PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN
KERJAKARYAWAN PADA PT. ARISTA JATIWANGI
Oleh :
R. NENY KUSUMADEWI*) Email : rd.nenykusumadewi@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan tranformasional dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Arista Jatiwangi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Arista Jatiwangi yang berjumlah 50 orang.Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dokumentasi, Studi Kepustakaan, Wawancara dan Kuesioner.Alat analisis data menggunakan korelasi berganda, koefisien determinasi, uji hipótesis menggunakan statistik Uji t dan Uji F.
Hasil penelitian ini adalah : (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Arista Jatiwangi, (2) terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Arista Jatiwangi, (3) secara simultan terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Arista Jatiwangi.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini dapat dibuktikan kebenarannya.
Kata kunci:gaya kepemimpinan transformasional, motivasi dan kepuasan kerja
*)
I. PENDAHULUAN Latar Belakang
Era globalisasi yang diiringi pertumbuhan ekonomi dan teknologi menuntut dunia usaha mengantisipasi perkembangan yang pesat dengan munculnya berbagai perusahaan yang menciptakan berbagai jenis produk maupun jasa guna memenuhi kebutuhan,
pada satu sisi mencerminkan
kesejahteraan masyarakat tetapi disisi lain perkembangan ini menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha. Perusahaan dewasa ini dihadapkan pada tuntutan untuk bekerja secara efisien, efektif dan tanggap baik dalam upaya mempertahankan pasar
maupun untuk mengungguli
persaingan.Dalam usaha mencapai suatu tujuan perusahaan harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Tujuan perusahaan tidak akan tercapai tanpa adanya kerja sama yang baik antara karyawan.Maju mundurnya suatu perusahaan sangat bergantung pada kepemimpinan dan lingkungan kerja serta ketrampilan dari karyawan, setiap karyawan harus mempunyai semangat kerja yang tinggi dalam melaksanakan aktivitas perusahaan. Berkat adanya semangat dan kerja keras dari setiap karyawan perusahaan akan mampu mengatasi permasalahan yang di hadapi serta akan mampu mencapai tujuannya. Namun dalam prakteknya
untuk mencapai tujuan tersebut
perusahaan sering menghadapi kendala, di antaranya adalahketidakpuasan dari
para karyawannya, yang dapat
berpengaruh terhadap kinerja karyawan maupun kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Adanya perubahan lingkungan perusahaan yang semakin kompleks dan kompetitif, mensyaratkan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar tetap bertahan, sebab dalam perubahan
perusahaan baik yang terencana maupun tidak terencana, aspek yang terpenting adalah perubahan individu. Perubahan pada individu ini tidak mudah, tetapi harus melalui proses relatif lama. Pada umumnya Pemimpin dijadikan sebagai panutan oleh karyawannya, sehingga perubahan secara lebih baik harus dimulai dari tingkat yang paling atas (pemimpin) hingga ke tingkat paling
bawah. Secara umum bidang
kepemimpinan menempati posisi sentral dalam manajemen dan kepemimpinan memiliki hubungan sebab akibat dengan kinerja organisasi (Hasibuan, 2003)1).
Seorang pemimpin yang efektif harus tanggap terhadap perubahan, mampu menganalisis kekuatan dan kelemahan sumber daya manusianya
sehingga mampu memaksimalkan
kinerja organisasi dan memecahkan masalah dengan tepat.Untuk itu perusahaan membutuhkan pemimpin yang reformis dan mampu menjadi
motor penggerak perubahan
(transformation) perusahaan. Kepemimpinan
transformasional meliputi
pengembangan hubungan yang lebih
dekat antara pemimpin dengan
pengikutnya, bukan hanya sekedar sebuah perjanjian tetapi lebih didasarkan kepada kepercayaan dan komitmen dalamsuatuorganisasidalammencapaituj uanorganisasi yang telahdirencanakan.
Menurut Hadari Nawawi2)(2003 : 115)Gaya kepemimpinan adalah ‘’perilaku atau cara yang dipilih dan
dipergunakan pemimpin dalam
mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap,
dan perilaku para anggota
organisasi/bawahan. Kepemimpinan
transformasional pada prinsipnya memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari apa yang biasa dilakukan, dengan kata lain dapat
meningkatkan kepercayaan atau
berpengaruh terhadap peningkatan kerja.’’
Untukmenunjangkeberhasilan manajemendibutuhkanseorangpemi mpin yang dapat melaksanakan tugas
dan fungsi manajemen.
Seorangpemimpin yang baik harus dapat memberikan motivasi agar dapat mencapaiproduktivitas kerja dan kepuasan kerja bawahannya.
Menurut Hezberg dalam
Hasibuan3) (2007: 136)mendefinisikan bahwa motivasi adalah:“Serangkaian
sikap dan nilai-nilai yang
mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan hal yang inivisible yang
memberikan kekuatan untuk
mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai suatu tujuan, sehingga dengan adanya suatu tujuan tersebut maka perusahaan atau organisasi dapat mencapai target sesuai dengan apa yang diharapkannya.”
Faktor kritis yang berkaitan dengan keberhasilan jangka panjang organisasi adalah bagaimana kemampuan perusahaan mengukur seberapa baik karyawan bekerja dan menggunakan informasi. Penilaian kerja dapat membantu menumbuhkan motivasi dan peningkatan mutu karyawan, maka dukungan dari atasan dan semua pihak sangat diperlukan agar lebih efektif.
Menurut Mangkunegara4)(2001 : 117), kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak
menyokong diri pegawai yang
berhubungan dengan pekerjaannya
maupun dengan kondisi
dirinya.Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah, atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis
pekerjaan, struktur organisasi
perusahaan dan mutu pengawasan. PT. Arista Jatiwangi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan otomotif tepatnya sepeda motor merek Yamaha. Bagi PT. Arista Jatiwangi faktor karyawan merupakan
sarana utama demi kelancaran
perusahaan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, perusahaan
menginginkan agar para karyawannya mempunyai semangat kerja yang tinggi dan pada akhirnya akan bermuara pada perubahan.
Kepemimpinan yang ada di PT. Arista Jatiwangi menunjukkan hal positif antara lain, pemimpin suka terjun langsung kelapangan untuk melihat karyawannya bekerja, disamping itu
setiap hari sebelum karyawan
melakukan pekerjaannya pemimpin selalu memberikan pengarahan dan motivasi kepada karyawannya untuk bekerja lebih baik lagi dari sebelumnya. Selain itu karyawan juga merasa puas dan senang karena pemimpin mau mendengarkan saran maupun kritikan dari bawahannya sehingga dapat terciptanya rasa aman dalam bekerja.
Untuk itu pemimpin selalu berusaha menjadi motivator yang handal
sehingga bawahannya mempunyai
semangat kerja yang tinggi. Tanpa diawasi oleh pemimpin, karyawan yang memiliki komitmen tinggi terhadap perusahaan akan bekerja seefektif dan seefisien mungkin tanpa memikirkan berapa banyak waktu yang dihabiskan
untuk perusahaan dan tanpa
mempermasalahkan berapa uang lembur yang akan diterima. Ketika para karyawan mempunyai semangat kerja yang tinggi ini berarti bahwa karyawan sudah merasa puas dengan pendekatan yang dilakukan oleh pemimpin.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, penelitian
‘’PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJAKARYAWAN PADA PT. ARISTA JATIWANGI”
Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan suatu permasalahan yaitu :
1. Bagaimana gaya kepemimpinan
transformasional yang di terapkan pada PT. AristaJatiwangi.
2. Bagaimana motivasi kerja yang di terapkan pada PT. Arista Jatiwangi. 3. Bagaimana kepuasan kerja karyawan
pada PT. Arista Jatiwangi.
4. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Arista Jatiwangi.
5. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Arista Jatiwangi. 6. Seberapa besar pengaruh gaya
kepemimpinan transformasional dan motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. AristaJatiwangi.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gaya
kepemimpinan transformasional
yang di terapkan pada PT.
AristaJatiwangi.
2. Untuk mengetahui motivasi kerja yang di terapkan padaPT. Arista Jatiwangi.
3. Untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan pada PT. Arista Jatiwangi. 4. Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh gaya kepemimpinan
transformasional terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Arista Jatiwangi.
5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Arista Jatiwangi.
6. Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh gaya kepemimpinan
tranformasional dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. AristaJatiwangi.
II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan
Dilihat dari sudut manajemen,
seorang pemimpin harus mampu
menetapkan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi atau perusahaan. Dari kenyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa peran seorang pemimpin dalam maju mundurnya organisasi atau perusahaan sangatlah besar. Tanpa
adanya suatu manajemen dan
kepemimpinan yang baik dan aspiratif, upaya perubahan dan optimalisasi
pencapaian kinerja dan tujuan
organisasi akan sulit dicapai dan mungkin saja tidak menghasilkan apapun.
Menurut Warren Bennis dalam Hadari Nawawi2)(2003 : 15) Peran pemimpin dalam organisasi maka kewajiban utama bagi setiap pemimpin adalah :
1. Mampu membuat setiap
bawahannya sebagai anggota
organiasi merasa penting dalam aktivitas organisasi.
2. Mampu memotivasi setiap
bawahannya untuk terus mau belajar
dan mengembangkan
kompetensinya.
3. Mampu membantu setiap
bawahannya agar merasa menjadi bagian dari organisasi sebagai satu kesatuan.
4. Mampu membangkitkan semangat kerja setiap bawahannya.
ditentukan sangat tergantung dengan pemimpin. Agar kepemimpinan efektif, pemimpin harus dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan keadaan dan situasi yang dihadapi organisasi.
Hadari Nawawi2) (2003 : 26)berpendapat bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan/kecerdasan
mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan bersama. Jadi dapat disimpulkan Kepemimpinan adalah kekuatan yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi orang lain guna mengikuti kehendaknya
sesuai dengan apa yang ia
kehendakinya.
Gaya Kepemimpinan
Menurut Hadari Nawawi2) (2003 : 115) Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih dan
dipergunakan pemimpin dalam
mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap,
dan perilaku para anggota
organisasi/bawahan.
Gaya Kepemimpinan
Transformasional
Menurut Hadari Nawawi2) (2003
: 168)Gaya kepemimpinan
Transformasional, yaitu gaya
kepemimpinan yang mampu
mendatangkan perubahan di dalam diri setiap individu yang terlibat dan/atau bagi seluruh organisasi untuk mencapai kinerja yang semakin tinggi.
Jadi dapat disimpulkan
Kepemimpinan transformasional adalah pada prinsipnya memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari pada yang biasa dilakukan, dengan kata lain dapat
meningkatkan kepercayaan atau
keyakinan diri bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja.
Dimensi Gaya Kepemimpinan Transformasional
Hadari Nawawi2)(2003 :
166)berpendapat seorang pemimpin dapat mentransformasikan bawahannya melalui empat dimensi yang terdiri dari : 1. Pengaruh Idealisme. Kepemimpinan
ini cenderung karismatik,
mempunyai perumusan visi dan misi
secara jelas, menanamkan
kebanggaan pada organisasi, serta
mendapat dukungan dan
kepercayaan dari bawahan. Adapun indikator pengaruh idealisme dalam penelitian ini adalah, rasa hormat,
kebanggaan, kepercayaan dan
pencapaian tujuan.
2. Motivasi Inspirasional,
mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menggunakan lambang dan slogan untuk memfokuskan usaha, memberikan dorongan dan arti terhadap apa yang perlu dilakukan.
Adapun indikator motivasi
inspirasional dalam penelitian ini adalah : memotivasi bawahan,
penggunaan simbol, dan
Kemampuan
3. Stimulasi Intelektual. Pemimpin
menggalakan penggunaan
kecerdasan bagi bawahan untuk lebih kreatif dan mengeluarkan
ide-idenya, melakukan pemecahan
masalah secara teliti. Adapun indikator stimulasi intelektual dalam penelitian ini adalah memunculkan ide baru dan penyelesaian masalah 4. Konsiderasi Individual. Pemimpin
mampu mempertimbangkan
Motivasi Kerja
Menurut Hezberg dalam
Hasibuan3)(2006: 136)mendefinisikan bahwa motivasi adalah: “Serangkaian
sikap dan nilai-nilai yang
mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan hal yang inivisible yang
memberikan kekuatan untuk
mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai suatu tujuan, sehingga dengan adanya suatu tujuan tersebut maka perusahaan atau organisasi dapat mencapai target sesuai dengan apa yang diharapkannya.”
Menurut Handoko4) (1996:87) mendefinisikan bahwa motivasi adalah: “Keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan”
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah semangat atau dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan yang dapat berpengaruh positif
dalam mencapai kinerja ataupun
kepuasan kerja.
Dimensi Motivasi Kerja.
Menurut teori Hezberg dalam
Hasibuan3) (2007: 159) adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan akan prestasi (promosi jabatan)
2. Kebutuhan akan pengakuan
(penghargaan)
3. Pekerjaan itu sendiri (pekerjaan sesuai keahlian)
4. Tanggung jawab (melaksanakan pekerjaan tepat waktu)
5. Kebutuhan untuk berkembamg
(pendidikan dan pelatihan)
Kepuasan Kerja
Menurut Mangkunegara5)(2001 : 117), kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak
menyokong diri pegawai yang
berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah, atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan dan mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
Handoko7) (2008: 193)
mengemukakan bahwa kepuasan kerja
adalah keadaan emosional yang
menyenangkan atau tidak
menyenangkan dengan mana para
karyawan memandang pekerjaan
mereka. Kepuasan kerja mencerminkan
perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya.
Jadi Kepuasan kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya yang dapat dilihat dari sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
Kepuasan kerja menunjukkan
kesesuaian antara harapan seseorang
yang timbul dan imbalan yang
disediakan pekerjaan.
Kepuasan adalah bagian dari proses motivasi. Jadi kepuasan adalah konsekuensi dari imbalan dan hukuman yang dihubungkan dengan prestasi kerja yang lalu. Secara umum kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya dengan
yang bermacam-macam. Aspek yang
berhubungan dengan pekerjaan
diantaranya seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan karyawan lainnya, penempatan kerja, jenis
pekerjaan, struktur organisasi
perusahaan dan mutu pengawasan.
Dimensi Kepuasan Kerja
Anwar Prabu Mangkunegara5) (2001 : 126) mengidentifikasi lima dimensi yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu :
1. Sikap karyawan terhadap pekerjaan itu sendiri (Work It self), yaitu pekerjaan yang dilakukan karyawan yang memiliki elemen kepuasan. 2. Pergantian Karyawan (turnover)
yaitu perusahaan setiap hari melakukan pergantian karyawan. 3. Kemangkiran (absenteeism) yaitu
tingkat kehadiran atau absensi seorang karyawan.
4. Rekan kerja (Coworkers) adalah seorang karyawan dapat merasakan
rekan kerjanya sangat
menyenangkan atau tidak
menyenangkan.
5. Gaji/Upah (Pay) merupakan jumlah bayaran yang diterima karyawan sebagai akibat dari pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
Kerangka Pemikiran
Dalam usaha mencapai suatu tujuan perusahaan harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Tujuan perusahaan tidak akan tercapai tanpa adanya kerja sama yang baik antara karyawan, maju mundurnya suatu perusahaan sangat berpengaruh oleh kepemimpinan. Kepemimpinan tidak dipungkiri, merupakan salah satu faktor
determinan keberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai tujuannya.
Sukses tidaknya organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sangat tergantung dengan pemimpin. Agar kepemimpinan efektif, pemimpin
harus dapat menggunakan gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan keadaan dan situasi yang dihadapi organisasi.
Hadari Nawawi2) (2003 : 26)
berpendapat bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan/kecerdasan
mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.
Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang dapat dibedakan satu sama lain dari tingkat partisipasinya dalam proses pengambilan keputusan, untuk lebih memahami tentang teori
kepemimpinan serta bagaimana
kepemimpinan yang efektif, penulis
telah membagi bahasan tentang
kepemimpinan berdasarkan gaya
kepemimpinannya yaitu kepemimpinan transformasional.
Hadari Nawawi2) (2003 : 115) berpendapat Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih dan
dipergunakan pemimpin dalam
mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap,
dan perilaku para anggota
organisasi/bawahan.
Adapun menurut Hadari
Nawawi2) (2003 : 168) gaya
kepemimpinan Transformasional, yaitu
gaya kepemimpinan yang mampu
mendatangkan perubahan di dalam diri setiap individu yang terlibat dan/atau bagi seluruh organisasi untuk mencapai kinerja yang semakin tinggi. Hadari Nawawi2) (2003 : 166) berpendapat
seorang pemimpin dapat
mentransformasikan bawahannya
melalui empat dimensi yang terdiri dari 1. Pengaruh Idealisme.
4. Konsiderasi Individual.
Seorang pemimpin yang baik harus dapat memberikan motivasi agar dapat mencapai produktivitas kerja dan kepuasan kerja bawahannya. Dengan adanya motivasi dari atasan para karyawan akan terangsang untuk mampu bekerja lebih baik lagi dari sebelumnya.
Menurut Hezberg dalam
Hasibuan3) (2007: 136) mendefinisikan
bahwa motivasi kerja adalah:
“Serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan hal yang inivisible yang
memberikan kekuatan untuk
mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai suatu tujuan, sehingga dengan adanya suatu tujuan tersebut maka perusahaan atau organisasi dapat mencapai target sesuai dengan apa yang diharapkannya”
Dimensi motivasi kerja menurut Hezberg dalam Hasibuan3)(2007 : 159) adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan akan prestasi (promosi jabatan)
2. Kebutuhan akan pengakuan
(penghargaan)
3. Pekerjaan itu sendiri (pekerjaan sesuai keahlian)
4. Tanggung jawab (melaksanakan pekerjaan tepat waktu)
5. Kebutuhan untuk berkembamg
(pendidikan dan pelatihan)
Gaya kepemimpinan dari
seorang pemimpin perusahaan bisa diketahui salah satunya dengan cara pengambilan keputusan yang dilakukan, kedekatan hubungan antara pemimpin dengan pekerja baik saat bekerja dalam perusahaan maupun di luar itu.
Pemberian motivasi kerja yang
dilakukan oleh pemimpin, dapat mengacu padapeningkatan kepuasan kerja karyawan.
Keith Davis, 1985 dalam Anwar Prabu5)(2001 : 117)Kepuasan kerja adalah suasana psikologis tentang perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap pekerjaan mereka. Secara umum kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya dengan
menggeneralisasikan sikap-sikap yang didasarkan pada aspek-aspek pekerjaan yang bermacam-macam.
Anwar Prabu5) (2001:126) mengidentifikasi lima dimensi yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu : 1. Sikap karyawan terhadap pekerjaan
itu sendiri(Work It self)
2. Pergantian karyawan(turnover)
3. Kemangkiran(absenteesm)
4. Promosi(Promotion)
5. Gaji/Upah(Pay)
Dari penjelasan kerangka pemikiran diatas, maka penulis dapat memberikan suatu gambaran yang singkat, yaitu dapat dilihat dalam bagan dibawah ini :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Motivasi
Kerja Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan Transformasional
H1
H3
H2
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian Hipotesis
MenurutSugiono8) (2008:93) hipotesismerupakanjawabansementarate rhadaprumusanmasalahpenelitian.Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1: Adanya pengaruh gaya
kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja.
H2: Adanya pengaruh motivasi
terhadap kepuasan kerja.
H3 : Adanya pengaruh gaya
kepemimpinan transformasional dan motivasiterhadap kepuasan kerja.
III. METODE PENELITIAN
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif verifikatif. Dengan
menggunakan metode penelitian ini
akan di ketahui hubungan
yangsignifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan simpulan
yang akanmemperjelas gambaran
mengenai objek yang diteliti.
Adapun yang menjadi variabel independen (variabel X1) adalah Gaya
Kepemimpinan Transformasional dan
(variabel X2) adalah Gaya
Kepemimpinan Transaksional,
sedangkan variabel dependen (variabel Y) dalam penelitian ini adalah Kepuasan Kerja.Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan PT. Arista Jatiwangi yang berjumlah 50 orang.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Adapun prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Dokumentasi, Studi
Kepustakaan, Wawancara dan
Kuesioner.
Sedangkan menurut Sugiyono9) (2010:231) untuk menganalisis data digunakan korelasi berganda.Korelasi ganda (multiple correlation) merupakan angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2010 : 231)9).Menurut Riduwan10) (2009 : 139) untuk mengetahui seberapa besar variabel Y
dipengaruhi oleh variabel
X,menggunakan analisis Koefisien Determinasi. Uji hipótesis menggunakan statistik Uji t dan Uji F dengan menggunakan program SPSS 16.0.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskriptif
GayaKepemimpinan
Transformasional, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerjapada PT. Arista Jatiwangi Nawawi 2003 : 166
Gaya Kepemimpinan
Transformasional yang ada di
lingkungan PT. Arista Jatiwangi sudah baik, hal iniberdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan dengan
menyebarkan kuisioner kepada 47 responden, maka Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan 4 dimensi dan 12 indikator memiliki total sebesar 2359 berada pada kategori baik.
Motivasi Kerja yang ada di lingkungan PT. Arista Jatiwangi sudah baik, hal ini berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan dengan
menyebarkan kuisioner kepada 47 responden, maka Motivasi Kerja dengan 5 dimensi dan 5 indikator memiliki total skor sebesar 986 berada pada kategori baik.
Kepuasan Kerja Karyawan yang ada dilingkungan PT. Arista Jatiwangi sudah baik, hal ini berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada 47 responden, maka Kepuasan Kerja Karyawan dengan 5 dimensi dan 5 indikator memiliki total skor sebesar 979 berada pada kategori baik.
Analisis Verifikatif
1. Analisis Korelasi Berganda
Analisis korelasi digunakan untuk menguji tentang ada tidaknya hubungan antar variabel independen terhadap variabel dependen
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 47 47 47
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 47 47 47
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 47 47 47
**Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil pengujiaan korelasi antara Gaya Kepemimpinan Transformasional
dengan Kepuasan Kerja Karyawan
diperoleh nilai sebesar0,980. Besarnya hubungan tersebut adalah positif, sifat korelasi positif menunjukan semakin
tinggi Gaya Kepemimpinan
Transformasional maka akan semakin
tinggi Kepuasan Kerja Karyawan,
sebaliknya semakin rendah Gaya
Kepemimpinan Transformasional maka semakin rendah juga Kepuasan Kerja Karyawan. Berdasarkaninterprestasi koefisien korelasi, maka tingkat koefisien korelasi Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan pada PT. Arista
Jatiwangidikategorikan sangat kuat. Hasil korelasiMotivasi terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan
diperolehnilai sebesar 0,971. Besarnya hubungan tersebut adalah positif, yang menunjukan semakin tinggi Motivasi Kerja maka semakin tinggi Kepuasan Kerja Karyawan, sebaliknya semakin rendah Motivasi maka semakin rendah
juga Kepuasan Kerja Karyawan.
Berdasarkan interprestasi koefisien korelasi, maka tingkat koefisien korelasi Motivasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Arista Jatiwangi dikategorikan sangat kuat.
Nilai R menunjukkan korelasi ganda variabel X dan variabel X
dengan variabel Y.Dengan demikian, nilai R sebesar 0,982 menunjukan
bahwa terdapat hubungan Gaya
Kepemimpinan Transformasional dan
Motivasidengan Kepuasan Kerja
menunjukan interprestasi koefisien
korelasi antara variabel Gaya
Kepemimpinan dan Motivasiterhadap Kepuasan Kerja Karyawan berkategori sangat kuat.
2. Koefisien Determinasi (KD)
x 100% = 45,56 (R Square) Dengan demikian dapat diketahui besarnya
pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional terhadap Kepuasan Kerja Karyawan adalah 45,56% sisanya 54,44% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel yang diteliti.
Pengaruh Motivasi Kerja
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan diperoleh nilai Ra sebesar (0,312)² x 100% = 9,73% (R Square) Dengan demikian dapat diketahui besarnya pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan adalah 9,73% sisanya 90,27% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel yang diteliti.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS, diperoleh nilai Ra sebesar 0,2062 atau 20,62% menunjukan
bahwa besarnya sumbangan atau
kontribusi variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Arista Jatiwangi adalah 20,62% sisanya 79,38% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel yang diteliti.
Uji Hipotesis Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabelX )atauX
berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.
1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasioal terhadap
tant) ,590 1,468 ,402 ,690
GKT ,676 ,133 ,675 5,098 ,000
MK ,312 ,132 ,312 2,361 ,023
a. Dependent Variable: KK
Sumber : Data Kuisioner yang telah diolah dengan menggunakan SPSS20.
Dari tabel 4.2 di atas dapat diperoleh nilai t hitung sebesar 5,098, sedangkan nilai ttabel pada taraf
signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df (n-2 atau47-2=45) adalah sebesar 1,679. Dikarenakan t hitung> t tabel
(5,098>1,679), maka H0 dalam
penelitian ini tidak diterima dan Ha
diterima, yang artinya Gaya
Kepemimpinan Transformasional
berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan.Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian dapat dibuktikan kebenarannya.
2. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan KerjaKaryawan
Dari tabel 4.34 di atas dapat diperoleh nilai t hitung sebesar 2,361,
sedangkan nilai t tabel pada taraf
signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df (n-2 atau47-2= 45) adalah sebesar 1,679.Dikarenakan t hitung> t tabel
(2,361>1,679), maka H0 dalam
penelitian ini tidak diterima dan Ha diterima, yang artinya Motivasi berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan.Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian dapat dibuktikan kebenarannya.
Uji F
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat maka dilakukan uji F
Tabel 4.3
Residual 166,482 44 3,784
Total 4628,444 46
a. Dependent Variable: KK b. Predictors: (Constant), MK, GKT
Dari perhitungan uji F dengan menggunakan SPSS 20, dengan nilai probabilitas (Sig) = 0,000, sedangkan nilai Ftabelpada taraf signifikansi 5% (df
sebesar 3,209, dandiperoleh nilai Fhitung
sebesar 589,632 lebih besar dari nilai Ftabel sebesar 3,209 pada tingkat
signifikansi 0,000 lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05 (0,000 < 0,05).Dikarenakan Fhitung>Ftabel
(589,632> 3,209), maka H0 dalam
penelitian ini tidak diterima dan Ha
diterima, yang artinya Gaya
Kepemimpinan danMotivasikerja
berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan.Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini dapat dibuktikan kebenarannya.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka variabel Gaya Kepemimpinan Transformsional dan variabel Motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan.
Pembahasan
Gaya Kepemimpinan
Transformasional, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja di PT. Arista Jatiwangi
Gaya Kepemimpinan
Transformasional yang ada di PT. Arista Jatiwangi sudah baik,dengan indikator
Rasa Hormat, Kepercayaan,
Kebanggaan, Pencapaian Tujuan,
Memotivasi Bawahan, Penggunaan
Simbol, Kemampuan, Memunculkan Ide Baru, Penyelesaian Masalah, Perhatian,
Penghargaan, Penasehat Melalui
Interaksi Personal dengan total sebesar 2359 berada pada kategori baik.
Motivasi Kerja yang ada di lingkungan PT. Arista Jatiwangi sudah baik,dengan indikator Promosi Jabatan,
Penghargaan, Pekerjaan sesuai
Keahlian, Melaksanakan Pekerjaan
Tepat Waktu, Pendidikan dan
Pelatihandengan total skor sebesar 986 berada pada kategori baik.
Kepuasan Kerja Karyawan yang ada dilingkungan PT. Arista Jatiwangi sudah baik,dengan indikator Pekerjaan
Itu Sendiri, Pergantian Karyawan, Kemangkiran Kerja, Kesempatan Naik Jabatan, Gaji/Upah yang Diterima dengan total skor 979 berada pada kategori baik.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Arista Jatiwangi
Gaya Kepemimpinan
Transformasional dengan kepuasan kerja memiliki hubungan positif sebesar 0,980 dengan tingkat hubungan sangat kuat artinya gaya kepemimpinan transformasional yang baik sangat bepengaruh terhadap kepuasan kerja yang dihasilkan. Sedangkan untuk
koefisien determinasinya yaitu
45.56%sisanya 54,44% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti.
Berdasarkan hasilperhitungan uji t diperoleh nilai thitungsebesar 5,098 dan
ttabel sebesar 1,679. Dengan demikian
thitung> ttabel ( 5,098 > 1,679) sehingga
disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan tranformasional berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini mendukung penelitian Qusnul Fatimah11) pada tahun 2007 dengan judul penelitian pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan motivasi terhadap kepuasan kerja yang menyatakan secara parsial bahwa terdapat hubungan positif antara variabel gaya kepemimpinan transformasional terhadap variabel kepuasan kerja.
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Arista Jatiwangi
Motivasi kerja dengan kepuasan kerja memiliki hubungan positif sebesar 0,971 dengan tingkat hubungan sangat kuat artinya motivasi kerja sangat
bepengaruh terhadap
90,27% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti.
Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh nilai thitung sebesar 2,361
dan ttabel sebesar 1,679. Dengan
demikian thitung> ttabel ( 2,361> 1,679)
sehingga penulis menyimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini mendukung penelitian Qusnul Fatimah11) yang menyatakan secara parsial bahwa terdapat hubungan positif antara variabel motivasi kerja terhadap variabel kepuasan kerja. Sehingga hipotesis dari penelitian ini bisa dibuktikan kebenarannya.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Arista Jatiwangi
Nilai R menunjukan korelasi ganda variabel X dan variabel X dengan variabel Y.Nilai R sebesar 0,982 menunjukan bahwa terdapat hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Motivasidengan Kepuasan Kerja menunjukkan interprestasi koefisien
korelasi antara variabel Gaya
Kepemimpinan dan Motivasiterhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Arista Jatiwangi berkategori sangat kuat. Hasilperhitungan secara simultan dengan menggunakan uji F, diperoleh Fhitung sebesar 589,632 dan Ftabel 3,209.
Dengan demikian Fhitung> Ftabel(589,632
> 3,209) Sedangkan untuk koefisien determinasinya yaitu 20,62%. Artinya
pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional dan Motivasi terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan adalah
20,62% sisanya 79,38% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti.Hal ini juga diperkuat
berdasarkan penelitian Qusnul
Fatimah11) tahun 2007 yang menyatakan secara parsial bahwa terdapat pengaruh
positif antara variabel gaya
kepemimpinan transformasional
terhadap variabel kepuasan kerja.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tanggapan respondenterhadap Gaya
Kepemimpinan Transformasional berada dalam kategori baik., demikian juga tanggapan responden terhadap Motivasi berada dalam kategori baik, serta tanggapan reponden terhadap Kepuasan Kerja Karyawan berada dalam kategori baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Gaya Kepemimpinan
Transformasional, Motivasi serta Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Arista Jatiwangi telah dinilai baik oleh para karyawannya.
2. Hasil penelitian secara parsial dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja karyawan, motivasi terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. Arista
Jatiwangi.Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis
penelitian ini dapat dibuktikan kebenarannya.
3. Hasil penelitian secara simultan dinyataan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan transformasional dan motivasi terhadap kepuasan kerja
karyawan.Secara simultan
sumbangan efektif diberikan variabel
gaya kepemimpinan
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. PT. Arista Jatiwangi diharapkan memberikan input atau masukan
mengenai Gaya Kepemimpinan
Transformasional yang baik dapat memacu karyawan untuk bekerja lebih baik lagi dari sebelumnya,dan Motivasi kerja akan menjadi sangat penting bagi peningkatan kinerja
karyawan, sehingga dapat
menghasilkan kepuasan kerja karyawan.
2. Di harapkan perusahaan dapat
memberikan informasi tambahan
tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Seperti : tentang kelayakan gaji yang diterima atau kesempatan naik jabatan.
3. Bagi pihak-pihak terkait,
diharapkan penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
1. Malayu, Hasibuan, S.P. 2003.Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah.Penerbit Jakarta : PT Toko Gunung Agung.
2. Hadari, Nawawi 2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Penerbit Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
3. Hezberg dalam Malayu S.P. Hasibuan, 2007 Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi. Revisi, Jakarta: PT. Bumi Aksara
4. Handoko, T. Hani. 1996.Manajemen. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE
5. A.P Mangkunegara 2001.Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Bandung
6. Malayu, Hasibuan, S.P. 2006.Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah.Penerbit Jakarta : PT Toko Gunung Agung
7. Handoko, T. Hani. 2008.Manajemen. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.
8. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keduabelas 2008. Penerbit Alfabeta, Bandung.
9. Sugiyono. 2010.Statistika untuk Penelitian. Penerbit : Alfabeta, Bandung
10. Riduwan. 2009. Metode & Teknik Menyusun Tesis. Cetakan ke-7. Bandung: Alfabeta