LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISIS TATA CARA PERUBAHAN DATA NPWP BENDAHARA PADA SEKSI
PELAYANAN DI KPP PRATAMA PRAYA
FAHRIZA YUSRO HADIYAKSA
300530357320309/830351393
PROGRAM ON THE JOB TRAINING PEGAWAI BARU/CPNS
KPP PRATAMA PRAYA
KANTOR WILAYAH DJP NUSA TENGGARA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……….
i
LEMBAR PENGESAHAN DAN PENILAIAN LAPORAN AKHIR OJT ...
ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I
Pendahuluan ...
1
A Latar Belakang ...
1
B Sasaran ...
2
BAB II
Pembahasan ...
3
A Permasalahan ...
3
B Analisis Penyebab Timbulnya Permasalahan Utama ...
3
BAB III
Penutup ...
5
A Kesimpulan ...
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Administrasi di bidang perpajakan yang baik dapat dilihat dan diukur dari semakin digitalisasi sistem pengadministrasian yang ada yang berdampak pada pelayanan yang optimal dan strategis. Keberadaan administrasi yang baik dapat meningkatkan efektifitas kerja. Salah satu bentuk administrasi awal perpajakan adalah mengenai pendaftaran NPWP, perubahan data NPWP, penghapusan NPWP, serta pengukuhan PKP. Pelayanan yang baik saat di awal memberikan kesan bahwa wajib pajak merasa dimanusiakan sehingga berdampak pada tingginya kepatuhan wajib pajak.
Proses administrasi awal berdasarkan Pasal 2 Ayat (1) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-20/PJ/2013 bahwa wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, dan tempat kegiatan usaha Wajib Pajak, dan kepada Wajib Pajak diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dijadikan sebagai identitas dalam hal perpajakan.
Seperti yang telah disebutkan, bahwa orang pribadi atau badan yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sehingga dikategorikan sebagai wajib pajak mempunyai hak dan kewajiban perpajakan yang dapat dipenuhi melalui sarana kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Salah satu kewajiban wajib pajak yang telah memiliki NPWP yaitu melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta.
Selain mengenai pendaftaran, administrasi selanjutnya adalah mengenai perubahan data wajib pajak baik orang pribadi, bendaharawan, dan badan. Direktorat Jenderal Pajak telah menyediakan aplikasi intranet pada kantor pelayanan pajak yakni melalui https://ereg/ dan http://eregkpp2/.
I. Kondisi Ideal
Misi DJP adalah menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan
me-nerapkan undang-undang perpajakan secara adil dalam rangka membiayai
efektif dan efisien.. Adapun Prosedur kerja terkait perubahan data wajib pajak dan/atau pengusaha kena pajak sesuai dengan SE-60/PJ/2013, yakni:
1. Perubahan data wajib pajak dan/atau pengusaha kena pajak dapat dilakukan berdasarkan permohonan wajib pajak atau secara jabatan dan hanya dapat dilakukan oleh KPP.
2. Dalam hal pengajuan permohonan perubahan data wajib pajak dan/atau pengusaha kena pajak disampaikan wajib pajak melalui KP2KP, KP2KP menerbitkan tanda terima dan meneruskan berkas permohonan ke KPP paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah permohonan diterima.
3. Jangka waktu penyelesaian permohonan perubahan data wajib pajak dan/atau pengusaha kena pajak adalah paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah BPS diterbitkan.
4. Perubahan data wajib pajak dan/atau pengusaha kena pajak dituangkan dalam Berita Acara Perubahan Data dengan menggunakan contoh format sebagaimana tercantum dalam lampiran XIV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak.
II. Kondisi Saat Ini
Umumnya proses bisnis pada KPP Pratama Praya dalam menerima perubahan data NPWP bendahara pada Tahun 2015 masih belum sesuai dengan kondisi yang ideal sesuai dengan yang dijelaskan sebelumnya. Pada tahapan pendahuluan terkait pendaftaran hingga cetak BPS (Bukti Penerimaan Surat) tidak ada permasalahan, akan tetapi ketika melakukan proses perekaman terhadap perubahan data tersebut tidak dapat diproses melalui aplikasi http://eregkpp2/. Hal inilah yang menyebabkan terhambatnya proses bisnis pada KPP Pratama Praya, sehingga untuk menu perubahan data pada bendahara tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan prosedur. Mengingat jangka waktu proses perubahan data satu hari setelah BPS diterbitkan sehingga pelaksana seksi pelayanan KPP Pratama Praya mengambil jalan tengah agar memproses perubahan data tersebut langsung pada menu aplikasi administrasi SIDJP (Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak).
B. Sasaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Permasalahan
Dalam proses bisnis perubahan data bendahara pada KPP Pratama Praya, terdapat permasalahan terkait SOP sesuai surat edaran nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-20/PJ/2013 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak, beberapa permasalahan tersebut adalah :
1. Proses perubahan data pada aplikasi http://eregkpp2/ KPP Pratama Praya hanya bisa sebatas menghasilkan output berupa BPS (Bukti Penerimaan Surat), akan tetapi proses selanjutnya yakni melanjutkan perekaman tidak bisa dilakukan melalui
http://eregkpp2/.
2. Perubahan data wajib pajak bendahara dituangkan dalam Berita Acara Perubahan Data hasil output dari http://eregkpp2/, akan tetapi berita acara perubahan data tersebut dibuat secara manual melalui menu aplikasi administrasi pada SIDJP. Hal ini mengakibatkan pekerjaan yang seharusnya bisa dilakukan dalam waktu singkat akan menjadi lama.
3. Alur data atau transaksi, data NPWP yang telah dibuat melalui aplikasi
http://eregkpp2/ membutuhkan paling lama satu jam untuk dapat diakses melalui
SIDJP. Dari SIDJP, data tersebut membutuhkan waktu paling lama satu jam untuk dapat diakses melalui aplikasi yang terhubung dengan Master File Nasional dan MPN. Akan tetapi terjadi pemutusan hubungan dari http://eregkpp2/ menuju SIDJP dengan cara mengubah data tersebut pada SIDJP.
B. Analisis Penyebab Timbulnya Permasalahan Utama
Berdasarkan pengalaman penyusun selama masa On The Job Training (OJT) dan hasil pencarian data dan/atau transfer knowledge kepada pegawai terkait, penyusun mengetahui beberapa penyebab permasalahan yang telah disebutkan di atas dikarenakan aplikasi pada http://eregkpp2/ tidak mendukung adanya proses perubahan data pada bendahara sehingga mengharuskan adanya perbaikan terhadap aplikasi tersebut. Aplikasi http://eregkpp2/ tidak digunakan lagi mulai tanggal 28 Mei 2015, dan digantikan dengan aplikasi https://ereg/ pada KPP Pratama Praya. Sebelumnya aplikasi
https://ereg/ sudah dibuat sejak tanggal 19 November 2014, akan tetapi modul
Aplikasi https://ereg/ mulai diberlakukan tanggal 28 Mei 2015 pada KPP Pratama Praya. Hal ini menyebabkan bukti perubahan data, baik berita acara serta surat pemberitahuan yang ada pada sebelum tanggal 28 Mei 2015 tidak terekam sepenuhnya secara elektronik. Berita acara dan surat pemberitahuan tersebut dibuat secara manual oleh pelaksana seksi pelayanan dengan merubah berita acara hasil dari perubahan data orang pribadi atau badan dengan mengedit pdf serta memberikan nomor berita acara tersebut secara manual dengan mengacu pada penomoran surat keluar yang ada pada Seksi Pelayanan KPP Pratama Praya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Standard Operating Prosedure (SOP) merupakan salah satu alat yang digunakan
untuk mengontrol sistem dan menjaga konsistensi dari kualitas output. Namun dalam prakteknya SOP yang sudah ada tidak didukung dengan sistem yang memadai. Sistem belum mendukung implementasi administrasi pajak yang efektif dan efisien dikarenakan masih terdapat permasalahan. Adapun yang dapat ditarik kesimpulan adalah
1. Alur kerja atau transaksi yang dilakukan tidak sesuai dengan SOP sehingga pekerjaan menjadi tidak efektif. Pemotongan terhadap alur ini dikarenakan adanya aplikasi yang tidak mendukung serta batasan waktu penyelesaian yang begitu singkat sehingga mau tidak mau harus memotong alur transaksi bisnis untuk mendapatkan kepatuhan terhadap Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-20/PJ/2013. Adapun aplikasi https://ereg/ sudah dapat mendukung SOP yang ada, akan tetapi hanya sebagian pelaksana seksi pelayanan yang menggunakan aplikasi tersebut. 2. Tidak adanya back up data manual ketika aplikasi e-registrasi gangguan
menyebabkan terhambatnya SOP sehingga menimbulkan kesulitan bagi pelaksana seksi pelayanan KPP Pratama Praya dalam hal pemberian nomor untuk berita acara perubahan data dan surat pemberitahuan perubahan data. Untuk itulah aplikasi manual tersebut haruslah tetap terhubung langsung dengan registrasi. Saat e-registrasi tersebut mulai normal kembali, maka database yang ada pada aplikasi manual dapat langsung terupload saat itu juga tanpa harus melanggar SOP yang ada.
Walaupun hal-hal mendasar seperti itu tidak memberikan dampak yang berarti terhadap proses kerja secara keseluruhan, namun apabila dibiarkan berlarut dimungkinkan menjadi bumerang bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
B. Saran