• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN SDM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RINGKASAN PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN SDM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Created by: Indra Sakti – 201411286 (Management) | Esa Unggul University Page 1 Download other file at catatanis.wordpress.com | contact me: @is_29 (Line)

A.Competence (Kompetensi)

Kompetensi adalah kepribadian yang melekat kepada seseorang pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Faktor yang mempengaruhi kompetensi yaitu:

1. Keyakinan dan nilai-nilai

Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat mempengaruhi perilaku.

2. Keterampilan

Pengembangan keterampilan yang secara spesifik berkaitan dengan kompetensi dapat berdampak baik pada budaya organisasi dan kompetensi individual.

3. Pengalaman

Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman mengorganisasikan orang, komunikasi di hadapan kelompok, menyelesaikan masalah, dan sebagainya.

4. Karakteristik kepribadian

Kepribadian dapat memengaruhi individu dalam sejumlah kompetensi seperti dalam penyelesaian konflik.

5. Motivasi

Dengan memberikan dorongan, apresiasi memberikan pengakuan dan perhatian individual dari atasan dapat mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi bawahan

6. Isu emosional

Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Takut membuat kesalahan, menjadi malu, cenderung membatasi motivasi dan inisiatif.

7. Kemampuan intelektual

Kompetensi bergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran konseptual dan pemikiran analitis

8. Budaya organisasi

Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumber daya manusia dalam kegiatan rekruitmen karyawan, sistem penghargaan dan filosofi organisasi

Michael Zwell (dalam Wibowo, 2007:93) memberikan lima kategori kompetensi, yang terdiri dari:

1. Task achievement

Merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan kinerja baik, seperti orientasi pada hasil, mengelola kinerja dan efisiensi produksi.

2. Relationship

Merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan komunikasi dengan orang lain, seperti kerja sama dan kepedulian antar pribadi.

3. Personal attribute

(2)

Created by: Indra Sakti – 201411286 (Management) | Esa Unggul University Page 2 Download other file at catatanis.wordpress.com | contact me: @is_29 (Line)

4. Managerial

Merupakan kompetensi yang berkaitan dengan pengelolaan orang, seperti memotivasi, memberdayakan dan mengembangkan orang lain.

5. Leadership

Merupakan kompetensi yang berhubungan dengan memimpin organisasi dan orang untuk mencapai tujuan, seperti kepemimpinan visioner dan berpikir strategis,

B. Job Satisfacion (Kepuasan Kerja)

Kepuasan kerja merupakan aspek psikologis yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Menurut Veithzal Rivai (2004:480), teori kepuasan kerja yaitu:

1. Teori Ketidaksetaraan (Discrepancy Theory)

Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan

2. Teori Keadilan (Equety Theory)

Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas, tergantung pada ada atau tidak adanya keadilan dalam suatu sistem, khususnya sistem kerja.

3. Teori 2 faktor (Two Factor Theory)

Menurut teori ini kepuasan kerja dan ketidak puasan kerja itu merupakan hal yang berbeda.

Faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yaitu:

1. Faktor psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaragaan

karyawan, yang meliputi minat, ketentraman, dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan keterampilan.

2. Faktor sosial merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial

antarkaryawan maupun karyawan dengan atasan.

3. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik karyawan,

meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur dan sebagainya.

4. Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta

kesejahteraan karyawan, yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya.

C. Intellectual Capital (Modal Intelektual)

Modal intelektual adalah informasi dan pengetahuan yang diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai. Modal intelektual pada umumnya diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Human Capital (sumber daya manusia)

(3)

Created by: Indra Sakti – 201411286 (Management) | Esa Unggul University Page 3 Download other file at catatanis.wordpress.com | contact me: @is_29 (Line)

2. Structural Capital (struktur internal organisasi)

Modal organisasi merupakan kemampuan organisasi dalam memenuhi proses operasional kegiatan perusahaan.

3. Customer Capital (hubungan eksternal pasar dan pelanggan)

Modal pelanggan merupakan hubungan yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya (pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat).

Komitmen adalah kepercayaan yang kuat terhadap pencapaian tujuan organisasi yang diikuti dengan usaha. Melalui komitmen, maka kompetensi yang menjadi karakteristik mendasar dari seseorang individu akan meningkat. Dalam hal ini modal intelektual merupakan produk dari interaksi antara kompetensi dengan komitmen karena interaksi keduanya menjadikan perusahaan mencapai keunggulan kompetitif.

D.Learning Organization (Pembelajaran Organisasi)

Pembelajaran organisasi merupakan sebuah organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan secara terus menerus mentransformasi diri. Faktor yang mempengaruhi pembelajaran organisasi yaitu:

1. Budaya belajar

Budaya belajar meliputi masa depan organisasi, komitmen belajar dan belajar dari pengalaman.

2. Proses manajemen kunci

Proses manajemen kunci berupa perencanaan startegis, analisis pesaing, ukuran kinerja dan sistem penghargaan

Pembelajaran organisasi diterapkan pada suatu perusahaan melalui penerapan dimensi pembelajaran organisasi berupa membangun wawasan bersama, belajar dalam tim, berfikir sistematik, penguasaan pribadi dan model mental.

E. Knowledge Management (Manajemen Pengetahuan)

Manajemen pengetahuan adalah kumpulan perangkat, teknik, dan strategi untuk mempertahankan, menganalisis, dan meningkatkan pengertian dan pengalaman. Terdapat dua cara penerapan manajemen pengetahuan, yaitu:

1. Tacit Knowledge

Tacit knowledge adalah manajemen pengetahuan yang sulit dilihat secara kasat mata, atau bersifat personal. Pengetahuan ini biasanya tidak terlihat dalam bentuk tulisan namun dapat terukur melalui kinerja seseorang

2. Explicit Knowledge

Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis yang mudah untuk dikomunikasikan

dan dibagi. Contoh explicit knowledge adalah adanya Standard Opertional Procedure

(4)

Created by: Indra Sakti – 201411286 (Management) | Esa Unggul University Page 4 Download other file at catatanis.wordpress.com | contact me: @is_29 (Line)

Implementasi manajemen pengetahuan akan memberikan pengaruh positif terhadap proses bisnis perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung, beberapa manfaat penerapannya bagi perusahaan antara lain:

1. Penghematan waktu dan biaya

Dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur dengan baik, maka perusahaan akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk konteks yang lainnya, sehingga perusahaan akan dapat menghemat waktu dan biaya.

2. Peningkatan aset pengetahuan

Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahaan kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga setiap karyawan dapat meningkatkan kompetensinya

3. Kemampuan beradaptasi

Perusahaan akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang terjadi

4. Peningkatan produktfitas

Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang untuk proses atau produk yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari perusahaan akan meningkat.

F. Emotional Intelligent (Kecerdasan Emosi)

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai dan mengelola emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Goleman (1997) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi individu yaitu:

1. Lingkungan keluarga.

Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam mempelajari emosi. Kecerdasan emosi dapat diajarkan pada saat masih bayi melalui ekspresi. Peristiwa emosional yang terjadi pada masa anak-anak akan melekat dan menetap secara permanen hingga dewasa.

2. Lingkungan non keluarga.

Hal ini yang terkait adalah lingkungan masyarakat dan pendidikan. Kecerdasan emosi ini berkembang sejalan dengan perkembangan fisik dan mental anak.

Ciri-ciri karyawan yang memiliki kecerdasan emosi tinggi antara lain:

1. Dapat menjadi pemimpin yang baik.

Pola pikir yang positip mampu mengayomi anggotanya sehingga dia mampu menjadi pemimpin

2. Mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri.

Orang yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi dapat mengenali diri sendiri dengan baik sehingga bisa mengambil tindakan dengan cara yang baik.

3. Tahu alasan jika merasa marah.

(5)

Created by: Indra Sakti – 201411286 (Management) | Esa Unggul University Page 5 Download other file at catatanis.wordpress.com | contact me: @is_29 (Line)

4. Mampu berteman dengan banyak orang

Orang yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi dapat membuat hubungan persahabatan sehingga memiliki relasi dan teman yang banyak.

G.Performace Management (Manajemen Kinerja)

Manajemen kinerja adalah suatu proses yang dirancang untuk meningkatkan kinerja organisasi, kelompok, dan individu yang digerakkan oleh para manajer. Perbedaan manajemen kinerja dan penilaian kinerja terletak pada tujuan dari penerapannya. Penilaian kinerja, digunakan untuk mengevaluasi kinerja individu dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sedangkan tujuan manajemen kinerja untuk meningkatkan kinerja organisasi, kelompok dan individu. Tujuan manajemen kinerja bagi organisasi, manager dan individu yaitu:

1. Bagi organisasi, manajemen kinerja yaitu menyesuaikan tujuan organisasi dengan

tujuan tim dan individu, memperbaiki kinerja dan meningkatkan komitmen.

2. Bagi manajer, memperbaiki kinerja tim dan individual, membantu karyawan yang

kinerjanya rendah, digunakan untuk mengembangkan individu, mendukung kepemimpinan, proses motivasi dan pengembangan tim.

3. Bagi individu, memperjelas peran dan tujuan, mendorong dan mendukung untuk

tampil baik, membantu pengembangan kinerja.

H.Telent Management (Manajemen Talenta)

Manajemen talenta adalah serangkaian proses sumber daya manusia dalam organisasi yang dirancang untuk mengembangkan, memotivasi, dan mempertahankan produktifitas karyawan. Manfaat manajemen talenta bagi perusahaan antara lain:

1. meningkatkan penerimaan kepada pemegang saham

2. meningkatkan kepuasan pelanggan, meningkatkan profitabilitas

3. meningkatkan efisiensi biaya

4. menurunkan waktu siklus

5. menurunkan tingkat keluar-masuk karyawan.

Proses utama dalam manajemen talenta yaitu:

1. Inclusion: adalah keadaan dimana individu merasa sebagai bagian proses organisasi.

2. Engagement: adalah hubungan diantara organisasi dengan karyawan. Proses

engagement di dalam model manajemen talenta ini adalah memastikan karyawan antusias mengenai pekerjaan mereka dan mengambil langkah positif untuk meningkatkan reputasi organisasi.

3. Competencies: memastikan karyawan memiliki kompetensi yang tepat untuk bekerja

di dalam organisasi dan memenuhi tujuannya.

4. Retention: memastikan karyawan tetap bertahan di organisasi dan tidak pindah ke

(6)

Created by: Indra Sakti – 201411286 (Management) | Esa Unggul University Page 6 Download other file at catatanis.wordpress.com | contact me: @is_29 (Line)

I. Organization Culture (Budaya Organisasi)

Budaya organisasi adalah suatu sistem nilai-nilai yang dirasakan maknanya oleh seluruh orang dalam organisasi. Tahapan-tahapan pembangunan budaya organisasi dapat diidentifikasikan sebagai berikut (Nimran, 2004: 137):

1. Seseorang datang dengan ide atau gagasan tentang sebuah usaha baru

2. Pendiri membawa orang-orang kunci yang merupakan para pemikir, dan

menciptakan kelompok inti yang mempunyai visi yang sama dengan pendiri

3. Kelompok inti memulai serangkaian tindakan untuk menciptakan organisasi,

mengumpulkan dana, menentukan jenis dan tempat usaha dan lain sebagainya

4. Orang-orang lain dibawa kedalam organisasi untuk berkarya bersama-sama dengan

pendiri dan kelompok inti, memulai sebuah sejarah bersama

Menururt Kotter dan Haskett proses pembentukan budaya organisasi, sebagai berikut:

1. Manager puncak, tindakan-tindakan manager puncak akan membentuk iklim dalam

organisasi tersebut dalam penerimaan atau penolakan suatu budaya organisasi.

2. Perilaku organisasi, menyangkut bagaimana proses penerimaan tindakan manager

puncak oleh para anggotanya.

3. Hasil, dengan adanya tindakan-tindakan tersebut akan muncul suatu kebiasaan yang

menunjukan bagaimana budaya organisasi tersebut berada.

Menurut Robbins (1996) ada tujuh karakteristik primer yang secara bersama-sama

menangkap hakikat budaya organisasi, yaitu:

1. Innovation and risk taking (inovasi dan pengambilan resiko), suatu tingkatan dimana

pekerja didorong untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko.

2. Attention to detail (perhatian pada hal-hal detail), dimana pekerja diharapkan

menunjukkan ketepatan, analisis, dan perhatian pada hal detail.

3. Outcome orientation (orientasi pada manfaat), dimana menajemen memfokus pada

manfaat dari pada sekadar pada proses untuk mendapatkan manfaat tersebut.

4. People orientation (orientasi pada orang), di mana keputusan manajemen

mempertimbangkan pengaruh manfaatnya pada orang dalam organisasi.

5. Team orientation (orientasi pada tim), dimana aktivitas kerja di organisasi berdasar

tim daripada individual.

6. Aggresiveness (agresivitas), dimana orang cenderung lebih agresif dan kompetitif

daripada easygoing (santai).

7. Stability (stabilitas), organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi

(7)

Created by: Indra Sakti – 201411286 (Management) | Esa Unggul University Page 7 Download other file at catatanis.wordpress.com | contact me: @is_29 (Line)

J. Intrapreneurship

Intrapreneurship adalah entrepreneuship yang ada di dalam perusahaan. Seorang intrapreneur, memfokuskan pada inovasi dan kreativitas dengan mentransformasi suatu gagasan menjadi usaha yang menguntungkan yang dioperasikannya dalam lingkup lingkungan perusahaan. Hubungan inovasi, kreatifitas dan kewirausahaan yaitu: kreatifitas merupakan kemampuan seseorang melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang berbeda dari sebelumnya. Kreatifitas merupakan langkah pertama menuju inovasi karena sesuatu yang baru yang ditemukan dari kreatifitas diimplementasikan kedalam situasi yang baru akan menghasilkan inovasi. kewirausahaan sangan erat hubungannya dengan kreativitas dan inovatif sebab seorang wirausaha harus memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi agar usaha yang dibangunnya memiliki keunggulan kompetitif. Ciri-ciri intrapreneurship antara lain:

1. melakukan hal-hal sesuai kehendak hatinya

2. konseptor sekaligus pelaksana

3. punya dedikasi agar mimpinya kenyataan.

4. menunjukkan kualitas yang baik

5. orang yang meraih target yang ditetapkannya sendiri

6. selalu menetapkan standar kerja yang tinggi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Perubahan bobot kriteria aksesibiltas angkutan urutan prioritas pemilihan moda tidak akan berubah meski ketika bobot aksesibilitas meningkat sebesar 20%, motor pribadi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di rumahsakit Tugurejo Semarang Periode Oktober- Desember Tahun 2013 terhadap 460 responden di ruang bersalin yang telah memenuhi

Hari Waktu Kelas Nama Matakuliah Ruang Jumlah Nama Dosen KAMIS 11:15:00 - 18:00:00 A Praktikum Kimia Anorganik lab anorganik 53 Drs. Misbah

Sehubungan dengan hal tersebut, pada tahun anggaran 2006 ini Pusat Sumber Daya Geologi telah melakukan program survey pendahuluan bitumen padat di daerah Taba Penanjung

Sistem telah dapat mengubah nilai kompresi kamera web yang digunakan pengguna untuk disebarkan kepada pengguna lain berdasarkan kecepatan akses internet

Untuk bisa mengerti lebih dalam tentang mistisisme, kita mendasarkan diri pada orang-orang yang telah sampai pada pengalaman mistis.. Mereka itu disebut

tidak dilakukannya exit interview untuk karyawan yang mengundurkan diri sehingga dapat dilihat bahwa kinerja manajemen SDM yang masih kurang baik dengan beberapa