• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KOPERASI MAHASISWA DALAM MENEGAKKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN KOPERASI MAHASISWA DALAM MENEGAKKA"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

i PERAN KOPERASI MAHASISWA DALAM MENEGAKKAN KEMBALI

KOPERASI INDONESIA SEBAGAI SOKO GURU PEREKONOMIAN INDONESIA MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015

Karya tulis ilmiah

Oleh :

MUHAMAD FIRMANSYAH

KOPERASI KESEJAHTERAAN MAHASISWA

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

BANTEN

(2)

ii KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh puji syukur saya

ucapkan kepada Allah swt dan tidak lupa salawat serta salam semoga selalu

terucap kepada nabi kita Muhammad saw. Alhamdulillah karya tulis ilmiah yang

dibuat untuk keikutsertaan lomba karya tulis ilmiah jambore koperasi pemuda

dalam rangka memperingati Semarak Hari Koperasi (HARKOP) ke-67 Tingkat

Provinsi Banten dan Kabupaten Serang Tahun 2104 dengan judul “Peran

Koperasi Mahasiswa Dalam Menegakkan Kembali Koperasi Indonesia Sebagai

Soko Guru Perekonomian Indonesia Menghadapi ASEAN Economic Community

2015.” Penulis dapat menyusun secara maksimal walaupun dengan kendala waktu

yang terbatas. Namun itu semua tidak menjadi kendala yang berarti sebab

koperasi menjadi kekuatan bagi penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.

Tidak lupa penulis ingin berterima kasih kepada penerbit jurnal-jurnal

ilmiah yang sangat membantu dalam penulisan karya tulis ilmiah ini dan juga

pembina serta rekan-rekan dari Kokesma Untirta. Penulis berharap semoga tulisan

ini dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya para pengerak koperasi. Penulis

juga menyadari dalam penulisan karya tulis ilmiah ini pasti ada kekurangan

maupun kesalahan oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis terima dengan

senang hati demi kemajuan penulis kedepannya. Akhir kata penulis ucapkan

terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Serang, 31 Agustus 2014

(3)

iii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... iii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.2 Tujuan dan Manfaat... 4

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA... 6

2.1 Pembangunan Koperasi Indonesia Dimasa Lalu... 6

2.2 Koperasi sebagai Soko Guru Perekonomian Indonesia... 9

2.3 Peran Koperasi mahasiswa... 10

2.4 ASEAN Economic Community 2015... 11

BAB III METODOLOGI PENULISAN... 17

BAB IV PEMBAHASAN... 18

4.1 Arah baru kebijakan koperasi Indonesia... 18

4.2 Peran Mahasiswa pada tatanan ekonomi global... 19

4.3 peluang dan Tantangan ASEAN Economic Community 2015... 20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 30

5.1 Kesimpulan... 30

5.2 Saran... 31

DAFTAR PUSTAKA... 32

(4)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Koperasi tidak hanya berada di Indonesia, namun koperasi berada dan tumbuh juga di

negara-negara lain, termasuk di negara-negara maju. Menurut Kadin-Indonesia (2010)

kebaradaan koperasi di negara-negara maju, seperti di Eropa dan Amerika Serikat, dapat

bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar yang notabene bukanlah koperasi, jauh berbeda

dengan kondisi Koperasi di Indonesia. Menerut Deputi Bidang Perniagaan dan

Kewirausahaan Kemenko Perekonomian menjelaskan, jumlah koperasi yang ada saat ini

mencapai angka 200 ribu unit, dengan jumlah anggota hingga 35 juta orang. Dari jumlah

tersebut, kontribusi Koperasi baru mencapai 2% Produk Domestik Bruto, sedangkan 78%

disumbangkan oleh swasta ataupun asing dan 20% sisnya disumbangkan oleh BUMN. Ini

sangat ironi sekali padahal koperasi yang seharusnya menjadi soko guru perekonomian

Indonesia bisa lebih dapat berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia. Padahal menurut

pasal 33 UUD 1945, koperasi ditetapkan sebagai badan usaha yang sesuai dalam tata ekonomi

kita berlandaskan demokrasi ekonomi. Oleh karena itu seyogyanya koperasi perlu dipahami

secara lebih luas yaitu sebagai suatu kelembagaan yang mengatur tata ekonomi kita

berlandaskan jiwa dan semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Jiwa dan semangat

kebersamaan serta kekeluargaan itulah yang perlu ditempatkan sebagai titik sentral dalam

memahami pasal 33 UUD 1945 beserta penjelasannya secara lebih luas dan mendasar.

Namun, perkembangan koperasi di Indonesia masih sangat kurang dimana kuantitas yang

semakin tahun semakin meningkat tidak diiringi oleh perkembangan kualitas yang dimiliki

(5)

2 menghadapi ekonomi global, padahal tahun 2015 akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community.Hal yang paling mendasar adalah

pendidikan tentang perkoperasian, banyak koperasi di Indonesia berdiri tetapi pengurusnya

tidak mengerti hakikat dari koperasi itu sendiri, disinilah dibutuhkan kaum muda dan

intelektual yang dimana memiliki peran strategis dalam pembangunan koperasi pada tatanan

era ekonomi global.

Mahasiswa merupakan golongan dari kaum muda dan terdidik dan sebab itu mahasiswa

mempunyai peran strategis dalam menegakan koperasi Indonesia sebagai soko guru

perekonomian Indonesia yang diharapkan koperasi Indonesia nantinya dapat bersaing di

tatanan ekonomi global. Mahasiswa sebagai kaum intelektual memiliki peran yang sangat

penting dalam kehidupan berbangsa. Yang pertama Sebagai Agent Of Change, mahasiswa

sebagai agen perubahan dituntut bersifat kritis dan diperlukan implementasi yang nyata.

Peranan Mahasiswa yang kedua adalah sebagai Control Sosial, Mahasiswa sebagai penengah

antara Pemerintah dan masyarakat, disinilah peranan mahasiswa sebagai pengontrol. Peran

Mahasiswa yang ketiga adalah Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia –

manusia tangguh yang memilik kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat

menggantikan generasi – generasi sebelumnya. Dari ketiga peran itulah mahasiwa diharapkan

dapat membagun koperasi Indonesia pada tatanan era ekonomi global khususnya pada

ASEAN Economic Community 2015 yang akan diberlakukan.

Perkembangan ASEAN memasuki babak baru dengan diadopsinya Visi ASEAN 2020 di

Kuala Lumpur tahun 1997 yang mencita-citakan ASEAN sebagai Komunitas negara-negara

Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil, sejahtera, saling perduli, diikat bersama dalam

(6)

3 termasuk di dalamnya kerjasama di bidang ekonomi, yaitu: Komonitas Keamanan ASEAN (

ASEAN Security Comunity/ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic

Community/AEC) dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Sosio-Cultural

Community/ASCC).Pencapaian Komunitas ASEAN semakin kuat dengan ditandatanganinya

Cebu Declaration on the Estabilishment of an ASEAN Community by 2015” oleh para

pemumpin ASEAN pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu Filiphina, 13 Januari 2007. Dengan

ditandatanganinya deklarasi ini, para pemimpin ASEAN menyepakati percepatan

pembentukan Komunitas ASEAN/ASEAN Community dari tahun 2020 menjadi 2015. Seperti

yang telah disebutkan di atas, bahwa AEC adalah merupakan salah satu dari tiga pilar utama

dalam ASEAN Community2015, yang ingin membentuk integrasi ekonomi di kawasan

ASEAN Tenggara. AEC memiliki lima plar utama, yakni:

1. Aliran bebas barang (free flow of goods),

2. Aliran bebas jasa (free flow of sevice),

3. Aliran bebas investasi (free flof of investment),

4. Aliran bebas tenaga kerja terampil (free flow of skilled labour),dan

5. Alian bebas modal (free flow of cap)

Secara umum AEC memiliki 12 sektor prioritas, yakni: produk-produk berbasis pertanian,

otomotif, elektronik, perikanan, poduk berbasis karet, tekstil dan pakaian, produk berbasis

kayu, perjalanan udara, e-ASEAN, kesehatan, pariwisata, dan logistik. Inilah sector-sektor

yang paling diminati, anggota ASEAN, dan menjadi ajang mereka untuk bersaing satu sama

lain. Oleh karena itu dalam hal ini mahasiswa yang notabene kalangan muda dan intelektual

memiliki peran sebagai garda terdepan dalam menegakan koperasi sebagai soko guru

(7)

4 1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan UUD 1945 dan UU No 25 Tahun 1992, dimana koperasi merupakan salah

satu pilar ekonomi negara indonesia selain BUMN dan BUMS. Oleh karena itu hendaknya

koperasi dapat bersaing dengan BUMN dan BUMS dan tidak hanya itu koperasi Indonesia

juga harus mampu bersaing di tatanan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic

Community dan mahasiswa yang merupakan pemuda dan kaum intelektual mampu berperan

aktif dalam perkembangan Koperasi di Indonesia

Berdasarkan hal tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Dimanakah letak kesalahan dalam pembangunan koperasi di Indonesia?

2. Bagaimana peran koperasi mahasiswa dalam pembangunan Koperasi sebagai soko

guru perekonomian Indonesia menuju ASEAN Economic Community 2015?

3. Apakah tantangan dan peluang koperasi Indonesia di ASEAN Economic Community

2015?

1.3Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari penulisan ini antara lain ;

1. Menciptakan arah baru kebijakan pembagunan koperasi Indonesia sebagai soko guru

perekonomian indonesia

2. Koperasi mahasiswa dapat berperan aktif dalam pembangunan koperasi Indonesia

sebagai soko guru perekonomian Indonesia menuju ASEAN Economic Community

(8)

5

3. Mahasiswa dapat membaca peluang dan tantangan koperasi Indonesia dalam ASEAN

Economic Community 2015.

Adapun manfaat dengan diterapkannya tujuan di atas, tulisan ini diharapkan dapat

memberikan manfaat, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis. Adapun manfaat yang

diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis.

a. Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang perkoperasian.

2. Manfaat praktis.

b. Memberikan masukan dalam model pengabdian masyarakat kepada koperasi mahasiswa

terkait pengembangan koperasi dalam mewujudkan masyarakat sejahtera serta pemerintah

(9)

6 BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembangunan Koperasi Indonesia dimasa lalu

Tabel 1 Kesalahan konsep pembangunan koperasi Indonesia

No Konsep pembangunan Kesalahan konsep pembanguna 1

Koperasi adalah perkumpulan orang yang otonom, yang merupakan suatu

jalan untuk bekerjasama untuk

menolong diri sendiri.

Koperasi mengandalkan kekuatan

pada motivasi untuk kepentingan individu dan kelompok.

Kerja sama berarti komitmen bersama untuk memanfaatkan sumber-sumber potensi yang dimiliki oleh anggotanya sendiri. Manajemen haruslah berada dibawah tanggung jawab anggota.

Keanggotaan yang bersifat sukarela dimotivasi oleh kepentingan sendiri, kepuasan pemenuhan kebutuhan dan perolehan manfaat yang kasat mata dan yang tidak, dari menjadi anggota.

Pengembangan koperasi merupakan proses belajar yang kecepatannya

tergantung kemampuan anggota

sendiri. Termasuk dalam hal ini belajar dari kesalahan sendiri.

Untuk menjadi anggota koperasi

Koperasi adalah perkumpulan orang sebagai alat untuk menolong orang yang membutuhkan atau untuk

mengimplementasikan program

pembangunan

Pengembagan koperasi harus

didorong melalui pemberian insentif antara lain berupa subsidi, kredit lunak dan lain-lain.

Koperasi dikembangkan lewat

transfer sumber-sumber potensi dari luar baik dalam arti modal dan

manajemen, sampai suatu saat

anggota dapat mengambil alih.

Orang bergabung menjadi anggota karena tidak ada alternatif atau cenderung merupakan kewajiban. Alasan lain karena adanya bantuan-bantuan, fasilitas-fasilitas ataupun kemudahan-kemudahan.

Pengembangan koperasi dapat

dirancang kecepatannya oleh para perancang, dengan harapan anggota akan belajar dari cara bekerja kalangan profesional yang berasal dari luar.

(10)

7

adalah merupakan suatu keputusan yang penting dan harus dipikirkan dengan sungguh-sungguh. Anggota harus bertanggungjawab atas peran aktifnya sebagai pemilik, pengendali dan pengguna.

Pemupukan modal mengutamakan sumber dari kontribusi anggota dan dari cadangan.

Rapat Anggota adalahmerupakan

pemegang kekuasaan tertinggi.

Kemampuan dan keterampilan

anggota ditingkatkan melalui

pendidikan dan pelatiahan yang

diprogram secara berkelanjutan.

Pengurus dan manajer haruslah

memfokuskan kepada bagaimana

mempromosikan kepentingan

anggota. Walaupun dipahami

keberhasilan bisnis merupakan

prakondisi untuk mempromosikan anggota.

Kelangsunagn jalannya koperasi

haruslan berada dalam kontrol

anggota, diperkuat dengan audit dari tenaga profesional dari luar yang dibayar.

Sisa hasil usaha (surplus yang diperoleh adalah sepenuhnya milik anggot. Terserah sepenuhnya pada anggotauntuk digunakan apa surplus tersebut antara lain untuk investasi,

anggota supaya dapat menjangkau banyak orang. Keanggotaannya lebih bersifat simbolik, asal tercatat secara administratif sesuai juklak dan tidak ada tuntunan untuk terlihat secara aktif.

Modal pada awalnya dipupuk

darisumber dari luar, karena

ketidakmampuan anggota untuk

memberikan kontribusi secara

berarti.

Karena ketidaktahuan dan

ketidakmampuan mengorganisasikan gelar rapat anggota, disamping dapat menganggu jalannya perusahaan, maka aturan rapat anggota hanyalah sebagai formalitas

Kurangnya kemampuan dan

keterampilan dan keterampilan

anggot, dipilih dengan pengangkatan tenaga staf dari luar

Manajer profesioanl memfokus

kepada keberhasilan bisnis,

perluasan pasar, pertumbuhan dan tujuan-tujuan pembangunan nasional.

Sementara kepentingan anggota

cenderung kurang mendapat

perhatian

Koperasi lebih dikontrol oleh pihak luar terutama demi keselamatan pengunaan dana-dana bantuan yang berasal dari pihak luar.

Sisa hasil usaha (surplus) yang dapat dari hak-hak menangani bisnis yang dilindungi pemerintah digunakan

untuk mendanai proyek-proyek

(11)

8 13

14

15

menambah cadangan atau dibagikan kepada anggota sesuai besar kecilnya jasa anggota

Peran pengembangan anggota adalah

untuk mendorong sejak awal

kemampuan untuk mandiri, untuk menemukan cara baru memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia untuk keperluan yang produktif, bertindak sebagai pihak yang berada diluar.

Agar lebih efektif pengembangan memerlukan pengetahuan yang dalam tentang nilai-nilai koperasi,

prinsip-prinsip dan praktik-praktik,

mekanisme untuk memampukan

organisasi secara mandiri dan format lokal dari pemberian bantuan.

Kemiskinan utamanya karena

kurangnya kemampuan untuk

melakukanperubahan, tidak dimiliki pengetahuan bagaimana menghimpun

sumber-sumber penawaran dan

permintaan dan permintaan,

kurangnya akses terhadap informasi, teknologi, barang-barang, jasa-jasa dan pasar.

Pengembangan dan bantuan dari luar

digunakan untuk menggantikan

kekurangmampuan untuk mandiri, untuk menolong yang kurang mampu yang tidak dapat mandiri dalam

mengatasi masalah atau untuk

mengimplementasikan program

pembangunan.

Semua pihak (perancang,

administrator dan ekonom) dapat

mengerjakan tugas sebagai

pengemban koperasi. Tidak

diperlukan keahlian-keahlian khusus untuk ini. Yang penting bagaimana perusahaan dapat beroperasi secara efektif dan efisien atau bagaimana

mengimplementasikan program

pembangunan

Kemiskinan utamanya karena

kurangnya sumber-sumber.

Karenanya alih sumber-sumber akan

merupakan jalan mengatasi

kemiskinan

Pada kenyataannya koperasi-koperasi di Indonesia tidak mandiri dan sarat dengan setuhan

pembinaan darin pemerintah dan ini membuat koperasi tidak mampu berkembang secara

mandiri dan tidak kokoh, tumbuh mengakar dibawah, sehingga untuk bersaing di tatanan

(12)

9 2.2 Koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia

Koperasi dapat diartikan sebagai perkumpulan orang atau badan usaha yang memiliki

tujuan yang sama yaitu mencapai kesejahteraan ekonomi yang berlandaskan asas

kekeluargaan. Koperasi disebut sebagai soko guru perekonomian di Indonesia.

Keberadaannya diharapkan mampu menjadi penopang perekonomian. Sri Edi Swasono

dalam Hendar Kusnadi (2005: 19) menjelaskan alasan koperasi menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia yaitu:

1) koperasi merupakan wadah menampung pesan politik bangsa terjajah yang miskin

ekonominya dan didominasi oleh sistem ekonomi penjajah. Koperasi menyadarkan

kepentingan bersama, menolong diri sendiri secara bersama dalam meningkatkan

kesejahteraan dan kemampuan produktif.

2) Koperasi adalah bentuk usaha yang tidak saja menampung tetapi juga

mempertahankan serta memperkuat idealitas dan budaya bangsa Indonesia.

Kepribadian bangsa bergotongroyong dan kekolektivan akan tumbuh subur di dalam

koperasi.

3) Koperasi adalah wadah yang tepat untuk membina golongan ekonomi kecil (pribumi).

Kelompok ekonomi kecil adalah masalah makro bukan masalah partial di dalam

kehidupan ekonomi Indonesia, baik secara kualitas maupun kuantitas.

4) Koperasi adalah lembaga ekonomi yang berwatak sosial. Koperasi dapat hidup baik

dalam bangunan usaha swasta seperti PT, CV, Firma, dan lain-lain maupun bangun

usaha Negara (perusahaan Negara), serta di dalam instansi-instansi pemerintah dan

(13)

10

5) Koperasi adalah wahana yang tepat untuk merealisasikan ekonomi Pancasila terutama

karena terpenuhinya tuntutan kebersamaan dan asas kekeluargaan. Dalam keseluruhan

koperasi adalah pusat kemakmuran rakyat.

Melihat penjelasan di atas koperasi dapat dan mampu bersaing baik di Indonesia maupun

tatanan global sehingga terciptanya tatanan masyarakat sejahtera.

2.3 Peran Koperasi Mahasiswa

Koperasi Mahasiswa yang tumbuh sejak lebih dari 20 tahun yang lalu pada awalnya

dimaksudkan untuk memberi wadah bagi mahasiswa untuk belajar berkoperasi secara riil,

tidak hanya membaca dan mempelajari Koperasi dalam bahan kuliah saja. Koperasi

mahasiswa merupakan tempat membentuk kader-kader Koperasi yang sejati. Dengan

kekhasan generasi muda sebagai sosok yang dinamis, kreatif, inovatif, dan idealis, maka

Koperasi mahasiswa dalam pengembangan ekonomi rakyat khususnya perkoperasian dapat

berperan sebagai:

1. Wadah transformasi nilai-nilai Koperasi dalam usaha mensejahterakan anggota dan

kehidupan bangsa.

2. Lembaga pengkaderan yang profesional, ideal, kreatif, dan konstruktif.

3. Lembaga yang memperjuangkan nilai-nilai ekonomi dan merupakan katalisator dalam

iklim kondusif.

4. Lembaga ekonomi yang berwatak sosial bertujuan meningkatkan perekonomian

bangsa dan kesejahteraan anggota.1

1

(14)

11 Dari penjelasan di atas koperasi mahasiswa yang diisi oleh kader-kader muda intelektual

dapat mebangun koperasi Indonesia sebagai soko guru perekonomian Indonesia menuju

tatanan ekonomi global khususnya ASEAN Economic Community 2015.

2.4 ASEAN Economic Community 2015

Penandatanganan Piagam ASEAN beserta cetak birunya AEC adalah merupakan babak

baru dalam kerjasama ASEAN di bidang ekonomi diusianya yang kempat puluh tahun.

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa AEC adalah merupakan salah satu dari tiga pilar

utama dalam ASEAN Community 2015, yang ingin membentuk integrasi ekonomi di kawasan

ASEAN Tenggara. AEC memiliki lima plar utama, yakni: 1. Aliran bebas barang (free flow of

goods), 2. Aliran bebas jasa (free flow of sevice), 3. Aliran bebas investasi (free flof of

investment), 4. Alran bebas tenaga kerja terampil (free flow of skilled labour), dan 5. Alian

(15)

12 Gambar 1 ASEAN Economic Community dalam Piagam ASEAN2

2

Syamsul Arifin. Dkk, opcit, hal 5

1. Pengembangan

UKM

2. inisiatif integrasi ASEAN Economic Community (AEC) 2015

Cetak biru Agenda Strategis

Integerasi ke

Melalui aliran bebas di : 2. Partisipasi di global

(16)

13 Secara umum AEC memiliki 12 sektor prioritas, yakni: produk-produk berbasis

pertanian, otomotif, elektronik, perikanan, poduk berbasis karet, tekstil dan pakaian, produk

berbasis kayu, perjalanan udara, e-ASEAN, kesehatan, pariwisata, dan logistik. Inilah

sector-sektor yang paling diminati, anggota ASEAN, dan menjadi ajang mereka untuk bersaing satu

sama lain. Gagasannya adalah jika sektor ini diliberalisasikan secara penuh,

sektor-sektor ini akan berintegrasi (menyatu) anggota ASEAN akan mengembangkan keunggulan

sektor-sektor ini dengan menarik investasi dan perdagangan di dalam ASEAN (contohnya

dengan saling melakukan outsourching) serta membantu mengembangkan produk-poduk

buatan ASEAN. Selain itu dilakukan pengembangan terhadap sektor prioritas pangan,

pertanian dan kehutanan.

Gambar 2 skema cetak biru aliran bebas barang AEC 20153

3

Syamsul Arifin. Dkk, opcit, hal 73

(17)

14

Di dalam aliran bebas barang (free flow of goods) sesuai dengan skema AEC

2015 memiliki tiga sector pioritas, yakni hambatan tarif, hambatan non-tarif dan

fasilitas perdagangan. Ketiga sekor prioritas in adalah merupakan instrumen untuk

meliberalisasikan perdagangan dengan berusaha menghilangkan

hambatan-hambatan di dalam perdagangan internasional. Dalam pengurangan tarif dalam

AEC, skema CEPT akan terus dievaluasi dan dikembangkan menjadi perjanjian

yang kompeherensif dalam rangka mewujudkan aliran bebas barang 2015,

ASEAN melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghapuskan bea masuk bagi semua barang yang tergolong dalam

sensitive list dan hightly sensitive list pada 2010 untuk ASEAN6, dan 2015

untuk CLMV (dengan fleksibilitas hingga 2018 untuk sensitive product),

2. Menghapuskan bea masuk dari barang yang tergolong 12 sekor prioitas

pada 2007 untuk ASEAN6 dan 2012 untuk CLMV,

3. Memindahkan barang yang ada di SL ke IL dan mengurangi tarifnya

menjadi 0-5% pada 1 Januari 2007 (Laos dan Myanmar) dan 1 Januari

(18)

15 Dalam pengurangan hambatan non-tarif, ASEAN berusaha untuk

mengklaifikasikan kebijakan non-tarif (Non-tarif measureNTM), ASEAN

membentuk suatu database yang dibentuk ASEAN database untuk setiap lini

poduk tingkat HS 8 digit. ASEAN NTM database merupakan kompilasi dari

kebijakan non-tarif yang ada di setiap negara anggota ASEAN yang merupakan

hambatan dalam perdagangan. Klasifikasi NTM didasarkan pada UNCTAD

Cooding Sceme for Trade Control Measure.4

Selain itu, cetak biru AEC 2015 juga dijabarkan mengenai agenda-agenda dan

jadwal strategis untuk mengeliminasi hambatan non-arif, antara lain sebagai

berikut:5

1. Menjalankan komitmen standsill (tidak lebih mundur dari komitmen saat

ini) dan roolback (lebih maju adri saat ini) berlaku efektif,

2. Meningkatkan tansparansi dengan mengikuti Protocol on Notification

Posedure dan memuat surveilence yang efektif Universitas Sumatera

Utara

3. Menghilangkan hambatan non-tarif pada 2020 untuk Brunei, Indonesia,

Malaysia, Singapura, dan Thailand, 2012 untuk Filiphina dan 2015-2018

untuk CLMV.

Dalam fasilitas perdagangan, sektor ini memiliki arti penting dalam

mendukung kelancaran arus pedagangan barang, karena prosedur arus barang

dapat dilakukan dengan lebih sederhana, transparansi dan memenuhi standar

kualifikasi yang diakui secara internasional. Fasilitas perdagangan yang dilakukan

melalui evaluasi terhadap kesesuaian dengan standar internasional dan kerjasama

4

Lihat Syamsul .Arifin.dkk, ibid, hal 106

5

(19)

16 kepabeanan juga penting dalam rangka meningkatkan efisiensi biaya transaksi di

ASEAN sehingga meningkatkan daya saing ekspor produk ASEAN. Evaluasi

terhadap kesesuaian dengan standar internasional dilakukan agar produk ASEAN

dapat diterima dan berdaya saing, baik di pasar domestik maupun global, sesuai

standar mutu, keamanan, kesehatan, dan teknis barang yang diakui secara

internasional. Dalam rangka menyelaraskan standar yang ada dengan standar

internasional, terdapat dua instrumen utama yang terdapat dalam AEC 2015,

yaitu: harmonisasi standar dan Mutual Recognition Arengement (MRA).6

6

(20)

17 BAB 3

METODE PENULISAN

Metode pembutan karya tulis Ini mengangkat masalah koperasi di Indonesia

khususnya koperasi mhasiswa dalam upaya penegakan koperasi Indonesia sebagai

soko guru perekonomian bangsa yang mampu bersaing baik di negeri sendiri

maupun menghadapi ASEAN Economic Community yang akan diberlakukan per

31 Desember 2015. Setelah dipikirkan masalah yang akan diangkat, penulis

memikirkan bagaimana konsep pembangunan koperasi di Indonesia dan

menjadikan koperasi mahasiswa sebagai garda terdepan menuju koperasi

indonesia pada tatanan global. Dengan mengutip berbagai literatur dari jurnal,

(21)

18 BAB 4

PEMBAHASAN

4.1Arah baru kebijakan pembangunan Koperasi Indonesia

Kebijakan pembangunan koperasi indonesia dimasa depan bukanlah

menggunakan pendekatan dari atas kebawah (top down) melainkan menggunakan

pendekatan dari bawah ke atas (bottom up), yang rumusnya adalah sebagai

berikut.

1. Tanggung jawab utama untuk mengembangkan koperasi di masyarakat

agar berkembang secara kokoh, kuat mengakar dari bawah (mandiri),

serta efektif dan efisien adalah terletak di tangan koperasi sendiri. Ini

berarti penggalangan potensi yang similiki oleh kalangan anggotanya

sendiri yang akan dijadikan kekuatan utama untuk mendorong kemajuan

koperasi.

2. Dengan demikian yang dilakukan oleh pemerintah bukanlah campur

tangantetapi juga bukan lepas tangan. Hubungan pemerintah dengan

koperasi, bukanlah pemerintah yang menjadi atasan melainkan hubungan

kemitraan atara dua pihak yang kedudukan setara.

3. Uluran tangan pemerintah diberikan dengan tujuan agar terciptanya iklim

yang kondusif bagi koperasi dan melaksanakan tanggung jawabnya

sendiri untuk mengembangkan dirinya sendiri secara mandiri.

Selanjutnya bagaimana memberikan fasilitas agar prakarsa dan keputusan

(22)

19

4. Pemerintah menjadikan Dekopin sebagai wadah mempersatukan gerakan

koperasi (UU No 25 Tahun 1995), bukan dianggap sebagai rival,

melainkan partner yang dapat diandalkan untuk bekerja sama. Dalam

kaitan ini maka tanggung jawab utama pemerintah adalah memberikan

regulasi, fasilitas, dan perlindungan, sedangkan Dekopin mengemban

tanggun jawab utama untuk melaksanakan advokasi, pembinaan dan

promosi.

5. Sumber-sumber yang tersedia seperti perguruan tinggi dimanfaatkan

untuk keperluan pengembangan koperasi.

4.2Peran Koperasi Mahasiswa pada tatanan ekonomi global

Koperasi mahasiswa merupakan tempat membentuk kader-kader Koperasi

yang sejati. Dengan kekhasan generasi muda sebagai sosok yang dinamis, kreatif,

inovatif, dan idealis. Koperasi mahasiswa sebagai organisasi yang berbasis

pendidikan / pengkaderan dengan demikian diharapkan koperasi mahasiswa dapat

memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan perekonomian bangsa

terutama pada era ekonomi global. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh

koperasi mahasiswa untuk menjadikan koperasi indonesia menuju ekonomi global

1. Koperasi mahasiswa dijadikan wadah untuk pedidikan dan kaderisasi

kader-kader kopma serta tempat penelitian dan pengkajian perkoperasian

yang hasilnya akan diimplementasikan kepada masyarakat.

2. Koperasi mahasiswa menjadi wadah bagi pemerintah untuk membantu

(23)

20 pedidikan koperasi dan wawasan ekonomi global degan cara pengabdian

kepada masyarakat agar membuka wawasan di masyarakat.

3. Kemampuan intelektual dan komunikasi anggota koperasi mahasiswa

yang diisi oleh kaum terdidik dijadikan wadah penghubung antara

pemerintah dengan masyarakat, masyarakat dengan pemerintah maupun

pemerintah dan masyarakat dengan masyarakat internasional.

4.3Peluang dan tantangan ASEAN Economic Community 2015

Untuk dapat memainkan peranan dalam AEC, diperlukan persiapan yang

matang dengan memperhatikan peluang yang dimiliki dan tantangan yang

dihadapi serta langkah strategi yang harus disiapkan.

4.3.1 Peluang AEC 2015

Pembentukan AEC akan memberikan peluang bagi negara-negara anggota

ASEAN untuk memperluas cakupan skala ekonomi, mengurangi kemiskinan dan

kesenjangan sosial ekonomi, meningkatkan daya tarik sebagai tujuan bagi investor

dan wisatawan, mengurangi biaya transaksi perdagangan, serta memperbaiki

fasilitas perdagangan dan bisnis. Di samping itu, pembentukan AEC juga akan

memberikan kemudahan dan peningkatan akses pasar intra-ASEAN serta

meningkatkan transparansi dan mempercepat penyesuaian peraturan- peraturan

dan standardisasi domestik.

(24)

21 1. Indonesia merupakan pasar potensial yang memiliki luas wilayah dan

jumlah penduduk yang terbesar di kawasan (40% dari total penduduk

ASEAN). Hal ini dapat menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi

yang produktif dan dinamis yang dapat memimpin pasar ASEAN di masa

depan dengan kesempatan penguasaan pasar dan investasi.

2. Indonesia merupakan negara tujuan investor ASEAN. Proporsi investasi

negara ASEAN di Indonesia mencapai 43% atau hampir tiga kali lebih

tinggi dari rata-rata proporsi investasi negara-negara ASEAN di ASEAN

yang hanya sebesar 15%.

3. Indonesia berpeluang menjadi negara pengekspor, dimana nilai ekspor

Indonesia ke intra-ASEAN hanya 18-19% sedangkan ke luar ASEAN

berkisar 80-82% dari total ekspornya, Hal ini berarti peluang untuk

meningkatkan ekspor ke intra-ASEAN masih harus ditingkatkan agar laju

peningkatan ekspor ke intra-ASEAN berimbang dengan laju peningkatan

impor dari intra-ASEAN.

4. Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus

barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN

karena hambatan tarif dan non-tarif sudah tidak ada lagi. Kondisi pasar

yang sudah bebas di kawasan dengan sendirinya akan mendorong pihak

produsen dan pelaku usaha lainnya untuk memproduksi dan

mendistribusikan barang yang berkualitas secara efisien sehingga mampu

bersaing dengan produk-produk dari negara lain. Di sisi lain, para

konsumen juga mempunyai alternatif pilihan yang beragam yang dapat

(25)

22 sampai yang paling mahal. Indonesia sebagai salah satu negara besar yang

juga memiliki tingkat integrasi tinggi di sektor elektronik dan keunggulan

komparatif pada sektor berbasis sumber daya alam, berpeluang besar

untuk mengembangkan industri di sektor-sektor tersebut di dalam negeri.

5. Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbesar akan

memperoleh keunggulan tersendiri, yang disebut dengan bonus demografi.

Perbandingan jumlah penduduk produktif Indonesia dengan negara-negara

ASEAN lain adalah 38:100, yang artinya bahwa setiap 100 penduduk

ASEAN, 38 adalah warga negara Indonesia. Bonus ini diperkirakan masih

bisa dinikmati setidaknya sampai dengan 2035, yang diharapkan dengan

jumlah penduduk yang produktif akan mampu menopang pertumbuhan

ekonomi dan peningkatan pendapatan per kapita penduduk Indonesia.

4.3.2 Tantangan AEC 2015

Untuk dapat menangkap keuntungan dari AEC 2015 tantangan yang dihadapi

Indonesia adalah meningkatkan daya saing. Faktor-faktor untuk meningkatkan

daya saing, yang masih menjadi tantangan bagi Indonesia, yakni:

1. Infrastruktur

Berdasarkan The Global Competitiveness Report 2013/2014 yang dibuat oleh

World Economic Forum (WEF), daya saing Indonesia berada pada peringkat

38. Sementara itu kualitas infrastruktur Indonesia menempati peringkat

(26)

23 inti ASEAN. Hal ini menunjukkan bahwa infrastruktur Indonesia masih jauh

tertinggal.

Beberapa infrastruktur yang harus disiapkan Indonesia menjelang AEC

2015, antara lain: darat, berupa jejaring jalan ASEAN dan jalur rel kereta

Kunming-Singapura; laut, berupa jejaring perhubungan laut; udara, berupa

jalur pengiriman udara; teknologi informasi, berupa jaringan komunikasi;

dan energi, berupa keamanan energi.

Beberapa infrastruktur yang telah dibangun, meliputi: penataan

pelabuhan Tanjung Priok; pembangunan bandara internasional Lombok

Praya dengan rute internasional Malaysia, Singapura, Australia, dan

Hongkong (menyusul); Sabuk Selatan Nusantara yang menghubungkan 16

pulau dari Sabang sampai Merauke (5.330 km jalan dan 1.600 km jalur

laut) dan Sabuk Tengah Nusantara sepanjang 3.800 km yang

menghubungkan 12 provinsi dari Sumatra Selatan hingga Papua Barat.

(27)

24 penyelesaian, yakni: Indonesia mengajukan perpanjangan jalur kereta

Kunming-Singapura hingga ke Surabaya; rencana pembangunan Jembatan

Selat Sunda (diproyeksikan rampung 2025); dan Sabuk Utara Nusantara

diproyeksikan rampung pada 2015.

Pembangunan infrastruktur yang rendah di Indonesia, dipengaruhi

oleh beberapa faktor penghambat, yakni:

1. Anggaran infrastruktur yang rendah, hanya 2,5% dari PDB, dimana

jumlah ini tidak dapat mengakomodir biaya pembebasan lahan dan biaya

feasibility study serta AMDAL yang kerap muncul dalam pembangunan

infrastruktur.

2. Konflik kepentingan, seperti politik, bisnis, atau pesanan pihak-pihak

tertentu dalam pembangunan infrastruktur.

3. Koordinasi yang sulit, jika merujuk area pembangunan infrastruktur

terkait dengan hutan lindung atau pertanian dimana koordinasi antara

lintas kementerian dan lintas otoritas sulit dilakukan.

2. Biaya Logistik

Dampak dari rendahnya infrastruktur berpengaruh pada semakin mahalnya

biaya logistik di Indonesia. Perdagangan menjadi kurang efisien mengingat

biaya logistik yang mahal dibandingkan negara anggota ASEAN lainnya,

yang dibebankan sebesar 14,08%, jika dibandingkan dengan biaya logistik

(28)

25 Berdasarkan Logistic Performance Index (LPI, 2012), Indonesia

menempati peringkat ke-59 dari 155 negara, di bawah peringkat Thailand,

Filipina, dan Vietnam.

D

engan pengurangan biaya logistik, maka permasalahan dalam bidang

perdagangan diharapkan dapat teratasi sehingga menaikkan daya saing

Indonesia.

3. Sumber Daya Manusia

Bonus demografi yang dimiliki Indonesia, tidak akan memberikan

keuntungan apa pun tanpa adanya perbaikan kualitas SDM. Data dari ASEAN

Productivity Organization (APO) menunjukkan dari 1000 tenaga kerja

Indonesia hanya ada sekitar 4,3% yang terampil, sedangkan Filipina 8,3%,

Malaysia 32,6%, dan Singapura 34,7%.

Berdasarkan struktur pasar, tenaga kerja didominasi oleh pekerja lulusan

SD (80%) sementara lulusan Perguruan Tinggi hanya 7%, dimana saat ini

sebagian dunia kerja mensyaratkan lulusan Perguruan Tinggi. Hal ini sangat

berbanding terbalik dengan Malaysia yang sebagian besar penduduknya

(29)

26 Kesempatan memperoleh pendidikan secara merata di seluruh Indonesia

sulit dilakukan sehingga kesadaran untuk menempuh pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi sangat rendah. Kondisi ini mengakibatkan tenaga kerja

Indonesia hanya dilirik sebagai buruh atau tenaga kerja kasar di pasar tenaga

kerja internasional.

4. UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)

Dari delapan aturan kunci (golden rules) peringkat kompetitif dunia yang

dikeluarkan oleh International Institute for Management Development (IMD),

salah satunya adalah dukungan terhadap UMKM. Pada masa krisis moneter,

UMKM mampu bertahan dan terus berkembang, hal tersebut dapat

memberikan peluang peningkatan daya saing. Namun demikian, UMKM

masih berada pada area kurang diperhatikan oleh pemerintah. Ketiadaan

pendampingan dari pemerintah untuk menstandarkan produk lokal dan

menginternasionalkan UMKM, membuat UMKM sulit bersaing dan kalah

pada pasar lokal. Kerap kali terjadi ungkapan bagi UMKM “Unggul di

Produk, Kalah di Promosi”. Keanekaragaman yang dimiliki UMKM

Indonesia berpeluang untuk membentuk pasar ASEAN, salah satu contohnya

adalah kerajinan tangan, furniture, makanan daerah, dan industri lainnya.

5. Pertanian

Salah satu jantung perekonomian Indonesia adalah pertanian. Peningkatan

keunggulan komparatif di sektor prioritas integrasi, antara lain adalah

pembangunan pertanian perlu terus dilakukan, mengingat bahwa luas daratan

yang dimiliki Indonesia lebih besar dan tingkat konsumsi yang tinggi

(30)

27 Tindakan pemerintah untuk menopang komitmen Indonesia dalam

mewujudkan AEC 2015 melalui penerbitan Peraturan Presiden Nomor 39

Tahun 2014 tentang Daftar Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha

Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, dipandang

hanya akan memberikan keuntungan bagi pihak-pihak tertentu, bukan

petani Indonesia. Perpres tersebut mengatur mengenai:

1. Investasi asing diperbolehkan hingga 49% untuk usaha budidaya

tanaman pangan seluas lebih dari 25 hektar.

2. Investasi asing diperbolehkan hingga 95% untuk usaha perkebunan

dalam hal perbenihan bagi usaha seluas lebih dari 25 hektar.

3. Investasi asing diperbolehkan hingga 30% untuk usaha perbenihan dan

budidaya hortikultura.

Melihat bahwa sektor pertanian masih tertinggal dan dibebani volume

impor komoditas pangan dan hortikultura; kegagalan panen akibat

kemarau dan gangguan hama; serta petani Indonesia rata-rata berusia

55-60 tahun dan tidak memiliki pengetahuan dan pendidikan yang memadai

akan menyulitkan memasuki pasar bebas ASEAN.

Indonesia dengan populasi luas kawasan dan ekonomi terbesar di ASEAN,

dapat menggerakkan pemerintah untuk lebih tanggap terhadap

kepentingan nasional, khususnya pertanian.

(31)

28

1. Menghitung kesiapan dan daya dukung nasional dalam menghadapi

pasar bebas ASEAN. Untuk itu Perpres No.39/2014 perlu dievaluasi

mengingat sangat merugikan petani Indonesia.

2. Mendongkrak kapasitas produksi, kualitas pengetahuan dan

permodalan agar Indonesia tidak bergantung pada impor.

3. Menyiapkan perlindungan bagi petani dengan penetapan tarif

maksimal untuk produk impor.

4. Menyediakan subsidi dan pengadaan kredit lunak bagi petani guna

meningkatkan kemampuan mereka memasok kebutuhan pertanain

seperti benih dan pupuk.

4.3.3Langkah-langkah Strategis dalam Menghadapi AEC 2015

Indonesia akan dapat ikut berperan dalam AEC jika dapat meningkatkan daya

saing dan mengejar ketertinggalan dari negara anggota ASEAN lainnya. Untuk

itu, diperlukan suatu langkah-langkah strategis, di antaranya:

1. Penyesuaian, persiapan dan perbaikan regulasi baik secara kolektif

maupun individual (reformasi regulasi);

2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia baik dalam birokrasi maupun

dunia usaha ataupun profesional;

3. Penguatan posisi usaha skala menegah, kecil, dan usaha pada umumnya;

4. Penguatan kemitraan antara sektor publik dan swasta;

5. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mengurangi ekonomi biaya

(32)

29 reformasi komprehensif di berbagai bidang seperti perpajakan,

kepabeanan, dan birokrasi;

6. Pengembangan sektor-sektor prioritas yang berdampak luas dan komoditi

unggulan;

7. Peningkatan partisipasi institusi pemerintah maupun swasta untuk

mengimplementasikan AEC Blueprint;

8. Reformasi kelembagaan dan kepemerintahan. Pada hakikatnya AEC

Blueprint juga merupakan program reformasi bersama yang dapat

dijadikan referensi bagi reformasi di Negara Anggota ASEAN termasuk

Indonesia;

9. Penyediaan kelembagaan dan permodalan yang mudah diakses oleh pelaku

usaha dari berbagai skala;

10.Perbaikan infrastruktur fisik melalui pembangunan atau perbaikan

infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, jalan tol, pelabuhan,

(33)

30 BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Koperasi mahasiswa merupakan tempat membentuk kader-kader Koperasi

yang sejati. Dengan kekhasan generasi muda sebagai sosok yang dinamis,

kreatif, inovatif, dan idealis, maka Koperasi mahasiswa dalam pengembangan

ekonomi rakyat khususnya perkoperasian dapat berperan sebagai, wadah

transformasi nilai-nilai Koperasi dalam usaha mensejahterakan anggota dan

kehidupan bangsa, lembaga pengkaderan yang profesional, ideal, kreatif, dan

konstruktif. lembaga yang memperjuangkan nilai-nilai ekonomi dan

merupakan katalisator dalam iklim kondusif. lembaga ekonomi yang

berwatak sosial bertujuan meningkatkan perekonomian bangsa dan

kesejahteraan anggota.

Koperasi mahasiswa sebagai organisasi yang berbasis pendidikan /

pengkaderan dengan demikian diharapkan koperasi mahasiswa dapat

memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan perekonomian bangsa

terutama menegakan koperasi sebagai soko guru perekonomian bangsa dan

menjadikan koperasi dapat bersaing di tatanan ekonomi global terutama

ASEAN Economic community yang akan diberlakukan per 31 Deseber 2015.

ASEAN Economic Community akan memberikan peluang bagi Koperasi

Indonesia untuk mampu bersaing di tatanan ekonomi global khususnya di

kawasan Asia Tenggara. Namun, banyak juga tantangan yang akan

(34)

31 kaum muda intelektual dapat mengurangi problematika yang akan dihadapi

koperasi Indonesia pada persainagn ekonomi global.

5.2Saran

Untuk dapat bersaing di ASEAN Economic Community 2015 Pemerintah

harus melibatkan mahasiswa dalam pembagunan koperasi Indonesia. Karena

mahasiswa merupakan generasi muda penerus bangsa dan mahasiswa

merupakan kaum intelektual yang pikiran dan ide-idenya sangat dibutuhkan

demi penegakan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia menuju

(35)

32 DAFTAR PUSTAKA

Hanzian, Beby. 2011. Analisis Perkembangan Koperasi dan Peranannya

Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dan Penyerapan Tenaga Kerja

Indonesia, Periode 2000-2010. Tugas Metodologi penelitian. Purwokerto:

Magister Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana, Universitas Jenderal

Soedirman.

Nirbito, J.G. 2003. Arah Baru Kebijakan Pembangunan Koperasi di Indonesia

dan Strateginya Lewat Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional:

Universitas NegeriMalang.

https://www.academia.edu/4631795/Peran_dan_Fungsi_Mahasiswa

http://www.beritasatu.com/ekonomi/167512-kontribusi-koperasi-terhadap-pdb-belum-signifikan.html

http://www.damandiri.or.id/file/buku/subiaktobukukoperasibab3.pdf

http://www.setneg.go.id//index.php?option=com_content&task=view&id=7836

(36)

33 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Muhamad Firmansyah

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 02 Oktober 1994

Alamat Sekarang : Perumahan Bumi Mutiara

Serang Blok B

Alamat Rumah : Tridaya Indah Estate 2

Blok C14 No 12

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Status : Mahasiswa

No. Hp : 089690045769

E-mail : muhamadfirmansyah99@gmail.com

TK Lembah Jaya Tahun 1999-2000

SDN Mangun Jaya Tahun 05 2000-2006

SMPN 3 Tambun Selatan Tahun 2006-2009

SMAN 3 Tambun Selatan Tahun 2009-2012

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Tahun

2012

Intensive English Course 2012

Cambridge School of Englis 2012

Pendidikan Dasar Perkoperasian 2012

DATA PRIBADI

RIWAYAT PENDIDIKAN

PENDIDIKAN FORMAL

(37)

34 Juara 1 Lomba Kreatifitas Kewirausahaan Tingakat Universitas

Juara 1 Lomba Debat Ekonomi Tingkat Mahasiswa se-Provinsi Banten

Penerima Dana Hibah Program kreatifitas Mahasiswa-Kewirausahaan Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Ketua Koperasi Siswa SMAN 3 Tambun Selatan 2011-2012

Staff Departemen Riset dan Edukasi Tirtayasa Research and academic Society

2013-2014

Direktur Kominfo Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa Untirta 2013

Ketua 4 Asosiasi Koperasi Mahasiswa Se-Jabodetabek & Banten 2013

Direktur Utama Koperasi Kesejahteraan mahasiswa Untirta 2014

Ketua Perindustrian dan Perdagangan Dewan Perwakilan Daerah Banten

Himpunan Gerakan Kewirausahaan Nasional Pemuda Indonesia 2014-2016

Penyusun standar kurikulum pendidikan dan kaderisasi koperasi mahasiswa

se-Indonesia

PENGALAMAN ORGANISASI

Gambar

Gambar 1 ASEAN Economic Community dalam Piagam ASEAN2
Gambar 2 skema cetak biru aliran bebas barang AEC 20153

Referensi

Dokumen terkait

terhadap keberadaan kesenian yang bersifat tradisional seperti Gembyung. Selain itu, peranan instansi terkait yang seharusnya mewadahi

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi minat para calon mahasiswa dalam memilih jurusan akuntansi di Universitas Katolik

Untuk meghindari interpretasi yang salah dan sebagai pembatasan masalah dalam penelitian yang akan dilakukan maka perlu kiranya menentukan pembatasan masalah yang akan

Berdasarkan pada permasalahan tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan beberapa hal yaitu yang pertama adalah melakukan peramalan kebutuhan bandwidth

b. harga penawaran terkoreksi yang melebihi nilai total.. HPS, dinyatakan gugur. Apabila tidak ada penyedia yang lulus dalam evaluasi harga, Pejabat Pengadaan

Jakarta : Proyek Pengembangan Lembaga Tenaga Kependidikan. New York: Oxford

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang dengan pengambilan sampel berdasarkan sampling jenuh (Notoatmodjo,.. 2002) yaitu ibu hamil dengan usia kehamilan di

FACR berarti terjadi peningkatan aktiva tetap dengan persentase yang lebih tinggi. daripada persentase peningkatan modal