BAB III SOLUSI BISNIS
3.1 Alternatif Solusi
Apabila kita melihat yang menjadi akar masalah adalah kenaikan harga BBM dalam hal ini minyak diesel (IDO), penulis melihat apabila tidak dicarikan solusinya akan terus menjadi masalah bagi PT SK KERIS karena seperti yang kita ketahui seperti pada Bab-1 tentang kondisi eksternal bahwa harga minyak sangat fluktuatif, sangat sensitif baik itu akibat politik dunia, keamanan dunia, juga iklim. Sesuai dengan risk management dimana dinyatakan untuk kasus dengan frekwensinya tinggi serta severitynya juga tinggi maka dianjurkan untuk melakukan mitigasi dengan cara menghindar (avoid). Untuk itu PT SK KERIS harus keluar dari ketergantungan dengan minyak diesel secara bertahap maupun langsung sesuai dengan kondisi alternatif yang dipilih.
Untuk mencari solusi untuk menyelesaikan masalah ini, manajemen PT SK Keris memberi arahan sebagai acuan untuk menjadi dasar dalam feasibility study yang akan dilakukan yaitu:
• Lingkungan Hidup
Hal ini menjadi fokus pertama karena situasi dan kondisi serta posisi PT SK KERIS yang berada disisi lapangan golf Gading Serpong serta perumahan Gading Serpong, karena apabila salah memilih, akan membahayakan kelangsungan hidup SK KERIS sendiri.
• Ketersediaan (supplai)
Harus mampu terjamin supplainya, sehingga harganya dapat terkendali dan terjamin kontinuitas operasi PT SK KERIS.
• Investasi
Manajemen memberi batasan nilai investasi untuk keseluruhan aktivitas proyek difersivikasi sumber energi alternatif termasuk di Utility dan PET maksimun US$5,000,000/ tahun, dan pay back periode maksimum 2 tahun yang semuanya di
benchmark atau dibandingkan dengan kondisi apabila PT SK KERIS menggunakan minyak diesel (IDO) seperti Tabel 3.1
Tabel 3.1 Biaya Operasi Diesel Engine Tahun 2006 (simulasi)
No Klasifikasi unit Asumsi 2006
1 Power kWh 22,500.00
2 Konsumsi IDO L/kWh 0.25
3 Total Konsumsi/Tahun L/Tahun 49,866,300.00
4 Harga IDO US$/L 0.527
5 BiayaIDO/tahun US$/Tahun 26,279,540.10
7 Biaya pemeliharaan US$/Tahun 1,500,000.00
8 Biaya tenaga kerja US$/Tahun 30,000.00
9 Biaya Pem.+ karyawan US$/Tahun 1,530,000.00
10 Biaya operasi (5+9) US$/Tahun 27,809,540.10
11 Biaya per unit (unit cost) US$/kWh 0.141
• Teknologi.
Teknologi yang di pilih harus mampu dioperasikan oleh karyawan PT SK KERIS sendiri, tidak tergantung kepada pihak lain.
• Waktu Pekerjaan.
Proyek ini harus sudah dapat beroperasi pada akhir tahun 2005 karena untuk mengurangi kerugian akibat dampak kenaikan harga oil dunia yang diperkirakan setelah tahun 2005 akan terus naik.
Untuk mencari sumber energi alternatif, harus dilakukan penelitian secara komprehensip, jangan sampai energi yang dipilih nantinya justru bukan penyelesaian hanya pemindahan masalah, seperti pribahasa “lepas dari mulut harimau masuk ke mulut buaya”.
Ada tiga sumber energi yang dianggap cukup realistis yang dianggap mampu menjadi pertimbangan yaitu gas dan batubara dan PLN. Untuk lebih jelasnya kita akan bahas satu persatu apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan masing-masing, dan tolak ukurnya
Operation Manangement terdiri dari:
• ketersediaan di Indonesia.
• Nilai kalori.
• Sistem pengiriman ke SK KERIS.
• Sistem penyimpanan.
• Lama waktu untuk menyelesaikan proyek (schedule proyek)
• Biaya per unit (production cost) Management Teknologi
• Effisiensi thermal • Kehandalan
Finance terdiri dari
• Investasi
• ROI
• Pay back period.
Risk identification
• Fluktuasi harga
• Konsistensi suplai.
• Pengaruh terhadap lingkungan hidup.
Gambar 3.1 Pertimbangan Alternatif Solusi Lingkung-an Hidup Konsis-tensi supplai Fluktuasi Harga Pay back period ROI Investasi Kehanda- lan Effisiensi Biaya per unit Schedule proyek Sistem penyimpa nan Sistem pengiri- man Nilai Kalori Ketersedi-aan di Indonesia Alter- natif Solusi
3.2 Batu bara
3.2.1 Ketersediaan di Indonesia.
Batubara apabila kita berbicara tentang ketersediaan di Indonesia, maka berdasarkan Tabel 1.2 dinyatakan bahwa sumber daya 57 milliar ton, cadangan 19.3 milliar ton, produksi pertahun 130 juta ton, atau dengan kata lain masih dapat dinikmati sampai 147 tahun lagi.
Nilai kalor batubara antara 5.800 ~ 6.500 k.cal/kg, dan ini sangat tergantung harga, untuk kasus PT SK KERIS diambil asumsi 6,200 k.cal/kg.
3.2.2 Sistem Pengiriman.
Pengiriman ke SK KERIS adalah dengan menggunakan truk apabila konsumsi PT SK KERIS untuk kapasitas 20,000 kW dibutuhkan 140 ton maka dengan kapasitas truk 20 ton maka diperlukan 7 kali pengiriman dalam sehari. Untuk hal ini membutuhkan pengaturan karena di SK KERIS sendiri untuk raw material saja akan ada 18 kali pengiriman belum sub-raw material dan pengiriman barang hasil produksi ke pelanggan.
3.2.3 Penyimpanan.
Sama seperti minyak diesel, batu bara juga membutuhkan tempat penyimpanan. Sesuai dengan bentuk dan sifatnya batubara yang terdiri dari bongkahan batu, bersifat acid
(asam), juga mengandung debu dan berbahaya karena dapat menyala sendiri akibat panas udara luar, maka dibutuhkan tempat penyimpanan yang cukup baik dan luas, untuk pembangkit besar seperti di PLTU Suralaya di tempatkan di lapangan terbuka sedang di SK Chemicals, Ulsan Korea ditempatkan di silo karena masalah lingkungan yang peraturannya ketat, sedang salah satu pabrik di Tangerang yaitu ITS yang sedang berencana membangun PLTU, menyimpannya di dalam gudang yang cukup luas dengan alasan menghindari pencemaran lingkungan. PT SK KERIS dengan lokasi dikelilingi oleh lapangan golf dan perumahan mewah (Gading Serpong dan BSD) yang selama ini berusaha menjaga lingkungannya karena alasan lokasi dan moral akan cukup sulit untuk
menempatkannya di udara terbuka, untuk itu perlu gudang atau silo, yang mana pembangunannya membutuhkan biaya besar.
3.2.4 Lama Penyelesaian Proyek.
Berdasarkan penawaran yang ada dapat dikatakan untuk menyelesaikan proyek batubara dibutuhkan waktu antar 18 sampai 24 bulan sejak kontrak ditandatangani. Sementara pada saat proyek ini di pelajari (feasibility study) pada tahun 2004 awal, pemerintah sudah merencanakan akan mencabut subsidi pada tahun 2005 akhir, artinya manajement PT SK KERIS harus memilih siapa yang dapat menyelesaikan proyek ini secepatnya, karena apabila terlambat, kemungkinan besar SK KERIS akan mengurangai produksi bahkan tutup dengan alasan sudah tidak kompetitif lagi.
3.2.5 Teknologi.
Apabila SK KERIS menggunakan batu bara sebagai sumber energi, maka untuk dapat membangkitkan listrik, harus dipasangkan dengan turbine uap (steam turbine). Proses pembangkitan listrik adapat dijelaskan sebagi berikut ini.
Air akan dipanaskan menjadi uap atau steam sampai mencapai tekanan dan temperature yang ditentukan sesuai design pada boiler. Proses pemanasan menggunakan batu bara, kemudian steam ini akan dialirkan menuju turbine nozzle dan akan memberi efek tekanan pada blade sehingga turbine akan berputar. Akibat turbine berputar, rotor generator yang disambungkan pada turbine akan berputar dan membangkitkan energi listrik yang akan dikirim kepengguna (user). Steam yang keluar dari turbine tadi masih dapat digunakan untuk proses dan untuk absorber sehingga efisiensinya tinggi untuk
Gambar 3.2 Boiler and Steam Turbine Flow
Gambar 3.3 Boiler and Steam Turbine (wikipedia.com, 2007)
High Pressure Steam
Gen. Steam (Absorber) POWER Steam Turbine To Process Boiler Fuel (Batu Bara) Water
3.2.6 Efisiensi Thermal.
Apabila kita berbicara tentang efisiensi, yang dibicarakan adalah tentang thermal efficiency dari fuel dalam hal ini adalah tentang efisiensi batu bara sebagai sumber energi untuk membangkitkan listrik dengan mengunakan steam turbine. Berdasarkan literature
dapat dilihat bahwa thermal efficiency steam turbine adalah antara 88% sampai 95% (bechtel.com, 2007).
3.2.7 Kehandalan.
Untuk memeriksa kehandalan dari steam turbine maka SK KERIS melakukan benchmark
kepada beberapa perusahaan termasuk yang berada dalam group SK di Korea dengan hasil steam turbine sangat sensitif terhadap kualitas batu bara dan kualitas boiler. Berdasarkan informasi kualitas batu bara yang tidak stabil menyebabkan frekuensi dari listrik yang dihasilkan dapat hunting atau bergelombang, Bagi SK KERIS yang banyak menggunakan inverter untuk mesin pada proses FY akan sangat berbahaya. Efek dari batu bara terhadap kehandalan boiler-nya juga sangat penting, apabila batu bara kurang baik dapat mengakibatkan masalah pada boiler sehingga dapat menyebabkan boiler mati dan pada akhirnya menyebabkan supplai listrik terputus.
3.2.8 Investasi
Beradasarkan penawaran yang masuk ke PT SK KERIS yang diberikan oleh para vendor yang di undang harga investasi tergantung sumber teknologi. Untuk America dan Jepang mempunyai rate US$1,200,000/MW, jadi apabila kebutuhan 20 MW maka yang paling efisien adalah apabila dipasang 2 x 15 MW, total 30 MW, maka total investasi adalah US$36,000,000. Sedang untuk teknologi yang berasal dari China rate-nya adalah US$1.000,000/MW atau US$1,000/kW, jadi untuk 30 MW dibutuhkan US$30,000,000.
3.2.9 Harga
Berdasar data yang dikumpulkan oleh PT SK KERIS, harga batu bara terlihat adanya kenaikan sejak tahun 2000 tapi tidak melonjak terlalu tinggi, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.4 berikut:
35 36 38 39 42 44 48 53 58 64 70 0 10 20 30 40 50 60 70 H a rg a ( U S $ /t o n ) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Tahun
Batu bara (US$/ton)
Gambar 3.4 Harga Batu Bara 2000~2004 dan Proyeksi Harga 2005~2010
Pada Gambar 3.4 terlihat bahwa untuk tahun 2000 sampai tahun 2004 data yang ada adalah berdasarkan harga rata-rata untuk tahun tersebut, karena proyek ini direncanakan pada tahun 2004 sedang untuk tahun 2005 sampai tahun 2010 data diambil dengan metode forecast yaitu dengan merata-ratakan kenaikan 3 tahun sebelumnya. Fluktuasi harga sering terjadi akibat harga yang ditentukan oleh pasar, terutama pasar internasional dimana Cina sekarang sangat banyak membutuhkan batubara karena konsumsi mereka yang meningkat sehingga sekarang penambang batubara di Indonesia lebih suka menjual keluar negeri dari pada lokal karena selisih harga yang besar.
3.2.10 Konsistensi Supplai.
Konsistensi supplai masih diragukan karena batubara tersedia di Sumatera dan sebagian besar dari Kalimantan yang mana sangat tergantung kepada alam yaitu ombak laut dimana apabila ombak besar maka kapal yang membawa biasanya berhenti melaut sampai kondisi normal sehingga dibutuhkan persediaan yang besar. Sebagai contoh untuk PLTU Suralaya sering kita mendengar persediaan menipis akibat transportasi kereta api dari Sumatera Selatan (Bukit Asam) anjlok atau kapal laut dari Lampung tidak dapat beroperasi karena ombak besar.
3.2.11 Lingkungan Hidup.
Masalah pengaruh terhadap lingkungan sangat negatif karena debu yang beterbangan akan mengotori lingkungan walaupun sudah memasang peralatan yang canggih seperti
electronic dust separator berdasarkan benchmark, juga penanganan limbah yang bersifat sangat asam dan korosif yang akan membuat lingkungan tercemar. PT SK KERIS yang berada di daerah Gading Serpong yang dikelilingi oleh lapangan golf Gading Serpong akan sangat berbahaya.
3.2.12 Operation Cost
Operation cost atau Biaya operasi pada tahun 2006 untuk coal boiler dan steam turbine
adalah US$6,386,791 per tahun dengan biaya per-unit (unit cost) US$0.036/kWh. Semua data ini diambil dengan asumsi pabrik beroperasi 24 jam dan 365 hari serta 1US$/Rp9,100. Dan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2 Simulasi Biaya Operasi Steam Turbine tahun 2006.
Tabel 3.2 Simulasi Biaya Operasi Steam Turbine tahun 2006
No Klasifikasi unit Asumsi
1 Power kWh 20,000.00
2 Konsumsi batu bara kg/kW 0.60 3 Total Konsumsi/Tahun Ton/Tahun 105,120.00 4 Harga Batu bara (2006) US$/Ton 48.00 5 Biaya batu bara/tahun US$/Tahun 5,045,760.00
6 PW (Pure Water) US$/Ton 0.433
7 Konsumsi PW Ton/jam 140.00
8 Biaya PW/tahun US$/tahun 531,031.20
9 Biaya operasi (5+8) US$/tahun 5,576,791.20 10 Biaya pemeliharaan US$/tahun 750,000.00 11 Biaya tenaga kerja US$/tahun 60,000.00 12 Biaya Pem.+ karyawan (11+12) US$/tahun 810,000.00
13 Total biaya (9+12) US$/tahun 6,386,791.20
14 Biaya per unit (unit cost) US$/kWh 0.036
Untuk biaya di atas belum termasuk biaya penanganan lingkungan seperti limbah. Untuk hal ini penulis menyebutnya Alpha. Jadi Biaya totalnya adalah US$6,386,791 + Alpha (lingkungan).
3.3 Gas
3.3.1 Ketersediaan di Indonesia
Sementara untuk gas, sumber daya yang tersedia adalah 384.7 TSCF, dengan cadangan sebesar 182 TSCF sementara produksi per tahun adalah 3 TSCF, dengan masa produksi sampai 61 tahun. Nilai kalornya gas adalah 8,918 kcal/m3.(PGN Distrik Banten, Marketing, 2004)
3.3.2 Sistem Pengiriman.
Berbicara mengenai sistem pengirimannya ke SK KERIS, sekarang ini jaringan utama pipa distribusi PGN berjarak 1.6 km dari PT SK KERIS berada di jalan utama yang menghubungkan Tangerang- Serpong melewati kali Cisadane yang mempunyai lebar 126 m. Jaringan distribusi utama ini mempunyai ukuran pipa 16 inch dengan tekanan maksimum 16 bar, beroperasi pada tekanan antara 2 ~ 5 bar, pada saat hari libur
(sabtu,minggu) sampai 7 bar. Sejak April 2004 penulis mulai melakukan penjajakan dan pendekatan kepada pihak PGN karena sejak beberapa tahun sebelumnya, PGN sudah mengajukan proposal tapi tidak di respon oleh PT SK KERIS dengan alasan supplai gas tidak stabil sehingga mengganggu proses (informasi dari pelanggan PGN disekitar Serpong seperti Indah Kiat, TIFICO) dan juga harga BBM pada saat itu begitu murahnya. Namun pada akhir tahun 2004 , PGN menyatakan bersedia membangun dan membiayai jaringan pipa (pipa, jembatan dan MRS yaitu Metering Regulating System) dari pipa utama menuju SK KERIS dan akan dimasukkan dalam anggaran 2005.
3.3.3 Kestabilan Supplai
Untuk supplai gas salah satu yang paling menentukan adalah kestabilan dari tekanan
(pressure). Pada saat proyek ini direncanakan yaitu pada tahun 2004 keadaan tekanan di daerah Serpong dimana lokasi PT SK KERIS berada seperti telah dijelaskan sebelumnya adalah antara 2 ~ 5 bar dan hari libur 7 bar. Terlihat adanya fluktuasi tekanan yang cukup besar dan ini sudah lama menjadi isu untuk para pelanggan PGN di seluruh Indonesia khususnya didaerah Tangerang. Bedasarkan informasi PGN kepada penulis pada April 2004, bahwa PGN akan melaksanakan proyek SSWJ (South Sumatera - West Java) yaitu proyek yang bertujuan untuk menjamin supplai atau menaikkan keandalan supplai kepada pelanggan di Jawa Barat dan Banten yang mana sumber gasnya berada di Sumatera Selatan (Pagar Dewa dan Grissik), ini adalah rencana jangka pendek PGN yang akan direalisasikan pada November 2006 diharapkan gas sudah dapat dinikmati oleh konsumen. Sementara untuk program jangka panjang PGN akan menerima supplai gas dari Kalimantan yang akan didistribusikan melalui pipa yang akan dibangun dibawah laut kemudian masuk ke Pulau Jawa dan nantinya akan dibangun jaringan pipa gas trans jawa yaitu dari banten sampai jawa timur. Seperti pada Gambar 3.5 dan Gambar 3.6.
Gambar 3.5 South Sumatera – West Java Gas Transmission Project (PGN.co.id)
3.3.4 Lingkungan Hidup
Berbicara tentang pengaruhnya terhadap lingkungan dapat dikatakan gas sangat ramah terhadap lingkungan. Tidak berbau, tidak mempunyai waste, artinya apabila SK KERIS beroperasi dengan gas maka tidak memerlukan biaya tambahan untuk memelihara lingkungan yang diakibatkan pencemaran gas tersebut.
3.3.5 Harga
Mengenai harga, gas harganya dikontrol oleh pemerintah walaupun PGN sudah perusahaan go-public akan tetapi mayoritas sahamnya masih dikuasai oleh pemerintah dimana pemerintah mempunyai beban moral untuk melindungi dan memajukan industri dalam negeri ini terbukti pemerintah mempunyai komitmen akan mengutamakan supplai gas dalam negeri dan juga menjaga harga tetap dalam harga ke-ekonomisan artinya harganya maksimun 25% lebih murah dari harga minyak (oil). Untuk harga tahun 2000 ~ 2004 dan perkiraan harga tahun berikutnya berdasarkan asumsi kenaikan rata-rata setiap tahun sekitar 10% adalah seperti yang tertera pada Gambar 3.7
0.119 0.119 0.119 0.134 0.134 0.137 0.141 0.145 0.148 0.1520.156 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 H a rg a ( U S $ /m 3 ) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Sistem jual beli gas antara PGN dan pelanggan dilakukan dengan sistem kontrak yang diperbarui setiap dua tahun sedang harganya, seperti yang diasumsikan akan naik 10% setiap tahun tapi tidak berfluktuasi seperti BBM.
3.3.3 Investasi
Untuk menyalurkan gas, setelah PGN memasang pipa distribusi sampai ke MRS di PT SK KERIS maka perlu dibangun pipa jaringan distribusi di dalam yaitu ke Utility (Power plant, Boiler, Chiller) dan ke PET Plant (boiler) seperti Gambar 3.8
Gambar 3.8 Jaringan Pipa Gas PT SK KERIS
Untuk membangun jaringan ini dibutuhkan biaya investasi US$280,000.
MRS Dari PGN Boiler Power Plant Chiller PET (Boiler)
3.3.4 Teknologi
Apabila PT SK KERIS menggunakan gas sebagai sumber energi alternatifnya, maka langkah berikutnya adalah pemilihan teknologi yang sekarang ada. Berdasarkan hasil benchmark maka ada tiga pilihan yaitu: Turbin gas, Gas Engine dan Dual Fuel
3.3.4.1 Turbin Gas.
Turbin gas pertama sekali digunakan untuk membangkit listrik pada tahun 1939 di Neuchatel, Switzerland, dan dikembangkan oleh Brown Boveri Company. Prinsip kerja turbin gas adalah udara bertekanan yang dihasilkan dari compressor masuk kedalam
combustion chamber (ruang bakar) setelah sebelumnya dipanaskan pada preheated air. Kemudian bahan bakar dalam hal ini gas masuk ke dalam combustion chamber dan bercampur dengan udara yang bertekanan tinggi sehingga terjadi pembakaran dan menghasilkan gas yang mempunyai temperature dan tekanan tinggi masuk kedalam
turbine dan memutar generator yang pada akhirnya menghasilkan listrik, seperti pada gambar 3.9 Gas Turbin with Regeneration
• Mampu menghasilkan power yang cukup besar, tapi dengan ukuran yang kecil dan ringan.
• Karena gerakannya adalah rotation bukan reciprocating seperti diesel engine
maupun gas engine sehingga kerusakan mechanical equipmentnya lebih sedikit, pada akhirnya biaya perawatan (maintenance cost) lebih sedikit.
• Dibandingkan dengan steam turbine yang membutuhkan waktu lebih lama untuk start maka turbin gas lebih cepat mencapai peak load.
• Lebih fleksibel dalam hal penggunaan bahan bakar, misalnya gas tidak ada, maka dapat dioperasikan dengan solar maupun minyak tanah.
Disamping kelebihan tadi ada beberapa kelemahan diantaranya:
• Mempunyai efisiensi yang rendah yaitu 40% untuk simple cycle operation dan 55% untuk combined cycle operation.
• Membutuhkan tekanan gas yang tinggi antara 15 bar sampai 20 bar sementara gas yang berada di daerah PT SK KERIS maksimum 7 bar pada saat hari libur. Untuk Investasi apabila menggunakan turbin gas berdasarkan quotation dari vendor
adalah US$17,800,000. untuk 22.5 MW (3 x 7.5 MW) termasuk untuk EPC contract (Civil work, Chiller, Cooling Water System, dan lain sebagainya), jadi biaya per kW adalah US$791/kW. Penyelesaian proyek membutuhkan waktu 1 tahun sampai engine siap operasi.
Biaya operasi untuk turbin gas dengan yang mengunakan CHP (Combine Heat Power)
dengan asumsi mengunakan turbin gas dengan kapasitas 7,500 kW x 3 unit, menjadi 22,500 kW yang di gabung dengan HRSG (Heat Recovery Steam Generator) dengan kapasitas 16 ton per jam, tekanan 17 bar. Dari data terlihat bahwa total biaya adalah US$9,850,843/tahun dengan biaya per unit (unit cost) US$0.050/kWh. Untuk turbin gas, biaya untuk lingkungan (Alpha) diasumsikan tidak ada karena tidak memberi efek ke lingkungan. Lihat Tabel 3.3 Simulasi Biaya Operasi Turbin Gas.
Tabel 3.3 Simulasi Biaya Operasi Turbin Gas.
Klasifikasi unit 2006 2007 2008 2009 2010
Power (3 x 7,500) kWh 22,500 22,500 22,500 22,500 22,500 Konsumsi m3/kW 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 Total Konsumsi/Tahun m3/Tahun 65,043,000 65,043,000 65,043,000 65,043,000 65,043,000 Harga gas US$/m3 0.141 0.145 0.148 0.152 0.156 Biaya gas/tahun US$/Tahun 9,171,063 9,431,235 9,626,364 9,886,536 10,146,708 Biaya pemeliharaan US$/Tahun 649,780 649,780 649,780 649,780 649,780
Biaya tenaga kerja US$/Tahun 30,000 33,000 36,300 40,000 44,000
Biaya Pem.+ T/kerja US$/Tahun 679,780 682,780 686,080 689,780 693,780 Total biaya US$/Tahun 9,850,843 10,114,015 10,312,444 10,576,316 10,840,488
Biaya per unit US$/kWh 0.050 0.051 0.052 0.054 0.055
3.3.4.2 Gas Engine
Salah satu teknologi pembangkit yang menggunakan gas yang paling populer saat ini adalah gas engine khususnya untuk pembangkit-pembangkit dengan kapasitas kecil. Prinsip dasar operasi gas engine dengan diesel engine tidak terlalu jauh perbedaannya seperti pada Tabel 3.4 Comparation of Concept Gas/Diesel (GE Jenbacher, Product Management, 2004:8)
Tabel 3.4 Cooperation of Concept Gas Diesel (GE Jenbacher, Product Management, 2004:8)
Item Gas Engine Diesel Engine
Concept
Ignition
Specific out put
Mechanical efficiency
Specific investment cost
Specific Maintenance cost Oil Consumption Only 4-stroke Spark ignition Bmep < 18 bar 38 – 42% 100% 100% 100% 2- and 4- stroke Auto ignition Bmep = 20 – 25 bar 42 – 45% 60 – 70% 120% 150 – 200%
investasi adalah US$20,074,000. (US$837/kW) dengan waktu pekerjaan untuk engine siap untuk operasi adalah 1 tahun.
Operation Cost untuk gas engine dengan yang mengunakan CHP (Combine Heat Power)
dengan asumsi mengunakan gas engine dengan kapasitas 3 x 5,993 kW, menjadi 23,597 kW yang di gabung dengan HRSG (Heat Recovery Steam Generator) dengan kapasitas 16 ton per jam, pada tekanan 15 bar. Dari data terlihat bahwa total cost adalah US$8,672,313/tahun dengan biaya per unit (unit cost) US$0.041/kWh. Untuk gas engine cost untuk lingkungan (Alpha) diasumsikan tidak ada karena tidak memberi efek ke lingkungan. Lihat Tabel 3.5 Simulasi Biaya Operasi Gas Engine.
Tabel 3.5 Biaya Operasi Gas Engine.
Klasifikasi unit 2006 2007 2008 2009 2010
Power kWh 23,972 23,972 23,972 23,972 23,972 Konsumsi m3/kW 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 Total Konsumsi/Tahun m3/Tahun 52,498,680 52,498,680 52,498,680 52,498,680 52,498,680 Harga gas US$/m3 0.141 0.145 0.148 0.152 0.156 Biaya gas US$/tahun 7,402,314 7,612,309 7,769,805 7,979,799 8,189,794 Biaya pemeliharaan US$/tahun 1,240,000 1,240,000 1,240,000 1,240,000 1,240,000 Biaya tenaga kerja US$/tahun 30,000 33,000 36,300 40,000 44,000 Biaya Pem.+ T/kerja US$/tahun 1,270,000 1,273,000 1,276,300 1,280,000 1,284,000 Biaya operasi US$/tahun 8,672,314 8,885,309 9,046,105 9,259,799 9,473,794
Biaya per unit US$/kWh 0.041 0.042 0.043 0.044 0.045
Untuk jangka panjang gas engine sangat baik khususnya dari harga gas yang kenaikannya tidak seperti minyak diesel dimana dapat dilihat biaya per-unit kenaikannya sangat kecil, seperti terlihat dalam tabel diatas
3.3.4.3 Dual Fuel
Konversi dual fuel adalah modifikasi diesel engine sehingga dapat dioperasikan dengan memanfaatkan gas alam sebagai pengganti solar dengan komposisi bahan bakar kurang lebih 10% ~ 20% solar dan selebihnya gas, pada nominal sebaik diesel engine (Bukaka, Catalog, 2004: 2).
Prinsip dasar dari koversi dual adalah pencampuran gas dan udara pada pertengahan langkah hisap (suction). Pada waktu langkah hisap berlangsung, gas masuk melalui
SOGAV (Solenoid Gas Admission Valve) yang dipasang pada saluran masuk udara (air intact duct), masuk kedalam ruang bakar (combustion chamber). Tekanan gas masuk harus lebih tinggi 0.2 ~ 1.5 bar dari tekanan udara masuk yang bertujuan agar gas dapat masuk. Lihat Gambar 3.10 Prinsip Kerja Dual Fuel (Bukaka, Catalog, 2004:2)
Campuran udara dan gas masuk kedalam ruang bakar (combustion chamber) dimana saat mulai dan durasi (quantity aliran gas) dikontrol oleh electronic gas injection control
berdasarkan kebutuhan output engine. Electronic gas admission valve dipasang pada setiap cylinder sehingga setting timing dapat dilakukan pada setiap cylinder seperti terlihat pada Gambar 3.11 Timing DiagramDual Fuel (Bukaka, Catalog, 2004:2)
Gambar 3.11 Timing DiagramDual Fuel (Bukaka, Catalog, 2004:2)
Berdasarkan benchmark yang dilakukan PT SK KERIS, di Indonesia pada saat proyek ini direncanakan baru ada 4 mesin yaitu di PLN Tarakan yang di modifikasi dengan kapasitas 4 x 2,650 kW (MaK, Germany) yang dilakukan pada tahun 2003 dengan hasil
ratio konsumsi adalah antara 40% ~ 50%.
Kelebihan dari sistem dual fuel ini adalah:
• Biaya bahan bakar lebih murah.
• Engine masih dapat beroperasi dengan solar/minyak diesel (IDO) bila gas mengalami masalah.
• Panas pembakaran yang rendah.
-30 TDC +30 +60 +90 +120 +150 BDC
Air Intake Valve
Open
Close Variable Duration
Exhaust Valve
Electronic Gas Admission Valve
• Otomatisasi dan kemudahan dalam pengoperasian.
• Emisi gas buang yaitu SO2, Nox. CO2 dan sulfur lebih rendah.
• Pengoperasian lebih bersih hingga pada akhirnya usia dari komponen lebih panjang.
• Tidak bersifat korosif.
Kelemahan dari sistem ini adalah:
• Koncking pada piston.
• Belum teruji pada mesin dengan kapasitas besar seperti PT SK KERIS.
Biaya operasi dengan sistem dual fuel, penulis menggunakan skenario optimistic, moderate dan pessimistic dengan alasan apabila modifikasi dilakukan, hasilnya sangat banyak faktor yang mempengaruhi. Misalnya kondisi dari engine itu sendiri, kondisi dari gas dan lain sebagainya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Simulasi Biaya Operasi Dual Fuel
No Klasifikasi Unit Optimistic
( 80%:20%) Moderate ( 70%:30%) Pessimistic ( 60%:40%) 1 Power kWh 20,000 20,000 20,000 2 Konsumsi IDO (0.253 lt/kWh) lt/kWh 0.051 0.076 0.101
3 Konsumsi Gas (70%*0.253*cal IDO)/cal gas m3/kWh 0.223 0.195 0.167
4 Konsumsi IDO/Tahun lt/tahun 8,865,120 13,297,680 17,730,240
5 Konsumsi Gas/tahun m3/tahun 39,046,371 34,165,575 29,284,778
6 Harga IDO (2006) US$/lt 0.422 0.422 0.422
7 Harga Gas (2006) US$/m3 0.141 0.141 0.141
8 Biaya IDO US$/tahun 3,741,081 5,611,621 7,482,161
9 Biaya Gas US$/tahun 5,505,538 4,817,346 4,129,154
10 Biaya Fuel (8+9) US$/tahun 9,246,619 10,428,967 11,611,315
11 Biaya pemeliharaan US$/tahun 1,500,000 1,500,000 1,500,000
Terlihat bahwa apabila teknologi dual fuel yang di pakai hasilnya juga cukup baik yaitu dengan tiga skenario yaitu optimistic, moderate dan pessimistic biaya operasi adalah US$10,776,619/tahun sampai US$13,141,315/tahun dan biaya per-unit (unit cost) antara US$0.062/kWh ~ US$0.075/kWh.
Akan Tetapi untuk jangka panjang, dual fuel ini kurang dapat dapat diandalkan karena masih dipengaruhi harga minyak diesel (IDO) antara 20% ~ 30% dari IDO normal, Penulis mencoba membuat simulasi biaya operasi sampai tahun 2010 dengan asumsi memakai skenario pessimistic (60% gas dan 40% IDO), seperti pada Tabel 3.7
Tabel 3.7 Simulasi Dual Fuel 2006 ~ 2010
No Klasifikasi Unit 2006 (60%:40%) 2007 (60%:40%) 2008 (60%:40%) 2009 (60%:40%) 2010 (60%:40%) 1 Power kWh 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 2 Konsumsi IDO lt/kWh 0.101 0.101 0.101 0.101 0.101 3 Konsumsi Gas m3/kWh 0.167 0.167 0.167 0.167 0.167
4 Konsumsi IDO/Tahun lt/tahun 17,730,240 17,730,240 17,730,240 17,730,240 17,730,240
5 Konsumsi Gas/tahun m3/tahun 29,284,778 29,284,778 29,284,778 29,284,778 29,284,778
6 Harga IDO US$/lt 0.422 0.527 0.660 0.824 1.030
7 Harga Gas US$/m3 0.141 0.145 0.148 0.152 0.156
8 Biaya IDO US$/tahun 7,482,161 9,343,836 11,701,958 14,609,718 18,262,147
9 Biaya Gas US$/tahun 4,129,154 4,246,293 4,334,147 4,451,286 4,568,425
10 Biaya Fuel (8+9) US$/tahun 11,611,315 13,590,129 16,036,106 19,061,004 22,830,573
11 Biaya pemeliharaan US$/tahun 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000
12 Biaya tenaga kerja US$/tahun 30,000 33,000 36,300 40,000 44,000
13 Biaya Pem+ karyawan US$/tahun 1,530,000 1,533,000 1,536,300 1,540,000 1,544,000
14 Biaya operasi (10+13) US$/tahun 13,141,315 15,123,129 17,572,406 20,601,004 24,374,573
15 Biaya per unit US$/kWh 0.075 0.086 0.100 0.118 0.139
Investasi untuk dual fuel adalah US$2,630,000/35 MW atau US$75/kW dengan waktu pengerjaan dilakukan secara bertahap, penyerahan engine pertama hasil modifikasi adalah 5 bulan setelah kontrak ditandatangai dan akan selesai dalam waktu 5 bulan berikutnya, atau total 10 bulan.
Karena ini adalah modifikasi mesin maka untuk menjamin keamanan dari akibat kesalahan pada pekerjaan, maka pihak PT SK KERIS meminta jaminan dari vendor berupa kontrak yang juga berisikan tentang segala hal risiko akibat kelalaian pada saat modifikasi tersebut.
3.4 PLN
Berbicara tentang PLN sebagai alternatif juga dipikirkan dimana PLN mampu memberikan harga listrik yang murah yaitu Rp573/kWh untuk tegangan menengah dimana PT SK KERIS beroperasi pada tegangan tersebut (6.6 kV) kecuali untuk beban puncak antara jam 18.00 wib samapai jam 22.00 wib dimana dikenakan 2 kali tarif yang berlaku. Juga didalam fluktuasi harga di mana PLN tidak dapat semena-mena menaikkan harga karena ada juga fungsi sosialnya. Target harga PLN adalah 8¢/kWh, akan dilakukan bertahap. Akan tetapi untuk industri seperti SK KERIS seperti yang telah dinyatakan pada Bab-1 dimana kestabilan suplai sangat menentukan mutu produknya, berdasarkan data yang dikumpulkan dari beberapa industri, khususnya dari anak perusahaan PT SK KERIS yaitu PT SK FIBER yang menyatakan dalam satu bulan rata-rata listrik mati 1.5 kali, kalau ini terjadi di PT SK KERIS, maka akan menjadi masaalah.
Berdasarkan data yang dikumpulkan seringnya listrik PLN mati adalah akibat rendahnya keandalan sistem pembangkit hal ini diakibatkan banyak faktor antara lain tidak adanya pertambahan pembangkit baru sejak krisis moneter sampai tahun 2004, sudah tuanya mesin-mesin yang beroperasi, bahkan juga akibat suplai bahan bakar yang terlambat, dan lain sebagainya.
kV menjadi 20 kV dan akhirnya turun menjadi 6.6 kV. Semuanya ini membutuhkan biaya (investasi).
3.5 Solusi Bisnis
Dari alternatif solusi bisnis dapat diuraikan menjadi seprti dalam Gambar 3.12 sebagai berikut:
Gambar 3.12 Diagram Tree Alternatif Solusi Diversifikasi Energi PT SK KERIS
3.5.1 Metode Pemilihan Solusi Bisnis
Untuk mencari solusi alternatif diversifikasi energi PT SK KERIS maka penulis menggunakan metode pemecahan masalah yang disajikan secara sistematis pada Gambar 3.13 berikut.
Diesel Engine (IDO)
Batu Bara (Coal) Gas Coal Boiler + Stem Turbine Turbin gas (CHP) Gas Engine (CHP) Dual Fuel PLN
Alternatif Solusi
Batu bara Gas
Pengumpulan data&
analisa Evaluasi Tahap - 1 Pemilihan Teknologi Alternatif bahan bakar Fesiable ? Bandingkan Dengan PLN
Alternatif Sumber energi Lebih murah dari PLN ?
Ya Tidak
Tidak
Kondisi saat ini (IDO)
Dalam proses pengambilan keputusan alternatif yang di pilih, digunakan pendekatan dengan metode Grid Analysis atau Decision Matrix Analysis yaitu dengan menggunakan pembobotan untuk masing masing pilihan dan memberi nilai evaluasi antara 1 sampai 5 untuk masing masing pilihan, setelah itu antara bobot yang diberikan dikalikan dengan nilai evaluasi, setelah itu dijumlahkan sehingga didapat nilai yang paling besar. Nilai yang paling besar ini adalah merupakan pilihan terbaik (mindtools.com; 2007). Untuk hal tersebut pembobotan dan penilaiaan dilakukan oleh semua anggota dari Task Force Team (TFT) yang dibentuk oleh management PT SK KERIS ditambah oleh technical advisor dari Korea staf dan tenaga konsultan dari SK Chemical, Korea.
3.5.2 Analisis Alternatif.
Dari keterangan sebelumnya dimana penulis telah mengumpulkan data untuk masing masing alternatif dan sekarang dilakukan perbandingan antara batu bara dan gas yang dibandingkan secara langsung seperti pada Tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8 Perbandingan Batu Bara dan Gas
Klasifikasi Batu bara (Coal) Gas
Ketersedian di Indonesia 147 tahun 61 tahun
Nilai kalor 6,200 kcal/kg 8,918 kcal/m3
Sistem Pengiriman Kapal laut,Truck Pipa distribusi
Lama Pekerjaan (total) 18 ~ 24 bulan 5 ~ 12 bulan
Penyimpanan Perlu stock, area luas (gudang) Tidak perlu
Kehandalan Tergantung mutu Coal (tidak
stabil)
Tekanan tidak stabil, akan tetapi
tahun 2007 akan stabil (SSWJ
Project)
Biaya per unit 2006 (US$/kWh) 0.036 + Alpha (lingkungan) 0.041 ~ 0.075
Lingkup pengaruh di SK KERIS Hanya Utility Utility dan PET
Teknologi Boiler, Steam turbine (CHP
system)
Lebih fleksible & mudah yaitu :
•Turbin gas (GT)+ CHP
•Gas Engine(GE)+ CHP
•Dual fuel + CHP
Efisiensi (Thermal) 85% ~ 95% 55%
Investasi (untuk teknologi) US$9,000/kW China (asumsi) • GT: US$791/kW
• GE: US$837/kW
• Dual: US$75/kW
Harga (fluktuasi) Stabil Legih stabil
Konsistensi supplai Diragukan karena masalah
delivery terganggu
Masih bermasalah, tahun 2007 akan stabil.
Untuk menganalisa investasi (investment analysis) apabila PT SK KERIS menggunakan batu bara atau gas sebagai bahan bakar maka dapat dilakukan perbandingan untuk masing masing teknologi tersebut yaitu steam turbine, turbin gas, gas engine dan dual fuel
Seperti Tabel 3.9 berikut.
Tabel 3.9 Investment Analysis
Klasifikasi Unit Diesel (IDO) Batu bara Gas Turbine Gas Engine Dual Fuel (Pasimistic) Biaya Operasi '06 US$/Tahun 27,809,540
Biaya Operasi '06 US$/Tahun 6,386,791 9,850,843 8,672,313 13,141,315 Penghematan US$/Tahun 21,422,749 17,958,697 19,137,227 14,668,225
% Penghematan % 77% 65% 69% 53%
Investasi US$ 30,000,000 19,158,697 20,074,000 2,630,000 Pay Back Periode Tahun 1.40 1.07 1.05 0.18
ROI % 71.41% 93.74% 95.33% 557.73%
Untuk mengevaluasi dan menentukan bahan bakar mana yang menjadi alternatif solusi, maka task force team (TFT) seperti yang telah dijelaskan diatas akan melakukan dengan cara Grid Analysis atau Decision Matrix Analysis , yaitu dengan cara membuat pembobotan (percentage) untuk masing masing item yang diperiksa, dengan jumlah total 100%, dan untuk penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 3.10 dibawah.
Tabel 3.10 Pembobotan
Operation Management
Ketersedian di Indonesia Sumbernya harus berada di Indonesia 8
Nilai kalor Nilai kalor harus tinggi 5
Sistem Pengiriman Sistim distribusi harus efisien 3
Lama Pekerjaan Harus sudah selesai sebelum tahun 2006 8
Penyimpanan Tidak memerlukan tempat yang besar dan khusus 3
Kehandalan Kehandalan harus tinggi 3
Biaya per unit Biaya produksi per unit (unit cost) 8
Lingkup pengaruh di SK KERIS Harus dapat mencakup Utility dan PET 5
Managemen Teknologi
Teknologi Mampu dikuasai karyawan dengan cepat 3
Effisiensi Thermal Mempunyai efisiensi yang tinggi & Fleksibel 3
Finance
Investasi Nilai paling kecil 8
ROI ROI Paling besar 8
Pay back period Maksimum 2 tahun 8
Risk Identification
Harga Tidak banyak fluktuasi 8
Konsistensi supplai Selalu tersedia (sekarang dan masa datang) 6
Efek terhadap lingkungan Tidak memberi efek kepada lingkungan 13
100
Klasifikasi Penjelasan Bobot (%)
Total
Kemudian selanjutnya membuat scoring sebagai nilai untuk masing-masing item penilaian yaitu 1 (sangat buruk), 2 (buruk), 3 (cukup), 4 (baik) dan 5 (sangat baik), kalikan hasil penilaian dengan bobot sehingga didapat nilai akhir. Untuk mendapatkan nilai yang tertinggi yang nantinya akan dipakai untuk untuk memilih alternatif solusi yang akan masuk ketahap evaluasi selanjutnya. Evaluasi dilakukan dengan cara membuat tabel seperti terlihat pada Tabel 3.11 berikut.
Tabel 3.11 Evaluasi Batu Bara dan Gas
Dari evaluasi diatas untuk batu bara memiliki total nilai 2.79 yang artinya apabila menggunakan batu bara maka pilihan tersebut masuk kategori cukup, sedang apabila menggunakan gas dengan nilai rata-rata 4.1 maka pilihan tersebut masuk kategori baik.
Dengan hasil evaluasi ini maka diputuskan PT SK KERIS akan menggunakan gas sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik dan boiler.
Batu bara Gas Batu bara Gas
Operation Management Ketersedian di Indonesia 8 5 4 0.4 0.32 Nilai kalor 5 3 4 0.15 0.2 Sistem Pengiriman 3 1 5 0.03 0.15 Lama Pekerjaan 8 1 5 0.08 0.4 Penyimpanan 3 1 5 0.03 0.15 Kehandalan 3 3 4 0.09 0.12
Biaya per unit 8 4 5 0.32 0.4
Lingkup pengaruh di SK KERIS
5 3 5 0.15 0.25
Managemen Teknologi
Teknologi 3 3 5 0.09 0.15
Effisiensi Thermal 3 5 4 0.15 0.12
Finance
Investasi (untuk teknologi) 8 3 5 0.24 0.4
ROI 8 3 5 0.24 0.4
Pay back period 8 4 5 0.32 0.4
Risk Identification
Harga 8 4 5 0.32 0.4
Konsistensi supplai 6 3 4 0.18 0.24
Efek terhadap lingkungan 13 1 5 0.13 0.65
Total 100 46 70 2.79 4.1
Final (Evaluasi X Bobot) Evaluasi
Tabel 3.12 Perbandingan Turbin Gas, Gas Engine dan Dual Fuel
Klasifikasi unit Turbin Gas Gas Engine Dual Fual
Investasi US$ 19,158,697 20,074,000 2,630,000
Pay back period Tahun 1.07 1.05 0.18
ROI % 93.74% 95.33% 557.73%
Biaya operasi masa akan datang
Naik, seiring kenaikan harga gas
Naik, seiring kenaikan harga gas
Naik tinggi, seiring kenaikan gas dan IDO
Teknologi Gas tekanan tinggi
(13~15 bar), sensitif
Gas tekanan menengah (6 bar), tekan di Serpong 3 ~ 5 bar.
Gas tekanan rendah (2 bar), fleksible dapat kembali ke IDO dengan sendiri Kemampuan
operasi
Belum dikenal, perlu banyak training.
Hampir sama dengan diesel engine, mudah untuk mengoperasikan
Sama dengan diesel engine.
Waktu pekerjaan Bulan 12 bulan 12 bulan 5 ~ 10 bulan,
bertahap.
Untuk evalusai, sama seperti cara ketika mengevaluasi batu bara dan gas juga digunakan metode grid analysis yang hasilnya seperti Tabel 3.13.
Tabel 3.13 Evaluasi Turbin Gas, Gas Engine, Dual Fuel.
Gas Turbine Gas Engine Dual Fual Gas
Turbine Gas Engine Dual Fual
Investasi 15 2 2 5 0.3 0.3 0.75
Pay back period 15 3 3 5 0.45 0.45 0.75
ROI 15 2 3 5 0.3 0.45 0.75
Biaya operasi masa
akan datang 15 5 5 1 0.75 0.75 0.15 Teknologi (sekarang) 10 1 2 5 0.1 0.2 0.5 Teknologi (akan datang) 10 1 5 5 0.1 0.5 0.5 Kemampuan operasi 5 1 4 5 0.05 0.2 0.25 Waktu pekerjaan 15 3 3 5 0.45 0.45 0.75 Total 100 18 27 36 2.5 3.3 4.4 Klasifikasi Evaluasi Bobot (%)
Final (Bobot x Evaluasi)
Dari Tabel di atas maka didapat bahwa untuk dual fuel akan menjadi pilihan terbaik untuk saat ini (jangka pendek) dengan nilai 4.4 dan gas engine menjadi alternatif terbaik untuk masa yang akan datang dengan nilai 3.3.
Dari kedua alternatif teknologi yaitu menggunakan dual fuel, gas engine, maka apabila dibandingkan dengan PLN maka yang menjadi tolak ukurnya adalah kestabilan supplai listrik, dan harga listrik atau biaya per-unit (unit cost) masa sekarang dan yang akan datang. Lihat Tabel 3.14
Tabel 3.14 Perbandingan Dual Fuel, Gas Engine dengan PLN
Klasifikasi Dual fuel Gas Engine PLN
Kestabilan supplai listrik Stabil Stabil Tidak Stabil
Biaya per-unit 2006 US$0.075/ kWh US$0.041/ kWh US$0.06/ kWh
Biaya per-unit ( tahun
2010) US$0.139/ kWh US$0.045/ kWh US$0.08/ kWh
Dari Tabel 3.15 maka dilakukan evaluasi seperti cara sebelumnya, yaitu dengan metode
Grid Analisys dengan hasil seperti terlihat pada Tabel 3.15
Tabel 3.15 Evaluasi Dual Fuel, Gas Engine dan PLN
Dual fuel Gas
Engine PLN Dual fuel
Gas
Engine PLN
Kestabilan supplai
listrik 50 5 5 1 2.5 2.5 0.5
Harga 2006 15 3 5 4 0.45 0.75 0.6
Harga akan datang
(tahun 2010) 35 1 5 2 0.35 1.75 0.7
Total 100 9 15 7 3.3 5 1.8
Klasifikasi Bobot
(%)
Evaluasi Final (Bobot x Evaluasi)
3.5.3 Solusi Bisnis.
Dari hasil semua evaluasi baik evaluasi bahan bakar, evaluasi lingkungan hidup, evaluasi investasi, evaluasi biaya operasi, evaluasi teknologi dan evaluasi dengan PLN maka manajemen PT SK KERIS memutuskan sebagai berikut:
• Gas di pilih menjadi sumber energi baru bagi PT SK KERIS.
• Dual fuel sebagai solusi jangka pendek dan harus selesai pada akhir 2005.
• Gas Engine sebagai solusi jangka panjang, akan dilakukan secara bertahap, tahap pertama harus sudah operasi akhir 2006 karena gas dari Sumatera (SSWJ Project) sudah selesai.