• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Alat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Alat"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

17 MATERI DAN METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pengujian kadar eugenol dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor. Pengujian proporsi molar VFA dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak, Kementrian Pertanian, Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan Februari – Agustus 2011.

Materi

Bahan

Bahan yang digunakan untuk pembuatan sampel ransum perlakuan adalah rumput gajah kering, konsentrat, tepung ampas teh, tepung daun kembang sepatu, dan minyak daun cengkeh. Bahan-bahan yang digunakan di dalam analisis Laboratorium adalah Larutan McDougal sebagai saliva buatan, larutan pepsin, larutan Na2CO3, asam borat, H2SO4 pekat, HgCl2, larutan media gas test (larutan

mineral makro dan mikro, larutan buffer rumen, resazurin, dan larutan pereduksi). Rumput gajah diperoleh dari Laboratorium Agrostologi Kandang B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bahan konsentrat terdiri dari 34,25% pollard; 23,33% bungkil kelapa; 25,07% onggok; 5,26% tetes; 0,64% bungkil kedelai; 3,24% CaCO3, 1,31% Urea, 0,66% Premix. Ampas teh diperoleh dari PT. Sosro, Bekasi. Daun kembang sepatu diperoleh dari PUSPITEK Serpong, Tanggerang. Cairan rumen diperoleh dari Rumah Potong Hewan Bubulak, Bogor.

Alat

Peralatan yang digunakan untuk preparasi bahan berupa pengeringan dan pembuatan tepung adalah terpal, mesin giling diskmill (Merek Yasuka) tipe FFC-15 dengan ukuran screen 1 mm dan speed 3000 rpm. Proses pencampuran bahan konsentrat dilakukan secara manual dengan tidak menggunakan mesin mixer

berdasarkan formulasi yang telah dibuat. Pada proses penimbangan bahan, timbangan yang digunakan adalah timbangan analitik dengan ketelitian empat desimal (Merek Adam). Pada pengujian laboratorium dengan metode in vitro

(2)

18

Erlenmeyer, pipet volumetrik, bulp, kertas pH, pH meter, tabung fermentor dan tutup

karet, tabung reaksi, syringe Hohenheim 100 ml, tabung gas CO2, penjepit, shaker

waterbath, waterbath, cawan porselen, kertas saring whatman No.41, eksikator,

sudip, alumunium foil, cawan Conway, pompa vacuum, magnetic stirrer, buret, vortex, kondensor, sentrifuge, oven 105 oC, tanur (oven 600 oC).

Prosedur

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang telah menghasilkan kombinasi terbaik antara ampas teh (Camelia sinensis) dan daun kembang sepatu

(Hibiscus rosasinensis). Kombinasi ampas teh dengan level 2 mg/ml dan daun

kembang sepatu 0,3 mg/ml dapat meningkatkan produksi total VFA, menurunkan protozoa, populasi bakteri proteolitik dan selulolitik serta menurunkan produksi metan Hidayah et al. dan Utami et al. (data belum dipublikasi). Pada penelitian lanjutan ini dilakukan percobaan in vitro dengan menambahkan minyak cengkeh pada kombinasi ampas teh dan daun kembang sepatu tersebut.

Preparasi Bahan Penelitian

Rumput gajah, ampas teh dan daun kembang sepatu dibersihkan, dikeringkan selama 5-6 jam dibawah sinar matahari. Daun dan ampas yang sudah kering digiling dengan menggunakan mesin penggiling diskmill. Minyak cengkeh diperoleh dari agen penjual minyak cengkeh dengan kadar eugenol 55,14 %. Daun cengkeh berasal dari perkebunan cengkeh daerah Banten. Penyulingan dilakukan dengan pemanasan uap dalam peralatan stainless steel.

Prosedur Pengujian Fermentasi in vitro

Pengambilan Cairan Rumen. Termos yang dipakai untuk tempat cairan rumen diisi dengan air panas sehingga suhunya mencapai 39 oC kemudian ditutup. Cairan rumen diambil dari sapi yang di potong di Rumah Potong Hewan (RPH) Bubulak. Cairan rumen yang diperoleh kemudian disaring dengan menggunakan kain kasa dan dimasukkan kedalam termos. Sebelum digunakan, air panas (39 oC) yang ada di dalam termos dibuang terlebih dahulu dan segera ditutup. Hal ini dilakukan bertujuan menjaga agar cairan rumen tetap dalam kondisi anaerob dan memiliki suhu sama

(3)

19 dengan kondisi rumen sebenarnya, termos harus segera ditutup rapat dan dialiri gas CO2 sebelum digunakan.

Pembuatan Larutan McDougal (Saliva Buatan). Untuk membuat larutan 6 liter, sebanyak 5 liter air destilasi dimasukkan ke dalam labu takar yang bervolume 6 liter kemudian dimasukkan bahan-bahan sebagai berikut NaHCO3 (58,8 gram),

Na2HPO4.7H2O (42 gram), KCL (3,42 gram), NaCl (2,82 gram), MgSO4.7H2O (0,72

gram) dan CaCl2 (0,24 gram). Semua bahan tersebut dilarutkan kecuali CaCl2, setelah

semua bahan larut ditambahkan CaCl2. Kemudian leher labu di cuci dengan air

destilasi hingga permukaan air mencapai tanda tera. Campuran lalu dikocok agar homogen dan dialiri dengan gas CO2 secara perlahan-lahan.

Fermentasi Pakan. Tabung fermentor yang telah diisi dengan 0,5 gram sampel ransum perlakuan ditambahkan 10 ml cairan rumen dan 40 ml larutan McDougal. Bahan sampel terdiri dari padatan tepung dan cairan minyak. Bahan berupa tepung dengan konsentrasi paling sedikit diaduk bersama dengan minyak kemudian ditambah dengan bahan tepung dengan konsentrasi yang lebih besar. Tabung fermentor dikocok dengan cara mengaliri gas CO2 selama 30 detik (pH 6,5-6,9) dan

ditutup dengan karet berventilasi. Tabung dimasukkan kedalam shaker water bath

dengan suhu 39 oC, dilakuan fermentasi selama 4 jam untuk sampel VFA/NH3 dan

fermentasi 48 jam untuk sampel KCBK/KCBO. Untuk menghentikan fermentasi tutup karet berventilasi dibuka dan ditetesi 2 tetes HgCl2 untuk menghentikan

aktivitas mikroba.

Prosedur Pengukuran KCBK dan KCBO (Tilley & Terry, 1963)

Pembuatan Larutan Pepsin. Sebanyak 2,8 gram pepsin (1:7000) dilarutkan dalam 850 ml air bebas ion, kemudian ditambahkan 17,8 ml HCL pekat dan campuran dimasukkan ke dalam labu takar. Air ditambahkan hingga permukaan mencapai tanda tera.

Pengukuran KCBK dan KCBO. Sampel dalam tabung fermentor yang sudah diinkubasi 48 jam dan ditetesi HgCl2 disentrifuge dengan kecepatan 2500 rpm

(4)

20 terbentuk ditambah 50 ml larutan pepsin-HCL 0,2%. Campuran tersebut diinkubasi selama 48 jam tanpa tutup karet. Setelah 48 jam campuran endapan-pepsin disaring menggunakan kertas saring whatman No.41 dengan bantuan pompa vacuum. Hasil saringan (residu) dimasukkan kedalam cawan porselen yang sebelumnya sudah diketahui bobot kosongnya. Bahan kering diperoleh dengan cara mengeringkan sampel dalam oven 1050C selama 24 jam. Selanjutnya bahan dalam cawan dipijarkan atau diabukan dalam tanur listrik selama 6 jam pada suhu 450-6000C. Sebagai blanko digunakan residu asal fermentasi tanpa sampel ransum perlakuan.

Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK) dan Koefisien Cerna Bahan Organik (KCBO) diitung dengan rumus :

Prosedur Pengukuran Konsentrasi NH3 (General Laboratory Procedures, 1966) Pengukuran produksi NH3 menggunakan metode Mikrodifusi Conway

(General Laboratory Procedures, 1966). Sebelum digunakan bibir cawan Conway diolesi dengan vaselin. Supernatan yang dihasilkan dari proses fermentasi dengan inkubasi 4 jam diambil 1 ml, kemudian ditempatkan pada salah satu ujung alur cawan Conway, pada ujung satunya dimasukkan 1 ml Na2CO3 jenuh. Antara

supernatan dan Na2CO3 tidak boleh bercampur. Larutan asam borat berindikator

sebanyak 1 ml ditempatkan dalam cawan kecil yang terletak ditengah cawan Conway, kemudian cawan Conway langsung ditutup rapat hingga kedap udara. Setelah itu cawan Conway digoyang-goyangkan hingga supernatan dan NaCO3

tercampur rata, kemudian dibiarkan dalam suhu ruang selama 24 jam. Setelah 24 jam asam borat berindikator dititrasi dengan H2SO4 0,005 N sampai terjadi perubahan

warna dari merah menjadi biru. Produksi NH3 dihitung dengan rumus :

NH3 (mM) = ml H2SO4 x NH2SO4 x 1000 g sampel x BKsampel %KCBK = BKsampel(g)-(BKresidu(g)-BKblanko(g) BKsampel x 100% %KCBO = BOsampel(g)-BOresidu(g)-BOblanko(g) BOsampel x 100%

(5)

21 Prosedur Pengukuran Konsentrasi VFA Total dan Parsial

Volatile Fatty Acid (VFA) merupakan hasil fermentasi kabohidrat atau protein oleh mikroba dalam rumen. VFA terdiri dari asam asetat, propionat, butirat, iso butirat, valerat, dan iso valeratdengan menggunakan alat Gas Cromatography (GC). Sampel VFA parsial yang digunakan berasal dari proses fermentasi dengan inkubasi 4 jam yang diambil sebanyak 1,5 ml ke dalam tabung eppendof dan memiliki pH 3 (ditambahkan 1 tetes H2SO4 pekat) dengan tujuan untuk menstabilkan sampel.

Selanjutnya dilakukan proses proteinase dengan cara menambahkan 30 mg asam sulfosalisinat pada setiap sampel kemudian disentrifuge selama 10 menit pada 1200 rpm pada suhu 7oC. Selanjutnya sampel diinjeksikan sebanyak 0,6 µl. Pengujian proporsi molar VFA menggunakan metode Gas Cromatography (GC). Pengujian dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak, Kementrian Pertanian, Bogor.

Kandungan VFA total sampel dapat diketahui dengan cara menjumlahkan data VFA parsial yang telah diperoleh, sedangkan kandungan VFA parsial diperoleh dengan menghitung data dengan menggunakan rumus berikut.

mMol sampel : area contoh X 1000 area standar X bobot molekul

Bobot molekul terdiri dari bobot molekul asetat, propionat, butirat, iso-butirat, valerat, dan iso-valerat.

Prosedur Pengukuran Gas Test (Close & Menke, 1986)

Pembuatan Larutan Media. Untuk pembuatan larutan media diperlukan :

 0,1 ml larutan mineral mikro (13,2 gr CaCl22H2O + 10 gr MnCl24H2O +

1,0 gr CoCl26H2O + 8,0 gr FeCl36H2O + aquades hingga volumenya 100

ml).

 200 ml larutan buffer rumen (4,0 gr NH4HCO3 + 35,0 gr NaHCO3 +

aquades hingga volumenya 1000 ml).

 200 ml larutan makro (5,7 gr Na2HPO4 anhydrous + 6,2 g KHPO4 anhydrous

+ 0,6 g MgSO4.7H2O, dan ditambah dengan aquadest hingga mencapai

volume 1000 ml).

(6)

22  40 ml larutan pereduksi (4,0 ml NaOH 1 N + 625 mg Na2S.9H2) ditambah

95 ml aquades. Larutan tersebut dicampur menjelang akan digunakan dan dijaga pada temperatur 39oC.

Persiapan Sampel Gas Test. Piston syringe diberi vaselin, kemudian 230 mg pakan blok perlakuan yang sudah dihaluskan dimasukkan ke dalam syringe dan piston kemudian dipasang. Larutan media yang sudah diaduk dan dialiri gas CO2

ditempatkan dalam waterbath 39oC. Selanjutnya, cairan rumen sebagai sumber inokulum diambil dan disaring. Satu bagian cairan rumen dicampur dengan 2 bagian media dan diaduk dengan magnetic stirer lalu disimpan dalam waterbath dan dialiri gas CO2. Sebanyak 30 ml campuran cairan rumen dan media dimasukkan

kemasing-masing syring menggunakan spuit. Udara yang ada didalam syring dikeluarkan dan klep syringe ditutup. Posisi piston pada waktu sebelum inkubasi dicatat (Gb0).

Piston diinkubasi dalam waterbath selama 48 jam dan pencatatan posisi piston dilakukan pada jam ke 2, 4, 6, 8, 12, 24, dan 48.

Total produksi gas (misalnya pada jam ke-24) diukur dengan rumus : Gb (ml/200 mg BK, 24 jam) = ((Gb24-Gb0) - (Gb24 blanko-Gb0

blanko)*200*((FH+FC)/2)/BK bahan) Asumsi nilai FH = 1 dan FC = 1

Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dengan 5 ulangan. Model matematika yang digunakan dalam analisa adalah (Steel & Torrie, 1993) :

Yij = µ + βi + τj + εij Keterangan :

Yij : nilai pengamatan perlakuan ke-i, blok ke-j µ : rataan umum

βi : efek perlakuan ke-i τj : efek blok ke-j

(7)

23 Perlakuan

Perlakuan yang digunakan antara lain : A1 : Hijauan : Konsentrat (Kontrol)

A2 : Kontrol + 2 mg/ml Ampas Teh (AT) + 0,3 mg/ml Daun Kembang Sepatu (DKS) (Suplemen I)

A3 : Kontrol + Suplemen I + 0,02 mg/ml Minyak Cengkeh (MC) A4 : Kontrol + Suplemen I + 0,04 mg/ml Minyak Cengkeh (MC) Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati adalah sebagai berikut : 1. Kecernaan Bahan kering (KCBK) 2. Kecernaan Bahan Organik (KCBO) 3. VFA total dan proporsi VFA parsial 4. Konsentrasi ammonia (NH3)

5. Produksi Gas Total Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analysis of variance

(ANOVA) yang dilakukan dengan software SPSS versi 16.0. Apabila terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan dilanjutkan dengan uji jarak Duncan (Steel dan Torrie, 1993).

Referensi

Dokumen terkait

Dalam praktek kerja kelompok harus kita bdakan dengan kerja tim karena kerja kelompok adalah kumpulan beberapa individu yang berkumpul berdasarkan

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahan perbankan yang go publik di Indonesia dengan mengambil judul ”Pengaruh Kecukupan

d. Ilmu politik atau ilmu pemerintahan atau tentang dunia yang juga disebut Arthasastra. 3.2 KEDUDUKAN UPAWEDA DALAM WEDA.. Sesuai dengan arti dan tujuannya serta apa

Penelitian yang dilakukan Abdullah, dkk (2002 : 15) menyebutkan indikator-indikator utama yang dianggap menentukan daya saing daerah adalah (1) Perekonomian daerah, (2)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT..

Dengan rumusan masalah yang ada, serta dari beberapa penelusuran peneliti lakukan dari sumber-sumber primer dan sekunder, dapat membuktikan bahwa 1) Majels Ta’lim berdiri pada

Penggunaan simbol-simbol dalam mengkritisi UU Antipornografi melalui pementasan teater (analisis semiologi penggunaan simbol-simbol dalam mengkritisi UU melalui

(2) Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern dengan nilai signifikan sebesar 0,819 yang lebih besar dari0,05.(3)Pertumbuhan perusahaan