• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterampilan membaca teks bahasa jerman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Keterampilan membaca teks bahasa jerman "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI MEMBACA

Membaca :adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa dan juga suatu proses yang kompleks dan rumit. Membaca yang kompleks Membaca yang kompleks dapat dipengaruhi oleh beberapa factor , yakni :

 internal : tergantung dari SDM / diri individu.

 Eksternal : berasal dari motifasi luar Dan keduanya baik internal / eksternal, saling berkaitan.

Hakikat membaca Adalah : suatu proses yang kompleks dan rumit karena dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal yang bertujuan untuk memetik / memahami arti / makna yang ada dalam tulisan. Tujuan membaca -memberi detail / fakta – menemukan gagasan utama – menemukan urutan / organisasi – bisa menyimpulkan – menemukan informasi yang diperlukan – bias mengklasifikasikan – bias menilai – bias membandingkan – dll. Jenis – jenis membaca :

1. MEMBACA NYARING (oral reading ) Ialah : suatu kegiatan membaca , yang merupakan alat bagi pembaca, bersama orang lain, untuk menanggap isi yang berupa informasi , pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Dengan kata lain , membaca nyaring adalah: proses

melisankan dengan menggunakan suara, intonasi, tekanan secara tepat , serta pemahaman makna bacaan oleh pembaca. membaca nyaring memiliki beberapa aspek : Membaca dengan pikiran dan perasaan pengarangv Memerlukan keterampilan menafsirkan lambang-lambang grafis.v Memerlukan kecepatan pandangan matav Memerlukan keterampilan membaca , terutama mengelompokkan kata secarav tepat. Memerlukan pemahaman makna secara tepat.v Keterampilan membaca nyaring antara lain : o Penggunaan ucapan yang tepat o Pemenggalan frase yang tepat o Penggunaan lagu kalimat yang tepat o Penguasaan tanda baca yang baik o Penggunaan suara yang jelas o Penggunaan ekspresi yang tepat o Pengaturan kecepatan membaca o Pengaturan ketepatan membaca o Pemahaman bacaan o Kepercayaan diri Manfaat membaca nyaring antara lain : 1) Bisa memperoleh kesenangan dan memupuk keyakinan / percaya diri. 2) Bisa menanamkan disiplin 3) Bisa memperkaya daya khayal apabila dilakukan dalam membaca fiksi. 4) Bias mempertinggi pemahaman mengenai makna bacaan.

2. MEMBACA DALAM HATI Ialah : kegiatan membaca yang hanya menghandalkan

kemampuan fisual , pemahaman, serta ingatan dalam menghadapi bacaan tanpa mengeluarkan suara / menggerak – gerakkan bibir. Ada 2 membaca dalam hati : 1.Membaca Ekstensif Yaiti : proses membaca yang dilakukan secara luas. Maksudnya = a. bahan – bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya. b. wakyu yang digunakan cepat dan singkat Tujuan membaca

Ekstensif ialah : sekedar memmahami isi yang penting pada bahan bacaan pada waktu yang cepat dan singkat. Jenis – jenis membaca Ekstensif : a. Membaca survey ialah : kegiatan membaca yang bertujuan mengetahui gambaran umum mengenai isi dan ruang lingkup bahan bacaan. b. Membaca sekilas ialah : membaca yang bertujuan untuk mencapai / mendapatkan informasi secara cepat .

(2)

secara pemahaman terinci terhadap suatu bacaan. Kesimpulan : Membaca intenif ialah : kegiatan membaca yang dilakukan dengan penuh seksama terhadap bahan bacaan sehingga timbul pemahaman yang tinggi.

4. Membaca telaah isi ialah : membaca yang dilakukan untuk menelaah isi bacaan. Membaca telitih / pemahaman ialah : kegiatan membaca yang bertujuan untuk memperoleh pengertian / memahami bahan bacaan secara cepat dan tepat. Dalam membaca pemahaman ada beberapa aspek yang diperlukan al : • Seorang pembaca harus mempunyai kosa kata yang banyak. • Memiliki kemampuan menafsirkan makna kata • Memiliki kemampuan ide pokok • Memiliki kemampuan menangkap urutan peristiwa.

5. Membaca kritis : kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana , mendalam efektif, analisis, dan bukan ingin mencari kesalahan penulis. Dalam membaca kritis diperlukan kemampuan berfikir bersikap kritis dalam mengolah bahan bacaan. Kemampuan berfikir dan bersikap kritis meliputi : 1. kemampuan mengingat dan mengenali bahan bacaan.-

kemampuan mengenali tokoh – bisa mengenali opini dan fakta – bisa membedakan antara fakta dan opini 2. kemampuan menginterpretasi makna yang tersirat – mengenali – menafsirkan ide pokok – memahami secara kritis hubungan sebab akibat 3. kemampuan mengaplikasi konsep – ditandai dengan membaca petunjuk – menerapkan konsep bacaan dalam situasi baru. 4. kemampuan menganalisis. – menganalisis alur cerita –

mengklasifikasikan fakta / detail penunjang. 5. kemampuan membuat sintesis – menarik simpulan, menentukan tema bacaan – membuat singkatan 6. kemampuan menilai isi bacaan. – menilai sebuah bacaan diangkat dari realitas / imajinasi pengarang. – Menilai suatu

pernyataan itu opini / fakta.

6. MEMBACA CEPAT Ialah : kegiatan membaca yang dilakukan secara cepat, disertai dengan pemahaman terhadap isi bacaan. Kecepatan membaca bisa disebut kemampuan membaca . Kemampuan membaca ialah : kecepatan yang dicapai pembaca berdasarkan rumus jumlah banyaknya kata dibagi dengan waktu yang diperlukan dikalikan dengan jumlah detik dalam 1 menit . RUMUS Membaca Efisien ialah: pembaca yang mempunyai kecepatan membaca sesuai dengan bahan bacaan yang dihadapi dengan tujuan membacanya. 1 . 2 . 3 Membaca secara cepat antara 350 – 500 digunakan untuk membaca fiksi yang agak sulit . 4 Membaca dengan kecepatan rata – rata antara 250-350 untuk membaca fiksi mendapatkan detail pentingnya saja . 5 Membaca lambat, digunakan untuk mempelajari bahan – bahan sulit , membuat analisis , memecahkan masalah. Selain itu ada juga cara membaca cepat dan hambatannya : 1. Vokalisasi (bibir bergerak – gerak ) 2. leher bergerak kekanan ke kiri 3. menunjuk jari 4. Regresi ( mata bergerak kembali ke belakang untuk membaca ulang suatu kata yang telah dibacanya ) 5. sub Vokalisasi

7. MEMBACA PARAGRAF ialah : satuan pengembangan terkecil, dari suatu karangan . Dalam paragraph mesti mengandung pikiran pokok / gagasan utama . dijabarkan oleh kalimat penjelas. Kalimat – kalimat yang membentuk satu paragraph itu dibagi menjadi 2 : – kalimat Topik – kalimat Penjelas Kalimat Topik ialah : kalimat yang mengandung pikiran pook paragraph. Cara – cara meletakkan kalimat topic : 1) diawal paragraf 2) diakhir paragraf 3) diawal dan akhir paragraf 4) diseluruh paragraf cara – cara membaca paragraf / kalimat topic : 1) dengan cara skimming dan skaning 2) informasi focus – mencari ide pokok (paragraf) – mencari kata kunci (kalimat ) Kalimat Penjelas / jabaran : kalimat yang mengandung isi dari jabaran pikiran pokok tsb. Kalimat penjelas dapat berupa : – uraian – rician syarat – starat pragraf : a) kesatuan b) koherensi c) penghubung paragraf metode pengembangan paragraph : 1. umum – khusus 2. khusus – umum 3. klimaks 4. anti klimaks 5. perbandingan 6. analogi 7. sebab akibat 8. sudut pandang 9. definisi 10. klasifikasi 11. contoh 12. proses

8. MEMBACA ARTIKEL : Artikel bisa berupa opini Bisa berupa hal yang baru

(3)

alas an mengapa artikel itu dibuat B. Batang tubuh – isi dari artikel C. Penutup – berupa rangkuman apa – apa yang dikemuakan, disamping itu juga memuat kesimpulan umum beserta aplikasi / prediksi yang berkenaan dengan kesimpulan itu. Memahami Artikel 1. menemukan pkiran pokok dengan : – membaca judul dan pendahuluan dengan telitih – cari pikiran pokok yang diuraikan dalam batang tubuh artikel. Membaca paragraph Sama dengan membaca artikel yang menggunakan kegiatan membaca kritis. 1. memahami maksud penulis / pengarang – meyakinkan – Mengajak persuasif – menghibur – memberitahukan 2. memahami organisasi tulisn – pendahuluan – batang tubuh – penutup 3. menulis / menanggapi penyajian pengarang yang ditanggapi , yaitu penyajiannya dari segi : – informasi – informasi tu releven dengan judul / tidak . – segi logika – segi bahasa – segi sumber informasi 4. menerapkan prinsip – prinsip berpikir kritis dari bacaan sehari – hari.

9. Membaca surat kabar : Secara umum isi surat kabar dapat dibagi menjadi : – berita – opini – iklan – pemberitahuan – fiksi Berita ialah : laporan yang benar dan tepat pada waktunya, yang berisi tentang pendapat / pikiran baru tentang suatu peristiwa yang terjadi dimasyarakat . / tentang apa saja yang merupakan fakta. Serta menarik dan perlu bagi pembaca pada

umumnya. Cirri berita : – factual : nyata – objektif : tidak tercampur – menarik – tidak basi ( masih hangat ) – perlu dan berguna bagi umum. Opini Pandangan / pendapat dari redaktur / penulis tentang suatu peristiwa, pikiran, atau pandangan yang terjadi dan hidup dalam masyarakat. Opini dari redaktur : opini yang merupakan pendapat dari redaktur ( surat kabar ) dan disajikan dalam bentuk tajuk rencana., komentar, pojok , dan karikatur. Opini dari penulis : disajikan dalam betuk karangan khusus / feature, surat pebaca / kolom / dan artikel. Beda berita dan opini Kalau berita : Sedang opini : hasil analisis dari surat kabar / penulisnya. Iklan Ialah : informasi yang bersifat komersial / berhubungan dengan uang. Pemberitahuan Ialah : pengumuman tentang suatu peristiwa / hal. Seperti perkawinan pengantin, lelang / yang lain. Fiksi Dalam surat kabar biasanya cerpen, novel / cerita komik yang umumya disajikan secara bersambung. Struktur isi yang paling menarik di surat kabar ialah : STRUKTUR BERITA Karena dalam berita memiliki aspek tertentu yang tidak bisa / tidak ada dalam karangan – karangan lain. Aspek – aspek penting adalah : 1. paragraph pendahuluan ¤ dalam berita merupakan bagian terpenting / isi pokok dari berita itu . jika pendahuluan ini terdiri dari beberapa paragraph isi pokok . kadang – kadang sudah ada dalam 2 paragraf. Dan paragraph lain menjadi penjelas. ¤ pada umumnya dapat menjawab secara umum pertanyaan 5 W + 1 H. berita juga diberi judul, dan judul ini juga memberikan gambaran umum mengenai isi berita . Paragraph pendahuluan / pembuka biasa disebut ( lead )/ teras berita / mahkota berita. 2. isi ►seorang pembaca yang baik harus mengetahui tempat isi surat kabar yang dilangganinya. Dan bagian isi ini biasa menjelaskan 3. penutup memberikan penyelesaian / ringkasan / kejelasan dari isi . METODE MEMBACA SURAT KABAR Untuk membaca surat kabar secara efisien dan efektif , pembaca perlu terlebih dahulu mengetahui jenis isi pengetahuan perlu. Tanpa itu pembaca tidak akan dapat menentukan informasi focus dengan tepat. Setelah mengetahui jenis isi , pembaca harus mengetahui halaman isi. Setelah mengetahui semua , maupun pengaturan penyambungan isi, maka pembacanya. Yaitu jika anda membaca halaman 1 bersambung ke halaman 15 . maka baca dulu semua berita di halaman 1. baru pindah ke halaman 15 agar tidak bolak – balik.

(4)

1. Model Membaca

Model membaca

 Cara kerja fisik berkaitan dengan bagaimana mata membaca atau memandang bacaan yang merupakan sistem grafis

 Cara kerja spikis berkaitan dengan bagaimana cara kerja otak memahami bacaan.

 Model membaca adalah : gabungan cara kerja fisik dan spikis yang merupakan proses dalam membaca karena membaca dimulai dari proses visual (mata) dan di akhiri pada proses yang terdapat di otak yaitu memahami atau mengkritisi bacaan.

2. Pendekatan dalam model membaca

Munculnya aberbagai model membaca di latar belakangi oleh pendekatan yaitu pendekatan taksonomik, psikologis lingustik, psikomotorik dan proses informasi.

Pendekatan taksonomik

Dikembangkan oleh Gray. Berpendapat dalam proses membaca diperlukan empat ketrampilan yaitu :

a. Mengenal kata b. Komprehensif c. Reaksi d. Asimilasi

Pendekatan Psikologis

Terdiri dari 2 yaitu :

a. Pendekatan behavioral dipelopori skinner th 1957. berpendapat : keterampilan membaca merupakan hasil proses membaca yang diperoleh dari hubungan antara rangsangan dan reaksi. Dikenal dengan sebutan S – R, yaitu dengan stimulus dan respons. Untuk dapat terampil membaca, seseorang pembaca (siswa) haruslah dibiasakan untuk membaca. Tugas guru adalah memberikan tugas kepada siswa untuk membaca sesering mungkin sesuai dengan kemampuan siswa.

(5)

kognitif, membaca tidaklah sekedar memperoleh rangsangan simbol-simbol tertulis melalui mata, tetapi yang lebih penting adalah memproses rangsangan tersebut di dalam otak.

Pendekatan Proses Informasi

Tokoh yang dikenal dalam pendekatan proses informasi adalah Smith. Ia menyatakan bahwa keterampilan membaca merupakan suatu proses informasi. Pendekatan ini berprinsip bahwa membaca adalah aktivitas komunikasi yang memungkinkan informasi di

transformasikan dari penulis kepada pembaca.

Dalam proses membaca terjadi komunikasi yang tidak langsung antara penulis dan pembaca. Pesan penulis disampaikan dalam bentuk tulisan dengan beragam wujud.

Pendekatan Psikomotorik

Pendekatan ini dikembangkan oleh Holmes dan Singer. Penerapan pendekatan ini dalam membaca digunakan untuk mengukur tingkat kenyaringan dan kecepatan baca yang dilakukan pembaca. Kenyaringan dan kecepatan baca diukur secara statistik dengan menggunakan analisis substrata.

Pendekatan Linguistik.

Dikembangkan dalam dua periode.

a. Periode pertama oleh bloomfield, fires, Lefevre.

Mengatakan bersama bahwa pengertian membaca adalah aktivitas bolak-balik rangsangan berupa tulisan yang kembali ke ujaran.

b. Periode ke dua oleh Chomsley, Halle, Goodman dan Ruddell.

Pengamat teori ini mempunyai keyakinan bahwa siswa lahir telah memiliki sejumlah potensi yang memungkinkansiswa mengembangkan pola-pola bahasanya apabila kemungkinan untuk itu telah tiba. Terkait dengan itu tugas guru adalah melack atau mengkoordinasikan potensi yang telah dimiliki siswa agar berkembang dengan baik.

3. Model Membaca

Model membaca yang terlahirkan ternyata banyak. Walaupun banyak, model membaca dapat diklasifikasi menjadi tiga model, yaitu model membaca bawah atas, model membaac atas bahwa, dan model, membaca timbal balik (Harjasujana dan Mulyati 1997 : 28)

Model Membaca Bawah Atas

(6)

kegiatan atau proses membaca adalah struktur bacaan, sedangkanstruktur pengetahuan yang dimiliki (di dalam otak) pembaca mempunyai peransampingan (sekunder). Pembaca bergantung sekali pada bacaan. Dalam bacaan, pembaca melakukan penyandian kembali simbol-simbol tertulis sehingga mata pembaca selalu menatap bacaan. Hasil penyandian kembali dikirim ke otak melalui syaraf visual yang ada di mata untuk dipahami. Karena sistem atau cara kerja berawal dan bergantung pada baaan yang berada di bawah dan baru dikirimkan ke otak yang berada di atas, sistem membaca seperti itu dinamakan model membaca bawah atas.

Apabila dibagankan modelmembaca bawah atas adalah berikut : Bagan 3

Model Membaca Bawah Atas

Tokoh yang menjadi pencetus MMBA adalah Flesch, gagne, Gough, Fries, La burge, dan Samuel.

Bagan 4

Model Membaca Nyaring

Model membaca Bawah Atas  Model membaca yang bertitik tolak dari pandangan bahwa yang mempunyai peran penting (primer) dalam kegiatan membaca Tokoh yang menjadi pencetus MMBA adalah Flesch, gagne, Gough, Fries, La burge, dan Samuel.

Model Membaca Atas Bawah

Jika pada MMBA struktur dalam teks (bacaan) sebagai unsur primer dan pengetahuan sebagai unsur sekunder, MMAB berpandangan yang sebaliknya, yaitu pengetahuan

merupakan unsur primer dan struktur bacaaan merupakan unsur sekunder. Pembaca hanya melihat stimulus yang berupa isyarat simbol grafis seperlunya saja, selebihnya pembaca menggunakan isyarat kompetensi kognitif dankompetensi bahasa yang telah dimilikinya. Karena kompetensi kognitif dankompetensi bahasa berada di otak pembaca dan otak pembaca berada di atas bacaan, model membaca ini disebut model membaca atas bawah. MMAB dapat dibagankan berikut :

Bagan 7

Model Membaca Atas Bawah

(7)

1. Otak pembaca mengendalikan mata untuk melihat (membaca) lambang-lambang penafsiran grafis seperlunya saja sesuai yang dibutuhkan.

2. Rangsangan yang berupa lambang-lambang grafis yang telah dipilih diteruskan oleh syaraf mata ke otak.

3. Pembaca memberi penafsiran (pemahaman) dari bacaan yang dibaca berdasarkan kompetensi kognitif dan kompetensi bahasa yang dimilikinya.

Tokoh yang menjadi perintis MMAB adalah Goodman, Smith, Shuy, dan Nutall.

Model Membaca Timbal Balik

MMTB merupakan cara kerja pembaca yang berlangsung secara simultan membaca tidak lagi merupakan proses yang linier dan berurut-lanjut, melainkan proses timbal balik yang bersifat simultan. Pembaca menggunakan MMBA dan MMAB secara bergantian. Suatu saat MMBA yang berperan dan suatu saat MMAB yang berperan.

Bagan 9

Model Membaca Timbal Balik

Tokoh yang mencanangkan MMTB adalah Teoris Rumelhart pada tahun 1977. Di pandang dari metode pembelajaran, model Rumelhart mempunyai keunggulan. Keunggulan yang pertama adalah model tersebut sudah membaur dengan berbagai strategi pembelajaran yang telah menunjukkan keberhasilannya.

Keunggulan yang kedua adalah model Rumelhart sangat cocok digunakan untuk pembelajaran membaca pada tingkat sekolah menengah, baik menengah pertama (SMP) maupun menengah atas (SMA).

“Tidak ada gading yang tak retak” demikianlah pepatah yang berlaku juga pada model Rumelhart. . Ada dua keretakan (kelemahan) dari model tersebut. Keretakan yang pertama adalah model Rumelhart tidak menyinggung aploikasi dan tidak menyinggung masalah pada pra membaca, yaitu kondisi sebelum seorang pembaca membaca bacaan. Kedua adalah model tersebut tidak menarik karena tidak ada hal yang baru, terutama bagi guru.

BAB III

METODE MEMBACA

(8)

informasi visuola dan nonvisual. Dari berbagai ragvam metode membaca dapat diklasifikasi menjadi tiga, yaitu metode dasar, metode menengah, dan metode lanjutan.

Metode Dasar

Metode dasar merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan pembaca semula. Pembaca pemula adalah pembaca yang baru kali pertama membaca atau belajar

membaca.

Menurut Wiryodijoyo (1989:35) dan Akhadiah (1992:32), metode membaca dasar

(permulaan) ada lima, yaitu metode abjad, bunyi, kupas rangkai suku kata, kata lembaga, global, dan struktur analisis dan sintesis (SAS).

3.1.1. Metode Abjad dan Metode Bunyi

Metode abjad merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan untuk pembaca pemula yang baru belajar membaca atau mengenal huruf dengan prosedur huruf dibaca dalam wujud abjad.

Contoh : Huruf a, b, c, d, dan seterusnya dibaca a, be, ce, de, dan seterusnya. Metode bunyi merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan untuk pembaca pemula yang baru belajar membaca atau mengenal huruf dengan cara huruf dibaca di dalam wujud bunyi.

Contoh : Huruf a, b, c, d, dan seterusnya dibaca a, eb, ec, ed, dan seterusnya.

3.1.2. Metode Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Kata Lembaga.

Metode kupas rangkai suku kata merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan pembaca pemula dengan prosedur mengurai dan merangkai suku kata yang dibaca. Bacaan yang dibaca dalam bentuk suku kata, misalnya : suku kata bo – la, bu – sa, dan bu – ku.

Suku kata-suku kata tersebut dibaca dengan prosedur : 1. Tiap suku kata diurai atau dibaca huruf demi huruf.

2. Huruf demi huruf dirangkai atau dibaca menjadi suku kata. Contohnya adalah :

bo – la b – o – l – a

bo – la bu – sa b – u – s – a

(9)

b – u – k – u bu – ku

Metode kata lembaga adalah metode membaca yang digunakan atau

diperuntukkan pembaca pemula dengan prosedur mengurai dan merangkai kata lembaga yang dibaca.

Bacaan yang dibaca tidak dalam bentuk suku kata, namun dalam bentuk kata. Misalnya kata topi, mata, dan sapu.

Kata-kata tersebut dibaca dengan prosedur :

1. Kata dibaca (diuraikan) menjadi suku kata-suku kata, 2. Suku kata dibaca (diurai) menjadi huruf demi huruf, 3. Huruf demi huruf dibaca (dirangkai) menjadi suku kata, 4. Suku kata-suku kata dibaca (dirangkai) menjadi kata.

Contohnya adalah :

topi to – pi t – o – p – i

to – pi topi mata ma – ta m – a – t – a

ma – ta mata

sapu sa – pu s – a – p – u

sa – pu sapu

(10)

mengurai kata menjadi suku kata – suku kata, mengurai suku kata menjadi huruf-huruf, merangkai huruf-huruf menjadi suku kata merangkai suku kata – suku kata menjadi kata.

3.1.3. Metode Global

Metode global merupakan yang digunakan atau diperuntukkan pembaca pemula dengan prosedur memperkenalkan bacaan secara utuh (biasanya kalimat), membaca bagian demi bagian (unsur) bacaan, dan membaca secara utuh kembali. Prosedur penerapan metode ini adalah berikut ini.

1. Pembaca membaca beberapa kalimat.

2. Salah satu kalimat dipilih untuk dibaca lebih lanjut. 3. Kalimat yang terpilih dibaca (diurai) kata demi kata. 4. Kata-kata tersebut dibaca (diurai) suku kata demi suku kata. 5. Suku kata-suku kata itu dibaca (diurai) huruf demi huruf. 6. Huruf dan huruf dibaca (dirangkai) menjadi suku kata. 7. Suku kata-suku kata dibaca (dirangkai) menjadi suku kata. 8. Kata-kata dibaca (dirangkai) menjadi kalimat.

Penerapan metode ini adalah :

a. Membaca beberapa kalimat, misalnya : Ini bola saya

Ini bola dia Ini bola adik

b. Kalimat yang dipilih dibaca dengan cara diurai dan dirangkai, misalnya kalimat “ini bola saya”

Ini bola saya

Ini bola saya I – ni bo – la sa – ya I – n – i b – o – l – a s – a – y – a I – ni bo – la sa – ya Ini bola saya Ini bola saya

3.1.4. Metode SAS

(11)

3.1.4.1. Merekam Bahasa Siswa

Kalimat yang digunakan sebagai bahan bacaan adalah yang sesuai dengan tingkat baca siswa sehingga bahasa hasil rekaman dipilih terlebih dahulu, tidak semua bahasa hasil rekaman dipakai sebagai bahan bacaan.

3.1.4.2. Menampilkan Gambar Sambil Cerita

Guru menampilkan gambar kepada siswa sambil bercerita. Gambar yang diperlihatkan adalah gambar yang sederhana, mudah dilihat, dan dikenal siswa.

3.1.4.3. Membaca Gambar

Membaca gambar caranya sama dengan menampilkan gambar sambil cerita, yaitu guru memperlihatkan sebuah gambar. Setelah menampilkan gambar, guru mengucapkan sebuah kalimat gambar tersebut. Kalimat berikutnya tidak dari guru, melainkan dari siswa.

3.1.4.4. Membaca Gambar dengan Kartu Kalimat

Kali pertama yang dilakukan guru dalam membaca gambar dengan kartu kalimat adalah memperlihatkan gambar pada siswa.

3.1.4.5. Membaca secara Struktural

Membaca secara struktural (s) adalah membaca bacaan yang berupa kalimat-kalimat secara struktural, yaitu membaca kata demi kata yang menyusun kalimat yang dibacanya.

3.1.4.6. Membaca secara Analisis

Membaca secara analisis merupakan membaca dengan cara menganalisis (mengurai) unsur bacaan yang besar, kalimat yang dibaca menjadi kata-kata, kata-kata menjadi suku kata-suku kata, dan suku kata menjadi huruf-huruf.

3.1.4.7. Membaca secara Sintesis

(12)

Metode Menengah

Metode menengah merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan untuk pembaca yang sudah mahir membaca permulaan. Kemahiran yang didapat dengan metode ini adalah tidak hanya penyandian kembali simbol-simbol grafis tersebut.

Metode Kata

Metode kata merupakan cara membaca kata demi kata pada sebuah bacaan. Penerapan metode ini didasarkan atas pandangan (asumsi) bahwa bacaan merupakan susunan atas kata-kata yang mengandung makna.

Metode Frase

Metode frase merupakan cara membaca unsur bacaan yang berbentuk frase. Pembaca menggerakkan matanya dari frase ke frase dan memahami atas frase-frase yang dibacanya. Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa penulis menyampaikan ide-ide dan perasaannya bukan dalam bentuk kata, melainkan dalam bentuk frase (Hardjasujana dan Mulyati 1997:177).

Metode Kalimat

Metode kalimat merupakan cara membaca dengan menelaah kalimat demi kalimat yang adaal dalam bacaan. Metode ini diterapkan dengan asumsi bahwa penulis

menyampaikan ide-idenya atau gagasannya dalam bentuk kalimat.

Dengan menerapkan metode ini pembaca akan dapat membaca lebih efisien dan efektif. Keefektifan metode ini adalah pembaca akan lebih mudah memahami bacaan karena pembaca dapat menangkap ide demi ide yang dituangkan dalam bentuk kalimat.

Metode Paragraf

Metode paragraf merupakan cara membaca dengan menelaah paragraf demi paragraf.

Metode Lanjutan

(13)

Metode S – D4

Metode S – D4 adalah metode membaca yang dilaksanakan dengan tahap survai dan decide dengan empat alternatif. (Gordon 2004:80)

Pembahasan mengenai metode S – D4 adalah berikut ini.

1. Survai adalah kegiatan pembaca dalam melakukan aktivitas membaca secara sepintas lalu untuk mengidentifikasi struktur dan pokok-pokok pikiran utama bacaan. Survai dilakukan pembaca secara cepat.

2. Decide adalah proses pembaca memutuskan untuk melakukan salah satu empat pilihan berikut ini.

a. Skip. Artinya adalah mengabaikan atau sama sekali tidak membca. b. Membcaca sepintas. Pilihan ini dilakukan apabila pembaca merasa perlu

membaca lagi bacaan yang telah disurvai.

c. Membaca dengan kecepatan wajar. Pilihan ini dipilih apabila pembaca pembaca belum tahu tentang bacaan yang telah disurvai sehingga pembaca merasa perlu membacanya dengan kecepatan yang normal.

d. Mempelajari materi bacaan. Pada pilihan ini, pembaca membaca dengan sungguh-sungguh, teliti, dan hati-hati sehingga kecepatan bacanya relatif pelan.

Metode P2R

Metode P2R merupakan metode membaca yang terdiri atas tahap preview, read, dan review yang biasanya digunakan sebagian besar pembaca cepat dan efisien.(Gordon 2006: 79). Penjelasan ketiga tahap dalam metode ini adalah sebagai berikut.

1. Preview adalah membaca sepintas lalu untuk mengetahui struktur bacaan, pokok-pokok pikiran, relevansi, dan sebagainya. Pada tahap ini, pembaca melakukan pengenalan terhadap bacaan mengenai hal-hal yang pokok pengenalan terhadap bacaan mengenai hal-hal yang pokok yang bersifat Iuran.

2. Read adalah membaca secepat mungkin sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan sesuai tingkat kesulitan bacaan. Tujuan umum membaca adalah mencari informasi yang ada dalam bacaan.

3. Review adalah membaca sepintas lalu untuk memastikan tidak ada yang

terlewatkan dan atau untuk memperkuat igatan terhadap pokok-pokok pikiran yang telah didapat dari tahap read. Pada tahap ini, pembaca membaca bacaan seperlunya saja seperti pada preview. Yang berbeda adalah tujuannya; jika preview untuk mengenal bacaan, sedangkan review untuk memantapkan kembali apa yang telah dipahami dan untuk mengecek apakah bacaan sudah dibaca sesuai tujuan.

(14)

Metode S2QR adalah metode membaca yang digunakan untuk membaca tabel, grafik atau diagram yang tahap-tahapnya terdiri atas survai, seek, question, dan reading.

Pembaca yang sedang studi membaca membaca tabel dengan tahap survai, seek, question, dan reading.

1. Survai merupakan kegiatan membaca sepintas hal-hal yang pokok dalam tabel. 2. Seek adalah kegiatan pembaca mencari informasi pada kolom dan informasi

tambahan yang ada diluar kolom tabel.

3. Question adalah kegiatan pembaca membaut pertanyaan tentang isi tabel atau tujuan membaca tabel.

4. Reading adalah kegiatan membaca tabel secara seksama dan teliti sehingga diperoleh informasi-informasi yang dicari. Pembaca dalam melakukan tahap ini berpedoman pada tahap question.

Metode GPID

Metode GPID diusulkan oleh Merrit. Menurutnya, metode GPID merupakan metode membaca yang terdiri atas empat tahap yaitu, goall, plans, implementation, dan develoment (yap 1978:114-115)

Penjabaran metode tersebut adalah sebagai berikut :

1. Goall adalah apa yang diharapkan, dimaksud atau apa tujuan membaca. Tahap awal metode ini adalah menentukan tujuan membaca.

2. Plans adalah rencana untuk mencapai tujuan. Tujuan yang sudah dirumuskan diusahakan untuk dicapai. Pada tahap ini, pembaca menyusun strategi untuk mencapai tujuan pembaca.

3. Implementasi adalah pelaksanaan membaca. Pada tahap ini pembaca melakukan kegiatan membaca dengan memperhatikantujuan yang ingin dicapai dan rencana yang sudah disusun untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Development adalah proses evaluasi dan proses mengambil simpulan. Yang dievaluasi pada tahap ini adalah apakah tujuan membaca telah ditercapai, apakah rencana telah berjalan sesuai yang direncakan, dan apakah kegiatan secara keseluruhan telah tercapai.

Metode PACER

Metode PACER merupakan metode membaca yang terdiri atas lima tahap, yaitu preview, assess, chosse, expedite, dan review (Goordon 2006:80).

Penjelasan metode ini adalah berikut ini :

(15)

2. Access atau menaksir merupakan kegiatan membaca untuk menentukan tujuan membaca dan materi baca.

3. Choose atau memilih merupakan kegiatan membaca yang berkaitan dengan memilih dan melakukan membaca dengan teknik yang tepat.

4. Expedite atau mempercepat merupakan kegiatan membaca untuk mempercepat kecepatan baca.

5. Review atau meninjau pembaca untuk membaca kembali secara sepintas.

Metode SQ3R

(16)

Metode PQ3R

Metode PQ3R merupakan membca untuk studi yang meliputi tahap prepare (tahap mula), question, reading, recite, dan review (Nurhadi 2005:129).

Metode PQRST

PQRST adalah metode membaca buku untuk keperluan studi yang meliputi lima tahap. Summerize merupakan tahap keempat dari metode PQRST yang berupa kegiatan pembaca untuk membuat ringkasan informasi yang telah diperoleh dari buku yang dibacanya.

Metode SUPER SIX Re

Metode SUPER SIX Re merupakan metode membaca buku untuk keperluann studi yang meliputi enam tahap, yaitu reconnoiter, rad, recite, record, review, dan reflect.

Metode OK5R

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Tingkat Intelegensi Dengan Kemampuan Membaca Teks Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu.. Intelligence

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) keterampilan siswa dalam membaca teks bahasa Jerman sebelum menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe Numbered

dilakukan dengan fungsinya untuk mengetahui kemampuan mahasiswa non bahasa Inggris dalam membaca teks serta memahami teks reading serta untuk memahami vocabulary yang baru,

Sintesa bunyi (synthetic phonics), yaitu suatu metode belajar membaca dengan cara menunjukkan bunyi masing-masing huruf, kemudian menggabung dengan huruf-huruf lain

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode TANDUR dan media kartu kata yaitu (1) Guru memberikan motivasi kepada siswa, menumbuhkan minat membaca teks

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap keterampilan membaca nyaring; media pembelajaran slide

Laely Khusnul 2013:4 mengungkapkan bahwa membaca permulaan merupakan kesanggupan siswa dalam mengenal dan memahami huruf-huruf, mengenai lambanglambang bunyi Bahasa dan rangkaian huruf

Ada beberapa kelompok berdasarkan asesmen ini yaitu :  Kelompok huu kelompok pemula : siswa belum mengenal huruf atau baru mengenal beberapa huruf  Kelompok suku kata : siswa