• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktik Etika and Filsafat Komunikasi Da

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Praktik Etika and Filsafat Komunikasi Da"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN PRAKTIK ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI DI MEDIA MASSA ( STUDI KASUS PEMBERITAAN MAKELAR KASUS (MARKUS) PALSU OLEH TV ONE

PADA TAYANGAN APA KABAR INDONESIA)

UNTUK MEMENUHI TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

MATA KULIAH ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

DOSEN PENGAMPU : ABDUL WAHID M.A

DISUSUN OLEH :

DAFINDRA GHIFARY KRESNADI

145120207111044

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

Latar Belakang

Saat ini media massa berkembang sangat pesat. Perkembangan media massa yang sedemikian pesatnya ditambah lagi dengan perkembangan teknologi dan besarnya tuntutan baik dari masyarakat maupun tuntutan internal perusahaan media massa membuat kompetisi antar masing-masing media menjadi ketat. Setiap media berlomba untuk menjadi yang terdepan dan tercepat dalam mengabarkan sebuah peristiwa. Sehingga tidak sedikit media massa yang melemparkan sebuah isu/berita kepada masyarakat yang belum tentu kebenarannya. Kebanyakan isu/berita yang dilempar ke masyarakat adalah isu-isu kontorversial. Bahkan saat ini tidak jarang kita menemukan media massa khususnya media online yang meralat beritanya karena ternyata berita tersebut palsu atau hoax. Media berusaha mencari news maker dan ingin menjadi yang pertama dalam memberitakannya. Dan melakukan segala cara untuk mendapatkan sorotan masyarakat.

Persaingan antar media massa yang semakin hari semakin ketat tersebut terkadang harus mengorbankan beberapa hal. Sebagai contoh, karena media massa saat ini berlomba untuk menjadi yang tercepat dalam mengabarkan sebuah berita/isu banyak media yang cenderung lebih mengutamakan kecepatan dalam menyampaikan berita tanpa melihat keakuratan dari berita tersebut. Media seakan-akan tidak melakukan check and recheck tentang keabsahan berita yang mereka tulis. Hasilnya, berita yang disampaikan tadi menjadi salah kaprah atau kadang juga disebut hoax karena berita tersebut tidak benar adanya. Contohnya adalah berita tentang isu tewasnya seorang warga negara Indonesia saat kerusuhan Mesir terjadi di Tahun 2011. Pada saat itu detik.com menjadi media pertama yang memberitakan tewasnya seorang WNI yang kabarnya bernama Imanda Amalia. Kabarnya imanda adalah seorang relawan UNRWA, detik.com menulis berita dengan bersumber dari halaman facebook Imanda, namun pada 3 februari 2011, Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa tidak ada WNI yang menjadi relawan UNRWA. Hal tersebut terjadi karena keinginan media massa menjadi yang tercepat dalam mengabarkan sebuah berita tanpa melakuakn kroscek tentang fakta sebenarnya yang terjadi.

(3)

Masalah

Program Apa Kabar Indonesia di Tv One edisi 18 Maret 2010 menghadirkan narasumber yang mengaku sebagai makelar kasus (Markus) pajak di tubuh institusi Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Pada tayangan AKI narasumber menggunakan topeng dan menggunakan nama samaran Roni dan suaranya pun dirubah agar tidak mirip suara aslinya. Dalam tayangan tersebut, pria yang mengaku bernama Roni tersebut menyatakan bahwa ia telah menjadi makelar kasus (markus) di tubuh Mabes POLRI selama kurang lebih 12 tahun. Namun pada tanggal 7 April 2010, Bareskrim Mabes POLRI melakukan penangkapan terhadap seseorang yang diduga narasumber dalam program Apa Kabar Indonesia (AKI) Pagi 18 Maret 2010 tersebut dengan landasan hukum perekayasaan berita. Diketahui selanjutnya, pria yang menggunakan nama samaran Roni dalam acara tersebut ternyata bernama asli Andreas, ia adalah seorang wartawan lepas di sebuah perusahaan media hiburan. Dalam pengakuannya saat pemeriksaan, Andreas mengaku melakukan hal tersebut atas permintaan pembawa acara berinisial IR dengan imbalan Rp. 1.500.000. ia juga mengaku mengeluarkan pernyataan tersebut hanya untuk mengumpan Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, Denny Indrayana. Ia juga mengaku diminta berbicara sesuai dengan skenario dengan pertanyaan dan jawaban yang sudah disiapkan oleh pihak acara terkait padahal kesepakatan awalnya, Andreas mengaku hanya akan membahas terkait masalah PJTKI.

Analisis Masalah

Menurut pendapat saya seharusnya pihak TV One dalam menyiarkan berita menggunakan 3 landasan dasar filsafat, yaitu :

1. Ontologi

Dalan kajian ontologi, seorang wartawan/jurnalis harus bisa menemukan apa yang menjadi permasalahan inti yang akan diberitakan. Berdasarkan tiga isu penting dalam kajian ontologi dapat saya jabarkan sebagai berikut:

1. Sejauh mana manusia membuat pilihan-pilihan nyata?

Setiap orang mempunyai kesempatan untuk membuat pilihan dalam kehidupan mereka , hal ini bergantung pada lingkungan dan kondisi-kondisi sebelumnya dan manusia sebagai entitas yang mengambil keputusan dalam mempengaruhi dirinya untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya. Jika dikaitkan dengan kasus ini, jurnalis TV One dan juga presenter dalam hal ini Indy Rahmawati (IR) mendapatkan pilihan-pilihan untuk menentukan narasumbernya, begitupula dengan Markus palsu tersebut karena ternyata pada awalnya ia akan membicarakan kasus di PJTKI.

2. Apakah perilaku manusia sebaiknya dipahami dalam bentuk keadaan atau sifat?

(4)

mengendalikan kondisi yang terjadi dan memberikan klarifikasi sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi.

3. Apakah pengalaman manusia semata-mata bersifat individual atau sosial?

Manusia disebut sebagai seorang individu tetapi juga makhluk sosial jika dilihat dari pola interaksinya dengan orang lain. Dalam memahami masalah ini, seorang jurnalis yang terlibat dalam kasus makelar kasus palsu ini harus segera mengakui kesalahan dan memberikan klarifikasi dan permintaan maaf kepada pihak yang dirugikan, hal ini selain agar hubungan dengan MABES POLRI dapat terjalin dengan baik hal tersebut juga agar nama baik TV One tidak tercoreng.

2. Epistimologi

Dari sudut pandang epistimologi, pihak TV One seharusnya dapat memahami bagaimana proses mencari narasumber, apabila memang terdapat makelar kasus di tubuh mabes POLRI , pihak TV One harus mengetahui bagaimana proses makelar kasus tersebut tumbuh. Sehingga tidak asal dalam menentukan narasumber. Namun menurut saya pihak TV One telah gagal dalam mengungkap apa yang sebenarnya terjadi karena gagal mendapatkan narasumber asli dan tidak mengetahui proses tumbuhnya makelar kasus di tubuh MABES POLRI.

3. Aksiologi

Dari sudut pandang aksiologi, pihak TV One seharusnya melihat apakah ada manfaat dengan memberikan narasumber palsu? Ataukah dengan membongkar makelar kasus ini akan memberikan dampak yang baik bagi masyarakat? Karena menurut saya pihak TV One hanya melihat manfaat rating bagi pihak perusahaan saja dengan menghadirkan narasumber palsu tanpa melihat dampaknya baik bagi POLRI maupun masyarakat dengan adanya narasumber palsu dan berita bohong ini. TV One pun tidak berpikir panjang apakah jika menggunakan narasumber palsu akan berdampak pada kredibilitas perusahaan/tidak?

Berdasarkan catatan kuliah Rachmat Kriyantono Ph.D (2015) fakta adalah segala sesuatu yang ada di dunia. Fakta juga merupakan apa/sesuatu yang membuat suatu pernyataan menjadi salah/benar. Dalam praktik komunikasi menurut saya Fakta diterapkan sebagai berikut :

(5)

Kriyantono, Rachmat (2015) mengatakan bahwa kepercayaan adalah keyakinan bahwa suatu fakta yang mengandung kebenaran terlepas apakah fakta tersebut mengandung kebenaran ataukah tidak. Menurut Russel (1983) kepercayaan dibentuk dari pengalaman seseorang dengan dunia luar, baik di masa sekarang maupun sebelumnya. Jadi dalam kepercayaan, pikiran kita mereflesikan sesuatu yang berada di luar kita untuk merepresentasikan suatu fakta yang kita percayai. Dalam praktik komunikasi, penerapan kepercayaan dalam sudut pandang filsafat ilmu adalah sebagai berikut :

A. Dalam menyampaikan sebuah berita, jurnalis juga harus yakin bahwa fakta yang ia tuangkan dalam bentuk berita adalah benar karena masyarakat akan mempertanyakan kebenaran fakta tersebut. Nantinya masyarakat akan percaya bahwa berita tersebut benar adanya dan kepercayaan akan didapat media tersebut dari masyarakat sebagai sebuah media yang kredibel. Dalam kaitan dengan kasus ini, TV One telah menghadirkan sebuah berita bohong dengan menghadirkan makelar kasus palsu, hal ini akan berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap TV One, TV One akan diragukan kredibilitasnya karena telah menghadirkan narasumber palsu dalam pemberitaannya.

Kebenaran adalah suatu hubungan tertentu antara suatu kepercayaan dengan suatu fakta/beberapa fakta diluar kepercayaan. Bila hubungan tersebut tidak ada maka kepercayaan itu salah. (Kriyantono, Rachmat 2015) Kebenaran menurut Kriyantono, Rachmat (2015) terbagi menjadi 3 kriteria, yaitu :

1. Kebenaran Korespondensi

Yaitu suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan), menyerupa/merepresentasikan dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Contoh penerapannya dalam komunikasi adalah

A. Seorang jurnalis dalam membuat sebuah berita harus melakukan proses observasi bisa berupa wawancara, analisis terhadap kejadian-kejadian sebelumnya yang terkait ataupun analisis berdasarkan teori-teori yang ada nantinya hasil observasi tersebut saling dihubungkan satu sama lain sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan yang merepsentasikan berita yang akan diangkat. TV One memang sudah melakukan sebuah wawancara dengan narasumber, namun disayangkan narasumber yang dipilih ternyata palsu dan hasil rekayasa sehingga tidak merepresentasikan objek yang dibahas dalam tayanga tersebut.

2. Kebenaran Koherensi

Yaitu pernyataan dianggap benar bila pernyataan tersebut bersifat koheren/konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Contohnya dalam praktik ilmu komunikasi adalah sebagai berikut :

(6)

melakukan permintaan maaf kepada pihak-pihak terkait, tentu hal ini mengindikasikan bahwa apa yang dilakukan oleh TV One tidak konsisten bertolak belakang dengan apa yang diberitakan pada awal kasus ini yaitu adanya makelar kasus dan TV One menghadirkan salah satunya tetapi ternyata makelar kasus tersebut palsu.

3. Kebenaran Pragmatis

A. Yaitu menganggap suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut bersifat berfungsi dalam kehidupan praktis. Suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan tersebut mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Kriteria pragmatis juga mensyaratkan bahwa kebenaran ditentukan dari definisi/intrepetasi kita atas pernyataan atau tindakan orang lain, tetapi dalam mendefinisikan tersebut kita harus mendasarkan pemhaman terhadap apa yang sebenarnya dilakukan orang lain itu dalam siatuasi ilmiah atau alamiah. Dalam kaitannya dengan kasus ini adalah bahwa TV One berniat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang adanya makelar kasus di tubuh MABES POLRI namun tindakan yang dilakukan tidak mencerminkan prinsip kebenaran yang sesuai dengan fakta.

KODE ETIK WARTAWAN INDONESIA&KODE ETIK JURNALISTIK

Dari sudut pandang Kode Etik Wartawan Indonesia dan Kode Etik Jurnalisitik, jelas TV One telah melakukan pelanggaran terhadap beberapa pasal dalam Kode Etik tersebut, yaitu :

Merujuk pada Lembaga Pers Dr. Soetomo (2006), Kode Etik Jurnalistik yang berkaitan dengan kasus ini adalah:

Pasal 1

Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Kaitannya dengan kasus:

TV One tidak melakukan pemberitaan yang akurat dan berimbang karena memberitakan sesuatu yang tidak sesuai dengan faktanya terbukti dengan menghadirkan makelar kasus palsu, selain TV One juga tidak menghadirkan narasumber dari pihak MABES POLRI hal itu mengindikasikan TV One melakukan cover both side, istilah yang merujuk pada pemberitaan yang tidak berimbang. Istilah tersebut juga muncul dari mulut Karni Ilyas, pimpinan TV One saat melakukan permintaan maaf di gedung Dewan Pers.

Pasal 2

(7)

Kaitannya dengan kasus:

TV One melakukan cara yang tidak profesional dalam mencari dan menentukan narasumber karena ia menyuap seseorang yang bukan makelar kasus sebenarnya dan memberikan imbalan kepada narasumber yang sudah mau menjawab pertanyaan yang sudah disusun sebelumnya.

Pasal 4

Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Kaitannya dengan kasus:

TV One telah melakukan sebuah pemberitaan bohong karena menghadirkan makelar kasus palsu.

Pasal 10

Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.

Kaitannya dengan kasus:

TV One seharusnya meralat berita dan menyampaikan permohonan maaf. TV One sudah melakukan hal ini yaitu memberikan permintaan maaf kepada pihak MABES POLRI namun butuh proses panjang berupa mediasi antara Dewan Pers, Andres markus palsu, TV One dan MABES POLRI.

Pasal 11

Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.

Kaitannya dengan kasus:

TV One seharusnya memberikan kesempatan kepada pihak yang dirugikan dalam hal ini MABES POLRI untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan yang dianggap telah merugikan nama baiknya. Serta segera memberikan klarifikasi serta menyiarkan pernyataan dari pihak-pihak yang dirugikan

Merujuk pada Persatuan Wartawan Indonesia (2008), Kode Etik Wartawan Indonesia yang berkaitan dengan kasus ini adalah :

Pasal 3

(8)

Kaitannya dengan kasus :

Jika dikaitkan dengan kasus ini, maka TV One telah melakukan pelanggaran karena menyiarkan berita yang menyesatkan yang tidak sesuai dengan fakta

Pasal 4

Wartawan Indonesia menolak imbalan yang dapat mempengaruhi obyektivitas pemberitaan.

Kaitannya dengan kasus :

TV One sudah melakukan pelanggaran karena memberikan imbalan kepada narasumber untuk berbohong tentang sebuah berita yang akan ditayangkan.

Pasal 5

Wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dari kecepatan serta tidak mencampur adukkan fakta dan opini sendiri. Karya jurnalistik berisi interprestasi dan opini wartawan, agar disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya.

Kaitannya dengan kasus : TV One telah melakukan pelanggaran terhadap pasal ini karena membuat pemberitaan yang tidak berimbang dengan tidak menghadirkan narasumber dari pihak MABES POLRI.

Pasal 7

Wartawan Indonesia dalam memberitakan peristiwa yang diduga menyangkut pelanggaran hukum atau proses peradilan harus menghoramti asas praduga tak bersalah, prinsip adil, jujur, dan penyajian yang berimbang.

Kaitannya dengan kasus :

Wartawan Inonesia menempuh cara yang sopan dan terhormat untuk memperoleh bahan karya jurnalistik (tulisan, suara, serta suara dan gambar)dan selalu menyatakan identitas kepada sumber berita.

Kaitan dengan kasus : TV One tidak menempuh cara yang terhormat dalam menentukan narasumber karena narasumber yang dipilih adalah seorang narasumber palsu.

Pasal 10

Wartawan Indonesia dengan kesadaran sendiri secepatnya mencabut atau meralat setiap oemberitaan yang kemudian ternyata tidak akurat, dan memberi kesempatan hak jawab secara proporsional kepada sumber atau obyek berita.

Kaitan dengan kasus : TV One seharusnya memberikan kesempatan kepada MABES POLRI untuk menjawab atau menanggapi tentang pemberitaan yang disiarkan terkait makelar kasus di tubuh MABES POLRI. TV One juga seharusnya segera meralat berita tersebut. Namun kenyatannya TV One tidak segera meminta maaf dan butuh proses panjang.

Pasal 11

(9)

Kaitan dengan kasus : TV One tidak mempelrihatkan kredibilitas karena tidak meneliti kebenaran tentang fakta apakah benar ada makelar kasus di tubuh MABES POLRI ataukah tidak.

SIMPULAN

Saat ini media massa berkembang sangat pesat. Perkembangan media massa yang sedemikian pesatnya ditambah lagi dengan perkembangan teknologi dan besarnya tuntutan baik dari masyarakat maupun tuntutan internal perusahaan media massa membuat kompetisi antar masing-masing media menjadi ketat. Setiap media berlomba untuk menjadi yang terdepan dan tercepat dalam mengabarkan sebuah peristiwa. Sehingga tidak sedikit media massa yang melemparkan sebuah isu/berita kepada masyarakat yang belum tentu kebenarannya. Kebanyakan isu/berita yang dilempar ke masyarakat adalah isu-isu kontorversial. Bahkan saat ini tidak jarang kita menemukan media massa khususnya media online yang meralat beritanya karena ternyata berita tersebut palsu atau hoax. Media berusaha mencari news maker dan ingin menjadi yang pertama dalam memberitakannya. Dan melakukan segala cara untuk mendapatkan sorotan masyarakat.

Contoh kasus yang diangkat dalam paper ini adalah narasumber palsu yang

dihadirkan oleh TV One dalam acara Apa Kabar Indonesia (AKI) terkait isu makelar kasus (markus) di tubuh MABES POLRI. TV One dikabarkan menghadirkan seseorang bernama Andreas yang merupakan wartawan lepas untuk mengaku sebagai markus di POLRI dengan imbalan Rp. 1.500.000, padahal awal kesepakatannya adalah untuk membahas masalah PJTKI.

TV One dianggap tidak menjalankan nilai-nilai dasar filsafat yang berkaitan dengan filsafat komunikasi dan telah melanggar baik kode etik jurnalistik yang terdapat dalam undang-undang maupun kode etik wartawan Indonesia yang dimiliki oleh Persatuan

Wartawan Indonesia (PWI). Salah satu butir yang disorot adalah TV One tidak memberitakan pemberitaan yang berimbang karena tidak menghadirkan pihak MABES POLRI. TV One juga dinilai sudah menipu publik dengan melakukan pemberitaan bohong yang tidak sesuai dengan fakta yang ada termasuk dengan menghadirkan narasumber palsu.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Hama, I. (2010). Filsafat Komunikasi. Diakses pada 30 Desember 2015 http://hamaokb.wordpress.com/2010/10/24/filsafat-komunikasi

Kriyantono, Rachmat. (2012). Etika dan Filsafat Komunikasi. Malang: UB Press.

Kriyantono, Rachmat. (2015). Filsafat dan llmu Komunikasi [Masuscript] teks tidak terpublikasi. Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya

Lembaga Pers Dr. Soetomo (2006). Kode Etik Jurnalistik. Diakses pada 30 Desember 2015, dari

http://lpds.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=40:kode-etik-jurnalistik&catid=30:kode-etik-jurnalistik&Itemid=32

Nasir, Rachmat Y (2010). TV One Akhirnya Minta Maaf Terkait Markus Palsu. Diakses pada 30 Desember 2015, dari http://www.kompasiana.com/rachmadbacakoran/tvone-akhirnya-minta-maaf-terkait-markus-palsu_54ff338ca33311fb4550fc31

KSP (2010). TV One Mengaku Salah, Tidak Cover Both Side. Diakses pada 30 Desember 2015, dari

http://nasional.kompas.com/read/2010/04/12/18570857/tv.one.mengaku.salah.tidak.quotcover .both.sidequot?utm_source=RD&utm_medium=box&utm_campaign=Kaitrd

Persatuan Wartawan Indonesia (2008). UU Pers. Diakses pada 30 Desember 2015 diakses pada 30 Desember 2015, dari http://pwi.or.id/index.php/uu-kej

Silvana, T. (2004). Aplikasi Filsafat Dalam Ilmu Komunikasi. Perpustakaan Negara Republik Indonesia.

Wibawa, Annisa A. Hidayat, Dadang R. Supriadi, D. (2012). Etika & Prinsip Dasar Jurnalisme Media Siber detik.com Mengenai Mekanisme Pemberitaan Tewasnya WNI di Kerusuhan Mesir. e-Journal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1(1). 1-34.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Free

Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran telah diajarkan untuk menjadi perilaku yang sesuai dengan firman Tuhan dan bahkan dalam proses

Artinya, proses komunikasi yang terjadi dalam organisasi tersebut jika terlaksana dengan baik maka BASARNAS Kupang akan semakin kokoh dan kinerja pegawai akan meningkat.

Nilai ini berarti bahwa sebesar 20,7% Pertumbuhan Ekonomi pada Provinsi Gorontalo dipengaruhi oleh Belanja Modal yang dialokasikan oleh Pemerintah untuk

Upaya kesehatan yang memanfaatkan latihan fisik atau olahraga untuk meningkatkat derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat di5.

Food bar adalah campuran bahan pangan (blended food) yang diperkaya dengan nutrisi, kemudian dibentuk menjadi bentuk padat dan kompak (a food bar form). Tujuan

Hasil tersebut selaras dengan penelitian yang diinterpretasikan oleh Rini (2018) bahwasannya variabel struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Fisher’s Exact Test pada uji hubungan asupan serat dengan tekanan darah diperoleh nilai p value sebesar 0,077