• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paper Koperasi dan Kemitraan Agribisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Paper Koperasi dan Kemitraan Agribisnis"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER KOPERASI DAN KEMITRAAN AGRIBISNIS

KESIAPAN KEMENTRIAN KOPERASI DAN UKM

DALAM MENYONGSONG MEA

(Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015

Disusun Oleh : Koko Widyat Moko

H0413022

PROGRAM STUDI PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iii I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang... 1 B. Permasalahan... 2 C. Tujuan ... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Koperasi ... 3 B. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ... 4 III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Karakteristik MEA... 6 B. Keuntungan, Kerugian bagi Indonesia dengan adanya MEA.. 8 C. Kesiapan Koperasi dan UKM dalam Menghadapi MEA ... 10 IV. KESIMPULAN DAN SARAN

(3)

DAFTAR GAMBAR

(4)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan untuk mencapai kepada masyarakat yang maju, adil dan makmur seperti pada UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan” dan bangunan perusahaan yang sesuai dengan itu adalah koperasi.

Cita-cita Koperasi memang sesuai dengan susunan kehidupan rakyat Indonesia. Meski selalu mendapat rintangan, namun Koperasi tetap berkembang. Seiring dengan perkembangan masyarakat, berkembang pula perundang-undangan yang digunakan. Perkembangan dan perubahan perundang-undangan tersebut dimaksudkan agar dapat selalu mengikuti perkembangan jaman.

Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan pelaku bisnis yang bergerak pada berbagai bidang usaha, yang menyentuh kepentingan masyarakat. Berdasarkan data BPS (2003), populasi usaha kecil dan menengah (UKM) jumlahnya mencapai 42,5 juta unit atau 99,9 persen dari keseluruhan pelaku bisnis di tanah air. UKM memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, yaitu sebesar 99,6 persen. Semenrtara itu, kontribusi UKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 56,7 persen.

Indonesia adalah salah satu negara terbesar populasinya yang ada di kawasan ASEAN. Masyarakat Indonesia deengan UKM dan Koperasi yang menyeluruh di seluruh wilayah di Indonesia mempunyai kekuatan ekonomi yang cukup bagus. Ini menjadi modal yang penting untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia menuju ASEAN Economic Community (AEC ) tahun 2015.

Untuk saat ini Koperasi lebih menitik beratkan kepada UKM dan telah ada Kementrian Koperasi dan UKM dengan tugas nya membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang UKM masyarakat dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA ).

(5)

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang ada antara lain : 1. Apa pengertian dan Karakteristik MEA 2015 ?

2. Apakah Indonesia di untungkan atau di rugikan dengan adanya MEA 2015 ? 3. Bagaimana kesiapan Koperasi dan UKM dalam menghadapi MEA 2015 ?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin di capai oleh penyusun antara lain sebagai berikut,

1. Mengetahui pengertian dan Karakteristik MEA secara mendasar

2. Mengetahui apakah Indonesia untung atau rugi dengan adanya MEA 2015 ? 3. Mengetahui kesiapan kementrian Koperasi dan UKM dalam menghadapi

(6)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Koperasi

Di Indonesia, pengertian koperasi menurut Undang-Undang Koperasi Tahun 1967 No.12 tentang Pokok-pokok Perkoperasian adalah sebagai berikut : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan (Anoraga dan Widiyanti, 1997).

Koperasi adalah tulang punggung perekonomian bangsa seperti tertuang dalam pasal 33 UUD 1945. Lembaga ini menjadi wadah untuk mengembangkan demokrasi ekonomi, menghimpun potensi pembangunan yang dapat digali dari anggota masyarakat dan melaksanakan kegiatan ekonomi untuk mengangkat tingkat kehidupan para anggotanya. Koperasi merupakan harapan yang dapat meningkatkan harkat dan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan ekonomi yang bersumber dari dan dimanfaatkan oleh kalangan pelaku dari masyarakat sendiri (Downey dan Steven, 1992).

Keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya tergantung dari aktivitas para anggotanya, apakah mereka mampu melaksanakan kerjasama, memiliki kegairahan kerja dan menaati segala ketentuan dan garis kebijakan yang telah ditetapkan Rapat Anggota. Dengan demikian usaha untuk meningkatkan taraf hidup mereka tergantung dari aktivitas mereka sendiri (Anoraga dan Widiyanti, 1997).

Dan juga, koperasi tumbuh dan berkembang secara dinamis melalui doktrin dan prinsip dasar yang lekat dengan pertumbuhan itu sendiri. Koperasi perkembang ke segala arah di seluruh dunia dan bergabung dalam suatu sistem koperasi. Sebagai suatu unit usaha, maka koperasi berkembang di seluruh masyarakat yang menyerap kebutuhan ekonomi sehari-hari. Koperasi melaksanakan perlindungan terhadap anggota dan memberi pengarahan agar status ekonominya meningkat (Subyakto dan Cahyono, 1983).

(7)

B. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Pengertian usaha mikro, kecil, dan menengah menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

a. Usaha Mikro

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008.

Adapun kriteria usaha mikro menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Pasal 6 ayat 1 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah). b. Usaha Kecil

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Pasal 1 Ayat 2 Tahun 2008 tentang UMKM bahwa usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008.

Adapun kriteria usaha kecil menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Pasal 6 Ayat 2 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

c. Usaha Menengah

(8)

produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008.

Adapun kriteria usaha kecil menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Pasal 6 Ayat 3 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

(9)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Karakteristik Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). Pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi (ASEAN Vision 2020).

KTT Bali pada bulan Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN. Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun Komunitas ASEAN pada tahun 2020. Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk memajukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas dan jadwal untuk pelaksanaan.

KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.

(10)

Karakteristik Dan Unsur Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ialah realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang jelas. dalam mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral serta kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif berbasis aturan. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat; dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN, Pada saat yang sama, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan mengatasi kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja, Laos, Myanmar dan VietNam melalui Initiative for ASEAN Integration dan inisiatif regional lainnya.

Bentuk Kerjasamanya adalah :

1. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas;

2. Pengakuan kualifikasi profesional;

3. Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan;

4. Langkah-langkah pembiayaan perdagangan;

5. Meningkatkan infrastruktur

6. Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN;

7. Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daerah;

8. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

(11)

1. Pasar dan basis produksi tunggal,

2. Kawasan ekonomi yang kompetitif,

3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata

4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.

Karakteristik ini saling berkaitan kuat. Dengan Memasukkan unsur-unsur yang dibutuhkan dari masing-masing karakteristik dan harus memastikan konsistensi dan keterpaduan dari unsur-unsur serta pelaksanaannya yang tepat dan saling mengkoordinasi di antara para pemangku kepentingan yang relevan.

B. Keuntungan atau Kerugian bagi Indonesia dengan adanya MEA

Sampai pertengahan 2014 ini, kondisi perekonomian Indonesia semakin jauh dari harapan. Selama sepuluh tahun terakhir, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata 5,2%. Namun, angka kemiskinan dan pengangguran tetap tinggi akibat pertumbuhan ekonomi yang terlalu eksklusif. Hanya sebagian masyarakat yang menikmati pertumbuhan ekonomi ini. Realita di Ibu Kota menjadi saksi hidup bahwa kesenjangan sosial semakin tinggi antara si kaya dan si miskin. Belum selesai dengan masalah perekonomian di negeri sendiri, Indonesia dihadapkan dengan sebuah tantangan yang besar di tahun 2015 mendatang yaitu MEA 2015. MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) atau AEC (Asean Economic Community) adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang direncanakan akan tercapai pada tahun 2015. Tujuan dibentuknya “Komunitas Ekonomi ASEAN” tidak lain untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN. Membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Dengan diimplementasikannya MEA 2015, Indonesia mempunyai 2 pilihan dalam drama ini, menjadi aktor utama atau malah menjadi penonton di negeri sendiri. Dengan kata lain, MEA 2015 bisa mendatangkan keuntungan yang besar bagi Indonesia. Namun, juga dapat menimbulkan kerugian yang besar pula.

(12)

Ketua Pembina ASEAN Competition Institute (ACI), Soy Martua Pardede. Beliau menilai persaingan di pasar bebas ASEAN akan sangat ketat dan tidak ditemui di regional lainnya semisal Eropa atau Amerika. Sehingga, mutlak untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri. Dalam rangka MEA 2015 ini, berbagai kerja sama regional untuk meningkatkan infrastruktur ( pipa gas, teknologi informasi ) maupun dari sisi pembiayaan menjadi agenda. Kesempatan tersebut membuka peluang bagi perbaikan iklim investasi Indonesia. Terutama dalam melancarkan program infrastruktur domestik.

(13)

beras dari negara lain, padahal Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki bahan-bahan pokok yang melimpah. Jangan sampai, tenaga kerja pun diimpor dari negara-negara tetangga.

Dapat disimpulkan bahwa MEA 2015 bisa mendatangkan keuntungan bagi Indonesia. Namun, jika tidak disiapkan dengan matang, MEA 2015 akan menjadi boomerang bagi Indonesia. Keuntungan atau kerugiankah yang akan dialami oleh Indonesia akan ditentukan oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia sendiri. Pemerintah harus segera berbenah diri dalam menghadapi MEA 2015 ini agar Indonesia tidak hanya menjadi penonton di negeri sendiri. Kebijakan pemerintah dalam standardisasi dan sertifikasi produk, peningkatakan mutu tenaga kerja merupakan persiapan-persiapan yang harus dilakukan agar Indonesia tidak mengalami kerugian yang besar di MEA 2015 mendatang. Pemerintah yang akan memegang kunci kesuksesan MEA 2015 ini untuk Indonesia.

C. Kesiapan Koperasi dan UKM dalam Menghadapi MEA 2015

Sejauh ini persiapan Koperasi dan UKM kita untuk menghadapi era MEA 2015 ini cukup bagus. Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 membawa suatu peluang sekaligus tantangan bagi ekonomi Indonesia. Dengan diberlakukannya MEA pada akhir 2015, negara anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara. Untuk menghadapi era pasar bebas se-Asia Tenggara itu, dunia usaha di Tanah Air tentu harus mengambil langkah-langkah strategis agar dapat menghadapi persaingan dengan negara ASEAN lainnya, tak terkecuali sektor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM).

(14)

Gambar 3.1 Indikator Utama Penentu Daya Saing Daerah

(15)
(16)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dengan di berlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015, UKM dituntut lebih bisa mengembangkan usaha kecil melalu berbagai program Kementrian Koperasi dan UKM seperti permodalan, kelembagaan dan pemasaran.

B. Saran

Pemerintah harus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berkoperasi dan ber UKM yang masih kurang sehingga perlu menggalakkan sosialisasi betapa pentingnya koperasi dan UKM untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka di pelosok perdesaan. Sosialisasi yang dimaksud mulai dari pendidikan, penyuluhan, seminar, diskusi dan ceramah mengenai pentingnya berkoperasi dan berUKM

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Gambar 3.1 Indikator Utama Penentu Daya Saing Daerah

Referensi

Dokumen terkait

dan Promotion. 2) Produk yang ada di KSPPS Karisma Cabang Grabag dibagi menjadi dua yaitu produk tamwil yang terdiri atas siaga berkah, siaga pendidikan, siaga

Pardee (1969) mengusulkan super goal (sasaran super) sebagai atribut acuan dalam masalah pengambilan keputusan dengan tujuan jamak.. Super goal merupakan atribut yang

Stimuli iklan capres 2014 di televisi Indonesia telah dilihat informan penelitian dari anggota De Photograph Surabaya di beberapa stasiun yang berbeda seperti di RCTI, Trans TV,

Cikal bakal Sistem Jaminan Sosial (SJS) atau di Jerman dikenal sebagai Kesejahteraan Sosial (social welfare) dan jaminan sosial (social security) yang dimulai

Di Perpustakaan Nasional Penulis menemukan tesis yang berjudul Modernisasi Priyayi, sementara di Arsip Nasional peneliti menemukan beberapa arsip mengenai kehidupan tokoh

Salah satu indikator kesejahteraan adalah kemiskinan maka penelitian ini akan menggunakan variabel-variabel dalam model dinamika Ibnu Khaldun sebagai varaibel-variabel yang

31 Dengan perkataan lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha- usaha pemasaran perusahaan dari