• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 MAN 1 PALU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 MAN 1 PALU"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

(CTL) PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS XI IPS 2 MAN 1 PALU

Muhajir1, Amiruddin2, dan Nurvita2

amiruddinsyawal@gmail.com; vitamombine@gmail.com

Mahasiswa Pendidikan Geografi1 Dosen Pendidikan Geografi2

Program Studi Penddikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Rancangan penelitian mengikuti tahap penelitian yang mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart yaitu : 1) tahap perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Subyek penelitian sebanyak 27 orang siswa kelas XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan pemberian tes hasil belajar tiap akhir siklus. Hasil pertemuan diperoleh bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I dan siklus II. Hasil tes awal menunjukan ketuntasan klasikal dan daya serap klasikal hanya sebesar 7,40% dan 47,85%. Setelah menerapkan model CTL pada siklus I ketuntasan klasikal dan daya serap klasikal mengalami peningkatan yaitu 37,03% dan 59,33%. pada siklus II ketuntasan klasikal dan daya serap klasikal mencapai presentase sebesar 100% dan 87,03%. Hal ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II terlihat pada ketuntasan klasikal yang mengalami peningkatan sebesar 62,97% dan daya serap klasikal meningkat sebesar 27,70%. Sedangkan pada observasi siswa dan guru terjadi peningkatan pada setiap siklusnya yaitu pada siklus I persentase siswa dan guru sebesar 79,16% dan 91,66% dan pada siklus II 100% dan 100%. Berdasarkan indikator kinerja dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model

Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2

Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu.

(2)

ABSTRACT

This research is a Classroom Action Research (CAR) which is consisting of 2 cycles. The research design follows the research phases that refer to the Kemmis and Mc Taggart models: 1) planning stage, 2) action implementation, 3) observation, and 4) reflection. The subjects were 27 students of class XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu. Data collection techniques used were observation and provision of test results of learning each end of the cycle. The results of the meeting obtained that there was an increase in learning outcomes from cycle I and cycle II. Initial test results showed classical mastery and classical absorption of only 7.40% and 47.85%. After applying the CTL model in cycle I, the classical completeness and the classical absorption increased by 37.03% and 59.33%. In cycle II of classical completeness and classical absorption reach percentage of 100% and 87,03%. This showed that there was an increase in learning outcomes from cycle I to cycle II seen in the classical completeness that increased by 62.97% and the classical absorption increased by 27.70%. While on student and teacher observation increase in every cycle that is on cycle I the percentage of student and teacher equal to 79,16% and 91,66% and at cycle II 100% and 100%. Based on performance indicator can be concluded that by applying Contextual Teaching and Learning model (CTL) can improve student learning result of class XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu.

Keywords: Contextual Teaching and Learning Model (CTL), Geography Learning and Student Learning Outcomes

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran adalah komponen penting dalam pendidikan, karena pada hakekatnya proses pembelajaran adalah tempat untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa, melalui berbagai interaksi dan berbagai pengalaman belajar. Dalam hal ini, guru hendaknya menerapkan pembelajaran yang variatif, namun dalam pelaksanaannya masih banyak kegiatan pembelajaran yang hanya memberi dan menerima informasi dalam proses pembelajaran

Pada proses pembelajaran terkadang membuat siswa tidak semangat dalam mengikuti pembelajaran, meskipun dari sekian pendekatan dan media pembelajaran yang disampaikan oleh guru itu cukup berhasil, akan tetapi sebagai tenaga pengajar setidaknya memacu untuk menemukan hal-hal yang berhubungan dengan membangkitkan semangat siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.

(3)

apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.

Model CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga ddan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja sama dan mengalami.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelas XI IPS 2 MAN I Palu yang berjumlah 27 siswa, bahwa hasil belajar siswa pada pertengahan semester ganjil 2016/2017 masih berada di bawah rata-rata KKM dengan ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 37,03% sedangkan ketuntasan belajar klasikal dari sekolah adalah mencapai 80%. Proses pembelajaran geografi yang berlangsung pasif menjadi salah satu faktor yang membuat rendahnya hasil belajar siswa, yang disebabkan karena kurangnya variasi model pembelajaran yang dilakukan di sekolah, sehingga hasil belajar siswa kurang.

Terkait masalah yang telah dikemukakan, perlu diupayakan untuk mengubah model pembelajaran. Kegiatan proses pembelajaran perlu diubah dengan suatu model pembelajaran yang membangkitkan motivasi belajar siswa, agar pembelajaran menjadi bermakna dan mudah untuk dipahami. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model Contextual Teaching and Learning (CTL). Model ini dipilih karena sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, di mana pelajaran-pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa terutama pelajaran geografi, akan dihubungkan dengan kehidupan mereka sehari-hari, yang diharapkan akan lebih menambah motivasi belajar siswa.

METODE PENELITIAN

(4)

Penelitian dilaksanakan secara bersiklus yang mengacu pada model Kurt Lewin yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dalam Wirnawati (2012:17) yang meliputi empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tidakan, (3) pengamatan/observasi dan (4) refleksi

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri I Palu (MAN I Palu), Kecamatan Tatanga, kelurahan Duyu kota Palu, yang dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Maret 2017. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2 dengan jumlah 27 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

1. Tahap-tahap Penelitian

Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1.1Siklus 1

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang meliputi:

1) Mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2) Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.

3) Menyiapkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas

4) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran geografi

5) Menyiapkan sumber belajar

6) Menyiapkan tes tertulis hasil belajar b. Pelaksanaan Tindakan

c. Observasi d. Refleksi 1.2Siklus II

Perbedaan antara pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan pelaksanaan tindakan siklus II hanyalah pada materi ajar dan hal-hal yang dianggap kurang dari siklus I, dan kemudian diperbaiki untuk diterapkan pada siklus II.

(5)

Untuk mendukung keperluan analisis data penelitian ini, peneliti memerlukan sejumlahdata. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah tes, observasi, dan instrument (RPP, lembar observasi, lembar kerja siswa)

3. Teknik Analisis data

3.1Teknik Analisis Data Kuantitatif

Dalam analisis data kuantitatif, digunakan untuk menganalisis hasil belajar, dengan rumus dari Depdikbud dalam Wirnawati (2012:22)

a) Daya Serap Individu Siswa.

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65%. Dalam Wirnawati (2012:22)

b) Ketuntasan Belajar Klasikal.

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 75% siswa telah tuntas secara klasikal dalam Wirnawati (2012:23)

c) Daya Serap Klasikal

3.2Teknik Analisis Data Kualitatif

Hasil observasi merupakan data kualitatif yang dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, data hasil observasi guru dan siswa menggunakan analisis persentasi skor yang diperoleh dari skor masing-masing indikator dijumlahkan dan hasilnya disebut jumlah skor. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah: a) mereduksi data, b) menyajikan data, dan 3) penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kriteria tahap keberhasilan tindakan ditentukan sebagai berikut:

80% ˂ NR ≤ 100% = Kriteria sangat baik

60% ˂ NR ≤ 80% = Kriteria baik

(6)

20% ˂ NR ≤ 40% = Kriteria kurang

0% ˂ NR ≤ 20% = Kriteria sangat kurang (Wirnawati, 2012:20)

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Orientasi

Sebelum melakukan tindakan siklus I dan siklus II, peneliti melakukan kegiatan observasi awal di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu, yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Kegiatan observasi awal ini yaitu melakukan pertemuan dengan guru Geografi kelas XI IPS, kemudian diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 masih berada di bawah rata-rata standar KKM yang telah ditentukan. Hal ini dapat dilihat pada ketuntasan hasil belajar siswa pada pertengahan semester ganjil 2016/2017 yang masih berada di bawah rata-rata KKM dengan ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 37,03% sedangkan ketuntasan belajar klasikal dari sekolah adalah mencapai 80%.

Peneliti melakukan tes awal pada tanggal 30 Maret 2017, yang diikuti oleh 27 siswa kelas XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu. Tes awal yang diberikan berjumlah 5 butir soal. Sebelum tes awal ini dilakukan, peneliti melakukan pengamatan proses pembelajaran terhadap guru dan siswa dimana guru geografi melakukan proses pembelajaran seperti biasa. Dari hasil pengamatan tersebut proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dimana siswa hanya menjadi pendengar serta mencatat hal-hal yang dianggap penting. Setelah proses pembelajaran dilaksanakan maka peneliti melakukan tes awal yang menunjukan ketuntasan klasikal yaitu sebesar 7,40% dan daya serap klasikal 47,85%, dengan nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 5. Setelah mendapatkan hasil dari tes awal, maka peneliti melaksanakan tindakan sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diterapkan pada siswa kelas XI IPS 2 yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

b. Hasil Observasi Tindakan Siklus I

Observasi terhadap siswa dan guru pada siklus pertama dilakukan di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ini, berlangsung 2 kali pertemuan persiklusnya.

(7)

dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sedangkan proses pengamatan guru pada saat mengajar dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kemudian diisi pada lembar observasi.

1) Aktivitas Siswa

Penilaian aktivitas siwa selama proses pembelajaran di dalam kelas dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa, menunjukan pada pertemuan pertama, jumlah skor perolehan 9 dari skor maksimal 12. Sedangkan pada pertemuan kedua jumlah skor perolehan 10 dari skor maksimal 12. Pada lembar observasi ini terbagi menjadi 5 kriteria yaitu kriteria sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Untuk siswa kelas XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu pada lembar observasi siswa pertemuan pertama, siswa mendapat presentase sebesar 75% sehingga mendapat kriteria Cukup dan pada pertemuan kedua siswa mendapat presentase sebesar 83,33% sehingga mendapat kriteria baik.

2) Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru digunakan dengan tujuan kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada tindakan siklus I pada pertemuan pertama dan kedua yang menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL). Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru, menunjukan pada pertemuan pertama jumlah skor yang diperoleh adalah 11 dari skor maksimal 12, sehingga diperoleh presentase 91,66% dengan kriteria sangat baik. Pada pertemuan kedua jumlah skor yang diperoleh adalah 11 dari skor maksimal 12, sehingga diperoleh prsentse 91,66% dengan kriteria sangat baik.

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus I dengan dua kali pertemuan, maka kegiatan selanjutnya adalah memberikan tes akhir tindakan siklus I. Tes akhir ini berupa soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 15 nomor dan esay tes dengan jumlah soal sebanyak 5 nomor.

(8)

Hasil tersebut menunjukan bahwa hasil skor rata-rata yang diperoleh siswa belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan oleh Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu sebesar 80%, sehingga perlu dilakukan perbaikan pada tindakan siklus selanjutnya.

3) Refleksi Tindakan Siklus I

Hasil pelaksanaan tindakan siklus I dengan dua kali pertemuan dalam proses pembelajaran diperoleh hasil aktivitas siswa sebesar 75% dan 83,33% dan hasil aktivitas guru diperoleh 91,66% dan 91,66% yang bila dirata-ratakan, pada siklus I aktivitas siswa mencapai 79,16% yang masuk dalam kriteria baik dan dan aktivitas guru mencapai 91,66% yang masuk dalam kriteria sangat baik.

Hasil di atas menunjukan adanya pencapaian indikator yang baik pada siklus I dari segi pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui penerapan model CTL. Tapi hal ini justru berbanding terbalik dengan hasil tes akhir tindakan siklus I yang diperoleh oleh siswa, yang memperoleh presentase ketuntasan klasikal hanya sebesar 37,03% serta ketuntasan daya serap klasikal hanya sebesar 59,33%. Secara kualitatif presentase hasil tes akhir tindakan siklus I hanya masuk dalam kriteria kurang dan kriteria cukup. Dengan adanya hasil tersebut dapat diketahui bahwa penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) masih kurang diterapkan di kelas XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu.

4) Hasil Observasi Tindakan Siklus II

Observasi terhadap siswa dan guru pada siklus kedua dilakukan di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ini, berlangsung 2 kali pertemuan persiklusnya.

Observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran geografi dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sedangkan proses pengamatan guru pada saat mengajar dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kemudian diisi pada lembar observasi.

a. Aktivitas Siswa

(9)

sangat baik. Sedangkan pada pertemuan kedua jumlah skor perolehan 12 dari skor maksimal 12, sehingga diperoleh presentase sebesar 100% dengan kriteria sangat baik.

b. Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru digunakan dengan tujuan kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada tindakan siklus I pada pertemuan pertama dan kedua yang menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL).

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru, menunjukan pada pertemuan pertama jumlah skor yang diperoleh adalah 12 dari skor maksimal 12, sehingga diperoleh presentase 100% dengan kriteria sangat baik. Pada pertemuan kedua jumlah skor yang diperoleh adalah 12 dari skor maksimal 12, sehingga diperoleh prsentse 100% dengan kriteria sangat baik.

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus II dengan dua kali pertemuan, maka kegiatan selanjutnya adalah memberikan tes akhir tindakan siklus II. Tes akhir ini berupa soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 15 nomor dan esay tes dengan jumlah soal sebanyak 5 nomor.

Berdasarkan hasil tes akhir tindakan siklus II, dapat diketauhi bahwa soal yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik oleh semua siswa. Hal ini terbukti dengan tidak adanya siswa yang tidak tuntas yang memperoleh skor rata-rata <65 dan presentase ketuntasan klasikal siswa sebesar 100% serta ketuntasan daya serap klasikal sebesar 87,03%., dengan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 75 dan skor tertinggi yang diperoleh oleh siswa adalah 95.

c. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data observasi, kegiatan pembelajaran pada siklus I yang telah dilakukan diperoleh skor rata-rata hasil aktivitas siswa sebesar 79,16%. Ini berarti taraf

keberhasilan aktivitas siswa tergolong “Baik” dan hasil analisis data observasi aktivitas guru

dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran CTL diperoleh skor rata-rata sebesar 91,66% yang tergolong sangat baik.

(10)

tes yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran. Daya serap hasil analisis tes akhir siklus I, terlihat bahwa masih ada siswa yang belum paham dengan penerapan model CTL.

Proses pembelajaran siklus II, dari hasil observasi aktivitas siswa mengalami peningkatkan dari siklus sebelumnya. Hasil observasi aktivitas siswa memperoleh presentase skor sebesar 100% dan ini berarti taraf keberhasilan aktivitas siswa berada dalam kriteria sangat baik. Sedangkan untuk aktivitas guru selama proses pembelajaran juga diperoleh peningkatan dari siklus sebelumnya. Hasil observasi aktivitas huru memperoleh skor rata-rata yaitu 100%. Ini berarti aktivitas guru dalam menerapkan pendekatan CTL berada dalam kriteria sangat baik.

Hasil analisis tes akhir tindakan siklus II, terlihat sebagian besar siswa sudah paham dan mampu belajar dengan penerapan model CTL. Hal ini dapat terlihat jelas pada hasil analisis tes akhir tindakan siklus I, ketuntasan daya serap individu siswa memperoleh skor sebesar 87,03% sedangkan ketuntasan klasikal mencapai skor 100%.

Pelaksanaan siklus II, dilakukan perbaikan dalam peoses pembelajaran untuk lebih memantapkan dan meningkatkan hasil belajar siswa dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I. pada siklus II ini guru lebih berusaha membimbing siswa agar bisa memahami konsep pelajaran yang diberikan pada saat proeses belajar berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran CTL, sehingga siswa dapat lebih mengerti dan menyelesaikan soal-soal geografi yang telah diajarkan pada proses pembelajaran di dalam kel;as. Selain itu guru juga lebih berusaha memperbaiki cara mengajar dan berusaha menciptakan suasana belajar yang aktif dan tidak membosankan bagi siswa.

Tabel Hasil Penilaian Siklus I dan Siklus II

(11)

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa geografi kelas XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu. Dengan kemampuan interaksi edukatif (ketuntasan) meningkat setiap siklusnya, hal ini dapat dilihat pada tindakan siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 37,03% dan daya serap klasikal 59,33%, kemudian pada tindakan siklus II mengalami peningkatan yaitu ketuntasan klasikal sebesar 100% dan daya serap klasikal sebesar 87,03%, hal ini menunjukan terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu pada ketuntasan klasikal sebesar 62,97% dan daya serap klasikal sebesar 27,7%. Sedangkan pada observasi siswa dan guru terjadi peningkatan pada setiap siklusnya yaitu pada siklus I presentase aktivitas siswa dan guru sebesar 79,16% dan 91,66% dan pada siklus II presentase siswa dan guru sebesar 100% dan 100%. Maka peningkatan presentase aktivitas siswa dan guru adalah sebesar 20,48% dan 8,34%.

DAFTAR RUJUKAN

Jendra I Ketut. (2013). Implementasi Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbantuan Outdoor Study Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Geografi Kelas X B di SMA Negeri 1 Kintamani [Online], 11 halaman. Tersedia:

http://eprints.ung.ac.id/10536/1/2014-2-1-87202-451410027-abstraksi-20012015115032.pdf [03 Oktober 2016].

La Juma. (2015). Pengaruh Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi di Kelas XI IPS SMA Negeri 1

Mananggu [Online], 13 halaman. Tersedia:

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPG/article/view/1106 [13 Oktober 2016].

Kunandar. (2009). Guru Professional. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Gambar

Tabel Hasil Penilaian Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas dengan tiga siklus maka peneliti membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

Lembar observasi dapat dilihat setiap tindakan yaitu (a) mengajar sesuai dengan rencana pembelajaran, (b) proses pembelajaran yang berkaitan dengan reaksi dan

Rencana yang akan dilakukan pada rencana tindakan adalah menyiapkan silabus, materi, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar observasi

Tahap pelaksanaan pada siklus I menerapkan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario yang telah dibuat dengan menerapkan model

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan tes akhir tindakan,

hasil perencanaan siklus II: 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mataeri yang akan diajarkan sesuai dengan Contextual Teaching Learning, 2) Rencana

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung siklus I pertemuan pertama persentase 50% (kategori cukup), hal ini disebabkan guru

Persiapan yang dilakukan pada siklus I antara lain: mempersiapkan RPP sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa dan tindakan