• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2012"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A. Penjelasan Umum

IPG merupakan indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia yang sama seperti IPM yaitu di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi dengan memperhatikan ketimpangan gender. IPG digunakan untuk mengukur pencapaian dalam dimensi yang sama dan menggunakan indikator yang sama dengan IPM, namun lebih diarahkan untuk mengungkapkan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan.

IPG dapat digunakan untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan gender terjadi apabila nilai IPM sama dengan IPG.

B. IPG DKI Jakarta Tahun 2012

Selama tahun 2012 IPG DKI Jakarta tercatat sebesar 74,66 naik 0,66 poin dibanding IPG tahun 2011. Angka IPG DKI Jakarta lebih tinggi dari rata-rata IPG yang dicapai nasional yang sebesar 68,52. Peningkatan IPG ini menunjukkan indikasi keberhasilan dalam pembangunan gender.

Pada level provinsi IPG DKI Jakarta tertinggi diantara provinsi-provinsi lainnya, namun bila dilihat dari sisi kesenjangan jender yang paling rendah (gap antara IPM dan IPG yang terkecil) maka DKI Jakarta menempati peringkat ke empat dengan rasio IPG terhadap IPM sebesar 95,32 persen. Nusa Tenggara Timur menjadi provinsi dengan kesenjangan jender terendah di Indonesai dengan rasio IPG 96,66 persen.

Pada level kabupaten/kota, IPG tertingi dicapai oleh Kota Jakarta Pusat (75,59) dan yang terendah adalah Kabupaten Kepulauan Seribu (58,80). Demikian pula bila dilihat kesenjangannnya, Jakarta Pusat menjadi wilayah yang mengalami kesenjangan terendah dengan rasio IPG terhadap IPM sebesar 94,28 persen.

No. 12/02/31/Th. XVI, 5 Februari 2014

I

NDEKS

P

EMBANGUNAN

G

ENDER DAN

I

NDEKS

P

EMBERDAYAAN

G

ENDER

Provinsi DKI Jakarta T

AHUN

2012

(2)

Tabel 1.

Indeks Pembangunan Gender (IPG) DKI Jakarta Tahun 2010 - 2012

Tahun IPM IPG terhadap IPM Rasio IPG (%)

(1) (2) (3) (4)

2010 77,60 73,35 94,52

2011 77,97 74,01 94,91

2012 78,33 74,66 95,31

Sejauh ini hasil yang dicapai upaya pembangunan kualitas hidup di Jakarta masih terlihat jelas cenderung menguntungkan kepada penduduk laki-laki. Fenomena ini tercermin dari indikator komposit yang digunakan untuk menilai kesenjangan gender, yaitu IPG menunjukkan angka yang lebih rendah dibanding IPM. Pada perkembangannya, selama kurun waktu 2010-2012 IPG DKI Jakarta selalu menunjukkan posisi lebih rendah dibandingkan IPM. Besaran rasio yang diperoleh berdasarkan perbandingan antara IPG terhadap IPM pada kisaran 80 - 96 persen. Hal ini dapat dimaknai, meski IPG memperlihatkan perkembangan yang selalu meningkat selama periode 2010-2012, tetapi kesenjangan gender masih terjadi.

Grafik 1.

Peringkat Kesenjangan Jender Menurut Provinsi Tahun 2012 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 100,00 KA LIMANTAN TI M UR GO RONTAL O KE P. BA BE L PA PUA BA RAT N T B KE PULA UAN RIA U RIA U JAWA BA RAT SULA W ES I S LTN JAMB I SULA W ES I TNGH LA M PU N G BA N TE N SUL AW ES I UTA RA JAWA TE N G AH JAWA TIMU R ACEH SULA W ES I TNGGA RA SUM ATERA S EL ATAN BE N G KULU KA L-SE LA TAN KA L-BA RAT SUM ATERA B ARAT KA L-T ENGA H BA LI SUM ATERA U TA R A SUL AW ES I B ARA T M AL UKU UTARA M AL UKU DKI JA KA RTA PA PUA D I YOG YA KA RTA N T T

(3)

Adanya kesenjangan gender yang terjadi di tingkat provinsi juga tampak di tingkat kabupaten/kota. Fenomena ini, dapat ditunjukkan melalui besaran angka IPG yang lebih rendah dibanding angka IPM di semua kabupaten/kota. Hal ini dapat memberikan gambaran bahwa persoalan kesenjangan gender masih terjadi di semua wilayah. Berdasarkan besaran rasio IPG terhadap IPM, maka wilayah dengan kategori kesenjangan terendah (rasio IPG tertinggi) adalah Jakarta Pusat (95,54 persen). Setelah itu diikuti oleh Jakarta Utara (94,40 persen) dan Jakarta Selatan (93,89 persen). Kesenjangan jender tertinggi terjadi di Kabupaten Kepulauan Seribu (82,32 persen).

Tabel 2.

Indeks Pembangunan Gender (IPG) DKI Jakarta Tahun 2012 Menurut Kabupaten/Kota

Kode Provinsi/Kabupaten IPM IPG

Rasio IPG terhadap IPM (%) (1) (2) (3) (4) (5) 3100 DKI JAKARTA 78,33 74,66 95,31 3101 Kep. Seribu 71,45 58,80 82,30

3171 Kota Jakarta Selatan 80,17 75,27 93,89

3172 Kota Jakarta Timur 79,80 74,33 93,15

3173 Kota Jakarta Pusat 79,12 75,59 95,54

3174 Kota Jakarta Barat 79,43 74,02 93,19

(4)

A. Penjelasan Umum

IDG merupakan indeks yang digunakan untuk mengkaji lebih jauh peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. Dimensi dari IDG mencakup partisipasi berpolitik direpresentasikan dengan keterwakilan perempuan dalam parlemen; partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan direpresentasikan sebagai perempuan sebagai tenaga profesional, teknisi, kepemimpinan dan ketatalaksanaan; serta penguasaan sumber daya ekonomi yaitu sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja.

B. IDG DKI Jakarta Tahun 2012

Selama tahun 2012 IDG DKI Jakarta tercatat sebesar 76,14 lebih tinggi dari rata-rata IDG yang dicapai nasional yang sebesar 70,07. Pada level nasional DKI Jakarta menempati posisi ke tiga setelah Provinsi DI Yogyakarta dan Provinsi Maluku.

Pada level kabupaten/kota, IDG tertinggi dicapai oleh Kota Jakarta Pusat, yaitu sebesar

2.

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) DKI Jakarta Tahun 2012

Secara umum peranan perempuan dalam pengambilan keputusan di Jakarta yang diukur melalui IDG memperlihatkan perkembangan yang semakin membaik. Pada tahun 2012, IDG di Jakarta mencapai 76,14, kemudian sejalan dengan berbagai kebijakan pembangunan yang dilaksanakan IDG meningkat hingga menjadi 76,14 pada tahun 2012. Ini menunjukkan peranan perempuan dalam pengambilan keputusan pada tahun 2011 sebesar 74,70 persen dari peranan yang dijalankan laki-laki, kemudian meningkat menjadi 76,14 persen pada tahun 2012.

Tabel 3.

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) DKI Jakarta Tahun 2011 - 2012 Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk 2011 2012

(1) (2) (3)

Keterlibatan Perempuan di Parlemen 24,47 24,47 Perempuan sebagai tenaga Manager, Profesional,

Administrasi, Teknisi 42,53 48,83

Sumbangan Perempuan dalam Pendapatan Kerja 36,53 36,53

(5)

Perbedaan tingkat pemberdayaan gender juga terlihat pada tingkat wilayah kabupaten/kota. Dibandingkan kondisi tahun 2011, terjadi pergesaran wilayah, peranan wanita dalam pengambilan keputusan tertinggi ditunjukkan di tahuin 2011 adalah Jakarta Pusat sedangkan di tahun 2012 adalah wilayah Jakarta Selatan dengan nilai IDG 76,01. Setelah itu diikuti oleh Jakarta Pusat (75,15) dan Jakarta Barat (75,00).

Kewenangan otonomi daerah pada tingkat provinsi membuat DKI Jakarta hanya memiliki perwakilan rakyat sampai pada tingkat provinsi sehingga keterlibatan perempuan dalam parlemen setiap wilayah memiliki proporsi yang sama, yakni 24,47 persen. Secara umum peran perempuan Jakarta sebagai tenaga manager, profesinal, administrasi, teknisi di tahun 2012 tertinggi tercatat di kota Jakarta Utara sebesar 63,83 persen, dan terendah di Jakarta Timur, sebesar 38,33 persen. Sementara peran wanita di Jakarta dalam memberikan pendapatan kerja di Jakarta rata-rata sebesar 36,55 persen. Peran terendah atas sumbangan pendapatan kerja diberikan oleh kaum wanita di Kepulauan Seribu.

Tabel 4.

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) DKI Jakarta Tahun 2011 - 2012 Menurut Kabupaten/Kota

Provinsi/Kabupaten Keterlibatan Perempuan di Parlemen Perempuan sbg tenaga Manager, Profesional, Administrasi, Teknisi Sumbangan Perempuan dalam Pendapatan Kerja IDG 2011 2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6) DKI JAKARTA 24,47 48,83 36,55 74,70 76,14 Kep. Seribu 24,47 52,74 23,43 63,35 63,75

Kota Jakarta Selatan 24,47 45,10 34,47 74,70 76,01 Kota Jakarta Timur 24,47 38,33 33,14 73,75 73,76 Kota Jakarta Pusat 24,47 62,57 36,83 75,52 75,15 Kota Jakarta Barat 24,47 42,37 33,42 74,18 75,00 Kota Jakarta Utara 24,47 63,83 35,03 74,60 73,08

(6)

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Dwi Paramita Dewi, ME

Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik

Telepon : 021-42877301, ext 4040 Fax : 021-42877350

e-mail : bps3100@bps.go.id Homepage : http:// jakarta.bps.go.id/

Referensi

Dokumen terkait

Setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat mendiskrisikan pengaruh perubahan lingkungan fisik 3.Guru membuat hipotesa, apakah dengan eksperimen dapat

produk yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa atribut produk motor merek Honda jenis Vario yang lebih dominan mempengaruhi persepsi konsumen saat ini adalah

Perubahan arah perpindahan dari stasiun pengamatan terletak di bagian utara pulau Sumatera, yang disebabkan oleh gempa bumi Aceh yang terjadi pada bulan Desember 2004

Dalam penelitian ini gempa yang terjadi pada tanggal 11 April 2012 dijadikan subjek untuk melihat pergeseran salah satu stasiun SuGAr (UMLH) yang terletak di Provinsi

Karyawan lapor ke Atasan Langsung atau ke Legal / Sekuriti / HC / Sek Perseroan. Team me ngumpulkan data terkait dengan

Berdasarkan hasil intervensi menggunakan seduhan bubuk kayu manis tidak terdapat perbedaan pada kelompok kontrol dengan korelasi sebesar 0.652, namun pada kelompok

Kenaikan tarif sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 Peraturan daerah ini, setinggi- tingginya 50% dapat ditetapkan dalam Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah dengan

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang | 267 konteks pemecahan masalah; (d) Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and