• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI HUMAS PERUM PERHUTANI DALAM MENYUKSESKAN PROGRAM PERHUTANI HIJAU 2010 (Periode ) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI HUMAS PERUM PERHUTANI DALAM MENYUKSESKAN PROGRAM PERHUTANI HIJAU 2010 (Periode ) SKRIPSI"

Copied!
241
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Dilakukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Jenjang Pendidikan Strata I (S1)

Program Studi Humas

Disusun Oleh:

Nama : ERISA NURWAHYUNI NIM : 4420401-012

Jurusan : Public Relations

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA 2008

(2)

Nama : Erisa Nur Wahyuni Nim : 4420401 – 012 Fakultas : Ilmu Komunikasi Jurusan : Public Relations

Judul : Strategi Humas Perum Perhutani Dalam Menyukseskan Program ”Perhutani Hijau 2010” (periode 2006-2008)

Jakarta, 4 September 2008

Disetujui dan Diterima Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Siti Dewi Sri Ratna Sari S.S M.Si Drs.Hadi Surantio M.Si

Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Ketua Bidang Studi Humas

(3)

Judul : Strategi Humas Perum Perhutani Dalam Menyukseskan Program ”Perhutani Hijau 2010” (periode 2006-2008)

Nama : Erisa Nur Wahyuni Nim : 4420401 – 012 Fakultas : Ilmu Komunikasi Jurusan : Public Relations

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

Nama : Erisa Nur Wahyuni Nim : 4420401 – 012 Fakultas : Ilmu Komunikasi Jurusan : Public Relations

Judul : Strategi Humas Perum Perhutani Dalam Menyukseskan Program ”Perhutani Hijau 2010” (periode 2006-2008)

Jakarta, 4 September 2008

1. Ketua Sidang

Marhaeni F. Kurniawati,S.Sos, M.Si (...)

2. Penguji Ahli

Dra. Agustina Zubair M.Si (...)

3. Pembimbing I

Siti Dewi Sri Ratna Sari SS M.Si (...)

4. Pembimbing II

(5)

Nama : Erisa Nur Wahyuni

NIM : 4420401-012

Judul Skripsi : Strategi Humas Perum Perhutani dalam Menyukseskan Program ”Perhutani Hijau 2010” (periode 2006-2008)

Bibliografi : xii+130 hal+29 lampiran+3 gambar+3 tabel+20 Bibliografi (1992-2006)

Keprihatinan terhadap kondisi lingkungan Pulau Jawa yang sangat buruk menggugah Perum Perhutani sebagai Perusahaan Negara yang bergerak disektor Kehutanan. Banyaknya tanah kosong yang disebabkan karena adanya penjarahan dalam era reformasi dan juga kesadaran masyarakat yang dinilai kurang mengerti arti penting melestarikan lingkungan, membuat Perum Perhutani ingin segera bertanggung jawab. Humas Perum Perhutani sebagai saluran informasi merancang strategi untuk menyukseskan program yang diberi nama ”Perhutani Hijau 2010”. Oleh karena itu, penelitian ini mempunyai rumusan masalah yakni Bagaimana Strategi Humas Perum Perhutani juga mengapa diperlukan strategi Humas dalam Menyukseskan Program ”Perhutani Hijau 2010” (periode 2006-2008) Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana dan mengapa strategi humas ditempuh dalam usahanya untuk menyukseskan program Perhutani Hijau 2010 (periode 2006-2008).

Strategi Humas adalah rencana jangka panjang untuk menyusun berbagai rencana teknis dan langkah komunikasi yang akan diambil dalam kegiatan kehumasan. Ronald D Smith, menjabarkan konsep strategi Humas dalam bukunya ”Strategic Planning for Public Relations”

bahwa ada 4 fase yang di dalamnya terdapat 9 step yang dapat digunakan untuk menyusun strategi kehumasan. Fase tersebut yakni Formative Research yang di dalamnya terdapat step analisa situasi, analisa organisasi, dan analisa publik. Fase kedua adalah Strategi, di dalamnya terdapat step menentukan sasaran dan tujuan, formula aksi dan respon strategi, dan menggunakan komunikasi efektif. Yang ketiga adalah Fase Taktik, di dalamnya terdapat step pemilihan taktik komunikasi dan implementasi rencana strategis. Fase yang terakhir adalah Riset Evaluasi, di dalamnya terdapat step evaluasi perencanaan strategis.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode penelitian study kasus. Peneliti juga mencoba mengacu pada teori Strategi Humas milik

Ronald D Smithyang menurut peneliti sangat penting dan dapat diterapkan dalam penelitian ini. Sedangkan untuk teknik analisa data pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisa triangulasi

Dari hasil penelitian dengan menganalisis data primer dan data sekunder dapat diketahui bahwa Strategi Humas yang dibuat oleh Ronald D Smith juga dibuat dalam Strategi Humas Perum Perhutani dalam menyukseskan program ”Perhutani Hijau 2010”(periode 2006-2008) Dari hasil penelitian, didapat bahwa program Perhutani Hijau 2010 ini dalam periode tahun 2006-2008 saja dapat dikatakan hampir berhasil. Tanah kosong sudah tertanami dan kesadaran masyarakat mulai tumbuh dengan partisipasi mereka dalam program ini.

(6)

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan pada peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih ya Allah, karena telah memberi pertolongan yang tidak terduga di saat peneliti sedang mengalami kesulitan.

Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu memberikan semangat dan do’a dalam proses penyusunan skripsi ini, yang ditujukan kepada :

1. Ibu Siti Dewi Sri Ratna Sari SS M.Si selaku Pembimbing I skripsi peneliti, yang telah memberikan masukan, saran-saran, serta ilmu dan nasehat yang berharga untuk peneliti.

2. Bapak Drs. Hadi Surantio M.Si selaku Pembimbing II skripsi peneliti. Terima kasih untuk masukan-masukan serta ilmu yang berharga untuk peneliti.

3. Ibu Dra. Diah Wardhani M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana

4. Ibu Dra. Agustina Zubair M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana

5. Ibu Marhaeni F.K, S.Sos, M.Si selaku Ketua Bidang Studi Public Relations, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana

(7)

Buana.

8. Para Dosen Pengajar Public Relations yang telah memberikan ilmunya dengan ikhlas. Terima Kasih.

9. Staf Biro Humas Universitas Mercu Buana. Terima Kasih telah memberikan support.

10. Bapak Sanjoto, selaku Kepala Biro Humas Perum Perhutani. Terima kasih sudah memberikan banyak pelajaran dan pengetahuan yang berharga. Juga sudah menerima peneliti dengan tangan terbuka.

11. Bpk Darman dan Ibu Yopita Sari, selaku Kepala Seksi Internal dan Kepala Seksi Eksternal Biro Humas Perum Perhutani. Terimakasih sudah menerima peneliti dengan tangan terbuka. Juga mengajak peneliti untuk membuka mata dan melihat keagungan Tuhan yang begitu sempurna.

12. Ibu Henny, Ibu Ida, Aristus, Marison, Bapak Guritno, Bapak Nanang, Bapak Woko serta semua staf Humas atau bagian lain di Perum Perhutani yang selama ini telah membantu peneliti untuk merampungkan penelitian ini.

13. Bapak Tjipta Purwita dan keluarga.. Hanya ALLAH yang bisa membalas budi baik bapak dan keluarga. Terima kasih.

14. Para Narasumber yang terhormat : Bapak Indro Tjahjono dari SKEPHI, Bapak Rizal Bukhori dari WWF, Ibu Devi dari Suara Karya, Bapak Tommy dari

(8)

15. Kedua inspirasi hidup, Bapak Syaiful Achmad dan Ibu Endang Rusiantini atas kasih sayangnya yang begitu tulus.

16. Kedua Adikku, Endahsyah Ramadhani dan Eriansyah Wahyu Hidaya. Terima kasih ya.

17. Keluarga Besar di Jakarta dan Surabaya.. Terimakasih banyak untuk perhatian, support dan do’anya

18. Untuk Sahabat-sahabat, Gina, Cindy, Ratna, Tyar, dan Putri. Tiada lagi selain kata terima kasih sudah menemani

19. Taman-teman Winda Sari, Tias, Ida, dan lain-lain.. Maaf tidak bisa menyebutkan satu-persatu.

20. Bapak Arif beserta keluarga, Ibu Andayanti beserta keluarga, Bapak Eko Budi Utomo beserta keluarga, Bapak Elvian beserta keluarga, Bapak Bagja S beserta keluarga. Terima Kasih karena sudah memberikan kepercayaan untuk mengajar putra-putri Bapak.

21. Paduan Suara Mercu Buana yang telah memberikan support untuk mengerjakan skripsi. Terima kasih.

Peneliti juga menyadari bahwa semua tidak luput dari kesalahan serta kekurangan. Oleh karena itu, peneliti meminta maaf yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak apabila terjadi kekhilafan dalam penelitian ini. Demi kemajuan penbeliti

(9)

sendiri khususnya dan bagi pihak lain yang membacanya. Amien Wasaalammu’alaikum Wr. Wb

Tangerang, Agustus 2008

(10)

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI... .ii

TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI... iii

ABSTRAKSI... iv

KATA PENGANTAR………...………... v

DAFTAR ISI……… ………....… ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 10 1.3 Tujuan Penelitian ... 10 1.4 Signifikansi Penelitian ... 10 1.4.1 Signifikansi Akademis... 10 1.4.2 Siginifikansi Praktis ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi... 12

(11)

2.2.3 Fungsi Pokok Humas Pemerintah/BUMN... 17

2.2.4 Aktivitas Humas Pemerintah/BUMN... 18

2.2.5 Stakeholders Public Relations... 19

2.3 Strategi Humas... 21

2.3.1 Konsep Strategi Humas... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian... 25

3.2 Metode Penelitian... 26

3.3 Teknik Pengumpulan Data... 27

3.3.1 Data Primer... 28 3.3.2 Data Sekunder... 28 3.4 Key Informan... 28 3.4.1 Informan... 29 3.5 Definisi Konsep... 30 3.5.1 Strategi Humas... 30 3.6 Fokus Penelitian... 30

(12)

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Perum Perhutani ... 35

4.1.3 Struktur Organisasi Perum Perhutani ... 36

4.1.4 Wilayah Kerja Perum Perhutani... 37

4.1.5 Aktivitas Perum Perhutani ... 37

4.1.6 Budaya Perusahaan... 38

4.1.7 Saluran Komunikasi Perum Perhutani... 38

4.1.8 Biro Humas dan Informasi Perum Perhutani... 39

4.2 Hasil Penelitian... 40

4.2.1 Strategi Humas Perum Perhutani... 41

4.3 Pembahasan ... 115

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 124 5.2 Saran... 129 5.2.1 Saran Akademis... 129 5.2.2 Saran Praktis... 130 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN PROFIL PENELITI

(13)

Tabel II Data lahan yang telah ditanami tahun 2006-2007... 7

Tabel III Strategi Biro Humas Perum Perhutani dalam Menyukseskan

Program Perhutani Hijau 2010 (periode 2006-2008) berdasarkan Teori Ronald D Smith... 78

(14)

Gambar II Gerakan Penanaman Serentak di petak 136c RPH Notopuro BKPH Notopuro pada tanggal 28 Nopember 2007

Gambar III Pemberian Reward kepada Mandor Tanam berprestasi pada acara Job Training Tanaman di BKPH Notopuro tanggal 31 Okt – 1 Nov 2007

(15)

Lampiran 2 Surat persetujuan untuk melakukan riset dari Perum Perhutani

Lampiran 3 Draft Wawancara untuk Bapak Sanjoto, Kepala Biro Humas Perum Perhutani

Lampiran 4 Draft Wawancara untuk Sdri Devi, Wartawan Suara Karya Lampiran 5 Draft Wawancara untuk Sdr Tommy, Wartawan Investor Daily Lampiran 6 Draft Wawancara untuk Bpk Tumin, Wartawan TVRI

Lampiran 7 Draft Wawancara untuk Ibu Sumirah, Masyarakat Daerah Cibodas Bogor

Lampiran 8 Draft Wawancara untuk Bpk Adi Bambang Wicaksono, Masyarakat Daerah Parung Panjang, Bogor

Lampiran 9 Draft Wawancara untuk Bpk Indro Tjahjono, Koordinator SKEPHI (Sekretariat Kerjasama Pelestarian Hutan Indonesia)

Lampiran 10 Draft Wawancara untuk Bpk Rizal Bukhari, Forest Sertification Program WWF

Lampiran 11 Transkip Wawancara dengan Bpk Sanjoto, Kepala Biro Humas Perum Perhutani, Jakarta

Lampiran 12 Transkip Wawancara dengan Sdri Devi, Wartawan Suara Karya Lampiran 13 Transkip Wawancara dengan Sdr Tommy, Wartawan Investor Daily Lampiran 14 Transkip Wawancara dengan Bpk Tumin, Wartawan TVRI

(16)

Lampiran 17 Transkip Wawancara dengan Bpk Indro Tjahjono selaku Koordinator SKEPHI (Sekretariat Kerjasama Pelestarian Hutan Indonesia)

Lampiran 18 Transkip Wawancara dengan Bpk Rizal Bukhari, Forest Sertification Program WWF

Lampiran 19 Struktur Organisasi Perum Perhutani

Lampiran 20 Struktur Organisasi Biro Humas dan Informasi Perum Perhutani Lampiran 21 Company Profile

Lampiran 22 Artikel majalah internal Perhutani berjudul “Perum Perhutani Pelopor Perbaikan Hutan di Indonesia

Lampiran 23 Artikel tentang “Perum Perhutani berhasil membina masyarakat” Lampiran 24 Salah satu taktik Humas “Dialog Terbuka Multi Pihak”

Lampiran 25 Salah satu taktik Humas “Penanaman di Hari Bhakti Rimbawan” Lampiran 26 Salah satu taktik Humas “Pameran Kehutanan”

Lampiran 27 Artikel tentang Kinerja Perhutani.

Lampiran 28 Salah satu taktik Humas “Pameran Foto manusia dan Hutan “ Lampiran 29 Salah satu taktik Humas “Penghargaan Perhutani”

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu komunikasi di era modern semakin meluas. Kehadiran ilmu komunikasi di khazanah keilmuan dunia menambah warna dan kekayaan bidang ilmu yang membantu manusia mendefinisikan fenomena yang alam berikan. Di samping sebagai bentuk keilmuan, komunikasi juga memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.

Menurut Carl Hovland yang sebagaimana dikutip oleh Onong Uchjana menyatakan bahwa, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.1 Komunikasi yang baik pun dapat dilihat dari tercapainya maksud dan tujuan yang sesuai dengan apa yang diharapkan dari komunikasi tersebut.

Berkaca kembali dari pentingnya komunikasi di sebuah perusahaan, maka diperlukan divisi khusus yang mengelola alur komunikasi dan informasi antar perusahaan dengan publiknya baik itu publik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayaan unit public relations yang berkaitan dengan informasi, reputasi

1Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,

(18)

atau yang biasa orang sebut sebagai representasi dari perusahaan akan sangat membantu perusahaan dalam berurusan dengan publiknya.

Public Relations, merupakan terjemahan bebas dari istilah Humas atau PR. Kedua istilah ini akan dipakai secara bergantian terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan dengannnya.2

Konsep two way communication menjadi basis utama atau pondasi public relations dalam menjalankan berbagai kegiatan komunikasi perusahaan. Sebagai seorang profesional Humas, perlu menerapkan suatu manajemen humas yang akan selalu menjadi rumus dasar.

Sebagai usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good-will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya3, Humas harus mampu menghadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karakter dengan baik, mampu berkomunikasi, pandai mengorganisasikan segala sesuatu, memiliki integritas personal, memiliki imajinasi, kemampuan mencari tahu, dan mampu melakukan penelitian dan mengevaluasi hasil-hasil dari suatu kampanye atau program Humas serta belajar dari hasil-hasil tersebut.

2

M Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hal 1

3

Anthony Davis, Everything You Should Know About Public Relations, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005, hal.4

(19)

Pada dasarnya, Humas merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang nonkomersial. Kebutuhan akan kehadirannya tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak. Karena Humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Arti penting Humas sebagai sumber informasi terpercaya kian terasa pada era globalisasi dan "banjir informasi" seperti saat ini.

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, Humas dituntut untuk mampu merealisasikan berbagai strategi. Strategi Humas itu sendiri mempunyai arti rencana jangka panjang untuk menyusun berbagai rencana teknis dan langkah komunikasi yang akan diambil dalam kegiatan kehumasan. Untuk dapat bertindak secara strategis, maka kegiatan Humas harus menyatu dengan visi dan misi organisasi atau perusahaan4. Bila dikaitkan, sebagai seorang Humas diwajibkan untuk mampu merancang strategi-strategi humas sehubungan dengan apa yang menjadi prioritas utama perusahaan. Dengan menggabungkan berbagai kemampuan dasar yang memadai, diharapkan akan mempermudah seorang Humas untuk melakukan tugas-tugas dan kewajibannya dalam suatu badan perusahaan.

Terlebih lagi bagi sebuah perusahaan milik negara atau yang dikenal dengan sebutan perusahaan BUMN. Walaupun ada pihak Humas pemerintah melakukan hal yang sama dengan perusahaan komersial, seperti melaksanakan kegiatan kampanye publikasi, promosi pemasaran, namun hal ini lebih menekankan pada bentukPublic

(20)

Services demi kepentingan pelayanan umum.melalui unit kerja Humas tersebut, pemerintah dapat melaksanakan penyampaian informasi pembangunan, penjelasan mengenai kebijakan atau tindakan-tindakan tertentu serta kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan kewajiban atau tugas dinas pemerintahan.

Perum Perhutani sebagai badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah berkiprah sejak tahun 1972 berdasarkan Peraturan Pemerintah No 15 Tahun 1972 dan telah mengalami beberapa kali perubahan dasar hukum. Terakhir berdasarkan Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 2003 mengemban tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan hutan di Pulau Jawa dan Madura dengan wilayah hutan yang dikelola seluas 2,426 juta hektar. Wilayah ini terdiri atas hutan produksi seluas 1.767 juta hektar dan sisanya sebagai hutan lindung.5

Dalam menjalankan tugasnya Perum Perhutani dipimpin oleh Direksi yang bertanggung jawab atas kepengurusan perusahaan dan Dewan Pengawas yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasehat kepada Direksi. Secara manajerial Direksi Perum Perhutani bertanggung jawab kepada Menteri Negara BUMN dan secara teknis bertanggung jawab kepada Menteri Kehutanan. Dalam mengelola hutan Jawa, Perum Perhutani menerapkan Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) dan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM PLUS) yang di dalamnya mencakup pengelolaan hutan dengan mempertimbangkan segi ekologi, sosial, dan ekonomi dengan mengutamakan kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat.

(21)

Perum Perhutani sebagai institusi yang dipercaya pemerintah untuk mengelola hutan di Jawa berperan sangat penting dalam menjamin keberadaan kawasan hutan di Pulau Jawa dan Madura sebagai penunjang daya dukung lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat di Jawa.

Sejalan dengan penugasan tersebut, Perum Perhutani berprinsip mengelola hutan tropis bersama masyarakat, meningkatkan produktivitas, kualitas dan nilai sumberdaya hutan, mengoptimalkan manfaat hasil hutan kayu dan non kayu, dan jasa lingkungan serta potensi lainnya dalam rangka meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan serta kesejahteraan masyarakat (sekitar hutan), membangun sumber daya manusia perusahaan yang bersih, berwibawa dan profesional, mendukung dan berperan serta dalam pembangunan wilayah dan perekonomian nasional.

Alarm bahaya untuk menunjukkan Pulau Jawa rawan banjir dan kekeringan sudah lama berdering. Bahaya banjir atau kekurangan air tiada henti menyambangi Jawa beberapa tahun terakhir. Kekuatan alam yang besar tak mampu dibendung dan datang untuk melumat siapa saja dan apa saja. Adanya kesadaran masyarakat tentang peran dan fungsi hutan yang kurang adalah faktor penting yang harus dibenahi.

Tanpa mau menunggu kekuatan alam yang besar itu datang terus-menerus, juga pola kesadaran yang bertambah buruk. Maka, Perum Perhutani mencoba membenahi hutan di Pulau Jawa. Perusahaan negara ini berupaya menjadikan hutan sebagaimana mestinya, yaitu sebagai penyangga air tanah sekaligus menyerap air

(22)

hujan. Maka dari itu, perusahaan ”pelat merah” ini mencanangkan program Perhutani Hijau 2010 yang telah dimulai pada tahun 2006.

Program ini, menurut Dirut Perhutani Transtoto Handhadari mengalir begitu saja. Beliau berkata bahwa program ini lahir karena keprihatinannya terhadap kondisi lingkungan jawa yang sangat buruk. Transtoto juga menyatakan bahwa Perhutani sudah membuat peta rawan bencana plus peta tanah kosong (Land Position Map). Setidaknya ditemukan lebih dari 500 lokasi yang rawan bencana. Deteksi dini bersama untuk mencari lokasi yang rawan bencana juga telah ditemukan. Perhutani sudah bertekad untuk siap memperbaiki hutan di lahan yang dikuasai, ataupun memperbaiki hutan. Prinsipnya, Perhutani siap menyediakan lahan agar masyarakat bisa tinggal di tempat yang lebih aman. Selain menanami lahan kosong, Perhutani juga ingin menggugah kesadaran masyarakat untuk melestarikan hutan dan mengetahui arti pentingnya hutan. Kesadaran tersebut diapresiasikan dalam bentuk keterlibatan masyarakat sekitar hutan untuk ikut menyukseskan Perhutani Hijau 20106

Berikut ini tabel data luasan perambahan hutan Pulau Jawa pada tahun 2005 -2006.

Tabel 1

Data Luasan Perambahan Hutan Pulau Jawa 2005-2006 Tahun Angka Perambahan Hutan Tingkat Penurunan

2005 1.354 Hektar 20 %

2006 1.114 Hektar 18 %

Dari data diatas, kinerja jajaran Perum Perhutani secara umum dinilai berhasil menurunkan gangguan keamanan hutan dan berhasil menekan kerugian sebesar 16 % dari 554 juta pada tahun 2005 menjadi 456 juta pada 2006.7

6Harian Sore Sinar Harapan, rabu 24 januari 2007, ekonomi bisnis. 7Ibid

(23)

Dalam TEMPO Interaktif, Direktur Utama Perum Perhutani Transtoto Handhadari mengungkapkan bahwa untuk mewujudkan cita-cita Perhutani Hijau 2010, Perhutani sudah menindak tegas pencuri kayu berikut cukong-cukongnya. Sebanyak 872 pencuri kayu dan cukongnya ditindak tegas.8

Dengan adanya program ini, Perum Perhutani secara berkelanjutan merehabilitasi hutan dan menanami lahan kosong untuk ditanam dan dapat dipergunakan masyarakat.

Berikut data lahan kosong yang sudah ditanami dan dapat dipergunakan masyarakat.

Tabel 2

Data lahan yang telah ditanami tahun 2006-2007

Tahun Luas lahan yang ditanam

2006 131.000 hektar

2007 201.000 hektar.

Sekarang, sisa lahan kosong tinggal sekitar 75.000 sampai 90.000 hektar.9

Apalagi belakangan ini muncul isu global warming yang seakan mendorong Perum Perhutani sebagai salah satu Perusahaan Negara yang bergerak dibidang Kehutanan semakin tergerak untuk melakukan hal yang positif bagi masyarakat. Rusaknya hutan berpengaruh pada pemanasan global yang berujung pada perubahan

8www.tempointeraktif.com /hg/nusa/jawamadura/2007/01/22/brk,20070122-91720,id.html 9www.kontan-online.com/index-mingguan.php?q=art&t=xI&e=43&id=18

(24)

iklim. Karena hutan selama ini dianggap sebagai salah satu yang menyebabkan global warming10

Sasaran yang hendak dicapai pada program Perhutani Hijau 2010 adalah tidak adaya tanah kosong pada tahun 2010, meningkatnya produktifitas hutan, meningkatnya kualitas lingkungan, dan meningkatnya kesejahteraan dan kesadaran masyarakat. Program Perhutani Hijau 2010 ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan dalam kehidupan. Selama ini banyak di antara masyarakat pedesaan maupun perkotaan yang kurang bisa melestarikan hutan. Padahal, hutan adalah penyangga kehidupan.11

Selain sasaran dan tujuan yang hendak dicapai di atas, Perum Perhutani juga mengajak segenap jajarannya secara terus-menerus dan berkelanjutan melakukan gerakan reboisasi maupun penyuluhan dan pelatihan bagi masyarakat mengenai arti pentingnya fungsi hutan bagi kehidupan.12

Biro Humas sendiri selaku bagian dari saluran komunikasi Perum Perhutani yang berada di bawah Divisi Umum telah membuat dan merancang strategi untuk menyukseskan program ini. Masyarakat perlu disadarkan tentang peran hutan sejak dini. Adanya anggapan-anggapan yang berkembang di masyarakat tentang peran dan fungsi hutan yang menyebabkan masyarakat melakukan hal-hal yang negatif, seperti penjarahan hutan ataupunillegal logging.Apalagi masyarakat tinggal di sekitar hutan perlu disadarkan dengan berbagai cara seperti sosialisasi, penanaman beribu-ribu hektar, dan menerapkan sistim profit sharing yang dapat meningkatkan sense of belonging masyarakat desa hutan akan pentingnya hutan bagi kelangsungan kehidupan manusia.

10

Indo post, 4 September 2007, hal 4

11Ibid, hal 8

(25)

Dengan mengetahui untuk apa program dilakukan, mengetahui target sasaran hingga kharakteristik masyarakat yang dituju. Maka seorang Humas akan lebih mudah dalam menetapkan inti pesan dari strategi yang ingin disampaikan (what to say) dan bagaimana mengkomunikasikan inti pesan tersebut (how to say) yang disajikan secara menarik untuk menciptakan komunikasi pada masyarakat.

Pada tahun 2007, Perum Perhutani berhasil menduduki peringkat 29 dari 139 BUMN hasil pemeringkatan Litbang Investor yang diterbitkan dalam majalah INVESTOR edisi Desember 2007. Berbagai tahapan dalam menentukan Perum Perhutani sebagai salah satu yang terbaik telah dilalui. Ini adalah suatu bukti bahwa Perum Perhutani berhasil menjadi salah satu yang terbaik. Apalagi dengan adanya program Perhutani Hijau 2010 ini, Perum Perhutani berharap untuk lebih baik ke depannya.13

Alasan pemilihan objek Perum Perhutani adalah karena perusahaan ini merupakan salah satu dari 139 BUMN terbaik pada tahun 2007. Untuk tetap menjadi yang terbaik, maka diperlukan suatu strategi jangka panjang maupun jangka pendek. Dan Humas sebagai salah satu bagian dari Perum Perhutani diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menyukseskan semua program perusahaan.

Dari fenomena di atas, maka topik ini menarik untuk diteliti. Dimana banyak bencana dan fenomena alam yang terjadi dan masyarakat sendiri selama ini kurang memiliki kesadaran untuk melestarikan alam terlebih hutan. Dari penjelasan ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa tugas Humas Perum Perhutani sangatlah berat. Dalam program tersebut, Humas harus ikut menyukseskannya dengan menerapkan strategi-strategi yang efektif dan diharapkan dari penelitian ini akan menimbulkan dampak yang baik dan dapat menjadi masukan bagi perusahaan.

(26)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagaimana Strategi Humas Perum Perhutani dalam Menyukseskan Program ”Perhutani Hijau 2010” (periode 2006-2008)

b. Mengapa diperlukan Strategi Humas dalam Menyukseskan Program ”Perhutani Hijau 2010” (periode 2006-2008).

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana Strategi Humas Perum Perhutani dalam usahanya untuk menyukseskan program Perhutani Hijau 2010 dan mengapa diperlukan Strategi Humas dalam Menyukseskan Program ”Perhutani Hijau 2010” (periode 2006-2008)

1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1 Signifikansi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau menambah wawasan mengenai bagaimana upaya Humas BUMN dalam membuat Strategi untuk merealisasikan sebuah program.

(27)

1.4.2 Signifikansi Praktis

Signifikansi praktis hasil penelitian ini diharapkan berguna dalam membuat sebuah strategi Humas yang dapat digunakan oleh Humas Perum Perhutani untuk merealisasikan program-program perusahaan. Juga memberikan pemahaman kepada Humas Perum Perhutani mengenai pentingnya profesi Humas.

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

Komunikasi telah menjadi umum sehingga digunakan oleh siapa saja. Saat ini masyarakat semakin menyadari akan pentingnya komunikasi. Komunikasi merupakan prasyarat kehidupan manusia dalam bermasyarakat dan bernegara.

Onong Uchjana Effendy menyatakan bahwa teknik dan proses dalam komunikasi adalah suatu cara atau seni untuk menyampaikan pesan (message) dua arah atau timbal balik (reciprocal two way traffic communication) yang dilakukan oleh komunikator sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah suatu pernyataan sebagai paduan antara buah pikiran dan perasaan (cognitive and affective) yang dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, anjuran, persuasi, publikasi, berita, dan sebagainya. Pesan yang disampaikan itu bisa menghasilkan suatu reaksi berupa tindakan (action), sikap atau perilaku tertentu (behaviour) setelah menerima pesan (message), apakah mendukung (proponent), menentang (opponent) atau tidak peduli (uncommited).14

Sedangkan komunikasi yang efektif menurut Rosady Ruslan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengubah sikap(how to change the attitude)

2. Mengubah Opini (to change the opinion)

3. Mengubah Perilaku(to change behaviour)15

14

Rosady Ruslan, Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1999, Hal 20

15Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Raja Grafindo Persada, Jakrta, 2002,

(29)

Humas Perum Perhutani dalam program ini mencoba untuk bagaimana mengubah sikap dan perilaku masyarakat dari yang kurang sadar akan pentingnya hutan menjadi aware. Perhutani melalui Humas juga mengubah opini masyarakat yang tadinya berpikir bahwa hutan sebagai pelindung harus diubah menjadi manusia atau masyarakatlah yang harus melindungi hutan.

Dalam berkomunikasi, para pelaku komunikasi memiliki tujuan yang berbeda-beda, sehingga komunikasi yang efektif harus diperhatikan agar tujuan komunikasi dapat disampaikan sesuai harapan. Komunikasi yang efektif tergantung pada proses komunikasi yang melibatkan tujuh elemen, yaitu sumber, pesan, saluran, penerima, akibat/hasil, umpan balik, dan gangguan. Pesan yang disampaikan jelas dan menggunakan saluran yang tepat, sehingga menimbulkan umpan balik yang diharapkan.16

2.2 Humas

Humas merupakan sarana ampuh yang dapat memberi kontribusi penting untuk kesuksesan perusahaan. The Institute of Public Relations memiliki definisi yang dikutip dalam bukuAnthony Davisyang berjudul Everything You Should Know About Public Relations yaitu : ‘usaha yang terencana dan terkendali untuk membentuk dan mempertahankan goodwill (niat baik) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan publiknya’.17

Rex Harlow dalam bukunya : A Model for Public Relations Education for Professional Practices, yang diterbitkan oleh International Public Relations Association(IPRA) 1978, menyatakan bahwa “Public Relationsadalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama; melibatkan manajemen 16

Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2003, hal. 2.2

(30)

dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini publik; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai system peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.”18

Menurut Edward L Bernays dalam buku F Rachmadi yang berjudul Public Relations dalam Teori dan Praktek menyatakan bahwa Humas mempunyai tiga arti yaitu :

1. Penerangan kepada masyarakat

2. Persuasi untuk mengubah sikap dan tingkah laku masyarakat

3. Usaha untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan dengan sikap perbuatan masyarakat dan sebaliknya19

Jika direalisasikan ke dalam Humas Perum Perhutani dapat dideskripsikan bahwa Humas Perhutani melalui program ini memberikan penerangan dan mengubah perilaku kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan termasuk hutan dengan cara sosialisasi kepada masyarakat. Program ini juga untuk menyamakan persepsi atau sikap masyarakat tentang arti pentingnya hutan untuk kelangsungan kehidupan.

Menurut Cultip dan Center, dalam buku Teori dan Profesi Kehumasan milik M Linggar Anggoro menyatakan bahwa Humas merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijakan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. Organisasi/lembaga memerlukan Humas mengingat pentingnya 18

Rosady Ruslan. Manajemen PR dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi; Edisi Revisi. Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2006 hal 15-16

19F Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek : Aplikasi dalam Badan Usaha Swasta dan

(31)

memahami keinginan dan harapan publik terkait yang nantinya dapat menentukan reputasi dan kelangsungan organisasi/lembaga tersebut. Kedudukan Humas di setiap organisasi berbeda-beda tergantung pada besar kecilnya organisasi/lembaga, serta nilai atau arti penting fungsi-fungsi Humas bagi organisasi/lembaga tersebut20.

Dari sekian banyak definisi-definisi tentang Humas, sebagian besar definisi tersebut lebih menekankan pada komunikasi. Itulah esensi Humas. Saling pengertian yang kemudian menghasilkan sesuatu, akibat, dan hasil. Humas akan ‘sangat luar biasa’ jika ada suatu dialog dua arah antara pengirim dan penerima pesan. Pertukaran ini akan berjalan.dengan lancar jika kedua belah pihak bisa berperilaku sejajar dan menggunakannya sebagai pengaruh untuk berubah.21

2.2.1 Tugas Humas Pemerintah/BUMN

Menurut John D Millet yang dikutip oleh Rosady Ruslan dalam buku Etika Kehumasan Konsepsi dan Aplikasinya menyatakan bahawa ada beberapa tugas atau kewajiban suatu dinas instansi atau lembaga pemerintahan, yaitu sebagai berikut :

1. Mengamati dan mempelajari keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat(learning about public desire and aspiration).

2. Kegiatan untuk memberikan nasihat atau sumbang saran dalam menanggapi apa yang sebaiknya dapat dilakukan instansi / lembaga pemerintah seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya (advising the public about what is should desire)

3. Kemampuan untuk mengusahakan terciptanya hubungan memuaskan antara publik dengan para pejabat pemerintahan (ensuring satisfactory contact between public and government official)

20M. Linggar Anggoro.Op cit. hal.106 21Anthony Davis, opcit, hal 4

(32)

4. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh suatu lembaga atau instansi pemerintahan yang bersangkutan

(informing and about what agency is doing)22

5. Menjadi komunikator untuk membantu keberhasilan dalam melaksanakan program pembangunan pemerintah ( back up the government work program supporting)

6. Memiliki kemampuan membangun hubungan yang positif (good relationship)

7. Adanya konsep kerja yang baik dan terencana( work program concept)

8. Mampu menciptakan citra baik bagi lembaga yang diwakilinya, serta membangun opini public yang positif (good image maker and positive of public opinion)23

Humas Perum Perhutani telah melakukan tugas Humas BUMN tersebut dengan penjabaran bahwa Humas Perhutani selalu mengamati aspirasi dan apa keinginan masyarakat. Humas juga ikut menyumbangkan saran yang berguna untuk menyukseskan program perusahaan melalui kegiatan rapat atau dialog internal. Humas Perum Perhutani juga selalu membangun hubungan baik dengan regulator yang dalam hal ini adalah Departemen Kehutanan dan pihak-pihak terkait. Humas Perum Perhutani juga menjadi saluran informasi antara perusahaan dengan stakeholder perusahaan. Humas Perum Perhutani juga memiliki hubungan yang positif antara perusahaan dengan stakeholder atau khalayak sasaran. Dalam program ini, Humas juga merencanakan strategi-strategi untuk menyukseskan program “Perhutani hijau 2010”. Dari kesemuanya Humas harus dapat membangun dan menciptakan citra yang baik untuk perusahaan.

22

Rosady Ruslan, Etika Kehumasan Konsepsi dan Aplikasinya, PT Raja Grafindo Persada, Jakrta, cetakan ketiga 2004, hal 100

(33)

2.2.2 Peran Taktis Kehumasan BUMN

Dalam Buku Rosady Ruslan yang berjudul Etika Kehumasan menyatakan bahwa Peran Taktis dan Strategi Kehumasan BUMN menyangkut beberapa hal sebagai berikut :

1. Peran taktis dalam jangka pendek

Humas berupaya memberikan pesan-pesan atau informasi yang efektif kepada masyarakat sebagai khalayak sasarannya. Kemampuan untuk melaksanakan komunikasi efektif, memotivasi dan memiliki pengaruh terhadap opini publik sebagai upaya ”menyamakan persepsi” dengan tujuan dan maksud dari instansi/lembaga yang bersangkutan.

2. Peran taktis dalam jangka panjang

Humas berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan (decisioan making process) dalam memberikan sumbang saran, gagasan, dan ide yang kreatif serta cemerlang untuk menyuskeskan program kerja dari lembaga yang bersangkutan. Hingga mampu menunjang keberhasilan pembangunan nasional jangka panjang serta mendorong melalui kerja sama dan mendapat dukungan masyarakat.24

Humas Perum Perhutani menjalankan peran taktis jangka pendek yaitu dengan memberikan pesan-pesan yang efektif dan mempunyai tanggung jawab untuk menyamakan persepsi publik tentang fungsi hutan. Humas perum Perhutani juga melakukan peran taktis dalam jangka panjang yaitu dengan memberikan saran, ide, atau gagasan yang bermanfaat bagi perusahaan.

2.2.3 Fungsi Pokok Humas Pemerintah/BUMN

Menurut Rosady Ruslan dalam buku Etika Kehumasan menyatakan bahwa Fungsi pokok humas pemerintah pada dasarnya sebagai berikut :

(34)

1. Mengamankan kebijaksanaan dan program kerja pemerintah yang diwakilinya 2. Memberikan pelayanan, menyebarluaskan pesan-pesan dan informasi mengenai kebijaksanaan, hingga mampu mensosialisasikan program-program pembangunan, baik secara nasional maupun daerah kepada masyarakat. 3. Menjadi komunikator sekaligus mediator proaktif dalam upaya menjembatani

kepentingan instansi pemerintah di satu pihak dan menampung aspirasi atau opini publik serta memperhatikan keinginan-keinginan masyarakat di lain pihak.

4. Berperan serta aktif dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan program pembangunan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang25

Humas Perum Perhutani memberikan pelayanan, menyebarluaskan pesan dan informasi tentang kebijaksanaan dan mampu mensosialisasikan kepada khalayak sasaran. Humas Perum Perhutani juga mampu untuk menjadi saluran komunikasi yang baik antara perusahaan dan publik, sehingga mampu untuk menampung aspirasi publik. Humas Perum Perhutani juga dapat menciptakan iklim komunikasi yang baik di dalam internal dan eksternal publik.

2.2.4 Aktivitas Humas Pemerintah/BUMN

Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi kehumasan, ada beberapa kegiatan yang dihadapinya secara rutin, yaitu :

1. Kemampuan untuk membangun dan membina saling pengertian antara kebijaksanaan dari pihak pimpinan instansi atau lembaga dengan publik eksternal dan internal

2. Sebagai pusat pelayanan dan pemberian informasi atau narasumber berita, baik berasal dari instansi atau lembaga maupun berasal dari pihak publiknya.

3. Melakukan pendokumentasian dari setiap kegiatan publikasi dan peristiwa ajang khusus acara penting (special events) di lingkungan instansi. Baik

(35)

yang disimpan (dokumentasi) dalam bentuk media cetak maupun elektronik.

4. Mengumpulkan data dan informasi yang berasal dari berbagai sumber, khususnya yang berkaitan dengan kepentingan sebagai upaya penelitian dan keperluan untuk analisis serta pengembangan rencana dan program kerja yang akan datang.

5. Kemampuan menciptakan produk-produk publikasi Humas, seperti news clipping, speech writing concept, news release, press release, internal magazine, brochure, company profile,danannual report publication.26

Humas Perum Perhutani melakukan aktivitas kehumasan seperti membangun pengertian dan hubungan positif antara perusahaan dengan stakeholder internal dan eksternal. Sebagai saluran komunikasi, Humas Perum Perhutani memberikan pelayanan informasi dan penerangan dari perusahaan kepada publik. Setiap acara penting, Humas Perum Perhutani selalu mendokumentasikannya dalan media internal atau lewat media lain. Humas Perum Perhutani juga memiliki kemampuan dalam menciptakan produk-produk publikasi Humas sepertinews release, company profile, brosur dan lain-lain.

2.2.5 Stakeholders Public Relations

Tugas Humas salah satunya adalah membina hubungan baik dengan pihak-pihak tersebut melalui proses komunikasi. Pihak-pihak-pihak itu disebut dengan

Stakeholders. Stakeholders adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Stakeholders bisa berarti pula setiap orang yang mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan.27

26

Ibid, hal 104

27Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations (Konsep dan Aplikasinya di Indonesia), Pustaka

(36)

Stakeholders dibagi menjadi dua, internal dan eksternal. Stakeholders internal adalah kelompok yang menjadi bagian dari perusahaan itu sendiri. Seorang Humas diharapkan mampu mengidentifikasi hal yang menimbulkan gambaran negative dalam masyarakat. Contohnya :

a.Employee : adalah suatu kekuatan yang hidup dan dinamis

yang dibina dan diabadikan dalam bentuk hubungan dengan perseorangan sehari-hari. Yang dimaksud karyawan di sini adalah semua pekerja, baik pekerja halus atau pekerja kasar. Dengan senantiasa berkomunikasi dengan mereka akan dapat mengetahui sikap, pendapat, kesulitan, keinginan, perasaan dan harapannya.

b.Management : pihak jajaran pimpinan dalam manajemen

perusahaan

c. Shareholder : pemilik perusahaan atau pemegang saham

Yang dimaksud stakeholders eksternal adalah publik umum (masyarakat), di mana Humas mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap perusahaan, seperti :

a.customer : menjalin kerjasama yang baik antara

perusahaannya dengan publiknya.

(37)

c.government : menciptakan hubungan baik dan melakukan pendekatan dengan pemerintah.

d.community : menciptakan hubungan baik dengan lingkungan

atau penduduk sekitar. Keberadaan suatu perusahan di suatu lokasi harus memperoleh dukungan di khalayak setempat.

e.competitor : memperkenanakan timbulnya persaingan yang

sehat

2.3 Strategi Humas

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan (manajemen) untuk mencapai suatu tujuan. Atau keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.28

Pengertian tentang strategi Humas atau Public Relations menurut Henry Mintzberg yang diakses oleh penulis melalui internet menyatakan bahwa

Strategi Public Relations adalah rencana jangka panjang untuk menyusun berbagai rencana teknis dan langkah komunikasi yang akan diambil dalam kegiatan Public Relations. Untuk dapat bertindak secara strategis, maka kegiatan Public Relations atau Humas harus menyatu dengan visi dan misi organisasi atau perusahaan.29

28Anthony Davis, op cit, hal.95

(38)

Definisi di atas menekankan bahwa strategi Humas atauPublic Relationsjuga berhubungan dengan perencanaan secara tersusun, untuk jangka panjang yang berhubungan dengan tujuan suatu perusahaan.

Menurut Rhenald Kasali pada bukunya yang berjudul Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia menyatakan bahwaPublic Relations

atau Humas berhubungan denganStrategic Management. Selain berkonotasi ”Jangka Panjang”Strategic Managementjuga menyandang konotasi ”strategi” yang berkaitan dengan hal-hal seperti kemenangan, kehidupan atau daya juang.30

Jadi strategi Humas adalah rencana jangka panjang yang diikuti oleh tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu. Dan yang disebut sebagai ”kemenangan” adalah kemenangan perusahaan untuk dapat bertahan di dalam perkembangan bisnis

2.3.1 Konsep Strategi Humas

Tahap-tahap yang digunakan untuk membuat suatu strategi Humas menurut Ronald D Smith yang telah diterjemahkan adalah dengan cara :

1. FaseFormative Research : adalah riset formatif yang dilakukan sebelum memulai sebuah program. Riset program dilakukan untuk mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan untuk mengarahkan pengambilan keputusan dalam perencanaan. Dalam fase ini diperlukan tiga step, yaitu :

a. Step 1: Analisa Situasi

Meliputi analisa yang melibatkan perencana, supervisor, key person, dan para pengambil keputusan dalam menggambarkan peluang dan kemungkinan rintangan dari program yang akan dikembangkan. 30Rhenald Kasali,Op cit, hal 35

(39)

b. Step 2: Analisa Organisasi

Pengamatan terhadap lingkungan internal (misi, kinerja dan sumber daya), melibatkan persepsi publik terhadap organisasi, dan lingkungan eksternal (kompetitor dan pendukung organisasi)

c. Step 3: Analisa Publik

Mengidentifikasi publik dan berbagai kelompok yang memiliki interaksi dengan organisasi. Hubungan publik dengan organisasi atau perusahaan dan keterlibatan mereka dalam komunikasi.

2. Fase Strategi : adalah perencanaan keseluruhan organisasi. Meliputi bagaimana organisasi menentukan apa yang ingin dicapai oleh organisasi dan bagaimana keinginan tersebut akan dicapai.

a. Step 4: Menentukan Sasaran dan Tujuan

Langkah ini membantu untuk membangun tujuan yang jelas, spesifik dan terukur dalam menentukan apa yang ingin dicapai oleh organisasi b. Step 5: Formula Aksi dan Respon Strategi

Perencanaan komunikasi yang berbicara mengenai apa yang dapat dikatakan oleh organisasi dan akan dikatakan oleh organisasi kepada publiknya. Aksi komunikasi ini dapat bersifat proaktif dan reaktif tergantung situasinya

c. Step 6: Menggunakan Komunikasi Efektif

Penentuan pesan komunikasi yang akan digunakan untuk berkomunikasi dengan khalayak. Menentukan siapa yang akan menyampaikan pesan, tampilan pesan seperti apa, struktur pesan yang seperti apa, dan kalimat-kalimat yang digunakan dengan simbol-simbol seperti apa.

3. Fase Taktik :adalah melibatkan pilihantoolsyang akan digunakan. a. Step 7: Pemilihan Taktik Komunikasi

Menentukan kategoritools, antara lain meliputi :

1. Taktik Interpersonal Communication, adalah melibatkan kesempatan tatap muka, memiliki potensi untuk mempengaruhi untuk tujuan informasi, edukasi, persuasi atau dialog. Dalam program ini taktik interpersonal communicationnya adalah

a. Personal Involvement :

Open House, Penggalangan Dana, Plant Tours

b.Information Exchange :

Seminar, Workshop and Training, Meeting, Forum

c.Special Event :

Sporting Events, Social Events, Artistic Events

2. Taktik Media Organisasi, media yang diproduksi atau diterbitkan oleh perusahaan. Macam-macamtoolsnya :

(40)

Newsletter, Majalah, Website, Brosur,Annual Reports

b.Direct Mail :

Memo, Katalog,Presentation, Email, Mailing List

3. TaktikNews Media, membuka kesempatan bagi organisasi untuk menjangkau audiencenya lebih luas macam-macamtoolsnya :

Advertorial pada surat kabar atau majalah, artikel penunjang

issue,audio news releaseuntuk radio.

4. Taktik Advertising and Promotional Media, mampu mengakses audience secara luas.macam-macamtools

a. Print : Iklan Koran dalam bentuk display, advertorial b. Elektronik : TV, Radio, Internet

c. Outdoor : Poster, Billboard

d. Item Promosi : Kostum, kalender, seragam b. Step 8: Implementasi Rencana Strategis

Merupakan pengembangan perencanaan keuangan, jadwal, dan lain-lain yang diperlukan untuk implementasi program

4. Fase Riset Evaluasi :

Meliputi evaluasi dan penilaian untuk menentukan derajat keberhasilan program. Ukuran keberhasilan program apabila hasil yang dicapai memenuhi tujuan yang telah direncanakan. Evaluasi juga digunakan sebagai modifikasi atau penyempurnaan bagi kegiatan atau program selanjutnya.

a. Step 9: Evaluasi Perencanaan Strategis

Menentukan metode yang tepat untuk mengukur efektifitas tools yang direkomendasikan untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan31

Dengan adanya konsep Strategi Humas Ronald D Smith yang detail dan terkonsep, di mana terdapat 4 fase dengan di dalamnya terdapat 9 step dapat digunakan oleh Humas Perum Perhutani khususnya untuk merealisasikan strategi dari program-program jangka panjang maupun jangka pendek perusahaan, termasuk program Perhutani Hijau 2010 yang telah dimulai dari tahun 2006.

31Ronald D Smith, Strategic Planning For Public Relations, Lawrence Erlbaum Associates, 2002,

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini digunakan untuk menggambarkan tentang karakteristik (ciri-ciri) individu, situasi atau kelompok tetentu. Penelitian ini relatif sederhana yang tidak memerlukan landasan teoritis rumit atau pengajuan hipotesis tertentu. Dapat meneliti hanya satu variabel, dan termasuk penelitian mengenai gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih.32

Alasan mengambil pendekatan kualitatif karena peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi Humas Perum Perhutani dalam menyukseskan sebuah program perusahaan. Dalam meneliti suatu strategi Humas maka yang diperlukan adalah penelitian dengan cara mencari data yang ada secara mendalam untuk mendapatkan fakta seakurat mungkin yang tidak bisa didapatkan dengan menggunakan penelitian kuantitatif, maka akan diketahui bagaimana dan mengapa diperlukan strategi Humas Perum Perhutani dalam menyukseskan ”Perhutani Hijau 2010” (periode 2006-2008)

32Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan komunikasi, Rajawali Pers, Jakarta, 2003.

(42)

Pada hakikatnya, penelitian dekriptif mengumpulkan data secara univariat. Karakteristik data diperoleh dengan ukuran-ukuran kecenderungan pusat (central tendency) atau ukuran sebaran (dispersion).

Penelitian deskriptif tidak jarang melahirkan apa yang disebut Seltiz, Wrightsman, dan Cook dalam buku Jalaludin Rakhmat sebagai penelitian yang insightstimulating. Peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani atau diarahkan oleh teori. Ia tidak bermaksud menguji teori sehingga perspektifnya tidak tersaring. Ia bebas mengamati objeknya, menjelajah dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang jalan. Hipotesis tidak datang sebelum penelitian. Hipotesis-hipotesis baru muncul dalam penelitian.33

Jadi, penelitian ini bukan saja menjabarkan (analitis), tetapi juga memadukan (sintetis). Bukan saja melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi.

3.2 Metode Penelitian

Peneliti memilih pendekatan kualitatif dengan mempertimbangkan bahwa dimensi penelitian yang ingin diungkap lebih bersifat kualitatif daripada pengungkapan dengan data kuantitatif.

Metode penelitian yang dipakai penulis adalah metode penelitian yang bersifat studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Secara umum, study kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan berkaitan dengan ”how” atau ”why”, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.34

Jadi, peneliti menggunakan metode studi kasus karena penelitian dilakukan terhadap kasus yang sifatnya masih baru atau belum lama terjadi (temporer) dan juga

33Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Banadung, 2004. hal 26 34Robert K Yin, Study Kasus (Desain dan Metode), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, Hlm 1

(43)

karena untuk mencapai tujuan penelitian yang pokok pertanyaannya berkaitan dengan

”how” (bagaimana).

Menurut Robert K Yin, studi kasus lebih dikehendaki untuk melacak peristiwa-peristiwa yang relevan dan tidak dapat dimanipulasi. Karena itu studi kasus mendasarkan diri pada teknik-teknik yang sama dengan kelaziman yang pada strategi historik, tetapi dengan menambahkan dua bukti yaitu observasi dan wawancara.

Pengertian dari studi kasus itu sendiri adalah penelitian yang mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.35

Dalam buku Rosady Ruslan, penelitian melalui studi kasus yaitu unsur salah satu perusahaan yang terkait dengan populasi tertentu. Kesimpulan studi kasus tersebut yang diambil tidak berlaku secara umum, tetapi hanya terbatas pada suatu kasus-kasus tertentu yang sedang diteliti pada objek tertentu atau di perusahaan bersangkutan.36

Penelitian ini dapat dilakukan dengan mempelajari melalui catatan-catatan dari kasus-kasus tertentu (case recorder) mengenai suatu permasalahan hukum, sosial, politik, budaya, komunikasi, kehumasan, dan pelayanan publik dan tentang yang pernah dimuat berbagai media cetak

3.3 Teknik Pengumpulan Data

35Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, Rajawali Pers, Yogyakarta, 1995, hlm 22-23 36Rosady Ruslan,Opcit, Hal 11

(44)

3.3.1 Data Primer

Data primer didapat melalui wawancara mendalam. Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap dengan topik yang diteliti. Wawancara mendalam dilakukan secara intensif dan berulang-ulang. Pada penelitian kualitatif, wawancara mendalam menjadi alat utama yang dikombinasikan dengan observasi partisipasi.37

Wawancara mendalam adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengkontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan dan sebagainya. Yang dilakukan dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai (interviewee)

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder didapat melalui studi kepustakaan yang juga termasuk didalamnya adalah modul perkuliahan dan buku-buku referensi, serta penelusuran situs Perum Perhutani dan situs lain.

3.4 Key Informan

Dalam penelitian ini peneliti memilih narasumber yang berkompeten dalam menjawab pertanyaan yang akan diajukan kepada :

(45)

1. Bpk Sanyoto, selaku Kepala Biro Humas Perum Perhutani Kantor Pusat. Alasannya, karena beliau yang mempunyai tanggung jawab dalam rangka menyukseskan program-program Perum Perhutani

3.4.1 Informan

Sebagai pembanding dari jawaban-jawaban key informan, maka diperlukan informan agar jawaban yang telah ditujukan lebih akurat. Informan dalam penelitian ini adalah :

1. Ibu Devi dari Suara Karya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah strategi yang telah dilakukan oleh Humas Perum Perhutani untuk menyukseskan program ”Perhutani Hijau 2010” sesuai atau tidak

2. Bapak Tommy dari Investor Daily. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah strategi yang telah dilakukan oleh Humas Perum Perhutani untuk menyukseskan program ”Perhutani Hijau 2010” sesuai atau tidak

3. Bapak Tumin dari TVRI, Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah strategi yang telah dilakukan oleh Humas Perum Perhutani untuk menyukseskan Perhutani Hijau 2010 sesuai atau tidak.

4. Ibu Sumirah, warga Masyarakat dari Cibodas Bogor. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesadaran masyarakat dan juga seefektif apa program ini bagi masyarakat

(46)

5. Bapak Adi Bambang Wicaksono, Masyarakat daerah Parung Panjang Bogor. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesadaran masyarakat dan juga seefektif apa program ini bagi masyarakat

6. Bapak Rizal Bukhari dari WWF. Hal ini digunakan sebagai pembanding apakah strategi yang Humas Perum Perhutani lakukan sudah sesuai atau belum dengan visi dan misi Perum Perhutani

7. Indro Tjahjono dari SKEPHI. Hal ini digunakan sebagai pembanding apakah strategi yang Humas Perum Perhutani lakukan sudah sesuai atau belum dengan visi dan misi Perum Perhutani

3.5 Definisi Konsep 3.5.1 Strategi Humas

Strategi Humas adalah rencana jangka panjang untuk menyusun berbagai rencana teknis dan langkah komunikasi yang akan diambil dalam kegiatan kehumasan .Untuk dapat bertindak secara strategis, maka kegiatan Humas harus menyatu dengan visi dan misi organisasi atau perusahaan.

3.6 Fokus Penelitian

Untuk mendapatkan informasi tentang ”Strategi Humas Perum Perhutani dalam Menyukseskan Program ”Perhutani Hijau 2010” dapat diperoleh dari focus penelitian ini, yang digunakan sebagai acuan penelitian. Fokus penelitian ini menitik

(47)

beratkan pada rencana kegiatan atau program-program humas yang tepat untuk menyukseskan program perusahaan ”Perhutani Hijau 2010”

Strategi Humas adalah .rencana jangka panjang untuk menyusun berbagai rencana teknis dan langkah komunikasi yang akan diambil dalam kegiatan Humas. Untuk dapat bertindak secara strategis, maka kegiatan Humas harus menyatu dengan visi dan misi organisasi atau perusahaan. Dengan strategi Humas ini, berarti dapat di tempuh beberapa cara untuk menyukseskan program dengan mudah dan cepat.

Tahap-tahap yang digunakan untuk membuat suatu strategi adalah dengan cara :

1. Formative Research

Adalah riset formatif yang dilakukan sebelum memulai sebuah program untuk mengarahkan pengambilan keputusan dalam perencanaan. Tahap ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu analisa situasi, analisa organisasi, dan analisa publik.

2. Strategi

Adalah bagaimana organisasi menentukan apa yang ingin dicapai dan bagaimana keinginan tersebut akan dicapai. Dalam tahap strategi ini maka seorang Humas harus menentukan sasaran dan tujuan, mengetahui aksi dan respon strategi, dan menggunakan komunikasi secara efektif..

3. Taktik

Adalah melibatkan pilihan communications toolsyang akan digunakan. Pada tahap ini, dibagi menjadi dua yaitu pemilihan taktik komunikasi dan implementasi rencana strategis

(48)

4. Evaluasi

Meliputi evalusi dan penilaian untuk menentukan derajat keberhasilan program. Ukuran keberhasilan program apabila hasil yang dicapai memenuhi tujuan yang telah direncanakan. Evaluasi juga digunakan sebagai modifikasi atau penyempurnaan bagi kegiatan atau program selanjutnya.

3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam tubuh penelitian kualitatif, pada dasarnya sudah ada usaha meningkatkan derajat kepercayaan data yang dinamakan keabsahan data. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.38

Teknik keabsahan data merupakan penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinteprestasikan. Triangulasi adalah salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu. Tekniktriangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.triangulasi dibedakan menjadi empat macam teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.39.

Untuk penelitian ini, peneliti memakai teknik triangulasi dengan memanfaatkan sumber. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan

38Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990, hal 170 39Ibid, hal 178

(49)

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif40

Berdasarkan data yang diperoleh dengan wawancara mendalam dengan para narasumber dan narasumber pembanding, maka penelitian ini akan dijabarkan secara kualitatif yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana strategi humas Perum Perhutani dalam menyukseskan program ”Perhutani Hijau 2010”. Juga mengapa diperlukan Strategi Humas dalam Menyukseskan Program ”Perhutani Hijau 2010”( periode 2006-2008 )

(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan

Sesudah kemerdekaan, Pemerintah Indonesia mengambil alih pengelolaan hutan Jawa dari perusahaan kolonial Belanda, BoschWezen. Pada 1972 kemudian dikeluarkan Peraturan Pemerintah No 15 tahun 1972 tentang pendirian Perum Perhutani sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan wilayah kerjanya adalah kawasan hutan negara Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada tahun 1978 wilayah kerjanya diperluas mencakup Kawasan Hutan Negara Jawa Barat dan Banten berdasarkan PP Nomor 2 tahun 1978.

Dasar pengelolaan hutan Jawa dan Madura oleh Perum Perhutani mengalami perubahan pada tahun 1986 sebagaimana PP No 36 tahun 1986 tentang Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani). Pada tahun 1998 disempurnakan kembali melalui PP Nomor 53 tahun 1999. Pada tahun 2001 Pemerintah menetapkan Perhutani sebagai BUMN Perseroan Terbatas. Namun berdasarkan banyak desakan berbagai pihak, maka pemerintah mengenbalikan bentuk badan hukum Perhutani menjadi Perum (Perusahaan Umum).

Dalam menjalankan tugasnya, Perum Perhutani dipimpin oleh Direksi yang bertanggung jawab atas kepengurusan Perusahaan dan Dewan Pengawas yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasehat kepada Direksi. Secara

(51)

manajerial, Direksi Perum Perhutani bertanggung jawab kepada Menteri Kehutanan. Dalam mengelola hutan jawa, Perum Perhutani menerapkan pengelolaaan hutan lestari (PHL) dan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat.(PHBM PLUS) yang didalamnya mencakup pengelolaan hutan dengan mempertimbangkan segi ekologi, sosial, dan ekonomi, dengan mengutamakan kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat.

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Perum Perhutani Visi :

Menjadi pengelola hutan tropis terbaik di Dunia Misi :

1. Mengelola hutan tropis dengan prinsip Pengelolaan Hutan Lesatari Bersama Masyarakat.

2. Meningkatkan produktivitas, kualitas, dan nilai sumberdaya hutan.

3. Mengoptimalkan manfaat hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan serta potensi lainnya, dalam rangka meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan serta kesejahteraan masyarakat (sekitar hutan).

4. Membangun sumber daya manusia perusahaan yang bersih, berwibawa, dan profesional.

5. Mendukung dan berperan serta dalam pembangunan wilayah dan perekonomian nasional.

(52)

Tujuan :

1. SDM profesional, berkinerja unggul dan berakhlak mulia 2. Iklim kerja yang kondusif

3. Kesejahteraan karyawan yang tinggi

4.1.3 Struktur Organisasi Perum Perhutani Susunan Dewan Pengawas :

Ketua Dewan Pengawas : Ir. Wahjudi Wardojo, Msc Anggota Dewan Pengawas : 1. Dr. Ir. Boni Siahaan, ME

2. Dr. Maurin Sitorus, SH 3. Drs. Ali Mufidz, MPA 4. Drs. Nukman Abdul Hakim 5. Drs. Sunarjo, MM

Susunan Direksi :

Plt Direktur Utama : DR. Ir. Upik Rosalina Wasrin, DEA Direktur Umum : DR. Ir. Upik Rosalina Wasrin, DEA Direktur Pemasaran : Ir. Achmad Fachrodji, MM

Direktur Keuangan : Antonius Nicholas S K, SE. MM Direktur Perencanaan dan Produksi : Ir Haryono Kusumo

(53)

4.1.4 Wilayah Kerja Perum Perhutani

Wilayah kerja Perum Perhutani meliputi kawasan hutan negara yang terdapat di wilayah Propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Banten. Hutan itu terdiri dari hutan produksi (HP) 1.767.304 hektar (73%) dan hutan lindung 658.902 hektar (27%).

Wilayah kerja Perum Perhutani dibagi dalam unit-unit yaitu :

a. Wilayah kerja kawasan hutan negara Propinsi Jawa Tengah disebut Unit I Jawa Tengah

b. Wilayah kerja kawasan hutan negara Propinsi Jawa Timur disebut Unit II Jawa Timur

c. Wilayah kerja kawasan hutan negara Propinsi Jawa Barat dan Banten disebut Unit III Jawa Barat dan Banten.

4.1.5 Aktivitas Perum Perhutani

Didalam Perum Perhutani, ada berbagai macam aktivitas perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas perusahaan, antara lain :

a. Perencanaan Hutan

b. Reboisasi dan Rehabilitasi hutan c. Pemeliharaan Hutan

d. Perlindungan Hutan e. Pemungutan Hasil Hutan f. Industri Hasil Hutan

(54)

g. Pemasaran hasil hutan

4.1.6 Budaya Perusahaan

a. Pemberdayaan : dengan pemberdayaan sumberdaya manusia secara profesional, berjiwa enterpreuner, andal dan bertanggungjawab, perusahaan akan berkembang pesat dan lestari

b. Efesiensi: selalu memperhitungkan secara ekonomis setiap pengorbanan (input) terhadap manfaat (output) yang akan dicapai. c. Tanggungjawab Lingkungan dan Sosial:tumbuh dan berkembang

bersama untuk mewujudkan kelestarian lingkungan hidup, kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

d. Integritas: mewujudkan komitmen terhadap kepentingan perusahaan dalam tindakan nyata yang penuh pengabdian, bermoral, jujur, transparan, dan akuntabel.

e. Kerjasama Tim: kesediaan bekerjasama antar individu dan atau antar fungsi akan menghasilkan sinergi dalam meningkatkan kinerja perusahaan

4.1.7 Saluran Komunikasi Perum Perhutani

a. Saluran komunikasi Perum Perhutani melalui Biro Humas dan Informasi

(55)

b. Tugas dari Biro Humas dan Informasi adalah melaksanakan analisis dan penyajian informasi serta pengembangan jaringan kerja kemitraan c. Jaringan kerja Biro Humas dan Informasi meliputi lembaga

pemerintah, lembaga negara, lembaga non pemerintah (wartawan, LSM, Pengusaha, LMDH)

d. Penyebaran informasi melalui pers release, pers conference, dialog, pers tour dll

e. Majalah Internal Perum Perhutani : DUTA RIMBA f. Website Perum Perhutani : www.perumperhutani.com

4.1.8 Biro Humas dan Informasi Perum Perhutani

Biro Humas dalam Perhutani adalah sebagai penyampai informasi dari dan untuk Perum Perhutani. Biro Humas dan Informasi ini, ada dibawah Asdir Hukamas (Hukum, Keamanan dan Hubungan Masyarakat). Staf Humas Perum Perhutani juga tersebar di Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Semua ada di dalam komando Kepala Biro Humas dan Informasi, Bapak Sanjoto. Sejalan dengan semangat Kehumasan yang baru di Perum Perhutani dimana Program kerjanya dibagi atas dua pokok program besar yakni:

a. Program kerja internal public yakni program kerja yang lebih berupaya untuk membangun budaya perusahaan dan rasa memiliki dari seluruh karyawan terhadap Perum Perhutani.

(56)

b. Program kerja eksternal public yakni program kerja yang berupaya untuk membangun opini yang baik dari pihak luar.

Dalam rangka membangun citra positif perusahaan dan membangun jiwa korsa karyawan, Biro Humas dan Informasi aktif mengikuti semua kegiatan dan menjadi bagian penting dalam setiap kegiatan perusahaan; seperti Launching Produk Aqva, Pembinaan Pegawai, dan lain sebagainya

4.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara secara mendalam dan setelah melakukan penelitian melalui deskriptif kualitatif yang dilakukan penulis kepada key informan

yakni Kepala Biro Humas dan Informasi Perum Perhutani, Bapak Sanjoto bertempat di Kantor Perum Perhutani, Gedung Manggala Wanabakti Blok VII lantai 9, Jl. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta. Sedangkan dengan Informan dari Investor Daily, Bapak Tommy bertempat di Gedung Manggala Wanabhakti. Kemudian dengan ibu Devi dari Suara Karya, bertempat di Kantor Suara Karya Gedung AKA Lantai 3. Jl Bangka Raya No 2 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Wawancara juga dilanjutkan dengan wartawan TVRI, Bapak Tumin. Wawancara dengan Bapak Tumin ini melalui telepon. Kemudian wawancara dengan Bapak Indro Tjahjono selaku Koordinator SKEPHI (Sekretariat Kerjasama Pelestarian Hutan indonesia ) di kantor SKEPHI di Liga Mas Pancoran. Peneliti juga membandingkan hasil wawancara dengan masyarakat. Yaitu dengan Ibu Sumirah dari Cibodas Bogor dan Bapak Adi Bambang Wicaksono dari Parung Panjang Bogor. Yang terakhir, penulis juga melakukan

(57)

wawancara dengan Bapak Rizal Bukhari selaku Forest Sertification Program WWF Indonesia di kantor WWF Indonesia Kantor Taman Jln Mega Kuningan lot 8-9 Jakarta

4.2.1 Strategi Humas Perum Perhutani

Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam yang harus dijaga. Adanya euforia reformasi yang terjadi di Indonesia, menimbulkan penjarahan hutan dalam skala luas. Sehingga terdapat 500 ribu hektar tanah kosong yang terjadi pada tahun 1998-2003 yang menyebabkan banyaknya luasan tanah kosong yang ada di wilayah yang dikelola oleh perum perhutani yaitu Jawa dan Madura. Kesadaran masyarakat yang kurang pun menjadi salah satu yang menimbulkan masyarakat sering melakukan hal-hal negatif kepada hutan.

Perum Perhutani sebagai salah satu Perusahaan Kehutanan Negara merasa bertanggung jawab untuk segera merehabilitasi lahan akibat penjarahan tersebut. Serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya hutan. Apalagi dengan situasi cuaca yang tidak kondusif dan bencana alam terjadi dimana-mana.

Program Perhutani Hijau 2010 adalah salah satu wujud komitmen Perum perhutani dalam melestarikan hutan di Jawa dan Madura. Untuk menyukseskannya, maka dalah satu bagian di dalam Perum, Perhutani yaitu Biro Humas dan Informasi Perum Perhutani perlu menerapkan strategi-strategi yang matang dan masyarakat dapat mengetahui program-program Perum Perhutani dan menerima dampak positif dari program Perhutani Hijau 2010

Referensi

Dokumen terkait

Menindaklanjuti hasil evaluasi dokumen penawaran pekerjaan Konstruksi Pembangunan Bronjong/Pelindungan Tebing Sungai/Laut di Pasaman Barat (PDTU.BENCANA-01)(Lelang Ulang), dengan

Peserta yang diundang menghadiri tahap pembuktian kualifikasi adalah pimpinan perusahaan yang tertera di dalam Akta atau staff yang diberikan kuasa oleh pimpinan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian mengenai penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam pembelajaran IPA materi sumber daya

Tujuan penelitian ini yaitu: 1) menjelaskan proses pembangunan desa di Kecamatan Si- nonsayang; 2) mengkaji faktor-faktor dalam proses pembangunan desa diera otonomi

Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan penelitian sejenis yang berhubungan dengan alternatif penggunaan agen hayati

Pengobatan Penyakit Wasir Tanpa Operasi yaitu menggunakan obat herbal yang secara khusus di formulasikan untuk menangani penyakit wasir atau ambeien.. Obat herbal ambejoss

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis (1) gambaran proses pembelajaran di SMK PGRI 1 Mejayan, (2) kesulitan yang dialami siswa dalam memahami

keadaan keuangan perusahaan, 2) Dapat diperbandingkan dengan rasio industry sehingga dapat diektahui posisi perusahaan terhadap industry. Hal ini merupakan salah