• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJAKARYAWAN PADA PT. ARISTA JATIWANGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJAKARYAWAN PADA PT. ARISTA JATIWANGI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN

KERJAKARYAWAN PADA PT. ARISTA JATIWANGI

Oleh :

R. NENY KUSUMADEWI*) Email : rd.nenykusumadewi@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan tranformasional dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Arista Jatiwangi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Arista Jatiwangi yang berjumlah 50 orang.Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dokumentasi, Studi Kepustakaan, Wawancara dan Kuesioner.Alat analisis data menggunakan korelasi berganda, koefisien determinasi, uji hipótesis menggunakan statistik Uji t dan Uji F.

Hasil penelitian ini adalah : (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Arista Jatiwangi, (2) terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Arista Jatiwangi, (3) secara simultan terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Arista Jatiwangi.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini dapat dibuktikan kebenarannya.

Kata kunci:gaya kepemimpinan transformasional, motivasi dan kepuasan kerja

*)

(2)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Era globalisasi yang diiringi pertumbuhan ekonomi dan teknologi menuntut dunia usaha mengantisipasi perkembangan yang pesat dengan munculnya berbagai perusahaan yang menciptakan berbagai jenis produk maupun jasa guna memenuhi kebutuhan,

pada satu sisi mencerminkan

kesejahteraan masyarakat tetapi disisi lain perkembangan ini menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha. Perusahaan dewasa ini dihadapkan pada tuntutan untuk bekerja secara efisien, efektif dan tanggap baik dalam upaya mempertahankan pasar

maupun untuk mengungguli

persaingan.Dalam usaha mencapai suatu tujuan perusahaan harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Tujuan perusahaan tidak akan tercapai tanpa adanya kerja sama yang baik antara karyawan.Maju mundurnya suatu perusahaan sangat bergantung pada kepemimpinan dan lingkungan kerja serta ketrampilan dari karyawan, setiap karyawan harus mempunyai semangat kerja yang tinggi dalam melaksanakan aktivitas perusahaan. Berkat adanya semangat dan kerja keras dari setiap karyawan perusahaan akan mampu mengatasi permasalahan yang di hadapi serta akan mampu mencapai tujuannya. Namun dalam prakteknya

untuk mencapai tujuan tersebut

perusahaan sering menghadapi kendala, di antaranya adalahketidakpuasan dari

para karyawannya, yang dapat

berpengaruh terhadap kinerja karyawan maupun kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Adanya perubahan lingkungan perusahaan yang semakin kompleks dan kompetitif, mensyaratkan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar tetap bertahan, sebab dalam perubahan

perusahaan baik yang terencana maupun tidak terencana, aspek yang terpenting adalah perubahan individu. Perubahan pada individu ini tidak mudah, tetapi harus melalui proses relatif lama. Pada umumnya Pemimpin dijadikan sebagai panutan oleh karyawannya, sehingga perubahan secara lebih baik harus dimulai dari tingkat yang paling atas (pemimpin) hingga ke tingkat paling

bawah. Secara umum bidang

kepemimpinan menempati posisi sentral dalam manajemen dan kepemimpinan memiliki hubungan sebab akibat dengan kinerja organisasi (Hasibuan, 2003)1).

Seorang pemimpin yang efektif harus tanggap terhadap perubahan, mampu menganalisis kekuatan dan kelemahan sumber daya manusianya

sehingga mampu memaksimalkan

kinerja organisasi dan memecahkan masalah dengan tepat.Untuk itu perusahaan membutuhkan pemimpin yang reformis dan mampu menjadi

motor penggerak perubahan

(transformation) perusahaan. Kepemimpinan

transformasional meliputi

pengembangan hubungan yang lebih

dekat antara pemimpin dengan

pengikutnya, bukan hanya sekedar sebuah perjanjian tetapi lebih didasarkan kepada kepercayaan dan komitmen dalamsuatuorganisasidalammencapaituj uanorganisasi yang telahdirencanakan.

Menurut Hadari Nawawi2)(2003 : 115)Gaya kepemimpinan adalah ‘’perilaku atau cara yang dipilih dan

dipergunakan pemimpin dalam

mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap,

dan perilaku para anggota

organisasi/bawahan. Kepemimpinan

transformasional pada prinsipnya memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari apa yang biasa dilakukan, dengan kata lain dapat

meningkatkan kepercayaan atau

(3)

berpengaruh terhadap peningkatan kerja.’’

Untukmenunjangkeberhasilan manajemendibutuhkanseorangpemi mpin yang dapat melaksanakan tugas

dan fungsi manajemen.

Seorangpemimpin yang baik harus dapat memberikan motivasi agar dapat mencapaiproduktivitas kerja dan kepuasan kerja bawahannya.

Menurut Hezberg dalam

Hasibuan3) (2007: 136)mendefinisikan bahwa motivasi adalah:“Serangkaian

sikap dan nilai-nilai yang

mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan hal yang inivisible yang

memberikan kekuatan untuk

mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai suatu tujuan, sehingga dengan adanya suatu tujuan tersebut maka perusahaan atau organisasi dapat mencapai target sesuai dengan apa yang diharapkannya.”

Faktor kritis yang berkaitan dengan keberhasilan jangka panjang organisasi adalah bagaimana kemampuan perusahaan mengukur seberapa baik karyawan bekerja dan menggunakan informasi. Penilaian kerja dapat membantu menumbuhkan motivasi dan peningkatan mutu karyawan, maka dukungan dari atasan dan semua pihak sangat diperlukan agar lebih efektif.

Menurut Mangkunegara4)(2001 : 117), kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak

menyokong diri pegawai yang

berhubungan dengan pekerjaannya

maupun dengan kondisi

dirinya.Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah, atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis

pekerjaan, struktur organisasi

perusahaan dan mutu pengawasan. PT. Arista Jatiwangi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan otomotif tepatnya sepeda motor merek Yamaha. Bagi PT. Arista Jatiwangi faktor karyawan merupakan

sarana utama demi kelancaran

perusahaan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan, perusahaan

menginginkan agar para karyawannya mempunyai semangat kerja yang tinggi dan pada akhirnya akan bermuara pada perubahan.

Kepemimpinan yang ada di PT. Arista Jatiwangi menunjukkan hal positif antara lain, pemimpin suka terjun langsung kelapangan untuk melihat karyawannya bekerja, disamping itu

setiap hari sebelum karyawan

melakukan pekerjaannya pemimpin selalu memberikan pengarahan dan motivasi kepada karyawannya untuk bekerja lebih baik lagi dari sebelumnya. Selain itu karyawan juga merasa puas dan senang karena pemimpin mau mendengarkan saran maupun kritikan dari bawahannya sehingga dapat terciptanya rasa aman dalam bekerja.

Untuk itu pemimpin selalu berusaha menjadi motivator yang handal

sehingga bawahannya mempunyai

semangat kerja yang tinggi. Tanpa diawasi oleh pemimpin, karyawan yang memiliki komitmen tinggi terhadap perusahaan akan bekerja seefektif dan seefisien mungkin tanpa memikirkan berapa banyak waktu yang dihabiskan

untuk perusahaan dan tanpa

mempermasalahkan berapa uang lembur yang akan diterima. Ketika para karyawan mempunyai semangat kerja yang tinggi ini berarti bahwa karyawan sudah merasa puas dengan pendekatan yang dilakukan oleh pemimpin.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, penelitian

(4)

’PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJAKARYAWAN PADA PT. ARISTA JATIWANGI”

Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan suatu permasalahan yaitu :

1. Bagaimana gaya kepemimpinan

transformasional yang di terapkan pada PT. AristaJatiwangi.

2. Bagaimana motivasi kerja yang di terapkan pada PT. Arista Jatiwangi. 3. Bagaimana kepuasan kerja karyawan

pada PT. Arista Jatiwangi.

4. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Arista Jatiwangi.

5. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Arista Jatiwangi. 6. Seberapa besar pengaruh gaya

kepemimpinan transformasional dan motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. AristaJatiwangi.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gaya

kepemimpinan transformasional

yang di terapkan pada PT.

AristaJatiwangi.

2. Untuk mengetahui motivasi kerja yang di terapkan padaPT. Arista Jatiwangi.

3. Untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan pada PT. Arista Jatiwangi. 4. Untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh gaya kepemimpinan

transformasional terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Arista Jatiwangi.

5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Arista Jatiwangi.

6. Untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh gaya kepemimpinan

tranformasional dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. AristaJatiwangi.

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan

Dilihat dari sudut manajemen,

seorang pemimpin harus mampu

menetapkan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi atau perusahaan. Dari kenyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa peran seorang pemimpin dalam maju mundurnya organisasi atau perusahaan sangatlah besar. Tanpa

adanya suatu manajemen dan

kepemimpinan yang baik dan aspiratif, upaya perubahan dan optimalisasi

pencapaian kinerja dan tujuan

organisasi akan sulit dicapai dan mungkin saja tidak menghasilkan apapun.

Menurut Warren Bennis dalam Hadari Nawawi2)(2003 : 15) Peran pemimpin dalam organisasi maka kewajiban utama bagi setiap pemimpin adalah :

1. Mampu membuat setiap

bawahannya sebagai anggota

organiasi merasa penting dalam aktivitas organisasi.

2. Mampu memotivasi setiap

bawahannya untuk terus mau belajar

dan mengembangkan

kompetensinya.

3. Mampu membantu setiap

bawahannya agar merasa menjadi bagian dari organisasi sebagai satu kesatuan.

4. Mampu membangkitkan semangat kerja setiap bawahannya.

(5)

ditentukan sangat tergantung dengan pemimpin. Agar kepemimpinan efektif, pemimpin harus dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan keadaan dan situasi yang dihadapi organisasi.

Hadari Nawawi2) (2003 : 26)berpendapat bahwa kepemimpinan

adalah kemampuan/kecerdasan

mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan bersama. Jadi dapat disimpulkan Kepemimpinan adalah kekuatan yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi orang lain guna mengikuti kehendaknya

sesuai dengan apa yang ia

kehendakinya.

Gaya Kepemimpinan

Menurut Hadari Nawawi2) (2003 : 115) Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih dan

dipergunakan pemimpin dalam

mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap,

dan perilaku para anggota

organisasi/bawahan.

Gaya Kepemimpinan

Transformasional

Menurut Hadari Nawawi2) (2003

: 168)Gaya kepemimpinan

Transformasional, yaitu gaya

kepemimpinan yang mampu

mendatangkan perubahan di dalam diri setiap individu yang terlibat dan/atau bagi seluruh organisasi untuk mencapai kinerja yang semakin tinggi.

Jadi dapat disimpulkan

Kepemimpinan transformasional adalah pada prinsipnya memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari pada yang biasa dilakukan, dengan kata lain dapat

meningkatkan kepercayaan atau

keyakinan diri bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja.

Dimensi Gaya Kepemimpinan Transformasional

Hadari Nawawi2)(2003 :

166)berpendapat seorang pemimpin dapat mentransformasikan bawahannya melalui empat dimensi yang terdiri dari : 1. Pengaruh Idealisme. Kepemimpinan

ini cenderung karismatik,

mempunyai perumusan visi dan misi

secara jelas, menanamkan

kebanggaan pada organisasi, serta

mendapat dukungan dan

kepercayaan dari bawahan. Adapun indikator pengaruh idealisme dalam penelitian ini adalah, rasa hormat,

kebanggaan, kepercayaan dan

pencapaian tujuan.

2. Motivasi Inspirasional,

mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menggunakan lambang dan slogan untuk memfokuskan usaha, memberikan dorongan dan arti terhadap apa yang perlu dilakukan.

Adapun indikator motivasi

inspirasional dalam penelitian ini adalah : memotivasi bawahan,

penggunaan simbol, dan

Kemampuan

3. Stimulasi Intelektual. Pemimpin

menggalakan penggunaan

kecerdasan bagi bawahan untuk lebih kreatif dan mengeluarkan

ide-idenya, melakukan pemecahan

masalah secara teliti. Adapun indikator stimulasi intelektual dalam penelitian ini adalah memunculkan ide baru dan penyelesaian masalah 4. Konsiderasi Individual. Pemimpin

mampu mempertimbangkan

(6)

Motivasi Kerja

Menurut Hezberg dalam

Hasibuan3)(2006: 136)mendefinisikan bahwa motivasi adalah: “Serangkaian

sikap dan nilai-nilai yang

mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan hal yang inivisible yang

memberikan kekuatan untuk

mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai suatu tujuan, sehingga dengan adanya suatu tujuan tersebut maka perusahaan atau organisasi dapat mencapai target sesuai dengan apa yang diharapkannya.”

Menurut Handoko4) (1996:87) mendefinisikan bahwa motivasi adalah: “Keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan”

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah semangat atau dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan yang dapat berpengaruh positif

dalam mencapai kinerja ataupun

kepuasan kerja.

Dimensi Motivasi Kerja.

Menurut teori Hezberg dalam

Hasibuan3) (2007: 159) adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan akan prestasi (promosi jabatan)

2. Kebutuhan akan pengakuan

(penghargaan)

3. Pekerjaan itu sendiri (pekerjaan sesuai keahlian)

4. Tanggung jawab (melaksanakan pekerjaan tepat waktu)

5. Kebutuhan untuk berkembamg

(pendidikan dan pelatihan)

Kepuasan Kerja

Menurut Mangkunegara5)(2001 : 117), kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak

menyokong diri pegawai yang

berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah, atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan dan mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.

Handoko7) (2008: 193)

mengemukakan bahwa kepuasan kerja

adalah keadaan emosional yang

menyenangkan atau tidak

menyenangkan dengan mana para

karyawan memandang pekerjaan

mereka. Kepuasan kerja mencerminkan

perasaan seseorang terhadap

pekerjaannya.

Jadi Kepuasan kerja

mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya yang dapat dilihat dari sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.

Kepuasan kerja menunjukkan

kesesuaian antara harapan seseorang

yang timbul dan imbalan yang

disediakan pekerjaan.

Kepuasan adalah bagian dari proses motivasi. Jadi kepuasan adalah konsekuensi dari imbalan dan hukuman yang dihubungkan dengan prestasi kerja yang lalu. Secara umum kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap

pekerjaannya dengan

(7)

yang bermacam-macam. Aspek yang

berhubungan dengan pekerjaan

diantaranya seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan karyawan lainnya, penempatan kerja, jenis

pekerjaan, struktur organisasi

perusahaan dan mutu pengawasan.

Dimensi Kepuasan Kerja

Anwar Prabu Mangkunegara5) (2001 : 126) mengidentifikasi lima dimensi yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu :

1. Sikap karyawan terhadap pekerjaan itu sendiri (Work It self), yaitu pekerjaan yang dilakukan karyawan yang memiliki elemen kepuasan. 2. Pergantian Karyawan (turnover)

yaitu perusahaan setiap hari melakukan pergantian karyawan. 3. Kemangkiran (absenteeism) yaitu

tingkat kehadiran atau absensi seorang karyawan.

4. Rekan kerja (Coworkers) adalah seorang karyawan dapat merasakan

rekan kerjanya sangat

menyenangkan atau tidak

menyenangkan.

5. Gaji/Upah (Pay) merupakan jumlah bayaran yang diterima karyawan sebagai akibat dari pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.

Kerangka Pemikiran

Dalam usaha mencapai suatu tujuan perusahaan harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Tujuan perusahaan tidak akan tercapai tanpa adanya kerja sama yang baik antara karyawan, maju mundurnya suatu perusahaan sangat berpengaruh oleh kepemimpinan. Kepemimpinan tidak dipungkiri, merupakan salah satu faktor

determinan keberhasilan suatu

organisasi dalam mencapai tujuannya.

Sukses tidaknya organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sangat tergantung dengan pemimpin. Agar kepemimpinan efektif, pemimpin

harus dapat menggunakan gaya

kepemimpinan yang sesuai dengan keadaan dan situasi yang dihadapi organisasi.

Hadari Nawawi2) (2003 : 26)

berpendapat bahwa kepemimpinan

adalah kemampuan/kecerdasan

mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.

Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang dapat dibedakan satu sama lain dari tingkat partisipasinya dalam proses pengambilan keputusan, untuk lebih memahami tentang teori

kepemimpinan serta bagaimana

kepemimpinan yang efektif, penulis

telah membagi bahasan tentang

kepemimpinan berdasarkan gaya

kepemimpinannya yaitu kepemimpinan transformasional.

Hadari Nawawi2) (2003 : 115) berpendapat Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih dan

dipergunakan pemimpin dalam

mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap,

dan perilaku para anggota

organisasi/bawahan.

Adapun menurut Hadari

Nawawi2) (2003 : 168) gaya

kepemimpinan Transformasional, yaitu

gaya kepemimpinan yang mampu

mendatangkan perubahan di dalam diri setiap individu yang terlibat dan/atau bagi seluruh organisasi untuk mencapai kinerja yang semakin tinggi. Hadari Nawawi2) (2003 : 166) berpendapat

seorang pemimpin dapat

mentransformasikan bawahannya

melalui empat dimensi yang terdiri dari 1. Pengaruh Idealisme.

(8)

4. Konsiderasi Individual.

Seorang pemimpin yang baik harus dapat memberikan motivasi agar dapat mencapai produktivitas kerja dan kepuasan kerja bawahannya. Dengan adanya motivasi dari atasan para karyawan akan terangsang untuk mampu bekerja lebih baik lagi dari sebelumnya.

Menurut Hezberg dalam

Hasibuan3) (2007: 136) mendefinisikan

bahwa motivasi kerja adalah:

“Serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan hal yang inivisible yang

memberikan kekuatan untuk

mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai suatu tujuan, sehingga dengan adanya suatu tujuan tersebut maka perusahaan atau organisasi dapat mencapai target sesuai dengan apa yang diharapkannya”

Dimensi motivasi kerja menurut Hezberg dalam Hasibuan3)(2007 : 159) adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan akan prestasi (promosi jabatan)

2. Kebutuhan akan pengakuan

(penghargaan)

3. Pekerjaan itu sendiri (pekerjaan sesuai keahlian)

4. Tanggung jawab (melaksanakan pekerjaan tepat waktu)

5. Kebutuhan untuk berkembamg

(pendidikan dan pelatihan)

Gaya kepemimpinan dari

seorang pemimpin perusahaan bisa diketahui salah satunya dengan cara pengambilan keputusan yang dilakukan, kedekatan hubungan antara pemimpin dengan pekerja baik saat bekerja dalam perusahaan maupun di luar itu.

Pemberian motivasi kerja yang

dilakukan oleh pemimpin, dapat mengacu padapeningkatan kepuasan kerja karyawan.

Keith Davis, 1985 dalam Anwar Prabu5)(2001 : 117)Kepuasan kerja adalah suasana psikologis tentang perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap pekerjaan mereka. Secara umum kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap

pekerjaannya dengan

menggeneralisasikan sikap-sikap yang didasarkan pada aspek-aspek pekerjaan yang bermacam-macam.

Anwar Prabu5) (2001:126) mengidentifikasi lima dimensi yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu : 1. Sikap karyawan terhadap pekerjaan

itu sendiri(Work It self)

2. Pergantian karyawan(turnover)

3. Kemangkiran(absenteesm)

4. Promosi(Promotion)

5. Gaji/Upah(Pay)

Dari penjelasan kerangka pemikiran diatas, maka penulis dapat memberikan suatu gambaran yang singkat, yaitu dapat dilihat dalam bagan dibawah ini :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Motivasi

Kerja Kepemimpinan

Gaya Kepemimpinan Transformasional

(9)

H1

H3

H2

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian Hipotesis

MenurutSugiono8) (2008:93) hipotesismerupakanjawabansementarate rhadaprumusanmasalahpenelitian.Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1: Adanya pengaruh gaya

kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja.

H2: Adanya pengaruh motivasi

terhadap kepuasan kerja.

H3 : Adanya pengaruh gaya

kepemimpinan transformasional dan motivasiterhadap kepuasan kerja.

III. METODE PENELITIAN

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif verifikatif. Dengan

menggunakan metode penelitian ini

akan di ketahui hubungan

yangsignifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan simpulan

yang akanmemperjelas gambaran

mengenai objek yang diteliti.

Adapun yang menjadi variabel independen (variabel X1) adalah Gaya

Kepemimpinan Transformasional dan

(variabel X2) adalah Gaya

Kepemimpinan Transaksional,

sedangkan variabel dependen (variabel Y) dalam penelitian ini adalah Kepuasan Kerja.Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan PT. Arista Jatiwangi yang berjumlah 50 orang.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Adapun prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Dokumentasi, Studi

Kepustakaan, Wawancara dan

Kuesioner.

Sedangkan menurut Sugiyono9) (2010:231) untuk menganalisis data digunakan korelasi berganda.Korelasi ganda (multiple correlation) merupakan angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2010 : 231)9).Menurut Riduwan10) (2009 : 139) untuk mengetahui seberapa besar variabel Y

dipengaruhi oleh variabel

X,menggunakan analisis Koefisien Determinasi. Uji hipótesis menggunakan statistik Uji t dan Uji F dengan menggunakan program SPSS 16.0.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskriptif

GayaKepemimpinan

Transformasional, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerjapada PT. Arista Jatiwangi Nawawi 2003 : 166

(10)

Gaya Kepemimpinan

Transformasional yang ada di

lingkungan PT. Arista Jatiwangi sudah baik, hal iniberdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan dengan

menyebarkan kuisioner kepada 47 responden, maka Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan 4 dimensi dan 12 indikator memiliki total sebesar 2359 berada pada kategori baik.

Motivasi Kerja yang ada di lingkungan PT. Arista Jatiwangi sudah baik, hal ini berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan dengan

menyebarkan kuisioner kepada 47 responden, maka Motivasi Kerja dengan 5 dimensi dan 5 indikator memiliki total skor sebesar 986 berada pada kategori baik.

Kepuasan Kerja Karyawan yang ada dilingkungan PT. Arista Jatiwangi sudah baik, hal ini berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada 47 responden, maka Kepuasan Kerja Karyawan dengan 5 dimensi dan 5 indikator memiliki total skor sebesar 979 berada pada kategori baik.

Analisis Verifikatif

1. Analisis Korelasi Berganda

Analisis korelasi digunakan untuk menguji tentang ada tidaknya hubungan antar variabel independen terhadap variabel dependen

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 47 47 47

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 47 47 47

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 47 47 47

**Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil pengujiaan korelasi antara Gaya Kepemimpinan Transformasional

dengan Kepuasan Kerja Karyawan

diperoleh nilai sebesar0,980. Besarnya hubungan tersebut adalah positif, sifat korelasi positif menunjukan semakin

tinggi Gaya Kepemimpinan

Transformasional maka akan semakin

tinggi Kepuasan Kerja Karyawan,

sebaliknya semakin rendah Gaya

Kepemimpinan Transformasional maka semakin rendah juga Kepuasan Kerja Karyawan. Berdasarkaninterprestasi koefisien korelasi, maka tingkat koefisien korelasi Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan pada PT. Arista

Jatiwangidikategorikan sangat kuat. Hasil korelasiMotivasi terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan

diperolehnilai sebesar 0,971. Besarnya hubungan tersebut adalah positif, yang menunjukan semakin tinggi Motivasi Kerja maka semakin tinggi Kepuasan Kerja Karyawan, sebaliknya semakin rendah Motivasi maka semakin rendah

juga Kepuasan Kerja Karyawan.

Berdasarkan interprestasi koefisien korelasi, maka tingkat koefisien korelasi Motivasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Arista Jatiwangi dikategorikan sangat kuat.

Nilai R menunjukkan korelasi ganda variabel X dan variabel X

dengan variabel Y.Dengan demikian, nilai R sebesar 0,982 menunjukan

bahwa terdapat hubungan Gaya

Kepemimpinan Transformasional dan

Motivasidengan Kepuasan Kerja

menunjukan interprestasi koefisien

korelasi antara variabel Gaya

Kepemimpinan dan Motivasiterhadap Kepuasan Kerja Karyawan berkategori sangat kuat.

2. Koefisien Determinasi (KD)

(11)

x 100% = 45,56 (R Square) Dengan demikian dapat diketahui besarnya

pengaruh Gaya Kepemimpinan

Transformasional terhadap Kepuasan Kerja Karyawan adalah 45,56% sisanya 54,44% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel yang diteliti.

Pengaruh Motivasi Kerja

terhadap Kepuasan Kerja Karyawan diperoleh nilai Ra sebesar (0,312)² x 100% = 9,73% (R Square) Dengan demikian dapat diketahui besarnya pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan adalah 9,73% sisanya 90,27% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel yang diteliti.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS, diperoleh nilai Ra sebesar 0,2062 atau 20,62% menunjukan

bahwa besarnya sumbangan atau

kontribusi variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Arista Jatiwangi adalah 20,62% sisanya 79,38% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel yang diteliti.

Uji Hipotesis Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabelX )atauX

berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.

1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasioal terhadap

tant) ,590 1,468 ,402 ,690

GKT ,676 ,133 ,675 5,098 ,000

MK ,312 ,132 ,312 2,361 ,023

a. Dependent Variable: KK

Sumber : Data Kuisioner yang telah diolah dengan menggunakan SPSS20.

Dari tabel 4.2 di atas dapat diperoleh nilai t hitung sebesar 5,098, sedangkan nilai ttabel pada taraf

signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df (n-2 atau47-2=45) adalah sebesar 1,679. Dikarenakan t hitung> t tabel

(5,098>1,679), maka H0 dalam

penelitian ini tidak diterima dan Ha

diterima, yang artinya Gaya

Kepemimpinan Transformasional

berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan.Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa hipotesis penelitian dapat dibuktikan kebenarannya.

2. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan KerjaKaryawan

Dari tabel 4.34 di atas dapat diperoleh nilai t hitung sebesar 2,361,

sedangkan nilai t tabel pada taraf

signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df (n-2 atau47-2= 45) adalah sebesar 1,679.Dikarenakan t hitung> t tabel

(2,361>1,679), maka H0 dalam

penelitian ini tidak diterima dan Ha diterima, yang artinya Motivasi berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan.Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa hipotesis penelitian dapat dibuktikan kebenarannya.

Uji F

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat maka dilakukan uji F

Tabel 4.3

Residual 166,482 44 3,784

Total 4628,444 46

a. Dependent Variable: KK b. Predictors: (Constant), MK, GKT

Dari perhitungan uji F dengan menggunakan SPSS 20, dengan nilai probabilitas (Sig) = 0,000, sedangkan nilai Ftabelpada taraf signifikansi 5% (df

(12)

sebesar 3,209, dandiperoleh nilai Fhitung

sebesar 589,632 lebih besar dari nilai Ftabel sebesar 3,209 pada tingkat

signifikansi 0,000 lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05 (0,000 < 0,05).Dikarenakan Fhitung>Ftabel

(589,632> 3,209), maka H0 dalam

penelitian ini tidak diterima dan Ha

diterima, yang artinya Gaya

Kepemimpinan danMotivasikerja

berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan.Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini dapat dibuktikan kebenarannya.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka variabel Gaya Kepemimpinan Transformsional dan variabel Motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan.

Pembahasan

Gaya Kepemimpinan

Transformasional, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja di PT. Arista Jatiwangi

Gaya Kepemimpinan

Transformasional yang ada di PT. Arista Jatiwangi sudah baik,dengan indikator

Rasa Hormat, Kepercayaan,

Kebanggaan, Pencapaian Tujuan,

Memotivasi Bawahan, Penggunaan

Simbol, Kemampuan, Memunculkan Ide Baru, Penyelesaian Masalah, Perhatian,

Penghargaan, Penasehat Melalui

Interaksi Personal dengan total sebesar 2359 berada pada kategori baik.

Motivasi Kerja yang ada di lingkungan PT. Arista Jatiwangi sudah baik,dengan indikator Promosi Jabatan,

Penghargaan, Pekerjaan sesuai

Keahlian, Melaksanakan Pekerjaan

Tepat Waktu, Pendidikan dan

Pelatihandengan total skor sebesar 986 berada pada kategori baik.

Kepuasan Kerja Karyawan yang ada dilingkungan PT. Arista Jatiwangi sudah baik,dengan indikator Pekerjaan

Itu Sendiri, Pergantian Karyawan, Kemangkiran Kerja, Kesempatan Naik Jabatan, Gaji/Upah yang Diterima dengan total skor 979 berada pada kategori baik.

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Arista Jatiwangi

Gaya Kepemimpinan

Transformasional dengan kepuasan kerja memiliki hubungan positif sebesar 0,980 dengan tingkat hubungan sangat kuat artinya gaya kepemimpinan transformasional yang baik sangat bepengaruh terhadap kepuasan kerja yang dihasilkan. Sedangkan untuk

koefisien determinasinya yaitu

45.56%sisanya 54,44% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti.

Berdasarkan hasilperhitungan uji t diperoleh nilai thitungsebesar 5,098 dan

ttabel sebesar 1,679. Dengan demikian

thitung> ttabel ( 5,098 > 1,679) sehingga

disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan tranformasional berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini mendukung penelitian Qusnul Fatimah11) pada tahun 2007 dengan judul penelitian pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan motivasi terhadap kepuasan kerja yang menyatakan secara parsial bahwa terdapat hubungan positif antara variabel gaya kepemimpinan transformasional terhadap variabel kepuasan kerja.

Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Arista Jatiwangi

Motivasi kerja dengan kepuasan kerja memiliki hubungan positif sebesar 0,971 dengan tingkat hubungan sangat kuat artinya motivasi kerja sangat

bepengaruh terhadap

(13)

90,27% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti.

Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh nilai thitung sebesar 2,361

dan ttabel sebesar 1,679. Dengan

demikian thitung> ttabel ( 2,361> 1,679)

sehingga penulis menyimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini mendukung penelitian Qusnul Fatimah11) yang menyatakan secara parsial bahwa terdapat hubungan positif antara variabel motivasi kerja terhadap variabel kepuasan kerja. Sehingga hipotesis dari penelitian ini bisa dibuktikan kebenarannya.

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Arista Jatiwangi

Nilai R menunjukan korelasi ganda variabel X dan variabel X dengan variabel Y.Nilai R sebesar 0,982 menunjukan bahwa terdapat hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Motivasidengan Kepuasan Kerja menunjukkan interprestasi koefisien

korelasi antara variabel Gaya

Kepemimpinan dan Motivasiterhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Arista Jatiwangi berkategori sangat kuat. Hasilperhitungan secara simultan dengan menggunakan uji F, diperoleh Fhitung sebesar 589,632 dan Ftabel 3,209.

Dengan demikian Fhitung> Ftabel(589,632

> 3,209) Sedangkan untuk koefisien determinasinya yaitu 20,62%. Artinya

pengaruh Gaya Kepemimpinan

Transformasional dan Motivasi terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan adalah

20,62% sisanya 79,38% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti.Hal ini juga diperkuat

berdasarkan penelitian Qusnul

Fatimah11) tahun 2007 yang menyatakan secara parsial bahwa terdapat pengaruh

positif antara variabel gaya

kepemimpinan transformasional

terhadap variabel kepuasan kerja.

V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tanggapan respondenterhadap Gaya

Kepemimpinan Transformasional berada dalam kategori baik., demikian juga tanggapan responden terhadap Motivasi berada dalam kategori baik, serta tanggapan reponden terhadap Kepuasan Kerja Karyawan berada dalam kategori baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa

Gaya Kepemimpinan

Transformasional, Motivasi serta Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Arista Jatiwangi telah dinilai baik oleh para karyawannya.

2. Hasil penelitian secara parsial dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja karyawan, motivasi terhadap kepuasan kerja

karyawan PT. Arista

Jatiwangi.Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa hipotesis

penelitian ini dapat dibuktikan kebenarannya.

3. Hasil penelitian secara simultan dinyataan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan transformasional dan motivasi terhadap kepuasan kerja

karyawan.Secara simultan

sumbangan efektif diberikan variabel

gaya kepemimpinan

(14)

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut :

1. PT. Arista Jatiwangi diharapkan memberikan input atau masukan

mengenai Gaya Kepemimpinan

Transformasional yang baik dapat memacu karyawan untuk bekerja lebih baik lagi dari sebelumnya,dan Motivasi kerja akan menjadi sangat penting bagi peningkatan kinerja

karyawan, sehingga dapat

menghasilkan kepuasan kerja karyawan.

2. Di harapkan perusahaan dapat

memberikan informasi tambahan

tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Seperti : tentang kelayakan gaji yang diterima atau kesempatan naik jabatan.

3. Bagi pihak-pihak terkait,

diharapkan penelitian ini

(15)

DAFTAR PUSTAKA

1. Malayu, Hasibuan, S.P. 2003.Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah.Penerbit Jakarta : PT Toko Gunung Agung.

2. Hadari, Nawawi 2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Penerbit Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

3. Hezberg dalam Malayu S.P. Hasibuan, 2007 Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi. Revisi, Jakarta: PT. Bumi Aksara

4. Handoko, T. Hani. 1996.Manajemen. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE

5. A.P Mangkunegara 2001.Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Bandung

6. Malayu, Hasibuan, S.P. 2006.Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah.Penerbit Jakarta : PT Toko Gunung Agung

7. Handoko, T. Hani. 2008.Manajemen. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.

8. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keduabelas 2008. Penerbit Alfabeta, Bandung.

9. Sugiyono. 2010.Statistika untuk Penelitian. Penerbit : Alfabeta, Bandung

10. Riduwan. 2009. Metode & Teknik Menyusun Tesis. Cetakan ke-7. Bandung: Alfabeta

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Tabel 4.1nilai R sebesar 0,982 menunjukan

Referensi

Dokumen terkait

Presiden tentang Pembubaran Dewan Riset Nasional, Dewan Ketahanan Pangan, Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura, Badan Standardisasi dan Akreditasi

 Merupakan pernyataan singkat dalam bentuk kalimat yang jelas dan tidak ambigu mengenai keseluruhan tujuan proyek penelitian Anda..  Setelah selesai merevisi tujuan

[r]

Peningkatan pemakaian rodagigi cacing seperti gambar 2.15, dibatasi pada nilai i antara 1 sampai dengan 5, karena dengan ini bisa digunakan untuk mentransmisikan daya yang

pada pemancar FM standar buatan pabrik biasanya dilengkapi dengan fasilitas masukan untuk SCA. Spektrum frekuensi Broadcast FM stereo dan pita teledata [1].. SCA

Sedangkan harga emas, inflasi, GDP, BI Rate , kurs Dollar, dan kurs Euro tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham sektor perdagangan, jasa, dan investasi

design, was only partially supported as the findings stated that clear explanation, direction about the website, atmosphere of the store, and advertisement were not really

Ketika melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber, peneliti menggunakan berbagai macam teknik seperti wawancara, observassi dan dokumentasi (triangulasi