BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
CV Jimmy Putra Cahaya merupakan sebuah perusahaan keluarga yang
berdiri sejak tahun 1995 di jalan Industri LIK III/68-69. CV Jimmy Putra Cahaya
didirikan oleh almarhum Bapak Jimmy Susanto yang bergerak di bidang jasa
pengolahan kaca. Pada tahun 2003 Bapak Jimmy Susanto meninggal dunia, kini
usahanya dilanjutkan oleh Teddy Ari Susanto yang merupakan putra dari
almarhum Bapak Jimmy Susanto. Perkembangan CV Jimmy Putra Cahaya cukup
besar setelah dikelola oleh Teddy Ari Susanto. Usaha ini semula hanya memiliki 6
karyawan. Saat ini telah berkembang dengan total 9 karyawan.
Perusahaan ini khusus melayani berbagai macam jenis pemesanan kaca dari
perusahaan mebel yang bergerak di bidang pembuatan dan pengiriman produk
furniture untuk ekspor.
Produk utama yang diolah dari perusahaan ini adalah kaca yang digunakan
untuk mebel, jendela, dan frame. Perusahaan ini memproses bahan baku untuk
diolah menjadi kaca dengan bentuk dan ukuran yang bermacam - macam sesuai
4.2. Proses Jasa Pengolahan Kaca Perusahaan
Proses jasa pengolahan kaca yang dilakukan oleh CV Jimmy Putra Cahaya adalah
sebagai berikut:
dipotong sesuai mall
Gambar 4.1. Proses Jasa Pengolahan Kaca CV Jimmy Putra Cahaya
Keterangan :
1. Tahap pemotongan
Lembaran kaca diletakkan pada meja kerja. Ukuran kaca yang akan dipotong
disesuaikan dengan mall/pola yang sudah terbentuk. Mall tersebut diletakkan
di atas lembaran kaca kemudian dipotong menggunakan alat pemotong kaca
yang membutuhkan waktu 5 menit.
2. Tahap proses awal
Proses awal yaitu proses untuk membuat permukaan kaca menjadi kasar.
Setelah tahap pemotongan, kemudian dilakukan pembevelan sesuai dengan
ukuran bevel yang diinginkan. Pembevelan dilakukan dengan menggunakan
batu khusus untuk kaca yang digerakkan dengan mesin grenda. Untuk proses
ini membutuhkan waktu kurang lebih 25 – 30 menit.
Bahan baku : lembaran kaca
Kaca yang sudah dipotong
Tahap proses awal
3. Tahap proses akhir
Tahap proses akhir yaitu pengkilapan kaca / membuat kaca tidak busam.
Tahap terakhir ini dengan memberikan cairan serium setelah itu diratakan
menggunakan mesin grenda dengan mata grenda khusus pengkilapan agar
kaca yang busam menjadi mengkilap. Proses ini membutuhkan waktu 15
menit.
4.3. Hasil dan Pembahasan
Pada sub bab di bawah ini akan dilakukan evaluasi penjadwalan yang
efektif pada CV Jimmy Putra Cahaya dengan metode sequencing. Hasil
pengukuran dari masing masing metode sequencing akan dibandingkan dengan
kriteria efektifitas penjadualan. Dari hasil tersebut, akan diketahui metode
sequencing yang memiliki kriteria efektifitas penjadualan. (yang efektif jika
metode tersebut memiliki empat kriteria dalam: meminimalkan rata rata waktu
penyelesaian, memaksimalkan utilisasi, meminimalkan rata – rata jumlah
pekerjaan dalam sistem, dan meminimalkan keterlambatan kerja, (Render dan
Heizer (2010:273). Kemudian akan disusun perencanaan penjadualan jasa
pengolahan kaca pada CV Jimmy Putra Cahaya dengan Gantt Chart.
Data yang digunakan untuk melakukan evaluasi penjadualan adalah data
Tabel 4.1. Data Pesanan Jasa Pengolahan Kaca di CV Jimmy Putra Cahaya minggu 1 Januari 2013
No
1 Kaca Bening Pintu Atrium Showcase, Bev 25 mm 4 11/01/2013 17/01/2013
2 Kaca Bening Tundan Bordin Display Cab, Pol / MAL 6 32 11/01/2013 17/01/2013
3 Kaca Cermin Louis Wall Mirror, Bev 25 mm 22 11/01/2013 16/01/2013
4 Kaca Bening Top Oval Glass Top Coffetable Phillipe,
Bev 25 mm 50 11/01/2013 17/01/2013
5 Kaca Cermin Louis Wall Mirror, Bev 25 mm 4 11/01/2013 16/01/2013
6 Kaca Bening Top Side Table Phillippe Pol, Bev 30 mm 10 11/01/2013 16/01/2013 7 Kaca Bening Tundan Bordin TV Stand, Pol/ 512x471 10 11/01/2013 16/01/2013 8 Kaca Bening Top Side Table Corbu Pol, Bev 30 mm 10 11/01/2013 16/01/2013 9 Kaca Bening Samping Coffe Table Davao / 52x40x5 32 11/01/2013 17/01/2013 10 Kaca Bening Pintu Burl Glass Ivitrine, Bev 25 mm 10 11/01/2013 16/01/2013
Sumber: Data Sekunder bulan Januari 2013
Tabel 4.2. Data Pesanan Jasa Pengolahan Kaca di CV Jimmy Putra Cahaya minggu II Januari 2013
Sumber: Data Sekunder bulan Januari 2013
1 Kaca Cermin Kiri Louis XV Mirror Frame, Bev 30 mm 20 18/01/2013 28/01/2013
2 Kaca Bening Pintu Burl Glass Ivitrine, Bev 30 mm 26 18/01/2013 28/01/2013 3 Kaca Bening Top Side Table Corbu Pol, Bev 30 mm 30 18/01/2013 28/01/2013 4 Kaca Bening Tundan Burl Glass Ivitrine, Bev 30 mm 30 18/01/2013 28/01/2013 5 Kaca Bening Tundan Carved Bar Chinoserie, Pol / 38 30 18/01/2013 28/01/2013 6 Kaca Bening Tundan Inlaid Cabinet Prada, Po l/ 270 4 18/01/2013 25/01/2013 7 Kaca Bening Tundan Carved Bar Chinoserie, Pol/ 38 30 18/01/2013 29/01/2013 8 Kaca Cerrmin Chippendale hati mirror, Bev 30 mm 2 18/01/2013 25/01/2013
9 Kaca Bening Pintu BC Book / 758x226x3 40 18/01/2013 29/01/2013
10 Kaca Bening Tundan Bordin TV Stand, Pol /
Tabel 4.3. Data Pesanan Jasa Pengolahan Kaca di CV Jimmy Putra Cahaya minggu III Januari 2013
No
1 Kaca Bening Tundan Carved Bar Chinoserie, Pol / 38 46 26/01/2013 31/02/2013
2 Kaca Cermin Belakang Atas, Carved Bar Chinoserie,Bev 25 mm
12
26/01/2013 31/02/2013
3 Kaca Cermin Belakang Bawah, Carved Bar Chinoserie, Bev 25 mm
12
26/01/2013 31/02/2013
4 Kaca Cermin Samping Atas, Carved Bar Chinoserie, Bev 25 mm
12
26/01/2013 31/02/2013
5 Kaca Bening Pintu Bookcase/ 758x317x2 6 26/01/2013 31/02/2013
6 Kaca Bening Tundan Bordin TV Stand, Pol / 512x471x3
2
26/01/2013 31/01/2013
7 Kaca Bening Pintu Bordin Display Cab, Bev 30 mm 16 26/01/2013 31/01/2013
8 Kaca Bening Samping Bordin Display Cab, Bev 30 mm 16 26/01/2013 31/01/2013 9 Kaca Bening Top Oval Glass Top Coffetable Philippe 14 26/01/2013 31/02/2013 10 Kaca Bening Tundan Inlaid Cabinet Prada, Pol / 270 14 26/01/2013 31/02/2013
Sumber: Data Sekunder bulan Januari 2013
Tabel 4.4. Data Pesanan Jasa Pengolahan Kaca di CV Jimmy Putra Cahaya minggu IV Januari 2013
No
1 Kaca Bening Tundan Carved Bar Chinoserie, Pol / 38 4 01/02/2013 08/02/2013
2 Kaca Cermin Atas Wardrobe, Bev 30 mm 2 01/02/2013 08/02/2013
3 Kaca Cermin Belakang Atas, Carved Bar Chinoserie, Bev 25 mm
2
01/02/2013 08/02/2013
4 Kaca Cermin Belakang Atas, Carved Bar Chinoserie, Bev 25 mm
4
01/02/2013 08/02/2013
5 Kaca Cermin Samping Inlaid Cabinet Prada, Bev 30 mm 24 01/02/2013 08/02/2013
6 Kaca Cermin Samping Atas, Carved Bar Chinoserie, Bev 30 mm
24
01/02/2013 08/02/2013
7 Kaca Cermin Samping Bawah, Carved Bar Chinoserie, Bev 30 mm
24
01/02/2013 08/02/2013
8 Kaca Cermin Samping Inlaid Cabinet Prada, Bev 30 mm 24 01/02/2013 07/02/2013
9 Kaca Cermin Samping Tengah, Carved Bar Chinoserie, Bev 30 mm
2
01/02/2013 07/02/2013
10 Kaca Bening Depan Regency Vitrine / MAL 837x670 2 01/02/2013 07/02/2013
11 Kaca Bening Laci 1 SGW Wardrobe Plain, 1 lubang 4 01/02/2013 07/02/2013 12 Kaca Bening Laci 2 SGW Wardrobe Plain, 1 lubang 4 01/02/2013 07/02/2013 13 Kaca Bening Laci 3 SGW Wardrobe Plain, 1 lubang 4 01/02/2013 07/02/2013 14 Kaca Bening Laci 4 SGW Wardrobe Plain, 1 lubang 4 01/02/2013 07/02/2013 15 Kaca Bening Laci 5 SGW Wardrobe Plain, 2 lubang 8 01/02/2013 08/02/2013
16 Kaca Cermin Chinoiserie Mirror, Bev 30 mm 2 01/02/2013 08/02/2013
17 Kaca Bening Pintu French Vitrine Pyramid / MAL tebal 8 01/02/2013 08/02/2013
18 Kaca Bening Pintu Regency Vitrine / MAL 4 01/02/2013 08/02/2013
19 Kaca Cermin Vanity paris oval, Bev 30 mm 2 01/02/2013 08/02/2013
20 Kaca Bening Tundan 1 French vitrine Pyramid 2 01/02/2013 08/02/2013
21 Kaca Bening Tundan 2 French vitrine Pyramid 4 01/02/2013 08/02/2013
22 Kaca Bening Tundan 3 French vitrine Pyramid 4 01/02/2013 08/02/2013
Tabel 4.5. Data Waktu Proses Jasa Pengolahan Kaca minggu I Januari 2013
Kaca Bening Pintu Atrium Showcase, Bev 25
mm 4 77 menit 1,28 jam 0,18 hari
2
Kaca Bening Tundan Bordin Display Cab, Pol /
MAL 6 32 495 menit 8,25 jam 1,18 hari
3 Kaca Cermin Louis Wall Mirror, Bev 25 mm 22 290 menit 5 jam 0,71 hari
4
Kaca Bening Top Oval Glass Top Coffetable
Phillipe, Bev 25 mm 50 755 menit 12,6 jam 1,8 hari
5 Kaca Cermin Louis Wall Mirror, Bev 25 mm 4 80 menit 1,33 jam 0,19 hari
6
Kaca Bening Top Side Table Phillippe Pol, Bev
30 mm 10 165 menit 2,75 jam 0,39 hari
7
Kaca Bening Tundan Bordin TV Stand, Pol /
512x471 10 165 menit 2,75 jam 0,39 hari
8
Kaca Bening Top Side Table Corbu Pol, Bev
30 mm 10 165 menit 2,75 jam 0,39 hari
9
Kaca Bening Samping Coffe Table Davao /
52x40x5 32 495 menit 8,25 jam 1,18 hari
10
Kaca Bening Pintu Burl Glass Ivitrine, Bev
25 mm 10 140 menit 2,33 jam 0,33 hari
Sumber : Data primer yang diolah bulan Januari 2013
Tabel 4.6. Data Waktu Proses Jasa Pengolahan Kaca minggu II Januari 2013
No
1 Kaca Cermin Kiri Louis XV Mirror Frame,
Bev 30 mm 20 315 menit 5,25 jam 0,75 hari
2 Kaca Bening Pintu Burl Glass Ivitrine, Bev
30 mm 26 420 menit 7 jam 1 hari
3 Kaca Bening Top Side Table Corbu Pol, Bev
30 mm 30 480 menit 8 jam 1,14 hari
4 Kaca Bening Tundan Burl Glass Ivitrine, Bev
30 mm 30 480 menit 8 jam 1,14 hari
5 Kaca Bening Tundan Carved Bar Chinoserie,
Pol /38 30 465 menit 7,75 jam 1,11 hari
6 Kaca Bening Tundan Inlaid Cabinet Prada,
Pol / 270 4 75 menit 1,25 jam 0,18 hari
7 Kaca Bening Tundan Carved Bar Chinoserie,
Pol /38 30 465 menit 7,75 jam 1,11 hari
8 Kaca Cerrmin Chippendale hati mirror, Bev
30 mm 2 45 menit 0,75 jam 0,11 hari
9 Kaca Bening Pintu BC Book / 758x226x3 40 615 menit 10,25 jam 1,46 hari
10 Kaca Bening Tundan Bordin TV Stand,
Pol/512x471x3 26 420 menit 7 jam 1 hari
Tabel 4.7. Data Waktu Proses Jasa Pengolahan Kaca minggu III Januari 2013
1 Kaca Bening Tundan Carved Bar Chinoserie, Pol /38
46
705 menit 11,75
jam 1,68 hari 2 Kaca Cermin Belakang Atas, Carved Bar
Chinoserie,Bev 25 mm
12
165 menit 2,75 jam 0,39 hari
3 Kaca Cermin Belakang Bawah, Carved Bar Chinoserie, Bev 25 mm
12
165 menit 2,75 jam 0,39 hari
4 Kaca Cermin Samping Atas, Carved Bar Chinoserie, Bev 25 mm
12
165 menit 2,75 jam 0,39 hari
5 Kaca Bening Pintu Bookcase / 758x317x2 6 90 menit 1,5 jam 0,21 hari
6 Kaca Bening Tundan Bordin TV Stand, Pol/512x471x3
2
45 menit 0,75 jam 0,11 hari
7 Kaca Bening Pintu Bordin Display Cab, Bev 30 mm
16
255 menit 4,25 jam 0,61 hari
8 Kaca Bening Samping Bordin Display Cab, Bev 30 mm
16
255 menit 4,25 jam 0,61 hari
9 Kaca Bening Top Oval Glass Top Coffetable Philippe
14
190 menit 3,17 jam 0,45 hari
10 Kaca Bening Tundan Inlaid Cabinet Prada, Pol / 270
14
195 menit 3,25 jam 0,46 hari
Sumber : Data primer yang diolah Januari 2013
Tabel 4.8. Data Waktu Proses Pengolahan Kaca minggu IV Januari 2013
1 Kaca Bening Tundan Carved Bar Chinoserie,
Pol / 38 4 75 menit 1,25 jam 0,18 hari
2 Kaca Cermin Atas Wardrobe, Bev 30 mm 2 45 menit 0,75 jam 0,11 hari
3 Kaca Cermin Belakang Atas, Carved Bar
Chinoserie, Bev 25 mm 2 40 menit 0,67 jam 0,09 hari
4 Kaca Cermin Belakang Atas, Carved Bar
Chinoserie, Bev 25 mm 4 65 menit 1,08 jam 0,15 hari
5 Kaca Cermin Samping Inlaid Cabinet Prada,
Bev 30 mm 24 390 menit 6,5 jam 0,93 hari
6 Kaca Cermin Samping Atas, Carved Bar
Chinoserie, Bev 30 mm 24 390 menit 6,5 jam 0,93 hari
7 Kaca Cermin Samping Bawah, Carved Bar
Chinoserie, Bev 30 mm 24 390 menit 6,5 jam 0,93 hari
8 Kaca Cermin Samping Inlaid Cabinet Prada,
Bev 30 mm 24 390 menit 6,5 jam 0,93 hari
9 Kaca Cermin Samping Tengah, Carved Bar
Chinoserie, Bev 30 mm 2 45 menit 0,75 jam 0,11 hari
10 Kaca Bening Depan Regency Vitrine / MAL
837x670 2 45 menit 0,75 jam 0,11 hari
11 Kaca Bening Laci 1 SGW Wardrobe Plain, 1
lubang 4 75 menit 1,25 jam 0,18 hari
12 Kaca Bening Laci 2 SGW Wardrobe Plain, 1
lubang 4 75 menit 1,25 jam 0,18 hari
13 Kaca Bening Laci 3 SGW Wardrobe Plain, 1
lubang 4 75 menit 1,25 jam 0,18 hari
14 Kaca Bening Laci 4 SGW Wardrobe Plain, 1
lubang 4 75 menit 1,25 jam 0,18 hari
15 Kaca Bening Laci 5 SGW Wardrobe Plain, 2
No
17 Kaca Bening Pintu French Vitrine Pyramid /
MAL tebal 8 105 menit 1,75 jam 0,25 hari
Sumber : Data primer yang diolah Januari 2013
4.3.1.Metode FCFS (First Come First Serve)
Metode ini memprioritaskan pada pekerjaan yang pertama kali datang untuk
diproses terlebih dahulu.
7. Urutkan pekerjaan dari yang pertama kali datang terlebih dahulu.
8. Menghitung waktu alur :
Waktu alur = akumulasi dari waktu menunggu dengan waktu pemrosesan.
9. Menghitung keterlambatan kerja yaitu dengan menggunakan rumus:
Keterlambatan kerja = waktu alur – due date (batas jatuh tempo pekerjaan)
10. Hitung efektifitasnya
Tabel 4.9. Perhitungan Efektifitas Metode FCFS Minggu 1
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo
Berikut adalah perhitungan dari efektifitas metode FCFS untuk pesanan minggu I
Januari 2013:
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
39,21 10
= 3,92 hari
Utilisasi
T
J
,
, 100%
17,2 %
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
39,216,74
= 5,82 pekerjaan
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
J
,
Tabel 4.10. Perhitungan Efektifitas Metode FCFS Minggu II
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo Pekerjaan (hari)
Keterlambatan Kerja (hari)
1 0,75 0,75 8 0
2 1 1,75 8 0
3 1,14 2,89 8 0
4 1,14 4,03 8 0
5 1,11 5,14 8 0
6 0,18 5,32 6 0
7 1,11 6,43 8 0
8 0,11 6,54 6 0,54
9 1,46 8 8 0
10 1 9 6 3
TOTAL 9 49,85 3,54
Berikut adalah perhitungan dari efektifitas metode FCFS untuk pesanan minggu II
Januari 2013:
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
49,85 10
= 4,98 hari
Utilisasi
T
J
49,989 100 18 %
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
49,989
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
J
,
=
0,35 hari
Tabel 4.11. Perhitungan Efektifitas Metode FCFS Minggu III
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo Pekerjaan (hari)
Keterlambatan Kerja (hari)
1 1,68 1,68 4 0
2 0,39 2,07 4 0
3 0,39 2,46 4 0
4 0,39 2,85 4 0
5 0,21 3,06 4 0
6 0,11 3,17 4 0
7 0,61 3,78 4 0
8 0,61 4,39 4 0,39
9 0,45 4,84 4 0,84
10 0,46 5,3 4 1,3
TOTAL 5,3 33,6 2,53
Sumber : Data primer yang diolah bulan Januari 2013
Berikut adalah perhitungan dari efektifas metode FCFS untuk pesanan minggu III
Januari 2013:
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
33,610
= 3,36 hari
Utilisasi
T
J
,
, 100
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
33,6
5,3
= 6,34 pekerjaan
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
J
,
=
0,25 hari
Tabel 4.12. Perhitungan Efektifitas Metode FCFS Minggu IV
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo
Sumber : Data primer yang diolah bulan Januari2013
Berikut adalah perhitungan dari efektifas metode FCFS untuk pesanan minggu IV
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
89,31 22
= 4,06 hari
Utilisasi
T
J
89,316,56 100% 7,3 %
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
89,31 6,56
= 13,61 pekerjaan
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
J
,
=
0,08 hari
4.3.2. Metode SPT (Shortest Processing Time)
Metode SPT memprioritaskan pada pekerjaan yang memiliki waktu
pemrosesan terpendek untuk diproses terlebih dulu. Data yang diperlukan untuk
melakukan perhitungan SPT:
1. Urutkan pekerjaan dimulai waktu pemrosesan terpendek.
2. Menghitung waktu alur :
3. Menghitung keterlambatan kerja yaitu dengan menggunakan rumus:
Keterlambatan kerja = waktu alur – due date (batas jatuh tempo pekerjaan).
4. Hitung efektifitasnya
Tabel 4.13. Perhitungan Efektifitas Metode SPT Minggu I
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo Pekerjaan (hari)
Keterlambatan Kerja (hari)
1 0,18 0,18 5 0
5 0,19 0,37 4 0
10 0,33 0,7 4 0
6 0,39 1,09 4 0
7 0,39 1,48 4 0
8 0,39 1,87 4 0
3 0,71 2,58 4 0
2 1,18 3,76 5 0
9 1,18 4,94 5 0
4 1,8 6,74 5 1,74
TOTAL 6,74 23,71 1,74
Sumber : Data primer yang diolah bulan Januari 2013
Berikut adalah perhitungan dari efektifas metode SPT untuk pesanan minggu I
Januari 2013:
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
23,7110
= 2,37 hari
Utilisasi
T
J
23,716,74 100% 28,4 %
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
= 3,52 pekerjaan
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
J
,
=
0,17 hari
Tabel 4.14. Perhitungan Efektifitas Metode SPT Minggu II
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo Pekerjaan (Hari)
Keterlambatan Kerja (hari)
8 0,11 0,11 6 0
6 0,18 0,29 6 0
1 0,75 1,04 8 0
2 1 2,04 8 0
10 1 3,04 6 0
5 1,11 4,15 8 0
7 1,11 5,26 8 0
3 1,14 6,4 8 0
4 1,14 7,54 8 0
9 1,46 9 8 1
TOTAL 9 38,87 1
Berikut adalah perhitungan dari efektifitas metode SPT untuk pesanan minggu II
Januari 2013:
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
38,8710
= 3,89 hari
Utilisasi
T
J
, 100%
23,2 %
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
38,879
= 4,32 pekerjaan
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
J
=
0,1 hari
Tabel 4.15. Perhitungan Efektifitas Metode SPT Minggu III
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo Pekerjaan (Hari)
Keterlambatan Kerja (hari)
6 0,11 0,11 4 0
5 0,21 0,32 4 0
2 0,39 0,71 4 0
3 0,39 1,1 4 0
4 0,39 1,49 4 0
9 0,45 1,94 4 0
10 0,46 2,4 4 0
7 0,61 3,01 4 0
8 0,61 3,62 4 0
1 1,68 5,3 4 1,3
TOTAL 5,3 20 1,3
Sumber : Data primer yang diolah bulan Januari 2013
Berikut adalah perhitungan dari efektifitas metode SPT untuk pesanan minggu III
Januari 2013:
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
20 10
= 2 hari
Utilisasi
T
, 100%
26,5 %
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
,
= 3,77 pekerjaan
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
J
,
=
0,13 hari
Tabel 4.16. Perhitungan Efektifitas Metode SPT Minggu IV
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo
Berikut adalah perhitungan dari efektifitas metode SPT untuk pesanan minggu IV
Januari 2013:
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
43,5222
= 1,98 hari
Utilisasi
T
J
,
, 100%
15,1 %
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
43,526,56
= 6,63 pekerjaan
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
J
,
=
0,03 hari
4.3.2.Metode EDD (Earliest Due Date)
Metode EDD memprioritaskan pada pekerjaan yang memiliki due date
(batas waktu penyelesaian) paling awal untuk diproses terlebih dulu.
1. Urutkan pekerjaan dimulai dari due date (batas waktu penyelesaian) paling
2. Menghitung waktu alur:
Waktu alur = akumulasi dari waktu menunggu dengan waktu pemrosesan
3. Menghitung keterlambatan kerja yaitu dengan menggunakan rumus:
Keterlambatan kerja = waktu alur – due date (batas jatuh tempo pekerjaan)
4. Hitung efektifitasnya
Tabel 4.17. Perhitungan Efektifitas Metode EDD Minggu I
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo Pekerjaan (hari)
Keterlambatan Kerja (hari)
3 0,71 0,71 4 0
5 0,19 0,90 4 0
6 0,39 1,29 4 0
7 0,39 1,68 4 0
8 0,39 2,07 4 0
10 0,33 2,40 4 0
1 0,18 2,58 5 0
2 1,18 3,76 5 0
4 1,8 5,56 5 0,56
9 1,18 6,74 5 1,74
TOTAL 6,74 27,69 2,3
Sumber : Data primer yang diolah bulan Januari 2013
Berikut adalah perhitungan dari efektifitas metode EDD untuk pesanan minggu I
Januari 2013:
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
27,69 10
= 2,77 hari
Utilisasi
T
J
,
, 100%
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
27,696,74
= 4,11 pekerjaan
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
J
,
=
0,23 hari
Tabel 4.18. Perhitungan Efektifitas Metode EDD Minggu II
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo Pekerjaan (hari)
Keterlambatan Kerja (hari)
6 0,18 0,18 6 0
8 0,11 0,29 6 0
10 1 1,29 6 0
1 0,75 2,04 8 0
2 1 3,04 8 0
3 1,14 4,18 8 0
4 1,14 5,32 8 0
5 1,11 6,43 8 0
7 1,11 7,54 8 0
9 1,46 9 8 1
TOTAL 9 39,31 1
Sumber : Data primer yang diolah bulan Januari 2013
Berikut adalah perhitungan dari efektifitas metode EDD untuk pesanan minggu II
Januari 2013:
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
39,31 10
= 3,93 hari
Utilisasi
T
, 100%
22,9 %
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
39,319
= 4,37 pekerjaan
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
J
=
0,1 hari
Tabel 4.19. Perhitungan Efektifitas Metode EDD Minggu III
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo Pekerjaan (hari)
Keterlambatan Kerja (hari)
1 1,68 1,68 4 0
2 0,39 2,07 4 0
3 0,39 2,46 4 0
4 0,39 2,85 4 0
5 0,21 3,06 4 0
6 0,11 3,17 4 0
7 0,61 3,78 4 0
8 0,61 4,39 4 0,39
9 0,45 4,84 4 0,84
10 0,46 5,3 4 1,3
TOTAL 5,3 33,6 2,53
Sumber : Data primer yang diolah bulan Januari 2013
Berikut adalah perhitungan dari efektifitas metode EDD untuk pesanan minggu III
Januari 2013:
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
= 3,36 hari
Utilisasi
T
J
,
, 100%
15,8 %
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
, ,
= 6,34 pekerjaan
Rata – rata keterlambatan pekerjaan Total hari terlambat
Jumlah pekerjaan
Tabel 4.20. Perhitungan Efektifitas Metode EDD Minggu IV
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo
Sumber : Data primer yang diolah bulan Januari 2013
Berikut adalah perhitungan dari efektifitas metode EDD untuk pesanan minggu IV
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
71,61 6,56
= 10,92 pekerjaan
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
J
,
=
0,07 hari
4.3.3.Metode LPT (Long Processing Time)
Metode LPT memprioritaskan pada pekerjaan yang memiliki waktu
pemrosesan terpanjang untuk diproses terlebih dulu.
1. Urutkan pekerjaan dimulai dari waktu pemrosesan terpanjang.
2. Menghitung waktu alur :
Waktu alur = akumulasi dari waktu menunggu dengan waktu pemrosesan
3. Menghitung keterlambatan kerja yaitu dengan menggunakan rumus:
Keterlambatan kerja = waktu alur – due date (batas jatuh tempo pekerjaan)
Tabel 4.21. Perhitungan Efektifitas Metode LPT Minggu I
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo Pekerjaan (hari)
Keterlambatan Kerja (hari)
4 1,8 1,8 5 0
2 1,18 2,98 5 0
9 1,18 4,16 5 0
3 0,71 4,87 4 0
6 0,39 5,26 4 1,26
7 0,39 5,65 4 1,65
8 0,39 6,04 4 2,04
10 0,33 6,37 4 2,37
5 0,19 6,56 4 2,56
1 0,18 6,74 5 1,74
TOTAL 6,74 50,43 11,62
Sumber : Data primer yang diolah bulan Januari 2013
Berikut adalah perhitungan dari efektifitas metode LPT untuk pesanan minggu I
Januari 2013:
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
50,43 10
= 5,04 hari
Utilisasi
T
J
,
, 100%
13,4 %
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
50,436,74
Rata – rata keterlambatan pekerjaan Total hari terlambat
Jumlah pekerjaan
,
=
1,16
Tabel 4.22. Perhitungan Efektifitas Metode LPT Minggu II
Berikut adalah perhitungan dari efektifitas metode LPT untuk pesanan minggu II
Januari 2013:
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
,
= 6,01 hari
Utilisasi
T
J
, 100%
15 %
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo Pekerjaan (Hari)
Keterlambatan Kerja (hari)
9 1,46 1,46 8 0
3 1,14 2,6 8 0
4 1,14 3,74 8 0
5 1,11 4,85 8 0
7 1,11 5,96 8 0
2 1 6,96 8 0
10 1 7,96 6 1,96
1 0,75 8,71 8 0,71
6 0,18 8,89 6 2,89
8 0,11 9 6 3
TOTAL 9 60,13 8,56
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
,
= 6,68 pekerjaan
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
J
,
=
0,9
Tabel 4.23. Perhitungan Efektifitas Metode LPT Minggu III
Sumber : Data primer yang diolah bulan Januari 2013
Berikut adalah perhitungan dari efektifitas metode LPT untuk pesanan minggu III
Januari 2013:
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
38,310
= 3,83 hari Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo Pekerjaan (Hari)
Keterlambatan Kerja (hari)
1 1,68 1,68 4 0
7 0,61 2,29 4 0
8 0,61 2,9 4 0
10 0,46 3,36 4 0
9 0,45 3,81 4 0
2 0,39 4,2 4 0,2
3 0,39 4,59 4 0,59
4 0,39 4,98 4 0,98
5 0,21 5,19 4 1,19
6 0,11 5,3 4 1,3
Utilisasi
T
J
,
, 100%
13,8 %
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
38,35,3
= 7,23 pekerjaan
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
J
,
=
0,43 hari
Tabel 4.24. Perhitungan Efektifitas Metode LPT Minggu IV
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo Pekerjaan (Hari)
Keterlambatan Kerja (hari)
5 0,93 0,93 6 0
6 0,93 1,86 6 0
7 0,93 2,79 6 0
8 0,93 3,72 6 0
15 0,25 3,97 6 0
17 0,25 4,22 6 0
1 0,18 4,4 6 0
11 0,18 4,58 5 0
12 0,18 4,76 5 0
13 0,18 4,94 5 0
14 0,18 5,12 5 0
18 0,18 5,3 6 0
21 0,18 5,48 6 0
22 0,18 5,66 6 0
4 0,15 5,81 6 0
2 0,11 5,92 6 0
9 0,11 6,03 5 1,03
10 0,11 6,14 5 1,14
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo Pekerjaan (Hari)
Keterlambatan Kerja (hari)
19 0,11 6,36 6 0,36
20 0,11 6,47 6 0,47
3 0,09 6,56 6 0,56
TOTAL 6,56 107,27 3,81
Sumber : Data primer yang diolah bulan Januari 2013
Berikut adalah perhitungan dari efektifitas metode LPT untuk pesanan minggu IV
Januari 2013:
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
107,27 22
= 4,88 hari
Utilisasi
T
J
,
, 100%
6,1 %
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
, ,
= 16,35 pekerjaan
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
J
,
4.3.4.Metode CR (Critical Ratio)
Metode CR memprioritaskan pada pekerjaan yang memiliki rasio kritis
paling rendah untuk diproses terlebih dulu.
1. Menghitung CR dengan menggunakan rumus:
CR=
Keterangan:
a. Tanggal hari ini = tanggal produksi
b. Sisa waktu kerja = lama waktu proses produksi
2. Urutkanpekerjaandari nomor CR terkecil
3. Menghitung waktu alur
Waktu alur = akumulasi dari waktu menunggu dengan waktu pemrosesan
4. Menghitung keterlambatan kerja yaitu dengan menggunakan rumus:
Keterlambatan kerja = waktu alur– due date
Tabel 4.25. Perhitungan nilai CR Minggu I
No Order
Waktu Proses
(hari) Tanggal Hari ini
Tanggal Jatuh Tempo (hari)
Waktu Sisa
(hari) CR
1 0,18 12/01/2013 17/01/2013 4 22,22
2 1,18 12/01/2013 17/01/2013 4 3,39
3 0,71 14/01/2013 16/01/2013 2 2,82
4 1,8 15/01/2013 17/01/2013 2 1,11
5 0,19 16/01/2013 16/01/2013 0 0,00
6 0,39 17/01/2013 16/01/2013 -1 -2,56
7 0,39 17/01/2013 16/01/2013 -1 -2,56
8 0,39 17/01/2013 16/01/2013 -1 -2,56
9 1,18 18/01/2013 17/01/2013 -1 -0,85
10 0,33 19/01/2013 16/01/2013 -3 -9,09
Tabel 4.26. Perhitungan Efektifitas Metode CR Minggu I
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo Pekerjaan (hari)
Keterlambatan Kerja (hari)
10 0,33 0,33 4 0
6 0,39 0,72 4 0
7 0,39 1,11 4 0
8 0,39 1,5 4 0
9 1,18 2,68 5 0
5 0,19 2,87 4 0
4 1,8 4,67 5 0
3 0,71 5,38 4 1,38
2 1,18 6,56 5 1,56
1 0,18 6,74 5 1,74
TOTAL 6,74 32,56 4,68
Sumber : Data primer yang diolah bulan Januari 2013
Berikut adalah perhitungan dari efektifitas metode CR untuk pesanan minggu I
Januari 2013:
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
32,56 10
= 3,26 hari
Utilisasi
T
J
,
, 100%
20,7 %
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
32,566,74
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
(hari) Tanggal hari ini
Tanggal Jatuh
Tabel 4.28. Perhitungan Efektifitas Metode CR Minggu II
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo
Berikut adalah perhitungan dari efektifitas metode CR untuk pesanan minggu II
Januari 2013:
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
43,8810
= 4,39 hari
Utilisasi
T
J
, 100%
20,5 %
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
= 43,889
= 4,88 pekerjaan
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
J
= ,
=
0,13 hari
Tabel 4.29. Perhitungan nilai CR Minggu III
No Order
Waktu Proses
(hari) Tanggal hari ini
Tanggal Jatuh Tempo
Waktu Sisa
(hari) CR
1 1,68 01/02/2013 01/02/2013 0 0,00
2 0,39 02/02/2013 01/02/2013 -1 -2,56
3 0,39 04/02/2013 01/02/2013 -2 -5,13
4 0,39 04/02/2013 01/02/2013 -2 -5,13
5 0,21 04/02/2013 01/02/2013 -2 -9,52
6 0,11 05/02/2013 01/01/2013 -3 -27,27
7 0,61 05/02/2013 01/01/2013 -3 -4,92
8 0,61 06/02/2013 01/01/2013 -4 -6,56
9 0,45 07/02/2013 01/02/2013 -5 -11,11
10 0,46 07/02/2013 01/02/2013 -5 -10,87
Tabel 4.30. Perhitungan Efektifitas Metode CR Minggu III
Urutan Pekerjaan
Waktu Proses
(hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo Pekerjaan (hari)
Keterlambatan Kerja (hari)
6 0,11 0,11 4 0
9 0,45 0,56 4 0
10 0,46 1,02 4 0
5 0,21 1,23 4 0
8 0,61 1,84 4 0
3 0,39 2,23 4 0
4 0,39 2,62 4 0
7 0,61 3,23 4 0
2 0,39 3,62 4 0
1 1,68 5,3 4 1,3
TOTAL 5,3 21,76 1,3
Sumber : Data primer yang diolah bulan Januari 2013
Berikut adalah perhitungan dari efektifitas metode CR untuk pesanan minggu III
Januari 2013:
Waktu penyelesaian rata - rata
J
J
21,7610
= 2,18 hari
Utilisasi
T
J
,
, 100%
24,4 %
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
21,765,3
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
J
,
=
0,13 hari
Tabel 4.31. Perhitungan nilai CR Minggu IV
No Order
Waktu Proses
(hari) Tanggal hari ini
Tanggal Jatuh Tempo
Waktu Sisa
(hari) CR
1 0,18 08/02/2013 08/02/2013 0 0,00
2 0,11 08/02/2013 08/02/2013 0 0,00
3 0,09 08/02/2013 08/02/2013 0 0,00
4 0,15 08/02/2013 08/02/2013 0 0,00
5 0,93 08/02/2013 08/02/2013 0 0,00
6 0,93 09/02/2013 08/02/2013 -1 -1,08
7 0,93 11/02/2013 08/02/2013 -2 -2,15
8 0,93 12/02/2013 07/02/2013 -4 -4,30
9 0,11 13/02/2013 07/02/2013 -5 -45,45
10 0,11 13/02/2013 07/02/2013 -5 -45,45
11 0,18 13/02/2013 07/02/2013 -5 -27,78
12 0,18 13/02/2013 07/02/2013 -5 -27,78
13 0,18 13/02/2013 07/02/2013 -5 -27,78
14 0,18 13/02/2013 07/02/2013 -5 -27,78
15 0,25 14/02/2013 08/02/2013 -5 -20,00
16 0,11 14/02/2013 08/02/2013 -5 -45,45
17 0,25 14/02/2013 08/02/2013 -5 -20,00
18 0,18 14/02/2013 08/02/2013 -5 -27,78
19 0,11 14/02/2013 08/02/2013 -5 -45,45
20 0,11 14/02/2013 08/02/2013 -5 -45,45
21 0,18 14/02/2013 08/02/2013 -5 -27,78
22 0,18 14/02/2013 08/02/2013 -5 -27,78
Tabel 4.32. Perhitungan Efektifitas Metode CR Minggu IV
Urutan
Pekerjaan Waktu Proses (hari) Waktu Alur
Jatuh Tempo
Sumber : Data primer yang diolah bulan Januari 2013
Berikut adalah perhitungan dari efektifitas metode CR untuk pesanan minggu IV
11,1 %
Rata – rata jumlah pekerjaan dalam sistem J
T
, ,
= 8,97 pekerjaan
Rata – rata keterlambatan pekerjaan T
J
,
=
0,06 hari
4.3.5.Perbandingan Efektifitas Metode FCFS, SPT, EDD, LPT, dan CR pada Minggu I - Minggu IV Januari 2013
Berdasarkan pada hasil perhitungan efektifitas metode FCFS, SPT, EDD,
LPT, dan CR pada sub bab sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah
membandingkan kelima metode tersebut dengan kriteria efektifitas penjadualan
pada setiap minggunya. Perbandingan efektifitas metode FCFS, SPT, EDD, LPT,
Tabel 4.33
Perbandingan Efektifitas Metode FCFS, SPT, EDD, LPT ,CR pada Minggu I - Minggu IV Januari 2013
Metode
Waktu Penyelesaian
Rata - Rata (hari)
Utilisasi (%)
Rata - rata Jumlah Pekerjaan dalam
Sistem (pekerjaan)
Rata - rata Keterlambatan pekerjaan (hari)
FCFS Minggu I 3,92 hari 17,2 % 5,82 pekerjaan 0,67 hari
SPT Minggu I 2,37 hari 28,4% 3,52 pekerjaan 0,17 hari
EDD Minggu I 2,77 hari 24,3% 4,11 pekerjaan 0,23 hari
LPT Minggu I 5,04 hari 13,4% 7,48 pekerjaan 1,16 hari
CR Minggu I 3,26 hari 22,4% 4,46 pekerjaan 0,49 hari
FCFS Minggu II 4,98 hari 18 % 5,55 pekerjaan 0,35 hari
SPT Minggu II 3,89 hari 23,2% 4,32 pekerjaan 0,1 hari
EDD Minggu II 3,93 hari 22,9% 4,37 pekerjaan 0,1 hari
LPT Minggu II 6,01 hari 15% 6,68 pekerjaan 0,96 hari
CR Minggu II 4,39 hari 20,5% 4,88 pekerjaan 0,13 hari
FCFS Minggu III 3,36 hari 15,8 % 6,34 pekerjaan 0,25 hari
SPT Minggu III 2 hari 26,5 % 3,77 pekerjaan 0,13 hari
EDD Minggu III 3,36 hari 15,8 % 6,34 pekerjaan 0,25 hari
LPT Minggu III 3,83 hari 13,8% 7,23 pekerjaan 0,43 hari
CR Minggu III 2,18 hari 24,4% 4,11 pekerjaan 0,13 hari
FCFS Minggu IV 4,06 hari 7,3% 13,61 pekerjaan 0,08 hari
SPT Minggu IV 1,98 hari 15,1% 6,63 pekerjaan 0,03 hari
EDD Minggu IV 3,25 hari 9,2% 10,92 pekerjaan 0,07 hari
LPT Minggu IV 4,88 hari 6,1% 16,35 pekerjaan 0,17 hari
Metode SPT pada minggu I, II, III, dan IV memperoleh hasil pengukuran
paling efektif di semua kriteria. Hal ini disebabkan karena pada metode ini
memprioritaskan pada waktu pemrosesan terpendek untuk diproses terlebih
dahulu sehingga tidak ada waktu yang terbuang dalam arti waktu yang digunakan
benar-benar efektif.
Pada minggu I, II, III, IV metode EDD tidak efektif daripada SPT karena
EDD hanya memperhatikan duedate saja tanpa mempertimbangkan waktu
pemrosesan terpendek sehingga tingkat utilisasinya menjadi lebih rendah.
Metode CR tidak efektif hanya pada minggu I dan II karena sisa waktu kerja
yang dimiliki lebih panjang. Di minggu ini, hanya beberapa pekerjaan yang
penyelesaiannya mengalami kemunduran sehingga tidak terlalu banyak
diprioritaskan untuk pekerjaan yang terlambat. Pada minggu III dan IV, metode
CR lebih efektif karena sisa waktu kerja yang dimiliki di minggu tersebut lebih
pendek. Di minggu III dan IV, banyak pekerjaan yang penyelesaiannya
mengalami kemunduran dan melebihi due date sehingga banyak lebih
diprioritaskan untuk pekerjaan yang terlambat supaya dikerjakan terlebih dulu.
Metode FCFS pada minggu I, II dan III, dan IV menjadi metode yang tidak
efektif. Hal ini disebabkan karena pada metode ini memprioritaskan pada
pekerjaan yang pertama kali datang untuk diproses terlebih dahulu. Padahal belum
tentu waktu pemrosesannya dan tanggal jatuh temponya lebih cepat dari order
atau pekerjaan yang datang belakangan. Sehingga metode ini cenderung tidak
Metode LPT pada minggu I, II, III dan IV merupakan metode paling tidak
efektif dibandingkan metode lainnya. Hal ini disebabkan karena pada metode ini
memprioritaskan pada pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan terpanjang
untuk diproses terlebih dahulu sehingga bannyak waktu yang terbuang dalam arti
waktu yang digunakan sangat tidak efektif.
4.3.6.Perencanaan Penjadualan Jasa Pengolahan Kaca
Setelah melihat hasil pembahasan pada sub bab sebelumnya, diketahui
bahwa metode SPT paling efektif karena metode tersebut menggunakan
pertimbangan pada waktu pemrosesan terpendek yang dikerjakan terlebih dahulu
sehingga tidak ada waktu yang terbuang dengan percuma dalam proses
pengolahan kaca. Maka langkah selanjutnya adalah menyusun perencanaan
penjadualan jasa pengolahan kaca untuk minggu ke I – IV bulan Februari 2013.
Perencanaan penjadualan pekerjaan dengan Gantt Chart dibuat berdasarkan
perhitungan jam kerja efektif yang digunakan perusahaan yaitu selama 7 jam.
Waktu 15 menit di awal digunakan karyawan bagian pengkilapan untuk
pemeliharaan mesin grenda ( mesin untuk pengkilapan ). Sisa waktu 30 menit
terakhir, proses pembevelan mulai berhenti dan digunakan untuk pemeliharaan
mesin grenda ( mesin untuk pembevelan ) dan batu grenda.
Sebelumnya, ada 1 karyawan bagian pemotongan, 2 karyawan bagian bevel
dengan menggunakan 2 mesin grenda dari 4 mesin yang tersedia dan 3 karyawan
bagian pengkilapan.
Dengan menerapkan metode SPT yang diaplikasikan ke dalam Gantt Chart,
tenaga kerja. Pemaksimalan tenaga kerja dapat dilakukan dengan mengalihkan 1
karyawan bagian pengkilapan ke bagian bevel, dan mengalihkan 1 karyawan
pemotongan ke bagian kilap. Karyawan bagian pemotongan dialihkan ke bagian
bevel setelah dia selesai mengerjakan pekerjaannya di bagian pemotongan .
Peneliti melakukan penerapan metode SPT ke dalam Gantt Chart
Pemotongan, Gantt Chart Pembevelan dan Pengkilapan. Gantt Chart Pemotongan
dibagi menjadi 5 jenis Gantt Chart :
a. Gantt Chart Pemotongan 15 Kaca
b. Gantt Chart Pemotongan 30 Kaca
c. Gantt Chart Pemotongan 45 Kaca
d. Gantt Chart Pemotongan 60 Kaca
e. Gantt Chart Pemotongan 75 Kaca
Pembagian jenis Gantt Chart Pemotongan ini dibuat berdasarkan
perhitungan jumlah kaca yang dihasilkan selama 1 jam proses pemotongan. Bila
pemotongan masing-masing kaca dibutuhkan waktu maksimal selama 4 menit,
maka dalam 1 jam akan menghasilkan 15 kaca potong. Gantt Chart Pemotongan
dibuat dengan maksimal 75 kaca ( 5 jam pemotongan ) agar pengalihan tenaga
kerja dapat menunjukan hasil yang maksimal.
Kapasitas per hari yang dihasilkan dari Gantt Chart Pembevelan dan
Pengkilapan ditentukan berdasarkan perhitungan waktu yang tersisa dari
selesainya proses pemotongan. Kemudian sisa waktu tersebut dapat
dimaksimalkan dengan memulai pengalihan tenaga kerja bagian pemotongan ke
Tabel 4.34 Data Pesanan Jasa Pengolahan Kaca minggu I Februari 2013
No
Order Jenis Item Kuantitas
Total 2 Kaca Bening Top Coffee Table Amsterdam, Pol, Bev 30 mm 1,00 50 menit 09/02/2013 18/02/2013 3 Kaca Cermin Mirror Round Carved,
Bev 40 mm 1,00 50 menit 09/02/2013 18/02/2013
4 Kaca Bening Top Coffe Table Corbu,
Pol, Bev 25 mm 7,00 150 menit 09/02/2013 18/02/2013
5 Kaca Bening Tundan Curlo Tiffin, Pol,
MAL Tebal = 6 18,00 315 menit 09/02/2013 18/02/2013
6 Kaca Bening Tundan Oval Glass Top
Coffetable Philipine,MAL Tebal = 6 2,00 50 menit 09/02/2013 19/02/2013
7 Kaca Bening Tundan Curio Tiffin,
Po/MAL Tebal =6 2,00 50 menit 09/02/2013 19/02/2013
8 Kaca Bening Tundan, Carved Bar
Chinoserie, Pol/38 48,00 740 menit 09/02/2013 19/02/2013
9 Kaca Cermin Belakang Atas, Carved
Bar Chinoserie, Pol 38 8,00 150 menit 09/02/2013 18/02/2013
10 Kaca Cermin Belakang Inlaid Cabinet
Prada, Bev 30mm 3,00 75 menit 09/02/2013 18/02/2013
11 Kaca Bening Top Chinoserie Table
Rectangular / MAL Tebal = 5 mm 8,00 150 menit 09/02/2013 18/02/2013
12 Kaca Bening Top Chinoserie Side Table
Round, Bev 30 mm 8,00 150 menit 09/02/2013 18/02/2013
13 Kaca Bening Tundan Side Table
Phillippe, Pol, Bev 20 mm 2,00 50 menit 09/02/2013 18/02/2013
14 Kaca Bening Top Side Table Davao,
Pol, Bev 30 mm 9,00 180 menit 09/02/2013 18/02/2013
Sumber : Data primer yang diolah Februari 2013
Dari data pada tabel 4.34, akan disusun perencanaan Gantt Chart untuk
Kuantitas pesanan yang dibutuhkan untuk minggu I sebanyak 119 kaca
maka pemotongan kaca untuk minggu I dilakukan di tanggal 15 sebanyak 60 kaca
dan di tanggal 16 sebanyak 59 kaca.
Pada tanggal 15 Februari 2013, karyawan bagian pemotongan melakukan
pemotongan kaca selama 4 jam dengan menghasilkan 60 kaca potong. Setelah 4
jam, karyawan bagian pemotongan mulai membantu pekerjaan di bagian
pembevelan. Karyawan bagian bevel dapat mengerjakan pekerjaannya setelah
menunggu selama 10 – 12 menit karena harus menunggu proses pemotongan yang
membutuhkan waktu berkisar 10 – 12 menit. Karyawan bagian kilap akan mulai
bekerja setelah 30 menit ( 15 menit digunakan untuk melakukan pemeliharaan
mesin dan 15 menit digunakan untuk menunggu proses bevel selesai ) . Proses
pengolahan kaca pada bagian pengkilapan di tanggal ini mengalami keterlambatan
sekitar 10 – 12 menit karena pada tanggal ini proses pengolahan akan dimulai dari
pemotongan.
Pada tanggal 16 Februari 2013, karyawan bagian pemotongan melakukan
pemotongan kaca selama 6 jam dengan menghasilkan 75 kaca potong. Setelah 6
jam, karyawan bagian pemotongan mulai membantu pekerjaan di bagian
pembevelan. Karyawan bagian bevel dapat langsung melakukan proses
pembevelan tanpa harus menunggu proses pemotongan karena proses pemotongan
sudah dilakukan di hari sebelumnya. Karyawan bagian kilap akan mulai bekerja
setelah 30 menit ( 15 menit digunakan untuk melakukan pemeliharaan mesin dan
Pada tanggal 18 Februari 2013, karyawan bagian pemotongan melakukan
pemotongan kaca selama 3 jam dengan menghasilkan 45 kaca potong. Setelah 3
jam, karyawan bagian pemotongan mulai membantu pekerjaan di bagian
pembevelan. Karyawan bagian bevel dapat langsung melakukan proses
pembevelan tanpa harus menunggu proses pemotongan karena proses pemotongan
sudah dilakukan di hari sebelumnya. Karyawan bagian kilap akan mulai bekerja
setelah 30 menit ( 15 menit digunakan untuk melakukan pemeliharaan mesin dan
15 menit digunakan untuk menunggu proses bevel selesai ).
Bila dilihat dari Gantt Chart tanggal 18 Februari 2013 ini, akan terdapat sisa
waktu 105 menit. Sisa waktu 105 menit tersebut dapat dimaksimalkan dengan
Tabel 4.35 Data Pesanan Jasa Pengolahan Kaca minggu II Februari 2013
No
Order Jenis Item Kuantitas
Total
1 Kaca Bening Tundan Side Table Phillipine, Pol,
Bev 20 mm 2,00 50 menit 14/02/2013 21/02/2013 2 Kaca Cermin Chinoseire Mirror, Bev 30 mm 3,00 75 menit 14/02/2013 21/02/2013
3 Kaca Bening Pintu Bookcase/758x226x3 3,00 75 menit 14/02/2013 21/02/2013
4 Kaca Bening Samping Burl Glass
Vitrine/1513x333x5 1,00 50 menit 14/02/2013 22/02/2013 5 Kaca Bening Top Coffe Table Amsterdam, Bev
30 mm 10,00 180 menit 14/02/2013 22/02/2013 6 Kaca Bening Tundan Burl Glass
Vitrine/1513x333x5 3,00 75 menit 14/02/2013 22/02/2013 7 Kaca Cermin Burl Glass Vitrine/1563x733x5 2,00 50 menit 14/02/2013 22/02/2013
8 Kaca Bening Top Coffe Table Corbu, Pol, Bev 25 mm 40,00 735 menit 14/02/2013 22/02/2013
9 Kaca Cermin Belakang Inlaid Cabinet Prada,
Bev 30 mm 3,00 75 menit 14/02/2013 22/02/2013 10 Kaca Bening Pintu Bordin Display Cab, Bev
30mm 1,00 50 menit 14/02/2013 22/02/2013 11 Kaca Bening Samping Bordin Display Cab, Bev
30 mm 2,00 50 menit 14/02/2013 22/02/2013 12 Kaca Cermin Atas Mirrror Pagoda / MAL Tebal
= 5 mm 2,00 50 menit 14/02/2013 21/02/2013 13 Kaca Cermin Belakang Regency Vitrine, Bev
30 mm /575x880x5 1,00 50 menit 14/02/2013 21/02/2013 14 Kaca Bening Samping Coffe Table Davao, Pol /
MAL = 5mm 38,00 735 menit 14/02/2013 21/02/2013 15 Kaca Bening Top Coffe Table Davao, Pol, Bev
30mm 4,00 90 menit 14/02/2013 21/02/2013 16 Kaca Cermin Mirror Jacquiline, Bev
30mm/MAL 1670 3,00 50 menit 14/02/2013 21/02/2013 17 Kaca Cermin Mirror Round Carved, Bev 40
mm 2,00 50 menit 14/02/2013 21/02/2013 18 Kaca Bening Samping Bookcase Glass Door,
Bev 25 mm 2,00 50 menit 14/02/2013 21/02/2013 19 Kaca Bening Top Chinoserie Table Rectangular
/ MAL Tebal = 5m 2,00 50 menit 14/02/2013 21/02/2013 20 Kaca Bening Top Side Table Philippe, Pol, Bev
20 mm 1,00 50 menit 14/02/2013 21/02/2013
Sumber : Data Primer yang diolah Februari 2013
Dari data pada tabel 4.35, akan disusun perencanaan Gantt Chart untuk
Kuantitas pesanan yang dibutuhkan untuk minggu II sebanyak 125 kaca
maka pemotongan kaca untuk minggu II dilakukan di tanggal 16 sebanyak 16
kaca, di tanggal 18 sebanyak 45 kaca, dan tanggal 19 sebanyak 64 kaca.
Pada tanggal 18 Februari 2013, jumlah pesanan minggu ke-II dapat diproses
sebanyak 14 kaca jadi dengan memanfaatkan sisa waktu pengerjaan minggu ke-I.
Pada tanggal 19 Februari 2013, karyawan bagian pemotongan melakukan
pemotongan kaca selama 6 jam dengan menghasilkan 75 kaca potong. Setelah 6
jam, karyawan bagian pemotongan mulai membantu pekerjaan di bagian
pembevelan. Karyawan bagian bevel dapat langsung melakukan proses
pembevelan tanpa harus menunggu proses pemotongan karena proses pemotongan
sudah dilakukan di hari sebelumnya. Karyawan bagian kilap akan mulai bekerja
setelah 30 menit ( 15 menit digunakan untuk melakukan pemeliharaan mesin dan
15 menit digunakan untuk menunggu proses bevel selesai ).
Pada tanggal 21 Februari 2013, karyawan bagian pemotongan melakukan
pemotongan kaca selama 1 jam dengan menghasilkan 15 kaca potong. Setelah 1
jam, karyawan bagian pemotongan mulai membantu pekerjaan di bagian
pembevelan. Karyawan bagian bevel dapat langsung melakukan proses
pembevelan tanpa harus menunggu proses pemotongan karena proses pemotongan
sudah dilakukan di hari sebelumnya. Karyawan bagian kilap akan mulai bekerja
setelah 30 menit ( 15 menit digunakan untuk melakukan pemeliharaan mesin dan
15 menit digunakan untuk menunggu proses bevel selesai ).
Pada tanggal 22 Februari 2013, karyawan bagian pemotongan melakukan
jam, karyawan bagian pemotongan mulai membantu pekerjaan di bagian
pembevelan. Karyawan bagian bevel dapat langsung melakukan proses
pembevelan tanpa harus menunggu proses pemotongan karena proses pemotongan
sudah dilakukan di hari sebelumnya. Karyawan bagian kilap akan mulai bekerja
setelah 30 menit ( 15 menit digunakan untuk melakukan pemeliharaan mesin dan
15 menit digunakan untuk menunggu proses bevel selesai ).
Bila dilihat dari Gantt Chart tanggal 22 Februari 2013 ini, akan terdapat sisa
waktu 210 menit. Sisa waktu 210 menit tersebut dapat dimaksimalkan dengan
Tabel 4.36 Data Pesanan Jasa Pengolahan Kaca minggu III Februari 2013
Sumber : Data Primer yang diolah Februari 2013
Dari data pada tabel 4.36, akan disusun perencanaan Gantt Chart untuk
pesanan jasa pengolahan kaca pada minggu III bulan Februari 2013. No
Order Jenis Item Kuantitas
Total
Kaca Bening Tundan Oval Glass Top Coffeetable
Phillippe, Bev 20 mm 2,00 50 menit 19/02/2013 25/02/2013 2 Kaca Bening Tundan French Fitrine, Pol/634x335 16,00 270 menit 19/02/2013 25/02/2013
3
Kaca Cermin Belakang Inlaid Cabinet Prada, Bev
30 mm 2,00 50 menit 19/02/2013 25/02/2013 4 Kaca Bening Pintu BC Book / 758 x 228 x 3 1,00 50 menit 19/02/2013 25/02/2013 5 Kaca Cermin Mirror Round Carved, Bev 40mm 4,00 90 menit 19/02/2013 25/02/2013
6
Kaca Bening Tundan Oval Glass Top Coffetable
Philipine,MAL Tebal = 6 2,00 50 menit 19/02/2013 27/02/2013
7
Kaca Cermin Belakang Atas, Carved Bar
Chinoserie, Pol 38 1,00 50 menit 19/02/2013 27/02/2013
8
Kaca Bening Top Chinoserie Table Rectangular /
MAL Tebal = 5 mm 14,00 210 menit 19/02/2013 27/02/2013
9
Kaca Bening Top Coffee Table Amsterdam, Pol,
Bev 30mm 50,00 13,25 jam 19/02/2013 27/02/2013
10
Kaca Bening Top Side Table Davao, Pol, Bev 30
mm 1,00 50 menit 19/02/2013 27/02/2013 11 Kaca Cermin Chinoseire Mirror, Bev 30 mm 6,00 105 menit 19/02/2013 27/02/2013
12
Kaca Cermin Athens Wardrobe 4 Doors, Bev 25
mm 1,00 50 menit 19/02/2013 27/02/2013
13
Kaca Cermin Mirror Jacquiline, Bev 30mm/MAL
1670 1,00 50 menit 19/02/2013 27/02/2013
14
Kaca Bening Top Chinoserie Side Table Round,
Bev 30mm 1,00 50 menit 19/02/2013 25/02/2013 15 Kaca Bening Pintu BC Book / 758 x 228 x 3 17,00 300 menit 19/02/2013 25/02/2013
16
Kaca Cermin Louis XV Hallstand / MAL Tebal =
5mm 4,00 90 menit 19/02/2013 25/02/2013
17
Kaca Bening Top Oval Glass Top Coffetable
Kuantitas pesanan yang dibutuhkan untuk minggu III sebanyak 124 kaca
maka pemotongan kaca untuk minggu III dilakukan di tanggal 19 sebanyak 11
kaca, di tanggal 21 sebanyak 15 kaca, di tanggal 22 sebanyak 30 kaca, di tanggal
25 sebanyak 30 kaca, dan di tanggal 26 sebanyak 38 kaca.
Pada tanggal 22 Februari 2013, jumlah pesanan minggu ke-III dapat
diproses sebanyak 29 kaca jadi dengan memanfaatkan sisa waktu pengerjaan
minggu ke-II.
Pada tanggal 25 dan 26 Februari 2013, karyawan bagian pemotongan
melakukan pemotongan kaca selama 3 jam dengan menghasilkan 45 kaca potong.
Setelah 3 jam, karyawan bagian pemotongan mulai membantu pekerjaan di bagian
pembevelan. Karyawan bagian bevel dapat langsung melakukan proses
pembevelan tanpa harus menunggu proses pemotongan karena proses pemotongan
sudah dilakukan di hari sebelumnya. Karyawan bagian kilap akan mulai bekerja
setelah 30 menit ( 15 menit digunakan untuk melakukan pemeliharaan mesin dan
15 menit digunakan untuk menunggu proses bevel selesai ).
Pada tanggal 27 Februari 2013, karyawan bagian pemotongan melakukan
pemotongan kaca selama 3 jam dengan menghasilkan 45 kaca potong. Setelah 3
jam, karyawan bagian pemotongan mulai membantu pekerjaan di bagian
pembevelan. Karyawan bagian bevel dapat langsung melakukan proses
pembevelan tanpa harus menunggu proses pemotongan karena proses pemotongan
sudah dilakukan di hari sebelumnya. Karyawan bagian kilap akan mulai bekerja
15 menit digunakan untuk menunggu proses bevel selesai ). Bila dilihat dari
Gantt Chart tanggal 27 Februari 2013 ini, akan terdapat sisa waktu 375 menit.
Sisa waktu 375 menit tersebut dapat dimaksimalkan dengan memulai proses
Tabel 4.37 Data Pesanan Jasa Pengolahan Kaca minggu IV Februari 2013
No
Order Jenis Item Kuantitas
Total
1 Kaca Cermin Belakang Inlaid Prada, Bev 30 mm 18,00 300 menit 23/02/2013 25/02/2013 2 Kaca Cermin Depan Tea Cabinet /435 x 130 x 5 24,00 360 menit 23/02/2013 25/02/2013 3 Kaca Bening Pintu Bordin Display Cab, Bev 30 mm 7,00 150 menit 23/02/2013 05/03/2013 4 Kaca Cermin Chinoserie Mirror, Bev 30 mm 12,00 180 menit 23/02/2013 05/03/2013 5 Kaca Cermin Chippendale hati mirror, Bev 30 mm 10,00 180 menit 23/02/2013 05/03/2013
6 Kaca Bening Samping Bordin Display Cab, Bev 30
mm 14,00 210 menit 23/02/2013 05/03/2013 7 Kaca Bening Samping Tea Cabinet / 435 x 245 x 5 24,00 360 menit 23/02/2013 05/03/2013
8 Kaca Bening Tundan Bordin Display Cab, Pol/MAL
8 mm 8,00 150 menit 23/02/2013 05/03/2013 9 Kaca Bening Tundan Regency Vitrin, Pol / 700 x
285 4,00 90 menit 23/02/2013 05/03/2013 10 Kaca Cermin Belakang French Vitrine Pyramid, bev
25mm 4,00 90 menit 23/02/2013 04/03/2013 11 Kaca Cermin Belakang Regency Vitrine, Bev 30
mm 4,00 90 menit 23/02/2013 04/03/2013 12 Kaca Cermin Chinoserie Mirror, Bev 30 mm 1,00 50 menit 23/02/2013 04/03/2013 13 Kaca Cermin Vanity paris oval, Bev 25mm 5,00 105 menit 23/02/2013 04/03/2013
14 Kaca Cermin Cheval mirror BC Diana, pol, Bev 30
mm 2,00 50 menit 23/02/2013 04/03/2013 15 Kaca Bening Samping Bordin Display Cab, Bev 30
mm 1,00 50 menit 23/02/2013 04/03/2013 16 Kaca Bening Top Side Table Davao, Pol, Bev 30
mm 1,00 50 menit 23/02/2013 04/03/2013 17 Kaca Bening Tundan Bordin Display Cab, Pol/MAL
6mm 4,00 90 menit 23/02/2013 04/03/2013 18 Kaca Cermin Belakang Regency Vitrine, Bev 30
mm 1,00 50 menit 23/02/2013 04/03/2013 19 Kaca Cermin Louis Wall Mirror, Bev 30 mm 1,00 50 menit 23/02/2013 04/03/2013
Sumber : Data Primer yang diolah Februari 2013
Dari data pada tabel 4.37, akan disusun perencanaan Gantt Chart untuk
pesanan jasa pengolahan kaca pada minggu IV bulan Februari 2013.
Kuantitas pesanan yang dibutuhkan untuk minggu IV sebanyak 145 kaca
maka pemotongan kaca untuk minggu IV dilakukan di tanggal 26 sebanyak 7
kaca, di tanggal 27 sebanyak 45 kaca, di tanggal 28 sebanyak 45 kaca, di tanggal
1 sebanyak 48 kaca.
Pada tanggal 27 Februari 2013, jumlah pesanan minggu ke-IV dapat
diproses sebanyak 45 kaca jadi dengan memanfaatkan sisa waktu pengerjaan
minggu ke-III.
Pada tanggal 28 Februari 2013, karyawan bagian pemotongan melakukan
pemotongan kaca selama 3 jam dengan menghasilkan 45 kaca potong. Setelah 3
jam, karyawan bagian pemotongan mulai membantu pekerjaan di bagian
pembevelan. Karyawan bagian bevel dapat langsung melakukan proses
pembevelan tanpa harus menunggu proses pemotongan karena proses pemotongan
sudah dilakukan di hari sebelumnya. Karyawan bagian kilap akan mulai bekerja
setelah 30 menit ( 15 menit digunakan untuk melakukan pemeliharaan mesin dan
15 menit digunakan untuk menunggu proses bevel selesai ).
Pada tanggal 1 Maret 2013, karyawan bagian pemotongan melakukan
pemotongan kaca selama 3 jam dengan menghasilkan 48 kaca potong. Setelah 3
jam, karyawan bagian pemotongan mulai membantu pekerjaan di bagian
pembevelan. Karyawan bagian bevel dapat langsung melakukan proses
pembevelan tanpa harus menunggu proses pemotongan karena proses pemotongan
setelah 30 menit ( 15 menit digunakan untuk melakukan pemeliharaan mesin dan
15 menit digunakan untuk menunggu proses bevel selesai ).
Pada tanggal 2 Maret 2013, perusahaan dapat menerapan jenis Gantt Chart
yang akan digunakan sesuai dengan perhitungan SPT untuk bulan berikutnya.
Maka dari itu, bagian pemotongan akan melakukan proses pemotongan kaca
untuk pesanan bulan berikutnya. Karyawan bagian bevel dapat langsung
melakukan proses pembevelan tanpa harus menunggu proses pemotongan karena
proses pemotongan sudah dilakukan di hari sebelumnya. Karyawan bagian kilap
akan mulai bekerja setelah 30 menit ( 15 menit digunakan untuk melakukan
pemeliharaan mesin dan 15 menit digunakan untuk menunggu proses bevel
selesai ).
4.4. Implikasi Manajerial
Sebelumnya, CV Jimmy Putra Cahaya menerapkan penjadualan jasa
pengolahan kaca dengan metode FCFS ( first come first serve ), di mana pesanan
yang datang terlebih dahulu menjadi prioritas utama untuk dikerjakan terlebih
dahulu. Metode ini ternyata tidak memberikan hasil yang efektif. Setelah
dilakukan evaluasi, penjadualan dengan metode SPT ( short processing time )
memberikan hasil yang lebih efektif untuk diterapkan pada CV Jimmy Putra
Cahaya.
1. Implikasi dari metode FCFS
Dengan menggunakan metode FCFS, perusahaan tidak
mempertimbangkan panjang atau pendeknya waktu proses sehingga banyak
menganggur selama 15 menit di akhir untuk menunggu proses kilap pada
setiap nomor pesanan. Karyawan bagian kilap menganggur selama 30 menit
di awal untuk menunggu proses bevel pada setiap nomor pesanan. Hal ini
dapat terjadi berulang ulang dalam 1 hari sehingga waktu menganggur selama
15 menit dan 30 menit akan terakumulasi sesuai banyaknya nomor pesanan
yang diproses pada tanggal tersebut sehingga penyelesaian suatu pesanan
menjadi lebih lama serta mempengaruhi alur waktu pesanan berikutnya
menjadi lebih besar.
2. Implikasi dari metode SPT
Perencanaan jadwal dengan metode SPT dapat di implementasikan
dengan baik apabila perusahaan mempertimbangkan asumsi – asumsi sebagai
berikut :
a. Waktu yang tersedia untuk menerima order sisipan
Setiap merencanakan jadwal pesanan jasa pengolahan kaca pada
setiap minggunya, perlu disisakan waktu selama 1 hari yang digunakan
untuk pengerjaan order sisipan.
Order Hari ( Minggu I ) Order Hari ( Minggu II )
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13
1 7
2 8
3 9
4 10
5 11
6 12
Pada Gantt Chart tersebut, diasumsikan pada hari ke- 6 dan hari- ke