• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 MAN 1 PALU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 MAN 1 PALU"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 MAN 1 PALU

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2017

(2)

ABSTRAK

Muhajir, 2017. Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Pembelajaran Geografi di Kelas XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri I Palu. Hasil, Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, Pembimbing (I) Amiruddin, S.Pd., M.Pd., Pembimbing (II) Nurvita, S.Pd., M.Pd.

Permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran Geografi dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Rancangan penelitian mengikuti tahap penelitian yang mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart yaitu : 1) tahap perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Subyek penelitian sebanyak 27 orang siswa kelas XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan pemberian tes hasil belajar tiap akhir siklus. Hasil pertemuan diperoleh bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I dan siklus II. Sebelum menerapkan model CTL dilakukan tes awal dengan menggunakan metode konvensional yang mana guru masih sangat dominan dalam proses belajar mengajar. Hasil tes awal menunjukan ketuntasan klasikal dan daya serap klasikal hanya sebesar 7,40% dan 47,85%. Setelah menerapkan model CTL pada siklus I ketuntasan klasikal dan daya serap klasikal mengalami peningkatan yaitu 37,03% dan 59,33%. pada siklus II ketuntasan klasikal dan daya serap klasikal mencapai presentase sebesar 100% dan 87,03%. Hal ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II terlihat pada ketuntasan klasikal yang mengalami peningkatan sebesar 62,97% dan daya serap klasikal meningkat sebesar 27,70%. Sedangkan pada observasi siswa dan guru terjadi peningkatan pada setiap siklusnya yaitu pada siklus I presentase siswa dan guru sebesar 79,16% dan 91,66% dan pada siklus II 100% dan 100%. Berdasarkan indikator kinerja dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model Contextual Teaching and Learning(CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu.

(3)

ABSTRACT

Muhajir, 2017. The application of Contextual Teaching and Learning Model (CTL) to Improve Learning Outcomes in Geography Learning in Class XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri I Palu. Results, Geography Education Study Program, Social Science Education Department, Teacher Training and Education Faculty, Tadulako University, Advisors (I) Amiruddin, S.Pd., M.Pd., Advisor (II) Nurvita, S.Pd., M .Pd.

The problems found in this research is how the learning of Geography by using Contextual Teaching and Learning (CTL) model can improve student learning result of class XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu. This research is a Classroom Action Research (CAR) which is consisting of 2 cycles. The research design follows the research phases that refer to the Kemmis and Mc Taggart models: 1) planning stage, 2) action implementation, 3) observation, and 4) reflection. The subjects were 27 students of class XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu. Data collection techniques used were observation and provision of test results of learning each end of the cycle. The results of the meeting obtained that there was an increase in learning outcomes from cycle I and cycle II. Before applying the CTL model, a pre-test using a conventional method in which the teacher was still very dominant in the teaching and learning process. Initial test results showed classical mastery and classical absorption of only 7.40% and 47.85%. After applying the CTL model in cycle I, the classical completeness and the classical absorption increased by 37.03% and 59.33%. In cycle II of classical completeness and classical absorption reach percentage of 100% and 87,03%. This showed that there was an increase in learning outcomes from cycle I to cycle II seen in the classical completeness that increased by 62.97% and the classical absorption increased by 27.70%. While on student and teacher observation increase in every cycle that is on cycle I the percentage of student and teacher equal to 79,16% and 91,66% and at cycle II 100% and 100%. Based on performance indicator can be concluded that by applying Contextual Teaching and Learning model (CTL) can improve student learning result of class XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu.

(4)

1. PENDAHULUAN

Pendikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia, manusia yang beriman, bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan dalam pendidikan adalah suatu hal yang memang harus terjadi.

Proses pembelajaran adalah komponen penting dalam pendidikan, karena pada hakekatnya proses pembelajaran adalah tempat untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa, melalui berbagai interaksi dan berbagai pengalaman belajar. Dalam hal ini, guru hendaknya menerapkan pembelajaran yang variatif, namun dalam pelaksanaannya masih banyak kegiatan pembelajaran yang hanya memberi dan menerima informasi dalam proses pembelajaran

Pada proses pembelajaran terkadang membuat siswa tidak semangat dalam mengikuti pembelajaran, meskipun dari sekian pendekatan dan media pembelajaran yang disampaikan oleh guru itu cukup berhasil, akan tetapi sebagai tenaga pengajar setidaknya memacu untuk menemukan hal-hal yang berhubungan dengan membangkitkan semangat siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.

Siswa belajar lebih baik melalui kegiatan alami sendiri dalam lingkungan yang alamiah. ada kecendrungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.

Model CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga ddan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja sama dan mengalami.

(5)

di bawah rata-rata KKM dengan ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 37,03% sedangkan ketuntasan belajar klasikal dari sekolah adalah mencapai 80%. Proses pembelajaran geografi yang berlangsung pasif menjadi salah satu faktor yang membuat rendahnya hasil belajar siswa, yang disebabkan karena kurangnya variasi model pembelajaran yang dilakukan di sekolah, sehingga hasil belajar siswa kurang.

Terkait masalah yang telah dikemukakan, perlu diupayakan untuk mengubah model pembelajaran. Kegiatan proses pembelajaran perlu diubah dengan suatu model pembelajaran yang membangkitkan motivasi belajar siswa, agar pembelajaran menjadi bermakna dan mudah untuk dipahami. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model Contextual Teaching and Learning (CTL). Model ini dipilih karena sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, di mana pelajaran-pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa terutama pelajaran geografi, akan dihubungkan dengan kehidupan mereka sehari-hari, yang diharapkan akan lebih menambah motivasi belajar siswa.

Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan, untuk melihat sejauh mana hasil belajar geografi siswa, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Penerepapan Model

Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Pembelajaran Geografi Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Di MAN I Palu Kelas XI IPS 2”

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang direncanakan dalam 2 siklus dan akan dilaksanakan berdasarkan perubahan yang akan dicapai. Sesuai dengan tujuan PTK untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa, maka penelitian ini juga mengedepankan hasil belajar siswa sebagai tujuan utama yang dinilai melalui proses pembelajaran.

Penelitian dilaksanakan secara bersiklus yang mengacu pada model Kurt Lewin yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dalam Wirnawati (2012:17) yang meliputi empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tidakan, (3) pengamatan/observasi dan (4) refleksi

(6)

2017. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2 dengan jumlah 27 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

2.1 Tahap-tahap Penelitian

Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Siklus 1

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang meliputi:

1) Mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2) Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.

3) Menyiapkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas

4) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran geografi

5) Menyiapkan sumber belajar

6) Menyiapkan tes tertulis hasil belajar b. Pelaksanaan Tindakan

c. Observasi d. Refleksi 2.1.2 Siklus II

Perbedaan antara pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan pelaksanaan tindakan siklus II hanyalah pada materi ajar dan hal-hal yang dianggap kurang dari siklus I, dan kemudian diperbaiki untuk diterapkan pada siklus II.

2.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendukung keperluan analisis data penelitian ini, peneliti memerlukan sejumlahdata. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

2.2.1 Tes

(7)

2.2.2 Observasi

Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi baik pada guru maupun pada siswa dilakukan setiap pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengisi format yang telah disiapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siwa dan guru pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

2.3 Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan suatu alat bantu yang digunakan dalam melakukan penelitian, tujuan dari adanya instrumen ini yaitu untuk memberi kemudahan kepada peniliti dalam melakukan penelitiannya. Instrument yang digunakan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi, lembar kerja siswa dan instrument pengukuran berupa tes awal dan tes akhir di tiap akhir siklus.

2.4 Teknik Analisis data

2.4.1 Teknik Analisis Data Kuantitatif

Dalam analisis data kuantitatif, digunakan untuk menganalisis hasil belajar, dengan rumus dari Depdikbud dalam Wirnawati (2012:22)

a) Daya Serap Individu Siswa.

DSI = skor yang diperoleh siswa

skor maksimal siswa X 100%

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65%. Dalam Wirnawati (2012:22)

b) Ketuntasan Belajar Klasikal.

KBK = Jumlah siswa yang tuntas

jumlah siswa seluruhnyaX 100%

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 75% siswa telah tuntas secara klasikal dalam Wirnawati (2012:23)

c) Daya Serap Klasikal

DSK = skor total persentase

skor ideal seluruh siswaX 100% 2.4.2 Teknik Analisis Data Kualitatif

(8)

diperoleh dari skor masing-masing indikator dijumlahkan dan hasilnya disebut jumlah skor. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah: a) mereduksi data, b) menyajikan data, dan 3) penarikan kesimpulan dan verifikasi.

a) Mereduksi data

Mereduksi data adalah proses menyeleksi, mengumpulkan dan menyederhanakan semua data yang diperoleh sejak awal sampai akhir pengumpulan data.

b) Menyajikan data

Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil reduksi dengan cara menyusun sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat memberikan kemugkinan data yang telah disajikan tersebut selanjutnya dibuat penafsiran dan evaluasi untuk membuat perencanaan tindakan selanjutnya.

c) Penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan, yang di maksud informasi adalah uraian proses kegiatan pembelajaran, aktifitas atau kinerja siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta hasil yang diperoleh dari data hasil observasi.

− (NR) = jumlah skor

jumlah skor maksimalX 100%

Kriteria tahap keberhasilan tindakan ditentukan sebagai berikut: 80%˂ NR ≤ 100% = Kriteria sangat baik

60%˂ NR ≤ 80% = Kriteria baik 40%˂ NR ≤ 60% = Kriteria cukup 20%˂ NR ≤ 40% = Kriteria kurang

0%˂ NR ≤ 20% = Kriteria sangat kurang (Wirnawati, 2012:20)

3. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 3.1 Hasil Penelitian

3.1.1 Orientasi

(9)

pada pertengahan semester ganjil 2016/2017 yang masih berada di bawah rata-rata KKM dengan ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 37,03% sedangkan ketuntasan belajar klasikal dari sekolah adalah mencapai 80%.

Peneliti melakukan tes awal pada tanggal 30 Maret 2017, yang diikuti oleh 27 siswa kelas XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu. Tes awal yang diberikan berjumlah 5 butir soal. Sebelum tes awal ini dilakukan, peneliti melakukan pengamatan proses pembelajaran terhadap guru dan siswa dimana guru geografi melakukan proses pembelajaran seperti biasa. Dari hasil pengamatan tersebut proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dimana siswa hanya menjadi pendengar serta mencatat hal-hal yang dianggap penting. Setelah proses pembelajaran dilaksanakan maka peneliti melakukan tes awal yang menunjukan ketuntasan klasikal yaitu sebesar 7,40% dan daya serap klasikal 47,85%, dengan nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 5. Setelah mendapatkan hasil dari tes awal, maka peneliti melaksanakan tindakan sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diterapkan pada siswa kelas XI IPS 2 yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning(CTL).

3.1.2 Hasil Observasi Tindakan Siklus I

Observasi terhadap siswa dan guru pada siklus pertama dilakukan di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ini, berlangsung 2 kali pertemuan persiklusnya. Observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran geografi dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sedangkan proses pengamatan guru pada saat mengajar dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kemudian diisi pada lembar observasi.

a. Aktivitas Siswa

(10)

mendapat kriteria Cukup dan pada pertemuan kedua siswa mendapat presentase sebesar 83,33% sehingga mendapat kriteria baik.

b. Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru digunakan dengan tujuan kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada tindakan siklus I pada pertemuan pertama dan kedua yang menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL). Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru, menunjukan pada pertemuan pertama jumlah skor yang diperoleh adalah 11 dari skor maksimal 12, sehingga diperoleh presentase 91,66% dengan kriteria sangat baik. Pada pertemuan kedua jumlah skor yang diperoleh adalah 11 dari skor maksimal 12, sehingga diperoleh prsentse 91,66% dengan kriteria sangat baik.

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus I dengan dua kali pertemuan, maka kegiatan selanjutnya adalah memberikan tes akhir tindakan siklus I. Tes akhir ini berupa soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 15 nomor dan esay tes dengan jumlah soal sebanyak 5 nomor.

Berdasarkan hasil tes akhir tindakan siklus I, dapat diketauhi bahwa soal yang diberikan belum dapat diselesaikan dengan baik oleh sebagian siswa. Hal ini terbukti dengan adanya 17 siswa yang tidak tuntas yang memperoleh skor rata-rata <65 dan presentase ketuntasan klasikal siswa hanya sebesar 37,03% serta ketuntasan daya serap klasikal hanya sebesar 59,33%. Skor tertinggi yang tertinggi yang diperoleh oleh siswa adalah sebesar 75 dan skor terendah yang diperoleh siswa adalah sebesar 30.

Hasil tersebut menunjukan bahwa hasil skor rata-rata yang diperoleh siswa belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan oleh Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu sebesar 80%, sehingga perlu dilakukan perbaikan pada tindakan siklus selanjutnya.

3.1.3 Refleksi Tindakan Siklus I

Hasil pelaksanaan tindakan siklus I dengan dua kali pertemuan dalam proses pembelajaran diperoleh hasil aktivitas siswa sebesar 75% dan 83,33% dan hasil aktivitas guru diperoleh 91,66% dan 91,66% yang bila dirata-ratakan, pada siklus I aktivitas siswa mencapai 79,16% yang masuk dalam kriteria baik dan dan aktivitas guru mencapai 91,66% yang masuk dalam kriteria sangat baik.

(11)

berbanding terbalik dengan hasil tes akhir tindakan siklus I yang diperoleh oleh siswa, yang memperoleh presentase ketuntasan klasikal hanya sebesar 37,03% serta ketuntasan daya serap klasikal hanya sebesar 59,33%. Secara kualitatif presentase hasil tes akhir tindakan siklus I hanya masuk dalam kriteria kurang dan kriteria cukup. Dengan adanya hasil tersebut dapat diketahui bahwa penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) masih kurang diterapkan di kelas XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu.

3.1.4 Hasil Observasi Tindakan Siklus II

Observasi terhadap siswa dan guru pada siklus kedua dilakukan di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ini, berlangsung 2 kali pertemuan persiklusnya. Observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran geografi dengan menerapkan model pembelajaranContextual Teaching and Learning (CTL) sedangkan proses pengamatan guru pada saat mengajar dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kemudian diisi pada lembar observasi.

a. Aktivitas Siswa

Penilaian aktivitas siwa selama proses pembelajaran siklus II di dalam kelas dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti selama 2 kali pertemuan. Berdasarkan hasil observasi aktivitas, menunjukan pada pertemuan pertama jumlah skor perolehan 12 dari skor maksimal 12, sehingga diperoleh presentase 100% dengan kriteria sangat baik. Sedangkan pada pertemuan kedua jumlah skor perolehan 12 dari skor maksimal 12, sehingga diperoleh presentase sebesar 100% dengan kriteria sangat baik.

b. Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru digunakan dengan tujuan kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada tindakan siklus I pada pertemuan pertama dan kedua yang menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL).

(12)

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus II dengan dua kali pertemuan, maka kegiatan selanjutnya adalah memberikan tes akhir tindakan siklus II. Tes akhir ini berupa soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 15 nomor dan esay tes dengan jumlah soal sebanyak 5 nomor.

Berdasarkan hasil tes akhir tindakan siklus II, dapat diketauhi bahwa soal yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik oleh semua siswa. Hal ini terbukti dengan tidak adanya siswa yang tidak tuntas yang memperoleh skor rata-rata <65 dan presentase ketuntasan klasikal siswa sebesar 100% serta ketuntasan daya serap klasikal sebesar 87,03%., dengan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 75 dan skor tertinggi yang diperoleh oleh siswa adalah 95.

3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian siklus I dan siklus II diperoleh berdasarkan hasil belajar Geograi di kelas XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran CTL.

Berdasarkan hasil analisi data observasi, kegiatan pembelajaran pada siklus I yang telah dilakukan diperoleh skor rata-rata hasil aktivitas siswa sebesar 79,16%. Ini berarti taraf

keberhasilan aktivitas siswa tergolong “Baik” dan hasil analisis data observasi aktivitas guru

dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran CTL diperoleh skor rata-rata sebesar 91,66% yang tergolong sangat baik.

Hasil tes tindakan siklus I terlihat bahwa siswa masih belum paham dengan penerapan model pembelajaran CTL karena belum bisa menghubungkan materi pembelajaran dengan pengalaman nyata. Hal ini dapat terlihat dengan adanya 17 siswa yang belum tuntas pada akhir tes yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran. Daya serap hasil analisis tes akhir siklus I, terlihat bahwa masih ada siswa yang belum paham dengan penerapan model CTL.

(13)

Hasil analisis tes akhir tindakan siklus II, terlihat sebagian besar siswa sudah paham dan mampu belajar dengan penerapan model CTL. Hal ini dapat terlihat jelas pada hasil analisis tes akhir tindakan siklus I, ketuntasan daya serap individu siswa memperoleh skor sebesar 87,03% sedangkan ketuntasan klasikal mencapai skor 100%.

Pelaksanaan siklus II, dilakukan perbaikan dalam peoses pembelajaran untuk lebih memantapkan dan meningkatkan hasil belajar siswa dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I. pada siklus II ini guru lebih berusaha membimbing siswa agar bisa memahami konsep pelajaran yang diberikan pada saat proeses belajar berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran CTL, sehingga siswa dapat lebih mengerti dan menyelesaikan soal-soal geografi yang telah diajarkan pada proses pembelajaran di dalam kel;as. Selain itu guru juga lebih berusaha memperbaiki cara mengajar dan berusaha menciptakan suasana belajar yang aktif dan tidak membosankan bagi siswa.

Tabel Hasil Penilaian Siklus I dan Siklus II

No.

(14)

Sedangkan pada observasi siswa dan guru terjadi peningkatan pada setiap siklusnya yaitu pada siklus I presentase aktivitas siswa dan guru sebesar 79,16% dan 91,66% dan pada siklus II presentase siswa dan guru sebesar 100% dan 100%. Maka peningkatan presentase aktivitas siswa dan guru adalah sebesar 20,48% dan 8,34%.

5. DAFTAR PUSTAKA

Jendra I Ketut. (2013). Implementasi Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbantuan Outdoor Study Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Geografi

Kelas X B di SMA Negeri 1 Kintamani [Online], 11 halaman. Tersedia:

http://eprints.ung.ac.id/10536/1/2014-2-1-87202-451410027-abstraksi-20012015115032.pdf [03Oktober 2016].

La Juma. (2015).Pengaruh Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi di Kelas XI IPS SMA Negeri 1

Mananggu [Online], 13 halaman. Tersedia:

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPG/article/view/1106 [13Oktober 2016]. Kunandar. (2009).Guru Professional. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya Wina. (2009).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Gambar

Tabel Hasil Penilaian Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Buku Pegangan Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Kelas 4, Depdikbud, 2013. 2.6 Memiliki sikap amanah sebagai implementasi dari pemahaman kisah

Untuk membuka ( decrypt ) data tersebut digunakan juga sebuah kunci yang dapat sama dengan kunci untuk mengenkripsi (untuk kasus private key.. cryptography ) atau dengan kunci

Fakta yang menjadi ciri model pembelajaran Problem Based Learning sesuai dengan pembelajaran ini, karena pada pembelajaran satu ini guru meminta siswa

atau muatan listrik yang terjadi di antara kutub positif dan kutub negatif sumber listrik “, misalnya : Accumulator atau AKI. “ Arus listrik adalah besarnya muatan listrik

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan suatu informasi dan pengetahuan kepada para masyarakat, terlebih yang berprofesi sebagai Guru Sekolah Menengah

Pilihlah bibit yang tidak cacat atau luka, karena biasa bibit yang luka bisa tidak tumbuh, benih yang bersih dari kotoran, benih yang tidak keriput atau benih utuh, dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan teknologi informasi dan keahlian pemakai berpengaruh terhadap kualitas informasi akuntansi yang bekerja di