cibeber 245.586 169.468 249.801 161.217 288.147 177.057 332.910 185.199 360.621 196.963 6. Cibadak 206.027 141.416 233.681 148.690 254.147 152.183 278.049 154.717 300.247 161.478 7. Cileles 208.164 138.984 228.987 143.226 249.708 147.359 264.820 148.624 289.100 156.189 8. Cipanas 252.418 173.537 287.786 182.852 308.100 186.145 245.912 136.628 270.343 142.403 9. Cimarga 172.249 115.847 207.290 129.088 220.910 130.462 242.230 132.781 272.918 145.251 10. Warunggunung 179.632 118.660 197.105 118.549 216.354 123.713 238.872 126.119 264.703 139.631 11. Bayah 186.018 129.332 188.674 120.815 209.832 125.400 233.728 131.264 257.735 138.145 12. Kalanganyar - - - 228.824 117.710 258.235 129.299 13. Leuwidamar 169.984 114.434 184.461 113.866 201.343 117.543 223.842 120.596 254.642 132.792 14. Sajira 169.688 113.422 181.382 110.476 196.247 113.397 216.168 115.639 233.152 120.616 15. Cikulur 162.745 111.342 171.562 108.353 188.923 112.342 207.367 114.596 226.672 120.730 16. Maja 142.357 97.986 162.828 103.784 184.835 110.675 206.338 114.281 230.039 121.639 17. Cilograng 124.846 86.734 147.436 95.156 162.842 99.145 178.904 101.559 198.887 108.908 18. Panggarangan 223.403 153.688 253.186 161.799 274.478 165.275 177.372 100.739 205.225 109.639 19. Gunungkencana 147.832 98.912 153.605 96.691 167.758 99.882 176.035 101.121 197.604 107.637 20. Curugbitung 106.181 73.107 135.631 86.880 149.996 90.645 166.675 93.550 187.493 99.359

(22)

No Kecamatan 2005 2006 PDRB 2007 2008 2009

Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk

28. Bojongmanik 141.185 97.420 160.924 103.063 172.097 104.151 90.502 51.234 114.962 58.337

29. Standar Kabupaten 5.437.899 3.392.776 6.029.385 3.559.031 6.749.770 3.703.579 7.277.783 3.855.539

Tabel 2.11

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2004 - 2008 Atas Dasar Harga Konstan 2000

Kabupaten Lebak

No Sektor (Rp) 2004 % (Rp) 2005 % (Rp) 2006 % (Rp) 2007 % (Rp) 2008 %

1. Pertanian 1.249.502 39,41 1.291.646 39,27 1.294.831 38,16 1.351.926 37,99 1.402.893 37,88

2. Pertambangan & penggalian 38.042 1,20 40.868 1,24 41.332 1,22 45.711 1,28 46.955 1,27

3. Industri Pengolahan 302.108 9,53 316.631 9,63 332.460 9,80 346.840 9,75 354.578 9,57

4. Listrik, gas & air bersih 11.090 0,35 12.299 0,37 14.177 0,42 14.733 0,41 15.119 0,41

5. Konstruksi 121.101 3,82 127.911 3,89 135.931 4,01 154.346 4,34 158.214 4,27

6. Perdagangan, hotel & restoran 727.717 22,95 753.459 22,91 778.392 22,94 818.916 23,01 856.074 23,11

7. Pengangkutan & komunikasi 175.087 5,52 185.885 5,65 203.623 6,00 214.826 6,04 225.103 6,08

8. Keuangan, sewa & jasa Perusahaan 202.340 4,79 227.499 4,69 252.721 4,67 280.442 4,62 304.388 4,51

9. Jasa-Jasa 483.023 12,43 526.671 12,35 592.672 12,77 645.698 12,57 732.009 12,90

PDRB 4.198.603 100 4.869.177 100 5.437.900 100 6.029.385 100 6.749.934 100

(23)

Proyeksi PDRB Kabupaten Lebak menggunakan asumsi inflasi rata-rata per-tahun sebesar 4,01% dengan laju pertumbuhan ekonomi rata-rata per-tahun 4,29%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.11 dan 2.12 di bawah ini.

Tabel 2.12

Proyeksi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

di Kabupaten Lebak Tahun 2009 - 2014 (Juta Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2009* 2010** 2011*** 2012*** 2013*** 2014***

1 Pertanian 2.506.144,81 2.636.314,69 2.787.195,30 3.021.386,54 3.255.551,81 3.525.182,19

2 Pertambangan dan Penggalian 100.954,12 102.747,64 113.108,13 124.194,67 132.276,83 139.584,69

3 Industri Pengolahan 673.476,02 690.331,08 730.672,14 799.694,92 859.387,82 927.132,03

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 41.004,54 43.039,88 45.902,15 50.318,63 54.917,13 60.413,24

5 Bangunan dan Kontruksi 294.639,43 303.666,91 329.465,16 364.046,22 396.096,40 438.356,09

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.844.291,25 1.998.502,02 2.188.928,08 2.552.179,21 2.912.099,74 3.370.016,77

7 Pengangkutan dan Komunikasi 721.926,93 763.291,71 831.552,53 973.417,26 1.105.041,06 1.262.527,78

8 Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan 326.402,55 345.654,04 364.642,00 400.623,09 433.226,70 473.526,81

9 Jasa-jasa 770.885,05 822.369,03 886.187,53 982.080,82 1.066.275,06 1.173.484,16

Jumlah 7.279.724,71 7.705.916,99 8.277.653,02 9.267.941,37 10.214.872,55 11.368.223,77

*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Proyeksi

(24)

pemerintah Kabupaten Lebak masih memiliki keyakinan bahwa sector pertanian sebagai leading sector yang dapat memberikan konstribusi dominan dibandingkan dengan sektor lainnya. Hal ini dijadikan asumsi dasar mengingat sektor pertanian didukung oleh kondisi geografis dan sumber daya yang potensial.

Tabel 2.13

Proyeksi PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Lebak Tahun 2009 - 2014 (Juta Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2009* 2010** 2011*** 2012*** 2013*** 2014***

1 Pertanian 1.464.061,00 1.523.632,80 1.579.093,04 1.642.620,40 1.729.345,75 1.827.409,26

2 Pertambangan dan Penggalian 52.856,00 52.414,74 56.419,22 59.537,99 62.029,26 64.590,66

3 Industri Pengolahan 360.131,00 371.315,18 385.647,94 369.615,39 410.854,61 424.617,91

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 15.721,00 16.348,78 17.020.72 17.854,90 18.865,93 20.039,81

5 Bangunan dan Kontruksi 162.947,00 168.107,95 177.975,89 186.598,77 197.094,17 209.141,47

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 899.394,00 945.987,07 1.003.219,28 1.068.514,52 1.141.538,86 1.226.108,20

7 Pengangkutan dan Komunikasi 237.915,00 247.885,39 263.576,53 281.517,59 299.672,85 371.485,83

8 Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan 172.231,00 177.741,47 182.736,01 188.319,58 195.081,38 203.310,96

9 Jasa-jasa 494.555,00 516.104,65 544.077,52 575.774,92 607.557,69 645.742,52

Jumlah 3.855.293,11 4.019.538,03 4.209.766,15 4.417.354,06 4.662.040,50 4.938.719,90

*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Proyeksi Sumber : BPS Kab. Lebak

(25)

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008 berada pada kondisi yang fluktuatif akibat dampak negatif yang ditimbulkan oleh krisis global pada pertengahan tahun 2008. Akan tetapi, Pemerintah Kabupaten Lebak masih mampu mempertahankan perekonomian di Kabupaten Lebak secara positif. Secara lebih lengkap perkembangan LPE Kabupaten Lebak periode Tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.14

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008 (%)

No. Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008

1 Pertanian 3,79 3,37 0,25 4,41 3,77

2 Pertambangan dan Penggalian 7,42 7,43 1,13 10,60 2,72

3 Industri Pengolahan 4,85 4,81 5,00 4,33 2,23

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 10,17 10,90 15,27 3,93 2,62

5 Bangunan dan Kontruksi 1,73 5,62 6,27 13,55 2,51

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,96 3,54 3,31 5,21 4,54

7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,16 6,17 9,54 5,50 4,78

8 Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan 1,55 1,63 2,80 3,61 7,60

9 Jasa-jasa 2,98 3,09 6,70 3,22 6,79

LPE Kabupaten 4,06 3,74 3,15 4,90 4,06

Sumber : PDRB Kabupaten Lebak 2003-2008 (BPS Kab. Lebak)

Laju pertumbuhan pada tahun 2008 paling tinggi dari lapangan usaha sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 7,60%, sedangkan yang terendah dari lapangan usaha sektor industri pengolahan sebesar 2,23%.

(26)

Tabel 2.15

Proyeksi Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lebak Tahun 2009-2014 (%)

No. Lapangan Usaha 2009* 2010** 2011*** 2012*** 2013*** 2014***

1 Pertanian 4,36 4,07 3,64 4,02 5,28 5,67

2 Pertambangan dan Penggalian 12,77 0,83 7,64 5,53 4,18 4,13

3 Industri Pengolahan 1,57 3,11 3,86 2,84 3,59 3,35

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 3,98 3,99 4,11 4,90 5,66 6,22

5 Bangunan dan Kontruksi 2,99 3,17 5,87 4,84 5,62 6,25

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,06 5,18 6,05 6,51 6,83 7,41

7 Pengangkutan dan Komunikasi 3,69 4,19 6,33 6,81 6,45 5,94

8 Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan 3,16 3,20 2,81 3,06 3,59 4,22

9 Jasa-jasa 3,51 4,36 5,42 5,83 5,52 6,28

LPE Kabupaten 4,10 4,14 4,22 4,28 4,33 4,64

Sumber : BPS Kab. Lebak * : Angka Perbaikan ** : Angka Sementara *** : Angka Proyeksi

Proyeksi Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Lebak Tahun 2009-2014 ditentukan melalui asumsi dasar produktivitas perekonomian daerah. Transformasi struktur perekonomian di Kabupaten Lebak dalam kurun waktu 2009-2014 didominasi oleh sektor tersier kemudian disusul sektor primer dan sektor sekunder. Hal ini terjadi sebagai akibat perpindahan tenaga kerja dari sektor primer ke sektor tersier secara natural.

Secara garis besar pertumbuhan PDRB Kabupaten Lebak tahun 2004-2008 menunjukan pertumbuhan positif, PDRB perkapita penduduk Lebak pada tahun 2008 mencapai angka 3,01 juta (ADHK) dan 5,54 juta (ADHB), dimana angka ini terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan adanya perubahan peningkatan kesejahteraan penduduk, yang idealnya peningkatan PDRB perkapita selalu di atas nilai inflasi. Adapun nilai PDRB perkapita selama kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut.

(27)

Grafik 2.2

PDRB Per Kapita Kabupaten Lebak Tahun 2004 - 2008

Sumber : PDRB Kabupaten Lebak 2003-2008 (BPS Kab. Lebak) * : Angka sementara

** : Angka sangat sementara

Sumber : PDRB Kabupaten Lebak 2003-2008 (BPS Kab. Lebak)

Adapun proyeksi PDRB perkapita untuk tahun perencanaan 2009-2014, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan dapat dilihat pada tabel 2.16.

Tabel 2.16

Proyeksi PDRB Per Kapita Kabupaten Lebak Tahun 2009 – 2014

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 PDRB per kapita adh Berlaku 5.782.640 6.399.758 6.767.195 7.458.429 8.092.065 8.865.052 2 PDRB per Kapita adh Konstan 3.062.447 3.338.223 3.441.592 3.554.891 3.693.167 3.851.262

Sumber : PDRB Kabupaten Lebak Tahun 209-2014 (BPS Kab. Lebak)

Perubahan struktur perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari distribusi persentase Nilai Tambah Bruto (NTB) sektoral terhadap PDRB atas dasar harga

3.653.405 4.151.754 4.543.320 4.982.349 5.467.929 2.758.830 2.804.583 2.834.636 2.940.987 3.000.233 0 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000 2004 2005 2006 2007* 2008**

(28)

dengan kontribusinya yang hanya berkisar 0,35%-0,42%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 2.3.

Grafik 2.3

Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lebak Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2004 - 2008 (%)

Sumber : PDRB Kabupaten Lebak 2003-2008 (BPS Kab. Lebak)

Dari grafik di atas terlihat bahwa struktur perokonomian Kabupaten Lebak pada kurun waktu 2004-2008 tidak banyak mengalami pergeseran, masih didominasi oleh tiga sektor utama yaitu dimulai dari sektor pertanian; perdagangan, hotel dan restoran; serta jasa-jasa. Dari ketiga sektor utama tersebut, sektor pertanian terus mengalami penurunan kontribusi terhadap total PDRB yang mengindikasikan bahwa di Kabupaten Lebak perlahan namun pasti telah terjadi pergeseran struktur ekonomi, dimana peran sektor primer mulai diambil oleh sektor tersier. Hal ini dibuktikan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; serta jasa-jasa yang mengalami trend

0 50 100 150 200 250 P er ta ni an P e rt am b ang an d an P e n gg ali an Indus tri P eng ol aha n Li st ri k, G as da n A ir B er si h B ang una n da n K ont ruk si P er da ga ng an, Hot el da n R es tora n P e n gang kut an d an K om u n ik as i K euangan, P er sew aa n da n j as a P er us aha an Ja sa -j as a 2004 2005 2006 2007 2008

(29)

kenaikan kontribusi terhadap total PDRB dalam lima tahun belakangan sebagaimana terlihat pada tabel 2.17 berikut.

Tabel 2.17

Proyeksi Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lebak Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009 - 2014 (%)

No. Lapangan Usaha 2009* 2010** 2011*** 2012*** 2013*** 2014***

1 Pertanian 37,98 37,91 38,48 38,06 38,11 38,07

2 Pertambangan dan Penggalian 1,37 1,30 1,33 1,32 1,33 1,32

3 Industri Pengolahan 9,34 9,24 9,39 9,38 9,34 9,38

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,41 0,41 0,37 0,40 0,40 0,40

5 Bangunan dan Kontruksi 4,23 4,18 4,10 4,20 4,18 4,19

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 23,32 23,53 22,66 23,16 23,17 23,16

7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,05 6,17 5,99 6,07 6,07 6,07

8

Keuangan, Persewaan dan jasa

Perusahaan 4,47 4,42 4,34 4,43 4,43 4,43

9 Jasa-jasa 12,83 12,84 13,34 12,98 12,98 12,98

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : PDRB Kabupaten Lebak Tahun 2009-2014 (BPS Kab. Lebak) * : Angka Perbaikan

** : Angka Sementara *** : Angka Proyeksi

Dari tabel di atas terlihat bahwa struktur perokonomian Kabupaten Lebak dalam lima tahun kedepan oleh tiga sektor utama yaitu dimulai dari sektor pertanian; perdagangan, hotel dan restoran; serta jasa-jasa.

Tingkat inflasi di suatu daerah pada suatu tahun dapat dihitung dengan metode Indeks Harga Konsumen (IHK) dan dapat juga dilihat dari besarnya perubahan Indeks Harga Implisit PDRB tahun berjalan dari tahun sebelumnya.

Angka inflasi secara umum menggambarkan besarnya peningkatan harga-harga barang/jasa di suatu daerah tertentu pada waktu tertentu, sehingga tingkat inflasi dipakai sebagai tolak ukur dalam melihat stabilitas perekonomian di suatu daerah. Tingkat inflasi yang tinggi (mencapai dua digit) relatif mencerminkan stabilitas ekonomi yang kurang baik.

Untuk melihat besarnya inflasi di Kabupaten Lebak selama periode 2004-2008 dapat dilihat pada grafik berikut :

(30)

Grafik 2.4

Tingkat Inflasi Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008 (%)

Sumber : PDRB Kabupaten Lebak 2004-2008 (BPS Kab. Lebak)

Tingkat Inflasi di Kabupaten Lebak pada Tahun 2004-2008 dengan mengacu pada besanya perubahan Indeks Implisit PDRB Tahun berjalan dari tahun sebelumnya mencapai angka rata-rata sebesar 7,72%. Tingkat inflasi yang terjadi pada Tahun 2004 adalah sebesar 5,24% merupakan tingkat inflasi yang paling rendah dibandingkan dengan Tahun 2005-2008. Proyeksi tersebut dapat dilihat pada grafik 2.5.

Grafikl 2.5

Proyeksi Tingkat Inflasi Kabupaten Lebak

Sumber : PDRB Kabupaten Lebak Tahun 2009-2014 (BPS Kab. Lebak) * : Angka Perbaikan ** : Angka Sementara *** : Angka Proyeksi 3,61 2,47 5,55 3,93 4,5 4,02 0 1 2 3 4 5 6 2009 2010 2011 2012 2013 2014 P e rsen 3,61 2,47 5,55 3,93 4,5 0 1 2 3 4 5 6 2009 2010 2011 2012 2013 P er se n

(31)

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

Pembangunan daerah bidang kesejahteraan sosial berkaitan dengan kualitas manusia dan masyarakat Kabupaten Lebak. Kondisi tersebut tercermin pada pendidikan, kesehatan, tingkat kemiskinan, kepemilikan tanah, kesempatan kerja, dan tingkat kriminalitas.

Pembangunan bidang pendidikan telah dilaksanakan dengan

menitikberatkan pada upaya penuntasan program Wajib Belajar 9 tahun melalui pendidikan formal maupun non formal, serta rintisan Wajib Belajar 12 tahun dengan angka partisipasi di jenjang pendidikan dasar yang sudah optimal.

Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Dengan AMH daerah dapat mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, terutama di daerah pedesaan dimana masih tinggi jumlah penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD. Selain itu dengan AMH menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media serta menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis, yang pada akhirnya mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah. Di Kabupaten Lebak perkembangan angka melek huruf relatif konstan. Hal ini terlihat dari tahun 2005-2008 perkembangan AMH sebesar 94,10%.

Angka Melek Huruf (AMH) pada tahun 2006 adalah sebesar 94,10% atau meningkat sebesar 0,20% dibandingkan tahun 2004 yang hanya sebesar 93,90%. Terlihat dari tabel 2.17 dari tahun 2006 sampai dengan 2009 persentase pencapaian AMH tidak mengalami peningkatan, hal ini disebabkan adanya suku terasing Baduy dengan jumlah penduduk pada tahun 2009 sebanyak 1.149 jiwa yang masih memegang teguh adat kebudayaannya. Dengan berbagai upaya yang dilakukan AMH pada tahun 2010 mengalami peningkatan meskipun sangat kecil, yaitu 1,75%.

(32)

Tabel 2.18

Perkembangan Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lamanya Sekolah Di Kabupaten Lebak Tahun 2004-2010

No. Uraian 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

1. Jumlah penduduk usia

15 tahun keatas - - - - 514.097 777.532 791.240

2. Melek Huruf 93,90% 94,10% 94,10% 94,10% 94,10% 94,10% 95,85%

3. Rata-rata Lama Sekolah 6,1 Th 6,2 Th 6,2 Th 6,2 Th 6,3 Th 6,2 Th 6,3 Th

Sumber Data : Dinas Pendidikan Kab. Lebak

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) mencapai 6,3 tahun pada tahun 2010. Jika dikonversikan pada tingkat kelulusan, maka rata-rata tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Lebak adalah tidak tamat SLTP atau baru mencapai kelas 1 SLTP. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pencapaian RLS maksimal 15 Tahun, masih memerlukan rentang waktu yang cukup lama dan biaya yang besar.

Untuk pencapaian Angka Partisipasi Murni pada tahun 2009, tingkat SD mencapai 95,17%, tingkat SLTP 68,79.0% dan tingkat SLTA mencapai 22,61%. Sedangkan pencapaian Angka Partisipasi Kasar tingkat SD mencapai 109,09%, tingkat SLTP 93,71% dan tingkat SLTA mencapai 30,69%. Pencapaian Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada setiap jenjang pendidikan mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

(33)

Tabel 2.19

Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) Di Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008

No. Tingkat Pendidikan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

APK APM APK APM APK APM APK APM APK APM APK APM APK APM

1. SD/MI 95,20 82,30 108.52 93,52 108,76 93,38 108.89 94.86 109.52 94.89 109,09 95,17 112,62 97,96

2. SMP/MTs 52,42 48,57 63,71 54,42 70,84 57,92 83,49 63,57 94.89 64,19 93,71 68,79 96,59 66,56

3. SMA/SMK/MA 21,26 16,18 22,22 17.33 27,00 17,33 27,63 19,45 30,63 20,51 30,69 22,61 38,15 33,37

(34)

Berkaitan dengan pendidikan yang ditamatkan pada tahun 2009, jumlah penduduk yang tidak tamat SD mencapai 16,79%, tamat SD 10,55%, tamat SLTP 6,57%, tamat SLTA 5,72%, dan yang memiliki ijazah akademi/universitas sebanyak 1,38%.

Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan pengembangan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat terus dilakukan. Angka usia harapan hidup masyarakat Kabupaten Lebak pada tahun 2008 mencapai 63,20 atau meningkat dibandingkan tahun 2004 yang hanya mencapai 62,40. Namun demikian, pencapaian indikator kesehatan di Kabupaten Lebak masih berada di bawah rata-rata nasional. Pada tahun 2008 angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Lebak sebesar 42,27/1.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB nasional sebesar 34/1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan pada tahun 2008 sebesar 246/100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKI nasional sebesar 228/100.000 kelahiran hidup.

Kondisi di atas dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain masih tingginya kasus penderita gizi buruk balita pada tahun 2009, yaitu sebanyak 4.214 dan gizi kurang sebanyak 8.679 dari jumlah 102.687 balita yang ditimbang. Dalam rangka penyelamatan Ibu dan Anak telah dilaksanakan pengembangan pelayanan kegawat daruratan kebidanan dan Bayi Baru Lahir melalui pengembangan Puskemas yang mampu melaksanakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Dasar (PONED) masing-masing 14 Puskesmas dengan tempat perawatan dari 40 puskesmas. Dengan demikian, untuk mencapai derajat kesehatan yang diharapkan, upaya yang diperlukan antara lain peningkatan akses pelayanan kesehatan, yaitu peningkatan kualitas ketenagaan, peningkatan fasilitas kesehatan serta peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat.

Berkenaan dengan jumlah penduduk miskin, rumah tangga miskin di Kabupaten Lebak pada tahun 2009 mencapai jumlah 171.109 rumah tangga atau sebesar 52,72% dari jumlah rumah tangga seluruhnya yaitu sebanyak 288.335 rumah tangga.

Berdasarkan kepemilikan lahan, 21,14% (64.356,66 Ha) sudah dimiliki oleh masyarakat di Kabupaten Lebak dengan luas lahan bersertifikat 64.350,14 Ha atau 99,98% dari luas luas lahan yang dimiliki.

Jumlah penduduk yang bekerja di Kabupaten Lebak pada tahun 2008 telah mencapai 474.846 orang dari jumlah penduduk yang berusia 10 tahun ke atas. Untuk itu, peningkatan kompetensi, produktivitas dan daya saing tenaga kerja

(35)

terus dilakukan sebagai upaya penanggulangan pengangguran di Kabupaten Lebak.

Selain bidang-bidang kesejahteraan sebagaimana disebutkan sebelumnya, tingkat kriminalitas berpengaruh pula terhadap pembangunan daerah. Pada tahun 2008 sampai dengan 2009 tindikan kriminal yang paling menonjol di Kabupaten Lebak yaitu pencurian dengan pemberatan yang dilanjutkan dengan pencurian ranmor. Pada tahun 2008 kasus pencurian dengan pemberatan sebanyak 80 kasus dengan jumlah penyelesaian tindak pidana sebanyak 56 kasus, sedangkan untuk tahun 2009 kasus pencurian dengan pemberatan sebanyak 90 kasus dengan jumlah penyelesaian kasus tindak pidana sebanyak 64 kasus. Kondisi ini tidak lepas dari kondisi perekonomian masyarakat yang mengalami fluktuasi sehingga menimbulkan peningkatan pengangguran, yang mendorong tumbuhnya tindak pidana. Walaupun demikian secara umum penanganan tindak pidana kriminalitas di Kabupaten Lebak masih dalam konstelasi terkendali oleh aparat penegak hukum kepolisian daerah dibantu oleh masyarakat.

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak sangat memperhatikan pembinaan dan pemasyarakatan oleh raga dengan memberikan pembinaan pada atlet-atlet yang ternaung dalam pengurus cabang KONI Kabupaten Lebak. Kondisi jumlah pengurus cabang tahun 2009 sebanyak 11 pengcab dengan jumlah atlet 500 orang.

2.3. Aspek Pelayanan Umum 2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu gerbang penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendidikan membuka peluang individu maupun masyarakat untuk mengembangkan diri dan mewujudkannya. Dalam konteks ini,

(36)

Kabupaten Lebak dengan jumlah penduduk yang sedemikian besar dan struktur umur yang kebanyakan berusia muda, relatif memiliki tanggungjawab besar untuk mengantarkan penduduk muda untuk memperoleh pendidikan yang layak. Selain masalah jumlah penduduk, persebarannya juga menjadi faktor penentu perkembangan pendidikan di Kabupaten Lebak.

Pembangunan bidang pendidikan mampu meningkatkan angka partisipasi sekolah mencakup angka partisipasi murni dan angka partisipasi kasar. Terkait dengan tingkat partisipasi sekolah ini, diperoleh data tentang jumlah anak tidak sekolah pada setiap jenjang pendidikan yang merupakan sasaran penting bagi program pembangunan pendidikan di Kabupaten Lebak, yaitu menuntaskan wajib belajar 9 tahun.

Pelayanan pendidikan juga dapat dilihat dari ketersediaan sekolah dan guru. Pada tahun 2006, rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah untuk pendidikan dasar adalah sebesar 0,006794 atau tersedia 67,94 sekolah per 10.000 penduduk usia sekolah, sedangkan rasio guru dengan murid sebesar 0,043028 atau tersedia 430,28 guru per 10.000 murid. Untuk pendidikan menengah, rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah sebesar 0,0010435, rasio guru dengan murid sebesar 0,063893. Kondisi ini menunjukan bahwa pelayanan pendidikan berupa penyediaan sekolah dan guru masih relatif rendah sehingga perlu ditingkatkan. Selain itu, meskipun telah terjadi berbagai peningkatan yang cukup berarti, pembangunan pendidikan belum sepenuhnya mampu memberi pelayanan merata, berkualitas dan terjangkau. Sebagian masyarakat berpendapat bahwa biaya pendidikan masih relatif mahal dan pendidikan belum sepenuhnya mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat sehingga belum dinilai sebagai bentuk investasi.

Mutu pendidikan berhasil atau tidaknya di suatu daerah tergantung pada capain angka putus sekolah dan angka kelulusan. Di Kabupaten Lebak capaian Angka putus sekolah pada tahun 2009 untuk jenjang pendidikan SD sebesar 0,46%, SLTP sebesar 0,97%, dan SLTA sebesar 0,68%. Sedangkan untuk Angka Kelulusan angka capaian pada tahun 2009 untuk jenjang pendidikan SD sebesar 94,14%, STLP sebesar 77,69%, dan SLTA sebesar 82,03%.

(37)

Kesehatan

Upaya Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan, Peningkatan Sumber Daya Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Pembiayaan Kesehatan terus dilakukan, namun pencapaian beberapa indikator kesehatan masih berada dibawah rata-rata nasional. Pada tahun 2008, Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Lebak sebesar 42,27/1.000 KH, sedangkan AKB Nasional sebesar 34/1.000 KH (Target Nasional AKB 24/1000 KH pada tahun 2014 dan target MDGs AKB 23/1000 KH pada tahun 2015) . Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Lebak pada tahun 2008 adalah 2461/100.000 KH, Sedangkan AKI Nasional sebesar 228/100.000 ( Target Nasional AKI 118/100.000 KH pada tahun 2014 dan target MDGs AKI 102 /100.000 KH pada tahun 2015). Data tahun 2009 menunjukan jumlah kematian ibu maternal di Kabupaten Lebak mencapai 22 ibu dari 22.230 kelahiran hidup, dan jumlah kematian bayi 156 bayi dari 22.230 KH. Kondisi ini dipengaruhi dengan masih tingginya kasus gizi buruk yaitu 4.214 balita (4,10%), gizi kurang 8.679 balita (8,45%) dari 102.687 balita yang di timbang, dengan demikian angka tersebut masih dibawah Angka Target Nasional prevalensi gizi-kurang pada anak balita menjadi 15% pada tahun 2014 dan target MDGs 18,8 pada tahun 2015.

Faktor faktor yang menyebabkan rendahnya pencapaian indikator kesehatan (tingginya angka/jumlah kematian dan kesakitan) adalah masih kurangnya kemampuan beberapa untuk memenuhi aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan, melaksanakan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa serta melaksanakan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

Dalam pencapaian SPM bidang kesehatan hal penting yang harus dipenuhi adalah ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dasar antara lain jumlah Puskesmas pada tahun 2009 berjumlah 40 dengan rasio puskesmas per 100.000 penduduk 3,30 (Standar 1 per 25.000 penduduk atau 4 per 100.000 penduduk) idealnya Kabupaten Lebak memiliki 48 Puskesmas, tetapi kurangnya jumlah Puskesmas dapat ditutupi dengan ada dan tersebarnya Puskesmas Pembantu

(38)

(PONED). Pada Tahun 2009 Jumlah Puskesmas PONED adalah 14 buah (Standar Puskesmas PONED adalah 1/50.000 penduduk) berarti Kabupaten Lebak membutuhkan sekitar 24 Puskesmas mampu PONED.

Sedangkan kondisi tenaga kesehatan di Kabupaten Lebak pada tahun 2009 adalah, jumlah dokter di Puskesmas adalah 111 orang (Standar 1 PKM 2 Dokter). Sedangkan tenaga bidan di Puskesmas yang ada 395 bidan selain itu didukung pula oleh tenaga paramedis sebanyak 421.

Lingkungan dan perilaku yang mempunyai pengaruh besar terhadap derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Lebak kondisinya juga masih sangat memprihatinkan bila dilihat dari kepala keluarga dengan akses air minum layak yang baru mencapai 45,46%. Dari aspek perilaku PHBS kondisi masyarakat Kabupaten Lebak masih sangat memprihatinkan dengan masih rendahnya persentase Rumah Tangga Sehat (berPHBS).

Berdasarkan kondisi diatas untuk mencapai derajat kesehatan yang diharapkan, upaya yang diperlukan antara lain adalah pertama peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan secara paripurna (preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative) melalui peningkatan kualitas dan kelas RSUD serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas pelayanan kesehatan dasar swasta lainnya, peningkatan Puskesmas mampu PONED, peningkatan Jumlah Mutu dan Penyebaran tenaga kesehatan, peningkatan pembiayaan kesehatan dan pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) Jawa Barat, peningkatan kemandirian untuk berPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada masyarakat, memperkuat sistem kewaspadaan dini dan surveillance epidemiologi penyakit menular dan tidak menular, serta mengembangkan sistem regulasi untuk menjamin kualitas fasilitas pelayanan kesehatan, sarana kesehatan dan tenaga kesehatan serta menjamin terciptanya lingkungan sehat.

Pencapaian immunisasi dari 12 jenis imunisasi (antigen) dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 secara umum menunjukan angka flutuatif terkecuali pada imunisasi DPT-HB1 dan Polio 1 yang menunjukan trend meningkat dari tahun ketahunnya dan sebagian besar pencapaian imunisasi belum mencapai masing-masing target yang ditetapkan dan hanya 1 jenis imunisasi polio 4 mencapai target yang ditetapkan pada tahu 2005. Pencapaian terkecil adalah HB 0-7 hari (19%) dan terbesar imunisasi polio 1 (95,2%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

(39)

Tabel 2.20

Capaian Imunisasi di Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008

No. Jenis Imunisasi (Antigen) Target (%) Cakupan Persentase

2005 2006 2007 2008 1. HB 0-7 Hari 75 68 19 45 42.5 2. BCG 98 87 88 92 88.5 3. DPT - HB 1 98 85 85 92 93.7 4. DPT - HB 2 95 85 77 87 88.4 5. DPT - HB 3 93 81 76 85 86.9 6. Polio 1 98 79 80 94 95.2 7. Polio 2 95 92 74 87 91.2 8. Polio 3 93 90 71 85 88.8 9. Polio 4 90 90 69 78 85 10. Campak 90 85 81 84 85.2 11. TT 1 95 69 80 81 57 12. TT2 90 66 74 75 53

Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lebak, 2008

Pekerjaan Umum Jalan

Kondisi sarana dan prasarana jalan di Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut :  Panjang Jalan Propinsi di Kabupaten Lebak adalah 302,87 Km, dengan jenis

permukaan hotmix 218,87 Km dan permukaan lapen 84,00 Km dengan kondisi baik 151,82 Km, kondisi sedang 8,95 Km, kondisi rusak ringan 75,00 Km dan kondisi rusak berat 67,10 Km. Apabila ditinjau dari kelas jalan, maka terdapat 4,4 Km jalan kelas II dan 298,47 Km jalan kelas III.

 Panjang Jalan Kabupaten adalah 856,21 Km, terdiri dari ruas-ruas jalan dalam Kota Rangkasbitung sepanjang 57,87 Km dan ruas-ruas jalan luar kota sepanjang 798,34 Km dengan jenis permukaan hotmix 542,61 Km, lapen 40,25 Km, batu 179,55 Km dan tanah 93,80 Km dengan kondisi jalan baik 477,61 Km (55,78%), kondisi sedang 124,75 Km (14,57%), kondisi rusak 134,00 Km (15,65%) dan rusak berat 119,85 Km (14%).

 Panjang jalan desa di Kabupaten Lebak adalah 5.647,2 Km terdiri dari jalan tanah sepanjang 2.571,85 Km dan jalan desa dengan kontruksi beraspal 3.075,35 Km, dengan kondisi baik 75,50 Km (2,45%), kondisi sedang 812,40 Km (26,42%) dan kondisi rusak 2.187,45 Km (71,13%).

(40)

Tabel 2.21

Jumlah Ruas Jalan, Panjang dan Kondisi Jalan Kabupaten Di Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008

No. Tahun Panjang Ruas Jalan (KM) Kondisi (KM)

Baik Sedang Ringan Rusak Rusak Berat

1 2004 827,80 464,30 246,00 54,90 62,60

2 2005 874,60 285,00 169,40 87,45 332,75

3 2006 892,20 285,00 168,60 87,55 351,05

4 2007 803,00 396,80 175,70 228,70 1,80

5 2008 856,21 477,61 124,75 134,00 119,85

Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Lebak

Tabel 2.22

Jumlah Ruas Jalan, Panjang dan Kondisi Jalan Propinsi Di Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008

No. Tahun Panjang Ruas Jalan (KM) Kondisi (KM)

Baik Sedang Ringan Rusak Rusak Berat

1 2004 107,61 61,39 45,34 0,86 -

2 2005 106,74 61,39 45,34 0,87 -

3 2006 107,61 61,39 45,34 0,87 -

4 2007 281,71 177,26 0,00 51,63 52,82

5 2008 267,65 29,03 94,47 15,42 128,73

Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Lebak

Tabel 2.23

Jumlah Ruas Jalan, Panjang dan Kondisi Jalan Nasional di Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008

No. Tahun Panjang Ruas Jalan (KM) Kondisi (KM)

Baik Sedang Ringan Rusak Rusak Berat

1 2004 130,34 78,33 35,37 16,64 -

2 2005 130,34 78,33 35,37 16,64

3 2006 130,34 78,33 35,37 16,64 -

4 2007 140,00 128,00 0,00 12,00 -

5 2008 NR NR NR NR NR

Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Lebak

Selain jalan nasional, Propinsi dan Kabupaten, Pemerintah Daerah juga telah melakukan terobosan yang sangat signifikan dengan pencanangan dan penanganan Jalan Poros Desa melalui Program Hotmik Masuk Desa (HMD).

(41)

Program tersebut mulai dilaksanakan pada tahun 2007 dan akan terus dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya dengan tetap menentukan prioritas ruas jalan poros desa yang akan dibangun atau ditingkatkan berdasarkan criteria yang telah kita tetapkan. Adapun jumlah penanganan jumlah poros desa yang sudah ditangani dari tahun 2007 sampai dengan 2009 sepanjang 488,84 Km yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lebak.

Tabel 2.24

Jumlah Penanganan Jalan Poros Desa (HMD) di Kabupaten Lebak Tahun 2007-2009

No. Tahun Jumlah Penanganan (Km) Keterangan

1 2007 104,37 Tersebar di seluruh Kecamatan

2 2008 190,04 Tersebar di seluruh Kecamatan

3 2009 194,43 Tersebar di seluruh Kecamatan

Jumlah 488,84

Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Lebak

Sebagaimana kita ketahui bersama, jalan poros desa di Kabupaten Lebak berdasarkan dari usulan yang diajukan oleh para Kepala Desa mencapai sekitar 5000 Km. Oleh karena itu, program ini senantiasa harus terus dilaksanakan untuk menyediakan aksesibilitas di perdesaan yang mempunyai daya ungkit yang tinggi untuk mendorong kegiatan ekonomi produktif dan kegiatan social lainnya.

Sumber Daya Air / Irigasi

Kabupaten Lebak merupakan daerah penyangga stok pangan padi sawah di Propinsi Banten, mengingat kawasan Banten Utara yang meliputi Daerah Serang, Cilegon dan Tangerang yang sudah beralih fungsi penggunaan lahan pertaniannya menjadi lahan permukiman dan industri. Oleh karenanya pengembangan pertanian padi sawah diarahkan ke Kabupaten Lebak dan Pandeglang sebagai wilayah pengembangan budidaya pertanian tanaman pangan dan hortikultura, konservasi lahan kritis sebagai fungsi kawasan tangkapan air baku sungai dan situ

(42)

1) Irigasi Pemerintah sebanyak 358 Unit (48.367 Ha) yang terdiri dari : a. Irigasi Teknis 17 Unit, luas areal potensial 13.030 Ha (21,31%) b. Irigasi Semi Teknis 45 Unit, luas areal optensial 10.787 Ha (17,64%) c. Irigasi Sederhana 247 unit, luas areal potensial 24.550 Ha (40,14%) 2) Irigasi Pedesaan 123 Unit, luas areal potensial 12.791 Ha (20.91%)

Dari total luas areal potensial tersebut di atas (61.158 Ha), jaringan Irigasi yang berfungsi pada tahun 2003 adalah seluas 24.300 Ha. Adapun penanganan pembangunan baik pembangunan baru maupun rehabilitasi dari tahun 2004 sampai dengan 2008 sebanyak 243 Daerah Irigasi dengan luas areal 26.591 Ha sehingga total luas potensial sampai dengan tahun 2008 adalah 50.921 Ha.

Sedangkan potensi sawah tadah hujan baik yang bisa dikembangkan dan yang tidak bias dikembangkan adalah seluas 14.132 Ha dengan rincian :

a. Sawah yang bisa dikembangkan seluas 4.386 Ha b. Sawah yang tidak bisa dikembangkan seluas 9.746 Ha Tempat Ibadah

Ketersediaan tempat ibadah merupakah salah satu dari pelayanan sarana dan prasarana umum yang disediakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Tempat ibadah yang tersedia dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Lebak masih dirasakan kurang, hal ini dapat dilihat dari rasio tempat ibadah per satuan penduduk di Kabupaten Lebak hanya sebesar 3,85.

Perumahan

Prasarana dan Sarana Utilitas permukiman dan perumahan di Kabupaten Lebak pada umumnya meliputi : penyediaan sarana air bersih, penanganan jalan lingkungan, dan pembangunan serta rehabilitasi gedung-gedung pemerintahan dan bangunan lainnya.

Penyediaan sarana dan prasarana air bersih di Kabupaten Lebak dilaksanakan oleh tiga institusi, yaitu PDAM, Dinas Cipta Karya dan Dinas Kesehatan. Penyediaan sarana tersebut selalu terus dianggarkan setiap tahunnya karena hal ini ditujukan untuk terus meningkatkan cakupan air bersih yang sampai dengan tahun ini baru mencapai 45,46% (perkotaan dan perdesaaan). Untuk lebih rincinya berikut kami gambarkan cakupan air bersih setiap kecamatan di Kabupaten Lebak sampai dengan tahun 2008.

(43)

Tabel 2.25

Cakupan Air Bersih per Kecamatan Di Kabupaten Lebak Tahun 2008

No Kecamatan Jumlah KK KK Terlayani persentase

1 Rangkasbitung 20,864 14,417 69.10% 2 Kalanganyar 7,236 3,808 52.63% 3 Cibadak 12,559 10,156 80.87% 4 Warunggunung 11,555 4,328 37.46% 5 Cikulur 10,941 6,209 56.75% 6 Sajira 9,433 6,563 69.57% 7 Cipanas 11,314 6,296 55.65% 8 Lebak Gedong 4,172 1,708 40.94% 9 M A J A 11,316 6,468 57.16% 10 Curugbitung 7,601 4,449 58.53% 11 Muncang 6,980 2,484 35.59% 12 Sobang 7,452 2,346 31.48% 13 Cimarga 12,622 4,135 32.76% 14 Leuwidamar 12,489 4,227 33.85% 15 Cileles 12,776 1,134 8.88% 16 Gunung Kencana 7,449 2,919 39.19% 17 Cijaku 6,669 3,157 47.34% 18 Cigemblong 5,284 1,221 23.11% 19 Banjarsari 13,029 5,208 39.97% 20 Malingping 18,604 9,790 52.62% 21 Wanasalam 9,798 5,354 54.64% 22 Bojongmanik 4,841 913 18.86% 23 Cirinten 5,173 1,210 23.39% 24 Panggarangan 9,215 6,983 75.78% 25 Cihara 7,608 2,014 26.47% 26 Bayah 10,315 2,016 19.54% 27 Cilograng 5,720 1,707 29.84% 28 Cibeber 14,981 5,158 34.43% Jumlah 277,996 126,378 45.46%

Sumber : Kompilasi Dinas Kesehatan dan Dinas Cipta Karya, 2008

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa penggunaan model quantum teaching memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kemampuan

Data primer, yaitu data-data yang dapat menjawab masalah yang dikemukakan, tentang pelaksanaan pengajian tasawuf dan aliran yang terdapat dalam pengajian tersebut,

Nyeri akut dapat dideskripsikan sebagai suatu pengalaman sensori, persepsi, dan emosional yang tidak nyaman yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan,

Pertumbuhan populasi Branchionus plicatilis pada masing-masing perlakuan dan ulangan selama penelitian disajikan pada tabel 2, yang menunjukkan bahwa jumlah populasi

Sequence diagram menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan oleh admin dan konsumen dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case interaksi terjadi

Sistem terdiri dari sebuah perangkat keras yang mampu menjalankan algoritma pencarian jalur evakuasi dan mampu berkomunikasi satu dengan yang lain dengan protokol

tercantum dalam Lampiran Keputusan ini dan/atau tercantum pada laman Pengumuman Hasil SBMPTN 2020 Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) dinyatakan Lulus seleksi

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan mahasiswa jurusan kependidikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh