• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM MEMPER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM MEMPER"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM MEMPERSIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA MENGHADAPI “MASYARAKAT

EKONOMI ASEAN” (ASEAN ECONOMIC COMMUNITY) PADA 2015

Rifki Afandi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Surel: wanyiect@yahoo.com

ABSTRAK

Era-globalisasi tidak bisa dihindari oleh suatu bangsa, ketergantungan sesama bangsa menuntut adanya kerjasama antar bangsa dalam memenuhi kebutuhan, era-global secara tidak langsung terjadi perubahan prilaku yang di alami manusia. Persaingan di berbagai bidang menuntut permasalahan-permasalahan bangsa. Kurikulum merupakan salah satu komponen pendidikan penting dalam menunjang keberhasilan pendidikan, pendidikan sebagai wahana mempersiapkan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas. Kebijakan pemerintah mengimplementasikan kurikulum 2013 menuai pro dan kontra, implementasi kurikulum 2013 memerlukan suatu penyelesaian yang konkrit, sehingga penyelenggaraan pendidikan dapat mencapai tujuan nasional yang di cita-citakan bangsa Indonesia. Permasalahan implementasi kurikulum 2013 diantaranya buku guru dan buku siswa mengalamai kendala distribusi, pelatihan terhadap guru belum maksimal, Sarana dan Prasarana Belum Mendukung Proses Belajar Mengajar dalam Implementasi Kurikulum 2013, dan guru mengalami permasalahan mengajar berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Implementasi kurikulum 2013 dalam menyiapkan sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) di rasa belum siap. dikarenakan permasalahan-permasalaha pendidikan di Indonesia yang begitu kompleks, permasalahan-permasalahan implementasi kurikulum 2013 menunjukkan ketidak berhasilan bangsa Indonesia mempersiapkan sumber daya manusia dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN dalam waktu dekat pada 2015.

Kata Kunci: Pendidikan, Kurikulum dan Masyarakat Ekonomi ASEAN

PENDAHULUAN

Era-globalisasi seakan dunia tidak ada batasan, perkembangan teknologi internet (international telecomunication network) mengantarkan manusia mampu menjelajah antar bangsa dalam waktu sekejap, mau tidak mau suatu bangsa tidak bisa menghindari globalisasi dan harus menghadapinya. Era-globalisasi akan dihadapi bangsa Indonesia dalam waktu dekat dengan diberlakukannya masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) pada 2015,

Pemberlakuan masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) persaingan di berbagai bidang antar bangsa yang tergabung ASEAN tidak bisa dihindari. Menurut staf khusus Menteri tenaga kerja dan transmigrasi Sari

(2014) menyatakan “pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) akan lebih membuka peluang tenaga kerja asing untuk

mengisi berbagai jabatan serta profesi yang ada di Indonesia”, pernyataan tersebut

(2)

Rifki Afandi, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) Pada 2015.

asing, peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia menjadi salah satu aspek yang penting. Era global menuntut suatu bangsa memiliki daya saing yang unggul, dalam artian suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas.

Pendidikan sebagai wahana meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing dalam pembangunan bangsa. Para pendiri bangsa Indonesia menuangkan dalam pembukaan Uudang-Undang Dasar 1945 alenia ke empat

menyatakan “mencerdaskan kehidupan bangsa”, pernyataan tersebut menunjukkan

pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan, pernyataan tersebut didukung presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dalam

pidatonya pada hari pendidikan nasional 2 mei 2013 menyatakan “pendidikan adalah

bekal kemajuan bangsa. Pendidikan yang berkualitas secara otomatis menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, keseriusan pemerintah dalam aspek pendidikan dibuktikan dengan menganggarkan 20% APBN untuk pendidikan.

Salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan adalah

“kurikulum, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”

(UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003). Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari kebijakan pemerintah, salah satu kebijakan pemerintah di bidang pendidikan adalah di terapkan kurikulum 2013.

Akhir-akhir ini sering kita dengar isu tentang permasalahan-permasalahan penyelenggaraan kurikulum 2013 baik di media cetak, televisi maupun internet (international telecomunication network). Permasalahan inplementasi kurikulum 2013 dilapangan sangat urgent untuk segera diselesaikan, karena mencakup keberhasilan penyelenggaraan dalam mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas di masa yang akan datang. Dari beberapa pernyataan tersebut diatas, tulisan ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran praktis implementasi kurikulum 2013 terhadap penyiapan generasi muda bangsa, dan ide-ide praktis di bidang pendidikan Indonesia secara konseptual. Bagaimanakah implementasi implementasi kurikulum 2013 di Indonesia.

PEMBAHASAN

Implementasi kurikulum 2013 terjadi pro dan kontra dikalangan masyarakat, ICW (Indonesia Corruption Watch) menyarankan penghentian implementasi kurikulum 2013 dikarenakan kurikulum 2013 di nilai tidak berdasarkan konsep yang jelas dan muncul sejumlah persoalan (sekolahdasar.net, 2014). Penulis akan membahas secara konseptual diantaranya apa yang mendasari perubahan kurikulum di Indonesia, permasalahan apa saja dalam implementasi kurikulum 2013 dan bagaimana implementasi kurikulum 2013 dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community).

Hakikat Perubahan Kurikulum di Indonesia.

(3)

pemerintah bekerja keras untuk mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia berkualitas. Kebijakan pemerintah dalam merubah kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menjadi kurikulum 2013 diharapkan mampu memperbaiki kualitas pendidikan.

Menurut Nuh (2013) perubahan dari kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan) ke kurikulum 2013 “tuntutan relevansi kurikulum dengen

perkembangan masyarakat dimasa yang akan datang”, kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia dalam menghadapi era globalisasi. Indonesia perupakan salah satu negara penduduk terbesar di dunia, sumber daya manusia Indonesia yang begitu besar harus mampu di manfaat dengan baik, alasan perubahan kurikulum di Indonesia yaitu bonus demografi sumber daya manusia usia produktif melimpah sebagai modal utama pembangunan bangsa (Kemendikbud, 2013), berikut gambar bonus bonus demografi penduduk di Indonesia.

100 tahun kemerdekaan

Implementasi kurikulum 2013 di harapkan memenuhi kebutuhan masyarakat di masa sekarang dan yang akan datang, menurut Hamalik (2011:11)

“masyarakat bersifat statis akan tetapi dinamis dan selalu mengalami perubahan,

kurikulum sebagai peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang

cepat berubah”. Era-global menuntut perubahan di segala bidang, prilaku manusia yang selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman, tentunya menuntut penyesuaian di bidang pendidikan dalam mempersiapkan sumber daya manusia sesuai dengan tuntutan zaman. Kebijakan pemerintah dalam mengimplementasikani kurikulum 2013 tentunya dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain.

Permasalahan Implementasi Kurikulum 2013

Implementasi kurikulum 2013 dikalangan masyarakat muncul sebuah

pameo klasik “ganti menteri ganti kurikulum” atau ganti menteri ganti buku”

(Alawiyah, 2013:9). Implementasi kurikulum 2013 kendati sudah direncanakan dan persiapan dengan matang. Namun, dalam implementasi dilapangan masih mengalami permasalahan-permasalahan, diatara permasalahan tersebut sebagai berikut:

(4)

Rifki Afandi, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) Pada 2015.

1. Buku Guru dan Buku Siswa Kurikulum 2013

Pada kurikulum 2013 pemerintah menyediakan buku guru dan buku siswa yang digunakan proses pembelajaran, Namum, beberapa daerah mengalami kendala distribusi buku yang belum sampai ke tangan siswa, kegiatan proses pembelajaran semester ganjil pada tahun ajaran baru 2014-2015 distribusi buku masih mengalami kendala, salah satu daerah yang mengalami kendala distribusi buku yaitu Surabaya.

Keterlambatan distribusi buku oleh perusahaan tender pemenang pencetak buku kurikulum 2013 menyebabkan murid-murid di Surabaya memilih membeli buku pelajaran di toko buku, bahkan harga buku lebih mahal dari harga eceran yang di tetapkan kemendikbud (Andriani, 2014). Permasalahan keterlambatan buku tersebut tentunya menghambat kegiatan proses belajar mengajar, buku sebagai sumber informasi tentunya berberan penting sebagai pedoman siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut Chodijah (2014) ketua dewan pertimbangan federasi serikat guru Indonesia

mengungkapkan “rendahnya kualitas buku ajar”, buku guru dan buku siswa pada sekolah dasar ditemukan materi pembelajaran antara buku guru dan buku siswa tidak nyambung.

Permasalahan tersebut seharusnya harus segera di tangani pemerintah, dalam memilih perusahaan pencetak buku kurikulum 2013 pemerintah harus memilih perusahan yang memiliki kredibilitas di bidang penerbitan buku, permasalahan distribusi buku tersebut menyebabkan terganggunya proses belajar mengajar di kelas. Pada kurikulum 2013 buku guru merupakan kunci guru dalam melaksanakan kegiatan belajara mengajar, buku guru memuat materi pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran yang digunakan guru sebagai pedoman proses belajar mengajar di kelas.

2. Pelatihan Terhadap Guru Belum Maksimal

Paradigma pembelajaran kurikulum 2013 dengan strategi pembelajaran scientifik berbasis tematik terpadu terutama pada pembelajaran di sekolah dasar (Permendikbud No. 65 Tahun 2013), secara otomatis mengubah strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar, maka dalam hal ini pemerintah harus mengadakan pelatihan terhadap guru.

Penyiapan guru dilakukan pemerintah melalui pelatihan yang telah

diprogramkan, “pelatihan guru pada kurikulum 2013 yang di lakukan pemerintah

lebih mengedepankan pemberihan ceramah menjadikan pelatihan tidak optimal” (Alawiyah, 2013:11). Pelatihan yang tidak optimal menyebabkan kesiapan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar tidak maksimal, menurut

Chodijah (2014) “keterlambatan buku menyebabkan pelatihan terhadap guru tidak

dapat dilakukan”, hal tersebut tentunya menyebabkan guru kesulitan dalam mengajar, data bulan juni dari 1,3 juta orang baru 707 orang yang sudah mendapatkan pelatihan kurikulum 2013 (sekolahdasar.net, 2014)

(5)

3. Sarana dan Prasarana Belum Mendukung Proses Belajar Mengajar dalam Implementasi Kurikulum 2013

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya (BSNP, 2014). Kegiatan proses pembelajaran kurikulum 2013 dengan strategi pembelajaran scientific pembelajaran berorientasi pada siswa, di mana kegiatan pembelajaran scientific memerlukan sarana dan prasarana yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran, sarana dan prasarana tersebut diantaranya perpustakaaan dan laboratorium sekolah.

Menurut Kasim (2013) sekolah di Indonesia yang memiliki perpustakaan hanya 65% dan 96% tenaga perpustakaannya tidak berlatar pendidikan perpustakaan. Perpustakaan dan laboratorium merupakan tempat sumber belajara bagi siswa dan guru, dimana perpustakaan dan laboratorium merupakan tempat sumber informasi seperti buku, hasil penelitian, majalah, alat praga, media pembelajaran, dan sumber belajar yang lain.

Pada kurikulum 2013 strategi pembelajaran berbasis pendekatan scientific (permendikbud 67 tahun 2013) menuntut siswa untuk mengamati, bertanya, menalar, mengumpulkan informasi, dan menyimpulkan, bagaimana siswa dapatmelaksanakan kegiatan tersebut apabila masih banyak sekolah di Indonesia yang masih memiliki keterbatasan sarana dan prasarana. Menurut Gagarin, dkk bahwa dalam penggunaan atau penggunaan sarana dan prasarana sekolah yang dilakukan guru berpengaruh terhadap kinerja guru (Pasca.unhas.ac.id diakses 8 oktober 2014),

4. Guru Mengalami Kesulitan Mengajar Berbasis TIK

Pembelajaran kurikulum 2013 berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), paparan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang pengembangan kurikulum 2013 bahwa pembelajaran abad 21 berbasis TIK (teknologi informasi dan komunikasi) dalam artian guru harus melek teknologi (kemendikbud, 2013) , dimana guru harus mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran.

Paradigma pembelajaran berbasis TIK dalam kegiatan pembelajaran menuntut guru menguasai TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), setiap guru wajib memiliki keterampilan dalam menggunakan komputer, guru harus mampu membuat media pembelajaran berbasis komputer. Menurut Simanjuntak (2013:79) media berbasis komputer seperti multimedia, media animasi, media berbasis audio video, dan media berbasis website, yang menjadi permasalahan adalah apakah guru sudah memiliki keterampilan menggunakan komputer, apakah di setiap sekolah sudah memiliki sarana dan prasaranan yang mendukung proses pembelajaran berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), sedangkan di wilayah Indonesia masih ada daerah yang belum ada listrik masuk.

(6)

Rifki Afandi, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) Pada 2015.

Sebelum implementasi kurikulum 2013 seharusnya pemberian bekal keterampilan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) terhadap guru, dan melengkapi sarana dan prasarana berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) terhadap setiap sekolah, sehingga implementasi kurikulum 2013 benar-benar berjalan sesuai harapan.

Implementasi Kurikulum 2013 dalam Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

Pertemuan negara-negara ASEAN di Kuala Lumpur Malaysia pada Agustus 2006 sepakat mengembangkan masyarakat ekonomi ASEAN, pertemuan tersebut menghasilkan deklarasi masyarakat ekonomi ASEAN ( ASEAN Economic Community) yang di tanda tangani pada 20 November 2007 memuat isi deklarasi tersebut salah satunya adalah ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi internasional dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas (ditjenkpi.kemendag.go.id).

Pada 2015 negara-negara yang tergabung dalam ASEAN ( Association of South East Asian Nation) mengimplementasikan kerjasama masyarakat ekonomi ASEAN ( ASEAN Economic Community). Salah satu poin deklarasi tersebut adalah penyediaan tenaga terdidik, Indonesia merupakan negara yang tergabung dalam deklarasi tersebut, penyiapan sumber daya yang berkualitas merupakan salah satu aspek dalam mempersiapkan manusia Indonesia agar mampu bersaing dengan negara lain. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang berperan dalam penyiapan sumber daya manusia, salah satu unsur komponen pendidikan dalam menunjang keberhasilan adalah kurikulum. Pada 2013 Indonesia telah menerapkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013, implementasi kurikulum baru tentunya bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang di harapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan berkualitas. Adapun gambar peran pendidikan dan kebudayaan sebagai peningkatan kualitas sumber daya manusia bangsa yang kompetitif.

Gambar 1. Peran Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan Sumber

Daya Manusia

(7)

Gambar tersebut menunjukkan bahwa peran pendidikan dan kebudayaan yang baik akan menghasilkan bangsa yang cerdas, bangsa yang cerdas memiliki nilai spiritual, intelektual, sosial, kinestesis dan kultural. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang memiliki pengetahuan dan berbudaya yang produktif, kreatif, inovati dan afektif, bangsa yang beradap menjadikan bangsa yang kompetitif, dalam artian bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas berdaya saing yang unggul.

Implementasi kurikulum 2013 terhadap pemberlakuan masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) jaraknya terlalu dekat, setelah dua tahun implementasi kurikulum 2013 telah diperlakukan masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community). Permasalahan-permasalahan implementasi kurikulum 2013 menunjukkan ketidak siapan Indonesia mempersiapkan sumber daya manusia dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) dalam waktu dekat.

Indonesia diharapkan mampu bangkit untuk siap bersaing di era global, permasalahan di Indonesia tidak hanya implementasi kurikulum 2013, menurut Basweda permasalahan pendidikan di Indonesia diantaranya keterbatasan akses

pendidikan di daerah”(USAID), Menurut Education Development Indek (EDI) pada 2011 pendidikan Indonesia berada di peringkat 64 dari 120 negara(Dellasera, 2013), kualitas pendidikan Indonesia masih dibawah Singapura, Malaysia dan Thailand, sedangkan menurut Soy Pardede ketua perhimpunan ASEAN Competitiveness Institute mengatakan bahwa menurut World Economi Forum (WEF) daya saing Indonesia di dunia berada diposisi 46 jauh tertinggal dibawah Singapura menempati urutan 2, malaysia urutan 21 dan Thailand urutan 46 (m.Republika.co.id, 2013), menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) pada 2015 Indonesia memiliki daya saing dibawah Singapura, Malaysia dan Thailand. Permasalahan-permasalahan implementasi kurikulum 2013 tentunya menunjukkan ketidak siapan dalam mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia dalam waktu dekat, tentunya dengan deya saing yang masih tertinggal dengan beberapa negara di ASEAN dan Implementasi kurikulum 2013 yang masih mengalami permasalahan menunjukkan bangsa Indonesia masih perlu berbenah dalam meningkatkan sumber daya manusia yang unggul.

Pendidikan merupakan suatu aspek pembangunan bangsa yang sangat penting, hasil penelaitian Word Bank pada 2009 bahwa “pengaruh kualitas pendidikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kualitas pendidikan berpengaruh terhadap kualitas tenaga kerja”(kemendikbud, 2013). Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan penyiapan sumber daya manusia yang berdaya saing sangat bergantung dengan kualitas pendidikan di suatu negara. Semua elemen masyarakat Indonesia diharapkan bersama-sama memilliki kepedulian terhadap pendidikan bangsa.

PENUTUP

Kesimpulan

(8)

Rifki Afandi, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) Pada 2015.

Mendukung Proses Belajar Mengajar dalam Implementasi Kurikulum 2013, dan guru mengalami permasalahan mengajar berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Implementasi kurikulum 2013 dalam menyiapkan sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) di rasa belum siap.

Saran

Penyiapan sumber daya manusia Indonesia dalam mewujudkan pembangunan bangsa melalui pendidikan dirasa sangat penting, implementasi kurikulum 2013 dengan permasalahan yang ada diharapkan pemerintah bersama praktisi pendidikan dan masyarakat bersama-sama ikut andil dalam mendukung keberhasilan implementasi kurikulum 2013. Tulisan ini hanya mengkaji secara konseptual berdasarkan teori dan informasi bari berbagai sumber, di harapkan adanya tindakan lanjutan yang kongkrit dalam menganalisi implementasi kurikulum 2013 atau berupa penelitian lanjutan, sehingga mampu memberikan sumbangsi terhadap keberhasilan implementasi kurikulum 2013 dan pendidikan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah, Faridah. 2013. Dampak Implementasi Kurikulum 2013 Terhadap Guru. Jurnal Info Singkat Kesejahteraan Sosial ISSN 2088-2351 Volume V. No. 19/I/P3DI/Oktober/2013 halaman 9-12. Jakarta: jurnal on line www.dpr.go.id diakses Agustus 2014.

Andriyani, Titik. 2013. Buku Kurikulum 2013 Beredar di Toko Buku. Surabaya 19 Agustus 2014: www.jawapos.com/baca/artikel/5968/buku-kurikulum-2013-beredar-di-toko. di akses 2 Oktober 2014.

BSNP. 2014. Standar Sarana dan Prasarana. Jakarta: www.bnsp-indonesia.org/id?page_id=109 diakses 5 Oktober 2014

Chodijah, Itje. 2014 Penerapan Kurikulum 2013 Bukan Sekedar Formalitas. Jakarta:www.edukasi.kompas.com/red/2014/01/02/1611598/penerapan.kurikul um.2013. hanya.sekedar.formalita. diakses 9 Oktober 2014.

Dellasera, Qory. 2013. Kualitas Pendidikan Indonesia. Jakarta. on line www.m.kompasiana.com diakses 12 agustus 2014

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas.

Gagarin, Y. Muhammad, dkk. Pengaruh Sarana dan Prasarana Sekolah terhadap Kinerja Guru di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur. Makassar: pasca.unhas.ac.id diakses 8 Oktober 2014.

(9)

Juliantari, Siti. 2014. ICW Desak Pemerintah Hentikan Kurikulum 2013. Jakarta: Sekolahdasar.net on line 30 Agustus 2014, diakses 15 Oktober 2014.

Kasim, Musliar. 2013. Pelatihan Pengelola Perpustakaan Bagi Sekolah-sekolah, Perguruan Tinggi, Perusahaan dan Instansi lainnya. Yogjakarta. Universitas Sananta Dharma: www.usd.ac.id/lipus.php?noid223 diakses 8 Agustus 2014. Kemendag. Menuju ASEAN Economic Community 2015. Jakarta:

www.ditjenkpi.kemendag.go.id diakses 30 Agustus 2014

Kemendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Nuh, Mohammad. 2013. Arahan Mendikbud Pengembangan Kurikulum 2013. Jakarta: www.kemendikbud.go.id.

Republika. 2014. Indonesia Hanya Menduduki Peringkat Empat di ASEAN. Jakarta: www.m.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/13/05/24/mnadgu-i.

Sari, D. Indah. 2014. Apa Yang Harus Anda Ketahui Tentang Masyarakat Ekonomi Asean: BBC 27 Agustus 2014: www.bbc.co.uk diakses 1 Oktober 2014.

Siamanjuntak, Desmon. 2013. Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Penabur No 21/Tahun ke 12/Desember 2013: Jakarta: www.bpkpenabur.or.id.

Gambar

Gambar 1.    Peran Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Echo digunakan untuk menampilkan tulisan seperti ditunjukkan pada gambar 3.13 yang dapat disisipkan tag HTML, atau menampilkan variabel seperti ditunjukkan pada gambar 3.14.

(3) Gaji dan penghasilan lain para anggota Direksi ditetapkan oleh Menteri dengan mengingat ketentuan yang ditetapkan dengan atau berdasarkan Undang- undang. Anggota

(2) Sikap dan partisipasi siswa sangat antusias hal ini dapat dilihat dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang sangat mendapat dukungan oleh para

hubungan positif dengan orang lain, akan terisolasi dan merasa frustasi dalam.. membina hubungan interpersonal, tidak berkeinginan untuk berkompromi

Kondisi pada kecamatan lainnya masih dalam kondisi sedang karena masih terjadi truk pengangkut sampah yang waktu tempuhnya di di atas batas spesifikasi atas tetapi

tersebut bergerak dalam bidang pertanian organik. Dalam proses inkulturasi dan pendekatan awal peneliti menyampaikan keinginanya untuk melakukan kerja sama, permintaan tersebut

Penerapan pengolahan data electronik dapat mewujudkan kelancaran dalam fungsi operasional yang meliputi proses pendaftaran kursus, maka dengan melibatkan data elektronik